You are on page 1of 119
EK, Volume I, Nomor 2, April 2006 ANALISIS EFEKTIFITAS SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU) PADA PT. ENERGI SENGKANG H.Muh.Syahrir Habiba*, Cahyadi, Suryani Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar ABSTRAK Instalasi_kombinasi (combine cycle) adalah sebuah proses tenaga uap dimana bagian depannya dihubungkan dengan instalasi turbin gas. sehingga terbenituk suatu instalasi kombinasi turbin gas dan turk uap, dimana gas bekas yang keluar dari turbin gas yang masib memiliki enthalpy dan temperatur yang cukup tinggi dimanfaatkan sebagai udara pembakaran pada Ketel uap untuk men, lurbin uap. Instalasi seperti ini merupakan sistem gabungan (combine cycle) yang mampu meningkatkan ef temis sampai sekitar 42% akhir ini ins ibah air menjadi uap sebagai penggerak asi kombinasi ini makin banyak digunakan sebab untuk daya yang sama dan tertentu, asi dan biaya pelayanan lebih murah, Selain efisiensi thermis yang lebih baik, juga merupakan suatu upaya untuk enghemat penggunaan energi minyak dan gas bumi dengan pemanfaatan kembali gas buang yang masih bertemperatur tinggi dan mengandung en ‘yang cukup besar. Namun demikian dalam perencanaan sebuah instalasi gabungan gas-uap tentunya faktor teknologi pemanfaatkan dari energi gas buang menjadi hal yang penting men; standarisasi dari inti turbin gas. Prost atau disebut FIRSG (Heat Recovei pe mfaatan kalor gas buang dalam Ketel gas buang (was ‘Steam Generator) yang optimal tentunya men energi tersebut terbatas oleh e heat boiler) «li parameter dari peningkatan efisiensi dari instalasi keseluruhan. Begitu pula peningkatan efisiensi dan wap yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dapat menjadi pilihan untuk peningkatan efisiensi siklus gabungan ini Kata Kunci : Efektivitas, Combine Cycle 1, PENDAHULUAN Latar Belakang Tenaga listrik merupakan landasan ba kehidupan modern yang cukup menjadi syarat bagi satu: masyarakat untuk mempunyai taraf kehidupan yang layak dan perkembangan industri yang. maju. Salah satu bentuk nyata Kepedulian pemerintah untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan tenagalistrik adalah dengan pembangunan pusat-pusat pembangkit listrik yang menggunakan sumber alam yang fluida kerjanya, seperti PLITA, PLTU, PLTD, PLTG, dan PLTG Dalarn merealisasikan hal tersebut, pemerintah telah memberikan Kesempatan dari peluang secara meluas terhadap tumbuhnya sektor-sektor industri di berbagai bidang dan pemamfaatan sumber daya ‘yang ada di seluruh kawasan Indonesi Perusahaan Multinasional ini -menghasilkan sumber gas alam kemudian digunakan sebagai bahan bakar. untuk pembangkit listrik swasta di bawah naungan PT. Energi Sengkang yang, berlokasi di Desa Patila Keeamatan Pammana, PT. Energi Sengkang merupakan_perusahaan swasta pertama yang mengelola pembangkit listrik di Sulawesi Selatan berkapasitas 135 MW, dengan sistem intertkoneksibersama-sama dengan pembangkit listrik yang sudah ada, guna ‘menyupplay kebutuhan listrik di seluruh wilayah Sulawesi Selatan yang dengan sendirinya tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi baik: berskala industri maupun kerakyatan, Realisasi dari ‘mega proyek ini merupakan” pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas dail Uap (PLTGU). Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan wap (PLIGU) yang berteknologi modem —mampu memberikan daya yang dibangkitkan oleh turbin gas dan turbin uap, efisien total dan Kapasitas total dari sistem siklus gabungan (combine cycle), sehingga ‘mampu memberikan manfaat bagi pembangunan perekonomiian di Indonesia, khususnya div wilayah Sulawesi Selatan. 2, TINJAUAN PUSTAKA, 2.1 Dasar Turbin Gas Turbin gas adalah turbin dengan gas fluida kerjanya, Sebenarnyaturbin gas hanyalah ‘merupakan Komponen dari suatu sistem turbin gas, sistem turbin gas yang paling sederhana adalah 124 TLIEK, V lume I, Nomor 2, April 2006 terdiri dari tiga komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin, Gambar 2.1 Sistem Turbin Gas yang bekerja berdasarkan Siklus Bryton Udara yang masuk ke dalam kompresor di: mana yang berfingsi mengisap dan menarikkan tekanan, udara, sehingga temperaturnya akan naik, kemudian udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi itu masuk ke dalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar disemprotkan bahan bakar ke dalam arus) udara tersebut, schingga terjadi proses pembakaran. roses pembakaran berlangsung pada tekanan Konstan sehingga boleh dikatakan ruang bakar adalah berfungsi untuk menaikkan temperatur vudara, Gas hasil pernbakaran dengan enthalpy yang tinggi inilah yang menjadi fluida kerjanya yang emudian berfungsi untuk memutar sudu-sudu pada turbin. Temperatur udara yang disap oleh Kompresor mempunyai pengaruh yang besar tethadap daya guna yang menghasilkan turbin gas, sebab kapasitas atau massa udara yang mengalir masuk berubah, A. Thermodinamika Turbin 1. Siklus Bryton Ideal ‘Turbin gas bekerja berdasarkan siklus Bryton, di mana terdapat hubungan antara P-V dan T- Skema instalasi dan turbin gas tersebut dapat dilukiskan dengan siklus Bryton Ideal. dara luar diisap “oleh_-kompresor dan dimanfaatkan hingga tekanan dan temperaturnya naik, Dalam ruang baka terejadi_—_ proses pencampuran bahan bakar dengan udara yang, bertemperatur dan bertekanan tinggi yang berasal dan kompresor dan terjadi proses pembakaran. Gas, hhasil_pembakaran dickspansikan untuk memutar turbin kemudian dikeluarkan ke dara atau 125 dimamfaatkan Kembali untuk memanaskan_ketel pada siklus kombinasi. Di bawah akan dijelaskan tentang proses keria dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dalam diagram, Gambar 2.2 Diagram P-V dan T-S pada Siklus Bryton udara standar Proses yang terjadi pada gambar siklus di atas, adalah 1-2 Proses kompresi isentropic di dalam kompresor. 2-3 Proses pemasukan kalor pada tekanan konstan di dalam ruang bakar. 344 Proses ekspansi adiabatic pada turbin, 4-1 Proses pelepasan kalor pada tekanan konstan, 2. Siklus Bryton Aktual Seperti kita ketahui bahwa siktus dari turbin gas, sebenarnya menyimpang dari siklus ideal. Hal ini disebabkan karena adanya kerugian pada komponen, kompresor dari turbin sehingga proses kompresi dan cekspansi tidak terjadi secara isentropic: Siklus sebenamnya dari turbin gas diperlihatkan sebagai berikut : Gambar 2.3 Diagram T-S untuk Siklus Sederhana_ Gambar diagram T-S dari siklus Bryton diperlihatkan proses-proses yang terdiri atas 1-2 : Proses Kompresi isentropik (udara yang diisap oleh kompresor) EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 2-3: Penambahan energi pada, tekanan konstan di mana udara dan bahan bakar bertemu sehingga terjadi proses pembakaran. 3-4: Pengembangan isentropic udara dari udara gas panas sehingga_menimbulkan tenaga putaran mekanis pada turbin, + Proses pembuangan gas panas ha pembakaran pada tekanan Konstan proses B. Bahan Bakar Dalam menentukan bahan bakar yang akan digunakan haruslah dipertimbangkan beberapa, faktor untuk mencapai efesiensi yang tinggi. Faktor- faktor yang menentukan adalah : a. Nilai kalomya (heat value) b, Kebersifian¢. —Tingkat korosivitasnya d. Kandungan devosit e. Ketersedian akan bahan bakar. i$ alam adalah bahan bakar fosil gas yang bertekanan resorvor yang dapat berkisar 350 hingga 700 bar yang terdiri dari Nx, COs, H:0. Gas, dan minyak “adalah anggota utama dari Keluarga hidrikarbon, keduanya diyakini sebagai hasil dari pembusukan tanaman dan bagian tubuh dari binatang yang tertimbun selama jutaan tahun di dalam perut bumi, kemudian diikuti oleh peningkatan temperatur dan tekanan schingga material dari berkumpul sebagai lapisan-lapisan timbunan hasil akumulasi Gas dan minyak —biasanya—ditemukan bersama-sama, Gas alam, merupakan hicrokarbon, teringan, terdapat di bagian atas, dari suatu timbunan minyak, kadangkala keduanya bercampur dalam suatu larutan. Gas yang dihasitkan bersama dengan minyak, baik dalam. bentuk gas bebas| ataupun dalam bentuk larutan, disebut Assciated Gas, Gas alam. seperti udara, merupakan campuran dari beragam gas. Umumnya metana (CH) leomponen lainnya termasuk etana (CoHs), propane (CH), butana — (CyHyo), Petana— (C3H; karbondioksida dan nitrogen. Kadangkala campuran tersebut mengandung sejumlah Kecil senyawa tak murni, seperti mercuri dari hydrogen (HS), beberapa di antara kandungan tersebut _sangat orosif dan harus dibuang sebelum gas dicairkan. Pembakaran gas akan -mempunyal beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembakaran minyak dan batu bara karena paling mudah terbakar dan bereampur dengan udara dengan baik, serta dapat diangkut dengan mudah dan murah melalui saluran pipa dan gas. Gas alam tidak seperti minyak yang harus ditampung dalam sebuah tangki waktu diambil dalain perut bumi, setelah keluar reservomya, gas alam cepal_menghembus ke udara, karena lebih ringan dari udara jika masih dalam, bentuk gas, Kecuali ditampung dalam alur pipa atau dieairkan untuk disimpan, C. Kompresor Kompresor yang banyak digunakan dalam turbin gas adalah jenis aksial Karena kompresor aksial ini mempunyai efesiensi yang tinggi. Kenaikan tekanan berlangsung dalam _setiap tingkatdiperoleh setiap —tingkat, — perbandingan tekanan sekitar 1,2 schingga digunakan banyak tingkat, untuk perbandingan tekanan_ yang lebih tinggi. Setiap tingkat-tingkat sudu menerima udara dari tingkat sebelumnya dan mempercepat atau memeperlambat aliran udaratersebut —sesuai fungsinya Setiap tingkat sudu memberikan aliran udara dengan kecepatan yang sama pada saat masuknya, akan tetapi tekanannya berubah, Pada tingkat pertama, kenaikan tekananya hanya sedikit, tetapi setelah sampai pada tingkat-tingkat terakhir tekanannya naik dengan cepat, volume udara juga berubah, ‘Tekanan udara yang naik membuat udara bertambah padat, maka untuk menjaga dan mempertahankan agar tekanan| dan kecepatan udara tersebut tidak berubah, rumah kompresor diameternya dibuat makin lama makin menyempit pada bagian keluarannya, namun tidak ‘menutup kemungkinan terjadinya Kehilangan-kehilangan. tekanan dalam kompresor akibat gesekan yang akan mengurangi kemampuan kompresor. Gesekan akan naik akibat permukaan sudu-sudu yang tidak liein, sebagai akibat_korosi pada sudu-sudu akan meningkatkan kehilangan tekanan selama proses kompresi. Kompresor aksial dapat direncanakan menurut jenis impuli; atau jenis reaksi. Kompresor aksial jenis impuls di mana difusi hanya terjadl dalam stator, kompresor ab jenis reaksi difusi terjadi baik dalam stator maupun pada rotornya. D. Ruang Bakar (Combustion Chambers) Tujuan utama dari ruang bakar adalah untuk ‘memberikan atau menjamin terjadinya reaksi kimia antara bahan bakar dan udara yang berasal da kompresor yang kemudian diekspansi dalam turbin untuk menghasilkan kerja pada proses. Konstruksi dari rang bakar sedikit banyak dijelaskan fungsinya. Ruang bakar terdiri dari dua buah pipa konsentrik yang mempunyai tutup pada bagian depannya. Kedua pipa tersebut inner linier 126 TLIEK, V lume I, Nomor 2, April 2006 atau out linier. Pada bagian belakang rvang bakar dibentuk —sedemikianrupa —sehingga dapat mengarahkan gas panas hasil pembakaran kearah bagian turbin, ‘Aliran udara dalam ruang bakar dengan mesin torak yang disebut Recipcorating Engine. Pada sistem turbin gas, udara yang masuk ke dalam ruang, bukar tidak seluruhnya terbakar dalam proses pembakaran, hanya sekitar 20-30% udara yang, digunakan untuk pembakaran pada beban penuh (full load), sedang sisanya akibat panas dari api pembakaran akan mengembang melalui sudu-sudu turbin, Udara_ yang digunakan untuk pembakaran itulah yang disebut udara primer yang jumlahnya diatur oleh banyaknya dan besamya lubang-lubang, dari ruang bakar tempat di mana udara tersebut dapat masuk ke daerah pembakaran, . Turbin ‘Turbin adalah berfungsi merubah gas panas kasil pembakaran dan ruang bakar manjadi putaran tanaga mekanis. Turbin terdiri dari beberapa deretan sudu-sudu yang berputar (rotor) dan. sudu-sudu ‘yang tidak berputar (stator), ‘Ada dua cara, untuk memanfaatkan kecepatan aliran udara agar memutar turbin, yaitu. impuls, dengan cara mendorong atau dengan reaksi karena gaya reaksi aliran udarapanas meninggalkan sudu-sudu rotor. Pada cara impuls kecepatan udara membentur sudu-sudu rotor dan rotor bergerak dan mulai berputar, sedang udara kemudian berekspansi pada sudu-sudu rotor dan pada waktu meninggalkan sudu rotor menyebabkan terjadinya gaya reaksi yang menghasilkan tenaga yang menambah putaran rotor. P. Sistem Udara Udara adalah campuran dari beberapa molekul seperti oksigen, nitrogen dan karbondioksida yang, merupakan tiga agian terbesar dan molekul-molekul gas yang membentuk udrara, ‘Molekul mempunyai massa dan energi, massa yang menyebabkan adanya berat molekul, sedang, energimenyebabkan —molekul-molekul dapat bergerak. Gerakan molekul-molekul ini dapat diukur sebagai jumlah energi yang dilepas, sedang kecepatan —molekul-molekul diukur sebagai temperatur. Rancangan mesin turbin gas memakai_prinsip menambah energi pada udara dengan memperkecil volume. Jadi energi yang ditambahkan ke dalam ‘udara dengan cara 127 1. Menambahkan tekanan udara melalui cara kompresi (pemampatan). 2. Menambah volume sambil memanaskan dara) agar tekana dapat dipertahankan tetap Konstan. G. Udara Pembakaran Sistem udara ini dimulai sejak terjadinya putaran mesin yang mengisap udara dan udara lua ‘Udara dikompresikan kemudian diarahkan ke dalam ruang bakar (combustion chambers). DI mana fuel diinjeksikan atau disemprotkan ke dalam ruang, bakar bercampur dengan udara, —pembakaran ‘membentuk campuran yang mudah —terbakar. Campuran yang mudah terbakar ini kemudian dibakar. 2.2 Dasar Turbin Uap Skema dari turbin wap dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Arpaia HRSG Gambar 2.4 Skema Turbin Uap Sederhana Sistem uap terdiri dari beberapa Komponen vutama yaitu : Ketel (Heat Recovery Steam Generator), turbin yang menggerakkan beban, kondensor dan pompa air ketel. Jadi turbin hanyalah ‘merupakan salah satu Komponen dari suatu sistem tenaga yang berfungsi merubah air menjadi uap. Kondisi yang dihasilkan. pada umumnya berkisar 325 kg/s dan 650°C untuk unit modern yang tinggi. TLIEK, V lume I, Nomor 2, April 2006 Uap yang dihasilkan oleh ketel masuk ke dalam turbin dimana energi wap yang diubah menjadi kerja mekanis di dalam tekanan dan temperatur wap turun, setelah itu uap meninggalkan turbin dan masuk ke dalam kondensor. Kondensor adalah sebuah alat yang berfungsi mengembangkan wap dengan jalan mendinginkannya. Air pengembunan yang terjadi di dalam kondensor dinamakan air kondesat. Maka. dengan pertolongan pompa, air Kondensor ini dialirkan kembali ke dalam ketel uap. A uuap ini dapat dijelaskan dalam siklus rankine atau siklus tenaga wap yang. mana merupakan siklus teoritis paling sederhana yang mempergunakan uap sebagai medium kerja sebagaimana dipergunakan pada sebuah Pusat Listrik Tenaga Uap. T Gambar 2.5 Diagram Siklus Rankine B. Ketel Uap (Waste Heat Boiler) Ketel gas buang (waste heat boiler) atau ketel pemutih kalor (HRSG) biasanya terditi dari Komponen-komponen berupa bagian economizer, evaporator, dan superheter. Ketel wap ini sangat jarang dilengkapi dengan reheater_ mengingat Keterbatasan energi yang disupply dari gas buang, turbin gas ini, di samping itu tidak dibutubkannya pembakaran yang bertemperatur tinggi. Namun, menurut jenis sumber kalorya maka ketel_ gas bbuang ini terdiri dari 1, Ketel gas buang tanpa pembakaran tambahan, yyaitu apabila hanya gas buang terdiri turbin gas yang berfungsi sebagai sumber kalor untuk- proses wap. 2. Ketel gas buang dengan pembakaran tambahan terbatas (limited supplementary firing), apablia sumber kalor berasal dari gas ‘buang yang ditambah dengan gas pembakaran terbatas sebelum masuk ketel 3. Ketel gas busang dengan pernbakaran tambahan ‘maksimal (maximum supplementary firing), dimana gas buang dari turbing gas yang bertemperatur tinggi digunakan sebagai udara pembakar dari bahan bakar sebagai sumber energi Keuntungan dan kekurangan dari ketel pips air 1. Keuntungan ketel pipa air Dengan membandingkan ketel-ketel pipa air dengan ketel-ketel pipa api, didapat keuntungan sebagai berikut: © Lebih ringan © Dapat bekerja pada tekanan dan temperatur tinggi Produksi dapat dilaksanakan lebih besar ‘Hemat dalam ruangan Lebih aman terhadap bahaya peledakan, 2. Kekurangan ketel pipa air + Air pengisi ketel harus sangat bersih ‘+ Menggunakan lebih banyak alat pengaman cotomatis © Merawat dan memperbaiki ketel lebih sukar, C. Turbin Uap 1. Daya yang dihasilkan Turbin wap mempunyai daya yang telah tertentu, Daya yang dihasilkan, turbin diperoleh dati selisih “enthalpy (panas jatuh) dari berkapasitas uap (massa aliran uap persatuan waktu) yang masuk ke dalam turbin dan pada saat transformasi energi di dalam, Turbin terjadi kerugian, hingga daya yang dihasilkan dibitung dati persamaan: Por = MS (Ws-W,) kW an Di mana PST: daya turbin wap (kg/s) ms kapasitas wap (massa wap masuk dalam turbin persatuan waktu) (kg/s) We = kerja turbin uap (kj/kg) Wo = kerja pompa (k/kg) a, Menurut Prinsip Kerjanya © Turbin impuls adalah turbin di mana proses ekspansi (penurunan_tekanan) dari fluida Kerja hanya terjadi di dalain baris sudu tetap saja. 128 TLIEK, V lume I, Nomor 2, April 2006 © Turbin reaksi adalah turbin di mana proses ekspansi dari fluida Kerja terjadi baik di dalam