You are on page 1of 15

A.

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup,
pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak
istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna
yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan
sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari hari masyarakat Indonesia baik dari segi
sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai nilai luhur pancasila.
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai nilai luhur pancasila dalam
kehidupan sehari hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat
Indonesia dapat terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat
Indonesia tidak bisa hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan
dengan masyarakat lain. Dengan begitu masing masing pandangan hidup dapat
beradaftasi artinya pandangan hidup perorangan / individu dapat beradaptasi
dengan pandangan hidup kelompok karena pada dasarnya pancasila mengakui
adanya kehidupan individu maupun kehidupan kelompok.

Selain sebagai dasar Negara, Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi
dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu
terkandung gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar
bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan


dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan
kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada,
tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karna itu, Pancasila adalah
khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa.
Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-istiadat,
kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila
sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman dan
penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan
demikian, ia menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk
semua pihak Secara sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan
nilai-nilai yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu
masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di
dalam pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam seluruh aspek
kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan

keamanan didalam upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi
berisi pandangan hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan
bangsa. Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat membutuhkan pandangan hidup.
Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan
pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi,
sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan
berpedoman pada pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan
membangun diri dan negerinya.

Apa arti pandangan hidup suatu bangsa?. Pertanyaan ini sukar untuk dijawab
tanpa mengetahui bahwa bangsa itu mengenal berbagai kelompok masyarakat
manusia yang membentuk bangsa. Karena satu kesatuan dari berbagai ragam latar
belakang agama dan keturunan yang bertekad untuk membangun satu tatanan
hidup berbangsa dan bernegara,

Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
yakni mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur materil dan
spirituan berdasarkan Pancasila. Seperti halnya keluarga, sutau bangsa yang
bertekad mencapai cita-cita bersama memerlukan suatu pandangan hidup.

Tanpa memiliki pandangan hidup maka suatu bangsa akan merasa terombangambing dalam menghadapi persoalan-persoalan besar yang pasti akan timbul, baik
persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri, maupun persoalan-persoalan
besar umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia ini.

Jika pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki pegangan dan
pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah polotik, ekonomi, sosial dan
budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan
berpedoman pada pandangan hidup itu pula suatu bangsa akan membangun
dirinya.

Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup secara
berkelompok. Jika pancasila dipahami dengan benar maka pedoman pada
pandangan hidupkan baik. Jika keyakina kepada Tuhan yang Maha kuasa dan
kuatnya tradisi sebagai norma dan nilai kehidupan dalam masyarakat.

2.1 Pengertian Bangsa dan Pandangan hidup


Pengertian Bangsa
Menurut Ernest Renan, seorang guru besar dan pujangga yang termasyur dari
Perancis, dalam pidatonya yang diucapkan di Universitas Sorbonne (Paris) tanggal
11 Maret 1882 berjudul Quest ce quune nation (apakah bangsa itu), menurutnya
bangsa itu adalah soal perasaan, soal kehendak (tekad) semata-mata untuk tetap
hidup bersama (le desir de vivre ensemble) yang timbul antara segolongan besar
manusia yang nasibnya sama dalam masa yang lampau, terutama dalam
penderitaan- penderitaan bersama. Jadi bangsa ialah segerombolan manusia yang
mau bersatu, dan merasa dirinya bersatu. Sedangkan Otto Bauer
mengartikanbangsa adalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan
nasib.
Menurut Bung Karno, bangsa adalah manusia yang menyatu dengan tanah
airnya.
Menurut Mohammad Hatta, bangsa ditentukan oleh keinsyafan sebagai suatu
persekutuan yang tersusun jadi satu, yaitu keinsafan yang terbit karena percaya
atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsafan ini bertambah besar oleh karena sama
seperuntungan, malang yang sama diderita, mujur yang sama didapat, oleh karena
jasa bersama, kesengsaraan bersama, pendeknya oleh karena peringatan kepada
riwayat bersama yang tertanam didalam hati dan otak.

