Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Dessy Rahmawati
(13631401)
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1 Definisi
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai
darah kebagian otak (Brunner & Sudarth, 2001).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Sedangkan menurut Hudak (1996),
stroke adalah deficit neurologis yang mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24
jam sebagai akibat dari cardiovascular disease (CVD).
Cerebrovaskular Disease atau Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang dapat timbul secara mendadak atau
secara cepat dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.
Penyakit CVA mencakup semua proses patologik yang mengenai pembuluh darah
otak, sebagian besar terjadi karena trombosi, embolisme atau hemoragik (Hudak dan
Gallo, 1997). CVA menurut Black (1993) adalah kerusakan / kematian sel otak akibat
kekurangan suplai darah. Pendapat lain yaitu kelainan karena peredaran dari pembuluh
darah/gangguan sirkulasi serebral akibat oklusi lumen pembuluh darah partial/complete
yang mengakibatkan pengaruh sementara atau permanen (Doengoes, 1993).
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa stroke (CVD)
adalah gangguan perfusi jaringan otak yang diakibatkan oklusi (sumbatan), embolisme
serta perdarahan (patologi dalam otak itu sendiri bukan dari factor luar) yang
mengakibatkan gangguan permanen atau sementara. Berat ringannya tergantung pada
pembuluh darah yang terkena dan organ yang divaskularisasi. Demikian juga tanda dan
gejala juga tergantung pusat mana yang mengalami gangguan perfusi, iskemia, atau
nekrosis
1.2 Etiologi
Bruner & Suddart (2002) menjelaskan, Stroke biasanya diakibatkan dari salah
satu dari empat pilihan kejadian:
1. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain)
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak)
Dari keempat penyebab tersebut menimbulkan masalah yang sama yaitu
penghentian suplai darah ke otak yang menyebabkan kehilangan sementara atau
permanen gerakan, berfikir, memori, bicara, sensari atau sesuai pusat mana yang
mengalami kerusakan.
Price, Sylvia H (1995) menyetakan penyebab utama dari stroke diurutkan dari
yang paling penting adalah
1. Aterosklerosis (trombosis)
2. Embolisme
3. Hipertensi (yang mengakibatkan perdarahan intraserebral dan rupture aneurisme
sakular)
Pada saat terjadi serangan CVD pada dasarnya telah terjadi gangguan lain yang
mendahului, seperti Diabetes Melitus, Hipertensi dan lain-lain. Pencegahan CVD adalah
pendekatan yang paling baik dan merupakan tujuan utama program kesehatan individu
dan masyarakat. Dengan demikian pengendalian factor resiko merupakan langkah
penting untuk mencegah serangan CVD.
Beberapa factor resiko yang mempengaruhi terjadinya Stroke adalah
1. Hipertensi
2. Diabetes Melitus
3. Penyakit Jantung
4. Gangguan aliran darah sepintas (TIA : Transient Iskemic Attack)
5. Hiperkolesterolemi
6. Infeksi
7. Obesitas
8. Merokok
9. Kelainan pembuluh darah otak
10. Lain-lain (lanjut usia, penyakit paru menahun, penyakit darah tertentu, asam urat
yang berlebihan, kombinasi beberapa factor resiko)
11. Peningkatan Hematrokit
12. Kolesterol Tinggi
13. Kontrasepsi oral
14. Penyalahgunaan obat (Khususnya kokain)
15. Konsumsi Alkohol
Faktor Resiko Stroke
a
Penyakit kardiovaskuler
DM (peningkatan anterogenesis)
l Hyperkolesterolemia
m
Infeksi
Kelainan pembuluh darahh otak (karena genetik, infeksi dan ruda paksa)
Lansia
1.3 Patofisiologi
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter 100-400
mcmeter mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa
hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriolarteriol dari cabang-cabang lentikulostriata, cabang tembus