baris sudu tetap maupun sudu gerak b. Berdasarkan proses penurunan tekanan © Uap Turbin kondensasi, bila tekanan keluar turbin biasanya kurang dari satu almosfer dan dimasukkan di dalam kkondensor. + Turbin tekanan lawan, bila tekanan sisi keluar turbin wap lebih besar. © Turbin ekstraksi, dalarn turbin jenis ini sebagian uap dalam, turbin dickstraksi (ipilih) untuk proses-proses pemanasan lain, proses industri, dl . Berdasarkan Jumlah Tingkat Penurunan ‘Tekanan ‘+ Turbin Tunggal (Single Stage) dengan satu tingkat Kecepatan atau lebih. Cocok untuk daya kecil, misalnya sebagal — penggerakan compressor, blower, dll. + Turbin Bertingkat (Multi Stage), disini sudu-suda turbin bertingkat —sesuai kebutuhan biasanya cocok untuk daya casne \ | [5 — owe wo mbar 2.6 Turbin Uap Kondensat dan air pendingin akan bereampur menjadi satu pada sisi keluar dari kondensor. Air kondensat ini dapat digunakan kembali sebagai air pengisi ketel harus dilakukan pengolahan terlebih, dahulu sampai-memenuhi syarat-syarat yang, diperlukan bagi air pengisi ketel 2. Kondensor Permukaan (Surface Condemsor) Pada jenis kondensor ini air pendingin tidak Jangsung berkontak dengan uap. Air masuk ke dalam kondensor melalui pipa-pipa pendingin sedangkan wap yang akan di kondensasikan ‘menyelubungi bagian yang berisi air. Panas dari 129 uuap ini akan diserap oleh air pendingin melalui pipa-pipa pendingin yang selanjutnya akan diserap oleh air pendingin sehingga Kondensat yang dihasilkan tidak —perludilakukan pengolahan lagi untuk dipakai sebagai umpan ketel. D. Pompa Pompa yang bahannya —sebagai__Brons ‘mempunyai rumah yang terbuat dari besi cor, Impeller, rumah cincin (Casing ring). Pada pompa yang sebagian terbuat dari baja tahan karat, rumah pompa dibuat darl bahan yang seswai untuk, keperluan sementara impeller, cincin impeller, terbuat dari baja yang tahan korosi yang sesuai dengan cairan yang akan dipompakan. Pada pompa serta baja tahan karat, bagian-bagian yang, berhubungan langsung dengan cairan terbuat dari tahan korosi yang sestai Kapasitas Pompa Bila air dari kondensor tadi dingin dan ingin dikembalikan kedalamn—ketel_pabrik atau ketangki-tangki air maka pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal yang» mana banyak dipakai pada industri-industri besar. Bentuk dari pompa dapat dilihat dibawab ini p / wr & Gambar 2.7 Pompa B. Generator Viap-tiap mesin berputar yang bertujuan mengubah daya mekanik menjadi daya listrik dinamakan "Generator". Generator arus searah berfungsi merubah energi ‘mekanis penggerak mulanya menjadi energi listrik yang diberikan ke beban, sedangkan motor arus searah berfungsi merubah energilistrik yang, diterima menjadi energi makanis berupa kecepatan, putar poros yang nantinya dipergunakan untuk ‘memutar peralatan-peralatan produksi div pabrik ‘maupun di Industri. Didalam generator, umumnya —_tegangan dibangkitkan pada belitan atau sejumlah belitan yang ditempatkan pada bagian yang diam disebut EK, Voll stator, sedangkan medan magnetnya ditempatkan pada bagian yang berputar yang disebut rotor. Frekuensi daya listriknyaselalu seirama (sinkron) dengan kecepatan penggerak mesinnya, oleh Karena ity mesin ini disebut mesin_sinkron. Frekuensi dapat dihitung dengan mengasumsi pada persamaan dibawab ini f=p.an/120Hz ay Dimana: f = Frekuensi (Hz) jumilah putaran (rpm) p= Jumlah kutub Kerja atau daya yang dihasilkan dari keluaran generator dapat dihitung dengan persamaan sebagal berikut 1. Untuk generator yang gas: Pnet = Pp, - Pe 2. Untuk generator Uap Ps: igerakkan oleh turbin erakkan oleh turbin 1. Stator Stator adalah bagian generator yang diam, terbuat dari plat-plat besi_ yang berlapis dan diklem sehingga berbentuk inti stator. Pada Inti stator dibuat alur-alur dan dalam alur-alur ini diletakkan kumparan. Pada Kkumparan stator inilah dibangkitkan gaya gerak listrik yang diperlukan, Biasanya pada mesin putaran rendah pendingin cukup diperoleh dengan udara sekeliling, tetapi pada mesin berputar kkarena suhu yang berbentuk cukup tinggi celah antara rotor dan stator tidak dapat menyalurkan panas yang timbul secara alamiah, sehingga periu didinginkan dengan gas yang bertekanan 2. Rotor Rotor adalah bagian yang berputar dari generator, biasanya dibagi dalam dua Kelas tergantung dari keeepatan, yaitu: + Rotor silinder yang dipakai pada generator kecepatan ting: ‘© Rotor kutub menonjol digunakan pada ‘generator berklecepatan rendah. 3. Exciter Penguat —exciter —dimaksudkan untuk mandapatkan medan magnet pada rotor. Besar Kecilnya medan magnet pada rotor akan berbanding lurus dengan besar _kecilm tegangan yang diinduksikan pada stator. Ok arena itu fungsi penguat sangat penting pada pengaturan tegang, Sistem penguat yang umum dipakai saat ini adalah: © Penguat dengan DC generator, tegangan searah yang dihasilkan generator DC dikirimkan Kekumparan medan penguat generator melalui sikat-sikat dan slipring Karena adanya slipring dan sikat-sikat ini maka diperlukan perawatan yang rumit schingga dengan cara ini jarang digmiakan. © Penguatan sendiri, yaitu sistem penguat dengan menggunakan —kontak —geser sehingga perawatannya lebih mudah, © Penguatan dengan menggunakan Brushless Exctiter generator atau mesin penguat generator tanpacinein geser. Kumparan armature mesin generator arus bolak balik dipasang pada sumbu berputar_bersama kutub utama generator, uang dilengkapi pada penyearah, yang —_langsung memberikan arus searah kutub-kutub utama generator, penguat jenis ini yang pakai pada Disel Plant Menyatukan beberapa generator mempunyai beberapa keuntungan antara lain : © Tersedianya daya yang cukup besar guna ‘memenuhi kebutuhan listrik ‘* Pengoperasian dapat digabungkan sehin; hanya sedikit memerlukan tenaga operator. © Sangat ekonomis dalam penyaluran daya Karena untuk —bebanrendah dapat dioperasikan beberapa generator saja. Bahan bakar, minyak pelumas, suku cadang dan peralatan-peralatan maintenance dapat disentralisasikan 3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penclitian Penelitian dilaksakan pada PT. Energi Sengkang, Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLIGU) selama empat bulan dengan range waktu mulai 7 Desember 2005. sampai 7 Maret 2006, 3.2 Metode Pengambilan Data Dalain penulisantugas —akhir — penulis menggunakan dua metode, Yaitu 1. Metode Interview, yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara. mengadakan wawancara in sumer data asi, yaitu teknik pengumpulan data di mana kita’ mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan sebenarnya yang 130 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 terjadi dalam suatu perusahaan Kkhusus atau terhadap sasaran penelitian yang akan menjadi sumber datanya, 3 Metode Pengolaban Data 33 Penulis dalam — memecahkan —-masalah, menggunakan teknik pengolahan data yaitu 1 Mengadakan analisa terhadap proses kerja site gabungan (combine cylele) antara gas dan uap nergi Sengkang, besar daya yang dibangkikan oleh turbin gas dan wap Menentukan Kapasitas total dari sistem siklus gabungan (combine cycle) pada PLTGU esuai dengan data yang ada, dengan sebagai berikut Bote Bey Weems | (13) ingka Pemecahan Masalah Secara kronologis _kerangka permecahan masalah adalah sebagai berikut ‘+ Identifikasi Masalah Dalam hal ini penulis mengidetifikasi masalah terhadap perusahaan yang akan obyek penelitian. Masalah pokok yang terjadi padi perusahan pembangkit Listrik ‘Tenaga Gas dan Uap adalah proses. kerja dari sistem gabungan yang. dibangkitkan oleh turbin gas dari turbin wap. © Studi Pustal Studi pustaka merupakan suatu cara yang perlu dilakukan bagi penulis untuk melengkapi literatur-literatur agar dapat dengan mudah menganalisa permasalahan cara kronologis. ‘© Tetapkan Penefitian dan Tujuannya Dengan adanya permasalahan yang timbul dan dilengkapi dengan literatur-literatur yang lengkap tentang pokok permasalahan yang akan dibahas, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan_penelitian ddan tujuan diadakannya penelitian, ‘© Pengambilan Data Penulis dalatn proses pengambilan data membutuhkan waktu yang terbagi dala dua tahap, yaitu : 1. Tahap pertama, penulis mengambil data pembangkit yang akan digabungkan. Da ini memberikan informasi tentang. proses penggabungan dan besarnya daya yang dibangkitkan oleh kedua turbin tersebut 131 2. Tahap kedua, penulis mengambil data dengan teknik wawancara secara langsung pada staf-staf maupun (karyawan). Data ini bersifat pendukung untuk mengembangkan asumsi-asumsi yang penulis gunakan dalam ‘menganalisa maupun untuk melengkapi data yang berkenan dengan perusahaan ‘namun tidak terdokumentasikan. Pengolahan Data Data yang didapatkan, berupa proses keria dari system gabungan (combine cycle) antara gas dan uap. dan besar daya dan energi yang dibangkitkan oleh turbin gas dan turin uap, diolah sehingga dapat dianalisa, Dalam menganalisa _proyek, penulis menggunakan — metode Field rch (penelitian lapangan) dan Library rch (kepustakaan), di mana analisis ini dimaksudkan untuk saling mendukung dan melengkapi: Pembahasan Di dalarn penulisan ini, pembahasan dan analisa proyek akan mengindentifikasi Keadaan_proyek dalam —-menentukan Kapasitas total dari sistem siklus gabungan (combine cycle) pada PLTGU Sengkang. Kesimpulan dan Saran Berisikesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan hal-hal yang. diperoleh dalam penulisan, EK, Voll 3.4 Flow Chart Kerangka Pikir J rencasnanpata _/ PENGAMRBILAN DATA Peehinungae Perhitungan Peehitangan Tar Turbine Sikus Cabunson Yes Yes Yes, lee Perktangen Pethitugzan | | perhitungen Toein Ges Tubin Uae | _ Sklar Gabungan i | oe KesrMprnan | Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah 4, PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Yang Diperoleh jan dilaksanakan pada PT. Energi ngkang, sebuah perusahaan Pembangkit Energi Listrik, sehingga diperoleh sejumlah data yang berhubungani dengan tujuan penelitian, Data-data yang diperoleh sebagai berikut : 1. Proses Kerja dart sistemi gabungan (combine cycle) antara gas dan uap pada PT. Sengkang. 2. Data-data PT. Energi Sengkang Gas 3. Data-data PT. Energi Sengkang Uap 4.2 Tahap Pengolahan Data ‘A. Perhitungan Efesiensi Thermal Berdasarkan proses keja dari system kombinasi di atas maka efesiensi thermal dari siklus gabungan dapat diketahui dengan penelitian. sebagai berikut : Patt Pst 100% aay Qet Di mana : ne: Efesienst thermal Pat: Gaya yang dihasifkan turbin gas (kW) Pst: Gaya yang dihasifkan turbin uap (KW) Qet_: Pemasukan kalor pada turbin gas (ky/s) 132 EK, Voll Sementara jika sistem menggunakan pembakaran tambahan (supplementary firing), maka efesiensi thermal dapat diketahui dari persamaan sebagai berikut Pats Pst 90% as) Qut + Ost Di mana Qsf: Pemasukan kalor pada pembakaran tambahan (kis). B. Perhitungan Turbin Gas 1. Menghitung laju aliran massa bahan bakar Laju aliran massa bahan bakar yang disupply pada ruang bakar dari unit turbin gas dapat dihitung dengan menggunakan persaman dari kalor hasil pembakaran, sebagai berikut Qet= MEX LHV Kis orn (16) Di mana Qet_ = 140100 kW LHV = 47968 ki/kg Maka : mf ayy 47968 2.92 kgs 2. Menghitung laju aliran massa udara Laju aliran massa udara dapat dibitung dari persamaan, mgb = ma + mf (1s) Di mana mgh = 166 kg/s Mak mf = 166 ~2.92 163,08 ke/s 3. Menghitung perbandingan berat udara_bahan bakar Dari hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui perbandingan antara bahan. bakar~ 133 udara (FAR) pada proses pembakaran dalam ruang Dakar yaitu dengan persamaan : FAR =“ kg.bb/keud ... ay ma 921 163,08 = 0,018 kg.bb/kg.ud 4. Menentukan kerja kompressor *-Menentukan isentropik keluar kompressor Temperatur keluar —kompressor dapat dihitung dengan persaman sebagai berikut Ty [Pypys* (10) Data dengan perbandingan tekanan yang telah ditetapkan (P3/P1) = 14 di mana range untuk perbandingan tekanan adalah 10-18, sehingga 301,5 [14]'""* 640,84°K Untuk udara, k= ‘masuk Kompressor merupakan gas ideal), maka pada temperatur ‘Ta; = 640,84°K diperoleh Cpa = 1,06 ki/Ke.K. © Menentukan kerja isentropik kompressor ‘Menentukan Kerja isentropik kompressor. Dapat dihitung dengan persaman, We = Cpa (Iss - 1) kitke oe CAN) 06 (640,84 - 301,5) 359.7 ki/kg © Menghitung temperatur aktual -keluar Kompressor Berdasarkan siklus Bryton Aktual, ef Kompressor adalah asi We/ Wea (PT) =P) ne Dengan mengasumsibahwa isentropik dari Kompressor adalah 0,88, maka temperatur aktual Keluar kornpressor dapat dicari dengan persamaan T+Tx—Ti/ ne ILIEK, Volume I, Nomor 2, April 2006 01 + 640,84 - 301,5 /0,88 196,09 °K, Pada temperatur actual keluar Kompressor apat diketahui harga Cpa = 1,08 ki/kg.K Menentukan kerja aktual kompressor Menentukan kerja aktual kompressor dapat dilihat dengan persaman Wea = Cpa (T2— Ty) KiMK sermon (U3) 1,08 (696,09 - 301.5) = 426,157 kiike Sehingga dengan daya yang digunakan untuk menggerakkan kompressor dapat dihitung dengan persamaan : Pe= max Wea kW 16,08 x 426,157 = 69497.7 KW 5. Menentukan kerja turbin Menghitung temperatur isentropik keluar turbin gas Berdasarkan siklus Bryon efesiensi turbin adalah : . (14) ne =(1s-T)/ (Ps Ty) Dari persamaan di atas dapat dihitung temperatur isentropik keluar turbin gas dengan efesiensi isentropik turbin diketahui sebesar 0,86 dengan temperatur actual keluar turbin sebesar 531'C atau 804 °K. Ty =Ts-(Ts-T)/ ye 373 - (1373-804) / 0.8 14K. Menentukan kerja isentropik turbin Berdasarkan persamaan yang ada dalam teori, yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerja turbin isentropik adalah : Wr = Cpg (Ps = Tas) KKB sn 214 (1373 - 7114) 103.21 kitke. - (115) Menentukan kerja aktual turbin Untuk menentukan kerja Aktual turbin gas, dapat digunakan persaman sebagai berikut Wry = Cpe (Ts-Te) kik 1,214 (13)73 - 804) coe (116) = 690.8 kjlkg Atau daya yang dihasilkan oleh turbin adalah PY =mg x W;, kW 66 x 690.8 = 114683,67 LW. ‘* Menghitung laju kalor keluar turbin Menghitung kalor yang dilepaskan (gas buang) oleh turbin gas ditentukan dengan persaman dari kesetimbangan di bawah ini oF Pr % = aa = 69497,7 kW Goa= qs —PokW Di mana: rn PERW csssesessrsseeeese (LIT) ma x Cpaud x12) + (mfx LAV) 163,008 X 1,08 x 696,09) + (2,92 x 47968) 162699,68 kW Schingga laju kalor yang dilepaskan oleh sistern turbin gas adalah sebagai berikut Goa =45-PrkW 26 2-699,68 - 114683,67 = 148016 kW 6. Menentukan kerja netto keluaran generator Kerja netto yang merupakan daya yang berguna yang digunakan untuk menggerakkan generator apat diketahui dengan persamaan Paya = Pra = Poa kW 14683,67 - 69479.7 5 204,67 kW. (1.18) 7. Menghitung efesiensi thermal sililus ‘Untuk menentukan efesiensi thermal dari siklus turbin gas maka, dapat ditentukan dengan’ persamaan : TC = Pae/Qe X 100 % 19) 134 Pye = 45204,67 KW. Qin = dar = 140100) KW Maka efesiensi thermal siklus adalah $5204.67 / 140100 x 100 % 2.26 % ne C. Perhitungan Turbin Uap Mengetahui sifat-sifat uap panas lanjut keluar kketel gas buang Sifat-sifat dari uap panas larut ini ditentukan oleh tekanan dan temperatur yang sesuai dengan label data: Py = 4,32 Mpa, T; = $037, maka didapatkan dari tabel data yaitu Hy = 3448,56 kj/kg, S:= 7.0601 kj/kg.K 2. Mengetabui sifat-sifat uap panas lanjut masuk turbin Sifat uap dipanaskan keluar ketel gas buangan 3. Mengetabui sifut-sifat uap panas jenuh keluar turbin Sifat-sifat dari wap panas jenub keluar turbin atau kondisi wap jenuh masuk kondensor ini juga biasa sesuai dengan tekanan dan temperatur masuk Kondensor. Ps = 12,4 kPa, Ts = 50,1 °C. Dari tabel uap maka diperoleh his = 208,2 Kjfkg, hgse = 2383,34 kifkg, Sis. = 0.6999 kfkg, Sis. = 7,3 822 kifke. K 4. Menghitung kualitas uap masuk kondensor Untuk menghitung kuulilas uap dipergunakan sama pada tingkat keadaan uap dipanaskan lanjut sebelum masuk turbin, Di mana : Ss Si = Sins + X5. (So (1.20) Dengan memasukkan nilai di atas maka diperoleh kualitas uap pada kondisi masuk kondensor. Xs =(Ss.-Ss)/ Sis 0721 - 0,6999 ) (7.3822 = 086 135 Kualitas uap masuk kondensor adalah 86% Enilialpy uap dapat diketahui dengan persamaan Iisy = iss + Xsu (igs) 1018.20 + 0,86 (2383.34 257,87 kivkg 5. Menghitung keluaran kerja turbin Kerja turbin dapat dihitung dengan persaman Ws 5 KIIKS sneeeennnnnenes 21) 3443.59 - 2257,87 = 1185.72 ki/ke Dari data di atas, keluaran kerja turbin sebenamya, dapat dihitung dengan persaman W: Vrs X NE KK sense (1.22) Di mana: ne = 0,86 selanjutnya diperoleh We = 1185,72 x 0,86 (019,72 kjrke, ‘Atau daya yang dihasilkan oleh turbin adalah Pr ns x Wr KW 2.x 1019,172 6091.3 kW 6. Menentukan kondisi uap masuk kondensor Epithalpy uap jenuh sebenamya dapat dilihat dengan persaman sebagai berikut hy =hy- Wr kifkg 443,59 - 1019,72 423,87 kifkg, ww (1.23) Sementara kualitas uap sebenarnya dapat dihitung dengan persaman Xs = (he hs) /hgs see ee (24) Di mana hy = 2423,87 ki/ke his = hys, = 208,20 kjekg Bis 383,34 ki/ke Dari data di atas maka kualitas uap sebernarnya Xs = (2423,83 - 208,20) /2328,34 194 EK, Voll Bila kualitas ap masuk kondensor turun terlalu rendah, butir-butir cairan dapat membentur sudu-sudu turbin, oleh Karena itu kebiasaan dalam mendesain adalah mempertahankan Kualitas wap sekurang-kurangnya sebesar 90 % di dalam tingkat bertekanan rendah. 