You are on page 1of 44
TEKNIK PENARIKAN SAMPEL ST 1.1, PENDAHULUAN ‘Tujuan kita mengetahui teknik penarikan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai populasi dengan mengamati hanya sebagian saja dari populasi. Setiap penelitian statistik, yang selalu dituju adalah sekelompok populasi yang ingin diketahui ciri-cirinya, seperti rata-rata hitung (11), standard deviasi (0), proporsi (P), dan sebagainya. Namun karena keterbatasan dana, waktu, teknologi, dsb, maka hanya sampel yang diperiksa, seperti rata-rata hitung penduga (x), standard deviasi penduga (s), proporsi penduga (p), dsb. Penarikan sampel adalah suatu cara pengumpulan data kalau hanya sebagian dari elemen populasi (=sampel) yang diselidiki. ‘Tujuan utama dari setiap rancangan sampling adalah memberikan pedoman untuk memilih sampel yang mewakili populasi dengan biaya minimum. Jika populasi yang mendasarinya memiliki ciri-ciri yang seragam, hampir setiap sampel akan memberikan hasil yang dapat diterima, Satu-satunya cara untuk menjamin bahwa himpunan data eksperimen kita sungguh- sungguh mewakili populasi adalah dengan melakukan sensus, yaitu mencatat setiap unsur 1 yang terdapat dalam populasi. Namun, dari segi ekonomis dan kepraktisannya, hampir setiap penelitian melakukan penarikan sampel untuk menduga keadaan populasi yang sebenamya. Nah, bagaimana dan pada kondisi yang bagaimanakah sampel dapat dipakai guna menarik kesimpulan mengenai ciri-ciri populasinya secara cukup meyakinkan? Penarikan kesimpulan dari sampel secara cukup meyakinkan, membutubkan prosedur pemilihan (penarikan) sampel secara random serta metode inferens yang baik dan tepat. Prosedur pemilihan (penarikan) sampel secara random, merupakan metode guna memilih sampel dari populasi dimana setiap unsur di dalam populasi selalu memiliki kesempatan (peluang) yang sama untuk terpi Dengan menggunakan penarikan sampel sacara random (acak), kita dapat mengetahui peluang dari berbagai pengamatan yang termasuk di dalam sampel. Karena itu kita dapat membuat pemyataan probabilitas tentang populasi yang mendasarinya. Jika sampel dipilih dengan cara detemministik (tidak acak), probabilitas bahwa kita akan mengamati berbagai pengukuran sampel tidak diketahui dan kita hanya dapat membuat pemyataan deskriptip tentang sampel itv 1.2. KONSEP DASAR TEKNIK PENARIKAN SAMPEL Dua konsep dasar teori penarikan sampel untuk mempelajari populasi (semesta) adalah kerangka (frame) dan unit sampling. Populasi didefinisikan sebagai kumpulan unit dasar. Bila berhadapan dengan masalah penarikan sampel, pertama-tama harus ditetapkan unit dasar, populasi, karakteristik yang diukur, dan peubah, Pada statistika, n unit dasar dipilih dari populasi N unit dasar dan unit dasar adalah unit yang terpilih sebagai sampel. Pada teknik penarikan sampel, suatu unit khusus dinamakan unit sampling. Misalkan ingin diketahui sewa rataan suatu kamar pada kota K. Misalnya X = Rp 200.000 merupakan total sewa yang dibayarkan dan Y = 20 jumlah kamar sewa yang ada. Biasanya X dan Y tidak diketahui, karena X dan Y merupakan karakteristik populasi. Di sini sebagai unit dasar adalah kamar dan populasi adalah kumpulan kamar sewa di kota K. Sebagai unit sampling adalah kamar sewa, jadi bisa terdiri dari satu atau beberapa unit dasar. Kerangka terdiri atas unit sampling dan mewakili populasi dan merupakan alat untuk mempelajari populasi. Dalam pembahasan selanjutnya, yang dimaksud dengan : — parameter populasi adalah nilai-nilai yang diperoleh terhadap kerangka bukan semesta. Selanjutnya, yang dimaksud dengan sampel adalah sampel dari kerangka. — Parameter populasi @ adalah nilai parameter yang diperoleh dari kerangka. Parameter sebenamya 0, adalah nilai parameter yang diperoleh dari semesta. Nilai 0 dapat berbeda dengan 6,, Be Galat sampling (GS) 6 didefinisikan sebagai : cs=6-6 dengan 6 sebagai penaksir/penduga 0. Presisi taksiran sampel 6 didefinisikan sebagai : 6-6 dengan 6 adalah penaksir/penduga @ dan memenuhi : P(16-01 untuk populasi tak hingga. 1.3. SAMPEL ACAK SEDERHANA Penarikan sampel yang paling mendasar, adalah sampel acak sederhana. Sampel Acak Sederhana adalah pengambilan sejumlah n sampel dati populasi hingga N, dimana setiap kemungkinan sampel yang berukuran n mempunyai probabilitas yang sama untuk diseleksi. Jika populasi tidak terlalu besar, masing-masing dari N pengukuran dapat ditulis pada selembar kertas atau pada kepingan poker dan kemudian ditempatkan dalam sebuah cawan. Sampel acak dengan 1 ukuran kemudian dapat ditarik dari cawan tersebut. Cara terbaik untuk memastikan bahwa kita menerapkan penarikan sampel acak adalah dengan menggunakan tabel bilangan acak. Tabel bilangan acak dibuat sedemikian rupa sehingga integer dari 0 sampai 9 muncul secara acak dan dengan frekuensi yang sama. Contoh 1.1.: Dari suatu analisis tentang posisi kas dari sebuah toserba, sebuah kantor akuntan publik memutuskan untuk memilih sampel acak sederhana berukuran n = 15 piutang pembeli eceran bulanan dari antara N = 1000 pembeli eceran bulanan yang ada di toserba untuk menghitung 3 total semua piutang. Gunakan tabel bilangan acak untuk menentukan mana yang akan dimasukkan ke dalam sampel yang berukuran n = 15. Penyelesaian : Bayangkan bahwa N = 1000 kita beri nomor 001, 002, . . . , 999, 000. Di sini didapat 1000 bilangan yang terdiri dari tiga digit, dengan 001 mewakili piutang pertama, 999 piutang yang ke 999, dan 000 yang ke 1000. Langkah pertama kita tentukan sebuah titik awal pada tabel bilangan