JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
TSS N : 2443 - 0536
Pengaruh Mode! Blended Learning pada Mata Kuliah Desain Pembelajaran Berbasis
Komputer (DPBK) di Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan
FAUZIYATUL HAMAMY, M.Pd
STAF PENGAJAR UNIVERSITAS POTENSI UTAMA.
Jouiyatulhamamy1985@amail.com
Abstract:
The course of Desain Pembelojaran Berbasis Komputer (OPBK) in the Department of
Education Technology at UNIMED has not involved the students in the learning process
‘end make them less competent in mastery skill to design the lesson with computer-
based learning. Although there have been efforts to deal with the existing problerns
through accessing the personal blogs of the lecturers, but the results have not
satisfactory in achieving the learning objectives. This condition cannot be maintained,
because it is not in fine with the development needs of the student and with
contemporary technologies such as blending online learning. It is necessary to develop
@ mode! called Blended Learningwhich is considered validity, practicality ond
effectivity to achieve the learning objectives. The model development adopted the
commonly used the 4D models that include Define, Design and Develop. Begin way
with the needs analysis, the Blended Learning model was developed consisting of
syntax, support systems, social systems, and the principle of reaction. The result of the
‘model was tested for the validity by three experts who confirm the validity of the
‘model. The model was also considered effective and practical by the students as the
users.
Kata kunci: Model, Blended Learning, Desain Pembelajaran Berbasis Komputer
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai satu kesatuan yang
sistematik diselenggarakan sebagai
proses yang berlangsung sepaniang
hayat untuk pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik. Karena
itu, setiap anak perl mendapatkan
pendidikan yang bermutu melalui
pemberian —keserpatan untuk
meningkatkan pendidikan sepanjang.
hayat. Menurut — Undang-Undang.
Sistem Pendidikan Nasional nomor 20
tahun 2003 (UU SPN No. 20 Tahun
2003), pendidikan rasional berperan
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan _bangsa.
Peran ini bertujuan untuk
JURNAL STINDO PROFESIONAL
mengembangkan potensi peserta ditk
‘agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmy, cakap, kreatif, — mandiri,
menjadi warga negara yang demokratis,
dan bertanggung jawab. Pelaksanaan
pendidikan yang mengembengkan
kemampuan dan watak serta martabat
bangse seperti yang disebutkan dalam
UU SPN No, 20 Tahun 2003 harus
dilaksanakan —secara__interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang
untuk memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, —minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik (PP No. 19 Tahun 2005)
(133)JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
ISSN: 2443 - 0536
Pelaksanaan pembelajaran menurut PP.
homor 19 tahun 200,5 dilakukan sesual
Standar Proses yang mensyaratkan
seorang pendidi hharus
memperhatikan karakteristik peserta
didiknya, Karakteristik peserta didik
terdiri ates, pertama: usia, gender,
kelas dan faktor budaya sera
sosiorkonomi, kedua _kompentensi
spesifik seperti gaya belajar yang
berhubungan dengan —_kecerdasan.
majemuk, —kekuatan —_konseptual,
kebiasaan —memproses __informasi,,
motivasi dan faktor fisiologt.
Proses pembelajaran yang berlangsung
selama ini belum terlihat_memenuhi
ketetapan seperti yang disebutkan
pada PP No.19 Tahun 2005 dan
Permendiknas No 41 Tahun 2007.
Padahal untuk beberapa sekolah dan
lembaga_memiliki insfrastuktur_ yang
mendukung untuk —mewuijudkan
pelaksanaan pembelajaran seperti yang
disebut pada PP di atas, termasuk pada
mata kuliah Desain Pembelajaran
Berbasis Komputer (DP8K). PBK
merupakan mata —kuliah untuk
mengembangkan kemampuan kognitif
dan daya kreativitas peserta didik
dalam merancang suatu materi ajar
tentang, langkab-langkah perancangan
satu paket pembelajaran _berbasis
komputer. Dengan perkataan lain,
DPBK terdiri dari beberapa kumpulan
pengetahuan —dan’—_keterampilan
mendesain model-model pembelajaran
berbasis komputer. Jka _merujuk
kepada PP No. 19 Tahun 2005, proses
pembelajaran PBK, pada
pelaksanaannya, kurang _interaktif
arena dalam proses _pembelajaran
belum terjadi proses interaksi, balk
interaksi antara pendidik dan peserta
didik, peserta didik dengan media yang
digunakan, peserta didik dengan
SURNAL STINDO PROFESIONAL
peserta didik lain dan peserta dik
dengan lingkungan kelas
Dengen keadaan seperti, dosen
engampu mata kuliah melakutan
‘online learning, dengan menghacirian
blog privadi dalam —kegiaton
pembelajaran untuk — menuntaskan
materi yang akan disampaikan. Melalul
blog tersebut, dosenmenyampatan
materi-materi yang dirasa_ penting.
perlu pengulangan, atau mater! yang
belum sempat disampaikan di telas
Dari upaya yang dilakukan tersebut
ternyata umpan balik masih sangat
Kurang, seperti terlihat dalam kegiatan_
diskusi yang tidak beralan dengan bak
yang mengakibatkan kekurangoktifan
peserta didik itu sendin, Oleh Karena
itu muncul —gagasan—_ untuk
mencampurkan pembelajaran_ one
dengan pembelajaran tatap muka ya
emudian disobut dengan be
fearing.
