Professional Documents
Culture Documents
PENANGANAN
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH)
PROVINSI JAWA TENGAH
Nomor : 425.2/ 1494
BUKU
IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI
KATA PENGANTAR
Upaya untuk meningkatkan prakarsa dan swadaya masyarakat
dalam mewujudkan Rumah Layak Huni, perlu melibatkan
masyarakat sejak proses pengusulan, perencanaan dan
pelaksanaan. Dalam rangka usaha untuk mempercepat terwujudnya
rumah layak huni, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya
membantu melalui dana Bantuan Sosial terhadap rumah yang tidak
layak huni. Dana Bantuan Sosial tersebut bersifat stimulan yang
memerlukan peran serta masyarakat untuk swadaya dan gotong
royong.
Sebagai tindak lanjut dari penyaluran Dana Bansos RTLH
tersebut di atas, diperlukan Petunjuk Pelaksanaan Penanganan
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Provinsi Jawa Tengah guna
menjabarkan pokokpokok upaya di lapangan bagi para pelaksana.
Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH) Provinsi Jawa Tengah diharapkan dapat menjadi acuan
dalam melaksanakan identifikasi dan verifikasi calon penerima
Bansos RTLH, yang pada akhirnya akan didapat sasaran penerima
Bansos RTLH sesuai kriteria yang disyaratkan.
Harapan kami dengan tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan
Penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Provinsi Jawa
Tengah ini dapat bermanfaat dan membantu dalam pelaksanaan
Program Penanggulangan Kemiskinan. Petunjuk Pelaksanaan ini
bersifat garis besar dan hanya bersifat pengarahan, apabila terdapat
kekeliruan akan dilakukan pembetulan.
Selanjutnya atas perhatian, bantuan dan peran serta semua
pihak yang terkait, disampaikan terima kasih.
Semarang, April 2016
Kepala Dinas
Cipta Karya Dan Tata Ruang
Provinsi Jawa Tengah
Ir. MALADIYANTO, M.T
Pembina Utama Madya
NIP. 19580520 198603 1 011
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Rumah termasuk kebutuhan pokok di dalam urutan
prioritas kebutuhan manusia/ masyarakat. Setiap bagian
dari rumah berperan dan saling berkaitan untuk bersamasama memenuhi fungsi sebenarnya sesuai kebutuhan
penghuninya. Sesuai Pasal 129 huruf a Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman bahwa dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman, setiap orang berhak
menempati, menikmati, dan/ atau memiliki/ memperoleh
rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman,
serasi, dan teratur.
Pemerintah
beranggapan
bahwa
masalah
perumahan merupakan tanggung jawab bersama, namun
kewajiban untuk pemenuhan kebutuhan rumah tersebut
pada hakekatnya merupakan tanggung jawab individual
dalam hal ini dilaksanakan secara swadaya oleh masingmasing rumah tangga.
Upaya untuk meningkatkan prakarsa dan swadaya
masyarakat dalam mewujudkan Rumah Layak Huni, perlu
melibatkan masyarakat sejak proses pengusulan,
perencanaan dan pelaksanaan. Dalam rangka usaha
untuk mempercepat terwujudnya rumah layak huni, maka
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya membantu
melalui dana Bantuan Sosial terhadap rumah yang tidak
layak huni. Dana Bantuan Sosial tersebut bersifat
stimulan yang memerlukan peran serta masyarakat untuk
swadaya dan gotong-royong.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 1
Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah jo Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor :
105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
2.
D.
RUANG LINGKUP
Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Rumah Tidak Layak
Huni (RTLH) Provinsi Jawa Tengah mempunyai ruang
lingkup untuk peningkatan kualitas rumah/ pemugaran
rumah.
E.
PENGERTIAN
Dalam Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH) Provinsi Jawa Tengah ini yang
dimaksud dengan :
a. Rumah Layak Huni adalah rumah yang memenuhi
persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan
minimal bangunan.
b. Rumah Swadaya adalah rumah yang dibangun atas
prakarsa dan upaya masyarakat.
c. Pendanaan adalah penyediaan sumber daya
keuangan yang berasal dari anggaran pendapatan
dan belanja Negara, anggaran pendapatan dan
belanja daerah, dan/ atau sumber dana lain yang
dibelanjakan untuk penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
d. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati/
Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
e. Pemugaran
rumah
adalah
kegiatan
tanpa
perombakan yang mendasar, bersifat parsial dan
memerlukan peran serta masyarakat yang
dilaksanakan secara bertahap.
f.
g.
