Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menstruasi atau haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Siklus dan kondisi
menstruasi setiap wanita berbeda-beda, ini sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, diantaranya riwayat kesehatan, nutrisi, berat badan, kondisi psikologis
serta emosionalnya (Anurogo, 2011).
Dalam siklus menstruasi, perubahan kadar hormon di dalam tubuh wanita
akan terjadi, khususnya pada masa sebelum menstruasi. Berubahnya jumlah
hormon dapat menyebabkan dampak pada fisik dan emosi yang terkadang
dapat muncul berhari-hari sebelum menstruasi. Gejala ini disebut sindrom
prahaid (PMS).
Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan/ gejala
ginekologi (bukan suatu penyakit) yang paling umum pada wanita muda yang
datang ke klinik/ dokter. Oleh karena hampir semua wanita mengalami sensasi
tidak nyaman selama haid, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan
meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutinnya sehari-hari selama beberapa
jam atau beberapa hari. Atau jika nyeri haid membuat wanita tersebut tidak
bisa beraktivitas secara normal dan memerlukan tindakan medis (Wiknjosastro,
2005).
Sebuah studi longitudinal, French (2005), melaporkan dismenorea pada
90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia
lebih dari 24 tahun. Pada studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 1217 tahun) diperoleh
mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga
melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk
sekolah (Santoso, 2009).
Di Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia produktif tersiksa oleh
nyeri selama haid. Penelitian sebelumnya mengenai prevalensi dismenorea
pada mahasiswi sebuah universitas di Jakarta tahun 2004 menemukan bahwa
83,5% mahasiswi mengalami dismenorea (Almazini, 2009).
1
hanya dianjurkan separuh dari total asupan hidrat arang juga sering dikonsumsi
lebih dari takaran. Ini adalah akibat dari persepsi yang keliru mengenai protein.
Kebutuhan protein memang vital tetapi tidak sebanyak yang diperkirakan
orang selama ini (Gunawan, 2009).
Konsep 4 Sehat dalam satu waktu pada awalnya memang tidak terlalu
menimbulkan masalah kesehatan seperti sekarang, karena pola makan manusia
beberapa puluh tahun yang lalu lebih alami. Meningkatnya taraf hidup
masyarakat
yang
disertai
modernisasai
teknologi
industri
makanan,
menyebabkan pemakaian
penumpukan zat-zat yang tidak dapat dicerna dan tidak diperlukan tubuh
dapat dihindari (Gunawan, 2009). Dengan memperperhatikan dan
memperbaiki pola makan sehari-hari, dapat memperbaiki kelancaran
aliran cairan limfa yang berfungsi membuang bahan-bahan tak terpakai
dari seluruh bagian tubuh, sehingga peredaran darah akan kembali lancar.
Dengan memperbaiki kualitas kesehatan secara berkesinambungan,
waktu pemulihan dari gejala haid yang sering dialami mampu
diperkirakan (Shinya, 2015).
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh diet ala Food Combining terhadap sindrom pramenstruasi
dan dismenorea pada siswi Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Borobudur,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh diet ala Food Combining terhadap sindrom
pramenstruasi dan dismenorea.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh diet ala Food Combining terhadap sindrom
pramenstruasi pada siswi Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Borobudur,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
b. Mengetahui pengaruh diet ala Food Combining terhadap dismenorea
pada siswi Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai
metode diet ala Food Combining dalam mencegah dan menurunkan
gangguan menstruasi terutama kejadian sindrom pramenstruasi dan
dismenorea.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para wanita dalam
menangani permasalahan seputar haid terutama gangguan sindrom
pramenstruasi dan dismenorea.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi para praktisi
kesehatan dalam menangani permasalahan seputar gangguan menstruasi
yang sering terjadi pada kaum wanita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Diet
a. Definisi diet
Diet atau disebut juga diary food, menurut Oxford Dictionary
(2015) didefinisikan sebagai sebuah rincian harian atas makanan dan
minuman yang dikonsumsi selama periode waktu tertentu yang biasanya
disimpan sebagai sarana pelacakan konsumsi kalori atau untuk
mengidentifikasi pola makan sehari-hari. Untuk kata diet sendiri,
memiliki arti jenis makanan yang biasanya dimakan oleh seseorang,
hewan, atau komunitas, misalnya adalah diet vegetarian. Dalam sumber
yang sama, diet juga diartikan sebagai sebuah bidang khusus tentang
makanan dimana seseorang membatasi diri mereka, baik untuk
menurunkan
berat
badan
atau
untuk
alasan
medis
(http://www.oxforddictionaries.com).