acak. Misalkan titik awal adalah angka pertama dalam kolom kelima. Jika dibuang dua digit terakhir dari setiap angka yang terdiri dari lima digit. maka angka pertama berdigit tiga yang terbentuk adalah 816, yang kedua 309, dan ketiga adalah 763, dan seterusnya. Jika suatu bilangan acak muncul dua kali, kemunculannya yang kedua dihapus dan dipilih bilangan Jain sebagai pengganti. Dengan mengambil sampel acak yang terdiri dari 15 bilangan pertama yang terdiri dari tiga digit yang tidak berulang mulai dari kolom 5, diperoleh bilangan-bilangan : 816 277 709 309 988 496 763 188 889 078 174 482 061 530 teed Jika piutang sudah diberi nomor, tinggal dipilih piuteng dengan nomor yang bersesuaian. Jika tidak diberi nomor, dapat mengacu pada daftar perkiraan piutang dan memilih yang ke- 61, 78, 174, dan seterusnya sehingga diperoleh jumlah sampel n = 15. Setelah mengumpulkan hasil-hasil pengamatan terhadap sampel, tujuan sclanjutnya adalah menghitung beberapa parameter populasi tertentu. Paling sering kita tertarik untuk mengetahui rerata populasi (11), total populasi (2), ataupun proporsi populasi (P), Rumus perhitungan untuk mengestimasi rerata populasi 1, total populasi t, dan proporsi populasi P, untuk sampling acak sederhana ditunjukkan dalam kotak. Namun, perlu diingat bahwa penduga seperti (l,’, dan p tidak memberikan kebaikan pendugaan (estimasi). Oleh karena itu, rumusan varians diberikan agar kita dapat menempatkan batas-batas kesalahan alas pendugaan pl, 7, dan P. Pendugaan Rerata Populasi untuk Sampel Acak Sederhana Rerata Varians Sampling tanpa pengembalian : 6 = oe 3 n n Sampling dengan pengembalian : 02 = Batas kesalahan penduga X + 2 9; lan dinamakan koreksi populasi hingga (fpc) untuk variansi. N N-1 Faktor koreksi digunakan jika sampel ditarik dari sebuah populasi yang kecil (n/N > 5 %). fetapi bila N jauh lebih besar, atau n/N mendekati nol, maka fpc mendekati satu. Bila n/N S$ 5%, maka fpe dapat diabaikan. Karena o% tergantung dari S? atau 6? yang mana tidak kita ketahui, maka masalah menentukan taksiran 6} menjadi menentukan taksiran ‘S? atau 0°. Untuk itu digunakan variansi sampel (s°) untuk penaksir tak bias untuk $*. Maka penaksir variansi mean populasi o3 dapat diambil dani tanpa pengembalian — dengan pengembalian a — (x? n(n- 1) dimana : Contoh 1.2. : Lihat audit piutang pada Tabel 2.1. Misalkan sampel acak sederhana n = 15 akan memberikan 15 saldo piutang yang tercantum dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1. Saldo piutang 15 sampel dalam Rp 10.000. 14,50 23,40 42,00 30,20 15,50 13,30 17,80 27,50 23,70 10,00 6,90 18,40 8,50 19,50 12,10 Dugalah rerata 1 untuk semua N = 1000 piutang dari sebuah toserba, dan tentukan batas- batas kesalahan penduga. — Penduga rerata saldo piutang jt adalah : x, i=l * _ 283,30 n 1S = 18,89 Tabel 1.2. Perhitungan untuk data Tabel 1.1. x, x 14,50 210,25 30,20 912,04 17,80 316.84 10,00 100,00 8,50 72.25 23.40 547,56 15,50 240,25 27,50 756.25 6,90 47.61 19.50 380,25 42,00 1,764.00 13,30 176.89 23.70 561,69 18.40 338.56 12,10 146.41 Ix=283,30 Ix? =6.570,85 Untuk mencari batas kesalahan penduga jt, pertama-tama harus menghitung vanrians dan galat baku. > ny (Xx, a 15 (6.57085) ~ (283,30)? a 15 (15-1) = = 87,16 Untuk menghitung varians, umumnya digunakan rumus dengan tanpa pengembalian, jadi menggunakan faktor koreksi. N-n 87,16 1000-15 s2 =— = —— —___ = 5,72 N ie 1000 — maka nilai batas kesalahan dari rerata saldo piutang adalah : Rt25, atau 18,89 +2 V5.72 atau 18,89 + 4,78 Selang Kepercayaan dan Ukuran Sampel (J-«t) 100% selang kepercayaan untuk mean populasi adalah : RZ 8 n+n+...+non | n, n, n, Dari informasi yang diperoleh dari unsur sampel, dapat dihitung rerata dugaan X, dan varians s, dari pengsimatan di dalam setiap strata seperti di bawah ini : Rumus Pendugaan Mean) dan Varians dari Setiap Strata : bn, ——> rata-rata sampel dim strata i - Beak? 7 ___ ___ varians sampel dalam strata ke-i -1 Varians s:, adalah suatu nilai duga dari varians strata yang benar Penduga Rerata Populasi untuk Sampel Acak Rerlapis < 1 - Rerata : X= INK, Ne ree Varians ) tanpa pengembalian dengan pengembalian Batas kesalahan pedugaan : X, +2 6;,, Contoh 1.8. : Pimpinan suatu perusahaan memutuskan nk melakukan suatu survai tentang kebiasaan menabung karyawan-karyawannya untuk menilai kees!-tifan kampanye menabung. Diinginkan untuk menghitung rata-rata jumlah yang diinvestasikan dalam tabungan oleh Karyawa karyawan dari pendapatan mereka bulan lalu. Usulkan rancangan survai untuk masalah ini. Penyelesaian Karyawan perusahaan dapat dikategorikan sebagai pekerja kerikal dan laboratorium, mandor dan manajer menengah, dan eksekutif yang tingkatannya lebih tinggi. Sampel acak berstrata dengan L = 3 strata nampaknya dapat menjadi rancangan sampel survei yang tepat. Di dalam setiap strata (lapisan) kebiasaan berbelanja dan menginvestasi cukup homogen. Sampling acak sederhana harus digunakan untuk memilih sampel karyawan-karyawan dari setiap strata untuk menanyakan tentang investasi tabungan mereka dari pendapatan mereka bulan lalu. Misalkan perusahaan tersebut mempekerjakan 5000 orang, diantaranya 3500 pekerja kerikal atau laboratorium, 1000 adalah mandor atau manajer menengah, dan 500 adalah eksekutif. Kemudian diambil sampel sebanyak 50 karyawan, Dengan menggunakan alokasi yang proporsional, dapat disekat ukuran n = 50 sebagai berikut N, 3500 n, =n—+ = 50( —) = 35 on 5000 1000 n, = 50( ) = 10 dann, = 5 ° 5000 Kemudian kita pilih sampel secara acak dengan menggunakan Tabel bilangan acak, sesuai dengan proporsi masing-masing strata, Berdasarkan observasi di dalam setiap strata, diperoleh X, dan s',. 