BAB II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. KEBIJAKAN
Kebijakan pemberian Bantuan Sosial Stimulan untuk
Rumah Tidak Layak Huni Provinsi Jawa Tengah
diberikan kepada masyarakat/ kelompok masyarakat
sasaran pada lokasi-lokasi yang saling berdekatan (5-20
penerima bantuan) untuk mengoptimalkan proses
gotong-royong dan swadaya, diarahakan sebagai berikut:
1. Pemberian Bantuan Sosial RTLH untuk Tahun 2016
diberikan berdasarkan Basis Data PPLS 2011
dengan kriteria:
a. Prioritas Pemberian Bantuan diarahkan kepada
15 (lima belas) Kabupaten dengan tingkat
kemiskinan di atas rata-rata Provinsi Jawa
Tengah, disebut zona merah (Lampiran 1) yaitu:
a) Kabupaten Demak
b) Kabupaten Grobogan
c) Kabupaten Rembang
d) Kabupaten Klaten
e) Kabupaten Purworejo
f) Kabupaten Kebumen
g) Kabupaten Banyumas
h) Kabupaten Purbalingga
i) Kabupaten Wonosobo
j) Kabupaten Pemalang
k) Kabupaten Brebes
l) Kabupaten Sragen
m) Kabupaten Cilacap
n) Kabupaten Banjarnegara
o) Kabupaten Blora
b. Prioritas desa sasaran pada 15 (lima belas)
Kabupaten zona merah adalah desa yang
B. STRATEGI
1. PRIORITAS PELAKSANAAN
Jumlah target sasaran RTLH Jawa Tengah baik
menurut PPLS 2011 (1.723.500 unit) ataupun data
PBDT 2015 (1.682.723 unit) merupakan jumlah yang
sangat besar. Diperlukan strategi dan upaya untuk
penanganan agar dapat dilaksanakan sesuai
dengan target sasaran.
Secara umum upaya untuk penanganan RTLH akan
dilaksanakan dengan mensinergikan program dari
Pusat, Pemerinatah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/ Kota. Strategi tersebut meliputi:
a. Penanganan RTLH adalah penanganan dengan
prioritas 100.000/ tahun di Jawa Tengah;
b. Pembagian tugas dan tanggung jawab
penanganan tahunan diupayakan dengan
perbandingan 20% Pemerintah Pusat, 30%
Pemerintah Provinsi dan 50% Pemerinatah
Kabupaten Kota, sebagai berikut:
a) 20.000 unit oleh Pemerintah Pusat;
b) 30.000 unit oleh Pemerintah Provinsi;
c) 50.000 unit oleh Pemerintah Kabupaten/
Kota.
c. Penetapan Prioritas Penanganan Bansos RTLH
Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Lokasi Prioritas adalah desa dengan tingkat
kemiskinan tinggi (zona merah) yang berada di
kecamatan dengan tingkat kemiskinan tinggi
(zona merah) dan berada di kabupaten dengan
tingkat kemiskinan tinggi (zona merah),
dikecualikan bagi kabupaten yang tidak memiliki
kecamatan dengan tingkat kemiskinan tinggi
(zona merah) dapat berada di kecamatan
dengan tingkat kemiskinan sedang (zona
kuning), antar lain :
a) Kabupaten Demak
b) Kabupaten Grobogan
c) Kabupaten Rembang
d) Kabupaten Klaten
e) Kabupaten Purworejo
f) Kabupaten Kebumen
g) Kabupaten Banyumas
h) Kabupaten Purbalingga
i) Kabupaten Wonosobo
j) Kabupaten Pemalang
k) Kabupaten Brebes
l) Kabupaten Sragen
m) Kabupaten Cilacap
n) Kabupaten Banjarnegara
o) Kabupaten Blora
d. Penanganan Bansos RTLH Tahun 2017
dilaksanakan menyebar dan bertahap sesuai
dengan tingkat kemiskinan:
a) Prioritas Pertama Desa/ Kelurahan Merah;
b) Prioritas Kedua Desa/ Kelurahan Kuning;
c) Prioritas Ketiga Desa/ Kelurahan Hijau.
