You are on page 1of 6

PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI CAT

DITINJAU DARI SISI CLEAN TECHNOLOGY


DALAM MANAJEMEN INDUSTRI
Hernadewita (1), Mohd. Nizam Ab. Rahman (1), Baba Md. Deros (1)
(1)

Kejuruteraan Mekanik dan Bahan, Fakulti Kejuruteraan,


Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)
ABSTRACT

Industrial concerned to the environment is inseparable to the company policy. Increase on


global international market (Global Market Era), hence industry should be able to
anticipate globalization of the international market. One of international market pressure is
product distribute into the market must be produced by friendly production process (green
product). This means starting from feedstock, process technology, finished goods up to
waste disposal should be friendly to the environment and produce zero waste. In various
industrial waste disposal on hazardeus, dangerous and poisoning types which is not fulfills
environmental standard and disposed to the environment is produce pollution and destruct
the environment. In avoiding the damage is need to implement sustainable development.
Industrial effort to manage waste disposal before thrown to the environment is the ways to
avoid environmental destruction and increases international confident on production yield.
Paint industry is one of fast growing industries with the increasing on paint requirement as
shown increasing in property, electronic, automotive, construction and others. Paint
industrial grows will produce products which has benefit to public also will give negative
impact to the environment by producing waste disposal. Various waste disposal types that
is not fulfills environment standard tend to source pollution and environmental destruction.
Environment which is polluted and destructed will generate and increases external
expenses which accounted by public. This condition is tend to create social conflict and at
the end will threat the sustainability of industry itself. To minimize the impact of waste
disposal from paint industrial is required a proper method and technology on paint
industrial waste treatment. A method applied and dissociated in paint industry is separated
solid and liquid waste. Paint industry types are Latex (water based paint) and solven.
Proper method applied in paint industrial waste management should able to decrease
environmental pollution.
Keywords: Lingkungan, industri cat, cat latek, cat solven.
1

PENDAHULUAN

Kebijakan lingkungan sudah tidak dapat disangkal


dan merupakan keharusan yang perlu ditingkatkan
oleh industri. Kepedulian industri terhadap
lingkungan haruslah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keseluruhan kebijakan perusahaan.
Dengan semakin mengglobalnya pasar internasional
(Era Pasar Global), maka industri harus dapat
mengantisipasi globalisasi pasar internasional
tersebut. Salah satu desakan pasar internasional
adalah produk yang masuk ke pasar mereka harus
diproduksi dengan proses produksi yang ramah
lingkungan (green product). Hal ini berarti mulai dari
bahan baku, teknologi proses, produk yang
dihasilkan sampai dengan limbah yang dibuang
haruslah ramah terhadap lingkungan, dengan
menghasilkan zero waste.
Berbagai jenis limbah industri B3 yang tidak
memenuhi baku mutu yang dibuang langsung ke
lingkungan merupakan sumber pencemaran dan

perusakan lingkungan. Untuk menghindari kerusakan


tersebut
perlu
dilaksanakan
pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.
Salah satu komponen penting agar program tersebut
dapat berjalan adalah dengan diberlakukannya
peraturan perundang-undangan lingkungan hidup
sebagai dasar dalam menjaga kualitas lingkungan.
Dengan diberlakukannya peraturan tersebut maka
hak, kewajiban dan kewenangan dalam pengelolaann
limbah oleh setiap orang, badan usaha maupun
organisasi kemasyarakatan dijaga dan dilindungi oleh
hukum.
Arah pembangunan jangka panjang Indonesia adalah
pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada
pembangunan industri. Berkembangnya industri
khususnya industri cat disamping akan mengahsilkan
produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat
juga akan membawa dampak negatif terhadap
lingkungan hidup disekitarnya. Salah satu dampak
tersebut adalah dihasilkannya limbah buangan.
Berbagai jenis limbah buangan yang tidak memenuhi

Penanganan Limbah Industri Cat Ditinjau dari Sisi Clean Technology dalam Manajemen Industri (Hernadewita)

standar baku mutu limbah merupakan sumber


pencemaran dan perusakan lingkungan yang utama.

ditujukan kepada industri-industri yang


ada (existing).

Lingkungan yang telah tercemar dan rusak akan


menimbulkan dan meningkatkan biaya eksternalitas
yang harus ditanggung oleh masyarakat. Kondisi
demikian rawan sekali terhadap resiko timbulnya
konflik sosial yang pada akhirnya akan mengancam
kelestarian dari industri itu sendiri.

