You are on page 1of 18

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


BAGIAN ORTODONSIA
I.

IDENTITAS
Operator
No. MHS
Pembimbing
Nomor Model
NamaPasien
Suku
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Nomor Telepon
Pekerjaan
Nama Ayah
Suku
Umur
Pekerjaan
Nama Ibu
Suku
Umur
Pekerjaan
Alamat Orangtua
Nomor Telepon

: Novi Atmania Dharmaputri


: 10/296285/KG/8574
: drg. Christnawati, M.Kes., Sp Ort.
: 23014018
: Azizah Nurul Husna
: Jawa
: 18 tahun
: Perempuan
: Celeban U III 605B, RT 32 RW 08, Tahunan, Yogyakarta
: 085725991676
: Mahasiswa
: Andung Wahidin
: Jawa
: 51 tahun
: Wiraswasta
: Nur Amin Hayati
: Jawa
: 49 tahun
: Wiraswasta
: Celeban U III 605B, RT 32 RW 08, Tahunan, Yogyakarta
: 085743508169/085602005667

II.

WAKTU PERAWATAN
Pendaftaran
: 10 September 2014
Pencetakan
: 17 September 2014
Pemasangan alat
: 26 November 2014
Retainer
:

III.

PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subyektif (Anamnesis)
1. Keluhan utama:
Pasien datang ingin merapikan gigi depan rahang atas dan rahang bawahnya
yang terlihat berjejal dan tidak rapi sejak beberapa tahun terakhir agar terlihat
lebih rapi dan baik secara estetis. Selain itu, untuk memudahkan pembersihan
gigi karena pada gigi-gigi yang berjejal sering terselip makanan.
2. Riwayat kesehatan:
Tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan tertentu dan tidak sedang dalam
perawatan dokter. Tidak pernah menderita penyakit / kelainan yang

mengganggu proses pertumbuhan, perkembangan rahang dan gigi, maupun


penyakit menular yang dapat menganggu proses perawatan ortondontik yang
akan dilakukan.
3. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi
a. Gigi desidui
Gigi-geligi terutama bagian depan banyak yang berlubang dan berwarna
kehitaman.
b. Gigi bercampur
Gigi susu yang mulai goyah dicabut sendiri.
c. Gigi permanen
- Gigi permanen rahang atas dan bawah tumbuh dan mulai berjejal.
- Terdapat karies pada gigi-gigi posterior.
- Pasien belum pernah dirawat dengan alat ortodonti sebelumnya
4. Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien :
Jenis

Durasi

Kebiasaan
Menopang

SD-SMP

Frekuensi
Jarang

Intensitas
Ringan

dagu

Keterangan
Menopang
dagu pada sisi
kanan

5. Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien: Tidak ada


a. Ayah
: susunan gigi rapi
b. Ibu
: susunan gigi rapi
c. Anak 1
: perempuan, susunan gigi rapi
d. Anak 2
: perempuan (pasien)
e. Anak 3
: perempuan, susuan gigi rapi namun terdapat banyak karies
Kesimpulan: Kondisi gigi-geligi saat ini dipengaruhi oleh riwayat
pertumbuhan dan perkembangan gigi.
B. Pemeriksaan Obyektif
1. Umum
a. Jasmani : Baik, ket : sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
b. Mental : Baik, ket : komunikatif dan kooperatif
c. Status gizi :
Tinggi badan (TB) = 1,54 m
Berat badan (BB) = 47 kg
Indeks massa tubuh
: BB (kg) = 47 = 19,83
TB2 (m) (1,54)2
Status gizi : Normal
Kategori : Normal
2. Lokal
a. Ekstra Oral

1) Kepala
Lebar kepala = 126 mm
Panjang kepala = 158 mm
Indeks kepala = Lebar kepala x 100 = 126 x 100 = 79
Panjang kepala
158
Bentuk kepala = Mesosefali
2) Muka
Jarak nasion gnation = 10,2 cm
Lebar bizygomatic = 11,2 cm
Indeks muka = Jarak nasion gnation x 100 = 10,2 x 100 = 91
Lebar bizygomatik
11,2
Bentuk muka = Leptoprosop
Simetris
3) Profil Muka : Cembung
4) Garis Simon (Bidang orbital)
RA
: Kanan 1/3 distal C
Kiri 1/3 distal C
Keterangan:
RB
: Kanan Antara C dan P
Kiri Antara C dan P
Keterangan: Posisi rahang atas dan bawah terhadap bidang orbita
5)
6)
7)
8)
9)

garis Simon normal


Sendi Temporomandibular (TMJ)
Tonus Otot Mastikasi
Tonus Otot Bibir
Bibir Posisi Istirahat
Free Way Space

