You are on page 1of 13
JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 TSS N : 2443 - 0536 Pengaruh Mode! Blended Learning pada Mata Kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer (DPBK) di Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan FAUZIYATUL HAMAMY, M.Pd STAF PENGAJAR UNIVERSITAS POTENSI UTAMA. Jouiyatulhamamy1985@amail.com Abstract: The course of Desain Pembelojaran Berbasis Komputer (OPBK) in the Department of Education Technology at UNIMED has not involved the students in the learning process ‘end make them less competent in mastery skill to design the lesson with computer- based learning. Although there have been efforts to deal with the existing problerns through accessing the personal blogs of the lecturers, but the results have not satisfactory in achieving the learning objectives. This condition cannot be maintained, because it is not in fine with the development needs of the student and with contemporary technologies such as blending online learning. It is necessary to develop @ mode! called Blended Learningwhich is considered validity, practicality ond effectivity to achieve the learning objectives. The model development adopted the commonly used the 4D models that include Define, Design and Develop. Begin way with the needs analysis, the Blended Learning model was developed consisting of syntax, support systems, social systems, and the principle of reaction. The result of the ‘model was tested for the validity by three experts who confirm the validity of the ‘model. The model was also considered effective and practical by the students as the users. Kata kunci: Model, Blended Learning, Desain Pembelajaran Berbasis Komputer PENDAHULUAN Pendidikan sebagai satu kesatuan yang sistematik diselenggarakan sebagai proses yang berlangsung sepaniang hayat untuk pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik. Karena itu, setiap anak perl mendapatkan pendidikan yang bermutu melalui pemberian —keserpatan untuk meningkatkan pendidikan sepanjang. hayat. Menurut — Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 (UU SPN No. 20 Tahun 2003), pendidikan rasional berperan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan _bangsa. Peran ini bertujuan untuk JURNAL STINDO PROFESIONAL mengembangkan potensi peserta ditk ‘agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmy, cakap, kreatif, — mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. Pelaksanaan pendidikan yang mengembengkan kemampuan dan watak serta martabat bangse seperti yang disebutkan dalam UU SPN No, 20 Tahun 2003 harus dilaksanakan —secara__interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang untuk memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, —minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP No. 19 Tahun 2005) (133) JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 ISSN: 2443 - 0536 Pelaksanaan pembelajaran menurut PP. homor 19 tahun 200,5 dilakukan sesual Standar Proses yang mensyaratkan seorang pendidi hharus memperhatikan karakteristik peserta didiknya, Karakteristik peserta didik terdiri ates, pertama: usia, gender, kelas dan faktor budaya sera sosiorkonomi, kedua _kompentensi spesifik seperti gaya belajar yang berhubungan dengan —_kecerdasan. majemuk, —kekuatan —_konseptual, kebiasaan —memproses __informasi,, motivasi dan faktor fisiologt. Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini belum terlihat_memenuhi ketetapan seperti yang disebutkan pada PP No.19 Tahun 2005 dan Permendiknas No 41 Tahun 2007. Padahal untuk beberapa sekolah dan lembaga_memiliki insfrastuktur_ yang mendukung untuk —mewuijudkan pelaksanaan pembelajaran seperti yang disebut pada PP di atas, termasuk pada mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer (DP8K). PBK merupakan mata —kuliah untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan daya kreativitas peserta didik dalam merancang suatu materi ajar tentang, langkab-langkah perancangan satu paket pembelajaran _berbasis komputer. Dengan perkataan lain, DPBK terdiri dari beberapa kumpulan pengetahuan —dan’—_keterampilan mendesain model-model pembelajaran berbasis komputer. Jka _merujuk kepada PP No. 19 Tahun 2005, proses pembelajaran PBK, pada pelaksanaannya, kurang _interaktif arena dalam proses _pembelajaran belum terjadi proses interaksi, balk interaksi antara pendidik dan peserta didik, peserta didik dengan media yang digunakan, peserta didik dengan SURNAL STINDO PROFESIONAL peserta didik lain dan peserta dik dengan lingkungan kelas Dengen keadaan seperti, dosen engampu mata kuliah melakutan ‘online learning, dengan menghacirian blog privadi dalam —kegiaton pembelajaran untuk — menuntaskan materi yang akan disampaikan. Melalul blog tersebut, dosenmenyampatan materi-materi yang dirasa_ penting. perlu pengulangan, atau mater! yang belum sempat disampaikan di telas Dari upaya yang dilakukan tersebut ternyata umpan balik masih sangat Kurang, seperti terlihat dalam kegiatan_ diskusi yang tidak beralan dengan bak yang mengakibatkan kekurangoktifan peserta didik itu sendin, Oleh Karena itu muncul —gagasan—_ untuk mencampurkan pembelajaran_ one dengan pembelajaran tatap muka ya emudian disobut dengan be fearing. Terhadop blended learning, ppenelitian oleh peneliti sebelumy ‘menunjukkan hast! bahia earning ternyata tidak sesuai ‘apa yang dibarapkan. Mosih ban ditemukan—_kekurangan menerapkan online learning yang ditemukan —Bersin >penelitiannya tahun 2003 bahwo t semua pembelajaran bisa dik dengan web. Penemuan terhadap kelemahan online fe ‘menghasilkan inovasi_pencams pembelajaran tatap muko dan pembelajaran yang kemudion di dengan blended ea Pembelajaran blended td sepenuhnya difakukan_ melalui pembelajaran namun masih tetap dipakai dalam kegiatan pembela tatapmuka. Hal ini dill JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 18 $N : 2443 - 0536 mengingat keterbatasan akses melalui pembelajaran online. Selain dari Bersin (2003), Dzluban, Hartman, dan Moskal (2004) juga melakukan ——penelitian yang. mengungkapkan bahwa program blended learning yang mencompurkan pembelajaran tatap muka dengan ‘ontine Jearning berpotensi untuk meningkatkan —hasil_—_—belajar, menurunkan tingkat putus sekolah, dan menghasilkan —Kepuasan kepada sebagian besar dosen dan mahasiswa. Putus sekolah yang dialami peserta didik yang mengikuti onfine learning karena dengan online learning orane sering _merasa_senditi dan bosan. Sedangkan penelitian MacDonald, J. & McAteer, E. (2003) tentang blended earning mengkali_ strate! umum bimbingan belajar dan menjelaskan faktor yang mempegaruhi penggunaan ‘media dalam lingkungan blended earning, Hasilnya membentuk banyak prinsip yang mendasaripenerapan strates! yang efektif pada kedua jarak dan Universitas yang berbasis kampus. Di Indonesia, Cepi Riyana, M. Pd, melakukan —penelitian tentang engaruh Model Pendidikan Blended learning —tethadap —_peningkatan Kompetensi Guru di Jawa Barat. Hasilnya menunjukkan bahwa model pembelajaran blended learning secara empiris — mampu = membantu ‘meningkatkan kualifikasi staf pengajar (guru) dari Dil Strata-t dan lulusannya memperoleh 5-1 sertifikat dari LPTK terakreditasi, Hal ini menunjukkan bahwa program PJ) PGSD bisa didesain sesuai dengan Permendiknas No. 16 tahun 2007. Jadi, dari hasil penclitan yang telah dilakukan, terlihat blended JURNAL STINDO PROFESIONAL learning membantu pendidik dan peserta didix dalam mengoptimalkan pombelajaran. Selain dari itu, Alim Sumarno (2011) jugs telah ~membuktikan bahwa ‘mahasiswa lebih berpartisipasi dalam diskusi tertutup karena lebih leluasa berpendapat dan menemukan lebih banyak materi perkuliahan karena akan melakukan —diskusi. Kemudian penelitian Basori (2010) mengungkap bahwa dengan blended learning terjaci peningkatan —kualitas—_belajar mahasiswa, terjadi_peningkatan kemampuan dosen dalam proses KEM, iklim pembelajaran menjadi lebih kondusif, terjadi pembelgjaran_ yang berkualitas dan relevan dengan peserta didik Kualitas pembelajaran juga dinyatakan balk, sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembelajaran blended learning mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Di samping itu, penelitian Ferry Dwi Cahyadi (2012) menemukan bahwa rata-rata capaian persentase aspek kemampuan berpikir kritis dari tes uraian