CTP: Meminimalkan limbah dalam arti mulai


dari Pemilihan dan Penanganan Bahan
Baku, Disain Pabrik dengan prinsipprinsip 4R, pemilihan teknologi proses
yang bersih dan hemat energi serta
pengolahan limbah sejak awal sudah
harus dipikirkan.

Industri pembuatan cat di Indonesia terutama untuk


memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Beberapa
pabrik mengekspor produknya namun dalam jumlah
yang tidak terlalu besar, karena kebutuhan pasar
dalam negeri menghasilkan cat dekoratif dan 20%
untuk kebutuhan industri dan penggunaan khusus.
Kebutuhan terbesar dari pasar dalam negeri sekitar
70% adalah cat latek (water-based cat) dan sekitar
30% merupakan cat solvent-based.
Di Indonesia terdapat sekitar 65 pabrik cat berskala
besar dan menengah serta sekitar 100 pabrik berskala
kecil. Tiga pabrik terbesar mendominasi sekitar 50%
pasar dalam negeri dan pabrik yang terbesar
mendominasi sekitar 25%-nya . Beberapa pabrik
hanya memproduksi cat latek sedangkan pabrikpabrik yang berskala besar memproduksi kedua tipe
cat, yaitu cat latek (water-based cat) dan cat solventbased.
2

PENGURANGAN

LIMBAH

INDUSTRI

Pada beberapan dekade terakhir lebih banyak


perusahaan yang memanfaatkan Clean Technologies,
guna memperoleh keuntungan dan keunggulan dalam
bidang industri yang mereka masuki. Penekanan
yang digunakan oleh industri dalam penerapan clean
technologies ini berupa penekanan outside dan inside
perusahaan, seperti dalam gambaran berikut:
EXTERNAL
CONSTRAINTS
RELATED TO
NATURAL
RESOURCES

PUBLIC:
Neighborhood
Associations
media

LEGISLATORS

CONSUMERS

CLEAN MANUFACTURING

PERSONNEL
Absenteeism
Health
safety

COSTS
Materials
Energy
insurances

PROFITS
SALES
FAME

DENGAN PENERAPAN CLEAN TECHNOLOGY

Selama ini praktek pengelolaan lingkungan di


industri fokus pada pengelolaan (treatment) yang
dikenal dengan end of pipe (EOP) dari sisi bisnis
pendekatan ini tidak mendatangkan keuntungan
ekonomis karena investasi, operasi, pemeliharaan dan
pembuangan (disposal) yang dikeluarkan bersifat
pusat biaya (cost centre). Disamping itu juga menjadi
beban karena sulitnya memenuhi atau memelihara
konsistensi pemenuhan regulasi (comply with
regulation) yang menjadi tujuan utama pendekatan
ini.
Beberapa pendekatan yang
pengurangan limbah industri:
1.

dilakukan

dalam

Pemilihan jenis teknologi yang digunakan dalam


dunia usaha (4R: Reduce, Reuse, Recycling,
Recovery).
Impelementasinya mulai dari pemilihan bahan
baku, penyimpanan bahan baku, disain pabrik,
teknologi proses dan teknologi pengolahan
limbah.

2.

Mengatasi masalah lingkungan dengan EOP


(End of Pipe) dan CTP (Clean Technology
Process).
EOP: Menangani limbah yang terjadi sebagai
akibat kegiatan industri, terutama

INTERNAL

Gambar 1 Penekanan External-Internal dalam Clean


Technology

Dari beberapa survey yang telah dilakukan (Misra,


1996), ditemukan bahwa penekanan umum biasanya
kurang efektif dalam pengambilan keputusan untuk
investasi dalam unit proses produksi yang
menghasilkan pengurangan limbah atau polusi. Tabel
1 menunjukkan beberapa petunjuk secara external
dan internal yang digunakan dalam promosi dalam
pengurangan limbah industri.
Tabel 1 External dan Internal Katalis dalam Pengurangan
Limbah Industri
External
Adanya
peraturan
perundangundangan yang jelas
dan mengikat
biaya pajak dan
denda
intesitas
tekanan
lingkungan
kejadian
atau
kecelakaan
yang
ditimbulkan
oleh
pabrik

Internal
tingkat
kualitas
dari
barang jadi
biaya yang dikeluarkan
dalam
menghasilkan
barang jadi
biaya penurunan limbah
kesulitan
dalam
pembuangan limbah
biaya bahan baku
kesulitan
dalam
memperoleh bahan baku.
Kejadian dan kecelakaan
yang terjadi secara internal

Sumber: Clean Technology (Misra, 1996)

109

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 4, No. 2, Desember 2007

Kegiatan-kegiatan ini baik secara parsial maupun


terintegratif telah banyak dilakukan oleh industri.
Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan
penghematan (saving) yang luar biasa karena
penurunan biaya produksi yang signifikan sehingga
pendekatan ini menjadi sumber pendapatan (revenue
generator).

d.
e.