Pengertian Pandangan Hidup


Pandangan hidup berkenaan dengan sikap manusia didalam memandang diri dan
lingkungannya. Sikap manusia ini dibentuk oleh adanya kekuatan yang
bersemayam pada diri manusia, yakni iman, cipta, rasa dan karsa, yang
membentuk pandnagan hidup perorangan yang kemudian beradaptasi dengan
pandangan hidup perorangan lainnya menjadi pandngan hidup kelompok.
Hubungan antara kehidupan kelompok yang satu dengan kelompok lainnya
melahirkan suatu pandangan hidup bangsa.
Menurut Subandi Al Marsudi penulis buku Pancasila dan UUD45 dalam Paradigma
Reformasi, Pandangan Hidup dapat didefinisikan sebagai segenap prinsip dasar

yang dipegang teguh oleh suatu bangsa guna memecahkan berbagai persoalan
kehidupan yang dihadapinya.

2.2

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar


tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu terkandung
gagasan dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar bagi bangsa
Indonesia yang bersifat majemuk.
Pancasila disebut sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, karena nilai-nilai
yang terkandung dala sila-silanya tersebut dari waktu ke waktu dan secara tetap
telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, digunakan sebagai petunjuk hidup
sehari- hari, dan digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan didalam segala
bidang. Tidak boleh bertentangan dengan norma-norma kehidupan, baik norma
agama, norma kesusilaan, norma sopan santun maupun norma hukum yang
berlaku.
Pandangan hidup bangsa dapat digunakan untuk mencapai hidup yang kokoh,
guna mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapai, karena
tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan terus berombang-ambing
dalam menghadapi persoalan-persoalan di dalam masyarakatnya sendiri maupun
persoalan- persoalan besar umat manusia dlam pergaulan masyrakat bangsabangsa di dunia.
Definisi atau batasan tentang pandangan hidup suatu bangsa ini pernah kita
dapati dalam buku pengantar pemahaman atas latar belakang Ketetapan No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila
atauEkaprasetia Pancakarsa.
Berdasarkan hasil Sidang Istimewa MPR-RI bulan November 1998 Ketetapan No.
II/MPR/1978 tersebut di atas telah dinyatakan dicabut dengan Ketetapan MPR-RI No.
XVIII/MPR/1998.
Dari segi kedudukannya, Pancasila mempunyai kedudukan yang tinggi, yakni
sebagai cita-cita dan Pandangan Hidup Bangsa dan Negara RI, sedangkan dilihat
dari segi fungsinya Pancasila mempunyai fungsi utama sebagai Dasar Negara RI.
Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of life, weltanschaung,
wereldbeschouwing, wereld en levens beschouwing, pandangan dunia, pandangan
hidup, pegangan hidup dan petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila digunakan
sebagai petunjuk arah semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan
dalam segala bidang. Hal ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakn
pembuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari

semua sila Pancasila. Hal ini karena Pancasila Weltanschauung merupakan suatu
kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, keseluruhan sila dalam
Pancasila merupakan satu kesatuan organis.

Selain itu, pandangan hidup merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki,
yang diyakini kebenarannya, dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Oleh
karena corak dan kepribadian bangsa berbeda-beda, maka dalam menentukan
pandangan hidup tidak bisa meniru bangsa lain, namun disesuaikan dengan kondisi
bangsa itu sendiri. Pandangan hidup suatu bangsa belum tentu sesuai bila
diterapkan oleh bangsa lain. Oleh karena itu, menentukan pandangan hidup
merupakan hak asasi yang akan menentukan keberadaan/kekukuhan suatu bangsa.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara
Republik Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia dalam
hubungannya dengan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Pandangan
hidup tersebut dijunjung tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila
berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakat. Dengan demikian
pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika harus
merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak boleh mematikan
keanekaragaman.

3.2

Saran

Dari pembahasan diatas penyusun menyarankan agar kita sadar sedalam-dalamnya


bahwa Pancasila adalah pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara Republik
Indonesia serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaaan masyarakat
dan Negara Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan
kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai dari setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelenggara Negara yang secara meluas akan
berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

PERANAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

Secara Etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca yang memiliki
arti lima dan Sila berarti prinsip dasar. Jadi secara keseluruhan Pancasila berarti lima
prinsip dasar atau lima asas pokok sila diambil dari kasana bidhisme yang
bermakna:

1. Kodrat, watak, kebiasaan, perilaku dan


2. Praktik moral, watak yang baik, etika budhis, kode moralitas.

Istilah Pancasila ditemukan pertama di Indonesia dalam buku SUTASOMA yang


merupakan karya Empu Tantular, pada masa kerajaan Majapahit pada abad ke-14.

