You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kejadian anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena

menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pengaruhnya sangat besar


terhadap

kualitas

sumber

daya

manusia.

Anemia

dalam

kehamilan

disebutpotential danger to mother and child(potensial membahayakan ibu dan


anak) kearena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang
terkait dalam pelayanan kesehatan.
Anemia dapat didefinisikan sebagai defisiensi dalam kualitas atau
kuantitas sel darah merah, yang menyebabkan kapasitas darah untuk membawa
oksigen menjadi berkurang. Setiap sistem tubuh terpengaruh karena fungsi organ
terganggu dan memburuk karena kekurangan oksigen.
Anemia diperkirakan terjadi pada ibu hamil bila kadar hemoglobin 11 g/dL
atau kurang. Di Inggris, negara dengan kesehatan umum dan nutrisi yang
dianggap telah meningkat, terdapat beberapa area yang tidak menganggap seorang
wanita mengalami anemia sampai kadar hemoglobinnya 10 g/dL atau kurang.
Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa seiring meningkatnya jumlah
pencari suaka dan orang-orang yang berimigrasi ke Inggris dengan status
kesehatan da praktik kultural berbeda, setiap wanita diwajibkan dikaji sebagai
seorang individu. Secara umum, anemia defisiensi zat besi ditemukan pada 2025% penduduk dunia.

Selama kehamilan, terjadi pembelahan sel yang cepat dan kebutuhan lebih besar
untuk sintesis hemoglobin. Kadar feritin serum harus tetap atau berada di atas dari
10 g/dL untuk memenuhi kebutuhan uterus dan janin membesar.
Menurut World Healt Organization (WHO) memperkirakan lebih dari
500.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Sedangkan angak
kejadian anemia menurut WHO berkisar antara 20% sampai 89% dengan
menetapkan Hb 11gr% sebagai dasarnya.Di cina menemukan angka anemia
kehamilan pada trimester I 3,8%,trimester II,13,6% dan pad trimester III ,24,8%.
Angka kematian ibu (AKI) di indonesia saat ini menurut Survey Demografi
kesehtan indonesia tahun 2011 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Angka
kejadian anemia pada ibu hamil sekitar 35%.salah satu faktor masih tingginya
angka kejadian anemia adalah kurangnya pengetahuan akan tanda-tanda dn
damapak yang ditmbulkan oleh anemia.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan provensi Sulawesi selatan,pada
tahun 2010 jumlah kasus adalah 220 orang. Dengan klafikasi sebagai
berikut:anemi ringan 89 orang (40, 96%),anemia sedang 96 orang (43,67%) dan
anemia berat 35 orang (15,90%).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone pada tahun 2013
diklasifikasi sebagai berikut: anemia ringan terdapat 11,271%, anemia sedang
terdapat 2,761%, dan anemia berat terdapat 21%. Pada tahun 2012 anemia ringan
terdapat 11,506%, anemia sedang terdapat 3,446%, dan anemia berat terdapat
59%. Pada tahun 2011 anemia ringan terdapat 12,557%, anemia sedang terdapat
2,736% dan anemia berat terdapat 17%.

1.2. Ruang lingkup pembahasan


Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penulisan karya tulis ilmiah
adalah Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny... Gestasi... Minggu Dengan
Anemia Di puskesmas watampone Kab.Bone pada tanggal...2014.
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny... Gestasi...
Minggu Dengan Anemia Di puskesmas watampone Kab.Bone pada tanggal...2014
dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan
wewenang bidan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Dilaksanakannya

pengkajian

dan

analisis

data

pada

Ny...

gestasi...minggu dengan anemia di puskesmas watampone Kab.Bone


tanggal...2014
2) Dirumuskannya diangnosa/masalah aktual pada Ny... gestasi...minggu
dengan anemia di puskesmas watampone Kab.Bone tanggal...2014
3) Dirumuskannya
diangnosa/masalah
potensial
pada
Ny...
gestasi...minggu dengan anemia di puskesmas watampone Kab.Bone
tanggal...2014
4) Didentifikasinya perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny...
gestasi...minggu dengan anemia di puskesmas watampone Kab.Bone
tanggal...2014
5) Ditetapkannya

rencana

tindakan

asuhan

kebidanan

pada

Ny...

gestasi...minggu dengan anemia di puskesmas watampone Kab.Bone


tanggal...2014

6) Dilaksanakannya tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada


Ny... gestasi...minggu dengan anemia di puskesmas watampone
Kab.Bone tanggal...2014
7) Dievaluasinya hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny...
gestasi...minggu dengan anemia di puskesmas watampone