: normal
: normal
: normal
: tebal, tertutup, kompeten
: 2 mm

b. Intra Oral
1) Higiene mulut
: OHI-S kategori baik
2) Pola atrisi
: normal
3) Lingua
: normal
4) Palatum
Vertikal
: sedang
Lateral
: sedang
5) Gingiva
: normal
6) Mukosa
: normal
7) Frenulum
Frenulum labii superior
: normal
Frenulum labii inferior
: normal
Frenulum lingualis
: normal
8) Tonsila
: normal
9) Pemeriksaan gigi geligi
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

38 37 36 35 34 33 32 31 41 42 43 44 45 46 47 48
K 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75 K
X : telah dicabut / tanggal
T : tumpatan
O : belum erupsi
K : karies
Keterangan : Seluruh gigi desidui pasien sudah tanggal dan telah
diganti gigi permanen. Terdapat karies pada beberapa
gigi posterior
3. Analisis Foto Muka

Tampak depan
Bentuk muka : Leptoprosop
Simetris
Keterangan:

Tampak samping
Profil muka : Cembung

Gl = Glabela
Lca = Lip contour atas
Lcb = Lip contour bawah
Pog = Pogonion

4. Analisis Model Studi


a. Bentuk Lengkung Gigi
RA

: setengah elips dan asimetris

RB

: setengah elips dan asimetris

b. Malposisi Gigi Individual


Rahang atas:

Rahang bawah:

12 palatoversi

31 mesiolinguotorsiversi

13 distolabiotorsiversi

33 mesiolinguotorsiversi

14 palatoversi

42 linguoversi

21 distolabiotorsiversi

43 distolabiotorsiversi

22 mesiopalatotorsiversi
c. Relasi Gigi-geligi dalam Oklusi Sentrik
1) Anterior
Overjet

: 3 mm

Overbite

: 3 mm

Palatal bite

: tidak ada

Deep bite

: tidak ada

Open bite

: tidak ada

Edge to edge bite

: 13
43
: tidak ada

Cross bite
2) Posterior
Cross bite

: tidak ada

Open bite

: tidak ada

Scissor bite

: tidak ada

Cups to cups bite

: tidak ada

Relasi molar pertama kanan

: Kelas I

Relasi molar pertama kiri

: Kelas I

Relasi kaninus kanan

: Kelas I

Relasi kaninus kiri

: Kelas I

Garis tengah rahang bawah terhadap rahang atas

: segaris

Garis interinsisiv sentral terhadap garis tengah rahang : tidak segaris


RA bergeser ke kiri dengan besar pergeseran 1 mm.
d. Lebar Mesiodistal Gigi-geligi

Gigi
1
2
3
4
5
6
7

Kanan
7,8
6,8
7,8
7,4
7,1
10,9
9

Rahang Atas
Rahang Bawah
Kiri
Normal
Ket
Kanan Kiri
Normal
7,7
7,4 9,75
N N
5
5
4,97 6,60
6,2
6,05 8,10
N N
5,5
5,7
5,45 6,85
7,2
7,05 9,32
N
N
6,2
6,1
6,15 8,15
7
6,75 9,00
N
N
6,7
7,3
6,35 8,75
6,8
6,00 8,10
N
N
6,9
6,8
6,80 9,55
10,5 9,95 12,10
N N
11,3
11
10,62 13,05
8,5
8,75 10,87
N N
9,4
9,1
8,90 11,37
Kesimpulan : Lebar mesiodistal gigi-geligi dalam kategori normal.

5. Skema Gigi dari Oklusal


Rahang Atas

Ket
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N
N

Rahang Bawah

6. Perhitungan-perhitungan
A. Metode Pont
Jumlah mesiodistal 2 1 | 1 2
Jarak P1 P1 pengukuran
Jarak P1 P1 perhitungan

: 28,5 mm
: 33,3 mm
: I x 100
= 35,6 mm
80
: -2,3 mm kontraksi
: 46,8 mm
: I x 100 = 44,5 mm
64
: +2,3 mm distraksi

Diskrepansi
Jarak M1 M1 pengukuran
Jarak M1 M1 perhitungan
Diskrepansi
Keterangan:
-

Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral regio inter P1

adalah kurang dari normal sebesar -2,3 mm.


Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral regio inter M1
adalah lebih dari normal sebesar 2,3 mm.

B. Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus
Jarak I (P1 P1) pengukuran
Diskrepansi

: 16,8 mm
: 14,4 mm
: -2,4 mm

Keterangan : Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior


mengalami retraksi sebesar 2,4 mm.
C. Metode Howes
Jumlah lebar mesiodistal M1 M1
: 93,8 mm
Jarak P1 P1 (tonjol)
: 40 mm
Indeks P = Jarak P1 P1 x 100%
= 42,6 %
Mesiodistal M1 M1
Lengkung gigi untuk menampung gigi-geligi kurang
Jarak interfossa canina
: 46,5 mm
Indeks fossa canina = Jarak FC x 100%
= 49,5 %
Mesiodistal M1 M1
Lengkung basal untuk menampung gigi-geligi cukup
Inklinasi gigi-gigi regio posterior konvergen
Keterangan
- Lengkung gigi kurang dapat menampung gigi-geligi ke dalam lengkung ideal.
- Lengkung basal dapat menampung gigi-geligi ke dalam lengkung ideal dan
stabil
D. Determinasi Lengkung Gigi
Keterangan
Overjet awal
: 3 mm
Retraksi RA
: - mm
Protraksi RA
: - mm
Overjet akhir
: 3 mm
Rahang Atas
Panjang lengkung ideal : 38,5 mm
Lebar mesiodistal P2-P2 : 39,3 mm
Diskrepansi
: -1,8 mm

Kanan : 23,4 mm
Kanan : 24,5 mm
Kanan : -1,1 mm

Kiri : 15,1 mm
Kiri : 15,8 mm
Kiri : -0,7 mm

Rahang Bawah
Panjang lengkung ideal : 36,5 mm
Lebar mesiodistal P2-P2 : 38,8 mm
Diskrepansi
: -2,3 mm

Kanan : 18,7 mm
Kanan : 20,7 mm
Kanan : -2 mm

Kiri : 17,8 mm
Kiri : 18,1 mm
Kiri : -0,3 mm

Ki

Hasil Penapakan:

Ka

IV.

V.

DIAGNOSIS SEMENTARA
Kasus maloklusi menyangkut masalah : Estetik, dental, crowding, malrelasi dan
malposisi gigi individual.
Solusi masalah
:
- Rahang atas : ekspansi
- Rahang bawah : ekspansi
DIAGNOSIS FINAL
Maloklusi Angle klas I tipe dental dengan pergeseran midline rahang atas ke kiri
sebesar 1 mm dengan malrelasi edge to edge bite pada gigi 13, 43, disertai malposisi
gigi individual yaitu:
rahang atas:

rahang bawah:

12 palatoversi

31 mesiolinguotorsiversi

13 distolabiotorsiversi

33 mesiolinguotorsiversi

14 palatoversi

42 linguoversi

21 distolabiotorsiversi

43 distolabiotorsiversi

22 mesiopalatotorsiversi
VI.

ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI


1. Maloklusi
Maloklusi pasien adalah maloklusi Klas I Angle dental. Etiologi umum
maloklusi adalah ketidakseimbangan antara ukuran rahang dan ukuran gigi. Pasien
memiliki riwayat kebiasaan menopang dagu satu sisi. Sisi rahang yang mengalami
penekanan ketika kebiasaan menopang dagu ini dilakukan akan terhalang
pertumbuhan dan perkembangannya. Pasien juga memiliki riwayat karies gigi
desidui di regio anterior. Karies menyebabkan luas permukaan oklusal gigi
berkurang, fungsi pengunyahan dan metabolisme pada area tersebut berkurang
sehingga pertumbuhan dan perkembangan rahang menjadi kurang maksimal.
Berdasarkan metode pont dan korkhaus pertumbuhan dan perkembangan
lengkung gigi ke arah lateral dan anterior kurang.
2. Pergeseran midline rahang atas
Pada pasien, posisi midline rahang atas bergeser ke kiri sebesar 1 mm. Pasien
memiliki riwayat kebiasaan menopang dagu satu sisi yaitu sisi kanan. Sisi kanan

yang mengalami penekanan ketika kebiasaan menopang dagu ini dilakukan akan
menjadi berkurang pertumbuhan dan perkembangannya. Kurang ruang untuk
erupsi gigi lebih banyak pada sisi kanan sehingga erupsi gigi mendesak dan
bergeser ke arah kiri.
3. Malrelasi edge to edge bite
Edge to edge bite pada gigi 13 disebabkan karena gigi 13 mengalami rotasi dan
43
Gigi 43 posisinya lebih ke lingual.
4. Malposisi gigi individual
Rahang atas
-