7. Menentukan cairan jenuh keluar Kondensor Cairan—jenuh —“meninggallan —_kondensor merupakan fluida air pengisi ketel yang akan masuk ke dalam ketel gas buangan dengan melalui pompa. Kondisi ini dapat diketahui, di mana: P) = Ps = 12, KPa Dan temperatur air keluar kondensor (1) = 49.7 °C cairan jenuh di dapatkan Kondisi : hy (hs pada Ps 12,4 kPa) = 208.2 kifkg Vi, 0.001012 m'kg, 8. Menentukan cairan jenuh keluar pompa Dengan memilih efesiensi pompa (ne) sebesar 0,85 % dan tekanan pompa (P.) sebesar 4,32 MPa, untuk Kondisi isentropik, maka Kondisi eairan sebenamya dapat diketahui dari persamaan hy + V; (Ps =P) ne kifke (1.25) = 208.2 + (4320 - 12,4) /0.85 x 0.001012 9, Menentukan Kerja Pompa Kerja pompa pengisi Ketel dapat diketahui dengan permasaan w, hy kidkg (1.26) Dari persaman di atas, maka 213.3 )3 - 208,2 13 Kil. Atau daya yang dibutuhkan untuk men; pompa, adalah =213.87kW ighitung kalor yang dibutubkan/ dilepaskan Kalor yang dibutuhkan untuk proses penguapan dalam ketel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Qia = (hs ha) Kjkg, (1.27) Di mana telah diketahui 58,56 ki/kg 13.33 kilkg 448,56 - 2131.33 235,23 ki/ky Sementara kalor yang dilepaskan oleh uap pada proses kondensasi dapat dihitung persamaan Qa = (hs =i) kjtkg o (1.28) Di mana 2423,89 kj/ke 208.2 kkg Maka Q oar = 2423,89 - 208,2 215,69 kj/kg. 11, Menghitung kerja netto keluaran generator Dari perhitungan scbelumnya diketahui bahwa 1019.72 kjfkg 13 kivke Maka Kerja netto siklus dapat dihitung dengan persamaan Waa = We Wp ki/ke - (1.29) 1019,72- 5,131 = 1014.59 ki/kg Schingga daya yang dihasilkan adalah Pyp = ms (Wr-Wy) KW soonsessennnne (130) Di mana ms = 45,2 kg/s (ms adalah laju aliran vap masuk turbin yang dihasilkan oleh dua Ketel dengan masing-masing, ketel menghasitkan liklus aliran wap sebesar 22,6 kkg/s). Maka : seve (31) 136 EK, Voll 12, Menghitung efesiensi thermal Untuk menghitung efesiensi thermal dari siklus turbin ap digunakan persamaan sebagai berikut = W sa /QiuX 100 160 % (1.32) 10 14,59 /3235,23 x 100 % =313 D. Perhitungan Siklus Gabungan (Combine Cycle) 1. Menghitung kapasitas total instalasi gabungan Kapasitas total atau daya total yang dihasilkan oleh instalasi gabungan gas dan uap menurut data perencanaan adalah sebagai berikut = Py + Por kW (1.33) Di mana daya turbin gas 2 unit = 2 x 45204,67 kW 90409.34 kW Pc = daya turbin uap = 45859.47 KW Sehingga daya total adalah P = 90409,34 + 45859,47 36268 KW atau 136.3 Mw 2. Menghitung efesiensi thermal Bfesiensi thermal dari siklus gabungan dapat ddiketahui dengan persamaan : ne=Pu/ Qe. cent 34) Di mana, laju aliran massa total dari bahan bakar yang disupply pada 2-unit urbin gas adalah 2 x 140100 atau 280200 kW, sehinga. 36268 11280200 8.6 % 5. PEMBAHASAN 5.1 Proses Pembangkitan Energi Listrik PLTGU Sengkang Berdasarkan data systern pembangkit PLTGU Sengkang yang berkapasitas total 135 Mw, PLYGU ini merupakan gabungan antara Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap, PLITGU ini terdiri dari dua (2) unit turbin gas yang masing-masing berkapasitas 45550 KW atau 45 MW dan satu (1) unit turbin uap yang berkapasitas 45200 KW atau 45 MW. JIka dipergunakan sistern combine 137 cycle (gabungan) antara PLTG dan PLTU, maka efesiensi yang dihasilkan adalah sebesar 135 MW. Suatu sistern kelistrikan yang besar ini terdiri tas beberapa generator yang bekerja atau berhubungan —secaraparalel atau. saling. berinterkoneksi dengan pembangkit-pernbangkit lain yang ada di Sulawesi Selatan, Sebuah pembangkit PLTG ini tendiri dani sebuah Kompressor, ruang pembakaran, turbin gas, dan generator listik Udara yang masuk di kompressor di: kompre kemudian kan ke ruang _pembakaran bersamaan dengan bahan bakar yang disulut, Bahan bakar yang, digunakan adalah bahan bakar gas alam, Gas alam ini diperolch dari proyek perusahaan gas alam terpadu yang nada di Desa Gilireng, Kampung Baru, Wajo yang disalurkan ‘melalui pipa besar ke pembangkit listrik energ Sengkang. Gas terkembang dan memiliki suhu dan tekanan yang tinggi ini dimasukkan ke dalam turbin gas hingga turbin berputar yang pada gilirannya ‘menggerakkan generator. Turbin gas bekerja atas dasar prinsip Alus tenaga gas, Bryton atau Joule yang merupakan suatu proses standar siklus udara pada turbin gas, Kedua jenis turbin ini merupakan gas turbin yang ramah lingkungan tanpa menimbulkan polusi uudara. Gas buang (exhaust) dari unit dari unit pembangkit ini masing-masing dihubungkan pada ketel uap (HRSG) untuk dimanfaatkan pada proses penguapan. Mengingat gas buang ini masih ‘memiliki enthalpy yang tinggi yang temperaturnya masih berkisar 531°C Kedua unit turbin gas (gas _buangnya) dibubungkan dengan masing-masing ketel yang, terdiri dari economizer, evaporalor, "dun superhealer. Uap kering yang keluar dari ‘masing-masing Ketel disatukan sehingga laju aliran massa uap yang kemudian diekspansikan ke dalam turbin uap menjadi dua kali lipat. Pembangkit tenaga uap ini berkapasitas sebesar 45200 kW (45MW), Sumber air untuk turbin uap ini diambil dari sungai Cenrana’e dengan proses penjemihan dan pengolahan yang berteknologi tinggi sehingga sama sekali tidak menghasitkan limbah sebelum dialickan kembali ke sungai. toh wb. | ‘Geb semper nln ne fea Gambar 5.1 Instalasi gabungan Gas-Uap Sederhana (Combine Cycle) Gambar di atas memperlihatkan contoh instalasi gabungan sederhana di mana satu, unit turbin gas yang digabungkan dengan satu unit turin tiap. Proses penggabungan (combine eyele) adalah proses penggabungan antara PLTG dan PLU. Gas buang (axhaust) dari unit pembangkit tenaga gas ini masing- masing dihubungkan pada Ketel atau boiler atau HRSG untuk dimanfaatkan pada proses penguapan, Mengingat gas buang ini masih memiliki enthalpy yang tinggi yang temperaturnya berkisar 531°C. di atas dapat dilakukan dengan mengurangi laju aliran_ massa ‘udara masuk Kompressor. Pada kebutuhan untuk beban sedang ya (misal 135 MW) atau diatas beban maksimal dari dua turbin gas (sekitar 90 MW), maka tentunya system harus dioperasikan secaragabungan (combine cycle) dengan menghubungkan langsung saluran gas btiang dengan ketel untuk produksi wap. Untuk memeperoleh fieksibilitas pengop. dan keandalan yang baik umumnya terdirir dari : 2 turbin gas + 21 ketel uap (HRSG) + | turbin uap atau +3 turbin gas + 3) ketel uap (HRSG) + | turbin wap, Konfigurasi sistem gabungan tersebut memiliki Keuntungan. bila salah satu turbin gas tidak beroperasi. Karena pemeliliaraan atau gangguan maka sistem tersebut masih dapat beroperasi dengan beban lebih rendah (partial load). Uap bekas yang telah berekspansi di dalam turbin—kemudian — dikondensasikan dengan menfaatkan air sungai sebagai media pendingin dan selanjutnya dipompakan kembali sebagai air pengisi kke masing-masing ketel Sumber air untuk turbin uap diperoleh dari sungai Cenrana’e dengan proses penjernihan dan pengolahan berteknologi tinggi sehingga sama. sekah tidak menghasilkan limbah sebelum dialickan Kembali ke sungai, Di bawah ini akan dijelaskan tentang proses pengkombinasian (combine eycele) dalam diagram T -S. 1 | 1 a Sane agsrT~$ she ogee pasa Gambar 5.2 Diagram 'S dari siklus gabungan Gambar diagram 'T-S dati siklus gabungan diperlihatkan di mana pada titik 1 - 2- merupakan proses pengisapan dan pemampatan udara atmosfer oleh kompresor, titik 2 - 3 merupakan proses pernbakaran di mana udara yang bertekanan dan bertemperatur cukup tinggi dimasukkan ke dalam, ruang bakar untuk selanjutnya mengalami_ proses pembakaran.sehingga menghasilkan gas dengan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, ttik 4 adalah langkah ekspansi di mana gas pembakaran ji untuk menggerakkan turbin, tik 4 - 5 s pengeluaran kalor atau gas buang yang sekaligus merupakan proses penyerapan kalor lef fluida air menyju ke fase uap dari titik 2s, -3s 4, ttik 4s - 5s merupakan langkah ekspansi uap menggerakkan turbin pada. instalasi uap, ttik 5.5 1s, adalah proses pelepasan kalor dalam Kondensor, sementara Is - 2s merupakan proses pemompaan fluida air untuk selanjutnya masuk ke dalarn ketel. 5.2 Prinsip Kerja Sistem ulama PLTG terdirl dari kompresor, ruang, bakar, turbin, dan generator. Udara luar diteKani dengan Kompresor yang umumnya dikopel lau diputar langsung dengan turbin gas untuk memperoleh jumlah oksigen guna keperluan pembakaran, Udara yang telah dikompresikan 138 EK, Voll tersebut selanjutnya dipergunakan untuk membakar bahan bakar dalam ruang baker (combustion chambers). Gas hasil pembakaran_diekspansikan melalui sudu turbin gas sehingga_menghasitkan momen putar pada poros turbin gas. Momen tersebut dipergunakan untuk memutar kompres ddan generator. Gas buang setelah berekspansi dalam, turbin terbuang Keluar dengan temperatur yang masih cukup tinggi (450 ~ $50 °C) Uap kering (Superheat) yang dihasilkan dari ketel gas buang selanjutnya dipergunakan untuk memutar turbin wap. Setelah diekspansikan dalam turbin uap, uap kering menjadi uap jenuh (basah) agar uap terbuang, uap tersebut dikondensasikan dalam kondensor yang didinginkan dengan air pendingin, untuk dipompakan kembali ke dalam ketel gas buang, 5.3 Peralatan Utama Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), merupakan pembangkit listrik Kombinasi antara Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLYG) dan Pembangkit Listrik tenaga Usp (PLTU) dengan memamfaatkan kembali gas byang PLTG untuk membangkitkan wap guna keperluan PLTU, ‘Tujuan pengkombinasian tersebut, adalah untuk membangkitkan efesiensi thermal Karena energi G panas yang terkandung dalarn gas buang PL lersebut dipergunakan untuk membangkitkan PLTU, Secara ringkas suatu instalasi utama PLTGU terdiri dari ‘Turbin Gas (PLTG). 2. Ketel Gas Buang (Heat Recovery Steam Generator, HRSG) 3. Turbin Uap. 4. Peralatan Kelengkapan lainnya (balance of plant) ambar 5.3 Instalasi gabungan Gas-uap sederhana (combine cyele) 139 5.4 Kapasitas Total Dari Sistem Siklus Gabungan (Combine Cycle) Penggabungan antara sistem turbin gas dan sistem turbin usp pada perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Sengkang, dapat mencapai efesiensi dari thermal menjadi 48.6 %e dibandingkan dengan etesiensi dari turbin gas sendiri sebesar 32,26 % untuk daya 45204,67 kW atau sistem turbin uap sebesar 31,3 % untuk daya 4585.47 kW. Hal ini dimungkinkan karena supply bahan bakar sebesar 280200 KW (2 unit) hanya. dilakukan pada unit turbin gas dan kemudian gas buang yang bertemperatur 531 °C, yang kemudian berekspansi menggunakan turbin uap dengan daya sebesar 45859,47 kW. Dengan demikian temperatur gas buang yang masih tinggi dan turbin gas justru menjadi faktor utama dalam perencanaan sebuah instalasi pembangkit daya gabungan (combine cycle) sekaligus mempengaruh tingkat efesiensi dan siklus secara keseluruhan. Untuk lebih jelas dari pethitungan diperoteh informasi, sebagai berikut 1. Keluaran daya turbin gas (2 unit) 2, Keluaran daya turbin wap (darl 2 unit HRSG) 3. Supply kalor pada, ruang bakar turbin gas Qunit) Efesiensi thermal turbin gas senditi 5. Efesiensi ‘Thermal turbin ap sendiri 6. Bfesiensi thermal siklus gabungan Pada data di alas diperlihatkan bahwa peningkatan efesiensi dari siklus combine cycle pada tinjauan gas buang berbeda dengan peningkatan efesiensi dari turbin sendiri, di mana pada sebuah instalasi PLG diharapkan temperature gas buang tidak terlalu tinggi untuk meningkatkan efesiensi sementara pada sistem gabungan atau instalasi PLTGU temperatur gas buang yang tinggi ‘mampu. meningkatkan efesiensi thermal secara keleseluruhan, Dalam Grafik dapat kita lihat sebagai berikut : Gambar 54 Grafik peningkatan efesiensi thernal secara keseluruhan 6. PENUTUP 6.1 Kesimpulan Dalam. pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut 1. Besarnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas terdiri dari dua unit turbin gas yang masing-masing berkapasitas 45204,61 kW (45 MW) dan dua unit turbin wap yang berkapasitas 45859,47 kW (45 MW), sehingga daya totalnya adalah 136268 kW (136.3 MW). 2. Penggabungan antara instalasi turbin gas dan instalasiturbin uap sebagai suatu instalasi gabungan (comhine cycle) dengan kapasitas total dayanya sebesar 136,3 MW pada PLTGU Sengkang, akan memeapaiefisiensi sebesar 48.6% dibandingkan dengan efisiensi instalasi turbin gas sendiri sebesar 32,26% dan efisiensi instalasi turbin uap sendiri sebesar 31,3% 6.2 Saran-saran 1. Kepada lemb: perididikan Universitas Islam Makassar, Jurusun Teknik Elektro. —hasil penelitian ini merupakan bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang pembangkitan. 2. Pemanfaatan dari energi gas buang ini sangatlah menguntungkan, bukan hanya pada PLTGU, ‘namun baik juga pada pembangkit-pembangkit tenaga gas yang lain ataupun pada pembangkit-pembangkit PLD yang bisa dimamfaatkan gas buangnya untuk -meneapai cfesiensi thermal yang ting; DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir, Penerbit Tenaga Listrik, Penerbit Universitas Indonesia (Ul-Press), 1996. Dietzel Fritz dan Dakso Srijono, Turbin, Pompa, dan Kompressor, Edisi_ Kedua, Erlangga Jakarta 1991 Hamvah Ibrahim, Teknik Tenaga Listrik, Penerbit Andi Affset. Yogyakarta 1991 Hicks Edwards, Teknologi Pemakaian Pompa, Penerbit Erlangga, 1996 M. J. Djoko Setyarjo, Wetel Uap, Edisi Kedua, PT Pradnya Paramita, Jakarta 1984, Rohl Kolhoyer (ABB), Combine Cycle Turbin Power Piant, 1991 Suprianto, Studi Penerapan Sistem Refrigerasi Absorpsi PLTD, Penerbit STT -MN, 1999. 140 EK, Voll MODIFIKASI RANCANGAN ALAT PEMANAS PEMBUATAN KERUPUK DENGAN KETEL UAP me I, Nomor 2, April 2006 Ahmad Hanafie dan Haslindah Dosen Program Studi Teknik Industri Pakultas Teknik Uniy. Islam Makassar ABSTRAK Memodifikasi alat pemanas pembuatan krupuk dengan mengunakan ketel uap (boiler) dengan tambahan isolasi dengan memperhatikan aspek-aspek fungsional, aspek finansial, aspek teknis, aspek ekonomi sehingga kapasitas produksi_meningkat dan sesuai kebutuhan konsumen, Dengan penerapan metode rekayasa nilai (value engineering method) diperoleh beberapa kriteria untuk menghasitkan sistem kerja ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven) meliputi : kriteria Kekuatan, kriteria biaya pelaksanaan, kriteria kemudahan pelaksanaan, kriteria-kriteria ini dapat digunakan sebagai kriteria untuk merencanakan sistem kerja ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven), Alternatif yang terbaik untuk sistem kerja Ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven), yaitu alternatif 1. alternatif ini merupakan ‘alternatif isolator ketel uap dengan menggunakan gypsum, dan mi nilikinilai (value) 7.11. Dengan metode rekayasa nilai dapat dihasilkan alternatif usulan yang memiliki penghematan biaya sebesar Rp. 1.466.661.03,/tahun Kata Kunci : Rekayasa Nildi, Perancangan Produk 1, PENDAHULUAN Latar Belakang Krupuk merupakan suatu produk yang diminati masyarakat sebagai makanan ringan, dimana dalam proses pembuatannya (proses produksi) diperlukan proses pemanasan produk pada saat sebelum hasil akhir dijual kepasaran, Sistem pemanas ini membutubkan suatu energi panas yang dihasilkan dari bahan bakar arang untuk memanaskan ketel (boiler). Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan_krupuk. Kebutuhan bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran ini berpengaruh pada biaya produksi yang dikeluarkan, Permintaan produk ¢krupuk) cukup besar dan ‘untuk memasaknya memerlukan energi/bahan bakar yang banyak. Dengan metode yang diterapkan selama ini (menggunakan boiler tanpa_isolasi), banyak terjadinya kehiln pemanasan dari boiler kelingkungan, ingga perlu dilakukan perancangan yang dapat menurunkan terjadinya kehilanganenergitersebut_sehingga dapat meningkatkan produksi dengan biaya ekonomis. (memberikan nilai tambah) dan tanpa mengurangi kualitas. sesuai_ kebutuhan konsumen. Dari rancangan yang dibuat melalui penggunaan isolasi yang dipasing pada sisi dinding boiler, akan mampu menurunkan —terjadinya —Kehilangan —_energi (meningkatkan energi terpakai), sehingga sekaligus 141 ‘menurunkan —konsumsi—bahan —bakar dan ‘mempercepat waktu produksi Memodifikasi alat pemanas pembuatan krupuk dengan mengunakan Ketel uap (boiler) dengan tambahan isolasi dengan _memperhatikan aspek- aspek fungsional, aspek finansial, aspek teknis, aspek ekonomis sehingga kapasitas — produksi ‘meningkat dan sesuai kebutuhan konsumen incangan sistem pemanas ini memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan sistem yang digunakan sekarang yakni dapat menghemat biaya bahan bakar, waktu proses produksi lebih singkat, Kapasitas.produksi yang lebih tinggi. 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Sejarah Rekayasa. Nilai (Value Engineering) Value analisis dikenal pada waktu perang dunia ke-2, saat itu perusahaan General Flectrie ‘menghadapi Kekurangan material dan tenaga kerja untuk memproduksi_—_komponen-komponen. persenjataan untuk pesawat terbang. Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan di atas, Lawrence D. Miles, salah seorang ahli perusahaan tersebut ‘mengembangkan suatu sistem yang disebut Analisis Nilai yang dapat’ mengurangi biaya dan juga meningkatkan hasil produksi Setelah Analisis Nilai ini dikenal manfaatnya, maka mulailah dipakai untuk berbagai_kegiatan EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 ptoduksi yang lain, Semenjak saat itu sistem) tersebut dikenal dengan nama Rekayasa Nilai (Value Engineering). Pada tahun 1972, Departemen of Public Building Service Amerika Serikat mengembangkan Rekayasa Nilai secara Iuas, yang menentukan bahwa Rekayasa Nilai merupakan keharusan bagi Konstruksi Manajer (CM) Service. Pada tahun 1975, Enviromental Production Agency (EPA) Amerika Serikat juga mengharuskan penggunaan Rekayasa Nilai. 