You are on page 1of 14

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BINAMU KOTA

NOMOR :

/PKM/BNM-KT/ADM/SK/II/ I /2016

T E N TAN G
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS
DENGAN RAHMAT ALLAH SWT
KEPALA PUSKESMAS BINAMU KOTA

Menimbang

Mengingat

: a.

bahwa agar penyelenggaraan Puskesmas dapat efektif, efisien, dan


berkualitas serta dapat dipertanggungjawaban secara hukum, perlu diatur
adanya Peraturan Internal Puskesmas;

b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a


perlu menetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas tentang Peraturan
Internal Puskesmas;

c.

bahwa seluruh pejabat struktural, fungsional dan seluruh karyawan harus


melaksanakan serta mentaati Peraturan Internal Puskesmas;

: 1.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;

2.

Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;

3.

Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

4.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas;

5.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 772 / Menkes / SK /VI 2002 tentang


Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS.

BINAMU

KOTA

TENTANG

Kesatu

: Disusun peraturan internal yang mengatur mengatur perilaku Pimpinan


Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana
Upaya/Kegiatan Puskesmas yang sesuai dengan tata nilai, visi, misi, dan tujuan
Puskesmas.

Kedua

: Lampiran Surat Keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Surat Keputusan ini.

Ketiga

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di


kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Pabiringa
pada tanggal 06 Januari 2016
KEPALA PUSKESMAS BINAMU KOTA

IMAM SOFINGI

Tembusan,Kepada YTH :
1. Dinas Kesehatan Kab.Jeneponto
2. Pertinggal

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BINAMU KOTA
Jl. HV. WORANG Kelurahan Pabiringa Kec. Binamu Kab. Jeneponto

LAMPIRAN

: SK TENTANG PERATURAN INTRNAL.

NOMOR SK

TANGGAL

/PKM/BNM-KT/ADMSK/I/

/2016

2016

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1.

Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :


a. Daerah adalah Kabupaten Jeneponto
b. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
DPRD menurut azas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945
c. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kab.Jeneponto
d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto
e. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Kota beserta jejaringnya (Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Kelililing, dan Pos Kesehatan Kelurahan.
f. Izin Operasional Puskesmas adalah Izin yang diberikan kepada Puskesmas termasuk
jejaringnya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
g. Izin Operasional Puskesmas diberikan apabila Puskesmas telah memenuhi persyaratan
meliputi : Administrasi dan manajemen Puskesmas, Standar Pelayanan Puskesmas, Sarana
Dan Prasarana Puskesmas serta Sumber daya Manusia
h. Peraturan Internal Puskesmas adalah aturan dasar yang mengatur tata cara hubungan dan
penyelenggaraan Puskesmas antara Pemilik, Kepala Puskesmas, dan karyawan Puskesmas
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas

i. Kewenangan Klinis ( Clinical Privilege ) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu di dalam lingkungan Puskesmas untuk
suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis ( Clinical
Appointment ).
j. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam lini organisasi
k. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab dan
wewenang dari seorang pegawai dalam kesatuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya di dasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta memiliki ijin
praktek di Puskesmas
l. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapatkan pendidikan
kesehatan dan melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Pasal 2.
Nama, Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai

1. Nama Puskesmas ini adalah Puskesmas Binamu Kota


2. Visi Puskesmas Binamu Kota adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik di
wilayah puskesmas binamu kota untuk mewujudkan masyarakat mandiri hidup sehat
3. Misi Puskesmas adalah :
a.

Menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu

b.

dan profesional.
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja

c.

Puskesmas Binamu Kota.


Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

d.

melalui pemberdayaan masyarakat.


Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

e.

masyarakat beserta lingkungan.


Menjamin terjangkaunya pelayanan kesehatan masyarakat secara merata
dan berkesinambungan.

