Professional Documents
Culture Documents
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Definisi
4. Prinsip
5. Prosedur
5.1.
5.2.
5.3.
10
16
5.4.
Lampiran-lampiran :
1. Daftar Obat High Alert
2. Contoh Stiker High Alert
3. Contoh stiker High Alert pada botol infus
4. Contoh stiker Obat Lasa (Look A Like, Sound
A Like)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya.
Buku Panduan High Alert dapat terselesaikan. Penulisan Buku Panduan High Alert ini
dilakukan dalam rangka untuk menjawab tantangan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan di rumah sakit.
Baik atau tidaknya mutu pelayanan di rumah sakit sangat tergantung kepada seluruh
karyawan dan dokter sebagai pelaku utama dalam memberikan pelayanan. Oleh
karena itu kami berharap melalui buku Panduan High Alert ini dapat membantu
terhadap upaya peningkatan proses pelayanan di Rumah Sakit Khusus Bedah
Rawamangun..
Pembuatan buku panduan ini tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara konteks
maupun konten, untuk itu kami membuka diri untuk saran dan kritik demi perbaikan
kedepan.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
konstribusi dalam penyusunan buku panduan ini, semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga buku panduan ini
bermanfaat bagi peningkatan Pelayanan yang bermutu di Rumah Sakit Khusus Bedah
Rawamangun..
Jakarta,Januari 2013
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1. High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping, atau bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis
terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya
kesalahan.4
2. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa strategi seperti:
a. menyediakan akses informasi mengenai high alert medications
b. membatasi akses terhadap high alert medications
c. menggunakan label dan tanda peringatan untuk high alert medications
d. menstandarisasi prosedur instruksi / peresepan, penyimpanan, persiapan, dan
pemberian high alert medications
e. melakukan prosedur pengecekan gandauntuk obat-obat tertentu1
3. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang dalam audit dan revisi high alert medications oleh Komite Farmasi dan Terapeutik.5
2. TUJUAN
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai
kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam kategori
high alert medications(obat-obatan dengan pengawasan).1
2. Meningkatkan kewaspadaan akanhigh alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
3. DEFINISI
High alert medicationsadalah obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggiuntuk
menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi / membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya).3
konsentrat
5. PROSEDUR
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,
mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan high alert medications.3
5.1.
b. Sebelum perawat memberikan obat high alert lakukan double check kepada
perawat lain untuk memastikan 5 benar (pasien, obat, dosis, rute dan waktu)
c. Pengecekan ganda terhadap High alert medications
i. Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang
kedua) sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan
keselamatan dan akurasi.
ii. Kebijakan:
1. pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
medications tertentu / spesifik dan di saat pelaporan pergantian
jaga atau saat melakukan transfer pasien.
2. Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien
atau pada catatan pemberian medikasi pasien.
3. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang
berwenang
untuk
menginstruksikan,
meresepkan,
atau
BAB II
HIGH ALERT MEDICATIONS
10 | P a n d u a n H i g h A l e r t
b.
c.
d.
e.
berwarna merah)
f. Protokol untuk KCl:
i. Indikasi infuse KCl
ii. Kecepatan maksimal infuse
iii. Konsentrasi maksimal yang masih diperbolehkan
iv. Panduan mengenai kapan diperlukannya monitor kardiovaskular
v. Penentuan bahwa semua infuse KCl harus diberikan via pompa
vi. Larangan untuk memberikan larutan KCl multipel secara berbarengan
(misalnya: tidak boleh memberikan KCl IV sementara pasien sedang
mendapat infuse KCl di jalur IV lainnya)
vii. Diperbolehkan untuk melakukan substitusi dari KCl oral menjadi KCl IV,
jika diperlukan
g. Lakukan pengecekan ganda
8. Infuse narkose / opiat, termasuk infuse narkose epidural11
a. Opiate dan substansi lainnya harus disimpan dalam lemari penyimpanan yang
terkunci di apotik / unit farmasi dan di ruang perawatan pasien.
b. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia dalam
meresepkan obat.
c. Berikan label high alert: untuk infuse kontinu dengan konsentrasi non-standar
d.
e.
f.
g.
iii. berikan label pada ujung distal selang infuse epidural dan selang infus IV
untuk membedakan.
k. Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggungjawab
l. Lakukan pengecekan ganda
9. Agen sedasi IV (midazolam, propofol)12
a. Setiap infuse obat sedasi kontinu memiliki standar dosis, yaitu:
i. Midazolam: 1 mg/ml, efek puncak: 5-10 menit
ii. Propofol: 10 mg/ml
b. Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital, tersedia
peralatan resusitasi)
10. Infus Magnesium Sulfat13
a. Tergolong sebagai high alert medications pada pemberian konsentrasi melebihi
standar, yaitu > 40 mg/ml dalam larutan 100 ml (4 g dalam 100 ml larutan
isotonic / normal saline).
b. Perlu pengecekan ganda (perhitungan dosis, persiapan dosis, pengaturan pompa
infuse)
11. Agen blok neuromuscular(atrakurium)8
a. Harus disimpan di area khusus dan spesifik, seperti: kamar operasi, Ruang Rawat
Intensif (High Care Unit), IGD,
b. Berikan label yang terlihat jelas dan dapat dibedakan dengan obat-obatan lainnya.
Farmasi akan memberikan label pada semua vial untuk penyimpanan obat di luar
kamar operasi.
c. Penyimpanan harus dipisahkan dari obat-obatan lainnya, misalnya dengan kotak
berwarna, penyekatan, dan sebagainya.
d. Semua infuse agen blok neuromuscular harus memiliki label yang bertuliskan:
i. peringatan: agen paralisis
ii. dapat menyebabkan henti napas
e. Lakukan pengecekan ganda
f. Untuk setiap container obat baru yang disediakan oleh farmasi (misalnya: vial,
spuit, dan sebagainya), pengecekan ganda harus dicatat oleh kedua petugas di
rekam medis pasien.
g. Catatlah jika ada perubahan instruksi, termasuk perubahan kecepatan infuse dan
pengaturan pompa infuse
h. Kapanpun memungkinkan, instruksi yang dicetak (print) sebaiknya tersedia.
Instruksi juga harus menyatakan Pasien harus terpasang ventilator.
i. Jangan pernah menganggap obat-obatan ini sebagai relaksan
14 | P a n d u a n H i g h A l e r t
Konsentrasi 1
0,1 mEq/ml
Konsentrasi 2
0,2 mEq/ml
(10 mEq/100ml)
(20 mEq/100ml),
hanya untuk infus vena
sentral
3200 mcg/ml
Dobutamin
(400 mcg/250ml)
200 mcg/ml
(800 mcg/250ml)
4000 mcg/ml
Epinefrin
(500 mcg/250ml)
16 mcg/ml
(1 mg g/250ml)
64 mcg/ml
(4 mg/250ml)
0,5 unit/ml
(16 mg/250ml)
1 unit/ml
Insulin, regular
16 | P a n d u a n H i g h A l e r t
Konsentrasi 3
17 | P a n d u a n H i g h A l e r t
REFERENSI
1. Wisconsin Patient Safety Institute. Model high-alert medications policy & procedures.
Wisconsin: WPSI; 2004.
2. Institute for Safe Medication Practices (ISMP). ISMPs list of high-alert medications.
ISMP; 2012.
3. The University of Kansas Hospital. High alert medication double-check. Dalam:
Medication management. Corporate Policy Manual. Volume 2. Kansas; 2010.
4. John Dempsey Hospital-Department of Pharmacy. High alert medications. Dalam:
Pharmacy practice manual. Connecticut: University of Connecticut Health Center; 2008.
5. Cohen M, Kilo C. High-alert medications: safeguarding against errors. Dalam: Cohen M,
peny. Medication errors. USA: American Hospital Association, Health Research &
Educational Trust, Institute for Safe Medication Practices; 2002.
6. Regional Pharmacy Nursing Committee. Regional high-alert medication safety practices.
Regional Pharmacy and Terapeutic Committee; 2010.
7. Koczmara C. High alert medications: no room for errors. Kanada: ISMP; 2003.
8. Graham S, Clopp MP, Kostek NE, Crawford B. Implementation of a high-alert
medication program. The Permanente Journal. 2008;12:15-22.
9. Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO). High-alert
medications and patient safety. Int J Qual Health Care. 2001;13:339-40.
10. Cabral K, Wendler L. High alert medications, polypharmacy & avoidable
hospitalizations: Practice Improvement Series Meeting (PRISM). 2011.
11. Kane J. High alert medications policy. The University of Toledo Medical Center. 2011.
12. Colorado Foundation for Medical Care. Campaign intervention fact sheet: high alert
medications.
13. Medication Use Quality Committee. High alert medications: identification, double-check
and labeling. Saskatoon Health Region; 2009.
18 | P a n d u a n H i g h A l e r t