15 Tabel 1.3. Perhitungan Contoh 1.8. Strata 1 Strata 2 Strata 3 n, = 35 = 10 X, = $ 10.16 s = 1681 N, = 3500 Maka rata-rata investasi adalah : 1 ects 000 (71,960) = $ 14,3! 1 —— [(3500)(10.16) 1000)(25,50) 500)(21,80) 7) [(3500)(10,16) + (1000)(25.50) + (500)(21.80)] Varians yang diduga (dilakukan tanpa pengembalian) adalah : i : = 2[ Be (Sy 35 1, (500)? (0.99) (125.44) = 0,5688 5 Maka batas kesalahan penduga adalah : = $ 14,39 + 2 Y0.5688 Kt2s,, atau atau $ 14,39 + $ 1,50 ) 1 (3500) (0,99) (16.81) (1000)? (0,99)(22,09) oo a Pendugaan Total Populasi Penduga : t,=N%, Varians dimana —:_nilai s?, tergantung dengan cara pengembalian atau tanpa pengembalian. Batas kesalahan penduga : 4,42 67 atau ¢,+2 sf Contoh 1.9. : Lihat contoh 1.8. Dugalah total pendapatan bulan lalu yang diinvestasikan ke dalam tabungan oleh para karyawan. Tentukan batas kesalahan pendugaan (dilakukan tanpa pengembalian). Penyelesaian : Dari perhitungan kita sebelumnya %,.= $ 14,39 dan s,’, = 0,568, maka : Total tabungan: t = Nx, = (5.000) ($ 14,39) = $ 71.950,. Untuk mencari batas kesalahan penduga 7, pertama-tama kita hitung varians yang diduga : = (5000) (0,5688) = 14.220.000 Nilai duga dari total tabungan, dengan batas kesalahan penduga : 442% atau $ 71.950 + 2 ¥14.220.000 atau $ 71.950 + 2 (3.771) atau $ 71.950 + $ 7.542 Oleh karena itu, dalam selang + 95 % kita merasa pasti bahwa total investasi ke dalam tabungan oleh para karyawan berada dalam selang dari $ 64.410 hingga $ 79.490. 17 Pendugaan Proporsi Populasi Sampel Acak Berstrata Penduga Varians tanpa pengembalian Jengan pengembalian : 5°, = “satas kesalahan penduga : p, +2 s,*, Contoh 1.10. : Dari contoh 1.8, dari 50 karyawan yang diwawancarai dalam studi investasi tabungan, jumlahi yang menunjukkan bahwa mereka sebenamya berpartisipasi dicantumkan dalam Tabel 4.4. Dug Tabel 1.4. Data untuk contoh 1.10 ah proporsi semua karyawan yang berpartisipasi dalam program tabungan, dan tentukan batas kesalahan pendug: Strata Ukuran sampel Jumlah yang berpartisipasi P, I 21 0.60 2 7 0,70 3 4 0.80 Penyelesaian : Nilai dugaan yang diinginkan diperoleh dari P,, dengan Poa i 5000 (3.500)(0,60)+(1.000)(0,70)+(500)(0,80) = 0.64 ae s dapat dicari dengan Batas kesalahan penduga dapat dicari dengan pertama-tama mencari varians terlebih 3.500 - 35 (0,60)(0.4) 1 s2, = ——— [ 3.500 (————— ) (—, —— 1,000 0 = Gopay E9507 (Gay) Gq) * 1.000 - 10 (0.70)(0.30) 500 - 5 (0,8)(0,2) ———__—_ ——_. 5008 ( ———_ —_—— 1,000 9 ae ( 500 d¢ 4 Zz = 0,004744 Maka nilai dugaan proporsi karyawan yang berpartisipasi dalam program tabungan, dengan batas kesalahan penduga sebesar : p,t2s,, atau 0.64 + 2V0.004744 st atau 0,64 + 2 (0,069) atau 0,64 + 0,14 LATIHAN SOAL Dalam kondisi bagaimana kita dapat melakukan suatu penarikan sampel dengan sampel acak berstrata? Bagaimana prosedur pemilihan sampel dengan sampel acak berstrata? Apakah yang dimaksud dengan prosedur pemilihan sampel acak berstrata dengan alokasi yang proporsional ? Jika dari 2500 siswa SLTA diantaranya terdapat 750 siswa kelas 1, 1250 siswa kelas Il, dan 500 siswa kelas III, berapkah sampel yang dapat diambil dari masing-masing kelas bila diinginkan jumlah seluruh sampel adalah 50? Tentukan batas kesalahan pendugaan ! Diketahui populasi (L = 2) dengan x, diberikan oleh : Strata I: a 4; 6; 8 10 Strata I: 9; 12; 13; 21; 25; 31 diambil secara acak sejumlah 5 sampel dari kedua strata. Maka, tentukan : N,: N,: %,: Rt! Ingin ditaksir luas lantai pusat perbelanjaan di kota A. dan dengan sampel acak berstrata, diperoleh data berikut : Stratum N, n, xy Kecit 110 20 4.000 Sedang 60 15 10.500 Besar 30 10 60.000 Tentukan taksiran : (dy) ks XS _ : X, dengan batas kesalahan penduganya ! @ 4 : 4, dengan batas kesalahan penduganya ! Seorang auditor untuk Kantor Akuntansi Pemerintah dibebani tanggung jawab menghitung kelebihan biaya dalam pelaksanaan kontrak pertahanan pemerintah, Untuk mudahnya, auditor tersebut membuat tahapan-tahapan dalam studinya menurut cabang pelayanan militer yang spesifik yang masing-masing tercantum dalam sebuah kontrak. Dalam suatu analisis terhadap 270 kontrak pertahanan yang dibuat dalam tahun 1980, auditor memilih 45 secara acak dan menemukan hasilnya seperti yang diperlihatkan dalam tabel berikut : Angkatan Darat Angkatan Darat Angkatan Laut N 120 90 60 n 20 15 10 x $71,468 $68.709 $89.918 8, $16.095 $18.452 21.065 a. Dugalah rata-rata kelebil.an biaya pelaksanaan semua 60 kontrak pertahanan yang diatur oleh Angkatan Laut dalam tahun 1980 ! b. Dugalah rata-rata kelebihan biaya pelaksanaan untuk semua 270 kontrak pertahanan dalam tahun 1980, dan tentukan batas kesalahan pendugaan ! c. Dugalah total kelebihan biaya pelaksanaan untuk semua 270 kontrak pertahanan dalam tahun 1980, dan tentukan batas kesalahan pendugaan ! Biaya penyusutan memberikan kepada perusahaan kesempatan untuk menciptakan cadangan ang untuk mengganti peralatan yang lama dan barang-barang modal lainnya. Pengauditan dilakukan terhadap tiga cabang dari sebuah pabrik untuk menghitung proporsi barang-barang peralatan modal yang sudah digunakan selama sepuluh tahun atau lebih. Dari catatan yang tersedia auditor menggunakan alokasi yang proporsional untuk memilih sampel acak berstrata n = 60 barang-barang peralatan modal dari antara N = 7.200 barang-barang yang terdaftar pada daftar persediaan. Diperoleh hasil sebagai berikut : Cabang pabrik 1 2 3 Jumlah Barang-barang Peralatan Modal. N, 3.600 | 2.400 | 1.200 Ukuran Sampel, n, 30 20 10 Jumlah yang digunakan selama 10 tahun atau lebih, x,| 7 4 3 Dugalah proporsi p dari barang-barang perlatan modal pada tiga cabang yang sudah digunakan selama sepulub tahun atau lebih, dan tentukan batas kesalahan pendugaan ! Toko-toko berangkai dan sebagian besar usaha perbankan memproses semua pelanggan kredit melalui kantor pusat atau wilayah, bukan terpisah-pisah melalui setiap cabang. Teknik ini memungkinkan pengendalian terpusat yang lebih efisien terhadap kegiatan manajemen cabang. Manager kredit dari grosir kembang gula dengan 4 cabang merasa khawatir dengan meningkatnya pelanggan yang macet yang jumlahnya cukup besar sekarang ini, Untuk mengurangi biaya sampling, manager itu menggunakan sampel acak 21 berstrata dengan setiap toko sebagai satu strata yang terpisah. Dari catatan yang tersedia di kantomya, manager kredit memutuskan untuk menggunakan alokasi yang proporsional untuk memilih sampel acak berstrata n = 50 pelanggan dari semua N = 200 piutang. Pada waktu mengerjakannya, ia mencatat hasilnya dalam tabel berikut ° Toko Jumlah Piutang Ukuran Sampel Jumlah Pelanggan yang Macet a. Dugalah proporsi p dari pelanggan yang macet untuk toko (grosir) tersebut, dan tentukan batas kesalahan pendugaan ! b. Ada alasan untuk mempercayai bahwa manager toko yang ke-3 terlalu lunak dalam mengabulkan permohonan kredit pelanggannya. Hitunglah proporsi p, dari pelanggan yang macet untuk toko yang ke-3, dan tentukan batas kesalahan pendugaannya ! 1.5. SAMPEL ACAK BERKELOMPOK (Cluster Random Sampling) Tipe ketiga penarikan sampel adalah penarikan sampel acak berkelompok. Sering lebih mudah menarik sampel berkelompok daripada individu sampel itu sendiri-sendiri Sampel Acak Berkelompok adalah pengambilan sampel dari populasi yang terdiri M kelompok dan dilakukan pemilihan secarak acak m kelompok dan tiap kelompok yang terpilih, diambil secara acak sebesar n sampel. Sampel Acak Berkelompok biasanya akan memberikan sejumlah informasi tertentu dengan biaya minimum, jika : a. Sebuah kerangka yang mencantumkan daftar unsur-unsur populasi tidak ada atau akan sangat mahal untuk mendapatkannya b. Populasinya besar dan tersebar pada suatu daerah yang luas. Sebagai ilustrasi, perhatikan seorang ekonom yang ingin menghitung rata-rata pengeluaran mingguan untuk keperluan makanan per rumah tangga di sebuah kota, Baik dengan menggunakan sampel sederhana maupun sampel berstrata, ekonom tersebut harus mempunyai daftar anggota-anggota sampel (rumah tangga) yang dapat dipili. Namun, semua daftar tentang semua rumah tangga di kota dapat menjadi sangat mahal atau bahkan tidak mungkin untuk mendapatkannya. Bahkan jika daftar tersebut tersedia, biaya survai tetap akan menjadi mahal karena dengan sampel sederhana atau sampel berstrata, rumah tangga yang dipilih dalam sampel mungkin akan terpencar-pencar di suatu daerah yang luas, Akibatnya, biaya penyelenggaraan survai antar rumah tangga yang terpencar-pencar akan mahal karena waktu perjalanan pewawancara dan pengeluaran-pengeluaran lain yang berkaitan dengannya. Ketimbang memilih sampel rumah tangga yang terpencar-pencar di seluruh kota, ekonom itu dapat menggunakan sampel berkelompok dan membagai kota menjadi kelompok masyarakat, dapat berupa daerah pemungutan suara. Ini mudah dicapai karena daftar daerah sudah tersedia, Setiap rumah tangga di dalam setiap daerah yang terpilih lalu disurvai. Dengan begitu total biaya survai dapat dihemat. Langkah pertama dalam memilih sampel acak berkelompok adalah membagi populasi dalam beberapa gerombol/kelompok. Kita dapat mengurangi kesalahan sampling dengan memilih berbagai macam kelompok kecil dan bukan dengan sedikit kelompok besar. Semakin kecil ukuran kelompok, semakin kecil kemungkinannya bahwa kita akan menyatakan kelas- kelas dari anggota-anggota tertentu dari sampel. Oleh karena itu, lebih banyak lagi informasi tentang populasi dapat diperoleh dengan memilih jumlah yang lebih besar dari kelompok- kelompok yang berukuran lebih kecil. Setclah kelompok-kelompok ditetapkan, sebuah daftar yang berisi semua gerombol harus disiapkan. Sampling acak sederhana dapat digunakan untuk memilih sampel acak berukuran m kelompok dari M kelompok dalam populasi. 23, Secara diagram, sampel acak berkelompok dapat digambarkan sebagai berikut 1 eee cite cee cesses M 1 m Ni IN: Nit Net... + Nn =N T m na Dew Ty + Met. . + Ne = 1 Tiap kelompok dari M kelompok dinamakan unit sampling primer (USP). Dan tiap unit dasar dinamakan unit sampling sekunder (USS). Kelompok yang terdiri atas n,, .n,, unit dinamakan kelompok terakhir (ultimate clusters). Jadi dapat disimpulkan bahwa tahapan sampling berkelompok terdiri atas dua tahap. Pertama, pemilihan secara acak m unit sampling primer dari M unit sampling primer. Kedua, pemilihan secara acak n, (i= 1, 2, ... m) unit sampling sekunder dari unit sampling primer yang ke-i terpilih. Misalkan ingin ditaksir total populasi X dari sampel yang diambil dengan sampling gerombol. Dari prosedur pengambilan sampel, penaksir total X terdiri atas dua tahap. Pertama, menaksir total dari m kelompok/gerombol. Kedua, menaksir total untuk M kelompok. Contoh LU. : Misalkan populasi dikelompokkan atas M = 10 kelompok penghasilan orang wa. Ingin ditaksir total buku yang dimiliki siswa SMTA. Andaikan dipilih m = 2 kelompok penghasilan orang tua dengan N, = N, = 40 siswa dan diadakan sampling acak berukuran n, = n, = 10 siswa. Misalkan diperoleh x 7. Berapa taksiran total untuk M = 10 kelompok? Penyelesaian : — Taksiran total untuk N, = 40 adalah : 40 x 5 = 200 — Taksiran total untuk N, = 40 adalah : 40 x 7 = 280 200 + 280 — Rerata dari dua kelas = ———— = 240 2 — Maka taksiran total untuk M=10 kelompok adalah : = 240 x 10 = 2400. 