Kab.Bone

tanggal...2014
8) Didokumentasikannya semua temuan dan tindakan yang telah diberikan
pada Ny... gestasi...minggu dengan anemia di puskesmas watampone
Kab.Bone tanggal...2014
1.4. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah:
1) Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III
Kebidanan AKBID Bataritoja watampone.
2) Manfaat program, sebagai salah satu sumber informasi bagi Dinas Kesehatan
dalam menentukan kebijakan khususnya dalam penanganan asuhan kebidanan
pada gestasi 34-36 minggu dengan anemia
3) Sebagai bahan institusi pendidikan dalam penerapan penulisan karya tulis
ilmiah selanjutnya.
4) Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas ddan
menambah wawasan dalam aasuhan kebidanan.
1.5. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah:
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari buku-buku/literatur,
mengambil data dari internet, membaca buku yang berkaitan dengan
anemia.

1.5.2 Studi kasus


Penelitian ini menggunakan metode pendekatan masalah dalam asuhan
kebidanan yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan
diangnosa/masalah aktual dan potensial, mengidentifikasi tindakan dan
mengevaluasi asuhan kebidanan pad ibu hamil dengan anemia serta
mndokumentasikan.
Untuk menghimpun data/informasi dalam pengkajian menggunakan
teknik:
1) Anamnese/wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien dan keluarganya guna
mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan asuhan
kebidanan pada klien tersebut.
2) Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien dengan
cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang
(laboratarium),

serta

pemeriksaan

diangostik

lainnya

dengan

menggunakan format pengkajian.


3) Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual
Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual meliputi status
emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi
klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya,
keadaan ekonomi dan hubungan klien dengan Tuhan.
1.5.3 Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien yang bersumber
dari catatan dokter/bidan maupun dari hasil pemeriksaan laboratarium dan
diangnostik lainnya yang berkaitan dengan anemia.

1.5.4 Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan atau dokter yang
menangani langsung klien dan dosen pembimbing karya tulis ilmiah.
1.6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan untuk menulis karya tulis ini yaitu;
BAB I.PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.

Latar Belakang Masalah


Ruang Lingkup Pembahasan
Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus

1.4. Manfaat Penulisa


1.5. Metode Penelitian
1.6. Sistematika Penulis
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
2.1.2 Diagnosis Kehamilan
2.1.3 Perubahan Fisiologi yang terjadi dalam Kehamilan
2.2 Tinjauan Tentang Anemia
2.2.1 Pengertian Anemia
2.2.2 Patofisiologi Anemia
2.2.3 Macam-macam Anemia
2.2.4 Tanda dan Gejala Anemia
2.2.5 Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan

2.2.6 Diagonis Anemia


2.2.7 Pencengahan dan Penanganan Anemia
2.3 Tinjauan Tentang Antenatal
2.3.1 Pengertian Antenatal
2.3.2 Tujuan Asuhan Antenatal
2.3.3 Kebijakan Pogram dan Teknis Asuhan Antenatal
2.3.4 Informasi Penting untuk setiap Kunjungan Antenatal
2.4 Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
2.4.1 Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
2.4.2 Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
2.5 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
BAB III. STUDI KASUS
Langkah 1

: Identifikasi Data Dasar

Langkah 2

: Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Langkah 3

: Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual Potensial

Langkah 4

: Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi


Asuhan Kebidanan

Langkah 5

: Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Langkah 6

: Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Langkah 7

: Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

BAB IV. PEMBAHASAN


Pada bab ini diuraikan tentang kesenjangan antara teori dan fakta
yang didapatkan sesuai dengan proses manajemen kebidanan.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
2.1.1. Pengertian Kehamilan
1) Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
2) Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan
peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi.
2.1.2. Diagonosis Kehamilan
Tanda pasti kehamilan
1) Pada palpasi dirasakan bagian-bagian janin
2) Dapat dirasakan gerakan janin dalam rahim
3) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin

4) Pada pemeriksaan sinar rontgen tampak kerangka janin


2.1.3. Perubahan fisiologi yang terjadi dalam kehamilan
1) Uterus
(1) Ukuran : Rahim (uterus) membesar dibawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya
disebabkan hypertropi dan hyperplasia otot polos rahim, serabut-serabut
kalogen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar
estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan rahim.Uterus pada
kehamilan cukup bulan panjangnya 30 cm, lebar 23 cm, dan tebalnya 20 cm.
(2) Berat : Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram
pada akhir kehamilan (40 minggu).
(3) Bentuk dan konsistensi : Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk
uterus seperti buah alvokad agak gepeng, pada kehamilan 4 bulan berbentuk
bulat, dan pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula lonjong
seperti telur.
(4) Posisi rahim dalam kehamilan : Pada kehamilan 12 minggu, uterus naik ke
luar dari pelvic untuk menjadi organ abdomen. Uterus ini tidak lagi
antefleksi atau retrofleksi, tetapi menjadi vertical. Pada saat uterus naik
memasuki abdomen, uterus tersebut condong ke kanan. Uterus mencapai
umbilicus pada kehamilan 24 minggu dan mencapai prosessus xiphoideus
pada kehamilan 36 minggu, dan setelah itu uterus mulai turun ke dalam
pelvis.

(5) Vaskularisasi : Pembuluh darah bertambah besar untuk dapat mengikuti


uterus yang bertambah besar. Arteria uterina menjadi kurang berkelok-kelok
dan besar lumennya bertambah. Vena-vena ovarica menjadi sangat
membesar untuk dapat menampung darah yang berlebih yang berasal dari
uterus.
2) Indung Telur (Ovarium)
Pada awal ovulasi terdapat hormone relaxin yang bersintesis di
korpus luteum di awal kehamilan. Relaxin meningkat dalam trimester I
dan mempunyai pengaruh untuk menenangkan hingga pertumbuhan
janin menjadi baik hingga aterm.
3) Serviks Uteri
Serviks mengalami perubahan karena peningkatan hormon estrogen
dan adanya hypervaskularisasi mengakibatkan konsistensi serviks
menjadi lunak.
4) Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina

dan

vulva. Adanya hypervaskularisasi, mengakibatkan vagina dan vulva


tampak lebih merah, agak kebiruan (Livide). Warna livide pada vagina
dan portio disebut tanda Chadwick.
5) Mammae
Payudara mengalami perubahan-perubahan sebagai persiapan
untuk memberikan ASI pada masa laktasi. Payudara akan tampak
menjadi lebih besar, areola menjadi lebih hitam dan payudara lebih

menonjol.

Perubahan

ini

disebabkan

oleh

pengaruh

hormon

somatomammotropin.
Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara,
progesteron menambah sel-sel asinus sedangkan somatomammotropin
mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan
dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein, laktaglobilin dan
lactalbumin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi.15
6) Sistem sirkulasi darah
(1)

Volume darah lam kehamilan akan bertambah

secara

fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hydremia. Volume


darah akan bertambah banyak kira-kira 25 % dengan puncaknya pada
kehamilan 32 minggu, diikuti dengan curah jantung (Cardiac output) yang
meningkat sebanyak 30 %.
(2)

Protein Darah
Protein dalam darah berubah. Jumlah protein, albumin dan gammaglobulin
menurun dalam triwulan pertama dan akan meningkat secara bertahap pada
akhir kehamilan. Beta globulin dan fibrinogen akan terus meningkat.

(3)

Hemoglobin
Secara keseluruhan, terdapat peningkatan volume eritrosit untuk kebutuhan
transport Oksigen (O2) yang sangat diperlukan selama kehamilan.
Konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah, akibat
penambahan volume plasma yang jauh lebih besar. Leokosit meningkat
sampai 10.000/ml.

(4)

Tekanan darah
Tekanan diastolic akan menurun secara drastis pada trimester I dan
mencapai yang terendah pada usia kehamilan 16-20 minggu. Kemudian
akan kembali pada tekanan yang sama seperti pada trimester I.

(5)

Jantung
Volume darah total ibu akan mulai meningkat sekitar 30-50% pada
trimester I yang kemudian meningkat pesat pada pertengahan
kehamilan, dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan.

7) Sistem Pernafasan
Wanita hamil tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek
nafas. Hal ini disebabkan oleh karena usus-usus yang tertekan oleh
uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak pada kehamilan 32 minggu ke atas. Oleh karena itu
wanita hamil selalu bernapas lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat 20%.
8) Sistem Pencernaan (Traktus Digestivus)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (mual),
akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus
digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus
berkurang, makanan lebih lama berada didalam lambung dan apa yang
telah dicerna akan lebih lama berada dalam usus-usus sehingga dapat
menyebabkan obstipasi. Gejala muntah(emesis), biasanya terjadi pada
pagi hari yang biasa di kenal dengan morning sicknees.