Dari arti etimologisnya tampak bahwa pancasila pada dasarnya merupakan etika
atau prinsip-prinsip moral yang menjadi ukuran baik buruknya tindakan manusia
sebagai manusia.

Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup atau Weltanschaung bangsa,


perwujudan jiwa, pikiran, dan hasrat sedalam dalamnya (cita-cita ideal) Bangsa
Indonesia.

Manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk
mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur
yang dijunjungya sebagai suatu pandangan hidup.

Nilai-nilai luhur adalah merupakan suatu tolak ukur kebaikan yang berkenaan
dengan hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam kehidupan manusia,
seperti cita-cita yang hendak dipakainya dalam hidup manusia.

Pandangan hidup yang tata kesatuan rangkaian nila-nilai luhur tersebut adalah
suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup
berfungsi sebagai rangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun
dalam interaksi antara manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.

Sebagai mahkluk individu dan mahkluk sosial, manusia tidaklah mungkin memenuhi
segala kebutuhannya sendiri, oleh karena itu untuk mengembangkan potensi
kemanusiaannya, ia senantiasa memerlukan orang lain.

Dalam pengertian inilah maka pribadi manusia senantiasa hidup sebagai bagian
hidup dari lingkungan sosial yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan
keluaga, masyarakat, lingkungan bangsa dan lingkungan negara yang merupakan
ke lembaga-lembaga masyarakat utama yang diharapkan dapat menyalurkan dan
mewujudkan pandangan hidupnya.

Dengan demikian dalam kehidupan bersama dalam suatu negara membutuhkan


suatu tekat kebersamaan, cita-cita yang ingin dicapainya bersumber pada
pandangan hidupnya tersebut.

Dalam pengertian inilah maka proses rumusan pandangan hidup masyarakat


dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya
pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup
negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi bangsa (Nasional),
dan pandangan hidup negara dapat disebut sebagai ideologi negara.

Dalam proses penjabaran dalam kehidupan modern antara pandangan hidup


masyarakat dengan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang bersifat
timbal balik.

Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup


masyarakat serta tercermin dalam sikap hidup pribadi warganya dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian dalam negara pancasila, kehidupan masyarakat
tercermin dalam kehidupan negara yaitu pemerintah terikat oleh kewajiban
konstitusional, yaitu kewajiban pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh citacita moral rakyat yang luhur.

Transformasi pandangan hidup masyarakat menjadi pandangan hidup bangsa. Dan


akhirnya, menjadi dasar negara juga terjadi pada pandangan hidup Pancasila.
Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar negara serta ideologi negara, nilainilainya telah terdapat pada bangsa Indonesia dalam adat istiadat, budaya serta
dalam agama dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.

Pandangan yang ada pada masyarakat Indonesia tersebut kemudian menjelma


menjadi Pandangan hidup bangsa yang telah terintis sejak jaman Sriwijaya,
Majapahit, kemudian Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Kemudian diangkat dan
dirumuskan oleh para pendiri negara dalam sidang BPUPKI, panitia Sembilan serta
sidang PPKI. Kemudian ditentukan dan disepakati sebagai dasar negara Republik
Indonesia dan dalam pengertian inilah maka Pancasila sebagai pandangan hidup
dan negara sekaligus sebagai Ideologi Negara.

Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan hidup
bersama yang bersumber pada akar budaya dan nilai religiusnya.

Dengan pandangan hidup yang mantap maka Bangsa Indonesia akan mengetahui
arah kemana tujuan yang ingin dicapainya.

