Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sinar matahari sangat diperlukan oleh mahluk hidup sebagai sumber energi,
penyehat kulit dan tulang dalam pembentukan vitamin D dan pro vitamin D.
Namun saat matahari berada dalam puncak kekuatannya antara pukul 10.0016.00, tubuh akan terpapar sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya. Salah satu efek
buruk dari sinar matahari adalah dapat menyebabkan sunburn.1
Sunburn adalah reaksi inflamasi akut pada kulit terhadap UVR (Ultraviolet
Radiation). UVR dapat dipancarkan oleh matahari, tanning bed, lampu fototerapi,
arc lamps, dan yang lainnya. Sunburn yang tidak terlalu berat dapat sembuh
secara spontan, namun pada kasus yang berat walaupun jarang terjadi sunburn
dapat menyebabkan dehidrasi dan infeksi sekunder. Angka kesakitan dan angka
kematian tergantung dari durasi paparan dan berhubungan dengan perkembangan
keganasan pada kulit, termasuk diantaranya basal cell carcinoma, squamous cell
carcinoma, dan malignant melanoma. Sepertiga orang-orang di Amerika Serikat
menderita sunburn setiap tahunnya, dan sekitar dua per tiga anak-anak di Amerika
Serikat menderita sunburn pada setiap musim panas.2
Resiko peningkatan sunburn terjadi pada daerah yang terletak di garis
khatulistiwa. Negara Indonesia yang terletak di dekat garis khatulistiwa memiliki
lingkungan alam yang panas (tropis) dimana sepanjang tahun matahari selalu
bersinar terik mengenai kulit kita dengan intensitas sinar cukup tinggi, lingkungan
inilah yang meningkatkan resiko di Indonesia untuk menderita sunburn. Indonesia
yang menjadi tujuan wisata dunia mempengaruhi angka penderita sunburn
terutama yang diderita oleh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke
Indonesia untuk berjemur.
Sunburn harus menjadi perhatian kita, karena penting bagi praktisi kesehatan yang
bertugas di daerah wisata agar dapat mendiagnosis secara dini dan pengobatan
sunburn, ini dilakukan tidak semata-mata untuk kenyaman para wisatawan namun
juga untuk meningkatkan kompetensi dokter di dalam bidang travel medicine.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat mendiagnosis sunburn lebih awal
agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan dan perawatan yang tepat
terhadap sunburn.
Di dalam paper ini akan dibahas mengenai sunburn dari etiologi sampai
pengobatan yang tepat untuk mengurangi Angka kesakitan dan angka kematian
yang diakibatkan oleh sunburn.
BAB II
ISI
2.1 Etiologi
Sunburn adalah reaksi
yang mencapai permukaan bumi sebagian besar adalah UVA dan sedikit
UVB.4
UVA bisa penetrasi hingga ke kulit bagian dalam dan merupakan tipe radiasi
ultraviolet yang menyebabkan keriput dan penuaan pada kulit. UVB adalah
tipe radiasi ultraviolet yang dapat menyebabkan sunburn. Kedua jenis radiasi
tersebut dapat memicu terjadinya kanker kulit.4
Tabel 1. Efek Medis Radiasi Ultraviolet3
pantulan
tergantung
dari jenis
Anak-anak usia kurang dari 6 tahun dan orang tua berusia lebih dari 60
Skin
Examples
Type
I
II
III
IV
V
VI
2.2 Patogenesis
Paparan sinar matahari memiliki keuntungan untuk menstimulasi kulit dalam
membentuk vitamin D dan menjadikan hangat. Namun ketika kulit terpapar
oleh sinar matahari berlebih maka efek yang tidak diinginkan dapat terjadi,
yang paling sering adalah sunburn atau solar erythema.(buku)
Pada fase awal, paparan UVR menyebabkan sel mast untuk mengeluarkan
mediator-mediator termasuk histamin, serotonin, dan tumor nekrosis faktor
yang menginduksi vasodilatasi dan sintesis prostaglandin dan leukotrin.