2.2 Pengertian Rekayasa Nilai Pada tahun 1964, ketika sekertaris Robet Me. Namara_melancarkan Cost Reduction Program, maka pemerintah Amerika Serikat memanfaatkan Rekayasa Nilai untuk meningkatkan manajemen Beberapa definisi dan pengertian rekayasa nilai antara lain : LD. Miles (1972), jekayasa nilai adalah suatu pendekatan yang terorganisir dan kreatif yang bertujuan untuk: idemtifikasi biaya yang tidak perlu. Biaya tersebut adalah biaya yang tidak memberi kualit kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik atau silat yang diinginkan oleh ‘konsumen” Larry W. Zimmerman dan Glen D. Hart (1982) Rekayasa Nilai adalah satu teknik manajemen yang menggunakan — pendekatan sistimatis untuk meneapai keseimbangan fungsional lerbaik antara biaya, keandalan, dan penampilan suatu sistim atau produk.”” Edward D. Heller (1997) Rekayasa Nilai adalah suatu teknik yang mengidentifikasikan fungsi-fungsi yang diinginkan, menetapkan nilai-nilainya dan “‘mengembangkan alternatiF-alternatif untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut dengan biaya yang minimum.” Rekayasanilai adalah suatu_metode yang menckankan pada analisis berbagai fungsi item atau suatu sistim melalui pendekatan sistematis dan terarah untuk mencapai nilai guna dan pembiayzan ‘optimum bagi setiap rupiah yang dikeluarkan Dari definisi diatas terlihat bahwa_ teknik rekayasa nilai_menggunakan suatu_ pendckatan sistematis untuk mendefinisikan fungsi-fungsi yang diinginkan dalam mendesain suatu sistem, produk, atau. jasa, mengukur performansi fungsi-fungsinya sehingga performansi akhir yang dihasitkan akan sama atau mendekati performansi yang diinginkan pemakai dengan pertimbangan biaya yang optimal Karakteristik rekayasa nilai adalah sebagai berikut : 1. Berorientasi pada sistem untuk mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan dengan melakukanperancangan yang menpertimbangkanseluruh —dimensi permasalahan dan melihat keterkaitan antara komponen-komponennya. 2. Merupakan pendekatan multi disiplin, studi mengenai Rekayasa Nilai ini dilakukan oleh jompok orang yang berasal dari disiplin Berorientasi_ pada siklus.hidup guna ‘mempelajari total biaya yang harus dikeluarkan untuk dan mengoperasikan fasilitas selama siklus hidupnya, 4. Pola pikir kreatif, dimana proses perancangan harus dapat mengidentifikasikan alternatif- alternatif pemecahan masalah secara kreatif Berorientasi pada fungsi, yaitu. berusaha memenuhi fungsi-fungsi yang —dibutuhkan sebanding dengan nilai yang diharapkan, 2.3 Konsep Nilai Dalam Rekayasa Nilai Arti nilai (value) sulit dibedakan dengan harga (price) . Nilai mengandung arti subyektif apalagi jika dihubungkan dengan moral, estetika, sosial ekonomi dan lain-lain.Nilai dalam rekayasa nilai lebih banyak berhubungan dengan nila ekonomi arena ini berkaitan dengan masalah biaya dan ongkos-ongkos pembangunan suatu proyek. Nilai dapat didefinisikan sebagai sejumlah wang yang dapat diterima kembali dari suatu produk atau jjasa. Dengan kata lain bahwa nilai adalah kegunaan atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu produk atau jasa, Menurut Larry W. 7 dan Glen D. Hart (1982), nilai ekonomi 4 jenis, yaitu 1. Nilai guna (use value), yaitu + Nil menunjukkan seberapa besar kegunaan suatu produk /proyek setelah terpenuhinya suatu fungsi yang umummnya dipengaruhi oleh dan sifat produk/proyek tersebut 2. Nilai kebanggaan (esteem value), yaitu : Nilai yang menunjukkan seberapa besar kemampuan produk menimbulkan keinginan konsumen untuk memilikinya, dengan kata lain rasa Kebanggaan —memiliki —produk _ tersebut Kemampuan ini ditentukan oleh sifat_khusus dari produk seperti daya tarik, keindahan dari produk tersebut 142 EK, Voll 3. Nilai biaya (cost value), yaitu : Nilai yang menunjukkan jumlah pemakaian mater tenaga, peralatan serta biaya-biaya lainnya yang dibutubkan untuk menghasilkan suatu produk. 4. Nilai tukar (exchange value), yaitu : Nilai yang, menunjukkan —seberapa besar —_keinginan kkonsumen untuk berkorban atau mengeluarkan biaya untuk menukarkan bagian ity untuk sesuatu yang diinginkan, Secara matematis nilai dinyatakan sebagai berikut performansi Nilai (Value) = ———— (Valve) = Jumlah Biaya yang dikeluarkan Dimana 1. Performansi = Keuntungan atau manfaat yang diperolch dari fungsi-fungsi suatw produk, 2. Biaya = biaya total yang harus.dikeluarkan untuk —mendapatkan semua fungsi_ yang diinginkan. Usaha untuk — meningkatkan—nilai akan meningkatkan —efisiensi_ dan produktifitas mempunyai konsep perbandingan yang sama, Untuk memecahkan ini dilakukan pendekatan dengan melakukan —peningkatan —perbandingan _yaitu perbandingan masukan dan keluaran, 1. Menurunkan biaya: I turum, O tetap. Menurunkan biaya biasanya banyak dilakukan namun harus benar dikendalikan dan diawasi sehingga nilai produk tetap. 2. Melakukan pengembangan: I naik lebih keci, O naik lebih besar. Jarang dilakukan Karena menaikkan masukan sangat sulit sedangkan dana yang tersedia 3. Bekerja dengan lebih cerdik: I tetap, O naik. Masukan yang tetap dapat _-menghasilkan Keluaran yang lebih, sehingga menurunkan ongkos produksi satuan, ‘Tindakan ini dilakukan dengan memberikan motivasi dan semangat kerja, biasanya bersifat sementara sulit bertahan dalam jangka waktu lama. 4. Menurunkan I dan O: T turun lebih besar, O) turun lebih keeil Dengan mereduksi biaya sehingga keluaran ikut menurun, 5. Bekerja lebih efektif: I turan, O naik Dengan menekan masukan serendah-rendahnya dan berusaha meningkatkan Keluaran dengan pengontrolan nilai. Cara ini baik digunakan untuk -meningkatkan nilai, produktifitas, dan efisiensi. 13 24 Pengertian dan Analisa Biaya Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam ‘mengembangkan, memproduksi dan aplikasi produk. Penghasil produk selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, reabilitas dan maintability karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya — pengembangan ‘merupakan Komponen yang cukup besar dari total biaya. Sedangkan perhatian terhadap biaya produkst sangat diperlukan Karena ering mengandung jumilah biaya yang tidak perlu (unnecesarry cost) Seperti halnya kegiatan pengendalian yang analisis biaya juga diperlukan untuk tolak ukur atau pembanding guna mengukur fakta-fakta yang telah terkumpul pada tahap informasi. Pentingnya analisis biaya bertambah Karena rekayasa nilai_ bertujuan untuk —mengetahui hubungan antara—fung sesungguhnya terhadap biaya yang diperlukan dan memberikan cara pengambilan keputusan mengenai usaha-usaha yang diperlukan selanjutnya, Misalny: apabila berdasarkan rekayasa nilai diperkirakan bahwa biaya untuk memproduksi satu produk: terlalu mahal, mungkin sekali lebih baik produksi dibentikan atau dicari altematif lain, Perhatian rekayasa nilai ditujukan pada Komponen biaya terbesar, yaitu. material, tenaga kerja dan overhead. 1. Material Jenis material tergantung pada macam usaha Termasuk dalam klasifikasi ini adalah instrumen atau bagian-bagian lain yang siap dipaka. 2. Tenaga Kerja Jumlah biaya untuk tenaga kerja umumnya cukup besar, yaitu terdiri dari satuan unit kali jam-orang terpakai 3. Overhe: Overhead dapat terdiri dari bermacam-may elemen, seperti pembebanan bagi operasi perusahaan (pemasaran, kompensasi pimpinan, sewa Kantor dan lain-lain). Termasuk juga dalam. klasifikasi ini adalah pajak, asuransi, administrasi dan lain-lain Tabel 2.1 Komponen-komponen Biaya Total No. Komponen. 1._| Material 30.0 2._| Tenaga Kerja 25.0 3._["Tes dan Inspeksi 40 4._| Engineering dan Kepenyeliaan | 6,0 5._| Overhead 30.0 6. [Taba 5.0. dapat didefinisikan sebagai karakteristik dari suatu proyek atau produk yang diperlukan untuk memenuhi Kebutuhan atau Keinginan sehingga menyebabkan —dapat_—_bekerja (menimbulkan performansi). Secara umum fungsi apa cibedakan sts dua jenis yt: Fungsi dasar (fungsi primer) Merupakan — spesifikasi—pekerjaan atau identifikasi dari suatu produk atau proyek, merupakan tujuan utama yang harus dipenuhi, sehingga apabila fungsi tersebut tidak dipenuhi maka produk tersebut tidak —-mempunyai kegunaan atau arti sama sekali 2. Fungsi pendukung (fungsi sekunder) Merupakan pelengkap dari fungsi utama yang mungkindibutuhkan guna memberikan performansi yang lebih baik. Fungsi pendukung masih bisa dibedakan menjadi a. Fungsipendukung yang iperlukan Merupakan fungsipendukung yang memang diperlukan dan keberadaannya benar-benar ‘membantu dalam meningkatkan performansi. b. Fungsi pendukung yang sebenarnya tidak penting Merupakan fungsi pendukung yang dapat Gibilangkan atau malah harus dibilangkan arena keberadaan fungsi semacam ini akan menambah biaya yang harus dikeluarkan tanpa memberikan Kontribusi_ yang cukup berarti memang, 2.6 Function Analysis System Technique (FAST) FAST merupakan teknik penyusunan diagram fungsi secara sistematis untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi dan menggambarkan kaitan dari fungsi-fungsi. Dengan kata lain dapat diu bahwa PAST adalah suatu metode yang untuk —mengidentifikasi proses-proses yang. kelompok dan menentukan fungsi yang dibutuhkan langkah demi langkah untuk mencapai tujuan ‘Tujuan FAST adalah menyederhanakan operasi, rencana prosedur istilah-istilah yang, diaplikasikan, Beberapa istiah yang terdapat dalam, teknik PAST adalah sebagai berikut 1. Fungsi (function) AdalahKarakteristik suatu sistem yang. memenuhi Kebutuhan atau kegunaan yang. diinginkan, hal yang dijelaskan oleh suatu kata kerja (verb) dan kata benda (noun), tanpa pengidentifikasi bentuk baku dari komponen atau elemen secara aktual 2. Fungsi dasar (basic function) Adalah fungsi yang dibutubkan, tujuan atau prosedur suatu item schingga dapat bekerja, Tanpa fungsi ini, suatu sistem yang akan didesain tidak dapat bekerja 3. Fungsi pendukung (supporting function) Adalah Karakteristik item yang tidak esensial untuk digunakan. Walaupun sering diinginkan, namun tidak secara langsung~-memberikan konstribusi prestasi pada fungsi dasar. 4, Fungsi yang tidak diperlukan (unnecessary function) Adalah suatu elemen atau karakteristik yang tidak diperlukan bekerjanya suatu item, Fungsi- fungsi ini harus dihilangkan, Karena bersifat ‘merugikan suatu desain. 5. Fungsi tingkat tinggi (hingger level function) Adalah fungsi yang berbeda disebelah_kiri dalam diagram’ FAST. Fungsi ini dapat sitemukan dengan mengajukan_pertanyaan Mengapa (why), fungsi ini harus dilaksanakan ? 6. Fungsi tingkat rendah (lower level function) ‘Adalah_fungsi yang berbeda pada bagian sebelah kanan dalam diagram FAST. Fungsi ini dapat ditemukan dengan mengajukan pertanyaan: Bagaimana (how) fungsi ini harus dilaksanakan ? 7. Fungsi jalur kritis (critical path function) ‘Adalah fungsi yang menggambarkan rangkaian atau urutan bagaimana (how) atau mengapa (why) pada fungsi-fungsi yang saling berdampingan. 8. Batas lingkup (slope line) Adalah ——-menjelaskan_ tentang _batas-batas pembahasan pada diagram FAST, yang ditujukan sebagai daerah yang dibatasi oleh 2 (dua) garisvertikal yang” masing-masing berbatasan dengan fungsi tingkat tinggi (untuk elah iri) dan fungsi tingkat rendah (untuk sebelah kana), 2.7 Rencana Kerja Rekayasa Nil Rencana kerja rekayasa nilai merupakan suatu ‘metodologi standar yang digunakan untukRencana rekayasa nilai mempunyai_kelebihan- kelebihan yang bernilai, yaitu sebagai berikut 1. Suatu pendekatan yang terorganisir 2. Rencana kerja menghilangkan daerah-daerah dengan biaya tinggi 3. Rencana kerja mendorong. seseorang untuk berfikir lebih dalam 144 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 4, Merupakan suatu pendekatan yang obyektif 5. Merupakan pendekatan yang umum dan universal Reneana kerja yang telah berkembang dewast ini dikenal mempuayai beberapa versi yang pada dasarnya mempunyai prosedur yang sama. Gambar 2.1 Hubungan antar fase dalam reneana, kerja lima tahapan rekayasa nilai Versi rencana kerja umummya digunakan adalah rencana kerja standart five phase, dimana masi masing tahapnya diuraikan dibawah ini : 1. Tahap Informasi ‘Tujuan tahap informasi adalah a. Memperoleh pemahaman yang menyeluruh atas sistem, struktur, atau item yang dipelajari yaitu dengan cara mengumpulkan informasi, keterangan, fakta-fakta data yang berhubungan dengan masalah sebanyak dan selengkap mungkin. b. Diperoleh gambaran akan masalah nilai objek yang dipelajari dengan meneari deskripsi_ fungsinya dengan pendekatan fungsional dan memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi fungsi primer 2. ‘Tahap Kreatif Tahap ini bertujuan untuk men nbangkan sejumlah metode alternatif demi tereapainya fungsi dasar. Mengembangkan alternatif- alternatifsebanyak mungkin dan kemudian dikombinasikan guna didapatkan_ pemecahan salah yang terbaik. Dalam tahap ini setiap alternatif belum boleh dievaluasi. Disini dibutuhkan kreatifitas berfikir dalam tim rekayasanilai untuk memperoleh alternatif- alternatif tersebut 3. Tahap Analis ‘Tahap ini bertugas untuk menyaring ide-ide, menguji, menganalisis, mengevaluasi dan menilai semua alternatif-alternatif yang telah dimuneulkan pada tahap kreatif. Dalam tahap inj dilakukan evaluasi terhadap ide-ide tersebut untuk mengetahui ide mana yang dapat dikembangkan dan direkomendasikan peningkatan nilai dari suatu proyek atau s 145 Pertanyaan kunci pata tahap analisis ini adalah “berapa biaya setiap alternatif” 4, Tahap Pengembangan Tujuan —tahap —pengembangan adalah ‘mempersiapkan laporan tertulis yang berisi rekomendasi altematif terpilih yang merupakan hasil kerja tim rekayasa nilai, Dalam tabap ini diadakan kemungkinan pelaksanaannya dari fuktor teknis dan ekonomis, yang semuanya dilengkapi dengan rekomendasi ‘masing-masing. Langkah-langkah pada fase pengembangan adalah sebagai berikut a, Membuat desain perbandingan. b.Mensketsa desain yang diusulkan. ambarkan alternatif atau desain yang mendasikan dan berisi apa saja. dd. Membandingkan analisa biaya siklus hidup, ©. Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari masing-masing —alternatif’ yang direkomendasikan. f. Mendiskusikan implikasi dan persyaratan untuk mengimplementasian alternatit 5. Tahap Presentasi ahap ini merupakan fase yang penting dimana hasil yang telah dicapai oleh tim rekayasa nilai dipresentasikan dimuka manajer atau pemilil perusahaan, dimana akan diterangkan tentang Keuntungan dan kerugian yang akan didapat dari pengimplementasian “alternatif terpilih tersebut evaluasi 2.8 Proses Desain Konvensional Proses desain adalah suatu Kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Pada proses desain selalu. menggunakan aplikasi dari Prinsip-prinsip ilmu—pengetahuan dengan memperhatikan beberapa faktor tertentu, Faktor faktor yang dominan tersebut antara lain : faktor manusia, faktor waktu, fuktor ekonomi, faktor hukum, Beberapa karakteristik dari proses desai adalah sebagai berikut : 1, Berorientasi pada item, permasalahan yang ada harus didefinisikan dengan teliti dan terstuktur agar tujuan desain menjadi jelas. 2, Beraneka ragam, artinya tidak ada_batasan mengenai jumlah —solusi- untuk suatu permasalahan, Semua ide harus dikemukakan secara bebas. 3. Berkendala, artinya banyak Kendala yang membatasi kebebasan untuk —menghasilkan solusi. Kendala-kendala tersebut antara tain EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 hukum alam, ekonomi, kemanusiaan, hukum 1, Fasilitas produksi 4. evolutif, artinya perkembangan selalu terjadi setiap saat, sehingga tidak mungkin untuk menggunakan hasil teknologi baru, 5. Bersifat probalistik, data tersediaselalu mengandung ketidakpastian, sehingga tidak pernah diperoleh suatu hasil desain yang benar- kan, 6. Bersifat perbandingan, artinya desain yang baik berdasarkan perbandingan antara nilai dan biaya produksi belum ada metodologi yang jelas untuk menentukan besar nilai suatu desain sehingga penilaian lebih bersifat subye 7. Bersifat kendala yang melengkapinya, 2.9 Prosedur Desain Secara garis besar prosedur desain_ meliputi tahap-tahap sebagai berikut 1. Mendefinikan kebutuhan 2. Membuat konsep solusi 3. Melakukan vertfikasi konsep solusi 4, Melakukan modifikasi konsep solusi 5. Melakukan prosedur manufaktur Permasalahan yang ada pada umumnya melibatkan bidang ekonomi untuk kepentingan masyarakat. Klasifikasi permasalahan akan mudah dalam melakukan perumusan masala adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan masalah secara benar. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses desain dapat dibedakan sebagai berikut 1. Tujuan yang merupakan solusi terhadap permasalahan 2. Tujuan —sekunder yang pencapaian tujuan utama ‘meningkatkan 2.10. Konsep Desain Dalam memenuhi tujuan desain yang. telah didefinsikan, maka diperoleh sejumlah konsep desain yang bisa memenuhinya, Dalam hal ini dibutuhikan kreatifitas untuk mendapatkan sebanyak: mungkin Konsep desain. Proses berpikir secara Kreatif merupakan proses psikologi dalam diri manusia, Namun tabap-tahapnya dapat diuraikan sebagai berikut : Mengidentifikasikan masalah Mengumpulkan informasi Masa inkubasi Membangkitkan ide 3. METODOLOGI Langkah-langkah dalam melakukan rekayasa nilai pada tugas ini adalah berdasarkan rencana kerja (ob plant) dari rekayasa nilai (value manajemen), Rencana kerja ini merupakan suatu pendekatan yang —sistimatis Karena mampu memberikan petunjuk dalam proses penyelesaian masalah secara bertahap, 3.1 Adapun tahapan pemecahan masalah yang dilakukan seperti pada floweart dibawah ini Tyjuan Relayasa fof Tinjauan Pst ¥ tenia tgs koe ean Tahap ¥ Infoctnasi Pengunpulan Data ¥ Analisis fungi hea pra “rag Kreatif Pengumpulan Data “Mengemsngkan Altrati Taap ay Analisa Mengunalicn altematif —— lena yang tela buat Ta ¥ Pengembungan] Mengevaluasi altri exp SP Anais buy alterna’ = Menghitung value Meni alfernati erbaik Trap Pessealase Mempasentselan alten eh Porentse mi etings 146 EK, Voll me I, Nomor 2, April 4, VALUE MANAJEMEN 4.1 Pase Informasi ‘Tahap informasi ini, merupakan tahap awal dari rencana Kerja, dimana pada tahap ini dikumputkan data-data tentang proses dan system, kerja ketel uap sebagai pemanas yang digunakan ‘untuk memanaskan material (adonan dalam oven). 