Terhadop blended learning,
ppenelitian oleh peneliti sebelumy
‘menunjukkan hast! bahia
earning ternyata tidak sesuai
‘apa yang dibarapkan. Mosih ban
ditemukan—_kekurangan
menerapkan online learning
yang ditemukan —Bersin
>penelitiannya tahun 2003 bahwo t
semua pembelajaran bisa dik
dengan web. Penemuan
terhadap kelemahan online fe
‘menghasilkan inovasi_pencams
pembelajaran tatap muko dan
pembelajaran yang kemudion di
dengan blended ea
Pembelajaran blended td
sepenuhnya difakukan_ melalui
pembelajaran namun masih tetap
dipakai dalam kegiatan pembela
tatapmuka. Hal ini dillJURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
18 $N : 2443 - 0536
mengingat keterbatasan akses melalui
pembelajaran online.
Selain dari Bersin (2003), Dzluban,
Hartman, dan Moskal (2004) juga
melakukan ——penelitian yang.
mengungkapkan bahwa program
blended learning yang mencompurkan
pembelajaran tatap muka dengan
‘ontine Jearning berpotensi untuk
meningkatkan —hasil_—_—belajar,
menurunkan tingkat putus sekolah, dan
menghasilkan —Kepuasan kepada
sebagian besar dosen dan mahasiswa.
Putus sekolah yang dialami peserta
didik yang mengikuti onfine learning
karena dengan online learning orane
sering _merasa_senditi dan bosan.
Sedangkan penelitian MacDonald, J. &
McAteer, E. (2003) tentang blended
earning mengkali_ strate! umum
bimbingan belajar dan menjelaskan
faktor yang mempegaruhi penggunaan
‘media dalam lingkungan blended
earning,
Hasilnya membentuk banyak prinsip
yang mendasaripenerapan strates!
yang efektif pada kedua jarak dan
Universitas yang berbasis kampus. Di
Indonesia, Cepi Riyana, M. Pd,
melakukan —penelitian tentang
engaruh Model Pendidikan Blended
learning —tethadap —_peningkatan
Kompetensi Guru di Jawa Barat.
Hasilnya menunjukkan bahwa model
pembelajaran blended learning secara
empiris — mampu = membantu
‘meningkatkan kualifikasi staf pengajar
(guru) dari Dil Strata-t dan lulusannya
memperoleh 5-1 sertifikat dari LPTK
terakreditasi, Hal ini menunjukkan
bahwa program PJ) PGSD bisa didesain
sesuai dengan Permendiknas No. 16
tahun 2007. Jadi, dari hasil penclitan
yang telah dilakukan, terlihat blended
JURNAL STINDO PROFESIONAL
learning membantu pendidik dan
peserta didix dalam mengoptimalkan
pombelajaran.
Selain dari itu, Alim Sumarno (2011)
jugs telah ~membuktikan bahwa
‘mahasiswa lebih berpartisipasi dalam
diskusi tertutup karena lebih leluasa
berpendapat dan menemukan lebih
banyak materi perkuliahan karena akan
melakukan —diskusi. Kemudian
penelitian Basori (2010) mengungkap
bahwa dengan blended learning terjaci
peningkatan —kualitas—_belajar
mahasiswa, terjadi_peningkatan
kemampuan dosen dalam proses KEM,
iklim pembelajaran menjadi lebih
kondusif, terjadi pembelgjaran_ yang
berkualitas dan relevan dengan peserta
didik Kualitas pembelajaran juga
dinyatakan balk, sehingga secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa
pembelajaran blended learning mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Di samping itu, penelitian Ferry Dwi
Cahyadi (2012) menemukan bahwa
rata-rata capaian persentase aspek
kemampuan berpikir kritis dari tes
uraian meningkat pada setiap siklus
melalui dilakukan blended learning.
‘Artinya blended learning dapat
diterapkan dalam pembelajaran biologi
untuk — meningkatkan —kemampuan
berpikir kritis siswa,
Walaupun sudan cukup banyak
penelitian yang telah dilakukan peneliti
sebelumaya tentang blended learning,
‘tetapi masih diperlukan pengetahuan
lebih lanjut terutama pada perbaikan
pembelajaran DPBK. Selain itu, dalam
pembelajaran telah banyak ditakukan
inovasi, perbaikan dan Pengaruh
pembelajaran oleh dosen namun
belum tentu yang dilakukan tersebut
‘telah baik karena model pembelajaran
(135)JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
ISSN: 2443 - 0536
itu belum memenuhi tiga syarat, yaitu
valid, praktis dan efektif.