Sitokin yang dikeluarkan juga berperan dalam reaksi inflamasi yang
menyebabkan infiltrasi neutrofil dan limfosit T. Setelah paparan dari UVR,
saraf sensori pada epidermis dan dermis mengeluarkan berbagai nuropeptida
seperti P dan calcitonin-gene related peptide (CGRP) yang mungkin berperan
sebagai mediator untuk rasa sakit dan gatal selama inflamasi dan modulasi
imun. Pada patogenesis sunburn, sel mast berperan sangat penting karena sel
mast ada pada dermis atas dan berperan penting pada fase awal erythema
dengan mengeluarkan mediator-mediator seperti yang telah disebutkan diatas.
Dalam 2 jam paparan, akan terlihat kerusakan sel epidermis. Sel keratinosit
(sunburn cell) dan sel langerhans akan mengalami apoptosis karena kerusakan
DNA yang diinduksi oleh UVR. Kerusakan secara langsung terhadap DNA
dihasilkan dari eksitasi DNA oleh sinar UV-B yang membentuk timin dimer.
Kerusakan yang terjadi akan segera diperbaiki oleh tubuh dengan beberapa
mekanisme diantaranya perbaikan DNA, dan meningkatkan produksi melanin
untuk mencegah kerusakan yang akan terjadi lagi. Erythema biasanya muncul
setelah paparan 3-4 jam, dengan puncak dalam 24 jam.buku
Gambar 3. Kerusakan langsung pada DNA karena UV-B (kiri). Reaksi pembentukan timine
dimer (kanan) 12
pigment
darkening
terjadi
selama
paparan
UVR
yang
Melepuh
Kulit yang melepuh dan bengkak menunjukan bahwa lapisan kulit dalam
sudah mengalami kerusakan (luka bakar stadium 2).15
PMLE adalah ruam kulit ringan sampai parah, biasanya terjadi dalam 30
menit sampai beberapa jam pasca terpapar sinar matahari. Ruamnya
memiliki beberapa karakteristik, antara lain : 14
a. Bentol-bentol kecil di seluruh tubuh, terutama di daerah yang
terpapar matahari 14
b. Bentol berubah menjadi bergerombiol dan padat 14
c. Gatal-gatal, biasanya di lengan,kaki, dan dada 14
2.4 Diagnosis
Diagnosis sunburn dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis adalah didapatkannya riwayat adanya paparan sinar matahari
atau aktivitas diluar rumah, pekerjaan di luar gedung, penggunaan alat-alat
tanning, adanya erythema setelah paparan 3-4 jam dan puncaknya 12-24 jam,
nyeri, kemungkinan adanya demam, menggigil, malaise, mual atau muntah
pada kasus yang berat, adanya blister, erythema yang sembuh lebih dari 4-7
hari biasanya disertai dengan scaling dan pengelupasan, dan riwayat
mengkonsumsi obat-obatan yang menginduksi fotosensitifitas.11
menurunkan kemerahan, hangat, dan nyeri tekan pada kulit yang terbakar
selama 24 jam atau lebih. Karena keamanan penggunaan indomethacin pada
anak-anak belum dipastikan, penggunaannya tidak direkomendasiakn pada
anak-anak yang menderita sunburn.5
Kortikosteroid umumnya digunakan untuk terapi sunburn. Beberapa laporan
membuktikan efektifitas kortikosteroid dalam meringankan gejala-gejala
akibat sunburn akut. Namun beberapa penelitian menunjukan bahwa topikal
steroid tidak menekan erythema akibat radiasi UVB. Efektifitas steroid topikal
dalam meringankan gejala sunburn mungkin dikarenakan bentuk sediaannya
krim atau salep.5
Kortikosteroid yang diadministrasikan secara sistemik juga terbukti tidak
efektif untuk menangani erythema akibat radiasi UVB. Dalam suatu penelitian
double-blind controlled study, pemberian prednison secara oral dalam dosis