4. Motto adalah Kepuasan anda adalah harapan kami,masyarakat sehat adalalah dambaan
kami.
5. Tata Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Solid
Efektif
Harmonis
Administratif
Transparansi
Inovatif
BAB II

PEMILIK
Pasal 3
Pemilik Puskesmas Binamu Kota adalah Pemerintah Kabupaten Jeneponto.
Pasal 4
Pemerintah Kabupaten Jeneponto, berdasarkan kewenangan yang dimilikinya, bertanggungjawab
terhadap kelangsungan hidup serta kemajuan dan perkembangan Puskesmas sesuai yang
diharapkan dan diinginkan masyarakat.
Pasal 5
Pemerintah Kabupaten Jeneponto melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto berwenang :
1. Menentukan kebijakan secara umum Puskesmas.
2. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Puskesmas.
3. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja Puskesmas
Pasal 6
1. Pemerintah Kabupaten Jeneponto bertanggungjawab kepada rakyat melalui Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Jeneponto atas kelangsungan hidup, kelancaran dan perkembangan
Puskesmas.
2. Pemerintah Kabupaten Jeneponto ikut bertanggung gugat atas terjadinya kerugian akibat
kelalaian atas kesalahan dalam pengelolaan Puskesmas.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto berkewajiban untuk melakukan pembinaan dalam
peningkatan mutu pelayanan Puskesmas.
4. Puskesmas dalam melaksanakan tugas di wilayah kerjanya berhak mendapatkan dukungan
dana, sarana, dan prasarana untuk memperkuat pelayanan seperti pengadaan Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu dan Poskesdes.

BAB III
PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
Pasal 7

1. Persyaratan administrasi dan manajemen Puskesmas terdiri dari Struktur Organisasi dan Tata
Kelola
2. Struktur Organisasi Puskesmas terdiri dari
a.kepala Puskesmas;
b.kepala sub bagian tata usaha;
c.penanggung jawab UKM dan Pencegahan Penyakit;
d.penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e.penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Tata Kelola sebagaimana dimaksud ayat satu meliputi tata laksana organisasi, standar
pelayanan, Standar Prosedur Operasional, dan Informasi Manajemen Puskesmas
4. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran atau kedokteran
gigi dan tenaga kesehatan lainnya.
5. Puskesmas memiliki Standar Prosedur Operasional pelayanan Puskesmas.

Pasal 8
1.

Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, Puskesmas menyelenggarakan


pelayanan kesehatan primer yang memenuhi standar pelayanan Puskesmas.

2.

Pelayanan kesehatan primer sebagaimana dimaksud ayat 1 merupakan Upaya Kesehatan


Perorangan tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama.

3.

Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi:


a.

b.

UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat


1.

Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS

2.

Pelayanan kesehatan lingkungan

3.

Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM

4.

Pelayanan gizi yang bersifat UKM

5.

Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

6.

Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

UKM Pengembangan
1.

Pelayanan kesehatan jiwa

2.

Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

3.

Pelayanan kesehatan olahraga

c.

d.

4.

Pelayanan kesehatan lansia

5.

Pelayanan kesehatan kerja

UKP, kefarmasian, dan laboratorium


1.

Poli Umum

2.

Poli Gigi

3.

Poli KIA (Ibu dan Anak)

4.

Unit Gawat Darurat

5.

Persalinan

6.

Pelayanan kefarmasian

7.

Pelayanan laboratorium

Jaringan dan Jejaring Puskesmas


1.

Puskesmas Pembantu

2.

Puskesmas Keliling

3.

Bidan Desa

4.

Jejaring Pelayanan Kesehatan (Posyandu Balita dan Posyandu Lansia)


Pasal 9
SUMBER DAYA MANUSIA

1.

Puskesmas Binamu Kota dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas,


yang secara teknis fungsional dan taktis operasional bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Jeneponto.

2.

Persyaratan untuk Kepala Puskesmas :


a.tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan
masyarakat;
b.masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
c.telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

3.

Dalam hal tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk


menjabat eselon IIIB, ditunjuk pejabat sementara yang memiliki persyaratan Kepala
Puskesmas sebagaimana dimaksud ayat (2).

4.

Pejabat sementara sebagaimana dimaksud ayat (4) memiliki


kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

5.