Menurut Nieveen (1998:127) Pengaruh
bohan pembelajaran harus consider the
three ospects (validity, practicality and
effectiveness). Plomp (2010:28), Visser
(1998:17} dan Richey (2007:48-49) juga
‘mengerukakan hal yang sama bahwa
Pengaruh, model pembelajaran
dikatakan balk ketika_ memenuhi
kriteria valid, praktis dan efektif.
Sedangkan Nusa Putra (2011:88)
berpendapat bahwa mencari temukan
model, produk, prosedur dan metode
hhendaknya —mengukur _efektivitas,
produktivitas dan kualitas. Pengukuran
yang dikemukakan Nusa Putra
(2011:88) berfokus pada produk dan
jasa baru yang didorong oleh motif
euntungan makanya lebih terfokus
kepado produktifitas dan kualitas, yang
berbeda dengan validitas dan
praktikalitas yang diajukan Nieveen
(1999:127) dan Plomp (2010:29).
Pengukuran efektifitas, validitas dan
praktikalis yang dilakukan bukan
karena motif keuntungan, _tetapi
bagaimana produk hasil Pengaruh
dapat digunakan dalam pembelajaran.
‘Apakah Pengaruh didasarkan pada
rasional teoritis yang kuat dan
konsisten (valid), apakah pengguna
menyatakan apa yang dikembangkan
dapat diterapkan (praktis) dan apakah
secara operasional memberikan hasil
sesuai dengan harapan (efektif). Jika
melakukan Pengaruh karena motif
keuntungan, memang lebih ditonjolkan
pada produktifitas. Jelasnya, _jika
melakukan —Pengaruh_ dalam
Pembelajaran maka pengukuran yang
dilakukan adalah uji_validitas, uli
praktikalitas dan uj efekifitas.
JURNAL STINDO PROFESIONAL
Selain itu model dikatakan vail,
menurut Nieven (1999:127), apabin.
model itu konsisten, selanjutnya suaty
model dikatakan praktis apabila model
dianggap dapat digunaken (usable.
Kemudian model dikatakan_efeltl
apabila memberikan hasil sesueitujuan
yang telah itetapkan. Berkaitan
epraktisan dalam Pengaruh, Aker
(2999:126) menyatokan keproktisen
mengacu —pada——_pengguna,
mempertimbangkan apakah mode
pembelajeran dapat digunaken dalam
proses pembelajaran. Untuk menguker
kepraktisan, dilakukan dengan melbat
apakah produk yang dihasikan dapat
digunakon dan cfektif bag)
pembelajaran. Sedangkan menu
AAkker (1999:126) keefektifan mengacy
pada tingkatan pengalaman dan has
intervensi tujuan yang. dimaksud
berarth bahwa keefektifan suatu model
pembelajaran dilthat dari kuaitas has
belajar, sikep, dan motivasi peseta
didik. Plomp (2007:28) menyatakan_
Dohwa validitas dilakukan mela
Penilaian pakat, praktikalitas melil
penilaian pakar dan pengguna dat
efektifitas melalui uji coba lapangen.
Jadi, validasi dilakukan maa
pertimbangan pakar mencakup validas
Komponen model pembelajera,
kopraktisan dapat dinilai dari penggu
tentang komponen ma
embelajaran dan keefektifan dlihat
dari kualitas hasil belajar, sikap d
motivasi peserta didi mela
percobaan.
Kata blended learning berasal ¢
bbahasa ingeris, yang terdiri dari di
suku kata, blended dan fearni
Blended berarti_ campuran
kombinasi, sedangkan fearning bi
pembelajaran. Jadi, blended lear
bisa berarti pembelajaran camput
tJURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume & | Nomor I | Maret 2016
ISSN: 2443 - 0536
Blended learning, menurut Smaldino
(2008:44) alah pembelajaran_fibrid,
yyaitu mencampurkan dan pengaturan
Pembelajaran yang divariasiken agar
sesuai dan tepat untuk memenuhi
kebutuhan belajarpeserta did.
Pencampuran —tersebut dalam
pembelajaran memang dibutuhkan
untuk mencapal tujuan pembelajaran,
Sejalan dengan Smaldino, menurut,
Graham (2005:5), blended learning
adalah sebuah sistem vane.
mengkombinasikan _ pembelajaran
tatep muke dan pembelajaran
berbantuan komputer.
Dengan mengintegrasikan penggunaan
‘media berbasis komputer untuk
‘membantu penyampaian materi ajar.