tinggi gagal menurunkan kemerahan, bengkak, dan nyeri tekan pada kulit
yang terekspose. Hasil ini bertentangan dengan beberapa laporan terhadap
keuntungan menggunakan steroid secara sistemik pada kasus sunburn.5
Penatalaksanaan awal dalam menangani kasus sunburn adalah segera
menghindari sumber paparan radiasi ultraviolet (tanning bed atau sunbathing)
dan lindungi kulit yang terbakar dari sinar matahari langsung. 22
Untuk kasus-kasus yang ringan, terapi yang diberikan berupa krim dingin
yang disimpan dalam lemari pendingin dioleskan langsung ke bagian kulit
yang terbakar. Aspirin juga dapat diberikan dalam dosis yang disesuaikan
setiap hari sampai gejala mereda. 5
Untuk penanganan kasus sedang atau parah, kulit yang terbakar harus sesering
mungkin dikompres dengan kompres basah dan dingin untuk meringankan
luka bakar dan nyeri tekan. Kompres bisa berupa sarung bantal atau handuk
yang telah dibasahi dengan air dingin. Pemberian krim juga disarankan. Untuk
kasus-kasus yang sangat parah, pasien mungkin membutuhkan pemberian
cairan intravena untuk menghindari dehidrasi.5
Pemberian asupan nutrisi yang adekuat juga menjadi salah satu hal penting
dalam penanganan sunburn. Pasien akan membutuhkan energi dan nutrisi
yang sangat tinggi karena katabolisme trauma, kehilangan panas, dan
regenerasi jaringan. Anemia dan malnutrisi menghambat proses penyembuhan
luka.22
BAB III
Simpulan
Sunburn adalah reaksi inflamasi akut pada kulit terhadap UVR (Ultraviolet
Radiation). UVR dapat dipancarkan oleh matahari, tanning bed, lampu fototerapi,
arc lamps, dan yang lainnya.2 Radiasi ultraviolet dari sinar matahari langsung
merupakan penyebab tersering terjadinya sunburn.
UVR dari matahari dibagimenjadi 3 berdasarkan panjang gelombangnya yaitu
UVA, UVB, UVC. UVB adalah tipe radiasi ultraviolet yang dapat menyebabkan
sunburn.4
UVR menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah kutan sehingga mulai tampak
ciri-ciri erythema. Dalam 2 jam paparan, akan terlihat kerusakan sel epidermis.
Sel keratinosit (sunburn cell) dan sel langerhans akan mengalami apoptosis karena
kerusakan DNA yang diinduksi oleh UVR.
Gambaran klinis yang umumnya terjadi pada kasus-kasus sunburn adalah
munculnya kemerahan, hangat, nyeri pada kulit. Pada kasus parah dapat muncul
blister, juga sering dijumpai sakit kepala, demam, mual, dan muntah.
Diagnosis sunburn dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis adalah didapatkannya riwayat adanya paparan sinar matahari atau
penggunaan alat-alat tanning. Pada pemeriksaan fisik bisa dilihat gejala-gejala
umum pada sunburn seperti munculnya kemerahan, hangat, nyeri pada kulit.
Penatalaksanaan awal dalam menangani kasus sunburn adalah segera menghindari
sumber paparan radiasi ultraviolet (tanning bed atau sunbathing).Untuk kasuskasus yang ringan, terapi yang diberikan berupa krim dingin yang dioleskan
langsung ke bagian kulit yang terbakar. Aspirin juga dapat diberikan sampai gejala
mereda. Untuk penanganan kasus sedang atau parah, kulit yang terbakar harus
sesering mungkin dikompres dengan kompres basah dan dingin untuk
meringankan luka bakar dan nyeri tekan. Untuk kasus-kasus yang sangat parah,
pasien mungkin membutuhkan pemberian cairan intravena untuk menghindari
dehidrasi.5