12 mesiopalatotorsiversi
Berdasarkan

riwayat gigi desidui pasien, gigi desidui regio anterior

mengalami karies. Jumlah lebar mesiodistal gigi desidui menjadi berkurang


sehingga panjang lengkung gigi desidui berkurang. Hal tersebut menyebabkan
ruang untuk erupsi gigi permanen menjadi berkurang sehigga bagian mesial
gigi berputar ke arah palatal dan tidak terjadi kontak proksimal yang baik
dengan gigi tetangganya.
-

13 distolabiotorsiversi
Berdasarkan

riwayat gigi desidui pasien, gigi desidui regio anterior

mengalami karies. Jumlah lebar mesiodistal gigi desidui menjadi berkurang


sehingga panjang lengkung gigi desidui berkurang. Hal tersebut menyebabkan
ruang untuk erupsi gigi permanen menjadi berkurang sehigga bagian distal
gigi berputar ke arah labial dan tidak terjadi kontak proksimal yang baik
dengan gigi tetangganya.
14 palatoversi
Berdasarkan metode pont pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke
arah lateral kurang sehingga ruang untuk erupsi gigi premolar pertama
menjadi berkurang.
-

21 distolabiotorsiversi
Berdasarkan

riwayat gigi desidui pasien, gigi desidui regio anterior

mengalami karies. Jumlah lebar mesiodistal gigi desidui menjadi berkurang


sehingga panjang lengkung gigi desidui berkurang. Hal tersebut menyebabkan

ruang untuk erupsi gigi permanen menjadi berkurang sehigga bagian distal
gigi berputar ke arah labial dan tidak terjadi kontak proksimal yang baik
dengan gigi tetangganya.
-

22 mesiopalatotorsiversi
Berdasarkan

riwayat gigi desidui pasien, gigi desidui regio anterior

mengalami karies. Jumlah lebar mesiodistal gigi desidui menjadi berkurang


sehingga panjang lengkung gigi desidui berkurang. Hal tersebut menyebabkan
ruang untuk erupsi gigi permanen menjadi berkurang sehigga bagian mesial
gigi berputar ke arah palatal dan tidak terjadi kontak proksimal yang baik
dengan gigi tetangganya.
Rahang bawah
-

31 mesiolinguotorsiversi
Berdasarkan

riwayat gigi desidui pasien, gigi desidui regio anterior

mengalami karies. Jumlah lebar mesiodistal gigi desidui menjadi berkurang


sehingga panjang lengkung gigi desidui berkurang. Hal tersebut menyebabkan
ruang untuk erupsi gigi permanen menjadi berkurang sehigga bagian mesial
gigi berputar ke arah lingual dan tidak terjadi kontak proksimal yang baik
dengan gigi tetangganya.
-

33 mesiolinguotorsiversi
Berdasarkan

riwayat gigi desidui pasien, gigi desidui regio anterior

mengalami karies. Jumlah lebar mesiodistal gigi desidui menjadi berkurang


sehingga panjang lengkung gigi desidui berkurang. Hal tersebut menyebabkan
ruang untuk erupsi gigi permanen menjadi berkurang sehigga bagian mesial
gigi berputar ke arah palatal dan tidak terjadi kontak proksimal yang baik
dengan gigi tetangganya.
-

42 linguoversi
Berdasarkan

riwayat gigi desidui pasien, gigi desidui regio anterior

mengalami karies. Jumlah lebar mesiodistal gigi desidui menjadi berkurang


sehingga panjang lengkung gigi desidui berkurang. Hal tersebut menyebabkan
ruang untuk erupsi gigi permanen menjadi berkurang sehigga erupsi gigi
-

terdesak ke arah lingual


43 distolabiotorsiversi

10

Berdasarkan

riwayat gigi desidui pasien, gigi desidui regio anterior

mengalami karies. Jumlah lebar mesiodistal gigi desidui menjadi berkurang


sehingga panjang lengkung gigi desidui berkurang. Hal tersebut menyebabkan
ruang untuk erupsi gigi permanen menjadi berkurang sehigga bagian distal
gigi berputar ke arah labial dan tidak terjadi kontak proksimal yang baik
dengan gigi tetangganya.

