You are on page 1of 11

PENGARUH DIKLAT TERHADAP KINERJA PTK PNFI

DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA


MAKALAH
O
L
E
H
ASMUL MULYADI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebijakan dan penyelenggaraan pelatihan menggunakan pendekatan
education production function atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan
secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa Dinas Pendidikan mempunyai
salah satu fungsi sebagai lembaga produksi yang apabila dipenuhi semua input
(masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini
akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa
apabila input pendidikan seperti pelatihan mereka, baik pelatihan mereka
kesetaraan, pelatihan mereka, magang, kursus, pengadaan buku dan alat pelajaran
serta prasarana pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan (output)
secara otomatis akan terjadi.
Pelatihan selama ini dalam menerapkan pendekatan education
production function terlalu memusatkan pada input pelatihan dan kurang
memperhatikan pada proses pelatihan (BP. Cipta Jaya Jakarta, 1 : 2005).
Padahal yang seharusnya, proses pelatihan sangat menentukan output peltihan.
Disamping hal tersebut peran serta tenaga kependidikan khususnya penilik,
mereka dan sebagainya sangat minim. Partisipasi tenaga PTK-PNFI dalam
pengambilan keputusan sering diabaikan, padahal terjadi atau tidaknya dampak
pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga PKB-PNFI salah satunya sangat
tergantung pada tenaga PTK-PNFI di Lingkungan Dinas Pendidikan itu sendiri.
Namun demikian, berbagai indikator mutu pelatihan yang dimiliki
oleh tenaga PTK-PNFI belum menunjukkan peningkatan yang merata terhadap
kinerja mereka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Sebagian mereka sudah
berulang kali mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh PKB-PNFI, akan tetapi
masih banyak juga masih belum pernah mengikuti pelatihan pada tingkat propinsi.
Mereka merupakan salah satu penentu keberhasilan program Dinas Pendidikan
dalam pendidikan luar sekolah baik program kesetaraan, pendidikan anak usia dini

(PAUD), program kursus, serta jenis keterampilan lainnya sesuai kebutuhan


masyarakat yang ada di lapangan.
Pelatihan yang diberikan kepada tenaga PTK-PNFI khususnya mereka
penilik, tenaga administrasi yang ada sering menjadi sasaran kritik dan kecaman,
karena terkadang selain waktu yang diberikan dalam pendidikan dan pelatihan
sangat terbatas, juga materi yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh peserta pendidikan dan pelatihan itu sendiri. Hal ini disebabkan
kurangnya sosialisasi program pendidikan dan pelatihan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan mereka yang ada dilapangan. Banyaknya peserta
pelatihan terkadang mengeluhkan bahwa program pendidikan dan pelatihan yang
ada, ini terjadi bahwa program dan pelatihan yang dilaksanakan belum
berorientasi kepada kepentingan dilapangan. Namun bagaimana pelatihan itu bias
dilaksanakan tanpa melihat apakah pendidikan dan pelatihan itu dibutuhkan atau
tidak. Dengan kata lain program hanya berorientasi pada pelaksanaan program
saja, sehingga program pendidikan dan pelatihan yang ada tidak berpengaruh
banyak terhadap kinerja mereka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dilapangan.
Mengacu pada permasalahan yang dikemukakan di atas, maka saya
sebagai penulis ingin mengetahui bagaimana dampak pelatihan yang dilaksanakan
oleh Dinas Pendidikan terhadap tenaga PTK-PNFI di Kabupaten Tojo Una-una.
1.2. Permasalahan.
Melihat latar belakang yang dikemukakan di atas maka permasalahan
dalam penulisan makalah ini adalah bagaimana dampak pelatihan yang
pernah dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendidikan terhadap tenaga PTKPNFI khususnya pengelola administrasi, pengelola PAUD dan sebagainya di
Kabupaten Tojo Una-una?.
1.3. Tujuan
Mengacu pada permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan
dari penulisan makalah ini adalah ;
-

Untuk mengetahui dampak pelatihan terhadap kinerja pengelola


administrasi, pengelola PAUD serta tenaga PTK-PNFI lainnya di
Kabupaten Tojo Una-una

Untuk mengetahui sejauh mana dampak pelatihan yang diberikan


oleh lembaga Dinas Pendidikan terhadap kinerja tenaga PTK-

PNFI di Kabupaten Tojo Una-una.


Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan potensi dan
kinerja tenaga PTk-PNFI di Kabupaten Tojo Una-una melalui

pelatihan
1.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah ;
-

Agar pelatihan yang dilaksanakan lebih memperhatikan kebutuhan tenaga

PTK-PNFI yang ada di lapangan khususnya di Kabupaten Tojo Una-una


Agar pelatihan yang diberikan memberikan dorongan motivasi dan
menambah kinerja tenaga PTK-PNFI serta bersifat kontinyu

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dampak Pelatihan


Dampak pelatihan terhadap kinerja tenaga administrasi, ICT,
pengelola PKBM, Penilik serta tenaga PTK-PNFI lainnya di Kab. Tojo Una-una
sangat tergantung pada jenis kebutuhan dan mutu pelatihan yang mereka terima
dilapangan. Artinya apakah pelatihan tersebut sudah sesuai kebutuhan mereka
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dilapangan atau Cuma sekedar
bagaimana pendidikan dan pelatihan tersebut dapat terlaksana sesuai kebutuhan
program tanpa melihat kegiatan tersebut bermanfaat atau tidak.
Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan
mempunyai pengetian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan. Input
pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat
lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input
sumberdaya meliputi sumberdaya manusia (pimpinan lembaga, Dinas Pendidikan,
Penilik, mereka, tata usaha) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan,
uang, bahan dan sebagainya). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi
forum mereka, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program,
dan sebagainya. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaransasaran yang ingin dicapai oleh pendidikan keaksaraan di Kab. Tojo Una-una.
Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung
dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari
tingkat kesiapan input. Makin tinggi kesiapan input, makin tinggi pula mutu input
tersebut. Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatuyang
lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input,
sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala
mikro proses yang dimaksud adalah pengambilan keputusan, proses pengelolaan
kelembagaan, proses pengelolaan program, dan monitoring dan serta evaluasi.
Output pendidikan adalah merupakan kamera lembaga penyelenggara
pendidikan di Kab. Tojo una-una. Kinerja mereka adalah prestasi mereka yang

dihasilkan dari proses/prilaku mereka. Kinerja mereka dapat diukur dari


kualuitasnya, efektifitasnya, produktifitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Mutu suatu pendidikan dipengaruhi oleh
banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Peningkatan kinerja penilik melalui
penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratis, dimana mereka didorong
untuk terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan program pendidikan luar
sekolah, mulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi program
pendidikan luar sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan dalam
penyelenggaraan pendidikan, maka yang bersangkutan akan berdedikasi dan
bertanggungjawab sepenuhnya untuk mencapai tujuan lembaga penyelenggara
pendidikan di kab. Tojo Una-una sebaga salah satu pilar pendidikan Non formal
dan informal kedepannya.
2.2. Penyelenggaraan Pelatihan
Pelatihan adalah kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap yang
meliputi; analisis kebutuhan penilik, penilik, pengelola ICT, mereka serta tenaga
PTK-PNFI lainnya terhadap pelatihan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
pelatihan, sampai tahap tindak lanjut pasca pelatihan.
Pelatihan ditujukan untuk memberikan kemampuan kepada Penilik,
pengelola ICT, mereka serta tenaga PTK-PNFI lainnya di Kabupaten Tojo Unauna agar mereka dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien.
Kemampuan yang perlu diberikan melalui pelatihan adalah kemampuan yang
seharusnya dimiliki agar dapat melaksanakan rugasnya.
Kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh mereka yang pernah ikut
pelatihan harus dibakukan sesuai dengan kualifikasi mereka yang bersangkutan.
Hal ini tentu kebutuhan pelatihan akan penilik, penilik akan berada pada setiap
orangnya. Untu mengetahui materi apa saja yang diperlukan inilah yang
dinamakan analisis kebutuhan pelatihan itu dilakukan.
Pada tahap analisis ini perlu ditetapkan pula fasilitas dan perhatian
atau bimbingan apa yang perlu diberikan kepada mereka sebagai calon peserta

pelatihan. Dieamping itu peserta pelatihan setelah selesai mengikuti pelatihan


ketempat tugas harus memperoleh fasilitas dan dukungan yang diperlukan untuk
melaksanakan hasil-hasil pelatihan. Sehingga dalam kondisi tersebut peserta
pelatihan dapat mengaplikasikan hasil pelatihan selama proses pembelajaran
setelah dia kembali ketempatnya masing-masing.
Mengacu pada hasil analisis kebutuhan mereka akan pelatihan pada
bagian tersebut di atas, maka akan diketahui materi yang dibtuhkan oleh pereka
pada pelatihan, maka para penilik yang memiliki kebutuhan pelatihan serupa
dikelompokkan. Kelompok mereka yang memiliki kebutuhan pelatihan yang
kurang lebih sama mengikuti pelatihan yang sama. Sebab dengan demikian akan
siperoleh kelompok-kelompok mereka dengan kebutuhan pelatihan perkelompok
yang kurang lebih sama.
Atas dasar pengetahuan kebutuhan materi yang perlu diberikan kepada
masing-masing kelompok maka dilaksanakan pencarian penyaji, penyusunan
jadwal, dan pencarian sarana pembelajaran, termasuk tempat pelaksanaan
pelatihan. Pada tahap penyelenggaraan pelatihan ada beberapa kegiatan yang
dilakukan sebelum pelaksanaan pelatihan diantaranya;
-