24 Misalkan populasi terdiri atas M kelompok masing-masing berisi N,.. Ny... . N,, unit sampling. Dipilih m kelompok dan diambil sub sampel n,, n,, ... .n,, Banyaknya sampel kelompok yang mungkin diberikan adalah : On anlan dengan anggapan N, Contoh 1.12. : Misalkan populasi terdiri atas anak-anak dan dikelompokkan menurut kelompok umur atas M = 3 (namakan A, B, dan C), Andaikan X, menyatakan banyaknya buku yang dipunyai anak ke-j pada kelompok ke-i. Pilih secara acak m = 2 kelompok. kemudian pilih secara acak n, =n, = 2 anak (n= n, +n, = 4), Tentukan taksiran total buku dari N = 9 anak. Penyelesaian : Tabel 1.5. Daftar nilai x,. total kelompok x, dan rataan kelompok x, pada populasi Kelompok x, x, A 9 B 15 5 Cc 21 : X=45 (® Banyaknya sampel yang mungkin (tanpa pengembalian) : = Banyaknya kombinasi usp (™) = (3 )=3121 Ga = yang mungkin dari m = 2 usp — Banyaknya sampel n, 3 3 (74) = (, )=3.329 — Total banyaknya sampel yang mungkin : CNG Ce 25 Tabel 1.6. Daftar semua sampel yang mungkin A BX A c x B c x 133527 13° 5736 Bo a 7 5 | 37 31s 59 405 5:9 495 5:7 36 79 45 79 54 i 35) 315 1557405 37 517-495 37 36 59 45 5:9 54 5:7 405 79 495 79 58,5 35 3536 13 53745 35 Si? 54 3:7 405 59 495 5:9 585 5745 Ey 79 63 |e 324 405 486 Pendugaan Total Populasi untuk sampel Acak Berkelompok Populi 9: 4,= Varians : 1 68 = 88 = 2 dimana (1) adalah varians total dengan tanpa pengembalian dan (2) varians dengan pengembalian. Terdapat dua sumber variasi, (a) variasi terhadap sampling usp dan dinamakan variasi antar usp, dan (b) variasi intra usp Batas kesalahan : t, + 2G atau 2,42, 26 dimana : : a-—1f ae-m (= - Fl m-1 i=l m (ii) Dengan cara lain bisa dihitung taksiran total populasi X berdasarkan sampel (1;3:3:5) dari Tabel 1.6, yaitu : Man he MP, m il on, jel a E! N a Nr f-—[— +— Ving 2 ( mh A” nm 2! 3.3 3 t= [5 Gn tx) + 5 (21 + Xa) | 3 (3 a45+ een) Ota pg ae 3 t= + 12)=27 ‘Adapun taksiran varians populasi dari contoh Tabel 1.6 di atas (tanpa pengembalian) adalah : M-m ss M N-a 8 Varians : sf = M——— Py, — m m n Namun, terlebih dahulu harus dapat kita ketahui nilai s*, dan s’. Kelompok —_x, x, x, X, N/a, q %, A 10 4 2 32 6 36 B 34 8 4 32 2 144 TOTAL 18 180 27 1 -1 [Ei x,-@,%)] Fl a, : [ee -@, %)] oy lo-2@ }= [1-8] =2 2 1 aR = “a [ys 49] 1 85 ya [34-206 |= [34-32] =2 18 3 Maka : #=3B-Y— on (6) (1) =27+9=34 standart error: sf = V34 = 5,8309 Batas kesalahan : t,+2 &4 atau ti t2 sea 27 2 (68309) = 27 + 11,6618 Penduga Rerata Populasi untuk sampel Acak Berkelompok 1 M N, Rerata Dea Ba ke Varians dimana (1) adalah varians rerata dengan tanpa pengembalian dan (2) varians dengan pengembalian. Batas kesalahan > | X¥t2Siq atau Ut2 Ha 28 Contoh 1.12. : Sesuai dengan contoh 1.11. Carilah nilai penduga rata-rata untuk sampel acak berkelompok dan tentukan batas kesalahan pendugaannya. Penyelesaian : Ingat bahwa diketahui - N=9danM=3 - N,=N,=2 2 0° 9 m Fl 29 Untuk menentukan batas kesalahan pendugaan, terlebih dahulu kita cari nilai varians (tanpa pengembalian) dengan rumus : Lo M-m [Mm ° Varians : Mem m SP em 2 ty] m-1 ist m. 7 18 =—— [ 180-2(— } ]=18 plw-2( FI 7-0, x, %) J ny, = [ z, i 1 i=, [e-2@]=[ 10-8] = b: . [3x37 (mx) ] m-1 jel 1 sry [M20 1= 034-32] Maka, 1 1 Varians : s24 = —— [ 32 ——- —- +—— ©) (1) ] co 3 2 2 1 Varians : 52,= —— 34 = —— = 042 81 81 Batas kesalahan I x, t26,, atau X, +725, a bel 3+2 (0,42) atau 3+ 084 Seringkali seorang pelaksana eksperimen ingin menggunakan sampel acak bergerombol untuk menduga proporsi populasi p. Misalnya dalam survai sebelum pra pemilihan, barangkali diinginkan untuk menduga proporsi penduduk suatu masyarakat yang menyukai ukuran kotak 30 pemungutan suara tertentu: atau barar-gka"' dimaksudkan untuk menduga mobil-mobil di kota yang tidak lolos dari standar pengotoran yang terakhir, proporsi anggota serikat buruh di seluruh propinsi yang menyukai penyesuaian gaji melalui negosiasi. Untuk menghitung p pada wakts menggunakan sampel acak bergerombol, pertama-tama kita cari a, yaitu banyaknya anggota dalam gerombol ke-i yang memiliki ciri-ciri yang diminati, untuk setiap gerombol i=1,2,.....m. Kemudian nilai dugaan proporsi anggota dalam populasi yang memiliki ciri- ciri dapat diperolch melalui rumus yang ada dalam kotak. Pendugaan Proporsi Populasi untuk Sampel Acak Bergerombol Penduga : Pa g a” Varians penduga : ' @ >, (a, ~ py?’ J m-1 ] dimana : 1 i an, m fl pel Batas kesalahan pendugaan : p+2 6%, atau p+2s' 31 er] LATIHAN SOAL Dalam keadaan apa kita dapat menggunakan sampel acak berkelompok ? Apakah kelebihan dan kekurangannya ? Diketahui populasi kelompok A, A 135 B X66 c 7:9: 14 Dipilih m = 2 kelompok Hitunglah varians ¢ ! Diketahui populasi kelompok x, A 1, 3.5 B 3: 6: 6 dipilih m = 1 kelompok secara acak dan subsampel n, = 2 secara acak (1) Tuliskan semua sampel kelompok yang mungkin ! (2) Ambillah sampel yang pertama dan hitunglah varians total populasi ! Seorang pemeriksa mutu pada rantai produksi perangkat keras ingin menghitung proporsi bola lampu yang cacat yang dikirimkan ke gudang oleh pabrik. Bola lampu dikirimkan dalam karton yang berisi 12 kotak, dengan setiap Kotak berisi 6 bola lampu. Buat rancangan percobaan sampel acak bergerombol untuk pemeriksa tersebut. Manakah yang. harus digunakan, karton-karton bola lampu atau kotak-kotak bola lampu sebagai gerombol ? Jelaskan ! Lihat latihan soal no4, Misalkan pemeriksa tersebut memutuskan untuk menggunakan kotak bola lampu sebagai gerombol dan secara acak memilih m = 20 kotak dari antara 100 karton yang diterima dalam pengiriman, Banyaknya bola lampu yang cacat yang ditemukan dalam setiap kotak bola lampu adalah sebagai berikut : 0, 2. 