VII.

PROSEDUR PERAWATAN
A. Rencana Perawatan
1. Edukasi
2. Pencarian ruang dan distribusi ruang
3. Koreksi malposisi gigi individual
4. Penyesuaian oklusi
5. Pemakaian retainer
B. Prosedur Perawatan
1. Edukasi tentang perawatan ortodonsia
Pasien perlu diberi edukasi dan penjelasan mengenai keadaan maloklusi,
malrelasi, serta malposisi gigi individual yang dialaminya. Pasien juga diberi
penjelasan mengenai prosedur perawatan ortodontik antara lain: mengenai
waktu perawatan ortodonti yang lama, perlunya kerjasama yang baik antara
operator dan pasien, perlu adanya kontrol rutin, cara pemakaian alat, cara
merawat dan membersihkan alat, kapan saja alat harus dipakai dan dilepas,
serta biaya yang dibutuhkan. Pasien dimotivasi untuk selalu menjaga
kebersihan mulutnya.
2. Pencarian ruang dan distribusi ruang
Rahang Atas
Berdasarkan metode Pont, pertumbuhan dan perkembangan lengkung
gigi ke arah lateral pada regio interpremolar mengalami kontraksi (-2,3 mm),
sedangkan pada regio intermolar mengalami distraksi (+2,3 mm)
Berdasarkan metode Howes lengkung gigi untuk menampung gigigeligi kurang. Lengkung basal untuk menampung gigi-geligi cukup. Inklinasi
gigi posterior konvergen.
Berdasarkan determinasi lengkung kekurangan ruang pada rahang atas
sebesar -1,8 mm. Terdiri dari sisi kanan -1,1 mm sedankan sisi kiri -0,7 mm.

11

Pada rahang bawah kekurangan ruang sebesar -2,3 mm. Terdiri dari sisi kanan
sebesar -2 mm sedangkan sisi kiri sebesar -0,3 m.
Berdasarkan metode Carey, kekurangan ruang pada rahang atas dan
rahang bawah -1/2 lebar mesiodistal P1 sehingga merupakan indikasi
ekspansi.
Ekspansi ke lateral dilakukan sebesar 3 mm sehingga ruang yang
didapatkan adalah 0,9 mm tiap sisi. Pada sisi kiri terdapat kelebihan ruang 0,2
mm sedangkan pada sisi kanan terdapat kekurangan ruang sebesar 0,2 mm.
Kekurangan ruang pada sisi kanan diatasi dengan memanfaatkan ruang pada
sisi kiri.
Oleh karena itu, dibutuhkan 17 x putaran untuk mendapatkan
pelebaran sebesar 3,0 mm ke lateral. Apabila setiap minggu dilakukan 2 x
putaran, maka dilakukan 9 kali kontrol.
Plat ekspansi RA dilengkapi dengan :

Klamer Adam pada gigi 16 dan 26 dengan kawat 0,7 mm untuk retensi
dan stabilisasi alat.

Plat akrilik

Medium labial arch 0,7 mm dengan U -loop, letak pundak pada gigi 14
dan 15 serta 24 dan 25.

Sekrup ekspansi.

Spur/taji pada distal gigi 11 dan 21 untuk mencegah diastema saat


pengaktifan alat.

Pengaktifan :

Adaptasi alat selama 1 minggu.

Mengaktifkan

sekrup ekspansi 2x1/4 putaran didalam mulut setiap

kunjungan. Pengaktifan putaran artinya ada proses ekspansi sebesar


0,18-0,2 mm. Ekspansi ke arah lateral non paralel, simetris.

Setelah diperoleh jarak yang diinginkan maka pemakaian plat ekspansi


dihentikan, dilanjutkan dengan menggunakan plat aktif.

Rahang Bawah

12

Ekspansi ke lateral dilakukan sebesar 3 mm sehingga ruang yang


didapatkan adalah 0,9 mm tiap sisi. Pada sisi kiri terdapat kelebihan ruang
+0,6 mm sedangkan pada sisi kanan terdapat kekurangan ruang -1,1 mm.
Kekurangan ruang tersebut diatasi dengan memanfaatkan kelebihan ruang
pada sisi kiri dan grinding gigi antara lain sebelah distal mesial gigi 42 (tiap
sisi 0,2 mm), 43 (tiap sisi 0,2 mm) dan 41 (tiap sisi 0,15 mm).
Digunakan plat ekspansi yang dilengkapi dengan :
-

Klamer Adam pada gigi 36 dan 46 dengan 0,7 mm.