Ada dua jenis cat yang dihasilkan berdasarkan


pemanfaatannya, yaitu: Cat Solvent-Based dan Cat
Water-Based. Pada prinsipnya proses produksi
pembuatan cat untuk Cat Solvent-Based dan waterbased sama, namun proses pembuatannya masingmasing terpisah dan tidak menggunakan alat yang
sama. Perbedaannya hanya pada bahan aditif pada
tahap pra-pencampuran pada proses penggilingan dan
proses pencampuran awal. (Gambar 2)

INDUSTRI CAT

3.1 Proses Pembuatan Cat


Bahan baku utama yang digunakan dalam proses
produksi cat adalah resin, pelarut, pigmen dan
ekstender.
a.
b.
c.

Resin : Alkid, Aklirik, Vinil dan lain-lain;


Pelarut : Aromatik, Alifatik, Ketone, Alkohol,
dan lain-lain;
Pigmen : TiO2
-

Untuk cat Cat Solvent-Based bahan yang dimasukkan


adalah resin, pigmen, ekstender, pelarut dan
plasticizer; sedangkan pada cat water-based bahan
yang dimasukkan adalah air, ammonia, dispersan,
pigmen dan ekstender.

Anorganik dan
Organik
SOLVENT
BASED
-

Bahan Pengikat (Resin)


Pigmen
Amonia (Solvent)
Dispersan
Aditif

Ekstender

Plasticizer

Ekstender : Kalsium Karbonat, Kapur, Tanah


Liat dan lain-lain;
Bahan Pembantu: Minyak Goreng, Plasticizer
dan lain-lain.

Bahan baku pigmen yang digunakan biasanya


mengandung 60% FeO, ZnO, bubuk Zn dan pasta
Aluminium; 27% mengandung senyawa Pb dan Cr;
dan 13% senyawa lainnya.

Penerapan Clean Technology dimungkinkan untuk


jenis industri manapun (Industri Kecil dan Menengah
ataupun industri dalam skala besar).
3

ISSN 1829-8958

TAHAP PRA PENCAMPURAN


PENGGILINGAN
PENCAMPURAN
AWAL
1, 2, 5, 6

TAHAP
PENDISPERSIAN
- PENGGILINGAN LANJUT

WATER BASED
-

Bahan Pengikat (Resin)


Pigmen
Amonia (Solvent)
Dispersan
Aditif

Ekstender

Plasticizer

2, 5, 6

TAHAP
STABILISASI
2, 5, 6
- Warna
- Thinner

TAHAP PRA PENANBAHAN


- PENCAMPURAN
1, 5, 6

PENYARINGAN

Bahan Pengikat
(Resin)
Bahan pengawet
Anti foam
Emulsi PVA
Air

4, 5, 6

PENGALENGAN
PENGEMASAN
3, 5, 6

PENYIMPANAN
DAN
PENGIRIMAN
3, 5, 6

Gambar 2. Proses Produksi Cat

110

3.1.1 Proses Pembuatan Cat Solvent-Based


Bahan baku resin, pigmen kering dan ekstender
digiling dan diaduk dengan kecepatan tinggi pada
tangki pengaduk atau pencampur. Selama proses ini
berlangsung, bahan pelarut dan plasticizer
dimasukkan ke dalam tangki pencampur. Proses ini
disebut tahap pra-pencampuran.
Kemudian hasil dari proses pra-pencampuran
dimasukkan ke tangki penggiling dan pengadukan
lanjut untuk tahap proses pendispersian bahan yang
telah dicampur.
Selanjutnya dilakukan tahap stabilisasi dalam tangki
pengaduk dengan penambahan zat pewarna dan
tinner (cairan yang mudah menguap).
Proses selanjutnya adalah tahap stabilisasi dengan
penambahan bahan resin untuk menghasilkan
kualitas cat yang di inginkan, kemudian hasilnya
dimasukkan dalam proses penyaringan.