Dengan suatu pandangan hidup yang diyakininya, bangsa Indonesia akan mampu
memandang dan memecahkan segala persoalan yang dihadapinya secara tepat
sehingga tidak terombang ambing dalam menghadapi persoalan tersebut

Dengan suatu pandangan hidup yang jelas, maka bangsa Indonesia memiliki
pegangan dan pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan berbagai masalah
poloitik, sosial budaya, ekonomi, hukum, hankam, dan persoalan lainnya dalam
gerak masyarakat yang semakin maju.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung di dalamnya


konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Terkandung dasar pikiran
terdalam dan mengenai gagasan wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisarisasi dari
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, maka pandangan hidup tersebut dijunjung
tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila berasal dari budaya dan
pandangan hidup masyarakat yang sejak dahulu.

Dengan demikian, pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia, yang Bhineka
Tunggal Ika tersebut harus sebagai asas pemersatu bangsa. Sehingga tidak boleh
mematikan keanekaragaman yang ada di dalam Negara Indonesia sendiri.

Sebagai inti sari dari nilai budaya Indonesia, maka Pancasila merupakan cita-cita
moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa
untuk berperilaku luhur dalam kehidupan sehari-hari, dalam masyarakat, berbangsa
dan bernegara.

Pancasila dipahami sebagai pedoman, pegangan, dan petunjuk hidup. Pancasila


sebagai pandangan hidup berarti:

1. Memberikan jawaban terhadap tantangan dan hambatan dalam mewujudkan


kehidupan yang baik.

2. Konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan bangsa Indonesia


3. Kristalisasi nilai yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan
menimbulkan tekad yang mewujudkannya.

Sebagai pandangan hidup, Pancasila menjadi arah semua kegiatan hidup. Pancasila
terpancar dalam seluruh tingkah laku insan Indonesia.
Manfaat pancasila sebagai pandangan hidup adalah sebagai berikut :

1. Menjadikan bangsa Indonesia berdiri kokoh sebagai bangsa merdeka dan


berdaulat.
2. Menjadi pedoman pemecahan permasalahan yang dihadapi.
3. Sebagai Pedoman Membangun dirinya sendiri dan hubungan dengan
bangsa lain.

Makalah Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

A.

LATAR BELAKANG

Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan dengan kalimat Bhinneka


Tunggal Ika yang mengandung arti, meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari
berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi pada hakikatnya bangsa
Indonesia itu satu sebagai bangsa. Secara konsepsional, keragaman budaya itu
merupakan asset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus dipersoalkan,
sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai dari sila-sila
Pancasila memang digali dari khazanah kebudayaan bangsa. Dari itu maka setiap
pandangan hidup warga bangsa dijamin eksistensinya. Setiap warga negara dijamin
oleh Undang-Undang untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaannya. Dalam perjalanan bangsa, pandangan Komunismepun pernah
diakomodir dalam poros Nasakom. Hanya karena kesalahan PKI yang menggunakan
kekerasan dalam peristiwa G.30.S lah yang menyebabkan faham komunis terlarang
secara konstitusional di Indonesia.

Data sejarah bangsa menunjukkan bahwa aspirasi Islam sebagai way of life tak
pernah berhenti terlibat dalam pergumulan ideologis, termasuk dalam proses
perumusan UUD 45, dan kesemuanya berjalan sangat wajar karena mayoritas
penduduk Indonesia menganut agama Islam. Oleh karena itu tak bisa dipungkiri
bahwa di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya terkandung
butir-butir pandangan hidup Islam.

Berbicara mengenai Islam sebagai pandangan hidup dapat terungkap jika kita dapat
memahami masalah HIDUP yang pada garis besarnya meliputi tiga permasalahan,
yaitu (a) pandangan hidup, (b) Pola Hidup, dan (c) Etika hidup. Pandangan
Kehidupan Ummat manusia sepanjang sejarahnya mencatat banyak ragam
pandangan hidup, baik yang dikenal sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai
ajaran leluhur, maupun yang dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam,
pandangan hidup itu disebut aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin
manusia). Karena mengikat batin maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah

Islam memperkenalkan kepada manusia tentang Tuhan, tentang alam raya dan
tentang makhluk manusia, dimana setiap individu termasuk di dalamnya. Semua
manusia secara naluriah mengenal dirinya dan alam sekitarnya sampai kepada
alam raya. Secara naluriah manusia juga mengenal Tuhan (sekalipun dalam
berbagai macam persepsi) dan pengenalannya itu saat menjadi keyakinan,
memberikan pandangan hidup tertentu yang dijadikannya pegangan hidup bagi

dirinya. Pandangan hidup yang diajarkan Islam menjelaskan kepada manusia bahwa
ke-HIDUP-an itu adalah sesuatu yang amat mulia dan amat berharga. Hidup yang
dianugerahkan Allah kepada manusia merupakan modal dasar untuk memenuhi
fungsinya dan menentukan harkat dan martabatnya sendiri.