0, 3. 1. 1.0, 1, aif OraqoNly Oras. gl Dugalah proporsi p bola Jampu yang cacat dalam pengiriman, dan tentukan batas kesalahan pendugaan ! 1.6. SAMPEL ACAK SISTEMATIK Rancangan yang menghindari persyaratan pengumpulan data yang tidak prakus dari sampel acak sederhana adalah sampel acak sistematik, Sampel Acak Sistematik adalah suatu cara pemilihan sampel secara acak satu anggota (unsur) dari k anggota pertama dalam kerangka dan kemudian memilih setiap anggota yang ke-k selanjutnya. Karena lebih mudah dan lebih sedikit memakan waktu untuk melaksanakannya ketimbang sampel acak sederhana, sampel acak sistematik dapat menghasilkan lebih banyak informasi per rupiah sampel. Terutama bermanfaat dalam audit, bila informasi yang relevan dicatat dalam bentuk yang berurutan, misalnya, menyimpan dalam komputer atau pada kartu arsip. Dengan memilih pelanggan kredit, catatan pemeliharaan peralatan, atau data tenaga penjualan dari catatan perusahaan yang disimpan dalam komputer dapat dilaksanakan dengan mudah, murah, dan efisien dengan menggunakan sampel acak sistematik. ‘Ada beberapa keadaan tertentu dimana sampel acak sistematik tidak seharusnya digunakan, yaitu jika terdapat periodisitas tersembunyi yang muncul pada jangka waktu tertentu dalam. populasi, dan juga bila ukuran sampel tidak diketahui. Adapun cara pemilihan sampel dengan sampling sistematik, terdapat dua metode, metode A dan metode B (1) Metode A Misalkan populast berukuran N = 12 Xe Xp Kye Kye Xpe Kye Xpe Xe Kee Xage Xie Xie Dengan metode A, dilakukan pemilihan satu unit sampling dari tiga unit sampling pertama (misalkan terpilih X,) selanjutnya dipilih tiap unit kedua kelompok sampling berikutnya. Jadi : Popullasi : Xj. Xj. X, 1 Xy Xy Xp X pe Xp Xyl Xjoy Nyy MLZ Sampel X, x, x, oa Dengan metode A populasi dikclompokkan dalam 4 kelompok N = nk, jadi jumlah populasi merupakan kelipatan dari k. Bilangan k menyatakan banyaknya sampel yang mungkin, dan n menyatakan ukuran sampel Bila N + nk, misalkan untuk N = 12 akan dipilih sampel sistematik dengan k maka : 5 33 (2) Dalam hal ini, ukuran sampel adalah 2 atau 3. Prosedur pemilihan sampel adalah memilih secara acak 1 unit dari 5 unit pertama, selanjutnya dipilih satu unit dari setiap 5 unit berikutnya mulai dari sampel awal yang terpilin. Metode B Untuk menjelaskan metode B, akan diberikan suatu ilustrasi. Andaikan N = nk = 12. Ingin diadakan sampling sistematik dengan k = 3. Dipilih suatu unit sampling secara acak (namakan unit ke-j). Andaikan j=8, diperoleh 8 ——— = —— = 2 dengan sisa r = 2 Karena k = 3, maka nilai r yang mungkin adalah 0,1,2. Pada metode B,pemilihan titik awal (sampel awal) didasarkan atas nilai r. Bila r= 1, pilih X,, bila r = 2; pilih X,, bila r=, pilih X, sebagai titik awal selanjumya pilih setiap unit sampling ke-k = 3 dari titik awal. Begitu juga berlaku untuk sampling dimana N+ k. Andaikan N = I dan k = 3, diperoleh : j 8 —— = — dengan sisa r = 2 k 3 Untuk r= 2 dipilih X, sebagai titik awal. Selanjutnya pilih setiap unit sampling ke-k = 3. Dalam hal N + nk, ukuran sampel sistematik tidak sama, Sampel sistematik ketiga hanya mempunyai tiga unit sampling, sedangkan yang lainnya 4. Karakteristik prosedur pemilihan B adalah peluang terpilihnya sampel sistematik sama dengan n/N. Sedangkan pada metode A. peluang terpilihnya sampel sistematik sama dengan Ik. Penduga Rerata Populasi untuk Sampel Acak Sistematik Rerata dimana Varians dimana Batas kesalahan : X, + 2 6; ry 34 Contoh 1.13 = Diketahui data tentang banyaknya buku ajar yang dimiliki oleh N=9 mahasiswa : 1; 2; 3: 4; 5; 6 7: 8; 9. Dari populasi tersebut pilihlah sampling sistematik 1 — 3 dan dari sampel yang terpilih Gihitung taksiran mean populasi ! Penyelesaian : N=9=3x3=nk—>n=3 Jadi ada 3 sampling sistematik 1 - 3 yang mungkin, yaitu : 1 2 3 Bila yang terpilih sampling sistematik nomor 2, maka X,, = 5 dan bila yang terpilih adalah sampling sistematik nomor tiga, maka %, = 6 Dari daftar semua sampel yang mungkin, diperoleh nilai ckspetasi X,, 1 EG) =~ G45 46)=5= % (metode A) 3 E(,) = —— 4 +5 + 6) = 5 = x (metode B) 9 Contoh 1.14: Diketahui populasi sebagai berikut o 17: 8:9 Dari populasi tersebut diadakan sampling stratifikasi dengan k Carilah varians dari rata-rata sistematik ! 