1. Proses kerja ketel uap sebagai berikut a. Mengaliri ketel dengan air hingga beri volume dari ketel b, 2.. Ketel dipanaskan dengan menggunakan bahan —bakar aang pada tungku pembakaran, api masuk melalui pipa-pipa gus yang terpasang dalam —tangki Gjumlatnya 20 batang) ¢. Mengalirkan uap dari ketel__ketempat pemanasan (oven)yang telah disi dengan adonan.Uap mulai_dialirkan pada tekanan 2 kg/em’ dan suhu 120 °C. 2. Spesifikasi peralatan, a. Tungku Pembakaran - Panjang = 90cm - Lebar 90m = Tinggi = =90em b. Ketel. = Diameter =90em ~ Panjang = 150 - Suhu air dala ketel = 120° = Suhu ruangan 40°C ¢. Pipa dalam ketel 20 batang. = Diameter = 2inch - Panjang = 150m dd. Alat kontrol - Termometer untuk mengukur subu (140 - 160 °C ~ Barometer untuk mengukur tekanan (kg/em’) ~ Pipa pelimpah air untuk mengeluarkan air, yang jika melebihi volume yang dentukan dapat terbuang lewat pipa in. ~ Pipa pengisian air kedalam boiler/ketel = Alat kontrol air untuk mengetahui jumlah/volume air dalam ketel - Pipa untuk penguapan yang dihubungkan ke pemanas (oven) ukuran Panjang 500 em dengan diameter 2 inch, ce. Tempat penampungan sisapanas yang terbuang dari boiler dimanfaatkan untuk memanaskan air yang digunakan untuk pencampuran adonan (70 x 90 x 90) Cm. £. Dasa cerobong berukuran (60 x 90 x 150) cm 147 g. Cerobong berdiameter 45 cm , Tinggi = 700 em , untuk pembuangan asap h. Oven (tempat pemanasan material/adonan) (250 x 120 x 170 )Cm dengan kapasitas 3 4.2 Tahap Pase Kreatif (Kreative pashe) Pada tahap ini akan dimunculkan alternatif alternatifusulan dari Kondisi awal sebagi perbandingan dalam memilih alternatif yang dapat ‘memberikan keuntungan tertinggi dari sitem kerja ketel ini, Adapun masalah yang akan dibahas yaitu bagaimana_menahan panas pada bagian boiler sehingga tidak melepaskan panas ke lingkungan 1. Tahap awal (Alternatif 0). Boiler tidak terisolasi, sehingga memungkinkan panas yang timbul dalam boiler dapat berinteraksi dengan Jingkungan luar 2. Alternatif’ usulan : a. Boiler diisolasi dengan bahan Gipsum b. Boiler diisolasi dengan bahan Asbes ¢. Boiler diisolasi dengan bahan semen tahan api Sedangkan dimensi (volume) isolasi antara ketiga alternatif adalah sama. ILTEK, Volume I, Nomor 2, April 2006 4.3 Pase Analisa ‘Tabel 4.1 Pase Analisis ‘Aliernati 0] Aliernatif | ANernatif2 | ANernaiit 3 DATA (Ganpa isotasiy | Gypsum | Ashes | Semen tahan api UBTUbeE 3 0S 7 13 Ade) CTS0GT | __ TS96T | __ 67.5067 CTSDGT Bisicnsi 075 075 075 075 2is4 aise 2184 2184 Garigr) ‘Suhu Boiler (Tb) CF) 248 248 248 248 Subu Lingkungan (1) CP) Tor 0 04 Tor Biaya Energi arang 12700 12700 12700 12700 (Rp/MMBTU) Vorume Totast am") 0] 00s7sT | o0a7s7 ‘OOFTST Berat Jenis (p) (kg/m) 1400 2000, +2500, Targa Isolast (Rpika) B00 7300 7500 Perhitungan T. Besamya pans yang hilang = (U0 % Ax (Ib = 11) x) elisiensix<1,000.000) (MMB) MMBTU/yr = 10BTU/ 141.72593 [708673 [28345189 | ADSITIBE 2. Biaya energi yang hilang Pans. yang hilang x biaya energi | 1.799.919,57 | $9.99594 | 3599839 | 539.975,86 rang 3. Perhitungan pemasangan isolasi Berat isolasi (V x Berat jenis) (ke) (6598 95.14 118.925 Biaya bahan (berat x harga) 133196 123682 2259875 Baya pemasangan 170000 150000 130000 ‘Total Biaya pemasangan 243262.6 27377714 356076.43 4. Total biaya = biaya energi yang hilang + Diaya pemasangan iolash L79.91957| 33325854 [ 33 7T6LOF | 99605229 Pemitihan alternati: Jadi alternatif. 1 yang terbaik Karena dapat memberikan total penghematan biaya terbesar dari alternatif lainnya dengan besar _penghematan, Rp. 1.466.660.9/tahun, Gypsum mudah diperoleh, cara pemasangan mudah dan mudah bila ingin mengganti 4.4 Perhitungan Nilai (Value) Dari perhitungan pada diperolehnilai_ performance tahap sebelumnya, dan biaya (cos pemasangan isolasi dari alternatif’ terpili dan diperbandingkan dengan disain awal, sehingga pada akhimya diperoleh suatw nilai (value) yang menjadi acuan guna memilih alternatif yang terbaik. Dengan didasarkan pada alternatif yang memiliki nilai yang terbesar. Untuk perhitungan nilai value digunakan rumus _ Performance p) Cost(c) Value 148, EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 Dari persamaan diatas, maka nilai merupakan suatu besaran_ yang tidak mempunyai satuan,sedangkan biaya mempunyai satuan rupiah. Kemudian untuk mendapatkan nilai (value) alternatif, maka performance (p) haruslah dikonversikan kedalam rupiah, yaitu konversi performansi dalam nilai skor dirubah menjadi. performanci dalam nilai_rupiah, Pengkonversian ini didapatkan dengan melakukan perbandingan performance alternatif awal dengan alternatif terpilih Ke-n, Diasumsi nilai (value) alternatif awal sama dengan 1 (satu), seperti dibawah ini: Perbandingan nilai alternatif awal dengan alternatif terpilih, ke-n adalah : Vo=Vn C’n- merupakan besarannilairupiah untuk performance sebesar Pn maka diperoleh vn=P2C*2 Ca Gn Dimana Vo =Nilai (value) alternatif awal Vn =nilai alternatif ke-n Po = Performance alternatif awal Pn = Performance alternatif ke-n Co = Biaya (Cost) alternatif awal Ch = Biaya alternatif ke-n C'n =Performace alternatif ke-n dalam nilai rupiah Dengan menggunakan persamaan diatas, dapat dihitung besarnya nilai (value) dari masing-masing alternatif awal. Dimana diasumsi nai dari aternatif| awal sama dengan 1, yang akan digunakan sebagai dasar untuk mencarialternatif yang. terbaik Adapun cara perhitungan sebagai berikut 149 ‘Meneari nilai alternatif Alternatif’ 1. No isolator - Performance: 20-5 =15 - Cost Rp. (1.799.9.9,57 +0) Gypsum = Performance — : 200,25 = 19.75 = Cost Rp. ( 89,995.94 +243,262.6) = 333.258,54 Asbes = Performance :20-1 = 19,75 = Cost : Rp (359.983,904273.777.14) = 633.761.04 4, Semen = Performance — : 20- = Cost : Rp.(539.975,86+356.076,43) = 896 5 = 18. NxP, axP, c Vv % y ° Gy Co Co Py 1.799.919.57 n= = 119,994,638 15 119,994,638 x 19.75 (=| ecesmeeet = 111 333.258,54 119,994,638 x 19 60 633.76 1.04 119,994,638 x 18.5 896,052.29 4.5 Tahap Persentase Tahap persentase ini merupakan tahap akhir dari rencana kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering). Setelah melalui tahap analisa dan tahap pengembangan, maka dari hasil perhitungan diperoleh nilai (value) tertinggi. Berdasarkan hasil peshitungan pada tahap analisa, diperoleh alternatif terbaik untuk system Kerja Ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk _memanaskan material (adonan dalam oven) adalah alternatif 1 dengan nilai (value) sebesar 7,11. Adapun alternaif EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 terbaik ini merupakan altemnatif isolator ketel wap dengan menggunakan gybsum Dari kasus system kerja Ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven), setelah dilakukan analisa dengan penerapan metode Rekayasa Nilai diperoleh beberapa keuntungan dari alternatif tersebut (alternatif 1) yang diusulkan dibandingkan dengan alternatif awal (Kondisi yang ada pada saat ini). Adapun Keuntungan dari alternatif 1 ini adalaly a. Alternatif ini memiliki- nilai, energi yang terbuang sebesar 0,25 BTU/hr {0F las 67.5967 f°, efisiensi sebesar 75%, waktu operasi Ketel wap 2184 hriyr, suhu boiler 248 °F, suhu lingkungan 104 °F, biaya energi arang 12700 Rp/MMBTU, volume isolasi 0.04757 m°, brat jenis isolasi 1400 kg/m’, dan harga isolasi Rp 2000,-fkg b. Dari segi biaya, bahwa penghematan pada alternatif I berdasarkan kasus system kerja uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven) diperoleh penghematan biaya yang dibutuhkan tethadap alternatif awal (desain awal) sebesar Rp. 1.466,661,03, Dimana biaya untuk alternat wal (desain awal) sebesar Rp. 1.799.919,57 sedangkan biaya untuk alternatif —usulan (alternatif 1) sebesar Rp. 333.258,54. ¢. Dari segi pelaksanaannya, walaupun dilakuakan penambahan material namun material tersebut (gybsum) — mudah_ —diiperoleh, cara pemasangannya mudah, dan mudah melakukan penggantian, 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa yang, diperoleh tentang penerapan metode rekayasa nilai (value engineering method) yang berkaitan dengan pemilihan alternatif Komponen sistem kerja ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven), diperoleh beberapa kesimpulan serta saran seperti dijelaskan di bawab ini 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan analisa ya dilakukan dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan penerapan metode rekayasa nilai (value engineering method) diperoleh beberapa kriteria untuk menghasilkan sistem Kerja Ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven) meliputi: kritetia kekuatan, kriteria biaya pelaksanaan, kriteria kemudahan pelaksanaan, Kriteria-kriteria ini dapat digunakan_ seb: Kriteria untuk merencanakan sistem kerja ketel uuap sebagai pemanas yang digunakan untuk ‘memanaskan material (adonan dalam oven). ‘Alternatif yang terbaik untuk sistem kerja ketel uuap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven), yaitu alternatif 1. alternatif int merupakan alternatif isolator Ketel uap dengan menggunakan gypsum, dan memilikinilai (value) 7,11 Dengan metode rekayasa nilai dapat dihasilkan alternatif usulan yang memiliki penghematan biaya sebesar Rp. 1.466.661,03./tahun 2 5.2 Saran-saran Beberapa saran yang dapat diusulkan agar hasil yang diperoleh lebih baik dalam ‘mengimplementasikan metode rekayasa nila beberapa hal yang perl dijadikan_pertimbangan, yaitu 1, Metode rekayasa nilai ini sebaiknya diterapkan pada tahap awal, Karena pada tahap ini belum. banyak biaya yang dikeluarkan bagi pengerjaan suatu proyek atau produk. 2. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, perlu membentuk suatu tim kerja dari berbagai disiplin ilma yang memiliki keablian dan pengalaman dari permasalahan yang dikerjakan. 3. Hasil studi ini merupakan suatu usulan alternatif| dalam merencanakan system kerja ketel wap sebagai pemanas yang digunakan untuk ‘memanaskan material (adonan dalam oven), 4, Metode rekayasa nilai ini dapat diterapkan pada system laimnya, terutama pada system industri ‘manufaktur. DAFTAR PUSTAKA Basterfield, Dale H, Total Quality Management, Prentice Hall Englewood Cliff, New Jesey, 1995, Cohen, Lou, Quality Function Deployment : How to Make QED Work for you. Addison-Wesley Publishing Company, Massachuset, 1995 Prmest J. Me CORMICK, Human Factors In Engineering And Design, Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi. Karl T. Ulrich, Steven D. Eppinger (2001), Perancangan dan Pengembangan Produk, Me Graw Hill 150 ILTEK, Volume I, Nomor 2, April 2006 Sritomo — Wignjosoebroto,— Materi_—_kuliah Perencanaan dan Pengembangan Produk semester dua Pasacasarjana ITS, 2002 ‘Sudjana (1989), Metoda Statistika, penerbit Tarsito, Bandung. Sutalaksana dkk (1979), Teknik tata cara kerja. Jurusan THT. 151 I, Nomor 2, April 2006 URBANISASI, DAMPAK DAN STRATEGI KEBIJ AKAN Andi Muhammad Arif Bijaksana Kandidat Doktor Ilmu-ilmu Teknik Spesialis Elektro Pasca Sarjana Univ. Hasanuddin, ABSTRAK Dalam batas-batas tertentu urbanisasi dapat mendorong pembangunan tetapi sebaliknya dapat juga menghambat pembangunan, urbanisasi merupakan suatu gejala yang cenderung dilihat dari sisi demografis semata-mata, hal ini sebenarnya Kurang tepat Karena urbanisasi dapat dilihat secara multidimensional, jadi Kekuatan sentripetal (centripetal forces) sebagai kekuatan yang mengikat tinggal di daerah asal, antara lain adalah : jalinan persaudaraan / kekeluargaan yang erat di desa, sistem gotong royong masyarakat perdesaan, keterikatan pada tanah pertanian (budaya agraris), Keterikatan pada tanah kelahiran, aspek religius yang bersifat pribadi, adanya makam keluarga dan sebagainya, Sedangkan kekuatan sentrifugal (centrifugal forces), sebagai kekuatan mendorong untuk meninggalkan daerah asal atau kekuatan yang melawan kekuutan sentrifugal schingga terjadi migrasi sirkuler. Adapun dampak positif mengatakan, antara lain urbanisasi merupakan faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi secara kescluruhan, urbanisa merupakan suatu cara untuk menyerap pengetahuan dan kemajuan-kemajuan yang ada, di kota, urbanisasi yang menyebabkan terjadinya perkembangan kota, selanjutnya memberikan getaran _(resonansi) perkembangan bagi daerah-daerah perdesaan sekitarnya. Adapun dampak negatifnya adalah "Over urbanization” dan “Urban primacy". Over urbanization yaitu kelebihan penduduk sehingga melebihi daya tampung kota, Ini merupakan gejala makin meningkatnya daya tarik kota besar yang _menimbulkan dysfunctional condition. Hal ini dapat dilihat dengan ketimpangan antar daerah dan semakim beratnya beban pemerintah kota, Sedangkan Urban primacy adalah timbulnya dominasi kota besar terhadap kota-kota kecil sehingga tidak berkembang, dominasi tersebut dapat dilihat dari konsentrasi ekonomi, alokasi sumber daya, pusat pemasaran, pusat pemerintahan dan nilai-nilai sosial politik, Over urbanization dan Urban primacy adalah merupakan masalah yang di rasakan oleh kota dimana akan menimbulkan masalah-masalah yang akan mempengaruhi perkembangan suatu kota, adapun masalah-masalah yang dapat ditimbulkan antara lain pengangguran, perumahan/ permukiman kumuh, transportasi/lalu lintas, degradasi moral dan kejahatan 1. PENGANTAR berbagai akibatnegatif, baik terhadap negara Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian dewasa ini Karena tidak hanya berkaitan dengan masalah demograi, tetapi juga mempunyai pengaruh penting terhadap pros pertumbuhan ekonomi (Davis, 1987, Pernia, 1984 dalam Keban TY, 1990). Dalam batas-batas, tertentu urbanisasi dapat mendorong pembangunan tetapisebaliknya dapat juga menghambat pembangunan. Hubungan yang positif antara tingkat urbanisasi suatu negara, dengan tingkat pendapatan per kapita negara yang bersangkutan, hal ini didukung oleh data empiris pada beberapa negara sehingga memberikan keyakinan bahwa urbanisasi mempunyai peran yang penting dalam pembangunan berimpukasi bahwa dalam rangka mempercepat proses pembangunan, urbanisasi diperhukan. ‘Ada pendapat lain dimana tidak menerima hipotesisi tersebut, ia berpendapat bahwa proses yang tidak terkendalikan justru akan menimbulkan secara keseluruhan maupun terhadap penduduk kota serta daerah terbelakang, dimana_ proses urbanisasi yang berlebihan menunjukkan adanya spatiodemographic imbalance atau sering dikenal dengan istilah ——overurbanization atau pseudourbanization (Smith, 1988, dalam Keban Y, 1990) dan urban primacy dimana timbulnya dominasi kota besar terhadap kota-kota k pingga tidak berkembang, dimana proses ini dianggap sebagai penghambat ngunan, 2, GERTIAN URBANISASI Sebelum menjawab tentang faktorfaktor apa yang mempengaruhi terjadinya urbanisasi dan dampak yang ditimbulkan, —serta _ strategi kebijakannya terlebih dahulu diterangkan tentang apa yang dimaksud dengan urbanisasi Menurut Keban T. Y dalam Poungsomlee and. Ross (1992), urbanisasi merupakan suatu gejala 152 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 yang cenderung dilihat dari sisi demografis semata-mata, hal ini sebanarnya Kurang tepat karena —urbanisasi_ dapat dilihat_—secara multidimensional. Disamping dimensi demografs, urbanisasi juga dapat dilihat dari proses ekonomi politik (Drakakis-Smith, 1988), modernisasi (Schwab,1982) dan legal atau administrasi. Dilihat dari segi_pendekatan demogratis urbanisasi dapat diartikan sebagai proses peningkatan Konsentrasi penduduk di perkotaan sehingga proporsi_ penduduk yang tin, diperkotaan secara keseluruhan meningkat, dimana secara sederhana konsentrasi tersebut dapat diukur dari proporsi penduduk yang tinggal diperkotaan, ke perubahan ‘proporsi tersebui atau kadangkadang perubahan jumlah pusat kota Dari pendekatan ekonomi politik, urbanisasi dapat didefinisikan sebagai transformasi ekonon dan sosial yang ditimbulkan sebagai akibat da pengembangan dari ekspansi__kapitalisme (DrakikisSmith,1988). Sedangkan dari konteks moderinisasi, urbanisasi dapat dipandang sebagai perubahan dati orientasi tradisional ke orientasi modem tempat terjadi difusi_ modal, teknologi nilai-nilai, pengelolaan kelembagaan dan orienta potitik dari dunia barat (kota) ke masyarakat tradisional (desa). Sedangkan Konteks legal urbanisasi dapat dilihat dari pengembangan kota/ kotamadya yang telah ada. Kota-kota.tersebut secara hukum memiliki batas administrasi tertentu, dan hanya dapat berubah melalui satu aturan legal- formal. Konteks ini berbeda dengan konteks fungsional batas-batas Kotanya lebih ditentukan oleh fungsi atau karakteritik lokasi. Eyeret’ S. Lee (1976) mendefinisikan pengertian migrasi dalam arti luas yaitu perubahan tempat tinggal secara’_permanen tidak ada pembatasan jarak perpindahan dan sifatnya serta tiap migrasi_ mempunyai tempat asal, tempat tujuan dan adanya rintangan yang menghambat/ rintangan. Adapun faktor-faktor — sebingga_terjadi urbanisasi dimana faktor sosial ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi Kebutuhan (needs) seseorang menyebabkan orang, tersebut ingin pergi ke daerah lain yang dapat memenuhi kebutuban tersebut, Jadi antara daerah asal dan daerah tujuan terdapat perbedaan nila kefaedahan wilayah (pl ity). Dimana daerah tujuan harus mempunyai nilai kefaedahan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah asal unttik dupat menimbulkan mobilisasi penduduk. 