meningkat pada setiap siklus melalui dilakukan blended learning. ‘Artinya blended learning dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi untuk — meningkatkan —kemampuan berpikir kritis siswa, Walaupun sudan cukup banyak penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumaya tentang blended learning, ‘tetapi masih diperlukan pengetahuan lebih lanjut terutama pada perbaikan pembelajaran DPBK. Selain itu, dalam pembelajaran telah banyak ditakukan inovasi, perbaikan dan Pengaruh pembelajaran oleh dosen namun belum tentu yang dilakukan tersebut ‘telah baik karena model pembelajaran (135) JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 ISSN: 2443 - 0536 itu belum memenuhi tiga syarat, yaitu valid, praktis dan efektif. Menurut Nieveen (1998:127) Pengaruh bohan pembelajaran harus consider the three ospects (validity, practicality and effectiveness). Plomp (2010:28), Visser (1998:17} dan Richey (2007:48-49) juga ‘mengerukakan hal yang sama bahwa Pengaruh, model pembelajaran dikatakan balk ketika_ memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Sedangkan Nusa Putra (2011:88) berpendapat bahwa mencari temukan model, produk, prosedur dan metode hhendaknya —mengukur _efektivitas, produktivitas dan kualitas. Pengukuran yang dikemukakan Nusa Putra (2011:88) berfokus pada produk dan jasa baru yang didorong oleh motif euntungan makanya lebih terfokus kepado produktifitas dan kualitas, yang berbeda dengan validitas dan praktikalitas yang diajukan Nieveen (1999:127) dan Plomp (2010:29). Pengukuran efektifitas, validitas dan praktikalis yang dilakukan bukan karena motif keuntungan, _tetapi bagaimana produk hasil Pengaruh dapat digunakan dalam pembelajaran. ‘Apakah Pengaruh didasarkan pada rasional teoritis yang kuat dan konsisten (valid), apakah pengguna menyatakan apa yang dikembangkan dapat diterapkan (praktis) dan apakah secara operasional memberikan hasil sesuai dengan harapan (efektif). Jika melakukan Pengaruh karena motif keuntungan, memang lebih ditonjolkan pada produktifitas. Jelasnya, _jika melakukan —Pengaruh_ dalam Pembelajaran maka pengukuran yang dilakukan adalah uji_validitas, uli praktikalitas dan uj efekifitas. JURNAL STINDO PROFESIONAL Selain itu model dikatakan vail, menurut Nieven (1999:127), apabin. model itu konsisten, selanjutnya suaty model dikatakan praktis apabila model dianggap dapat digunaken (usable. Kemudian model dikatakan_efeltl apabila memberikan hasil sesueitujuan yang telah itetapkan. Berkaitan epraktisan dalam Pengaruh, Aker (2999:126) menyatokan keproktisen mengacu —pada——_pengguna, mempertimbangkan apakah mode pembelajeran dapat digunaken dalam proses pembelajaran. Untuk menguker kepraktisan, dilakukan dengan melbat apakah produk yang dihasikan dapat digunakon dan cfektif bag) pembelajaran. Sedangkan menu AAkker (1999:126) keefektifan mengacy pada tingkatan pengalaman dan has intervensi tujuan yang. dimaksud berarth bahwa keefektifan suatu model pembelajaran dilthat dari kuaitas has belajar, sikep, dan motivasi peseta didik. Plomp (2007:28) menyatakan_ Dohwa validitas dilakukan mela Penilaian pakat, praktikalitas melil penilaian pakar dan pengguna dat efektifitas melalui uji coba lapangen. Jadi, validasi dilakukan maa pertimbangan pakar mencakup validas Komponen model pembelajera, kopraktisan dapat dinilai dari penggu tentang komponen ma embelajaran dan keefektifan dlihat dari kualitas hasil belajar, sikap d motivasi peserta didi mela percobaan. Kata blended learning berasal ¢ bbahasa ingeris, yang terdiri dari di suku kata, blended dan fearni Blended berarti_ campuran kombinasi, sedangkan fearning bi pembelajaran. Jadi, blended lear bisa berarti pembelajaran camput t JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume & | Nomor I | Maret 2016 ISSN: 2443 - 0536 Blended learning, menurut Smaldino (2008:44) alah pembelajaran_fibrid, yyaitu mencampurkan dan pengaturan Pembelajaran yang divariasiken agar sesuai dan tepat untuk memenuhi kebutuhan belajarpeserta did. Pencampuran —tersebut dalam pembelajaran memang dibutuhkan untuk mencapal tujuan pembelajaran, Sejalan dengan Smaldino, menurut, Graham (2005:5), blended