Oleh karena itu pesan-pesan al Qur'an dan hadis Rasulullah sendiri memberikan
banyak peringatan kepada manusia supaya menggunakan modal dasar tersebut
secermat mungkin dan jangan sekali-kali menyia-nyiakannya, karena ia sangat
terbatas, baik waktunya maupun ruangnya. Lebih jauh lagi dijelaskan tentang
adanya dua jenis ke-HIDUP-an, yaitu kehidupan manusia di bumi yang sangat
terbatas ruang dan waktunya, dan karena keterbatasannya itu ia tidak bersifat
kekal abadi, namun sifatnya nyata sehingga setiap orang mudah mengenalnya dan
merasakannya.

Pada dasarnya kehidupan ini menyenangkan bagi manusia, karena bumi dan alam
sekitarnya sudah dipersiapkan sedemikian rupa oleh Allah untuk mendukung
kehidupan manusia. Ciri kesenangan inilah kemudian mendominasi pandangan
hidup kebanyakan orang sehingga menjadikan "kesenangan" itu sebagai identifikasi
dari kehidupan itu sendiri. Pandangan yang demikian itu direkam dalam surah al
Hadid; di mana digambarkan bahwa yang dianggap kehidupan yang sesungguhnya
ialah permainan, senda gurau, kemegahan, perlombaan memperkaya diri, dan
memperbanyak keturunan/pendukung (Q/57:20). Hal ini lebih diperjelas dalam surat
Ali `Imran dimana digambarkan bahwa manusia menjadi tertarik mencintai segala
yang menggiurkan, diantaranya; wanita-wanita, putera-puteri, emas dan perak
yang bertumpuk-tumpuk, kendaraan pilihan, ternak dan sawah ladang. Semua itu
adalah kenyataan-kenyataan yang sudah sangat dikenal oleh semua manusia, dan
sebagian mereka sempat merasakan nikmatnya.

Pada dasarnya hal itu semua tidak pada tempatnya untuk dibenci atau diremehkan,
karena kesemuanya itu adalah sebahagiaan dari nikmat Allah yang dipersiapkan
untuk mendukung kehidupan manusia. Namun pemanfaatannya harus sesuai
dengan petunjukpenggunaannya, dan ini terkait dengan pola hidup.

Selanjutnya jenis kehidupan lain yang diperkenalkan Islam adalah kehidupan di


alam akhirat yang mutunya lebih tinggi, karena tidak terbatas dan bersifat kekal
abadi. Segala kenikmatan yang ada di dalam kehidupan akhirat adalah lebih
sempurna. Kedua jenis kehidupan tersebut itu bukan berdiri sendiri-sendiri, tetapi
yang keduamerupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari yang pertama. Alam
akhirat merupakan tempat dan saat perhitungan akhir, dan penentuan nilai tetap
bagi setiap manusia yang pernah menjalani kehidupan di alam dunia. Alam akhirat
bukan lagi tempat dan waktu bekerja dan berbuat, tetapi hanyalah tempat dan saat
menerima hasil akhir kerja dan perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu

selama kita hidup di bumi ini. Dengan demikian, nyatalah bahwa kehidupan
sebelumnya itu (yakni di dunia) sangat penting artinya. Kesempatan bekerja dan
berbuat hanyalah didapatkan dalam kehidupan di alam dunia ini saja. Jadi benarbenarlah bahwa kehidupan di alam dunia ini merupakan modal dasar bagi manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN DAN LANDASAN


Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa secara kodrati dianugerahi hak
dasar yang disebut hak asasi, tanpa perbedaan antara satu dengan lainnya.
Dengan hak asasi tersebut, manusia dapat mengembangkan diri pribadi, peranan,
dan sumbangannya bagi kesejahteraan hidup manusia.

Manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai warga negara, dalam


mengembangkan diri, berperan dan memberikan sumbangan bagi kesejahteraan
hidup manusia, ditentukan oleh pandangan hidup dan kepribadian bangsa.
Pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia sebagai kristalisasi nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia, menempatkan manusia pada keluhuran harkat dan
martabat makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan kesadaran mengemban kodratnya
sebagai makhluk pribadi dan juga makhluk sosial, sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Bangsa Indonesia menghormati setiap upaya suatu bangsa untuk menjabarkan dan
mengatur hak asasi manusia sesuai dengan sistem nilai dan pandangan hidup
masing-masing. Bangsa Indonesia menjunjung tinggi dan menerapkan hak asasi
manusia sesuai dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Sejarah dunia mencatat berbagai penderitaan, kesengsaraan dan kesenjangan
sosial yang disebabkan oleh perilaku tidak adil dan diskriminatif atas dasar etnik,
ras, warna kulit, budaya, bahasa, agama, golongan, jenis kelamin, dan status sosial
lainnya. Menyadari bahwa perdamaian dunia serta kesejahteraan merupakan
dambaan umat manusia, maka hal-hal yang menimbulkan penderitaan,
kesengsaraan dan kesenjangan serta yang dapat menurunkan harkat dan martabat
manusia harus ditanggulangi oleh setiap bangsa.
Bangsa Indonesia, dalam perjalanan sejarahnya mengalami kesengsaraan dan
penderitaan yang disebabkan oleh penjajahan. Oleh sebab itu Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Bangsa Indonesia bertekad ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
yang pada hakikatnya merupakan kewajiban setiap bangsa, sehingga bangsa

Indonesia berpandangan bahwa hak asasi manusia tidak terpisahkan dengan


kewajibannya.
1.
Bangsa Indonesia mempunyai pandangan dan sikap mengenai hak asasi
manusia yang bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur
budaya bangsa, serta berdasarkan pada Pancasila dan Undang- Undang Dasar
1945.
2.
Bangsa Indonesia sebagai anggota Peserikatan Bangsa-Bangsa mempunyai
tanggung jawab untuk menghormati Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(Universal Declaration of Human Rights) dan berbagai instrumen internasional
lainnya mengenai hak asasi manusia.

B. SEJARAH, PENDEKATAN, DAN SUBSTANSI


1. Sejarah
Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia sejak awal perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia sudah menuntut dihormatinya hak asasi manusia. Hal
tersebut terlihat jelas dalam tonggak-tonggak sejarah perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan sebagai berikut :
a.
Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, yang diawali dengan lahirnya berbagai
pergerakan kemerdekaan pada awal abad 20, menunjukkan kebangkitan bangsa
Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan bangsa lain.
b.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, membuktikan bahwa bangsa
Indonesia menyadari haknya sebagai satu bangsa yang bertanah air satu dan
menjunjung satu bahasa persatuan Indonesia.
c.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
merupakan puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia diikuti dengan
penetapan Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 yang dalam
Pembukaannya mengamanatkan : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa. Oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Undang-Undang
Dasar 1945 menetapkan aturan dasar yang sangat pokok, termasuk hak asasi
manusia.
d.
Rumusan hak asasi manusia dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia secara
eksplisit juga telah dicantumkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Serikat dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Kedua konstitusi tersebut
mencantumkan secara rinci ketentuan-ketentuan mengenai hak asasi manusia.
Dalam sidang Konstituante upaya untuk merumuskan naskah tentang hak asasi
manusia juga telah dilakukan.
e.
Dengan tekad melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen, maka pada Sidang Umum MPRS tahun 1966 telah ditetapkan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Sementara Nomor