Diet sering disalahartikan sebagai usaha mengurangi makan untuk
mendapatkan berat tubuh yang ideal, atau untuk mendapatkan bentuk
tubuh yang ideal. Padahal, berdasarkan asal serapan katanya, arti diet
yang sebenarnya adalah mengatur pola makan. Dalam kamus Gizi
Pelengkap Kesehatan Keluarga, diet memiliki arti sebagai pengaturan
pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi
jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat
badan (Persagi, 2009).
b. Konsep dasar diet
Menurut Luxboy (2008), diet yang seimbang atau diet normal agar
tubuh sehat, terdiri atas semua elemen makanan yang diperlukan. Untuk
mengatur fungsi tubuh, membangun dan memelihara sel tubuh, seseorang
membutuhkan protein, mineral, vitamin, lemak dan zat gizi lainnya.
Sementara itu menurut Prasodjo (2005), diet yang baik adalah diet yang
menekankan pada perubahan dalam jenis makanan, jumlah dan seberapa
7
karbohidrat,
protein,
lemak,
penyusunan diet ini harus disesuaikan dengan konsep gizi seimbang yaitu
mengkonsumsi makanan beragam dan tetap menyeimbangkan antara zat
gizi yang masuk dengan zat gizi yang keluar serta memonitor berat badan
secara berkala (Nurbaya, 2015).
c. Fungsi diet
Tubuh itu seperti mesin, tidak pernah berhenti bekerja. Setiap
langkah produktivitas ditunjang oleh sistem kerja berbagai organ yang
ada di dalam tubuh. Tubuh juga membutuhkan bahan bakar seperti
layaknya mesin, yaitu makanan yang kita konsumsi setiap hari sehingga
makanan itu haruslah sesuai dengan jumlah aktifitas tubuh setiap hari.
Memasukkan makanan ke dalam tubuh pun tak bisa sembarangan.
Karena apabila memasukkan zat yang buruk ke dalam tubuh, maka zat
itu dapat menurunkan daya tahan tubuh dan menghambat kerja dan
metabolisme. Contohnya adalah makanan hewani yang sarat lemak tak
jenuh dan berkolesterol tinggi. Lemak memang dibutuhkan oleh tubuh
untuk sumber tenaga tetapi dalam jumlah yang tepat seperti halnya
protein, karbohidrat, dan mineral. Pasalnya, aktifitas dan elemen nutrisi
yang cukup akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan menunjang
kesehatan. Itulah sebab mengapa harus mengatur pola makan agar tubuh
mendapatkan apa yang baik dan dapat bekerja secara optimal. Oleh
karena itu, diet yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan
juga tujuan semula. Adapun manfaat-manfaat dari diet tersebut :
1) Diet dapat menurunkan dan menaikkan berat badan, hingga
mendapatkan berat badan yang ideal.
2) Diet dapat meningkatkan metabolisme tubuh
3) Diet berguna untuk menyeimbangkan pola makan sehari hari
4) Diet dapat menguatkan tulang. Seringnya kegemaran orang dalam
mengkonsumsi daging tanpa menyeimbangkannya dengan buah dan
sayuran mengakibatkan kadar protein berlebihan yang dapat
mengganggu ginjal. Akibatnya, penyerapan kalsium terganggu dan
memaksa tubuh mengambil kalsium dari tulang. Namun saat
seseorang melakukan diet, hal ini tidak terjadi.