Tersedianya tenaga medis, keperawatan yang purna waktu, tenaga


kesehatan lain dan tenaga non kesehatan dipenuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan
kualifikasinya.

6.

Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha
yang merupakan Pejabat Struktural, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.

7.

Penanggung Jawab UKP adalah seorang dokter yang merupakan


Pejabat Fungsional, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Puskesmas.

8.

Upaya pelayanan kesehatan lain dapat dipimpin oleh seorang


Perawat / Bidan atau petugas kesehatan lain yang merupakan Pejabat fungsional, dalam
melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas

Pasal 10
1. Kepala Puskesmas mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan pelaksanaan,
mengkoordinasikan, membina dan mengevaluasi pelaksana tugas-tugas Puskesmas agar
efektif, efisien dan berkualitas sesuai tujuan Puskesmas.
2. Menguasai, memelihara dan mengelola sumber daya Puskesmas.
3. Mewakili Puskesmas di dalam dan luar pengadilan.
4. Melaksanakan kebijakan bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan Puskesmas
sebagaimana digariskan oleh Bupati Kabupaten Jeneponto atas nama Pemerintah Kabupaten
Jeneponto.
5. Menetapkan kebijakan operasional Puskesmas.
6. Menyusun Rencana Strategis dan Rencana Anggaran Tahunan Puskesmas.
7. Membuat uraian tugas jabatan serta tata hubungan kerja sesuai struktur organisasi dan tata
kerja Puskesmas.
8. Menyiapkan laporan tahunan dan berkala.
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas dibantu Kordinator Upaya Kegiatan dan
Satuan Pengawas Internal.
10. Kepala Puskesmas mengangkat dan memberhentikan Ketua dan anggota Satuan Pengawas
Internal, dan Kordinator Upaya Kesehatan di lingkungan Puskesmas.
11. Tugas pokok dan fungsi tanggung jawab para karyawan ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.

Pasal 11

Prosedur Kerja
1.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas wajib menerapkan prinsip koordinasi,


integrasi dan sinkronisasi baik dalam Puskesmas maupun dengan organisasi dalam lingkungan
Pemerintah Kabupaten Banyumas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Koordinator Upaya Kesehatan dalam lingkungan
Puskesmas bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masingmasing dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

3.

Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kordinator Upaya
Kesehatan dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan menyusun laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.

4.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha, dan Kordinator Upaya Kesehatan, menyampaikan laporan
kepada Kepala Puskesmas.

5.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kordinator Upaya Kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya saling berkoordinasi dengan Pejabat Non Struktural terkait, dan Satuan Kerja terkait
dengan lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas.

6.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Upaya pelayanan/Kordinator Pelayanan
wajib mengadakan evaluasi kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasil evalusi.

Pasal 12
Minilokakarya Puskesmas
1.

Minilokakarya Puskesmas merupakan Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin di


Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Bidan di
desa serta dipimpin oleh Kepala Puskesmas, merupakan proses penggalangan kerjasama tim
Puskesmas dengan pendekatan sistem.

2.

Minilokakarya Puskesmas diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.

3.

Dalam Rapat sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dibicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan Puskesmas sesuai dengan tugas, kewenangan dan kewajibannya.

4.

Keputusan Minilokakarya Puskesmas diambil berdasarkan musyawarah mufakat, bila tidak


tercapai kata mufakat maka diambil berdasarkan suara terbanyak.

5.

Hasil Minilokakarya Puskesmas dituangkan dalam Plane of Action (POA) Puskesmas.

6.

Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.

BAB IV

PENGAWASAN INTERNAL
Pasal 13
Satuan Pengawas Internal
1. Satuan Pengawas Internal adalah kelompok jabatan fungsional yang bertanggungjawab
melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Puskesmas.
2. Satuan Pengawas Internal dipimpin oleh Ketua, yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Puskesmas.
3. Pembentukan Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
4. Pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), meliputi : pengawasan terhadap sumber daya manusia, sarana prasarana, kegiatan
pelayanan serta administrasi keuangan Puskesmas.