2. KRITERIA PENERIMA BANTUAN
Penerima Bantuan Sosial RTLH harus memenuhi 3
(tiga) kriteria, yaitu:
a. KONDISI RUMAH
a) Bahan atap berupa daun/ rumbia dan
genteng yang sudah lapuk/rangka atap
kondisi lapuk (harus dibongkar).
b) Bahan lantai berupa tanah atau plesteran/
ubin yang sudah rusak ;
c) Bahan dinding berupa bilik bambu/ kayu
kualitas jelek/ rotan atau dinding bata yang
sudah
rapuh/
retak-retak
(harus
PEMILIK RUMAH
a) Berdomisili tetap (penduduk) dilokasi
kegiatan dan rumah ditempati sendiri;
b) Memiliki Kartu GAKIN atau Surat
Keterangan Miskin dari Kepala Desa/
Lurah;
c) Belum Pernah mendapatkan bantuan
pemugaran rumah;
d) Bersedia
untuk
berswadaya
dan
bergotong-royong;
e) Pengecualian bagi Janda Tua/ Duda Tua/
Hidup Sendiri tidak mampu berswadaya
maka diperbolehkan mengambil nilai
bantuan untuk ongkos tukang maksimal
15%.
c.
10
PEMENUHAN KRITERIA
Dalam Pemenuhan Kriteria bagi Calon
Penerima Bansos RTLH adalah:
a) Kondisi Rumah minimal memenuhi 2 (dua)
kriteria;
b) Pemilik Rumah harus memenuhi semua
kriteria;
c) Status dan Letak Rumah harus memenuhi
semua kriteria.
11
BAB III
POKOK-POKOK KEGIATAN IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI
BANTUAN SOSIAL RTLH
A.
B.
SOSIALISASI/ MUSYAWARAH
Sosialisasi/ Musyawarah dilakukan dalam rangka Rembug
Warga pembentukan pokmas, penetapan sasaran/ kelompok
sasaran penerima Bansos RTLH dan melengkapi dokumen
administrasi sesuai dengan ketentuan.
C.
PEMBENTUKAN POKMAS
Pokmas RTLH dibentuk dengan Surat Kepala Desa/ Lurah,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Beranggotakan 5 (lima) sampai dengan 20 (dua puluh)
calon penerima;
2. Kepengurusan Pokmas RTLH berasal dari anggotaanggota warga terpugar atau dari tokoh masyarakat;
3. Susunan kepengurusan Pokmas RTLH sekurangkurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara;
12
PENYUSUNAN PROPOSAL
Proposal disusun sebagai kelengkapan pengajuan Bansos
RTLH, dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang ditentukan
sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 55
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pengelolaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Jawa Tengah (Lampiran 2).
13
BAB IV
PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN
IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI
BANTUAN SOSIAL RTLH
A.
PENGORGANISASIAN
Pelaksanaan Identifikasi dan Verifikasi Tahun 2016
secara
umum pengorganisasiannya
dilaksanakan
berdasarkan dua pengelompokan yaitu sisi pemerintah,
sisi penyedia jasa dan sisi masyarakat.
1. Pemerintah
Pemerintah dalam pelaksanaan Kegiatan Identifikasi
dan Verifikasi meliputi:
a. Tim Teknis Provinsi
Tim Teknis Provinsi terdiri dari:
a) SKPD/ Badan yang membidangi perumahan;
b) SKPD/
Badan
yang
membidangi
perencanaan;
c) SKPD/
Badan
yang
membidangi
pemberdayaan.
Tugas/ peran Tim Teknis Provinsi antara lain:
a) Memonitor proses identifikasi dan verifikasi
calon penerima Bansos RTLH di Kabupaten/
Kota;
b) Melaporkan
hasil
monitoring
proses
identifikasi dan verifikasi kepada Gubernur.
b. Tim Teknis Kabupaten/ Kota
14
c.