153 ‘Ada beberapa kekuatan yang _menyebabkan orang terikat pada daerah asal dan ada juga kekuatan yang mendorong orang untuk ‘meninggalkan daerah asal_ (Mitchell, 1961). Kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal di sebut kekuatan — sentripetal (centripetal forces) dapat berupa— ikatan jan, huburigan sosial, pemilikan tanah, ainya dan Kekuatan yang-mendorong orang untuk meninggalkan daerah asal cii sebut kekuatan sentrifugal (centrifugal forces) dapat berupa lapangan pekerjaan yang terbatas atau Kurang lapangan pekerjaan_—selain agraris perbedaan upah antara desa dengan kota atau mungkin kurangnya fasilitas pendidikan. yang dia di daerah asal, dan Tain-lain Everet S. Lee (1966), Tedaro (1979) dan Titus (1982). berpendapat bahwa motivasi_ sesorang untuk pindah adalah motif ekonomi, motif tersebut berkembang Karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah, Todaro menyebut motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional Everet S. Lee (1976) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat upah kerja _antara perdedaan dengan perkotuan yang menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota vyang pesat. Mobilisasi ke perkotaan mempunyai dua harapan, —yaita harapan untuk memperoleh pekerjaan “dan harapan untuk — memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di perdesaan, dengan demikian mobilitas desa-kota sekaligus mencerminkan adanya ketidak seimbangan antara desa dengan kota, oleh karena itu arah pergerakan penduduk juga cenderung ke kota yang memiliki kekuatan yang relatif besar sehingga diharapkan dapat memenuhi pamrih- pamrih ekonomi mereka. Selain itu Everet S. hee (1976) juga mengemukakan bahwa yang ‘mendorong untuk migrasi kadang-kadang bukan faktor nyata yang terdapat di tempat asal dan tempat tujuan tetapi adalah tanggapan seseorang terhadap faktor-faktor itu dan terutama tentang keadaan di tempat tujuan berdasarkan informasi dan —hubungan-hubungan yang diperoleh sebelumnya, Penelitian Roberts (1978) di neg negara Amerika Selatan, Hugo (1975) di Jawa Barat dan Mantra serta Molo (1986) mengenai mobilitas sirkuler penduduk di enam kota besar di Indonesia menyimpulkan bahwa informasi dan hubungan-hubungan itu terjadi antara famili/ keluarga dan kerabat sedaerah asal ters EK, Voll Jadi kekuatan sentripetal (centripetal forces) sebagai kekuatan yang mengikat tinggal di daerah asal, antara lain adalah : 1. Jalinan persaudaraan / kekeluargaan yang erat di desa, 2. Sistem gotong royong masyarakat perdesaan, 3. Keterikatan pada tanah pertanian (budaya agraris), 4. Keterikatan pada tanah kelahiran, aspek religius yang bersifat pribadi, adanya makam keluarga dan sebagainya. Sedangkan kekuatan sentrifugal (centrifugal forces), sebagai kekuatan mendorong untuk meninggalkan daerah asal atau kekuatan yang melawan kekuatan sentrifugal sehingga terjadi migrasi sirkuler (Hugo, 1975 dan Mantra, 1980) dan Mitchell (1961). Adapun kekuatan pengikat untuk tetap tin; di daerah asal adalaly 1. Penghasilan di desa relat 2. Tidak ada / kurang pekerjaan selain pertanian, 3. ‘Tidak punya lahan pertanian atau nunya lahan pertanian tapi sempit. 4. Rendahnya penghasilan di desa berkaitan erat juga dengan tidak dimilikinya lahan atau lahan yang dimilikinya sempit. ‘Adanya perbedaan tingkat kehidupan antara ke dua daerah tersebut yakni kota dan desa, baik perbedaan tingkat ekonomi, sosial maupun politik, schingga kota seakan-akan selalu—-memberikan—kesan” yang, menyenangkan bagi penduduk desa, Karena dikota segalanya dapat dipenuhi dengan mudah, baik ebutuhan primer maupan Kebutuhan sekunder. Kota. memberikan bayangan tentang kesenangan hidup dan mudahnya pekerjaan yang layak tidak perlu mengotori tangan. Disamping adanya faktor penarik yang berasal dari kota, kesulitan-Kesulitan hidup yang dirasakan di desa menjadi faktor pendorong bagi terlaksananya proses. urbanisasi. Satu hal yang patut dicatat adalah kebayakan dari mereka yang berpindah tempat ke kota ini bukan semata-mata untuk meningealkan status mereka saja (mobilitas sosial), tetapi lebih merupakan dorongan ‘Karena semackin sulitnya mencari kehidupan yang layak di daerah perdesaan ‘Sedangkan (1992:212) 1980:226-267 1976:24-25 menurut— Khairuddin dalam = (Sehoorl, —; Koesoemaatmadja, Rahardjo, —1982:53, Marun, 1979:78-80 ; Landis, 1984:166 ; dan Siagian, 1984:147) menggunakan istilah faktor pendorang (push factors) dan faktor penarik (pull factors), sehirigga dari kedua sisi ini baik faktor pendorong mau.pun faktor penarik, dapat disebutkan antara lain sebagai berikut al rendah, 1. Faktor Pendorong (Push Factors) ‘Adapun yang tergolong sebagai faktor pendorong adalah sebagai berikut a. Semakin terbatasnya lapangan kerja di penlesaan b. Kemiskinan di esa akibat _bertambah ‘banyaknya jumlah penduduk ¢.‘Transportasi desa-kota yang semikin lancar dd. Tingginya upah buruh di kota dibandingkan di desa ©. Bertambahnya kemampuan membaca dan menulis atau tingkat pendlidikan di masyarakat desa {Tata cara dan adat itiadat yang kadang-kadang, dianggap sebagai "beban" oleh masyarakat desa 2. Faktor Penarik (Pull Bactors) Adapun yang tergolong sebagai faktor penarik adalah sebagai berikut a. Kesempatan ker bervariasi di kota Tingkat upah yang lebih tinggi ©. Lebih banyak kesempatan untuk maju (diferensiasi pekerjaan dan pendidikan dalam segala bidang) jersedianya —barangebarang —_kebutuhan yang lebih Iengkap. Terdapatnya macam- ‘macam kesempatan untuk rekreasi dan pemanfaatan waktu luang (plesure time), seperti bioskop, taman-aman, hiburan dan sebagainya e. Bagi orang-orang atau kelompok_tertentu ‘memberi Kesempatan untuk -menghindarkan iri dari kontrol sosial yang ketat di desa. Selain faktor pendorong dan penarik yang disebabkan di atas, menurut Hauser, (1985:25) yang, juga mempengaruhi laju urbanisasi dari desa ke kota antara lain, yaitu : 1. Perubahan teknologi yang lebih cepat dibidang pertanian dari pada di bidang non perianian, yang mempercepat arus penduduk da perdesaan, 2, Kegiatan produksi untuk ekspor terpusat di Kawasan kota 3. Pertambahan alami yang tinggi di perdesaan 4. Susunan kelembagaan yang membatasi daya setap pedesaan, seperti sistem pemilikan tanah, kebijakan harga dan pajak yang bersifat menganak-emaskan penduduk perkotaan 5. Layanan pemerintah yang lebih berat pada perkotaan 6. Kelembagaan (intertia) faktor negatif yang ‘menahan penduduk tetap tinggal dipedesaan, yang lebih uas dan 154 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 7. Kebijaksanaanperpindahan penduduk oleh pemerintah dengan tujuan mengurangi arus penduduk dari pedesaaan ke perkotaan 3. DAMPAK URBANISASI Urbanisasi juga menimbulkan berbagai akibat (dampak) tertentu yang dirasakan oleh daerah penerima dan daerah yang ditiggalkan meskipun urbanisasi ini oleh ‘Sebagaian ahli, diangeap membawa dampak —positif —terutama bagi perkembangan kota, tetapi tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkannya. Bagi mereka yang memandang urbanisasi membawa dampak positif mengatakan, antara lain: 1. Urbanisasimerupakan faktor penting dalam peningkatan periumbuhan ekonomi secara kkeseluruhan, 2. Urbanisasi merupakan suatu cara untuk menyerap pengetahuan dan kemajuankemajuan yang ada di kota. 3. Urbanisasi yang menyebabkan —_terjadinya perkembangan kota, selanjutnya _memberikan getaran.(fesonansi) perkembangan bagi daerah- daerah perdesaan sckitarnyja. Selain dampak positif yang ditimbulkan juga ibulkan dampak yang negatif, baik dampak yang negatif itu dirasakan daerah perkotaan juga dirasakan pula oleh daerah perdesaan Urbanisasi di kota dapat menimbulkan_ masala “over urbanization” dan “urban primacy " Over urbanization” yaitu kelebihan penduduk sehingga melebihi dayatampung Kota. Ini merupakan gejala makin meningkatnya daya tarik kota besar yang menimbulkan dysfunctional condition, Hal ini dapat dilihat dengan ketimpangan antar daerah dan semakim beratnya beban pemeritntah kota. Sedangkan urban primacy adalah timbulnya dominasi Kota besar terhadap kota-kota kecil sehingga tidak —berkembang, dominasi tersebut dapat diLhat dari konsentrasi ekonomi, alokasi sumber daya, pusat pemasaran, Pusat pemerintahan dan nilai-nilai sosial polit Over urbanization dan urban primacy adalah merupakan masalah yang di rasakan oleh kota mana akan menimbuikan masalah-masalah yang, akan mempengaruhi_perkembangan suatu kota, adapun masalah-masalah yang dapat ditimbulkan antara lain : 1. Pengangguran Hal ini merupakan masalah yang cukup serius yang banyak dihadapi oleh kota-kota besar. Masalah ini timbul berkaitan dengan terjadinya over urbanization, Karena sebagian 155 migran yang masuk ke kota tidak memiliki Keterampilan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan, maka para migran _tersebut kebanyakan hanya bekerja sebagai buruh kasar secara temporer (sektor informal). Setelah pekerjaan mereka selesai, maka mereka sepenuhnya, menjadi mengangur. Besarnya tingkat pengarigguran di kota merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya. pekerjaan Kurang layak bagi kemanusiaan seperti mengemis, mencopet dan sebagainya, tingginya tingkat pengangguran tersebut dapat meningkatkan angka kriminal Perumahan/Permukiman Kumuh Salah satu karakteristik kota adalah tingginya tingkat kepadatan _penduduik. dimana kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan tidak seimbangnya antara ruang dan” jumlah penduduk, sehingga-masalah permukiman merupakan salah satu_masalah yang ditimbulkan oleh over urbanization, Hal ini menimbulkan masalah daya dukung kota dalam bentuk yang tidak seimbang antara ruang dan iahan yang dibutuhkan dengan jumlah penduduk yang ada. Masalah permukiman selanjutnya mzrupakan salah satu sebab timbulnya lingkungan hidup yang tidak sehat, perupa pennukiman liar dan perkampungan kumuh (slum area), sehingg pendirian rumahramah liar ini sangat ‘menganggu tata kota dan keindahan kota Transportasi / Lalu Lintas Kepadatan penduduk dan tingginya tingkat mobilitas penduduk diperkotaan menjadikan sarana transportasi menjadi penting artinya. Sarana_transportasi_—diperkotaan dapat menimbulkan— masalah_—apabila__jumlah Kendaraan tidak seimbang dengan panjang jalan yang ada. Rasio jumlah kendaraan dan panjang jalan menentukan terjadinya masalah alu lintas seperti kemacetan, pelanggaran- pelanggaran dan tingginya tingkat angka kecelakaan lalu lintas, Kepadatan Lalu lintas ini menurut Sadono Sukirno dalam = Khairuddin (199:220), menimbulkan beberapa jenis biaya sosial dan ekonomi pada masyarakat : ingkat kecelakaan, aya pemeliharaan kendaraan Karena penggunaan minyak yang lebih banyak dan mempercepat kerusakan kendaraan. ¢. Mempertinggi_ongkos pengangkutan, EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 4d, Menimbulkan masalah pencemaran udara yang serius. Kepadatan lalu lintas di kotakota besar sangat terasa pada jam-jam puncak/sibuk, yaitu pada waktu pagi hari dan slang hari atau sore hari di mana pada saat ity semua orang melaksanakan aktivitasnya sehari-hari seperti ke Kantor, ke sekolah dan sebagainya. 4. Degradasi moral dan kejahatan. Sebagai mana yang diketahui bahwa masyarakat Kota.” mempunyai—ciri-ciri heterogenitas yang tinggi clan satu sama lain kurang/tidak saling mengena?. Hal ini akan menimbulkan sikap acuh tak acuh dan semakin lemahnya kontrol sosial. Kondisi ini akan menyebabkan sikap individu lebih bebas untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap menguntungkan bagi dirinya sendiri meskipun itu sudah bersifat deviasi atau menyimpang jai moral yang berlaku, Tindakan gis ini semakin besar dengan besarnya, pula permisiveness terhadap —perbuatan- perbuatan menyimpang yang dilakukan anggota-anggota masyarakat. Sikap menegur dan _memberi nasehat bagi sebagian orang sudah dianggap mencampuri urusan orang lain, sehingga sangat jarang timbul reaksi dari syarakat terhadap pelanggaran-pelanggaran moral tersebut Kejahatan adalah suatu tindakan__ yang Kalau boleh dikatakan sifatnya sangat kla dari zaman dahulu orang sudah_ mengenal tindak ejahatan dengan segala bentuknya, yang mungkin berbeda dari zaman ke zaman adalah kapasitas kejahatan, tindak kejahatan dari hari kehari semakin beivariasi dan sudah mengarah kepada tindakan sadisme, hal. ini terutama terjadi pada kota-kota besar sebab lemahnya Kontrol sosialdari_kalangan masyarakat, sehingga semakin sulit untuk memberantasnya 4. STRATEGI — KEBIAKAN — UNTUK, MENGURANGI ARUS URBANISASL Berdasarkan analisis aspek demogratis secara ‘umum masalah urbanisasi belum sampai pada Kondisi kritis atau menghawatirkan, akan tetapi bila dilihat dari segi kecepatannya maka semestinya pemerintah —memperhatikan atau melakukan tindakan antisipasi sejak awal, oleh karena itu perhatian pemerintah harus diarahkan pada bagaimana mengontrol atay_mengendalikan arus urbanisasi sedemikian rupa sehingga selalu berjalan serasi dengan kemajuan di berbagai bidang pembangunan yang ada, Proses urbanisasi di Indonesia sangat berkaitan dengan kebijakan pembangunan yang diambil oleh pemerintah pada masa lampau, baik menyangkut pembangunan spasial maupun sektoral. Sebagai akibat dari kebijakan pasial maka migrasi desa- kota sangat_ mempereepat tempo urbanisasi ke beberapa daerah perkotaan, Selain itu kebijaksanaan yang bersifat sektoral smgat diperlukan Karena secara tidak langsung juga mempengaruh urbanisi, kebijakan sektoral ini antara lain bidang pendidikan, kependudukan, kebijakan harga, industri dan_—_kebijakan transportasi serta Komunikasi, kebijakan upah dan lain-lain. Menurut Todaro (1997:343-345) berpendapat bahwa adapun strategi yang tepat untuk ‘menanggulangi persoalan migrasi dan kaitannya dengan kesempatan kerja secara_ komprehensi adalah sebagai berikut 1. Penciptaan keseimbangan ‘memadai antara desa-kota. Keseimbangan kesempatan ekonomi yang lebih layak antara desa dan kota merupakan suatu unsur penting yang tidak dapat dipisabkan dalam" strategi—— untuk menanggulangimasal ah penganggzran di desa-desa maupun di perkotaan, jadi dalam hal ini perlu ada titik berat pembangunan ke sektor perdesaan 2. Perluasan indust karya. Komposisi atau paduan output sangat mempengaruhi jangkauan kesempatan kerja arena beberapa produk, Membutuhkan lebih banyak tenaga kerja bagi tiap unit output dan tiap unit modal dari pada produk atau barang lainnya, 3. Penghapusan produksi Untuk meningkatkan kesempatan kerja dan memperbaiki penggunaan sumber daya modal langka yang. tersedia maka upaya antuk menghilangkan distorsi harga faktor produks terutama melalui penghapusan —berbagai subsidi modal dan menghentikan pembakuan tin gkat upah diatas harga pasar. 4, Pemilihan teknologi produksi padat karya yang tepat Salah satu faktor utama yang menghambat keberhasilan setiap program — peneiptaan kesempatan kerja dalam jangka panjang baik ekonomi yang industri keeil yang padat consi harga faktor-faktor 156 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 pada sektor industri di perkotaan maupun pada sektor pertanian diperdesaan adalah terlalu besanya kekaguman dan —_kepercayaan pemerintah dari negara-negara dunia ketiga terhadap mesin-mesin dan aneka peralatan yang canggih (biasanya hemat tenaga kerja) ‘yang di impor dari negara-negara maju. 5. Pengubahan keterkaitan langsung —antara pendidikan dan kesempatan Kerja Munculnya fenomena — “pengangguran berpendidikan” dibanyak negara berkernbang mengundang berbagai pertanyaan tentalng elayakan —pengembangan _pendidikan Khususnya pendidikan tinggi secara besar- besaran yang terkadang kelewat berlebihan. 6. Pengurangan laju pertumbuhan penduduk melalui upaya pengentasan kemiiskinan absolut dan perbaikan distribusi pendapatan yang disertai dengan penggalakan program keluarga berencana dan penyediaan _pelayanan kesehatan di daerah perdesaan, Selain itu. dikena pula pembangunan agropolitan yang dapat mendorong kegiatan sektor pertanian dan sektor komplemennya div wilayah perdesaan, Untuk itu diharapkan—adanya Kebijaksanaan desentralisasi, sehingga _terjadi Keseimbangan ekonomi secara spasial_antar wilayah perdesaan dengan, Kawasan_ perkotaan yang lebih baik dan sekaligus — mampu menyumbang pada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi Adapun komponen dari strategi pembangunan. agropolitan, antara lain 1. Melakukan dan menggalakkan kebijaksanaan desentralisasi dan penentuan keputusan alokasi investasi dengan_mempermudah ijin-ijin kepada pihak swasta yang didelegasikan dari pusat kepada pemerintah daerah dan lokal 2. Meningkatnya —partisipasi_——_-kelompok sasaran dalam pembayaran sub-sub proyek untuk membangun rasa memliliki terhadap proyek yang dibangun bersama mereka DAFTAR PUSTAKA Anwar Affendi, Desentralisasi Spasial Melalui Pembangunan Agropolitan, Buletin Tata Ruang, Vol |, 140. 