You are on page 1of 19

CASE REPORT

CPR pada ACS STEMI


Oleh
SHERLY LYASTIANTA GINTING

Pembimbing
dr.Indah Waty Sp.An
dr. Ferry Sp.An

Identitas Pasien
Nama
: Tn. H
Umur
: 37 tahun
No. RM
: 153891
Jenis Kelamin: Laki-laki
Alamat
: Kp. Persada
04/016 Kibing
Batu Aji
Masuk RS : 27 Mei 2016

Anamnesa
Keluhan utama : nyeri dada
kiri seperti tertimpa beban
berat
Pasien mengeluhkan nyeri
dada sebelah kiri sejak 1 jam
smrs, nyeri seperti tertimpa
beban berat dan menjalar.
Keluhan ini pertama kali
dirasakan.
Riwayat hipertensi (+) minum
obat tidak terkontrol.
Riwayat peminum alkohol (+),
merokok (+)

Pemeriksaan Fisik
Vital Sign

Pemeriksaan
Penunjang
27/5/2016
Hb 13,8 gr/dl
Leukosit 13.800/ul
Hematokrit 43%
Trombosit 196.000
SGOT 33 U/l
SGPT 40 U/l
Ureum 21 mg/dl
Creatinin 0.9 mg/dl
GDS 166 mg/dl
Rontgen Thorax :

28/5/2016
Hb 16,6 gr/dl
Leukosit 23.800 /ul
Hematokrit 50 %
Trombosit 151.000 /ul
Ureum 24
Kreatinin 0,24
GDS 104
Na 130 mmol/L
Ka 4,8 mmol/L
Cl 95 mmol/L
Rontgen Thorax :

Tatalaksana anestesi
27/5/16 terapi awal Sp.An

S : Pasien dirawat di ICU diagnosa ACS STEMI,


dengan keluhan nyeri dada (+)

O : KU pasien lemah, kesadaran composmentis GCS


E4M6V5
TD 96/78 mmhg, HR 144 kali/menit, RR 38-40
x/menit SpO2 86-89%
Cor : S1-2 murni . gallop(-) murmur(-); Paru : sonor,
vesikuler +/+, Rh +/+, Whe -/-

A : Acute Coronary Syndrome STEMI + Udem Paru


P:
Infus RL 500cc/24 jam
Dobutamin 5mcg/kg/menit
Furosemide 2x1amp
Morfin 1-2 mg/jam
Program :
Cek AGD, elektrolit
Diit cair 5x100cc

Terapi Sp.JP
17.00 Adv dr.N Sp.JP
UGD 07.30
ICU
O2 SM 6L/menit 13.45 lapor dr.N - Infus Nacl 0,9% 7 tts/menit
Minum 500-750 cc/24 jam
Infus NaCl 0,9%
Sp.JP
DIIT MLRG 1900kkal/hari
7 tetes/menit
Nyeri dada, gelisah - Aspilet tab 1x80 mg
Pump Cedocard
CPG 1x75mg
Pump
Cedocard
2A/50cc 1mg
Bisoprolol 1x2,5mg
1,5mg/jam

2,5cc/jam
Cedocard pump 2mg/jam
Captopril 3x12,5mg
Aspilet 1x80mg 3,75cc/jam
Obs 1 jam lagi, bila - Simvastatin 1x20mg
CPG 1x75 mg
Inj Furosemid 1-0-0
Bisoprolol 1x2,5 nyeri lapor.
Spironolactone 1x25 mg (pagi)
mg
Inj
Lavenox
2x0,6cc
(SC
Captopril
abdomen)
15.00 lapor dr.N
3x125mg
Inj Lansoprazole 1x40mg
Sp.JP
Furosemid 1-0-0
Sucralfat sy 3xC1
Nyeri
dada,
gelisah
Laxadine syr 3x
Simvastatin 1x25
(+)
Alprazolam 0,25mg (malam)
mg
Pump Cedocard 2 - Morfin 0,5-2mg/jam
Lansoprazole
Nyeri titrasi per 0,5mg/jam (syarat:
1x40 mg
mg/jam 5 cc/jam TDS>100; RR<30menit
Sucralfat 3xC1
17.50 : EKG Aritmia, HR 170kali/mnt
Laxadine 3xC1
15.30 nyeri EKG lengkap
Alprazolam
dada, gelisah >
1x0,25 mg
18.26 Lapor hasil EKG , adv
Pump
morfin
0,5
Amiodaron inj
Levenox 2x0,6 cc

mg/jam naikkan 300mg dalam Infus Nacl


loading bolus iv dalam 15menit
jadi 1mg/jam

100cc,

300mg dlm 100cc NaCl 0,9% habis


dlm 6 jam
600mg dlm inf NaCl 500cc habis dlm
8jam

Resusitasi Jantung
Paru

29/5/2016
07.30
S : pasien gelisah
sejak malam hari,
meronta-ronta.
O : ku lemah,
kesadaran cm,
TD : 110/50 mmhg
HR : 30 kali/menit
SpO2 : 98%
A : ACS STEMI
anterior + CHF
P:
Amidoran
600mg/500cc/24
jam
Cedocard 2A/50cc
1mg/kgBB
Dobutamin
250mg/50cc 5
meg/kgBB/Jam
Furosemid 5A/50cc
2,5 mg/jam
Morfin 2 mg/jam