35 Penyelesaian : berarti terdapat k = 3 sampel sistematik yang mungkin seperti pada Tabel 1.9. Tabel 1.9. Jumlah sampel sistematik yang mungkin 1 2 3 Xy ey My xy a ®y 1 I 2 4 9 4 16 5 25 6 36 7 49 8 64 9 81 2 66 15 93 18 126 n n —xF + DO, -F +E OL - 0] J iD — (21 + 18 +21) =— 8 Varians S* merupakan varians populasi secara keseluruhan, Selanjutnya dihitung suku kedua, yaitu : loon Z =—[¥ &,- a+ 9 iI I 54 =—— (18 + 18 + 18 ) = —— 9 9 36 Maka, varians rerata populasi dari sampel sistematik adalah : Varians Varians : 52 Namun perlu diketahui untuk dapat menentukan varians seperti ramus tersebut, peru diketahui semua sampel sistematik yang mungkin, Hal ini menyebabkan varians tidak dapat digunakan untuk keperluan praktis, karena biasanya hanya tersedia sampel. Jadi perlu ditentukan penaksir nilai varians didasarkan atas satu sampel. Karena sifat dari nilai varians, penaksir tak bias untuk nilai varians tidak dapat ditentukan berdasarkan satu sampel sistematik. Tetapi dengan kondisi tertentu, sampling sistematik dapat dianggap sama dengan sampling acak. Dengan demikian taksiran varians random dapat digunakan untuk menaksir varians sistematik. Suatu ukuran yang menyatakan derajat keseragaman suatu sampel sistematik adalah koefisien asi p antar pasangan unit di dalam sampel sistematik yang sama. Koefisien korelasi p finisikan sebagai E (x,- 0 (x, - %) dengan menggunakan Pp, varians rerata dapat ditulis sebagai : Varians pe dengan p dinamakan koefisien korelasi intra Kelas. Koefisien korelasi intra kelas p mengukur keseragaman suatu sampel sistematik. Koefisien korelasi intra kelas bertambah besar bila sampel sistematik bertambah seragam. 37 38 LATIHAN SOAL Mengapa orang melakukan pemilihan sampel dengan sampel acak sistematik ? Dalam keadaan apa penarikan sampel dengan sampel acak sistematik tidak dapat di- lakukan ? Diberikan populasi 2,9, 5: 4: 8 6. 6 4,752 3: 6 U4 HAS (1) Dengan metode A, pilih semua sampel sistematik yang mungkin (2) Dengan metode B, pilihlah semua sampel sistematik 1-6 yang mungkin, (3) Tentukan peluang untuk sampel yang dipilih pada (1). ‘Misalkan suatu buku terdiri 555 halaman. Ingin ditaksir banyaknya perkataan “adalah” muncul di dalam buku tersebut. Akan dipilih sampel sistematik 1 - 20, (1) Berapa ukuran sampel, menurut metode A? Menurut metode B ? (2) Tentukan peluang terpilihnya suaty sampel yang dipilin dengan metode A ? Juga metode B ? Petunjuk : (1) ingat N = nk —>n=Nk (2) Peluang terpilihnya suatu sampel : metode A. 1/k metode B : n/N Diketahui populasi : 1s 2; 3: 45 5¢ 6; 7; 8 9; 10, 1M; 12 Misalkan dipilin sampel sistematik 1 ~ 4. Tentukan : (1) koefisien korelasi intra kelas p (2) variansi rerata dengan faktor koreksi dari koefisien korelasi intra kelas_p. v SOAL-SOAL MULTIPLE CHOICE Di bawah ini termasuk teknik pengambilan sampling dengan jumlah sampel terbatas, kecuali a. Stratified Random Sampling b. Systematic Random Sampling c. Cluster Sampling d. Tidak ada jawaban yang benar Suatu sampel random sederhana bersifat : a. Sccara relatif situasi dalam sampel sama dengan situasi populasi, karena penarikan dilakukan menurut suatu proses probabilitas b. Untuk setiap penelitian, sampel ini yang paling baik c. Sampel ini selalu yang paling mudah diambil d. Karena penarikan sampel ini dilakukan menurut suatu proses probabilitas, situasi dalam sampel mungkin berbeda dari situasi dalam populasi Sampel dikatakan sampel random bila : a. Setiap unsur dalam populasi memiliki kesempatan yang sama b. Setiap unsur memiliki peluang cc. Sampel yang dipilih dengan prosedur random 4. Semva jawaban di atas benar semua Manfaat penarikan sampel a. efisiensi biaya ¢. agar random cc. -hemat waktu d. aan c benar Sejumlah n sampel ditarik dari sebuah populasi yang besar (n/N < 54% ) dimana pemilihan sampel dilakukan dengan pemulihan, maka standar error dari harga rata-rata hitung sampel adalah : Na o a G5 OF o VA o o N-n bee ca d= na vi N-1 39 10. ul 40 Jika sebuah sampel random sebesar n = 250 dipilih tanpa pemulihan dari populasi normal sebesar N = 3500 dengan jt = 27,5 dan o = 10, maka standar deviasi distribusi sampelnya : a. 0,632 c. 0,945 b. 0,609 d. 0921 Sejumlah n sampel mempunyai rata-rata 9,82 dengan standar deviasi 6, = 2,3. Dengan uji Kepercayaan 95 % dari distribusi normalnya, diperoleh nilai interval rata-rata populasi (m): Sejumlah N populasi yang memiliki distribust normal mempunyai nilai rata-rata (11) = 1200 dengan 6 = 300. Dengan interval keyakinan sebesar 95 %, maka jumlah sampel yang dapat diambil secara random dan dengan pemulihan dar’ populasi tersebut bila diharapkan rata-rata sampel X = 1258.8 adalah : a 100 «30 b. 10 a 90) Presisi penaksir (°) dipenganuhi oleh ukuran sumpel, bila presisi semakin besctt, mahi ukuran sampel a. berbanding lurus c. tetap b. berbanding terbalik d. tidak ada yang benar Andaikan 2,5 9 pelanggan telepon di Jakarta memiliki tunggakan, maka rata-rata propors pelanggan telepon yang memiliki tunggakan pada sampel yang terdin dare He orang adalah a. 0,025 % ¢ b. 0.25 % a Pemyataan yang tidak tepat mengenar disinbust ratacrata sampe! a. Distribusi rata-rata sampel yang sangat besar dapat didekati dengan distribus! nomat b. Distribusi rata-rata sampel kecil akan nonnal jika sampel ditarik dart populast sembarang ¢. Pendekatan distribusi rat: distribusi nomal 4. Distribusi rata-rata sampel akan menyerupai distribusi normal jika besar sampel ny bertambah tanpa batas Ha sampel kecil dengan dhsiribust ( sangat mendekatt aoe es lo 17, Diantara 250 karyawan kantor cabang sebuah perusahaan asuransi intemasional, 182 orang berkebangsaan Inggris, 51 orang berkebangsaan AS, dan 17 orang Asia. Bila kita gunakan alokasi sebanding untuk mengambil sebuah contoh acak berlapis 15 karyawan, maka jumlah karyawan yang harus diambil dari setiap golongan tersebut secara berturut- turut adalah : a il 3 Collie bo 13 l dd 3 Dari suatu populasi mahasiswa tak terbata dan terdistribusi normal diambil sampel ran- dom yang (erdiri dari 64 orang. Penarikan sampel dilakukan tanpa pemulihan dengan rata-rata IQ sampel 115.5 dengan standard deviasi sampel sebesar 16. Batas atas 1Q populasi mahasiswa tersebut pada interval keyakinan 95 % adalah a 1914 c 1194 b. 1149 ad 1419 Jika diinginkan selisih rata-rata sampel dengan rata-rata populasi (x — jt, ) = V5 dengan Standard