XIV/MPRS/1966 tentang Pembentukan Panitia Ad Hoc untuk menyiapkan Dokumen


Rancangan Piagam Hak Asasi Manusia dan Hak-hak serta Kewajiban Warga Negara.
Berdasarkan Keputusan Pimpinan MPRS tanggal 6 Maret 1967 Nomor 24/B/1967,
hasil kerja Panitia Ad Hoc diterima untuk dibahas pada persidangan berikutnya.
Namun pada Sidang Umum MPRS tahun 1968 Rancangan Piagam tersebut tidak
dibahas karena Sidang lebih mengutamakan membahas masalah mendesak yang
berkaitan dengan rehabilitasi dan konsolidasi nasional setelah terjadi tragedi
nasional berupa pemberontakan G-30-S/PKI pada tahun 1965, dan menata kembali
kehidupan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f.
Terbentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 50 Tahun 1993, yang mendapat tanggapan positif masyarakat
menunjukkan besarnya perhatian bangsa Indonesia terhadap masalah penegakan
hak asasi manusia, sehingga lebih mendorong bangsa Indonesia untuk segera
merumuskan hak asasi manusia menurut sudut pandang bangsa Indonesia.
g.
Kemajuan mengenai perumusan tentang hak asasi manusia tercapai ketika
Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tahun 1998
telah tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara secara lebih rinci.
2. Pendekatan dan Substansi
Perumusan substansi hak asasi manusia menggunakan pendekatan normatif,
empirik, deskriptif, dan analitik sebagai berikut :
a.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang
sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi
untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan
masyarakat, yang tidak boleh diabaikan, dirampas, atau diganggu-gugat oleh
siapapun.
b.
Masyarakat Indonesia yang berkembang sejak masih sangat sederhana
sampai modern, pada dasarnya merupakan masyarakat kekeluargaan. Masyarakat
kekeluargaan telah mengenal pranata sosial yang menyangkut hak dan kewajiban
warga masyarakat yang terdiri atas pranata religius yang mengakui bahwa
manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala hak dan
kewajibannya; pranata keluarga sebagai wadah manusia hidup bersama untuk
mengembangkan keturunan dalam menjaga kelangsungan keberadaannya; pranata
ekonomi yang merupakan upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan;
pranata pendidikan dan pengajaran untuk mengembangkan kecerdasan dan
kepribadian manusia; pranata informasi dan komunikasi untuk memperluas
wawasan dan keterbukaan; pranata hukum dan keadilan untuk menjamin ketertiban
dan kerukunan hidup; pranata keamanan untuk menjamin keselamatan setiap
manusia. Dengan demikian substansi hak asasi manusia meliputi : hak untuk hidup;
hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; hak mengembangkan diri; hak
keadilan; hak kemerdekaan; hak berkomunikasi; hak keamanan; dan hak
kesejahteraan.

c.
Bangsa Indonesia menyadari dan mengakui bahwa setiap individu adalah
bagian dari masyarakat dan sebaliknya masyarakat terdiri dari individu-individu
yang mempunyai hak asasi serta hidup di dalam lingkungan yang merupakan
sumber daya bagi kehidupannya. Oleh karena itu tiap individu di samping
mempunyai hak asasi, juga mengemban kewajiban dan tanggung jawab untuk
menghormati hak asasi individu lain, tata tertib masyarakat serta kelestarian fungsi,
perbaikan tatanan dan peningkatan mutu lingkungan hidup.

Bangsa Indonesia menyadari bahwa pancasila bersifat historis dan dinamis yang
pelaksanaannya berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sebagai norma dan pandangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

2.1 Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke
arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup.
Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang
dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki
pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang ambing dalam
menghadapi persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun
persoalan dunia.
Menurut Padmo Wahjono :
Pandangan hidup adalah sebagai suatu prinsip atau asas yang mendasari segala
jawaban terhadap pertanyaan dasar, untuk apa seseorang itu hidup.
Jadi berdasarkan pengertian tersebut, dalam pandangan hidup bangsa terkandung
konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita citakan, terkandung pula dasar
pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup,
pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak
istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna
yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan
sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari hari masyarakat Indonesia baik dari segi
sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai nilai luhur pancasila.
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai nilai luhur pancasila dalam
kehidupan sehari hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat
Indonesia dapat terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat
Indonesia tidak bisa hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan
dengan masyarakat lain. Dengan begitu masing masing pandangan hidup dapat
beradaftasi artinya pandangan hidup perorangan / individu dapat beradaptasi
dengan pandangan hidup kelompok karena pada dasarnya pancasila mengakui
adanya kehidupan individu maupun kehidupan kelompok.

You might also like