08.00
22.10
Pasien gelisah, ETT ditarik Bradicardia pasien apnea
injeksi Midazolam 3mg
RJP 10 siklus epinefrin 1
amp RJP 10 siklus RJP 5
08.15
siklus ROSC
Arrest RJP injeksi SA 2 SA 4 ampul
amp + adrenalin 1 amp
ROSC ETT cap bocor 22.25
dilakukan intubasi ulang ETT Apnea RJP 10 siklus
No 7.5
epinerin inj 1 amp
RJP 10 siklus EKG PEA
08.30
RJP 10 sikus bradicardia SA
Kembali arrest RJP + bagging 2 amp
+ injeksi SA 2 amp + adrenalin 1 RJP 5 siklus epinfrin 1 amp
amp respon(-)
ekg : PEA
RJP + bagging terus dilakukan RJP 5 siklus nadi tak teraba,
Injeksi SA 2 amp + adrenalin 1 pupil midriasis, saturasi tidak
amp
terbaca, refleks mata (-), reflek
2x RJP terus dilakukan + kornea (-), EKG asistole
bagging OS ROSC
23.40
08.45
Pasien meninggal
Ventilator mode p.CMV
RR 14kali/menir, pc : 14, peep :
5, FiO2: 80%
TD
111/73
mmhg
HR
172kali/menit SpO2 99%
Pump dobutamin 250mg/50cc
Cedocard 2amp/50cc

Bradikardia

Algoritme
bradicardia

Pengobatan
MONAKO pada SKA
1. Oksigen 10L/menit (SKA dg
komplikasi sesak
nafas,syok,hipoksemia,ggl jtg)
atau 2L/mnt (utk SKA tnp komp)
2. Nitrogliserin sudah sampai di
UGD
3. Morfin STEMI/NSTEMI jika
masih merasakan nyeri dada yg
tdk hilang dg pemberian no.2
4. Anxyolitik mengurangi
kecemasan
5. Antiplatelet aspirin dikunyah

Kapan menghentikan
RJP

Penolong sudah melakukan BHDL sec optimal.


Penderita terpapar bahan beracun atau mengalami
overdosis obat yang akan menghambat susunan
sistem saraf pusat
Kejadian henti jantung tidak disaksikan oleh
penolong.
Penolong sudah merekam melalui monitor adanya
asistol yang menetap selama 10 menit atau lebih

Asistol yang menetap atau tidak terdapat denyut nadi pada


neonatus >10 menit

Penderita yang tidak respon setelah dilakukan


Bantuan Hidup Jantung Lanjut minimal 20 menit.
Menurunnya kemungkinan keberhasilan resusitasi
sebanding dgnmakin lamanya waktu melaksakanan
bantuan hidup.
Perkiraan kemungkinan keberhasilan resusitasi dan
pulang ke rumah, mulai dari 60-90% dan menurun
secara jelas 3-10 % permenit.

Faktor-faktor mempengaruhi
Asistole lama
Usia Muda
Asistol
menetap
Kasus :
karena toksin
37 tahun
atau gangguan
(dewasa
elektrolit
muda)
Hipotermia
Mengalami
Overdosis
Asistole
Obat
Elektrolit dbn
dalam 2 hari
Usaha bunuh
Overdosis
diri
obat (-)
Korban
tenggelm di
air dingin

Teknik Pelaksanaan Survey


Primer Bantuan Hidup
Dasar (C-A-B -D) :
1. Pastikan
lingkungan
sekitar aman
baringkan
ditempat datar
dan keras ,
posisi terlentang
.
2. Periksa
kemampuan
respon
penderita, minta
bantuan
pertolongan,
aktifkan sist
gawat darurat +
sediakan AED

1. Di bed ICU,
posisi
terlentang
datar
2. Memanggil
pasien ,
respon (-),
pupil
dilatasi,
Gerak cepat,
AED (-)

Teknik Pelaksanaan Survey


Primer Bantuan Hidup
Dasar (C-A-B -D) :
3. Penilaian
denyut nadi
4. Kompresi
dada (30:2)
5. Airway
6. Breathing
7. Setelah 5
siklus/2 menit
cek pulsasi
A.carotis
8. Defibrilasi

3. Cek pulsasi
A.carotis <10detik
(-)
4. Kompresi dada (+)
5. Diberikan alat
bantu jalan nafas
ETT no 7.5
6. Dilakukan bagging
2x setelah 30
kompresi
7. Irama jtg
shockable
defibrilasi, not
shockable rjp
8. Irama jtg yang
sering VF.
Tidak boleh pada
asistol/PEA

Basic life support


2015

Ringkasan Komponen
CPR berkualitas tinggi
untuk Penyedia BLS :

Kesimpulan
Pengenalan keadaan serta aktivasi
sistem gawat darurat segera, RJP
segera serta defibrilasi segera.
Kualitas tinggi tindakan CPR
merupakan dasar keberhasilan
intervensi ACLS. Selama penyedia
layanan kesehatan melakukan laju
resusitasi kompresi dada dan
kedalaman yang memadai,
memungkinkan dada berdetak
setelah setiap kompresi,
meminimalkan gangguan dalam
kompresi dada, dan menghindari
ventilasi berlebihan, terutama
dengan bantuan jalan

TERIMA KASIH

You might also like