learning adalah sebuah sistem vane. mengkombinasikan _ pembelajaran tatep muke dan pembelajaran berbantuan komputer. Dengan mengintegrasikan penggunaan ‘media berbasis komputer untuk ‘membantu penyampaian materi ajar. Sedangkan Watson (2008) merinci pengertian blended learning sebagai kegiatan —pembelajaran yang. mengkombinasikan Komponen online learning dengan pendidikan tatap muka, Secara garis besar, media berbantuan komputer sangat luas sedangkan online learning merupakan pembelajaran berbantuan komputer melalui jaringan, Namun, dari tiga pendapat ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran blended —merupakan. campuran tentang —_pembelajaran berbasarkan kebutuhan peserta didik, pembelajaran berbantuan komputer, dan pembelajaran yang memanfeatkan, online learning. Berbeda dengan apa_—yang. dikemukakan di atas,— Rossette (2006:2) mengatakan bahwa blended fearing adalah mencampurkan pendekatan yang berbeds, misalnya formal and informal learning, face-to- {face and online learning experience, directed paths and reliance on self- direction or digital references ond JURNAL STINDO PROFESIONAL collegial connections. Pendapat Smaldino (2008), Graham (2005:5), Watson (2008) dan Rossette (2006:2) mengandung satu makna mencampur untuk menielaskan masing-masing pengertian blended. Namun Bersin (2004:12) mengernukakan — bewah blended learning is not a new concept, but the tools available to us today are now. Artinya, blended learning bukanlah konsep baru karena_jauh sebelum ada_—_-pencampuran pembelajaran oniine dan tatap muka, sudah ada pencampuran pembelajaran tatap muka dengan video. langsung berbasis —satelit,_pencampuran pembelajaran tatap muka dan Computer Personal (PC) menegunakan CD-ROM dan baru berallh ke encampuran pembelajaran _ tatap muka dan online learning ketika internet mulai dikenal banyak orang. Di sini Bersin (2004:12)menegaskan bahwa pencampuran yang dilakukan dalam kegiatan tatap muka_ adalah pencampuran dengan alat baru yang tersedia hari ini. Jka diihat kekiniannya, alot terberu berbantuan komputer yang ada saat ini adalah online seperti yang diungkapkan oleh Watson (2008). Dengan begitu dapat dikatakan blended learning merupakan pencampuran antara_ pembelajaran tatap muka dan pembelajaran bertantuan komputer yang ada pada saat itu (today). Sesuai dengan apa yang dikemukakan Smaldino [2008:44) sebelumnya yang menjelaskan bahwa dalam kegiatan blended fearning harus _cilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Yaitu ketike peserta didik membutuhkan pembelajaran online, maka dilakukan pembelajaran online. Ketika peserta didik _membutuhkan 37) JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 ISSN: 2443 - 0536 Pembelajaran tatap muka, maka dilakukan tatap muka. Dan begitu pula ketikapeserta ‘membutuhkan ‘pembelajaran ontine yang dilaksanakan dengan tatap muka atau sebaliknya pembelajaran tatap muka yang ‘membutuhkan online, maka dilakukan pencampuran keduanya. Graham (2005:5) berpendapat_ —bahwa pembelajaran blended merupakan campuran pembelajaran tata muka dengan pembelajaran _berbantuan komputer, Pengertian Graham ini menunjukkan bahwa pembelajaran tatap moka dilaksanakan dengan bantuan Komputer. Sedangkan Watson (2008) menekankan pada online learning, yyaitu memperkuat pembelajaran tatap muka —dicampurkan dengan, embelajaran online. Jika_merujuk pada ketiga pendapat tersebut ada Yyang beriringan namun ado pula yang berbeda. Misalnya antara Graham dan Watson, yaitu berbantuan komputer dan online. Kedua hal ini secara ‘mendasar hampir sama karena same sama_berbantuan komputer, namun pembelajaran ontine lebih menekankan pada pembelajaran yang menggunakan infrastruktur jaringan. Dari perbedaan inj dapat disimpulkan bahwa blended learning merupskan pencempuran tatap muka dengan online learning. Pada intinya, pembelajaran online ‘merupakan —pembelajaran yang didukung oleh infrastruktur pendukung dengan —memanfaatkan _kemajuan teknologi terutama jaringan. Sistem ini dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih Iuas, lebih banyak dan lebih bervariasi, sehingga peserta didik bisa belajar kapan saja_dan dimana saja. Hal ini