deviasi populasi (6,) = 10, maka ukuran sampel yang ditarik pada selang kepercayaan 95 % adalah : a 16 ce. 236 b 9 a7) Gunakan soal no. 14. Jika diinginkan selisih rata-rata sampel dengan rata-rata populasi = 2, maka uhuran sampel pada selang kepercayaan 99 % menjadi a 49 © 97 b. 167 9224 Suatu Sampel acak sedlerhana bersitat 4 secara relatif situasi dalam sampel sama dengan situasi dalam populasi, karena penarikan dilakukanmenurut suatu proses probabilitas b. untuk setiap penelitian, sampel ini yang paling baik ¢. sampel ini selalu yang paling mudah diambil d. Karena penarikan sampel ini dilakukan menurut suatu proses probabilitas, situasi dalany sampel mungkin berbeds dari situasi dalam populasi Dari suatu populasi satu sampel acak sederhana ditarik tanpa pemulihan. Populasi terditi dary 4500 unsur dan sampel tersebut terdiri dari 15 unsur, Untuk penarikan itu tabel angka random digunakan. Lihat pada tabel bilangan random. Pada tabel 0 angka dalam baris OS dan kolom 05 “ditusuk” sebagai angka pertama, yaitu angka “7”. Kemudian dhambil dari kuri ke kanan sctiap angka dalam baris 05, baris 06, baris 07, dan seterusnya, Dalam sampel ini, antara lain ditarik unsur bemomor : a 01 «107 b. $467 a 739 41 ~ 42 . Dari suatu populasi satu sampel acak sederhana ditatik tanpa pemulihan. Poputasi terditi dari 6700 unsur dan sampel tersebut terdiri dari 20 unsur. Untuk penarikan itu tabel angka random digunakan, Lihat pada tabel bilangan random. Pada tabel ini angka dalam baris 10 dan kolom 00 “ditusuk” sebagai angka pertama, yaitu angka "8". Kemudian diambil dari kiri ke kanan setiap angka dalam baris 10, baris 11, baris 12, dan seterusnya. Dalam sampel ini, antara lain ditarik unsur bemomor : Bon c. 84 b. 20 d. 8484 ). Suatu populasi terdiri dari dua lapisan : 1. lapisan pertama terdiri dari 4000 keluarga tani 2. lapisan kedua terdiri dari 800 keluarga buruh 4000 keluarga tani ini terdiri dari 24.000 orang dan 800 keluarga buruh ini terdiri dari 4000 orang. Dari populasi ditarik suatu sampel berlapis terdiri dari 42 keluarga. Pembagian unsur sampel menurut lapisan, sebanding dengan besamya lapisan (pro- portional allocation). Kalau ditarik secara demikian, sampel berlapis ini terdiri dari : a. 36 keluarga tani dan 6 keluarga buruh b. 210 orang dari keluarga tani dan 35 orang dari keluarga buruh c. 7 keluarga tani dan 35 keluarga buruh d. 35 keluarga tani dan 7 keluarga buruh Sejenis benang diproduksi dengan kekuatan tarik rata-rata = 78,3 kg dengan standar deviasi = 56. Jika ukuran sampel dinaikkan dari 64 menjadi 196, maka galat baku/ standard error menjadi a. 0.20 c. 0.40 c. 0,70 d. 0,03 . Gunakan soal no. 20 untuk memperoleh standard error = 0,2, maka ukuran sampel yang harus diambil adalah a. 180. c. 196 c. 184 dd 28 . Sampling sistematik dapat digunakan, jika : a. persyaratan pengumpulan data tidak praktis dari sampling acak sederhana b. _terdapat periodisitas tersembunyi yang muncul pada jangka waktu tertentu dalam populasi c. ukuran sampel tidak diketahui d. semua jawaban di atas benar Misalkan dari suatu populasi berukuran N = 5 diambil sampel acak sederhana berukuran n= 2. Maka untuk sampel tanpa pengembalian berlaku % : a 380 c. 3/10 S? b. 8/20 S d. 3/720 S |. Diketahui populasi X, = -6 : X, = ._Diketahui suatu populasi : X, = i, 2, Dengan sampel acak sederhana diperoleh 6 dan x, = -2, maka : 4 c FQ 12 Dari populasi ini diadakan sampling sistematik 1 - 6, maka : a. ada 6 sampel sistematik yang mungkin b. tiap sampel ssitematik berukuran 6 c. salah satu sampel sistematik adalah : 1: 7 d. a dan c benar . Diketahui populasi XX, X, XX, X, X, X, Dari populasi ini diadakan sampling sistematik 1 - 3, maka : a, ada 3 sampel sistematik yang mungkin b. taksiran mean populasi adalah %, = 1/2 (X,+ X,) c. _ peluang terpilihinya sampel X,, X, adalah 2/8 bila pemilihan sampel dilakukan dengan metode B - d. a dan c benar Diketahui populasi 16:18 Diadakan sampling sistematik 1 - 3, maka : a. salah satu sanpel sistematik adalah 16; 18 b. peluang terpilihnya suatu sampel sistematik adalah 1/3 bila pemilihan sampel dilakukan dengan metode A c. peluang terpilihnya suaty sampel sistematik adalah 1/3 bila pemilihan sampel dilakukan dengan metode B d. _peluang terpilihnya sampel 5; 12 adalah 2/3 bila pemilihan sampel dilakukan dengan metode B . Dari 10.000 karyawan pabrik terdapat 50 lulusan sarjana, 150 lulusan D-3, 500 lulusan SMA, dan selebihnya adalah yang tidak tamat sampi SMA maupun yang tidak bersekolah. Pimpinan perusahaan ingin melihat tingkat kerajinan karyawannya dengan mengambil secara acak 200 karyawannya untuk diteliti. Pimpinan akan melakukan penarikan sampel acak berstrata. Pimpinan mengambil sampel secara alokasi dengan jumlah sampel sama. Berapa sampel yang diambil dari karyawan lulusan SMA ? av 10) c. 50 b. 25 a5 43 29. Apabila pada soal 28, pimpinan mengambil sampel dengan cara alokasi secara 31. proporsional, maka jumlah sampel yang diambil dari karyawan yang tidak lulus SMA atau tidak bersekolah adalah : a 50 c. 9B b. 186 a. 145 . Diketahui populasi dengan X,~ 1+ j- 1, i= 1,2, 3. Maka a. Varians antar total sampel berkelompok S = 9 b. Varians taksiran total t adalah 30 c. Rata-rata penduga sampel berkelompok x, = 5 d. a dan b benar Diketahui populasi yang telah dikelompokkan : Kelompok awe Dipilih m = 2 kelompok dan n, = n, = 2 subsampel. Maka : a. terdapat 27 sampel yang mungkin b. salah satu sampel kelompok adalah A : ¢. total populasi X = 45 d.b dan c benar 1,2 B45.

You might also like