2.

b.

Lumpur/Sludge: dihasilkan dari proses


pengolahan air limbah di IPAL pabrik.
Limbah ini bersifat B3 (bahan beracun dan
berbahaya)

c.

Sampah Domestik : limbah dan sampah


lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan
pabrik.

Limbah Cair

Sumber utama limbah cair berasal dari pencucian,


pembilasan dan pembersihan tangki serta peralatan
proses produksi cat, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Air Pencucian;
Ceceran dari proses Produksi;
Laboratorium dan bak-bak pencucian;
Air pendingin dan Boiler (blow down)
Pencucian alat-alat transportasi bahan-bahan
baku dan penolong pembuatan cat;
Peralatan pengendalian pencemaran udara yang
menggunakan air seperti wet-scrubber dan alat
lainnya.

Produk dari hasil proses penyaringan kemudian


memasuki proses pengalengan cat, penyegelan dan
pengemasan produk akhir.

f.

3.1.2 Proses Pembuatan Cat Water -Based

Sumber limbah lainnya adalah pencemaran udara dan


pembuatan resin yang menggunakan air dalam proses
pembuatannya pada beberapa pabrik berskala besar.

Bahan baku air, ammonia, dispersan, pigmen dan


ekjstender digiling dan diaduk dalam tangki
pengaduk/pencampur.
Selama
proses
ini
berlangsung, bahan pigmenkering dan ekstender
pigmen dimasukkan ke dalam tangki pencampur.
Proses ini disebut tahap pra-pencampuran.
Kemudian hasil dari proses pra-pencampuran
dimasukkan ke tangki penggiling dan pengadukan
lanjut untuk tahap proses dispersi bahan yang btealah
dicampur dengan penambahan bahan penolong
seperti resin, plasticizer, bahan pengawet,
antifoaming (gelembung), bahan pengemulsi
polivinil asetat (PVA) dan air sebagai tinner.

Limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan


dari pencucian peralatan pemroses serta pencucian
dan pembersihan lantai. Pada beberapa pabrik cat,
pencucian tangki dan peralatan menggunakan larutan
kostik panas.
Limbah cair dari pencucian ini kemudian ditampung
dalam tangki atau drum penampung untuk
pembuatan cat solvent based, sedangkan untuk
pembuatan cat water-based, limbah cair dari
pencucian tangki menuju ke unit pengolahan limbah
cair.

Proses selanjutnya adalah tahap stabilisasi dalam


tangki pencampur untuk menghasilkan kualitas cat
yang diinginkan, kemudian hasilnya dimasukkan
dalam proses penyaringan.

Limbah cair dari pencucian peralatan pemroses cat


solvent-based dapat dimanfaatkan lagi dengan
menggunakan unit perolehan kembali pelarut supaya
pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali.

Hasil proses penyaringan kemudian memasuki proses


pengalengan cat, penyegelan dan pengemasan.
3.2 Limbah yang Dihasilkan dalam Proses
Produksi Cat

Faktor penjagaan kebersihan di pabrik atau proses


produksi dapat mencerminkan pengelolaan limbah
cair yang dilaksanakan, karena faktor ini dapat
meminimumkan jumlah dan karakter limbah cair
yang dihasilkan oleh kegiatan produksi.

Limbah yang dihasilkan akibat proses produksi cat


adalah:

3.3 Karakteristik
Limbah
Pembuatan Cat

1.

Karakteristik limbah cair yang berasal dari proses


pembuatan cat adalah BOD, COD, TSS, pH, TOC,
NH3-N, klorida, sulfat, sulfida, nitrogen sebagai N,
fosfor, minyak dan lemak, logam berat seperti
merkuri (Hg), timbale (Pb), cadmium (Cd), kromium
(Cr+6), seng (Zn), besi (Fe) dan titanium (Ti) serta
parameter lainnya, bergantung pada jenis bahan baku
penolong yanmg digunakan.

Limbah padat. Limbah padat yang dihasilkan


meliputi :
a.

Kemasan bekas: limbah ini dihasilkan dari


bekas kemasan bahan baku/penolong berupa
kantong/sak atau karung dari kertas dan
plastik. Sifatnya tidak beracun tetapi mudah
terbakar.

dalam

Proses

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 4, No. 2, Desember 2007

Limbah industri cat dapat dikategorikan menjadi:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sisa kantong bahan baku (container)


Debu pigmen
Off-specification paint
Filter cartridges
Limbah cair dari pencucian peralatan
Emisi udara (voc)

4.

PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI CAT


DALAM MANAJEMEN INDUSTRI

Kunci masalah lingkungan yang berhubungan dengan


industri cat adalah penanganan terhadap limbah yang
dihasilkan akibat proses produksi cat. Penanganan
limbah tersebut mengacu pada Baku Mutu Limbah
yang diperbolehkan dalam industri tersebut. Baku
mutu limbah untuk industri cat (yang sudah
beroperasi) adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Cat Yang
Sudah Beroperasi
Parameter
COD
TSS
Merkuri (Hg)
Seng (Zn)
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
Krom Heksavalen
(Cr+6)
Titanium (Ti)
Kadmium (Cd)
Fenol
Minyak dan Lemak

3.

4.3 Penanganan Limbah Cair


Pengolahan limbah cair industri cat dapat
menggunakan teknologi pengolahan limbah secara
fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar
parameter utama limbah cair yang dihasilkan.

0,25

0,20

a.
b.

0,50
0,10
0,25
15

0,40
0,08
0,20
10

c.
d.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penanganan limbah


industri cat yang dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi industri. Penanganan limbah industri
adalah sebagai berikut:
4.2 Penanganan Limbah Padat
Kemasan bekas
Limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan
bahan baku/penolong berupa kantong/sak atau

Sampah Domestik
Limbah ini berupa kertas, dedaunan dan
lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan
pabrik. Pengumpulan dilakukan setiap hari
kerja di TPS pabrik dan diangkut oleh Dinas
Kebersihan DKI Jakarta ke TPA seminggu
sekali.

Beban
Pencemaran
Maksimum (g/m)

80
48
0,012
1,2
0,32
0,80

Lumpur/Sludge
Dihasilkan dari proses pengolahan air limbah
di IPAL pabrik. Limbah ini bersifat B3 (bahan
beracun
dan
berbahaya)
sehingga
penanggulangannya sangat hati-hati mulai dari
pengumpulan, pengeringan sampai pada
pembuatannya menjadi Flinkote Padat
sebagai produk sampingan. Untuk 100 kg
Lumpur kering (kadar air 30%) dapat
dihasilkan 286 kg flinkote padat.

Kadar
Maksimum
(mg/l)
100
60
0,015
1,5
0,40
1,0

pH 6,0 9,0
Debit limbah cair maksimum
Cat Water-Based sebesar 0,5 l/l produk cat
Cat Solvent-Based sebesar nol; semua limbah cair yang
dihasillkan harus ditampung atau diolah kembali dan tidak
boleh dibuang ke perairan umum.

1.

karung dari kertas dan plastik. Sifatnya tidak


beracun tetapi mudah terbakar sehingga
pengumpulan dilakukan setiap hari kerja dan
ditempatkan di TPS pabrik lalu diangkut/dibeli
oleh perusahaan daur ulang kemasan setiap
minggu.
2.

Seyogyanya dalam penanganan limbah industri dari


sisi manajemen industri adalah dengan melibatkan
fungsi engineering, produksi, PPIC, mutu,
maintenance, lingkungan dan bagian lain yang
relevan sehingga pendekatan teknik yang parsial bisa
dirubah menjadi komprehensif. Di samping fungsi
juga perlu diperhatikan komitmen terhadap kapasitas
dengan perspektif baru.

ISSN 1829-8958

Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam proses


pembuatan cat dengan pemanfaatan IPAL yang
meliputi :
a.

e.

Ekualisasi debit limbah, dengan tangki


pengumpul;
Pengaturan pH
Pengendapan dengan penambahan bahan kimia
alum, kapur atau poliflok dan garam besi di
dalam tangki flokulasi;
Pengentalan atau pengeringan Lumpur;
Penyaringan dengan menggunakan penyaring
pasir atau media lainnya Fenolbact dan
Hidrobact di dalam tangki klorinasi;
Penyaringan dengan menggunakan karbon filter
pada tangki filter; dan Tangki penyimpanan
akhir.

