Professional Documents
Culture Documents
cara produksi, cara memperoleh sumber daya tertentu, cara menghadapi peraturan
pemerintah local atau cara mengelola lingkungan yang berbeda.
4. Sinergi dan keunggulan bersaing : melalui beberapa kombinasi untuk masuk ke pasar,
berbagi resiko dan potensi pengetahuan, setiap perusahaan yang berkolaborasi ini
akan dapat mencapai lebih banyak keunggulan dan bersaing dengan lebih efisien
dibandingkan jika perusahaan ini berusaha masuk ke pasar atau industry baru
sendirian.
Type dari Aliansi Strategis :
A. Type Kontrak :
Entitas baru
Independent Joint Venture
Dependent Joint Venture
Entitas lama
Pembelian saham equity
Equity swap
Sebuah aliansi strategis bisa berhasil dan menguntungkan bagi perusahaan ditentukan
oleh keberhasilan menjalankan Empat langkah proses yaitu :
1.
2.
3.
Negosiasi kontrak
Negoisasi kontrak aliansi strategis meliputi :
Pengoperasian aliansi
Dalam pelaksaan operasi aliansi dibutuhkan komitmen dari manajemen puncak untuk
mencari
dan
menentukan sumber
yang akan
dipakai
tidak
ada
lagi
atau
keunggulan
teknologi
membuat
perjanjian
tidak
menguntungkan.
Pemilihan Partner Aliansi
Setidaknya ada empat faktor dalam memilih partner antara lain:
1. Kecocokan (compability)
Perusahaan harus memilih partner yang cocok dan dapat dipercaya serta dapat bekerja
sama secara efektif.
2. Sifat produk atau jasa calon parter : perusahaan sebaiknya bekerja sama dengan
partner yang produk atau jasanya saling melengkapi (komplementer) tetapi tidak
langsung bersaing dengan produknya sendiri.
3. Keamanan aliansi secara relative : dengan adanya kompleksitas dan potensi kerugian
karena gagalnya kerjasama, para manajer perusahaan harus memperoleh sebanyak
mungkin informasi dari calon partner sebelum membentuk aliansi strategis.
4. Potensi pembelajaran aliansi : sebelum membentuk aliansi strategi, para partner harus
menilai potensi untuk saling belajar.
keuangan
merupakan
aliansi
fungsional
dimana
perusahaan-
Mengelola Aliansi
Lebih dari lima belas tahun lalu joint venture sangat sedikit jumlahnya dan
terbatas ruang lingkupnya. kompetisi produk saat itu sederhana, hampir semua
perusahaan tidak memerlukan peningkatan kapabilitasnya untuk bisa bersaing dengan
efektif, differensiasi kadang sudah cukup, Perusahaan yang kekurangan kapasitas
produksi punya cukup waktu untuk bisa meningkatkan kapasitas produksinya atau juga
bisa dilakukan dengan membeli perusahaan lain melalui akuisisi.
Dengan kemajuan teknologi yang pesat dan globalisasi, telah menyebabkan batasbatas pasar industri yang tidak jelas. Dibutuhkan peningkatan kapabilitas dengan
segera , bila ingin tetap bisa mempertahankan posisi pasarnnya maupun meraih
keuntungan dari kesempatan yang ada di pasar dunia yang sedemikian transparan.
Peningkatan kapasitas dengan akuisisi adalah cara yang mahal, menurut John R.
Harbison and Peter Pekar Jr. Ph.D :
Acquisitions were an expensive way to access specific capabilities beyond
those traditional to your industry, because you were buying the baby and the bath
water -- paying for a lot of unneeded capabilities and often getting involved in
managing businesses outside your area of expertise.
Tekanan globalisasi dan teknologi telah meningkatkan aktivitas aliansi disemua industri
dalam berbagai type aliansi dan situasi. Menurut John R. Harbison and Peter Pekar Jr.
Ph.D, dalam dua tahun terakhir ini lebih dari 20.000 Corporate aliansi telah dibentuk
didunia dan justru separoh lebih merupakan aliansi diantara Kompetitor .
Dari Survey John R Harbisson dan Peter Pekar Jr. Ph.D , diketahui bahwa :
1. Corporate
aliansi atau
joint
venture telah
konsisten
menghasilkanReturn
On
Invesment hampir 17 % bagi 2000 perusahaan didunia dalam satu dekade. Ini
berarti 50% lebih dibanding rata-rata Return On Invesment dari semua perusahaan.
2. Dua puluh lima perusahaan FORTUNE 500 yang paling aktif mengadakan aliansi,
telah terbukti berhasil meningkatkan 17,2 %Return On Equity atau 40% lebih
7
banyak dibanding rata-rata Return On Equity dari perusahaan yang masuk FORTUNE
500.