5) Memperlancar pencernaan. Pada saat melakukan diet karbohidrat
kompleks dalam tubuh seseorang dicerna secara berangsur-angsur dan
teratur sehingga menyediakan sumber glukosa tetap. Inilah yang
akhirnya memperlancar pencernaan seseorang.
6) Diet dapat menyehatkan kulit saat seseorang melakukan diet yang
mana lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan, membuat
banyaknya vitamin alami yang masuk ketubuh. Itulah yang akhirnya
membuat kulit menjadi sehat. Bahkan pada beberapa buah yang
kulitnya dapat dikonsumsi dapat membuat kulit tampah lebih cerah.
7) Diet dapat melindungi gigi. Pada pelaku diet seringnya gigi
mengunyah padi-padian dan sayur-sayuran daripada memotong
daging membuat gigi lebih terlindungi.
8) Diet dapat mencegah berbagai penyakit. Karena pola makan yang
teratur dan memenuhi asupan gizi yang baik diet dapat mencegah
berbagai penyakit seperti diabetes, jantung, stroke, tulang keropos dan
lain lain.
(Almatsier, 2003).
10
11
disebut
sehat
apabila
metabolismenya
seimbang.
12
13
14
15
16
alami
sekalipun
sebaiknya
hanya
dikonsumsi
17
18
energi
menguraikan
buah
tubuh.
Enzim
sehingga
bawaan
sistem
buah
cerna
membantu
tidak
perlu
19
20
21
rasa
kenyang
sehingga
keinginan
untuk
22
23
serta
emosionalnya.
Faktor-faktor
ini
juga
yang
mempengaruhi masa henti haid wanita atau yang awam disebut dengan
istilah menopause yang umum terjadi di usia 45-55 tahun (Anurogo,
2011).
Masa rata-ratawanita haid antara 3-8 hari dengan siklus rata-rata
haid selama 28 hari. Masa rata-rata dan siklus rata-rata antara satu wanita
24
dengan wanita lain berbeda-beda dang sangat bervariasi. Hal ini lagi-lagi
kembali tergantung berbagai faktor, seperti faktor-faktor di atas
(Anurogo, 2011).
Pada saat haid, pada sebagian wanita ada yang mengalami berbagai
gangguan haid yang cukup berat. Misalnya ada sebagian yang mengalami
kram karena kontraksi otot-otot halus pada rahim, sakit kepala, sakit
perut, gelisah berlebihan, merasa letih dan lemas, hidung terasa
tersumbat, bahkan selalu ingin menangis. Selain itu ada juga yang
mengalami kemarahan tak berujung pangkal, depresi, kondisiingin
makan berlebihan, hingga nyeri haid yang luar biasa. Kondisi ini sering
disebut dengan gejala datang bulan atau pre-menstrual syndrome
(Anurogo, 2011).
b. Gangguan menstruasi
Wiknjosastro, (2005) menggolongkan gangguan haid dan siklusnya
khususnya dalam masa reproduksi menjadi,
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada saat
haid
1) Hipermenorea atau menoragia adalah perdarahan haid yang lebih
banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari)
2) Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan/atau
lebih kurang dari biasa.
b. Kelainan siklus haid
1) Polimenorea adalah kondisi dimana siklus haid lebih pendek dari
biasa (kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau
lebih banyak dari haid biasa disebut polimenoragia atau
epimenoragia.
2) Oligomenorea merupakan kondisi siklus haid lebih panjang, lebih
dari 35 hari. Apabila panjangnya lebih dari 3 bulan, maka kondisi
ini sudah disebut amenorea.
3) Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3
bulan berturut-turut.
c. Perdarahan di luar haid
Metroragia adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid.
d. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid
1) Premenstrual syndrome atau sindrom pramenstruasi
2) Mastodinia
25
(2011),
sindrom
premenstruasi
adalah
sakit,
cepat
tersinggung, dan mudah marah tanpa alasan yang jelas sering dirasakan
oleh beberapa wanita pada hari-hari menjelang menstruasi. Hal ini sering
dianggap biasa oleh masyarakat. Namun, jika kondisi ini dibiarkan,
dampaknya akan menganggu aktivitas sehari-hari, menganggu hubungan
dengan orang-orang terdekat, bahkan sampai ada yang ingin bunuh diri,
bila kondisi tersebut berlangsung selama tiga kali siklus menstruasi
berturut-turut, bisa jadi merupakan gejala sindrom premenstruasi, Jika
dibiarkan maka akan menimbulkan gangguan yang lebih parah, yang
disebut dengan disforia pramenstruasi (PMDD).
b. Klasifikasi sindrom pramenstruasi
26
dan
progesteron:
Hormon
estrogen
terlalu
tinggi
sebaiknya
banyak
mengkonsumsi
makanan
berserat
dan
27
28
17. Cemas
18. Suka menangis/merasa ingin
menangis
19. Agresif/memberontak
20. Pelupa
21. Tidak bisa tidur
22. Merasa tegang
23. Sensitif
24. Rasa bermusuhan
25. Suka marah/merasa ingin marah
26. Ketakutan tanpa sebab yang jelas
27. Perubahan dorongan seksual
28. Konsentrasi berkurang
29. Merasa tidak nyaman
30. Pikiran bunuh diri
31. Keinginan menyendiri
32. Perasaan bersalah
33. Kelemahan
menyebutkan
antara
lain
karena
faktor
hormonal
yakni
29
dapat
dimungkinkan
berhubungan
dengan
faktor-faktor
ditemukan
pada
wanita
yang mengeluh
sindrom
30
31
mengatasi sindrom
premenstruasi,
biasanya
dokter
32
yang
perlu
dilakukan
saat
mengalami
sindrom
33
34
yang
Bromocriptine,
bertindak
Danazol
dan
pada
hormon-hormon
Tamoxifen
seperti
digunakan
untuk
35
36
enak
badan),
fatigue/lelah
(85%),
nausea
(mual)
dan
37
menstruasi,
endometrial
sel-sel
cells)
endometrium
melepaskan
yang
terkelupas
prostaglandin,
yang
pituitari
posterior,
vasopressin,
terlibat
pada
Penanganan dismenorea
38
39
urat
saraf
sensorik
yang
ada
di
ligamentum
infundibulum).
Menurut Anurogo (2011), ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri haid secara tuntas. Anurogo
mengelompokkan menjadi dua cara yaitu pencegahan dan pengobatan.
1) Pencegahan
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan sendiri oleh
penderita nyeri haid, tanpa memerlukan obat obatan yaitu dengan
memperhatikan pola dan siklus haidnya, lalu melakukan langkah
langkah antisipasi agar tidak mengalami nyeri haid. Langkah
langkah ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mengalami nyeri
haid, tetapi tidak sampai dalam kondisi parah. Berikut adalah langkah
langkah pencegahannya :
a) Manajemen stress
Hindari stres. Sebisa mungkin hidup dengan tenang dan bahagia.
Tidak usah terlalu banyak pikiran negatif yang menimbulkan
kecemasan kecemasan. Putuskan saja untuk bersyukur apapun
keadaan kita dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup.
b) Mengatur pola makan
(1)Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang
memadai, memenuhi standar gizi seimbang. Apabila tidak tahu
berapa kadar dan porsi gizi yang diperlukan setiap hari agar
sesuai dengan keperluan, datanglah kedokter atau ahli gizi.
Sayur dan buah buahan mutlak diperlukan untuk hidup sehat.
40
41
Pijatan
yang
ringan
dan
melingkar
dengan
Pengobatan herbal
Penggunaan suplemen
Perawatan medis
Relaksasi
42
e) Hipnoterapi
f) Akupunktur
6. Pengaruh Diary Food ala Food Combining terhadap Dismenore
Permasalahan seputar haid/ menstruasi memang tidak terhindarkan
bagi para wanita. Nyeri perut bagian bawah, sakit pinggang, kegelisahan,
sakit kepala, muntah, dan pening merupakan gejala-gejala yang sering
dilaporkan ketika haid. Nyeri haid timbul akibat pola hidup dan pola makan
yang tidak benar (Shinya, 2015).