2. Penyedia Jasa
15
a. Koordinator Fasilitator
Tugas dan peran Koordinator Fasilitator :
a) Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis
Kabupaten/ Kota dalam pelaksanaan
identifikasi dan verifikasi calon penerima
Bansos RTLH;
b) Mengkoordinasikan
Fasilitator
sesuai
wilayah tugasnya;
c) Menandatangani hasil identifikasi dan
verifikasi setelah ditetapkan oleh musdes;
d) Melaporkan
progres
pelaksanaan
identifikasi dan verifikasi kepada Tim
Teknis Provinsi.
b. Fasilitator
Tugas dan peran Fasilitator :
a) Melakukan koordinasi dengan Kepala
Desa/ Lurah;
b) Melakukan identifikasi dan verifikasi
calon penerima Bansos RTLH;
c) Melakukan pendampingan kepada calon
penerima
Bansos
RTLH
dalam
pembentukan Pokmas RTLH;
d) Melakukan pendampingan kepada calon
penerima
Bansos
RTLH
dalam
menyusun Proposal;
e) Menandatangani hasil identifikasi dan
verifikasi.
16
3. Masyarakat
Masyarakat dalam pelaksanaan Kegiatan Identifikasi
dan Verifikasi meliputi:
a. Forum Musyawarah Desa (Musdes)/ Forum
Musyawarah Kelurahan adalah Musyawarah
yang dilaksanakan dalam penentuan calon
penerima Bansos RTLH sesuai kriteria yang
sudah ditentukan.
Peran Forum Musdes/ Muskel adalah:
Menetapkan usulan Calon Penerima Bansos
RTLH berdasarkan hasil verifikasi;
b. Kelompok
Masyarakat/
Pokmas
adalah
Kelompok yang beranggotakan Calon Penerima
Bansos RTLH yang dibentuk dengan Surat
Keputusan Kepala Desa/ Lurah.
Tugas dan Peran Pokmas adalah:
a) Membuat usulan permohonan Bansos
RTLH;
b) Mengkoordinir kelengkapan administrasi
calon penerima Bansos RTLH sesuai
ketentuan;
c) Menyusun Proposal permohonan Bansos
RTLH.
B.
PELAKSANAAN
Beberapa kegiatan yang harus dilakukan pada proses
Identifikasi dan Verifikasi RTLH meliputi:
1. Sosialisasi/ Koordinasi
Sosialisasi/
Koordinasi
dilaksanakan
secara
berjenjang meliputi Sosialisasi/ Koordinasi dengan
Kabupaten/ Kota, Sosialisasi/ Koordinasi dengan
Aparatus di tingkat Kecamatan dan Desa/ Kelurahan
serta kepada masyarakat Calon Penerima Bantuan.
Ditingkat Desa/ Kelurahan kegiatan Sosialisasi/
Koordinasi secara langsung akan melibatkan
17
18
4. Penyusunan Proposal
Proposal disusun berdasarkan hasil identifikasi dan
verifikasi dan hasil sosialisasi rembug warga sebagai
dasar usulan calon penerima Dana Bansos RTLH
dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Proposal disertai surat permohonan yang ditujukan
kepada Gubernur Jawa Tengah Up. Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang Provinsi Jateng
ditandatangani oleh Ketua Pokmas dan diketahui
oleh Kepala Desa/ Lurah, Camat dan Badan/
Dinas/ Kantor yang membidangi RTLH dengan
tembusan Bupati/ Walikota.
b. Kelengkapan Proposal antara lain :
a) Daftar Penerima Dana Bansos RTLH
dilengkapi Foto Copy Kartu Tanda Penduduk
(KTP) dan Foto Copy Kartu Keluarga (KK);
b) Surat Keputusan pembentukan Pokmas RTLH
oleh Kepala Desa/ Lurah;
c) Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau
Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan
dukungan swadaya gotong - royong;
d) Foto 0% rumah yang akan dipugar;
e) Foto copy KTP Ketua, Sekretaris dan
Bendahara Pokmas RTLH;
f) Berita Acara Hasil Musyawarah dilengkapi
Daftar Hadir;
g) Gambar Teknis Sederhana (denah rumah).
19
BAB V
PENUTUP
Pelaksanaan Bantuan Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH) merupakan upaya Pemerintah untuk mengurangi tingkat
kemiskinan. Hal tersebut diupayakan salah satunya dengan
mengurangi biaya pengeluaran bagi masyarakat miskin khususnya
pengeluaran untuk rumah tinggal.