sesuai dengan yang JURNAL STINDO PROFESIONAL dikemukakan Smaldino (2007: 181) bbahwa online learning is the materials are often accessed through 0 network, Including websites, the internet, Intranets, CDs, and DVDs. Munir (2009:95) juga menyebutkan bahwa Online learning memerlukan pendiik dan peserta didik yang berkomunikas secara interaktif dengan memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikast seperti media komputer dan internet. Selain itu, Darmansyah (2010:207) juga mengemukan bahwa dengan ontine learning peserta didik bisa berpartsipasi pada wed pembelajaran, menanggapi € mail dan chatting. Dalam menanggepi web Pembelajaran, mail dan chatting rmutlak menggunakan jaringan. Jad) online fearning itu —_ adalah embelajaran yang _menggunckan jaringan komputer, terkoneksi antara satu komputer dengan ko lainnya agar terjadi interakst a pendidik dengan peserta didik, Jadi, konsep blended learning ada pembelzjaran yang dilakukan der mencampurkanpendekatan berbeda dalam pembelajaran pencampuran pembelajaran muka dengan pembelajaran learning atau—_pencamp pembelajaran informal der pembelajaran formal. Yang dim dengan blended learning penelitian ini adalah penca tatap muka dan online ka pembelajaran online merupaken satu kebaruan yang terjadi dd pembelajaran dan_berdaserkan kebutuhan peserta didik. Tujuan —Pengaruh adalah Mengembangkan model i earning yang valid untuk kuliah SURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 ISSN: 2443 - 0536 Program Studi TP FIP UNIMED dan 2) Mengombangkan model blended Jearning yang praktis dan efektif untuk mata kuliah DPBK Program Studi TP FIP UNIMED. METODE Model Pengaruh yang digunakan adalah model Pengaruh aD terri atas 4 tahap tama yaitu, Define {pembatasan), Design (perancangan), Develop (Pengaruh) dan Disseminate {penyebaran). Tetapi dalam Pengaruh mode! ini tidak mencakup penyebaran mengingat keterbatasan pengembang. Prosedurnya dimulai dari _analisis ebutuhan. yaitu. analisis kurikulum, analisismahastswa dan analisis kelayakan. Setelah melakukan analisis dirancang model blended learning dengan empat komponen yaitu sintaks, sistem sosial, prnsip reaksi dan sistem pendukung. Kemudian —dilakukan Pengaruh dengan memwvalidasi, menital kepraktisan dan keefektifitasan model. Divalidasi model dilakukan oleh tiga orang pakar (Dr. Jastial, M. Pd. Dr. Ridwan, M. Sc. Ed.; dan Dr. Edwin ‘Musdi, M, Pd), sedangkan kepraktisan dan keefektifan dinili oleh mahasiswa sebagai penaguna, Pengaruh model pembelajaran ini dikembangkan pada mata kuliah Desain Pembelajaran —_Berbasis Komputer (DPBK) dengan materi modetmodel dalam PEK. Dengan ssubjek uli mahasiswa yang mengambil mata kullah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer dengan kode seksi 25669 dan yang melakukan kesiatan perkuliahan —menggunakan model pembelajaran blended —_ learning iasumsikan semua mahasiswa dapat JURNAL STINDO PROFESIONAL menggunakan komputer. dan mengakses website pembelajaran. Dats penelitian dianalisis melalui teknik analisis deskriptif, yaltu dengan mendeskripsikan kevalidan, Kepraktisan dan_keefektifitasan penggunaan model pembelajaran blended leorning pada mata kuliah Desain Pembelajaran—_Berbasis Komputer. Validasi model oleh ketiaa validator tersebut _mengungkapkan bahwa model yang dikembangkan ini ccukup valid, prakts, dan efektit HASIL Validator pertama, Dr. Jasrial, M. Pd. menilai model blended learning dari seg) sintaks yaitu 95, sistem sosial 100, prinsip reaksi 91,67 dan sistem pendukung 84,38. Validator kedua, Dr. Edwin Musdi, M. Pd. menilai: model blended learning dari seg sintaks yaltu 85, sister sosial 85, prinsip reaks! 