Asupan yang kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi
pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya
fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak pada gangguan haid, tetapi akan
membaik bila asupan nutrisinya baik. Pada remaja wanita perlu
mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi
makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid. Pada saat haid
fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Dan bila hal ini
diabaikan
maka
dampaknya
akan
terjadi
keluhan-keluhan
yang
43
44
asam
lemak)
lebih
efektif
daripada
plasebo
untuk
45
fase suplemen (67,9 12,1 kg, P <0,001). Berarti durasi dismenore turun
secara signifikan dari baseline (3,9 1,7 hari) ke fase diet (2,7 1,9 hari)
dibandingkan dengan perubahan dari awal untuk melengkapi fase (3,6 1,7
hari, P <0,01). Intensitas nyeri turun secara signifikan selama fase diet,
dibandingkan dengan awal, untuk hari yang terburuk, terburuk kedua, dan
hari terburuk ketiga, dan jangka waktu rata-rata konsentrasi pramenstruasi,
perubahan perilaku, dan gejala retensi air berkurang secara signifikan,
dibandingkan dengan fase suplemen. Hasil penelitian ini menyimpulkan diet
vegetarian rendah lemak ada hubungannya dengan peningkatan serum
hormon seks dalam mengikat konsentrasi globulin dan penurunan berat
badan, durasi
dan intensitas
dismenore,
dan juga
durasi gejala
pramenstruasi.
3. Setyani et al, (2014) dalam penelitian Pengaruh Status Gizi dan Olahraga
Terhadap Derajat Dismenore. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh status gizi dan olahraga terhadap derajat dismenore. Hasil yang
diperoleh dari penelitian adalah status gizi ada pengaruh yang signifikan
dengan derajat dismenorea dengan p value = 0,010 (p < 0,05). Olahraga ada
hubungan yang signifikan dengan derajat dismenorea dengan p value =
0,015 (p < 0,05). Status gizi memiliki pengaruh yang lebih erat
dibandingkan dengan olahraga terhadap kejadian dismenorea, dengan
koefisien korelasi status gizi 0,337 > koefisien olahraga 0,257 dan P value
status gizi 0,010< P value olahraga 0,015. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh status gizi dan olahraga terhadap derajat
dismenorea.
4. Manorek et al, (2014) dalam penelitian Hubungan Antara Status Gizi
Dengan Kejadian Dismenore Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1
Kawangkoan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
status gizi dengan kejadian dismenore. Hasil penelitian menunjukkan status
gizi responden yang tidak normal sebanyak 22 responden (23,2%) dan status
gizi responden yang normal sebanyak 73 responden (76,8%). Berdasarkan
kejadian dismenore yang mengalami dismenore sebanyak 72 responden
46
47
nilai p = 1,000, antara menarche dini dan dismenore primer didapatkan nilai
p = 1,000, dan antara mengonsumsi makanan cepat saji dan dismenore
primer didapatkan nilai p = 0,010 dengan OR = 4,261 dan CI = 1,47412,320. Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status
gizi dan kejadian dismenore primer. Tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara menarche dini dan kejadian dismenore primer. Terdapat
hubungan yang bermakna antara perilaku mengonsumsi makanan cepat saji
(fast food) dan dismenore primer.
7. Devi, (2009) dalam penelitian Hubungan Kebiasaan Makan Dengan
Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja Putri. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan kejadian sindrom
pramenstruasi pada remaja putri. Penelitian yang dilakukan di Sekolah
Menengah AgustusKejuruan Widuri, Jakarta Selatan ini berlangsung pada
bulan Juni 19 tahun yang2007. Subjek penelitian penelitian adalah remaja
putri yang berusia 15 sudah mendapatkan menstruasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelompok yang mengalami sindrom pramenstruasi
mengkonsumsi pangan sumber karbohidrat lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok yang tidak mengalami sindrom pramenstruasi.