Sedangkan Watson (2008) merinci
pengertian blended learning sebagai
kegiatan —pembelajaran yang.
mengkombinasikan Komponen online
learning dengan pendidikan tatap
muka, Secara garis besar, media
berbantuan komputer sangat luas
sedangkan online learning merupakan
pembelajaran berbantuan komputer
melalui jaringan, Namun, dari tiga
pendapat ini dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran blended —merupakan.
campuran tentang —_pembelajaran
berbasarkan kebutuhan peserta didik,
pembelajaran berbantuan komputer,
dan pembelajaran yang memanfeatkan,
online learning.
Berbeda dengan apa_—yang.
dikemukakan di atas,— Rossette
(2006:2) mengatakan bahwa blended
fearing adalah mencampurkan
pendekatan yang berbeds, misalnya
formal and informal learning, face-to-
{face and online learning experience,
directed paths and reliance on self-
direction or digital references ond
JURNAL STINDO PROFESIONAL
collegial connections. Pendapat
Smaldino (2008), Graham (2005:5),
Watson (2008) dan Rossette (2006:2)
mengandung satu makna mencampur
untuk menielaskan masing-masing
pengertian blended. Namun Bersin
(2004:12) mengernukakan — bewah
blended learning is not a new concept,
but the tools available to us today are
now. Artinya, blended learning
bukanlah konsep baru karena_jauh
sebelum ada_—_-pencampuran
pembelajaran oniine dan tatap muka,
sudah ada pencampuran pembelajaran
tatap muka dengan video. langsung
berbasis —satelit,_pencampuran
pembelajaran tatap muka dan
Computer Personal (PC) menegunakan
CD-ROM dan baru berallh ke
encampuran pembelajaran _ tatap
muka dan online learning ketika
internet mulai dikenal banyak orang. Di
sini Bersin (2004:12)menegaskan
bahwa pencampuran yang dilakukan
dalam kegiatan tatap muka_ adalah
pencampuran dengan alat baru yang
tersedia hari ini. Jka diihat
kekiniannya, alot terberu berbantuan
komputer yang ada saat ini adalah
online seperti yang diungkapkan oleh
Watson (2008). Dengan begitu dapat
dikatakan blended learning merupakan
pencampuran antara_ pembelajaran
tatap muka dan pembelajaran
bertantuan komputer yang ada pada
saat itu (today).
Sesuai dengan apa yang dikemukakan
Smaldino [2008:44) sebelumnya yang
menjelaskan bahwa dalam kegiatan
blended fearning harus _cilakukan
sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Yaitu ketike peserta didik
membutuhkan pembelajaran online,
maka dilakukan pembelajaran online.
Ketika peserta didik _membutuhkan
37)JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
ISSN: 2443 - 0536
Pembelajaran tatap muka, maka
dilakukan tatap muka. Dan begitu pula
ketikapeserta ‘membutuhkan
‘pembelajaran ontine yang dilaksanakan
dengan tatap muka atau sebaliknya
pembelajaran tatap muka yang
‘membutuhkan online, maka dilakukan
pencampuran keduanya. Graham
(2005:5) berpendapat_ —bahwa
pembelajaran blended merupakan
campuran pembelajaran tata muka
dengan pembelajaran _berbantuan
komputer,
Pengertian Graham ini menunjukkan
bahwa pembelajaran tatap moka
dilaksanakan dengan bantuan
Komputer. Sedangkan Watson (2008)
menekankan pada online learning,
yyaitu memperkuat pembelajaran tatap
muka —dicampurkan dengan,
embelajaran online. Jika_merujuk
pada ketiga pendapat tersebut ada
Yyang beriringan namun ado pula yang
berbeda. Misalnya antara Graham dan
Watson, yaitu berbantuan komputer
dan online. Kedua hal ini secara
‘mendasar hampir sama karena same
sama_berbantuan komputer, namun
pembelajaran ontine lebih menekankan
pada pembelajaran yang menggunakan
infrastruktur jaringan. Dari perbedaan
inj dapat disimpulkan bahwa blended
learning merupskan pencempuran
tatap muka dengan online learning.