Menyusun kerangka acuan (desain program) pelatihan


Rapat koordinasi
Pembentukan panitia penyelenggara
Seleksi dan pemanggilan peserta
Menyiapkan tempat penyelenggaraan pelatihan
Memilih dan mengundang narasumber
Menyusun jadwal kegiatan pelatihan
Mengecek tempat serta menyiapkan peralatan kegiatan pelatihan
Menyiapkan bahan belajar (ATK)
Menyiapkan acara pembukaan
Menyiapkan formulir peserta pelatihan
Mempersiapkan rencana anggaran biaya
Evaluasi pelatihan terdiri dari dua jenis yaitu evaluasi program dan

evaluasi dampak pelatihan. Evaluasi program ditujukan untuk mengetahui tingkat


kesesuaian antara pelaksanaan pelatihan dan rencana pelatihan yang telah disusun.
Evaluasi efektifitas pelatihan ditujukan untuk mengetahui apakah para penilik,
tutor, penilik, tenaga administrasi dan tenaga PTK-PNFI sebagai peserta pelatihan

dapat melaksanakan tugas baru debngan baik atau dapat melaksanakan tugas lama
dengan lebih baik.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dampak pelatihan terhadap kinerja peserta pelatihan yang pernah
dilaksanakan di Kab. Tojo Una-una sangat tergantung pada jenis kebutuhan dan

mutu pelatihan yang mereka terima dilapangan. Artinya apakah pelatihan tersebut
sudah sesuai kebutuhan mereka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dilapangan atau Cuma sekedar bagaimana pendidikan dan pelatihan tersebut dapat
terlaksana sesuai kebutuhan program tanpa melihat kegiatan tersebut bermanfaat
atau tidak.
Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan
mempunyai pengetian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan.
Input pelatihan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa
sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi
berlangsungnya proses. Input sumberdaya meliputi sumberdaya manusia
(pimpinan lembaga, Dinas Pendidikan, Penilik, mereka, tata usaha) dan
sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan dan sebagainya).
Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi forum mereka, peraturan
perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dan sebagainya. Input
harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai
oleh pendidikan keaksaraan di Kab. Tojo Una-una.
Dampak pelatihan merupakan kamera lembaga penyelenggara
pendidikan di Kab. Tojo una-una. Kinerja mereka adalah prestasi mereka yang
dihasilkan dari proses/prilaku mereka. Kinerja mereka dapat diukur dari
kualuitasnya, efektifitasnya, produktifitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Mutu suatu pendidikan dipengaruhi oleh
banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
Peningkatan kinerja tenaga PTK-PNFI melalui penciptaan lingkungan
yang terbuka dan demokratis, dimana mereka didorong untuk terlibat secara
langsung dalam penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah, mulai dari
pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan luar
sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pelatihan adalah

kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap yang meliputi; analisis kebutuhan
penilik terhadap pelatihan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pelatihan, sampai
tahap tindak lanjut pasca pelatihan.
3.2. Saran
Setelah kegiatan pelatihan dilaksanakan, maka perlu dilakukan
adalah;
-

Tindak lanjut kegiatan pelatihan yang dilakukan sebelumnya. Tentu


dengan melakukan pembinaan, pemantauan dan pengawasan terhadap
penilik, tutor, tenaga administrasi, penilik, pengelola PAUD, pengelola
PKBM serta tenaga PTK-PNFI lainnya dalam melaksanakan tugas dan
fungsi mereka di lapangan khususnya berkaitan dengan pendidikan non

formal dan informal dilingkungan Dinas Pendidikan


Pemantauan, pembinaan serta pengawasan tentu harus dilakukan secara

kontinyu sampai diperoleh hasil yang maksimal


Hasil analisis disampaikan kepada Direktorat Pendidikan Non Formal dan
Informal di Jakarta, sebagai bahan masukkan dalam pengambilan
kebijakan pada masa-masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, (2003), Acuan Pelatihan Mereka, Jakarta : Direktorat Pendidikan Luar


Sekolah
Sanusi, Dkk, (1998), Pendidikan Alternatif, Bandung: PT. Grafindo Media
Pratama

Shane, (1973), Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, Jakarta : CV. Rajawali
Suryadi, (1999), Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan, Jakarta: PT Balai
Pustaka

You might also like