9) Sistem Perkemihan (Traktus urinarius)


Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yang mulai membesar dan akhir kehamilan bila kepala janin mulai
turun, pintu atas panggul tertekan kembali sehingga timbul sering
kencing. Uterus membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun
akibat pengaruh hormon progesteron.
10) Kulit
Peningkatan

melanophore

stimulating

hormon

(MSH)

menyebabkan perubahan berupa hyperpigmentasi pada wajah (cloasma


gravidarum), payudara, linea alba, striae livide pada perut dan
sebagainya.
11) Tulang dan Gigi
(1) Tulang (Sistem Muskuloskeletal)
Menurut miller Harrety, 1997 dalam Salmah, 2006, estrogen dan relaksasi
memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvik pada akhir
kehamilan.
(2) Gigi
Peningkatan estrogen memperbanyak sekresi air ludah dan sifatnya menjadi
lebih asam yang memudahkn terjadinya lubang gigi. Jika asupan berkurang,
bukan kalsium gigi yang termobilisasi, melainkan kalsium tulang.
Pembengkakan di sekitar gigi sangat sering terjadi, sehingga gusi terkesan
mudah berdarah.
12) Kelenjar endokrin

(1) Hormon adrenal dan hipofisis


Ukuran dan aktifitas kelenjar adrenal mengalami peningkatan selama
kehamilan. Estrogen merangsang pembentukan kortisol oleh adrenal dengan
menghambat metabolisme kortisol dan meningkatkan sintesis protein
pengikat kortisol. Progesterone meningkatkan resistensi jaringan terhadap
kortisol. Sekresi kortisol mempengaruhi pelepasan ACTH dari hipofisis
anterior yang merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol.
Peningkatan kortisol sebagai respon terhadap stress, termasuk peningkatan
curah jantung dan penurunan kadar glukosa puasa pada trimester kedua
kehamilan.
Selama kehamilan, kelenjar hipoffisis juga mengalami pembesaran yang
disebabkan oleh peningkatan junlah dan aktifitas sel kelenjar hipofisis
anterior.Sel penghasil prolaktin meningkat dari 10% menjadi 50% populasi
sel dibawah pengaruh estrogen dan progesterone.
(2) Hormon Tiroid
Pada wanita hamil, kelenjar tiroid membesar karena peningkatan aktivitas
kelenjar tiroid dan pengeluaran iodium melalui ginjal. Kelenjar tiroid
mengalami hipertropi untuk meningkatkan penyerapan iodium untuk
sintesis hormone.
13) Perubahan Metabolisme
Kehamilan mempunyai efek terhadap metabolisme, oleh karena itu
wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi
sehat.

(1)

Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat hingga 15%-20%


pada triwulan terkahir (trimester ketiga).

(2)

Kebutuhan protein wanita hamil sangat diperlukan untuk


perkembangan alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta persiapan
untuk laktasi.

(3)

Kebutuhan kalori didapat dari pembakaran hidrat arang dan


lemak.

(4)

Berat badan wanita hamil akan naik antara 6,5-16,5 kg ratarata 12,5 kg. Terutama dalam kehamilan 20 minggu. Kenaikan ini
disebabkan oleh : Hasil konsepsi ; fetus, plasenta dan liquor amni dan dari
ibu sendiri ; uterus dan mamma yang membesar, volume darah, serta
peningkatan lemak dan protein.

2.2. Tinjauan Tentang Anemia


2.2.1. Pengertian Anemia
1) Menurut Departemen Kesehatan, anemia adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan menurunnya kadar haemoglobin hemotroktik dan jumlah
eristrosit atau zat warna merah dalam sel darah merah.
2) Anemia menurut varney adalah kondisi dimana sel darah merah menurun
atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang.
Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin
kurang dari 10, 50 sampai 11, 00 gr/dl.
2.2.2. Macam-macam Anemia Dalam Kehamilan
1) Anemia defesiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan


zat besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan,
karena gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang
keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
2) Anemia megaloblastik
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi
yang kronik.
3) Anemia hipoplatik
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat
sel-sel darah baru
4) Anemia hemolitik
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih
berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Klasifikasi anemia :
a) Hb 11 gr% tidak anemia
b) Hb 10 gr 9- 10% anemia ringan
c) Hb 7 -8 gr% anemia sedang
d) Hb < 7 gr% anemia berat
2.2.3. Patofisiologi Anemia
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta
dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai
pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9

dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem


serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.Zat besi masuk kedalam
tubuh melalui makanan. Pada jaringan tubuh besi berupa senyawa
fungasional seperti hemoglobin,mioglobin dan enzim-enzim,senyawa
besi trsnsportasi yaitu dalam bentuk transferin dan senyawa besi
cadangan seperti feritin dan hemosiderum.Zat besi yang berasal dari
makanan seperti daging hatimtelur,sayuran hijau dan buah-buahan
diabsorpsi diusus halus.Rata-rata makanan yang masuk mengandung
10-15

mg

zat

besi,

tetapi

hanya

5-10%

yang

dapat

diabsorpsi.Penyerapan dipengaruhi oleh factor adanya protein hewani


dan vitamin C. Sedangkan yang menghambat serapan adalah kopi,teh
,garam kalsium dan magnesium karena bersifat mengikat zat
besi.Menurunnya asupan zat besi yang merupakan unsure utama
pembentukan hemoglobin, maka kadar atau produksi hemoglobin juga
akan menurun.
2.2.4. Tanda dan Gejala Anemia
Secara klinis dapat dilihat ibu kelelahan, keletihan, dan stomatitis angular
dapat juga terjadi yaitu robekan yang terasa nyeri pada sudut mulut yang
menyebabkan kurang nafsu makan. Pucat pada kulit dan membran mukosa dapat
dilihat dan mungkin tampak pada telapak tangan dan konjungtiva.
2.2.5 Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan

1) Risiko terjadi abortus


2)

Persalinan prematur.

3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.


4) Mudah terjadi infeksi.
5) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
6) Mengancam jiwa dan kehidupan ibu.
2.2.6. Diangonsa Anemia pada Kehamilan
1) Anamnese
Pada anamnese sering didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan
muda.
2) Pemeriksaan fisik
Kulit pucat, mukosa gusi dan kuku jari pucat, takikardi atau murmur lambat
(pada anemia yang parah).
3) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan kadar Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali yaitu pada trimester I dan
trimester III.
2.2.7. Pencegahan dan Penanganan Anemia
Pencegahan anemia
1) Pemberian tablet atau suntikan zat besi
Dosis suplementatif yang di anjurkan dalam satu hari adalah 2 tablet (1
tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 mg asam folat) yang di makan

selama paruh kedua kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan
zat besi sangat tinggi.
2) Pendidikan
Ibu hamil harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang
bahaya yang mugkin terjadi akibat anemia. Dan harus pula diyakinkan
bahwa salah satu penyebab aanemia adalah defisiensi zat besi.
3) Modifikasi makanan
Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan yaitu dengan
pemastian

konsumsi

makanan

yang

mengandung

kalori

dan

meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan


jalan memromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan
pangan yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
4) Pengawasan penyakit infeksi
Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehaatan
masyarakat melalui pencegahan seperti penyediaan air bersih, perbaikan
sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan.
Penanganan Anemia
1) Anemia ringan
Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga
hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 250 g asam folat
peroral sekali sehari. Hemoglobin dapat dinaikkan sebanyak 1 gr/dl
sehari mulai dari kelima dan seterusnya.
2) Anemia sedang
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 g asam
folat peroral sekali sehari
3) Anemia berat
Penanganan anemia berat dilakukan dengan pemberian preparat besi
600 mg dan 400 g asam folat peroral sekali sehari selama 3 bulan.

2.3. Tinjauan Tentang Antenatal Care


2.3.1. Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2.3.2. Tujuan Pengawasan Antenatal
1) Tujuan Umum
Menurunkan atau mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal.
2) Tujuan khusus
(1) Memantau kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi yang normal.
(2) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan
(3) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangkaa
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional dan logis
untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi
(4) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu
dan bayi
(5) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan
(6) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dan trauma seminimal mungkin.
2.3.3. Kebijakan Program dan Teknis Asuhan Atenatal
1) Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali


selama hamil yaitu :
(1) Satu kali pada triwulan pertama
(2) Satu kali pada triwulan kedua
(3) Dua kali pada triwulan ketiga
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk 10 T
(1) Timbang berat badan
(2) Ukur Tekanan darah
(3) Ukur lingkar lengan atas(LILA)
(4) Ukur Tinggi fundus
(5) Dengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
(6) Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid TT lengkap
(7) Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
(8) Tes laboratarium
(9) Tata laksana kasus
(10) Temu wicara
2) Kebijakan Tekhnis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi
setiap saat.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponenkomponen sebagai berikut :
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melaksanakan penatalaksanaan awal
serta rujukan bila diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi.
2.3.4. Informasi Penting Untuk Setiap Kunjungan Antenatal
1) Trimester satu (sebelum minggu ke-14)