Pada intinya, pembelajaran online
‘merupakan —pembelajaran yang
didukung oleh infrastruktur pendukung
dengan —memanfaatkan _kemajuan
teknologi terutama jaringan. Sistem ini
dapat memfasilitasi peserta didik untuk
belajar lebih Iuas, lebih banyak dan
lebih bervariasi, sehingga peserta didik
bisa belajar kapan saja_dan dimana
saja. Hal ini sesuai dengan yang
JURNAL STINDO PROFESIONAL
dikemukakan Smaldino (2007: 181)
bbahwa online learning is the materials
are often accessed through 0 network,
Including websites, the internet,
Intranets, CDs, and DVDs. Munir
(2009:95) juga menyebutkan bahwa
Online learning memerlukan pendiik
dan peserta didik yang berkomunikas
secara interaktif dengan
memanfaatkan teknologiinformasi dan
komunikast seperti media komputer
dan internet. Selain itu, Darmansyah
(2010:207) juga mengemukan bahwa
dengan ontine learning peserta didik
bisa berpartsipasi pada wed
pembelajaran, menanggapi € mail dan
chatting. Dalam menanggepi web
Pembelajaran, mail dan chatting
rmutlak menggunakan jaringan. Jad)
online fearning itu —_ adalah
embelajaran yang _menggunckan
jaringan komputer, terkoneksi antara
satu komputer dengan ko
lainnya agar terjadi interakst a
pendidik dengan peserta didik,
Jadi, konsep blended learning ada
pembelzjaran yang dilakukan der
mencampurkanpendekatan
berbeda dalam pembelajaran
pencampuran pembelajaran
muka dengan pembelajaran
learning atau—_pencamp
pembelajaran informal der
pembelajaran formal. Yang dim
dengan blended learning
penelitian ini adalah penca
tatap muka dan online ka
pembelajaran online merupaken
satu kebaruan yang terjadi dd
pembelajaran dan_berdaserkan
kebutuhan peserta didik.
Tujuan —Pengaruh adalah
Mengembangkan model i
earning yang valid untuk kuliahSURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
ISSN: 2443 - 0536
Program Studi TP FIP UNIMED dan 2)
Mengombangkan model blended
Jearning yang praktis dan efektif untuk
mata kuliah DPBK Program Studi TP FIP
UNIMED.
METODE
Model Pengaruh yang digunakan
adalah model Pengaruh aD terri atas
4 tahap tama yaitu, Define
{pembatasan), Design (perancangan),
Develop (Pengaruh) dan Disseminate
{penyebaran). Tetapi dalam Pengaruh
mode! ini tidak mencakup penyebaran
mengingat keterbatasan pengembang.
Prosedurnya dimulai dari _analisis
ebutuhan. yaitu. analisis kurikulum,
analisismahastswa dan analisis
kelayakan. Setelah melakukan analisis
dirancang model blended learning
dengan empat komponen yaitu sintaks,
sistem sosial, prnsip reaksi dan sistem
pendukung. Kemudian —dilakukan
Pengaruh dengan memwvalidasi, menital
kepraktisan dan keefektifitasan model.
Divalidasi model dilakukan oleh tiga
orang pakar (Dr. Jastial, M. Pd. Dr.
Ridwan, M. Sc. Ed.; dan Dr. Edwin
‘Musdi, M, Pd), sedangkan kepraktisan
dan keefektifan dinili oleh mahasiswa
sebagai penaguna,
Pengaruh model pembelajaran ini
dikembangkan pada mata kuliah
Desain Pembelajaran —_Berbasis
Komputer (DPBK) dengan materi
modetmodel dalam PEK. Dengan
ssubjek uli mahasiswa yang mengambil
mata kullah Desain Pembelajaran
Berbasis Komputer dengan kode seksi
25669 dan yang melakukan kesiatan
perkuliahan —menggunakan model
pembelajaran blended —_ learning
iasumsikan semua mahasiswa dapat
JURNAL STINDO PROFESIONAL
menggunakan komputer. dan
mengakses website pembelajaran.
Dats penelitian dianalisis melalui teknik
analisis deskriptif, yaltu dengan
mendeskripsikan kevalidan,
Kepraktisan dan_keefektifitasan
penggunaan model pembelajaran
blended leorning pada mata kuliah
Desain Pembelajaran—_Berbasis
Komputer. Validasi model oleh ketiaa
validator tersebut _mengungkapkan
bahwa model yang dikembangkan ini
ccukup valid, prakts, dan efektit
HASIL
Validator pertama, Dr. Jasrial, M. Pd.
menilai model blended learning dari
seg) sintaks yaitu 95, sistem sosial 100,
prinsip reaksi 91,67 dan sistem
pendukung 84,38. Validator kedua, Dr.
Edwin Musdi, M. Pd. menilai: model
blended learning dari seg sintaks yaltu
85, sister sosial 85, prinsip reaks! 87,5
dan sistem pendukung 100. Dan
validator ketiga Dr. Ridwan, M. Sc. Ed.
menilai model blended learning dari
intaks yaitu 100, sister sosial 85,
prinsip reaksi 100 dan _ sistem
Pendukung 93,75. Sedangkan
berdasarkan angket respon mahasiswa,
penilaian terhadap kepraktisan sintaks
model blended learning diperoleh tiga
‘orang mahasiswa menilai_ sangat
praktis karena berada pada rentangan
tingket capaian 86-100 sedangkon
tujuh belas orang menilai praktis
karena berada pada rentangan tingkat
capaian 71-85.