3, Desernber 1999 - Januari 2000. Avis Asmaun, 2000, Pertumbuhan Penduduk Perkotaan dan Zirbanisasi di Indonesia, LPPM. Universitas Hasanuddin, Makassar Bagoes Matra I, 1996, Mobilitas Penduduk dan Urbanisasi, Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadja A/lada, Yogyakarta 157 Hauser. Phillip, 1985, Penduduk dan Masa Depan Perkotaan, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, Keban T. Yeremias, 1990, Penduduk dan Pembangunan, Universitas. Gadja- Mada, Yogyakarta, Khairuddin H, 1992, Pembangunan Masyarakat, Penesbit Liberty, Yogyakarta ‘Todaro P. M, 1997, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Fuisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta Schoorl. J W, 1980, Modernisasi, Pengantar Sosiologi Pembangunan —Negara-negara——-Sedang Berkembang, Penerbit Gramedia, Jakarta Soekanto S, 1981, Sosiologi Suatu Pengantar, Universitas Indonesia Press, Jakarta EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 STUDI GAYA KEPEMIMPINAN MANAJEMEN DAN TINGKAT KEMATANGAN BAWAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Larisang Dosen Program Studi Teknik Industri Univ. Islam Makassar ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gaya kepemimpinan manajemen, tingkat kematangan bawahan dan pengaruhnya terhadap kinerja bawahan/ karyawan, Pendekatan yang digunakan adalah gaya situasional yang diturunkan dari Harsey & Blanchard, epemimpinan Hasil studi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan para manajemen dan kematangan bawahan pada CV. Mitra Niaga Indonesia yakni 43 % menggunakan gaya instruksi, 38 % gaya konsultasultasi, 8% gaya partisipasi dan 11% gaya delegasi. Sedangkan kematangan bawahan yang tergolong tinggi 19%, sedang 57 % dan rendah 24 %, Namun penerapan masing-masing gaya kepemimpinan tersebut cendrung tidak sesuai dengan, tingkat kematangan bawahan akibatnya kepemimpinan tidak efektif dan kinerja tidak optimal. Kata kunci : Gaya Kepemimpinan, Kematangan, performance 1. PENDAHULUAN Kinerja bawahan (karyawan) karyawan dapat berubah-rubah, kadang-kadang naik kadang-kadang turun, Setiap manajemen perusahaan atau organisasi a mengharapkan agar karyawan memiliki kinerja yang baik (tinggi). Sebab Kinerja yang baik menunjukkan bahwa para karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar kerja yang ditentukan. Oleh arena itu evaluasi terhadap kinerja karyawan perlu dilakukan secaraberkala untuk” membantu senanti manaje dalam memantau — sejauhmana perkembangan dan hasil yang telah dicapai oleh Karyawan, Namunapabilahasil_evaluasi menunjukkan kinerja yang buruk atau Kurang memuaskan (tidak sesuai dengan standart yang telah ditentukan), maka hal ini perlu dilakukan pengendalian dengan cara terlebih dahulu meneari variabel-variabel apa aja yang berpengaruh kemudian mencari variabel mana sebagai penyebab menurunnya prestasi tersebut. Manajemen perusahaan harus mampu_ melihat dan memahami dengan tepat variabel-variabel yang, berpengaruh —terhadap —kinerja_-bawahannya Kemudian dapat mendorong untuk mereka bekerja dengan baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh A.W.Widjaja (1986) bahwa : Pemimpin mempunyai tugas utama untuk mengetahui pengaruh mana yang dapat mendorong orang yang dipimpinnya agar bersedia bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila telah mengetahui pengaruh- pengaruh itu, dapat menerapkannya pada orang- orang yang dipimpinnya atau pengikutnya. Sebab salah satu tugas pokok seorang pemimpin adalah ‘menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organivas Teori kepemimpinan situasional_menyatakan bahwa menjadi pemimpin yang efektif itu sangat dipengaruhi oleh berancka ragamnyafaktor organisasional yang dihadapi. Sutarto (1995), mengangkat beberapa faktor situasional yang ditemukan berpengaruh pada gaya kepemimpinan yaitu, ‘Sifat_pribadi pemimpin, sifat pribadi bawahan, sifat pribadi sesama pemimpin, struktur organisasi, kegiatan yang dilakukan, motivasi kerja, kebiasaan, budaya linghungan kerja, tingkat _pendidikan pemimpin —maupun —bawahan, ——_lokasi perusahaan/organisasi, kebijakan atasan, teknolog peraturan perundang-undangan yang berlaku, ekonomi, politik, keamanan yang —_sedang, berlangsung disekitarnya”. Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard dalam kutipan Miftah ‘Thoha (1999), adalah didasarkan pada saling berhubungannya diantara hal-hal berikut 1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan (perilaku tugas) pengarahan) 2. Jumlah —dukungan_— sosioemosional___ yang diberikan oleh pimpinan (perilaku. hubungan/ dukungan) 3. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikubawahan yang ditunjukkan dalam 158 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 melaksanakan tugas Khusus, fungsi atau tujuan tertentu, Dengan demikian walaupun terdapat banyak variabel situasional yang penting lainnya seperti yang telah dikemukakan diatas Menurut Peter Drucker (1997), menyebutkan bahwa dalam model kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan dapat diklasifikasikan dengan memperhatikan dua kategori umum dari perilaku yaitu a. Perilaku tugas, didefinisikan sebagai seberapa jauh seorang pemimpin terlibat dalam)” menentukan—tugas—— dan tanggungjawab sescorang atau kelompok Kelakuan-kelakuan dari pemimpin ini antara lain menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakuksnnya kapan dan siapa yang harus melakukannya. b. Perilaku hubungan didefinisikan sebagai seberapa jauh pemimpin terlibat dalam komunikasi dua arah atau lebih. Kelakuan- Kelakuan ini antara lain mendengarkan, facilitating, dan mendukung, Berdasarkan penilaian para karyawan melalui wawaneara pada survaipendahuluan yang dilakukandiperolehketerangan bahwa “para manajemen Cahaya Bintang Dunia (CBD) oleh Karyawan dinilai memiliki sifat dan perilaku yang, berbeda-beda dalam kepemimpinannya baik dalam. hal pemberian tugas (hubungan tugas) maupun’ dalam hal hubungan kerja, Perilaku tersebut dapat dibedakan sebagai berikut 1. Perilaku pemimpin yang banyak memberikan penjelasan atau pengarahan terhadap tugas- tugas yang diberikan dan dalam pelaksanaannya melakukan pengawasan secara ketat, tegas dan disiplin 2. Perilaku yang agak demokratis artinya dalam memberikan tugas-tugasterlebihdahulu memberikan pengarahan dan meminta saran-saran dan tanggapan dari para bawahannya sekalipun dalam pelaksanaannya masih tetap melakukan pengawasan dan pengarahan. 3. Perilaku pimpinan yang secara bersama-sama dengan bawahannya merumuskan strategi yang akan dilakukan dan cara melakukannya, bila ada kendala teknis yang dihadapi dalam pelaksanan kerja, bawahan dapat mengambil langkah-langkah yang dianggap dapat menyelesaikan masalah dan pimpinan ikut mendukung keputusan tersebut. 4. Perilaku pimpinan yang mempercayakan penuh kepada bawahannya untuk memikirkan 159 bagaimana melakukan suatu pereneanaan dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab Sedangkan untuk perilaku bawahan/ karyawan CV. Mitra Niaga Indonesia dalam melaksdnakan tugas-tugasnya menurut beberapa pimpinannya dari unit kerja bahwa dari segi kemampwan dan Keterampilan serta pengalaman kerja mereka bervariasi, ada yang tinggi dan ada yang masih rendah. Demikian pula terhadap kinerja mereka bervariasi ada yang tinggi dan ada yang rendah. 2. KEPEMIMPINAN MENURUT PRILAKU (Behaviour) TEORI Pendekatan dengan teori perilaku mencoba untuk melihat dan menentukan bagaimana perilaku para pemimpin yang efektif, bagaimana mereka melakukan pendelegasian tugas, berkomunikasi ‘memotivasi, pemberian sangsi atau hukuman dan lain sebagainya. Melalui pendekatan ini diharapkan ‘memberikan jawaban yang lebih definitif mengenai kepemimpinan, yaitu: dengan mengidemtifikasikan perilaku-perilaku tertenta yang diperagakan oleh pemimpin, schingga dengan demikian dapat ‘mempersiapkan—orang-orang untuk — menjadi pemimpin melalui pelatihan kepemimpinan. 2.1 Gaya Dasar Kepemimpinan Situasional Perilaku tugas dan hubungan dapat dipandang sebagai dimensi yang terpisah dan berbeda. Kedua hal tersebut dapat ditempatkan pada sumbu-sumbu yang berbeda dari sebuah grafik dua dimensi, dan kempat kuadran dapat digunakan untuk: ‘mengidentifikasikan — empat gaya dasar kepemimpinan, Perilaku tugas dipetakan dari rendah ke tinggi pada suatu sumbu vertikal. Hal ini ‘memungkinkan penguraian perilaku pimpinan dalam empat gaya dan empat kuadran ini dapat digunakan sebagai dasar menilai perilak pimpinan. Untuk jelasnya lihat gambar 2.1 berikut Tings Tioga = a fa so (2.6) Syarat kenormalan di en et Qn 4. Test persentil Di lakukan apabila data tidak berdistribusi normal. Rumus letak persenti in Fae sete QS) 100 e8) Nilai persentil in PiSb+P Af eee (2S Pisb+P og f 29) a Dengan 1= 1, 2, 99 Dimana bb = batas bawah kelas pi p= Panjang kelas pi f =Frekuensi komulatif sebelum kelas pi f= Frekuensi Kelas pi 2.3 Konsumsi Energi Untuk Aktifitas Kerja ‘A. Unit/ Satuan yang dipakai Kilocalori adalah merupakan satuan dari energi pada beberapa literature ergonomi. Dalam unit SI (Satuan Internasional) didapat bahwa : kilocalori (keal) = 4,2 kilojoule (kj). Konversi_konsum energi diukur dalam satuan Watt : 1 joule/ see.Untuk mengkonversi satuan energi ini: 1 liter oksigen akan memberikan 4,8 keal energi yang setara dengan 20 kj Atay 1 liter oksigen menghasilkan 4.8 keal energi = 20 kj Konsumsi oksigen akan tetap terus berlangsung walaupun sescorang tidak melakukan pekerjaan sekalipun, Namun jika seseorang — tersebut melakukan pekerjaan, maka akan membutuhkan energi total ). Konsumsi energi bersih, (net energy consumption) didapat dengan cara ‘mengurangi energi total dengan metabolisme basal 170 BK, Volume I, Nomor 2, April 2006 Adapun untuk menghitung konsumsi energi total ENERGTEKSTERNAL Jw ANAS. dapat diikuti beberapa bahasan berikut pact | BER! " 1. Metabolisme basal roral | nwa - ANAS Metabolisme basal adalah Konsumsi energi —_ ‘Kensumsi0°) ENERGUNTERNAL J) DALAM secara Konstan pada saat istirahat dengan perut t Se Tub dalam keadaan Kosong. Yang mana tergantung DASAR pada ukuran, berat badan dan jenis kelamin Untuk pria. dengan berat badan 70 kg. membutubkan 1700 keal per 24 jam, dan wanita dengan berat badan 60 kg membutuhkan 1400 al per 24 jam. Pada kondisi_metabolisme basal ini hampir semua energi kimia dari zat makanan dikonversikan menjadi panas. 2. Kalori untuk bekerja (Work colories) Konsumsi energi diawali pada saat pekerjaan fisik dimulai. Semakin banyaknya kebutuhan untuk aktivitas otot bagi suatu jenis, pekerjaan, maka semakin banyak pula energi dikomsumsikan dan diekspresikan sebagai Kalori kerja. Kalori ini didapat dengan cara pengukuran konsumsi energi pada saat istirahat atau pada saat metabotisme basal. Kalori kerja ini menunjukkan_ tempat ketegangan otot tubuh manusia dalam hubungan dengan Jenis kerja berat ‘+ Tingkat usaha kerjanya © Kebutuhan waktu untuk istirahat ‘+ Bfisiensi dari berbagai jenis perkakas kerja, dan ‘© Produktivitas dari berbagai variasi_ cara kerja. 3. Kalori untuk aktivitas seharian (leisure calories) Aktivitas harian juga mengkonsumsi energi Rata-rata_konsumsinya adalah 600 keal untuk: pria dan 500-550 keal untuk wanita (Grandjean, 1986 ). Sedangkan konsumsi energi total terbagi tas, + Metabilisme basal © Kalori untuk bersantai © Kalori untuk bekerja B. Konsumsi Energi Untuk Aktivitas Individu Para fisiolog Kerja lehman (1962) telah meneliti konsumsi energi yang dibutubkan untuk erbagai macam jenis pekerjaan untuk —aktivitas individu yang ditabulasikan pada tabel 2.1 Sedangkan perhitungan jumlah energi total menurut Stevenson (1987) adalah sebagai berikut 71 Gambar 2.1 Perhitungan jumlah kalori Pria berat 70 kg : 1,2 keal/menit 2. Wanita berat 60 kg : 1,0 keal/menit C. Pengukuran Konsumsi Energi Suatu pengukuran Konsumsi Energi adalah Kilo Calori (keal). 1 Keal adalah jumlah panas yang dibutubklan untuk menaikan temperatur 1 titer dari air 14,5° C menjadi 15,5° C. Konsumisi energi dapat divkur secara tidak langsung dengan mengukur komsumsi oksigen, kerena keduanya merupakan faktor yang berhubungan langsung Jika satu liter oksigen dikumsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4.8 keal energi Paktor inilah yang merupakan nilai kalori suatu oksigen, D. Pengukuran Denyut Jantung Derajat beratnya beban Kerja tidak hanya tergantung pada jumlah Kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga tergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis . Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot . Begitu juga untuk konsumsi energi dapat juga untuk menganalisa pembebanan tot statis dan dinamis Pada diagram tersebut ditunjukkan bahwa konsumsi energi dapat menghasilkan denyut jantung, yang berbeda-beda .Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa meningkatnya denyut jantung adalah karenakan karena 1. Temperatur sekeliling yang tinggi 2, Tingginya pembebanan otot statis, dan 3. Semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja Adapun —hubungan —antara_metabolisme, respirasi, temperatur badan dan denyut jantung sebagai media pengukur beban kerja ditunjukkan pada tabel 2.1 TLIEK, V lume I, Nomor 2, April 2006 ‘Tabel 2.1 Hubungan antara metabolisme, respirasi, temperatur beban dan denyut jantung sebagai media pengukur beban kerja Oxsigen Tang Rectal oe Consumtion Ventilation | Temperature | Heart Rate load " Pulses/mins Litres/min Liwres/min_| Ci hen 0.25-0.3, 607.0 375 60-10 (resting) Low T0120 35 75-100 Moderate 20:31 375-38 | 100-125 High 31-43 3838.5 | 125-150 Very high B56 385-39 | 150-175 Extremely High 60-100 Over 39 Over 175 (ex sport) Pengukuran denyut jantung adalah merupakan Dimana salah satu alat untuk mengetabui beban Kerja, Hal Ws = Waktu Siklus ini dilakukan dengan berbagai cara antara lain : 1, Merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan 2. Mendengarkan denyut dengan stethoscope 3. Menggunakan ECG (Electrocardigram), yaitu mengukur signal elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan Kult dada, 2.4 Pengukuran Waktu Standar Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerjanya setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat. Bila operator telah siap didepan mesin tempat Kerja lain ‘yang waktu kerjanya akan diukur, maka pengukuran memilih posisi tempat dia berdiri mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga operator tidak terganggu —gerakan- gerakannya ataupun merasacanggung karena terlampau merasa diamati, misalnya juga pengukur berdiri didepan operator. Posisi inipun hendaknya memudahkan pengukur mengamatinya jalannya pekerjaan schingga dapat mengikuti dengan saat- saat suatu siklus/elemen bermula dan berakhir. Umumnya posisi_agak menyimpan dibelakang operator sejauh 1,5 meter merupakan tempat yang. bai. Langkah selanjutnya adalah mengelolah data tersebut schingga memberikan waktu baku. Untuk memperoleh waktu baku dari data yang terkumpul itu adalah sebagai berikut a. Waktu siklus Xi ws xx 2.10) N= Jumlah Pengamatan b. Waktu normal Wa = WSX Po cccesccscesssseeeerssseeeene (211) Dimana : Wn = Waktu Normal P= Faktor Penyesuaian (Kelonggaran) Paktor penyesuaian ini diperhitungkan jika pendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan tidak wajar, sehingga hasil perhitungan waktu perlu disesuaikan atau dinormalkan duly untuk: ‘mendapatkan waktu siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar, maka faktor penyesuaian p sama dengan 1, artinya waktu siklus rata-rata sudah normal. Jika bekerjanya terlalu Jambat- maka untuk menormalkannya pengukur harus memberi harga p=1, dan sebaliknya p=I jika dianggap cepat. fe. Waktu baku Wb = Wn + (Wax 1) sesso QS) Dimana | adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan pada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal, kelonggaran ini diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan ras fatique, dan gangguan- gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat dihilangkan oleh pekerja. Umuminya kelonggaran, dinyatakan dalam persen dari waktu normal. 172 EK, Voll 3. METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi masalah Mengidentifikasi dan merumuskan masalah pada tahap awal ini dilakukan peninjauan aval Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi terhadap masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pekerja. Schingga dapat diperbaiki dengan mengaplikasikan ilmu ergonomi 3.2 Perumusan Tujuan Dalam merumuskan tyjuan, dimana dilakukan penetapan untuk menganalisa kondisi kerja pada proses mesin tenun karung terhadap fasilitas yang dipergunakan —pekerja dalam —-melakukan aklifilasnya, yang dinilai tidak ergonomis, Berdasarkan hasil analisa dengan berangkat dari faktor manusia sebagai penguna sehingga diperoleh suatu rancangan proses mesin tenun yang lebih ergonomis. 3.3 Studi Lapangan. Untuk mengetahui studi lapangan maka dilakukan dengan dua cara yait a. Observasi: Mengadakan penelitian atau pengamatan pada objek penelitian berupa pengamatan langsung terhadap operator mesin tenun karung b. Interview : Melakukan wawancara kepada para operator mesin tenun, 3.4 Tinjauan Pustaka dan Prinsip-prinsip yang digunakannya. Studi kepustakaan —dilakukan—_ untuk mendapatkan teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang ada, yang berhubungan erat dengan masalah yang dibahas, yang akan dijadikan acuan atau iandasan dalam pemecahan masala. 