(1) Membangun hubungan saling percaya antara bidan dan ibu agar
supaya hubungan jiwa bisa dibina bilamana perlu.
(2) Mendeteksi masalah yang bisa diobati sebelum menjadi atau bersifat
mengancam jiwa ibu.
(3) Mencegah masalah seperti neonatal tetanus (imunisasi TT), anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktik tradisional yang merugikan.
(4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi
(5) Mendorong prilaku sehat ( gizi yang cukup dan sesuai,latihan, personal
hygiene, istirahat dll).
2) Trimester kedua (sebelum minggu ke-28)
(1) Sama pada trimester pertama
(2) Kewaspadaa khusus terhadap hipertensi dalam kehamilan (HDK) atau
preeklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi oedema pada wajah dan
tengan, periksa protein urine).
3) Trimester ketiga (antara minggu ke 28- 36)
(1) Sama pada trimester pertama dan kedua
(2) Deteksi kehamilan ganda
4) Setelah 36 minggu
(1) Sama dengan di atas
(2) Deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit.
2.4. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
2.4.1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manjemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran an tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
2.4.2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan


kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi
asuhan kebidanan.
Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai
dalam segala situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :
Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah
yang merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien,
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi
pengumpulan data dan pengolahan.
1)

Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau
informasi baik dari klien, keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau
data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen
medik, hal yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
(1) Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara
bidan dan klien, keluarga lain maupun tim medis lain, data yang
dikumpulkan mencakup semua keluhan klien tentang masalah yang
dimiliki.
(2) Observasi dan pemeriksaan fisik

Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan


perkusi. Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung
kaki (head to toe).
2) Pengolahan data
Setelah data yang dikumpulkan secara lengkap dan benar maka
selanjutnya dikelompokkan dalam :
(1) Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat
menstruasi, riwayat persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat
ginekologi, dan KB, latar belakang budaya, pengetahuan dan dukungan
keluarga serta keadaan psikososial.
(2) Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi, dan berat badan, tanda vital dan
keadaan fisik obstetri.
(3) Data penunjang
Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.
Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah aktual
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan
berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam
menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional sebagai data
dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus
berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.
Langkah III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial

Pada bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi
atau yang akan dialami oleh klien jika tidak mendapatkan penanganan yang tidak
akurat, yang dilakukan melalui pengamatan yang cermat, observasi yang secara
akurat dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera
ditangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam
kehidupan klien.
Langkah IV Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter
kebidanan. Hal ini terjadi pada penderita ke gawat darurat kolaborasi dan
konsultasi dengan tenaga kesehatan lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap ini
bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai kewenangannya kolaborasi
maupun konsultasi untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula bidan
mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan tindakan selanjutnya yang
diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Pada tahap ini bila
klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap kelima.
Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap
sebelumnya, juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara
komprehensif yang didasari atas rasional

tindakan yang relevan dan diakui

kebenarannya sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang
seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.
Langkah VI. Impelementasi

Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan


tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung
ataupun tindakan konsultasi maupun kolaborasi, implementasi yang efisien akan
mengurangi waktu dan biaya perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan
pada klien.
Langkah VII Evaluasi
Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini, bidan
harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada klien.
2.5. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
2.5.1. Data Subyektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup
nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan
serta keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada
pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
2.5.2. Data Obyektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi,
palpasi

auskultasi,

perkusi

serta

pemeriksaan

penunjang

seperti

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan


radio diagnostik.
2.5.3. Assesment/Diagnosa
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang
mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut.

Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam


upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien/klien
2.5.4. Planning/perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
bidan

dalam

melakukan

intervensi

untuk

memecahkan

masalah

pasien/klien.

Tabel 1 : Jenis Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


Alur Pikir Bidan

Pencatatan dari Asuhan


Kebidanan

Proses Manajemen

Pendokumentasian

Kebidanan

Asuhan Kebidanan

7 langkah Varney

5 langkah

SOAP

(Kompete

Notes

nsi bidan)

Data

Data

Subjektif

Masalah/diagnosa
Antisipasi
masalah

Assesmen

Objektif
Assesmen

t/

potensial / diagnosa

diagnosa

Diagnosis

Perencana
Implemen
an
tasi

Plan :

lain
Menetapkan
kebutuhan
untuk

segera
konsultasi

kolaborasi
Perencanaan
Implementasi

Konsul

Test Lab

Rujukan

Pendidikan
konseling

Evaluasi

Evaluasi

Follow up

You might also like