Kemudian, ian tethadap
kepraktisan sistem sosial model
blended learning diperoleh dua orang
mahasiswa menilai sangat praktis
arena berada pada rentangan tingkat
(2391JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
TS SN: 2443 - 0536
capaian 85-100 sedangkan delapan
bolas orang menilai praktis karena
berapa pada rentangan tingkat capaian
71-85. Dari angket respon mahasiswa
penilaian terhadap kepraktisan sistem
pendukung model blended learning
diperoleh empat orang _mahasiswa
menilai sangat praktis karena berada
pada rentangan tingkat capaian 85-100
sedangkan enam belas orang menilat
praktis karena berapa pada rentangan
tingkat capaian 71-85. Sedangkan
penilaian — mahasiswa —_terhadap
kepraktisan prinsip reaksi_ model
blended learning diperoleh lima orang
mahasiswa menial sangat praktis
karena berada pada rentangan tingkat
capaian 85-100 sedangkan lima belas
‘orang menilai praktis karena berapa
pada rentangan tingkat capaian 71-85.
) dilihat dari perolehan ritai
hhasil belajar mahasiswa, 13 orang pada
pada tingkat capaian berkisar antara
85-100 yang berarti sangat efektif.
Kemudian enam orang berapa pada
tingkat capaian berkisar antara 71-85
yang berarti efektif, Namun jika dilthat
dari rata-rata kelas yaitu 89,65 dapat
disimpulkan bahwa model blended
learning sangat efektif karena berada
pada capaian 85-100.
PEMBAHASAN
Analisis kebutuhan dilakukan dengan
melakukan penelusuran tentang proses
belajar, kebutuhan peserta didik serta
harapan yang akan dicepai_ melalui
proses pembelajaran (Prawiradilaga,
2008:27). Dengan demikian, melalui
analisis kebutuhan ini dipilih masalah
yang dihadapi untuk dicarikan solusi
penyelesaiannya dengan menyediakan
informasi penting untuk menetapkan
intervensi yang cocok (Kaufman, Roger
& English, Fenwick W, 1979). Oleh
karena itu, proses Pengaruh model
JURNAL STINDO PROFESIONAL
pembelajaran blended fearning yang
valid diawali dengan analisis kebutuhen
yang terdiri dari tiga tahap; alte
analisis kurikulum, analisis mahasiswa
dan analisis Kelayokan. — Setelah
melakukan —analisis —_kebut
dilakukan Pengaruh model bie
learning. Pengaruh dilakukan 4
memperhatikan komponen-kompo
mode! pembelajaran, yaitu sin
sistem sosia, prinsip reaksi dan si
pendukung (oyce, Weil dan Sho
1992'13-16}.Sintaks merupakan ur
aktivtas pembelajaran. Menurut Jo
Weil dan Showers (1992:14) sintas
adalah tahap_mendeskrinsikan
Misalnya bagaimana memulal atau ap
yang terjadi selanjutnya
‘melakukan satu kegiatan, Sintaks 0
dideskripsikan ke dalam cangk
kegiatan yang disebut dengan
tahap. Oleh karena itu, setiap
‘memiliki tahap yang jelas dan b
agar bisa citerapkan. Begity
dengan model blended learning
dapat diterapkon terlebih dahul
memiliki tahap-tahap_pelaks
yang jelas.
Berdasarkan analisis kebutuhan 4
mode! blended learning seb
maka dikembangkan model
learning dengan sintaks seperti
beriku
Sistem sosial model blended
adalah sinkronisasi interaks!JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
IS SN: 2443 - 0536
dilakukan dalam —setiap proses.
Pembelajaran. Interaksi_merupakan
Pergaulan antara dosen dan mahasiswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dimensi interaksi sosial jika dikaitkan
dengan interaksi dalam pembelajaran
adalah hubungan dosen dengan
mahasiswa. Unsur-unsur —interaksi
sosial adalah bahwa hubungan dosen
dan mahasiswa adalah _pekerjaan.
Pendidik mengajar, membimbing dan
mengarahkan peserta didik sedangkan
Peserta didik belajar, sehingga dalam
proses pembelajaran_menunjukkan
suatu hubungan —sosial_antara
keduanya.
Kemudian untuk mencapai_interaks!
sosial yang terjadi di dalam proses
pembelajaran didasarkan pada
kepentingan, terutama kepentingan
peserta didik untuk belajar dan
membantu peserta didik mencapai
kompetensi —setelah__melakukan
Interaksi sesama_mahasiswa, dosen,
materi ajar dan _—_lingkungan
pembelajaran yang terjadi pada proses
pembelajaran. Sistem sosial, menurut
Joyce, Well dan Showers (1992:14),
dalam sebuah model pembelajaran
digambarkan peranan dosen dan
mahasiswa, hubungan dan jenis-jenis
norma yang dianjurkan. Peranan dosen
dalam setiap model berbeda satu sama
lainnya,
Pengaruh model blended learning juga
dilihat berdasarkan prinsip reaksi, yaitu
bagaimana sikap pendidik terhadap
peserta didik. Hal ini hampir sama
dengan sistem sosial yaitu kesinkronan
dalam melakukan eran masing-
masing. Jika sistem sosial menjolaskan
eran masing-masing pendidik dan
peserta dicik maka prinsip reaksi
‘mengatur bagaimana melakukan peran
JURNAL STINDO PROFESIONAL
masing-masing. Misalnya, ketika dosen
mengucapkan salam saat_memasuki
kelas, mahasiswa akan menjawab
salam tersebut. Dalam model blended
learning, ketika dosen menjelaskan.