3. Dua puluh lima perusahaan dalam FORTUNE 500 yang tidak aktif beraliansi hanya
mempunyai rata-rata Return on Equitiy sebesar10.1 % .
Dalam hidup ini kita semua belajar, hampir sebagian besar belajar dari pengalaman,
dan hampir semua kasus pembelajaran akan jadi pelajaran bagi diri sendiri. Dilain
pihak kita tidak banyak tertarik untuk belajar dari orang yang sudah lebih dulu punya
pengalaman. Demikian juga manajemen perusahaan biasanya hanya belajar dari
kesalahan sendiri, Menurut riset dari John R. Harbison and Peter Pekar Jr. Ph.D dapat
diketahui bahwa hampir semua perusahaan yang aktif melakukan aliansi, sudah
mengetahui bahwa, Learning by doing, belajar dari pengalaman, adalah cara yang
sudah kuno .
Seorang eksekutif yang praktis bisa bicara bahwa tidak ada yang lebih baik daripada
belajar dari pengalaman.
Dari
sudut
pandang
tertentu pernyatan
itu
benar,
tapi Sebuah
Aliansi
strategis terlalu berat taruhannya bila ditangani oleh manajemen yang tidak
cukup berpendidikan dan pengetahuan..
Hewlett-Packard adalah sebuah perusahaan yang diketahui lebih awal mengetahui
pentingnya
untuk mencatat
semua
kesuksesan
aliansinya.
Hewlett-Packard
mengetahui bahwa aliansi adalah element penting dalam strategi pertambahan nilai.
Antara akhir tahun 1980an dan awal tahun 1990an, Senior managemen Hewlett
Packard memberi kesempatan bagi para managernya untuk menghadiri seminarseminar yang diajarkan di sekolah-sekolah bisnis.
Saat itu, dalam tingkatan perusahaan, belum ada yang benar-benar berpikir
tentang kebocoran teknologi, komitmen equity, mekanisme keluar krisis, isu tata
kelola (GCG) dan isu-isu lainnya.
8
Saat ini Hewlett Packard telah mengembangkan program terbaik yang digerakan
secara internal maupun eksternal. Secara internal dilakukan program pengembangan
dan pemeliharaan melalui sesi training, studi kasus internal , mencari sukses
factor, tool kits, check list dan assessment internal.
Semua materi ini kemudian (secara external) dikaji ulang oleh rekanan aliansi,
kemudian dibandingkan dengan keberhasilan perusahaan lain.
Hewlet-Packard secara eksternal juga meningkatkan kemampuan managernya dengan
mengadakan studi-studi kasus keberhasilan dari perusahaan diluar lainya.
Masih banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat sebuah institusi mempunyai
ketrampilan dalam melakukan aliansi, Booz-Allen & Hamilton telah membuat 100 set
tool untuk membantu klien dalam membentuk aliansi yang
sukses.
Ada tiga contoh cara yang bisa dipakai untuk menyebarkan pengetahuan dan
pengalaman aliansi kepada karyawan atau manager perusahaan :
Electronics network :
Website Xerox adalah contoh dari electronic network yang bisa dipakai untuk
meningkatkan kemampuan aliansi , situs ini berisi kiat-kiat (best Practices),
Kebijaksanaan perusahaan (policies), dan list dari pakar-pakar aliansi baik internal
maupun eksternal dan tersedia khusus buat karyawan inti perusahaan.
Seminar berkala :
Hewlett-Packard, sebagai contoh, telah mengadakan 50 kali 2-hari seminar per tahun
untuk mendidik 1000 eksekutifnya.
Resipositories pengetahuan aliansi :
FORD Motor Company , IBM dan The Dun & Bradstreet Corporation telah
membuat resipositories (database,library) agar setiap manager diantara ketiga
perusahaan tersebut bisa saling mengakses pengetahuan dan ketrampilan aliansi dan
bisa saling melakukan assistansi dalam aliansi.
Menjadi pertanyaan bagi kita semua , seberapa jauh PT. Krakatau Steel secara institusi
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan aliansi strategis.
Mari kita lebih aktif dan cerdas dalam melakukan aliansi strategis, karena telah terbukti
dari data diatas bahwa sebuah perusahaan semakin aktif melakukan aliansi, semakin
cepat perusahaan tumbuh dan berkembang dengan lebih menguntungkan dan
efisien.
Setiap kesuksesan aliansi strategis akan jadi kesuksesan yang terus berulang dengan
aliansi berikutnya, jika pengetahuan dan ketrampilan aliansi bukan hanya menjadi
kemampuan individu tertentu tetapi menjadi
kemampuan, ketrampilan dan kecerdasanperusahaan secara keseluruhan sebagai
sebuah institusi.
10