87,5 dan sistem pendukung 100. Dan validator ketiga Dr. Ridwan, M. Sc. Ed. menilai model blended learning dari intaks yaitu 100, sister sosial 85, prinsip reaksi 100 dan _ sistem Pendukung 93,75. Sedangkan berdasarkan angket respon mahasiswa, penilaian terhadap kepraktisan sintaks model blended learning diperoleh tiga ‘orang mahasiswa menilai_ sangat praktis karena berada pada rentangan tingket capaian 86-100 sedangkon tujuh belas orang menilai praktis karena berada pada rentangan tingkat capaian 71-85. Kemudian, ian tethadap kepraktisan sistem sosial model blended learning diperoleh dua orang mahasiswa menilai sangat praktis arena berada pada rentangan tingkat (2391 JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 TS SN: 2443 - 0536 capaian 85-100 sedangkan delapan bolas orang menilai praktis karena berapa pada rentangan tingkat capaian 71-85. Dari angket respon mahasiswa penilaian terhadap kepraktisan sistem pendukung model blended learning diperoleh empat orang _mahasiswa menilai sangat praktis karena berada pada rentangan tingkat capaian 85-100 sedangkan enam belas orang menilat praktis karena berapa pada rentangan tingkat capaian 71-85. Sedangkan penilaian — mahasiswa —_terhadap kepraktisan prinsip reaksi_ model blended learning diperoleh lima orang mahasiswa menial sangat praktis karena berada pada rentangan tingkat capaian 85-100 sedangkan lima belas ‘orang menilai praktis karena berapa pada rentangan tingkat capaian 71-85. ) dilihat dari perolehan ritai hhasil belajar mahasiswa, 13 orang pada pada tingkat capaian berkisar antara 85-100 yang berarti sangat efektif. Kemudian enam orang berapa pada tingkat capaian berkisar antara 71-85 yang berarti efektif, Namun jika dilthat dari rata-rata kelas yaitu 89,65 dapat disimpulkan bahwa model blended learning sangat efektif karena berada pada capaian 85-100. PEMBAHASAN Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan penelusuran tentang proses belajar, kebutuhan peserta didik serta harapan yang akan dicepai_ melalui proses pembelajaran (Prawiradilaga, 2008:27). Dengan demikian, melalui analisis kebutuhan ini dipilih masalah yang dihadapi untuk dicarikan solusi penyelesaiannya dengan menyediakan informasi penting untuk menetapkan intervensi yang cocok (Kaufman, Roger & English, Fenwick W, 1979). Oleh karena itu, proses Pengaruh model JURNAL STINDO PROFESIONAL pembelajaran blended fearning yang valid diawali dengan analisis kebutuhen yang terdiri dari tiga tahap; alte analisis kurikulum, analisis mahasiswa dan analisis Kelayokan. — Setelah melakukan —analisis —_kebut dilakukan Pengaruh model bie learning. Pengaruh dilakukan 4 memperhatikan komponen-kompo mode! pembelajaran, yaitu sin sistem sosia, prinsip reaksi dan si pendukung (oyce, Weil dan Sho 1992'13-16}.Sintaks merupakan ur aktivtas pembelajaran. Menurut Jo Weil dan Showers (1992:14) sintas adalah tahap_mendeskrinsikan Misalnya bagaimana memulal atau ap yang terjadi selanjutnya ‘melakukan satu kegiatan, Sintaks 0 dideskripsikan ke dalam cangk kegiatan yang disebut dengan tahap. Oleh karena itu, setiap ‘memiliki tahap yang jelas dan b agar bisa citerapkan. Begity dengan model blended learning dapat diterapkon terlebih dahul memiliki tahap-tahap_pelaks yang jelas. Berdasarkan analisis kebutuhan 4 mode! blended learning seb maka dikembangkan model learning dengan sintaks seperti beriku Sistem sosial model blended adalah sinkronisasi interaks! JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 IS SN: 2443 - 0536 dilakukan dalam —setiap proses. Pembelajaran. Interaksi_merupakan Pergaulan antara dosen dan mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dimensi interaksi sosial jika dikaitkan dengan interaksi dalam pembelajaran adalah hubungan dosen dengan mahasiswa. Unsur-unsur —interaksi sosial adalah bahwa hubungan dosen dan mahasiswa adalah _pekerjaan. Pendidik mengajar, membimbing dan mengarahkan peserta didik sedangkan Peserta didik belajar, sehingga dalam proses pembelajaran_menunjukkan suatu hubungan —sosial_antara keduanya. Kemudian untuk mencapai_interaks! sosial yang terjadi di dalam proses pembelajaran didasarkan pada kepentingan, terutama kepentingan peserta didik untuk belajar dan membantu peserta didik mencapai kompetensi —setelah__melakukan Interaksi sesama_mahasiswa, dosen, materi ajar dan _—_lingkungan pembelajaran yang terjadi pada proses pembelajaran. Sistem sosial, menurut Joyce, Well dan Showers (1992:14), dalam sebuah model pembelajaran digambarkan peranan dosen dan mahasiswa, hubungan dan jenis-jenis norma yang dianjurkan. Peranan dosen dalam setiap model berbeda satu sama lainnya, Pengaruh model blended learning juga dilihat