materi tertentu maka —mahasiswa
mendengarkannya dengan seksama;
ketika mahasiswa bertanys, dosen
menjawab pertanyaan tersebut. Prinsip
reaksi model blended terwujud dalam
bentuk aturan-aturan perkullahan,
Misalnya, aturan perkulishan online,
aturan perkuliahan tatap muka, bentuk
aturan bagi mahasiswa yang
‘menyelesaikan tugas tepat waktu dan
yang terlambst, aturan mengenai
kesepakatan melakukan diskusi online
dan aturan-aturan bagaimana dosen
bersikap dalam melakukan setiap
langkah dalam blended learning.
Sistem pendukung model blended
merupakan unsur-unsur yang dapat
membantu keterlaksansan atau
merupakan persyaratan dan dukungan
apa yang diperlukan di lar fasilitas
teknis model ini. Seperti unit
komputer, jaringan, _ kemampuan
peserta didik ~mongakses web
pembelajaran, perencanaan
embelajaran berupe SAP, media
embelajaran dan lembar evalua
Menurut Joyce, Well dan Showers
(1992:15), sistem —_pendukung
merupakan penggambaren _kondisi
‘yang mendukung munculnys model
embelajaran, yaitu pendukung apa
yang perlu ditambahkan sebagai syarat
model, misalaya keterampilan manusia
‘yang dirsilki (entry behavior, kapasitas
dan fasiltas teknik.
(141)JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor 1 | Maret 2016
ISSN: 2443 - 0536
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengaruh model blended learning
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dosen dan mahasiswa agar cara belajar
mahasiswa bervariasi, menanggulangi
ekurangan waktu untuk:
menyampaikan materi ajar dan
membantu mahasiswa -memahami
materi ajar dengan memanfaatkan
fasiltas yang tersedia. Berdasarkan
Pengaruh yang telah dlilakukan maka
dapat disimpulkan pertama bahwa
proses Pengaruh model blended
Jearning yang valid menggunakan web
pembelajaran untuk mata kuliah DPBK
Program Studi TP FIP UNIMED diawalt
dengan analisis kebutuhan yang terdiri
dari analisiskurikulum, —analisis
‘mahasiswa dan analisis Kelayakan. Dari
analisis kebutuhan tersebut dilakukan
Pengaruh model yang terdiri dari
‘empat Komponen yaitu sintaks, sistem
sosial, sisters pendukung dan prinsip
‘eaksi, Dan kedua model blended
learning yang dikembangkan untuk
‘mata kuliah DPBK Program Studi TP FIP
UNIMED sudah praktis dan efektif.
Praktikalitas diihat dari respon
mahasiswa terhadap _penggunaan
model blended learning mulai dari
aks, sistem —sosial, sistem
pendukung dan prinsip _reab
Sedangkan hasil belajar_mahasiswa
pada mata kuliah DPBK menunjukkan
bahwa model blended learning efektit
dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kemudian, impiikasl dari Pengaruh
‘adalah bahwa model blended learning
dapat diaplikasikan pada _mahasiswa
‘atau peserta digik yang memiliki
kemampuan mengggunakan komputer
dan mampu mengakses internet
karena blended learning yang dimaksud
adalah pencampuranpembelajaran
JURNAL STINDO PROFESIONAL,
online dengan pembelajaran_ tatap
muka. Selain itu, model blended
learning dapat diterapkan pada situas
yang mendukung untuk ilakukan
pencampuran pembelajaran — tatap
muka dan online learning, seperti
media pembelajaran online beruga
web atau link terkait ke beberape
hhalaman di internet, adanya jaringan
Perencanaan = pembelajaran ur
melakukan blended learning. Mc
blended rearning juga dapat
pada situasi yang —membutuhl
dilakukan model pembelajaran
arena kekurangan = waktu unl
menuntaskan materi ajar
pertemuan tatap muka. Dan jika
menerapkan model blended
pada mata pelajaran dan mata
Iain, dapat —diterapkan de
mengikuti sintaks mode! pemt
yang telah valid terutama
dengan tipe yang sama dengan
dilakukan dalam Pengaruh ini.
