Professional Documents
Culture Documents
Makalah Sejarah
Disusun oleh:
SAMUEL WIBISONO
XII IPS 3 / 16
BAB I
1
PENDAHULUAN
A.
blok fasis. Salah satu negara dari blok fasis adalah Jepang, Jepang yang pada saat
itu sedang menguasai Indonesia untuk dijadikan pusat pertahanan militer oleh
Jepang. Namun setelah Pihak Sekutu menjatuhkan bom nuklir di dua kota di
Jepang, yaitu Nagasaki dan Hirosima, membuat Jepang harus menyerah.
Menyerahnya Jepang menyebabkan kekosongan kekuasaan pada Indonesia atau
yang kita sebut sebagai vacuum of power, Keadaan ini dimanfaatkan oleh para
pejuang dan Founding Fathers of Indonesia, untuk memproklamasikan
kemerdekaan. Sebagai Negara yang baru saja merdeka tentunya dilanda banyak
masalah, sebagai salah satu contohnya yaitu masalah Perekonomian yang hingga
saat ini masih belum dapat diselesaikan, karena Indonesia merdeka pada saat
masih terjadi perang dunia ke 2 tentu saja beberapa negara yang terlibat sangat
mempengaruhi masalah perekonomian di Indonesia, banyak sekali sistem sistem
ekonomi yang berkembang seperti sistem ekonomi kapitalis, liberalis, dan masih
banyak lagi. Setelah perang dunia ke 2 selesai, muncul dua negara adidaya dan
super power diantaranya Amerika Serikat yang berideologi Liberalisme dan
Unisoviet yang berideologikan Komunis sosialis. Kedua negara tersebut saling
bersaing untuk menyebarkan paham yang dianutnya salah satu diantaranya adalah
perekonomian ke negara negara lain, sehingga muncul blok barat yang dipimpin
oleh Amerika Serikat yang berideologi Liberalisme dan Blok Timur yang
2
dipimpin oleh negara Uni Soviet dengan Ideologi Komunisnya, perkembangan ini
tak luput juga menyangkut masalah perekonomian yang akan berkembang dan
berdampak di Indonesia. Perkembangan dua blok tersebut memicu terjadinya
Perang Dingin. Perang Dingin ini ditandai dengan sikap ketidakpercayaan,
kecurigaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok tersebut, Blok Barat dan Blok
Timur. Dalam perkembangan Perang Dingin tersebut tentunya merambah juga
dibidang perekonomian negara negara berkembang seperti Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
B.
Perumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan ekonomi di Indonesia pada masa setelah perang
dunia 2 sampai perang dingin?
2. Bagaimana Indonesia dapat mengatasi permasalahan Ekonomi yang
terjadi?
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.
Pada saat itu diperkirakan mata uang Jepang yang beredar di masyarakat sebesar 4
milyar. Dari jumlah tersebut, yang beredar di Jawa saja, diperkirakan sebesar 1,6
milyar. Jumlah itu kemudian bertambah ketika pasukan Sekutu berhasil
menduduki beberapa kota besar di Indonesia dan menguasai bank-bank.
Dari bank-bank itu Sekutu mengedarkan uang cadangan sebesar 2,3 milyar untuk
keperluan operasi mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat
inflasi ini adalah petani. Hal itu disebabkan pada zaman pendudukan Jepang
petani adalah produsen yang paling banyak menyimpan mata-uang Jepang. Pada
waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang
berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang
pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada
tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East
Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah
yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga
mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai
pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang
beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
Pada saat kesulitan ekonomi menghimpit bangsa Indonesia, tanggal 6 Maret 1946,
Panglima AFNEI
yang
baru,
Letnan
Jenderal
Sir Montagu
Stopford
Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk
menutup pintu perdagangan luar negri RI.
Blokade laut ini dimulai pada bulan November 1945 ini, menutup pintu keluarmasuk perdagangan RI. Adapun alasan pemerintah Belanda melakukan blokade
ini adalah:
2. Demokrasi Terpimpin
Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan
tantangan yang menghadangnya cukup berat.
International
(IMF).
B.
blokade
Belanda
di
Sumatera
dengan
tujuan
Pembentukan
Planning
Board
(Badan
Perancang
Ekonomi) 19
Januari 1947
penduduk
(transmigrasi)
20
juta
jiwa
ini dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapat
kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200
juta.
b. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah Republik
Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan
pada
masa
Kabinet
Natsir
yang
direncanakan
oleh Sumitro
Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program
Gerakan Benteng dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953)
lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari
10
program ini. Tetapi tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik meskipun
beban keuangan pemerintah semakin besar. Kegagalan program ini disebabkan
karena :
Dampaknya adalah program ini menjadi salah satu sumber defisit keuangan.
Beban defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa
defisit anggaran tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri
keuangan Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya pada pengusaha
dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah sehingga masih terdapat
para pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat menghemat devisa dengan
mengurangi volume impor.
11
meningkatnya
rasa
nasionalisme
maka
pada
akhir
12
masa
Kabinet Burhanuddin
Harahap dikirim
delegasi
13
langkah
secara
sepihak.
Tanggal 13
terjadinya
kemerosotan
ekonomi,
inflasi,
dan
lambatnya
pelaksanaan pembangunan.
Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka pendek, tetapi
pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Tugas
biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat sebagai
menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan
Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961
14
dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan
prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap).
Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah.
RPLT tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan karena :
Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir
tahun 1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan
negara merosot.
Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang
melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
g. Musyawarah Nasional Pembangunan
Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah.
Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musayawaraah
Nasional Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan Munap adalah untuk
mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan
yang menyeluruh untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan
tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena:
1.
2.
15
3.
BAB 3
KESIMPULAN
Masalah Ekonomi yang terjadi pada saat pasca kemerdekaan, inflasi yang
tinggi, adanya blokade ekonomi, kas negara yang kosong, diatasi dengan upaya :
Program Pinjaman Nasional, Konferensi Ekonomi, Planning Board
16
Masalah yang terjadi pada demokrasi antara lain adalah masalah masalah
yang terjadi pada pasca kemerdekaan yang belum teratasi, untuk itu diupayakan
yaitu Gunting Syarifuddin, Sistem Ekonomi Ali Baba, dan Finek.
Jadi setiap permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia memang telah
diupayakan oleh para pemimpin untuk mengatasi permasalahan tersebut, dari
masa Pasca Perang Dunia ke dua hingga Perang Dingin, namun permasalahan
ekonomi di Indonesia masih juga belum selesai.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://syafaatmuhari.wordpress.com/2011/08/13/sejarah-perekonomianindonesia-sejak-orde-lama-hingga-reformasi/
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia
17
18