Sumber Air Limbah


Untuk mengolah air limbah selain data kepekatan air
limbah, diperlukan juga data mengenai seberapa
besar rata-rata jumlah air limbah yang harus diolah.
Supaya jumlah air limbah yang akan diolah itu dapat
diperkirakan, maka diperlukan data mengenai sumber
air limbah.
112

Penanganan Limbah Industri Cat Ditinjau dari Sisi Clean Technology dalam Manajemen Industri (Hernadewita)

Air limbah yang berasal dari industri sangat


bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya
industri tersebut.
4.4 Pengelolaan Limbah
Solvent-Based

Cair

Industri

Cat

Penanganan limbah cair untuk industri pembuatan cat


terutama dilakukan pada saat pencucian peralatan
pada pembuatan cat solvent-based yang tidak boleh
tercecer dan masuk ke saluran drainase melalui
pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik dan benar,
sehingga pembuatan cat solvent-based dalam
pembuangan limbah diharapkan mencapai zero
waste.
Pengolahan limbah cair industri cat dapat
menggunakan teknologi pengolahan limbah secara
fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar
parameter utama limbah cair yang dihasilkan.
Untuk proses pembuatan cat solvent-based
diupayakan tidak menghasilkan limbah cair dan
untuk itu diperlukan kebiasaan memelihara
lingkungan yang baik dan menghemat pemakaian air
melalui pemanfaatan kembali air cucian tangki pada
proses pembuatan cat untuk pencucian berikutnya.

perlakuan ini dikembalikan ke unit awal pengolahan


limbah.
4.6 Pengendalian di dalam
Mengurangi Pencemaran

Pabrik

untuk

Kebiasaan pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik


dan juga dengan menggunakan kembali air pencucian
pada proses pembuatan cat atau proses pencucian
berikutnya akan menghemat jumlah pemakaian air.
Jumlah pemakaian air terbanyak adalah untuk
pendinginan, air ini harus diupayakan untuk tidak
terkontak atau terkontaminasi dangan bahan baku,
bahan penolong ataupun air proses.
Pemisahan antara limbah cair yang tidak
terkontaminasi dan yang terkontaminasi serta
pengurangan jumlah pemakaian air untuk pencucian
peralatan
dengan
menggunakan
peralatan
penyemprotan bertekanan tinngi harus dilaksanakan.
5.

PENUTUP

Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam proses


pembuatan cat meliputi:

Pembahasan mengenai Penanganan Limbah Industri


Cat dalam Manajemen Industri dengan mengikuti
Perkembangan Teknologi dan penggunaan dan
melaksanakan konsep-konsep clean technology,
sedikit tidaknya memberikan masukan akan perlunya
me-manage hasil dan proses produksi yang ramah
lingkungan terutama dalam menghasilkan produk
yang sesuai dengan permintaan konsumen, ramah
lingkungan yang dihasilkan oleh dunia industri.

1.

PUSTAKA

4.5 Unit Pengelolaan Limbah Cair Untuk Cat


Solvent-Based

2.
3.

4.
5.

6.
7.

Ekualisasi debit limbah, dengan tangki


pengumpul;
Pengaturan pH
Pengendapan dengan penambahan bahan kimia
alum, kapur atau poliflok dan garam besi di
dalam tangki flokulasi;
Pengentalan atau pengeringan Lumpur;
Penyaringan dengan menggunakan penyaring
pasir atau media lainnya Fenolbact dan
Hidrobact di dalam tangki klorinasi;
Penyaringan dengan menggunakan karbon filter
pada tangki filter; dan
Tangki penyimpanan akhir.

Pengolahan limbah cair umumnya meliputi


peraturan/penyesuaian pH dan penggunaan bahan
presipitasi kimia yang dilanjutkan dengan
pengendapan. Penggunaan penyaring pasir dan
karbon dapat menurunkan kadar logam berat sampai
tingkat yang rendah.

1.

Baroto, T, Perencanaan dan Pengendalian


Produksi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002.

2.

Ekins P, M. Hillman dan R. Hutchison, Green


Economics, the Gaia Atlas, Anchor Books, New
York, USA, 1992.

3.

Freeman, H., Hazardous Waste Minimization,


McGraw Hill International, Singapore, 1990.

4.

Misra, K.B., Clean Production, Springer-Verlag


Berlin Heidelberg, Germany.

5.

Romm, Joseph J., Lean and Clean


Management, Kodansha International, New
York, 1994.

Pengentalan Lumpur dan pengeringan merupakan hal


yang umum untuk sistem pengolahan yang lengkap,
sistem ini menggunakan pengental dan penjernih
yang dilanjutkan dengan belt press atau gulungan
pengeringan sedangkan air yang dihasilkan oleh
113

You might also like