Berdasarkan —kesimpulan
blended earning ini maka saran
dapat diberikan adalah sebagai
1. Bagi dosen atau pendicik
blended learning ini
dijadikan sebagai al
model —pembelajaran
meningkatkan kem:
mmahasiswa dan peserta di
2. Bagi dosen atau pendidik
akan menerapkan
blended learning ini
dipersiophan
pendukungnya seperti
APP, media pembelajaran
perangkat pembelajaran
dengan emp
komponen model
learn.JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volame 8 | Nomor | | Maret 2016
18S N: 2443 - 0536
. Bog! jurusan atau sekolah perlu
memfasiltasi dosen/ pendiik
dengan fasiltas yang
mendukung. untuk menerapkan
model blended learning.
4. Bagi peneliti atau pengembeng
pembelajaran selanjutnya perlu
mengembangkan tipe blended
earning yang lain dengan yang
telah dilakukan. Peneliti lain
ues bisa meneuii
keefektfitasan dari mode!
blended learning pada mata
kullah/ mata pelajaran di
tempat yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
‘Aker, Jan Van Den. 1999. Design
‘Approaches and Tools in Education and
Training. Dordrecht:Kiuwer Academic
Publisher
Bosori. 2010. Peningkatan kualitas
Pembelajaron Mata Kuliah Chasis dan
Body Dengan Model Blended Learning
(Perpaduan Antara Traditional Learning
Dan E-Learning)
Bersin, Josh. 2004. The Blended
Learning Book; Best Practices, Proven
‘Methodologies and Lessons Learned.
United Stated: John Wiley & Sona, Inc.
Cahyadi, Ferry Dwi, 2012. Penerapan
Blended Learning dalam Pembelajaran
Biolog! =— untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas
XI IPA 4 Putra SMA RSBI Pondok
Pesantren Modern Islam Assaloam
Sukoharjo. Katya tidak diterbitkan
Skripsi Program Studi Pendicikan
Biologi Fakultas Keguruan dan tlmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta,
Darmansyah. 2010. Pembelajaran
Berbasis Web. Medan: UNP Press
JURNAL STINDO PROFESIONAL
Graham, Charles R, 2005. The
Handbook of Blended Learning.
Bloomington: Indiana University
Joyce, Bruce. Weil, Masha, & Showers,
Beverly. 1892, Models of Teaching
(4th), United Stated of America:
Education, inc.
Joyce, Bruce. Weil, Massha. & Calhoun,
Emily. 2009. Models of Teaching (8th).
United Stated of America: Person
Education, inc.
Kaufman, Roger & English, Fenwick W.
1979. Needs Assessment. New lersey:
Educational Technology Publication,
Inc.
Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to
Reach Product Quality
Dordrecht:kluwer Academic Publisher
Plomp, Tjeerd & Nieveen, Nienke.
2010. An Introduction to Educational
Design Research. Proceeding of the
seminar conducted at the East China
Normal University, Shanghai (China),
November 23-26, 2007
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2009.
Prinsio-prinsip Desai Pembelajaran.
Jakarta: Kencana
Putra, Nusa. 2011. Research &
Development. Jakarta: Rajavali Pers
Richey, Rita C. 2007. Design
Development Research; Methods,
Strategies and Issues. London:
Lawrence Erlbaum Associates,
Publishers
Rosserte, Allison. & Frazee, R.V. 2006.
Blended Learning Oppurtunities.
http://www.amanet.org. American
Management Assosiation
143)JURNAL STINDO PROFESIONAL
Volume 8 | Nomor I | Maret 2016
[SSN : 2443 - 0536
‘Smaldino, Sharon £ dkk. 2007.
Instructional Technology And Medio
For Learning Ninth edition. New Jersey
Columbus, Ohio: PEARSON Merrill
Prentice Hall
Sumaro, Alim, 2011. Pola Diskusi dan
Tingkat —Interaksi—- Mahasiswa.
hittp://blog elearning unesa.ac.id/alim-
sumamo/pola-diskusi-dan-tingkat-
interaksi-mahasiswa-dalam-
pembelajaran-online. Diakses tanggal 8
Juni 2012
Undang-undang Republik Indonesia
homer 20 tahun 2003 tentang Sister
Pendidikan Nasional. 2006. Jakarta:
Diperbanyak oleh Sinar Grafika
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
ddan Dosen. 2006. Jakarta: Diperbanyak
oleh Sinar Grafika
Rahmi, Ulfia. 2013. Pengaruh Model
Blended Learning pada Mata Kuliah
Desain —Pembelajaran _Berbasis
Komputer (OPBK)di Jurusan Kurikulum
JURNAL STINDO PROFESIONAL
dan Teknologi Pendidikan FIP
Universitas Negeri Medan. Tesis tidak
diterbitkan. Medan: Pascasarjana
UNIMED
Visser, L. 1998. The Development
Motivational Communication in
Distance Education Support. Den Haag:
Printpartners Ipskamp, Enschede
Watson. John. 2008. Blended Le
The Convergence of Online and
to-Face Education. INACOL Prom
Pravtices in Online Learning.