Provinsi Jawa Tengah memiliki komitmen yang kuat untuk
mengentaskan kemiskinan tersebut melalui sinergi antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/ Kota. Secara nyata upaya tersebut akan sulit untuk
dapat dilaksanakan karena jumlah keseluruhan Rumah Tidak
Layak Huni sangatlah besar.
Walaupun upaya tersebut sulit untuk direalisasikan,
Pemerintah Provinsi akan terus mendorong karena hal tersebut
merupakan kewajiban yang sudah diamanatkan dalam UndangUndang Dasar 1945 Pasal 28 (h) setiap orang berhak bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat.
Komitmen tersebut menjadi kebijakan yang akan terus
dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih makmur.
Kondisi diatas akan dapat lebih mudah diwujudkan apabila
pengentasan kemiskinan tersebut disengkuyung tidak hanya oleh
Pemerintah tetapi melibatkan seluruh pemangku kepentingan
termasuk masyarakat.
20
21
Lampiran 1
Lampiran 2
22
Lampiran 3
FORMULIR
RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD) BANSOS RTLH
Nama Penerima Bantuan
Alamat
Desa/ Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/ Kota
NO
URAIAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
Bongkar Rumah lama
PEKERJAAN ATAP
Asbes Gelombang
Bubungan Asbes
Kayu 5/ 10 - 3m
PEKERJAAN DINDING
Pondasi Batu Umpak
Besi 10
Semen
Batu Pecah
Pasir Beton
Batu Bata
Kayu 4/ 6 - 3m
Kalsiboard
Kusen Jendela Jadi
Daun Pintu/ Jendela
PEKERJAAN LANTAI
Semen
Pasir Pasang
UPAH KERJA
Tukang
Pembantu Tukang
Makan Siang dan Minum
LAIN-LAIN
Kloset Jongkok
Pipa Paralon
II
III
IV
VII
:
:
:
:
:
VOLUME
HARGA SATUAN
(Rp)
TOTAL HARGA
(Rp)
BANSOS RTLH
ls
Gotong-royong
lembar
m'
batang
buah
batang
zak
m
m
buah
batang
lembar
buah
buah
zak
m
hari
hari
ls
buah
batang
JUMLAH
Rp
Rp
Rp
, . 20.
Diajukan Oleh,
Diketahui Oleh,
Kepala Desa/ Lurah
( .. )
( .. )
( .. )
23
Lampiran 4
24
:
:
: type 36 (4 x 9)
Lampiran 5
25
:
:
Lampiran 6
26
Lampiran 7
27
Lampiran 8
28
: ....................................................................
KECAMATAN
: ....................................................................
KABUPATEN
: ....................................................................
KRITERIA RTLH
REKOMENDASI
NO
NAMA
ALAMAT
KONDISI
RUMAH
PEMILIK
RUMAH
STATUS &
LETAK RUMAH
DAPAT
TIDAK
Mengetahui,
Kepala Desa/ Lurah
KETERANGAN
9
( ...........................................)
.......................................
2. Koordinator Fasilitator
Nama
: .......................................
Tanda Tangan :
.......................................
Lampiran 9
29
: ....................................................................
KECAMATAN
: ....................................................................
KABUPATEN
: ....................................................................
NO
NAMA
ALAMAT
ANGGOTA POKMAS
KETERANGAN
Mengetahui,
Camat
( ...........................................)
( ...........................................)
.......................................
2. Koordinator Fasilitator
Nama
: .......................................
Tanda Tangan
:
.......................................
Lampiran 10
30
NAMA PENERIMA
NIK
ALAMAT PENERIMA
TITIK KOORDINAT
KETERANGAN
I. KABUPATEN : ..
1
2
3
4
5
II. KABUPATEN : ..
1
2
3
4
5
III. KABUPATEN : ..
1
2
3
4
5
dst..
JUMLAH TOTAL
Lampiran 11
31
LAMPIRAN ..
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR : . TAHUN
TENTANG PENJABARAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN .
NAMA PENERIMA
NIK
ALAMAT PENERIMA
TITIK KOORDINAT
KETERANGAN
..
32