Medium labial arch 0,7 mm dengan U-loop, letak pundak antara gigi
34 dan 35 serta 44 dan 45.

Plat akrilik

Sekrup ekspansi

Pengaktifan :

Adaptasi alat selama 1 minggu.

Mengaktifkan

sekrup ekspansi 2x1/4 putaran didalam mulut setiap

kunjungan. Pengaktifan putaran artinya ada proses ekspansi sebesar


0,18-0,2 mm. Ekspansi ke arah lateral non paralel, simetris.

Setelah diperoleh jarak yang diinginkan maka pemakaian plat ekspansi


dihentikan, dilanjutkan dengan menggunakan plat aktif.

3. Koreksi malposisi gigi individual pada rahang atas dan rahang bawah
serta tahap pengaturan lengkung gigi.
Dengan menggunakan alat plat aktif, yang komponennya terdiri dari:
Rahang Atas
a. Pemakaian Labial arch dengan kawat berukuran 0,7 mm dengan u-loop
pada gigi 25 dan u-loop inverted modifikasi pada gigi 15.
b. Finger spring dengan kawat berukuran 0,6 mm pada gigi 12. Setelah itu,
diganti dengan simple spring 0,6 mm.
c. Simple spring kombinasi finger spring berukuran 0,6 mm pada gigi 13.
Kemudian diganti dengan simple spring 0,6 mm.
d. Simple spring diantara gigi 11 dan 21 serta pada gigi 22 berukuran 0,6 mm.

13

c. Adam klamer dengan kawat berukuran 0,7 mm pada gigi 16 dan 26 sebagai
retensi plat aktif
Jalannya koreksi:
-

Labial arch dengan u-loop pada gigi 25 dan u-loop inverted modifikasi
pada gigi 15 untuk mendorong gigi 15 ke lengkung ideal dan menciptakan

lengkung gigi yang rapi dan ideal serta menahan lengkung gigi di anterior.
Finger spring pada gigi 12 diaktifkan untuk mendorong gigi ke arah
mesial. Setelah gigi bergeser ke mesial maka finger spring dipasifkan dan
diganti dengan simple spring untuk mendorong sisi mesial gigi 12 ke

lengkung ideal.
Simple spring kombinasi finger spring pada gigi 13 diaktifkan untuk
mendorong gigi ke arah mesial dan mendorong sisi mesial gigi 13 ke
lengkung ideal. Kemudian setelah gigi bergeser ke mesial spring diganti
dengan simple spring untuk mendorong sisi mesial gigi 13 ke lengkung

ideal dengan lebih maksimal.


Simple spring diantara gigi 11 dan 21 serta pada gigi 22 diaktifkan untuk

mendorong bagian mesial gigi tersebut ke lengkung ideal.


Setelah gigi yang mengalami malposisi terkoreksi maka spring-spring
dipasifkan.

Rahang Bawah
a. Pemakaian Labial arch dengan kawat berukuran 0,7 mm dengan u-loop
pada gigi 35 dan 45.
b. Simple spring dengan kawat beukuran 0,6 mm diantara gigi 32 dan 33
serta pada gigi 42.
c. Adam klamer dengan kawat berukuran 0,7 mm pada gigi molar pertama
kanan dan kiri sebagai retensi plat aktif.
Jalannya koreksi:
-

Labial arch diaktifkan untuk mengoreksi gigi 43 distolabiotorsiversi serta

untuk mempertahankan lengkung gigi.


Simple spring diantara gigi 32 dan 33 diaktifkan untuk mendorong sisi
mesial 32 dan distal 33 ke lengkung ideal. Simple spring pada gigi 42
diaktifkan untuk mendorong sisi distal gigi 42 ke lengkung ideal.

14

Setelah gigi yang mengalami malposisi terkoreksi maka spring-spring


dipasifkan.

4. Penyesuaian oklusi
Dilakukan pengecekan dengan articulating paper :
-

Pasien diinstruksikan untuk menggigit articulating paper dalam posisi


oklusi sentrik.