BAB V
Kewenangan Klinis ( CLINICAL PRIVILEGE )
Pasal 14
1. Untuk mewujudkan tata kelola klinis ( clinical governance) yang baik, semua pelayanan
medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di Puskesmas dilakukan atas penugasan klinis
( Clinical Appointment ) dari Kepala Puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian kewenangan, klinis
( clinical privilege ) oleh Kepala Puskesmas melalui penerbitan surat penugasan klinis
kepada Staf Medis yang bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh kepala
Puskesmas.

BAB V
Penugasan Klinis ( CLINICAL APPOINTMENT )
Pasal 15
Setiap staf medis dan Perawat dan Bidan yang melakukan asuhan medis harus memiliki surat
penugasan klinis dari Kepala Puskesmas atau tenaga medis berdasarkan rincian kewenangan klinis
( delineation of clinical privilege ).

Pasal 16
TIm Peningkatan Mutu Klinis

1.

Tim Peningkatan Mutu Klinis adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata kelola klinis (
clinical governance ) yang baik di Puskesmas, dengan menjaga kualitas dan profesionalitas
staf medis, melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi medis, dan penegakan
etika dan disiplin profesi medis.

2.

Tim Peningkatan Mutu Klinis dipimpin oleh seorang dokter, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas.

3.

Pembentukan Tim Peningkatan Mutu Klinis ditetapkan oleh Kepala Puskesmas

4.

Fungsi Tim Peningkatan Mutu Klinis :

5.

Memberikan saran kepada kepala Puskesmas

Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.

Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran

Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan.

Tugas Tim Peningkatan Mutu Klinis :


a.

Membantu Kepala Puskesmas menyusun :


Daftar Pelayanan Medis
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico legal.
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko legal.

b.

Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.

c.

Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis dan staf non medis.

d.

Melaksanakan koordinasi dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan


tugas kelompok staff medis.

e.

Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan


pengembangan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.

f.

Monitoring dan evalusi mutu pelayanan.

g.

Membuat laporan.

Pasal 17
Mekanisme Pengawasan
1. Satuan Pengawas Internal (SPI) melakukan pengawasan internal keuangan dan operasional
, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada
Puskesmas serta
memberikan saran-saran perbaikannya.
2. Tim Peningkatan Mutu Klinis melakukan pengawasan internal di bidang praktik
kedokteran dalam rangka penyelenggaraan pelayanan profesi agar sesuai dengan standar
dan etika profesi.

Pasal 18
Tata Urutan Peraturan
1. Peraturan Internal Puskesmas ini selanjutnya akan menjadi pedoman semua peraturan dan
kebijakan Puskesmas yang dibuat dengan Keputusan Kepala Puskesmas.
2. Setiap satuan kerja/seksi harus membuat standart prosedur operasional yang mengacu pada
Peraturan Internal Puskesmas.
3. Semua kebijakan operasional, prosedur tetap administrasi dan manajemen Puskesmas tidak
boleh bertentangan dengan Peraturan Internal Puskesmas.
Tata urutan peraturan yang berlaku sebagai berikut:
a.

Peraturan Internal Puskesmas.

b.

Keputusan Kepala Puskesmas

c.

Keputusan Koordinator Upaya Kegiatan dalam hirarki struktural, Kepala kelompok


Non Struktural/ Fungsional untuk hal hal yang teknis operasional di bidangnya dan
dipertanggung jawabkan kepada atasan langsung.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19

1. Peraturan-peraturan Puskesmas yang telah ada pada saat Peraturan ini disahkan, masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan ketentuan yang tercantum di
dalam Peraturan ini.
2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas.
3. Jika di dalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ditemukan hal-hal yang sudah
tidak sesuai lagi, maka akan dilakukan perbaikan penyempurnaan, yang selanjutnya
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas.

Pasal 20
1. Keputusan Kepala Puskesmas ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
2. Agar setiap karyawan Puskesmas mengetahuinya, mentaati dan melaksanakan dengan
penuh tanggung jawab

KEPALA PUSKESMAS BINAMU KOTA

IMAM SOFINGI

You might also like