48
C. Kerangka Pikir
Gangguan menstruasi
Kelainan dalam Gangguan lain
Perdarahan di
banyaknya darah yang berhubungan
luar haid
dan lamanya
dengan haid
perdarahan pada
haid
Premenstrual
syndrome
Mastodinia
Kelainan siklus
haid
Mittelschmerz
Dysmenorrhea
Penanganan
Manajemen stress
Mengatur pola
makan dan nutrisi
Food Combining
Mengatur pola
istirahat
Pencegahan
Olahraga teratur
Relaksasi
Pengobatan herbal
Penggunaan
suplemen
Pengobatan
Perawatan medis
Relaksasi
Hipnoterapi
Keterangan :
Menghambat
49
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh diet ala Food Combining dalam menurunkan gejala sindrom
pramenstruasi.
2. Ada pengaruh diet ala Food Combining dalam menurunkan gejala
dismenorea.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan
Kabupaten Magelang.
2. Waktu Penelitian
Penyusunan proposal,
di
SMK
seminar
Muhammadiyah
proposal
dan
revisi
Borobudur
proposal
dilaksanakan bulan November 2015 hingga Januari 2016. Uji validitas dan
reliabilitas untuk instrumen, pengumpulan data, analisis data dan
penyusunan laporan penelitian dilakukan bulan Februari hingga April 2016.
Direncanakan untuk ujian serta revisi tesis dilakukan pada bulan Mei 2016.
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian jenis eksperimen semu
(quasi experiment) dengan menggunakan time series design. Desain penelitian
ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan
kelompok kontrol. Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk
penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan,
kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila
hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti
kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten.
Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru
diberi treatment/perlakuan (Siswanto dkk, 2013).
C. Populasi dan Sampel
Populasi sasaran penelitian adalah remaja putri usia subur. Sedangkan
populasi sumber (populasi terjangkau) pada penelitian ini adalah siswi kelas X
di SMK Muhammadiyah 2 Borobudur Kabupaten Magelang yang memenuhi
kriteria restriksi sampel. Kriteria restriksi sampel meliputi :
1. Kriteria inklusi
53
a. Seluruh siswi Kelas X SMK Muhammadiyah 2 Borobudur yang telah
mendapatkan menstruasi
51
52
53
Indikator
Gejala fisik
Gejala psikologi
Gejala perilaku
Gejala tambahan lainnya
Total Soal
Sumber : Raybund (2001)
Derajat
Perubahan
SAV
0
Dismenorea
Tidak
1-3
dismenorea
Dismenorea
terpengaruhi
Nyeri ringan, jarang memerlukan analgetik,
4-6
ringan
Dismenorea
7 - 10
sedang
Dismenorea
berat
digunakan,
instrumen
premenstruasi
sindrom
tersebut
54
dengan pendapat Notoatmodjo (2005) yaitu agar diperoleh distribusi nilai hasil
yang mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba
paling sedikit 20 orang.
Hasil-hasil uji coba ini kemudian digunakan untuk mengetahui sejauh
mana alat ukur (kuesioner) yang telah disusun tadi memiliki validitas dan
reliabilitas. Kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini berskala
interval, maka sebelum instrumen benar-benar di berikan pada responden, perlu
diadakan uji validitas dan reabilitas dengan rumus sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas diukur dengan menggunakan rumus pearson product
moment. Rumus pearson product moment sebagai berikut:
r
N X
N XY XY
2
NY
Keterangan:
N : jumlah responden
X : pertanyaan nomor ke-x
Y : skor total
XY : skor pertanyaan nomor ke-x dikali skor total
Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka dinyatakan valid,
demikian sebaliknya (Hidayat, 2007).
2. Uji Reliabilitas
Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas, untuk
alat ukur dismenorea dengan menggunakan rumus Spearman Brown, dengan
rumus:
r11 =
2 . rb
1 + rb
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item.
rb
55
Sampel
berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subyek yang sama namun
mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.
Tujuan dari