Kemudian diinstruksikan untuk melakukan gerakan mastikasi

Articulating paper diperiksa apakah masih terdapat tonjol oklusal atau


incisal yang terlihat berwarna sangat biru, bila ada maka terjadi traumatik
oklusi dan dilakukan grinding pada bagian tersebut.

Diperiksa kembali apakah oklusi telah seimbang, bila telah seimbang


maka selanjutnya dilakukan perawatan aplikasi topikal Fluor.

5. Pemakaian retainer
Tujuan : untuk mempertahankan gigi-gigi yang telah dikoreksi agar tidak
relaps dan menunggu pembentukan tulang baru melalui proses resorpsi dan
aposisi sementum serta tulang alveolar di soket gigi.
Retainer : Hawley retainer dengan plat dasar, verkeilung pada semua gigi dan
klamer Adam ( 0,7 mm) di gigi 16, 26 dan 36, 46 serta labial arch pasif ( 0,8
mm). Lama pemakaian : 6 12 bulan.
A. 3 bulan pertama :
-

Dipakai siang dan malam

Hanya dilepas pada saat gosok gigi atau dibersihkan sehabis makan

Kontrol 1 bulan sekali untuk memeriksa mobilitas gigi

B. 3 bulan kedua :
-

Jika (A) masih ada mobilitas gigi, pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi

Jika mobilitas gigi telah hilang, boleh tidak dipakai saat keluar rumah tapi
harus dipakai saat di rumah dan saat tidur.

C. 3 bulan ketiga :
-

Jika (B) terasa sesak, berarti terjadi perubahan, pemakaian diperpanjang 3


bulan lagi.

Jika tidak terasa sesak, boleh hanya dipakai pada saat malam hari.

15

D. 3 bulan keempat :
-

Jika setelah tahap (C) alat tidak sesak maka pemakaiannya bisa

dihentikan.
Jika dicurigai terjadi relaps maka pemakaian retainer diperpanjang 3 bulan

lagi.
Kontrol dilakukan 1 bulan sekali.

VIII. GAMBAR / DESAIN ALAT


Rahang Atas
Tahap I Plat ekspansi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Labial arch 0,7 mm


U-loop 0,7 mm
Adam klamer 0,7 mm
Plat akrilik
Skrup ekspansi
Spur/taji 0,6 mm
Tie bar 0,9 mm

Tahap II-Plat aktif


a.
b.

Labial arch 0,7 mm


U-loop inverted modifikasi
0,7 mm

c.
d.
e.

Adam klamer 0,7 mm


Plat akrilik
Simple spring kombinasi

f.
g.

finger spring 0,6 mm


Finger spring 0,6 mm
Simple spring 0,6 mm

a.
b.

Labial arch 0,7 mm


U-loop inverted modifikasi
0,7 mm

c.
d.
e.

16

Adam klamer 0,7 mm


Plat akrilik
Simple spring 0,6 mm

Tahap III-retainer
a.
a.
b.
c.

Labial arch 0,8 mm


U-loop 0,7 mm
Adam klamer 0,7 mm
Plat akrilik

a.
a.
b.
c.
d.

Labial arch 0,7 mm


U-loop 0,7 mm
Adam klamer 0,7 mm
Plat akrilik
Skrup ekspansi

a.
a.
b.
c.
d.

Labial arch 0,7 mm


U-loop 0,7 mm
Adam klamer 0,7 mm
Plat akrilik
Simple spring 0,6 mm

a.
a.
b.
c.

Labial arch 0,8 mm


U-loop 0,7 mm
Adam klamer 0,7 mm
Plat akrilik

Rahang Bawah
Tahap I-Plat ekspansi

Tahap II-Plat aktif

Tahap III-Retainer

IX.

PROGNOSIS

17

Baik, karena pasien kooperatif, komunikatif dan memiliki motivasi yang


tinggi untuk merapikan giginya. Selain itu pasien masih muda sehingga kesehatan gigi
dan jaringan periodontal baik dan memungkinkan untuk keberhasilan jalannya
perawatan serta kasusnya relatif ringan dan bisa dikoreksi menggunakan alat ortodonti
lepasan.
Indikasi perawatan kuratif.

Yogyakarta, 20 Oktober 2014


Menyetujui Pembimbing

Operator

drg. Christnawati, M.Kes, Sp. Ort

Novi Atmania Dharmaputri


NIM: 10/296285/KG/08574

NIP: 19581226 198602 2 001

18

You might also like