berdasarkan prinsip reaksi, yaitu bagaimana sikap pendidik terhadap peserta didik. Hal ini hampir sama dengan sistem sosial yaitu kesinkronan dalam melakukan eran masing- masing. Jika sistem sosial menjolaskan eran masing-masing pendidik dan peserta dicik maka prinsip reaksi ‘mengatur bagaimana melakukan peran JURNAL STINDO PROFESIONAL masing-masing. Misalnya, ketika dosen mengucapkan salam saat_memasuki kelas, mahasiswa akan menjawab salam tersebut. Dalam model blended learning, ketika dosen menjelaskan. materi tertentu maka —mahasiswa mendengarkannya dengan seksama; ketika mahasiswa bertanys, dosen menjawab pertanyaan tersebut. Prinsip reaksi model blended terwujud dalam bentuk aturan-aturan perkullahan, Misalnya, aturan perkulishan online, aturan perkuliahan tatap muka, bentuk aturan bagi mahasiswa yang ‘menyelesaikan tugas tepat waktu dan yang terlambst, aturan mengenai kesepakatan melakukan diskusi online dan aturan-aturan bagaimana dosen bersikap dalam melakukan setiap langkah dalam blended learning. Sistem pendukung model blended merupakan unsur-unsur yang dapat membantu keterlaksansan atau merupakan persyaratan dan dukungan apa yang diperlukan di lar fasilitas teknis model ini. Seperti unit komputer, jaringan, _ kemampuan peserta didik ~mongakses web pembelajaran, perencanaan embelajaran berupe SAP, media embelajaran dan lembar evalua Menurut Joyce, Well dan Showers (1992:15), sistem —_pendukung merupakan penggambaren _kondisi ‘yang mendukung munculnys model embelajaran, yaitu pendukung apa yang perlu ditambahkan sebagai syarat model, misalaya keterampilan manusia ‘yang dirsilki (entry behavior, kapasitas dan fasiltas teknik. (141) JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016 ISSN: 2443 - 0536 KESIMPULAN DAN SARAN Pengaruh model blended learning dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa agar cara belajar mahasiswa bervariasi, menanggulangi ekurangan waktu untuk: menyampaikan materi ajar dan membantu mahasiswa -memahami materi ajar dengan memanfaatkan fasiltas yang tersedia. Berdasarkan Pengaruh yang telah dlilakukan maka dapat disimpulkan pertama bahwa proses Pengaruh model blended Jearning yang valid menggunakan web pembelajaran untuk mata kuliah DPBK Program Studi TP FIP UNIMED diawalt dengan analisis kebutuhan yang terdiri dari analisiskurikulum, —analisis ‘mahasiswa dan analisis Kelayakan. Dari analisis kebutuhan tersebut dilakukan Pengaruh model yang terdiri dari ‘empat Komponen yaitu sintaks, sistem sosial, sisters pendukung dan prinsip ‘eaksi, Dan kedua model blended learning yang dikembangkan untuk ‘mata kuliah DPBK Program Studi TP FIP UNIMED sudah praktis dan efektif. Praktikalitas diihat dari respon mahasiswa terhadap _penggunaan model blended learning mulai dari aks, sistem —sosial, sistem pendukung dan prinsip _reab Sedangkan hasil belajar_mahasiswa pada mata kuliah DPBK menunjukkan bahwa model blended learning efektit dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian, impiikasl dari Pengaruh ‘adalah bahwa model blended learning dapat diaplikasikan pada _mahasiswa ‘atau peserta digik yang memiliki kemampuan mengggunakan komputer dan mampu mengakses internet karena blended learning yang dimaksud adalah pencampuranpembelajaran JURNAL STINDO PROFESIONAL, online dengan pembelajaran_ tatap muka. Selain itu, model blended learning dapat diterapkan pada situas yang mendukung untuk ilakukan pencampuran pembelajaran — tatap muka dan online learning, seperti media pembelajaran online beruga web atau link terkait ke beberape hhalaman di internet, adanya jaringan Perencanaan = pembelajaran ur melakukan blended learning. Mc blended rearning juga dapat pada situasi yang —membutuhl dilakukan model pembelajaran arena kekurangan = waktu unl menuntaskan materi ajar pertemuan tatap muka. Dan jika menerapkan model blended pada mata pelajaran dan mata Iain, dapat —diterapkan de mengikuti sintaks mode! pemt yang telah valid terutama dengan tipe yang sama dengan dilakukan dalam Pengaruh ini. Berdasarkan —kesimpulan blended earning ini maka saran dapat diberikan adalah sebagai 1. Bagi dosen atau pendicik blended learning ini dijadikan sebagai al model —pembelajaran meningkatkan kem: mmahasiswa dan peserta di 2. Bagi dosen atau pendidik akan menerapkan blended learning ini dipersiophan pendukungnya seperti APP, media pembelajaran perangkat pembelajaran dengan emp komponen model learn. JURNAL STINDO PROFESIONAL Volame 8 | Nomor | | Maret 2016 18S N: 2443 - 0536 . Bog! jurusan atau sekolah perlu memfasiltasi dosen/ pendiik dengan fasiltas yang mendukung. untuk menerapkan model blended learning. 4. Bagi peneliti atau pengembeng pembelajaran selanjutnya perlu mengembangkan tipe blended earning yang lain dengan yang telah dilakukan. Peneliti lain ues bisa meneuii keefektfitasan dari mode! blended learning pada mata kullah/ mata pelajaran di tempat yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA ‘Aker, Jan Van Den. 1999. Design ‘Approaches and Tools in Education and Training. Dordrecht:Kiuwer Academic Publisher Bosori. 2010. Peningkatan kualitas Pembelajaron Mata Kuliah Chasis dan Body Dengan Model Blended Learning (Perpaduan Antara Traditional Learning Dan E-Learning) Bersin, Josh. 2004. The Blended Learning Book; Best Practices, Proven ‘Methodologies and Lessons Learned. United Stated: John Wiley & Sona, Inc. Cahyadi, Ferry Dwi, 2012. Penerapan Blended Learning dalam Pembelajaran Biolog! =— untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA 4 Putra SMA RSBI Pondok Pesantren Modern Islam Assaloam Sukoharjo. Katya tidak diterbitkan Skripsi Program Studi Pendicikan Biologi Fakultas Keguruan dan tlmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Darmansyah. 2010. Pembelajaran Berbasis Web. Medan: UNP Press JURNAL STINDO PROFESIONAL Graham, Charles R, 2005. The Handbook of Blended Learning. Bloomington: Indiana University Joyce, Bruce. Weil, Masha, & Showers, Beverly. 1892, Models of Teaching (4th), United Stated of America: Education, inc. Joyce, Bruce. Weil, Massha. & Calhoun, Emily. 2009. Models of Teaching (8th). United Stated of America: Person Education, inc. Kaufman, Roger & English, Fenwick W. 1979. Needs Assessment. New lersey: Educational Technology Publication, Inc. Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to Reach Product Quality Dordrecht:kluwer Academic Publisher Plomp, Tjeerd & Nieveen, Nienke. 2010. An Introduction to Educational Design Research. Proceeding of the seminar conducted at the East China Normal University, Shanghai (China), November 23-26, 2007 Prawiradilaga, Dewi Salma. 2009. Prinsio-prinsip Desai Pembelajaran. Jakarta: Kencana Putra, Nusa. 2011. Research & Development. Jakarta: Rajavali Pers Richey, Rita C. 2007. Design Development Research; Methods, Strategies and Issues. London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers Rosserte, Allison. & Frazee, R.V. 2006. Blended Learning Oppurtunities. http://www.amanet.org. American Management Assosiation 143) JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume 8 | Nomor I | Maret 2016 [SSN : 2443 - 0536 ‘Smaldino, Sharon £ dkk. 2007. Instructional Technology And Medio For Learning Ninth edition. New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall Sumaro, Alim, 2011. Pola Diskusi dan Tingkat —Interaksi—- Mahasiswa. hittp://blog elearning unesa.ac.id/alim- sumamo/pola-diskusi-dan-tingkat- interaksi-mahasiswa-dalam- pembelajaran-online. Diakses tanggal 8 Juni 2012 Undang-undang Republik Indonesia homer 20 tahun 2003 tentang Sister Pendidikan Nasional. 2006. Jakarta: Diperbanyak oleh Sinar Grafika Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru ddan Dosen. 2006. Jakarta: Diperbanyak oleh Sinar Grafika Rahmi, Ulfia. 2013. Pengaruh Model Blended Learning pada Mata Kuliah Desain —Pembelajaran _Berbasis Komputer (OPBK)di Jurusan Kurikulum JURNAL STINDO PROFESIONAL dan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Negeri Medan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Pascasarjana UNIMED Visser, L. 1998. The Development Motivational Communication in Distance Education Support. Den Haag: Printpartners Ipskamp, Enschede Watson. John. 2008. Blended Le The Convergence of Online and to-Face Education. INACOL Prom Pravtices in Online Learning.

You might also like