3.5 Pengumpulan dan pengolahan data, Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada operator mesin tenun karung, untuk mengetahui kon Kerja, pengambilan/ pengumpulan data, Data-data yang telah didapatkan, selanjutnya akan diolah sebagai berikut a Data denyut jantung pekerja sebelum dan sesudah bekerja. Untuk mengetahui konsumsi cenergi secara tidak langsung. b, Data-datasubjektif yang. berkaitan dengan perasaan atau Kondisi tubuh pekerja. Penelitian inj dilakukan 1 menit sebelum bekerja dan 1 menit sesudah bekerja, untuk -mengetahui bagaimana kondisi nyata’ yang dirasakan 173 pekerja selama bekerja. Subjektiftas ini berupa Keluhan-keluhan sakit atau kaku diotot- pada bagian tubuh tertentu. ¢. Data waktu operasi selanjutnya akan diolah untuk didapatkan waktu dan output standar pada stasiun kerja tersebut, Serangkaian analisis, statistik yang diperlukan dalam pengolahan data ini adalah uji Keseragaman, uji kecukupan data selanjutnya akan dihitung waktu standar meliputi: waktusiklus, waktu normal dan wwaktu baku dan output standar. 3.6 Analisis. Selanjutnya dilakukan pengolahan data, maka dilakukan analisis : a. Analisis waktu dan output standar. Analisa ini diperlukan untuk mengetahui apakah sesuai dengan output standar yang harus dihasikan oleh pekerja. Dari analisis ini juga akan diketehui tingkat produktifitas kerja pekerja, b. Analisis physiological performance Analisa ini dilakukan untuk mengetahui konsumsi energi secara tidak langsung. Hasil perhitungan denyut jantung setelah dikonversikan ke energi, kemudian dibandingkan dengan standar estimasi pengeluaran energi dari lehman. 3.7 Kesimpulan dan Saran-saran Dari seluruh rangkaian langkah pada kerangkah pemecahan —masalah ini, maka dilakukan’ pengambilan kesimpulan guna memperoleh alternatif perancangan yang ergonomi, yang sesuai dengan dimensi tubuhpengguna’sehin; memberikan rasa aman, nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktifitas EK, vou Langkah-langkah penelitian dentifikasi Masalah i Perumusan Tyjuan I + + Studi Lapangan Tinjauan Pustaka Analisa Waktu & Output Standar Physiological Analisa I Perbandingan sebelum dan sesudah bekerja Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian 4. PEMBAHASAN DAN ANALISA. 4.1 Pembahasan 1. Waktu operasi Uji Keseragaman Da Penggujian keseragaman data_yang diperoleh dari hasil pengamatan sebagai alat kontrol dihitung rata-rata (mean), batas Kontrol atas (BKA), batas kontrol bawah (BKB), dengan menggunakan —tingkat epercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %. Jumlah_pengamatan sebanyak 24 pengamatan, Adalah sebagai berikut 174 ILTEK, Volume I, Nomor 2, April 2006 ‘Tabel. 4.1 Data pengamatan dalam sub group = 21.0215 Sub Pengamatan : Group. 1 2 3 4 =x, Xi x No. 1 S4 54 55 52 215 53.75 11561 2 = 56. Fil _ 219 54.75, 12027, 3 S4 56 52 53 215 53.75 11565 + 56_[s8|s9[ sa] 227_[ 56.75] 12807 EI _ 58 58 _ 226 56.5 12778 6 ss | se) ss st_| 21s | s375_| 1571 Jumlah 1317 329.25, 72399 <2 vn 21.0215 = Va a, = 5.255375 BKA= X+20, 14.875 + 2 (5.255375) = 65.38375 BKB= X-20, 4.875 - 2 (5.255375) = 44.36425 59,96425 | Xu 44,90825 4 Uji Keseragaman Data 4.90605 |g ge Jumlan Sub Group Gambar 4.1 Grafik Uji Keseragaman Data Batas Kontrol atas (BKA) = 64.36425 dan Batas Kontrol bawah (BKB) = 44,36425. Maka data tersebut seragam, dimana data pengamatan berada diantara BKA dan BKB, seperti terlihat gambar 4.1 © Ujikecukupan data Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5%. Dengan ‘menggunakan rumus sebagai berikut : 175 zx, . [# 0524 (72399) ~ 1317 N’= 2.847 TLIEK, V ume I, Nomor 2, April 2006 Dengan syarat kecukupan data N’ < N atau 24 < 2.847, Maka hasil perhitungan uj ‘kecukupan data cukup. + Peshitungan Waktu Siklus Xi 24 Jadi_ waka siklus yang diburuhkan adalah 54,875 menit ‘© Perhitungan Waktu Normal Sebelum dilakukan perhitungan waktu normal maka perlu dilakukan penentuan performance rating dalam penelitian ini menggunkan metode Westinghouse system rating yaitu keterampilan (Skill), usaha (effort), kondisi kerja (working condition), dan Konsistensi (consistency), sebagai berikut Keterampitan (skill) Usaha (effort) Good (C1) Good (C2) 0,03 +0,02 Kondisi kerja (Working condition) = Fair (E) = 0,00 Konsistensi (Consistency) =Good ©) =+0.01 Total 0,06 Jadi faktor penyesuaian = (1 + 0.06 ) = 1,06 Wn = Ws x P = 54.875 x 1.06 8.16 menit Jadi wakts normal yang dibutuhkan dalam penyelesaian 58,16 menit Perhitungan waktu baku (Waktu standar) Sebelum dilanjukkan perhitungan waktu baku ‘maka perlu penentuan kelonggaran (allowance), Untuk penetapan kelonggaran (allowance) berdasarkan westinghause, digunakan dengan ‘menguraikan jenis kelonggaran yaitu : ‘Tabel 4.2 penentuan kelongaran operator = a Kelonggaran 1 _| Tenaga yang akan dikeluarkan 6 2_| Sikap kerja 2 3 | Gerakan kerja 0 4 | Kelelahan mata 6 | Keadaan temperature tempet kerja 5 6 | Keadaan atmosfer 0 7_| Keadaan lingkungan yang baik 1 Total 20 Wh =Wn+(Wnx 1) 58,16 + (58,16 X 20 %) = 69.79 Jedi waktu aku (waktu standar) bagi perusahaan adalah 69,79 menit 2. Data Denyut jantung untuk mengetabui physiological performance. Pengukuran denyut jantung dilakukan terhadap 30 orang operator dan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran jantung adalah pulse meter. Data denyut jantung operator dapat ditihat sebagai berikut : 176 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 abel 4.3 Data-data denyut jantung Denyut Jantung (pulsa/menit) No, Sebelum Sesudah Bekerja Bekerj i 70, 2 2, 70. TT 3, 6 78 4. 7 73 3 2D 2 6. 73 83 7, 76 87 8 79. SI 9. o. 82 10, 75 80, U1. 78 85 12, 74 78 13. or 76. 14, B 71 15 76 87 16, 82 87 17. 75 86, 18, 33, 36, 19. 63 TI 20. TT. 78 21 76 84 22, 76. TT 23, 76 TT 24, 8 79. 25. 79. 82. 26. 76 78 27, 74. TI 28. 8 TT 29, 78. 81 30. 68 7 Jumlah 2210 2385 Rata-rata 73.667 79.5 + Perhitungan konsumsi oksigen sebelum bekerja Adanya hubungan antara_metabolisme, respirasi temperatur badan dan denyut jantung sebagai media pengukur beban kerja, terlihat adanya hubungan linier antara denyut jantung (pulsa/menit), dimana denyut jantung 70 pulse/menit sebanding dengan konsumsi oksigen 0.3 liter/menit. Dari hasil pengukuran, diperoleh rata-rata pekerja 73.667 pulse/menit, pada kondisi sebelum bekerja, Maka konsumsi oksigen seorang sebelum bekerja adalah 0,423 iter / menit. Jika diketahui bahwa I liter oksigen menghasilkan energi sebesar 4,8. kcal maka 17 energi yang dikeluarkan operator pada sebelum bekerja adalah 0,423 x 4,8 = 2,1696 keal / meni ‘+ Perhitungan konsumsi oksigen Sesudah bekerja ‘Adanya hubungan antara-metabolisme. respirasi temperatur badan dan denyut jantung sebagai media pengukur beban kerja, terlihat adanya hubungan linier antara denyut jantung (pulsa menit), dimana denyut jantung 75 pulsa menit sebanding dengan Konsumsi oksigen 0.5 liter/menit Dari hasil pengukuran, diperoleh rata-rata pekerja 79.5 pulsa/menit, pada kondisi sesudah bekerja.Maka Konsumsi oksigen seorang sebelum bekerja adalah 0.425 liter / meni. Jika diketabui bahwa 1 liter oksigen menghasilkan energi sebesar 4,8 keal maka energi yang dikeluarkan operator pada sebelum bekerja adalah 0,586 x 4.8 = 2.8128 Keal / menit 4.2 Analisa Hasil Pembahasan Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data maka selanjutnya pada penelitian div analisa has pembahasan mengenai analisa waktu produksi, analisa denyut jantung (physiological performance) 4.2.1 Analisa waktu Operasi Hasil pengolahan dari waktu kerja operasi waktu standar untuk menyelesaikan 60 meter Karung plastik dibutuhkan waktu subjektifitas. 69.79 menit. maka dapat dilakukan produktifitas kerja karung plastik adalah: a. 7 jam x 60 menit = 420 menit b, Waktu standar 69,79 menit c. Maka pethitungannya = 420/69,79 = 6 Jadi jumlah karung yang dihasilkan dalam 7 jam kerja adalah 6 x 60 = 360 meter. waktu standar untuk operator pada bagian produksi 69.79 menit, ‘maka jumlah output yang dihasilkan 360 meter/hati. 4.2.2 Analisa Denyut Jantung (Physiological Performance). Hasilpengolahan data denyut _jantung (physiological performance) sebelum bekerja akan dilakukan perbandingan besar energi saat operator bekerja dengan estimasi pengeluaran energi dari Iehman, (lampiran) menurut lehman energi yang dikeluarkan oleh operatur yang bekerja adalah : a. Sikap/gerakan badan Posisi berdiri membungkuk = 0,8 keal/ menit b. Tipe pekerjaan Kerja dua tangan (sedang) = 1,5 keal/ menit EK, Voll jadi standar pengeluaran energi oleh lehman adalah (0.01 keal/menit + 2,5 keal/menit = 2,3 keal/menit Dari hasil pengolahan data dibutuhkan rata-rata energi oleh operator saat bekerja sebesar 2.8128 Kcal/menit, sedangkan menurut lehman. 2,3 keal/menit. dari hasil perbandingan tersebut adalah pengeluaran energi rata-rata operator telah mencukupi kebutuhan atau standar yang dikeluarkan oleh lehman. Hal ini disebabkan oleh Kondisi yang tidak ergonomis. misalnya terlalu banyak gerakan kerja dan beban kerja yang harus| ditanggung oleh tubuh terutama kaki, tangan, lengan, dan babu. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa, maka system yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut 1. Analisa waktu dan output standar 67,79 menit dan per 60 meter Kantong plastik selanjutnya dalam satu hari kerja dapat diperoteh 360 meter/hari kantong plastik 2. Analisa denyut—jantung performance memberikan hasil energi yang dibutuhkan untuk operator saat bekerja sebesar 2,8128 keal/meter, sedangkan menurut lehman 2,3 keal/menit, dari hasil tersebut adalah pengeluaran energi rata~ rata operator telah melebihi ketentuan atau standar yang dikeluarkan oleh lehman, Hal ini disebabkan oleh kondisi yang tak ergonomis misalnya terlaly banyaknya gerakan kerja dan beban yang harus ditanggung oleh tubuh terutama, kaki, tangan, lengan, dan bah. 5.2 Saran - saran Dari hasil penelitian maka, sebaiknya_pihak perusahaan_memperhatikan operator yang bekerja pada mesin tenun Kantong plastik. Dengan menggunakan waktu produksi dan waktu istirahat yang seimbang agar dapat meningkatkan produktivitas, DAFTAR PUSTAKA, Barnes, R.M (1980), Motion and Time Study, Toronto : John Wiley & Sons, Eko Nurmianto (1996), Ergonomi, konsep da aplikasinya, Penerbit Guna Widya, Jakarta Iftikar Z. Sutalaksana; Ruhana A; John H. T (1979), ‘Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan TI ITB. Lehmann, = G.— (1962), Praktisehe Atbeitsphysiologie, 2. Auflage. Thieme Verlag, Stutgart & Roche; Davila, USA (1972), Dalam bukunya Wignjosoebroto, Sritomo Sritomo (2000), Ergonomi, Studi Gerak & waktu, Penerbit Guna widya, Jakarta, Sritomo Wignjosoebroto (2001), Hand out/materi Kuliah Pengembangan dan Perancangan Produk, Semester II Pascasarja ITS, Surabaya Stevenson, M.G. (1989), Principles Of Ergonomics. Center for Safety University OF NSW, Australia Sudjana (1989), Metoda Statistika, penerbit Tarsito, Bandung Sugiyono, (199), Statistik Non Parametris, Untuk Peneliti, CV. Alfabeta, Bandung. Wignjosoebroto, Sritomo (2000), Ergonomi, Studi Gerak & waktu, Penerbit Guna widya, Jakarta 178 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PPP NATURAL INDONESIAN COCOA BUTTER PADA PT. MAJU BERSAMA COCOA INDUSTRIES, Syarifuddin Muddin*, Murniaty M, ‘ajuddin Q Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar* ABSTRAK ‘Tingkat pertumbuhan industri yang tinggi menyebabkan daya kompetitif semakin tinggi perusahaan yang mampu bertahan dalam persaingan pasar adalah perusahaan yang mempunyai manajemen yang baik, yang meliputi manajemen perencanaan, proses produksi, pemasaran dan pendistribusian serta tak kalah pentingnya ‘menajemen jaminan kualitas produk, Suatu barang yang disuplier masuk diproduksi tidak dapat diolah sebelum diperiksa kualitasnya, Apabila standar kualitasnya m menuhi sesuai yang distandarkan oleh PT. MAJU BERSAMA COCOA INDUSTRIES, maka dapat diolah untuk diproduksi tapi jika tidak memenuhi standarya maka bahan tersebut dikembalikan kepada suplier. Dari hasil penelitian diperoleh_kecacatan pada produk cocoa butter disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : Warna (35,7 %), Aroma (35,7 %), dan Kekentalan (28,6 %). Sedangkan dari hasil identi beberapa laktor, yaitu : lingkungan, m berdasarkan jenis Keeacatan dan diper dan mesin. Kata Kunei : Quality Control, 1. PENDAHULUAN Vingkat pertumbuhan industri yang tinggi menyebabkan daya kompetitif semiakin tinggi perusahaan yang mampu bertahan dalam persaingan pasar adalah perusahaan yang —-mempunyai manajemen yang baik, yang meliputi_manajemen perencanaan, proses produksi, pemasaran dan pendistribusian serta’ wk kalah —_pentingnya menajemen jaminan kualitas produk. Perusah Perusahaan yang terus ingin maju senantiasa harus meningkatkan kualitas produk dengan cara terus meningkatkan teknologi yang digunakan. Kepuasan Konsumen bergantung pada kualitas suatu produk yang diproduksi, berkaitan dengan hal tersebut masalah pengawasan kualitas sangat penting peranannya dalam kegiatan produksi. Suatu produk walaupun segala proses produksi direncanakan dan dilaksanakan_ secara baik namun terkadang tidak dapat memenuhi persyaratan standar Kualitas: yang ditentukan oleh perusahaan. Salah satu cara yang telah diterapkan manajemen perusahaan PT, MAJU BERSAMA COCOA INDUSIRIES dalam menghasilkan dan menjaga kualitas produk adalah melalui pengontrolanmutu bahan baku diproses sampai menjadi produk yang telah ditetapkan secara kontinyu, Hal ini bertujuan ‘untuk menjamin produk tersebut dapat sampai pada 179 si fish bone ode kerja, bahan baku Konsumen terakhir masih dalam kondisi mutu yang baik Suatu barang yang disuplier masuk diproduksi tidak dapat diolah sebelum diperiksa kualitasnya. Apabila standar kualitasnya memenuhi sesuai yang distandarkan oleh PT. MAJU BERSAMA COCOA INDUSTRIES maka dapat diolah untuk diproduksi tapi jika tidak memenuhi standarnya maka bahan tersebut dikembalikan kepada suplier. Dari penelitian penelitian nanti akan diperoleh besamya prosentase kerusakan, —faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan serta proses produksi dalam kondisi terkendali 2. TINJAUAN PU ‘AKA 2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas adalah merupakan suatu aktifitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagimana yang telah direncanakan, Dari pengertian tersebut jelas dapat dilihat bahwa usaha pengendalian kualitas ini adalah merupakan usaha preventif (penjagaan) dan dilaksanakan sebelum Kesalahan Kualitas produk ersebut tidak terjadi di dalam perusahaan ngkutan, sedangkan yang kedua adalah BK, Volume I, Nomor 2, April 2006 usaha perusahaan untuk dapat memenuhi: standar kualitas yang telah ditetapkan tersebut erdapatnya perubahan standar kualitas ini dapat diharapkan para Konsumen dan calon Konsumen akan lebih tertarik lagi terhadap produk dan jasa_perusahaan tersebut, sehingga tidak mengalihkan pilihannya terhadap produk dan jasa dari perusahaan-perushaan —Tainnya. Pada umumnya, pengendalian kualitas. di dalam perusahaan ini akan mempunyai beberapa tujuan tertentu, yaitu antara lain terdapatnya peningkatan kepuasan.konsumen, proses-proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya-biaya__serendah- rendahnya serta selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, Dengan demikian maka pengendalian kualitas tersebut harus dapat mengarah pada beberapa tujuan tersebut secara terpadu, sehingga para konsumen dapat puas mempergunakan produ atau jase, tidak mencari laba, manufacturing, jasa perorang atau publik mempunyai spesilikasistandar, organisasi_mengembangkan ini untuk mengukur kesesuaian dan untuk memperbaiki deviasi dari tingkat performance yang diharapkan sebagai contoh dalam suatu’ operasi_-manufacturing, spesifikasi, merinci batas dimensional atau. atribut fisik dari karakteristik mutu suatu Komponen sistem, Dalam suatu operasi jasa, standar mendiktekan metode perilaku atau jasa yang disetujui, Fungsi mutu dalam suatu organisasi_ modern telah berkembang melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Infek 2. Pengendalian mutu 3. Kepastian mut 2.2 Quality Control (Pengawasan Kualitas) b, Pengertian Quality Control Mutu (Quality) dapat didefenisikan dalam berbagai cara tergantung pada pandangan dan pemakai, Menurut Gregory B Hutchins mutu (Quali adalah Kesesuaian / kecocokan dengan spesifikasi dan standar yang berlaku Cocok / pas untuk digunakan Dapat_ memuaskan keinginan, kebutuhan dan pengharapan pelanggan dengan biaya yang kompetitif Setiap organisasi, baik yang mencari laba atau tidak mencari laba, manufacturing, jasa perorangan, atau publik, mempunyai spesifikasi dan standar. Organisasi-mengembangkan ini untuk -mengukur kesesuaian dan untuk memperbaiki deviasi dari tingkat performance yang diharapkan sebagai contoh dalam suatu operasi__ manufacturin; spesifikasi, merinci batas dimensional atau atribut fisik dari karakteristik mutu suatu Komponen sistem, Dalam suatu operasi jasa, standar-mendiktekan ‘metode perilaku atau jasa yang disetujui Delenisi yang lain mengatakan bahwa mut produ atau jesa adalah kemampuan produsen untuk ‘memuaskan’ Kebutuhan pelanggan dan sekaligus ‘mendapatkan suatu Keuntungan. Defenisi ini berfokus pada memuaskan pelanggan pada suatu harga yang kompetitit, Banyak pelanggan tidak akan membeli suatu produk atau jasa apabila produk tersebut tidak mempunyai nilai yang pantas. Pengendalian mutu berkembang menjadi kepastian mutu. Departemen QC berfokus pada manajemen proses dan mutu produk melalui pelaksanaan audit operasional dalam perbaikan ‘muta, Memproduksi suatu produk yang bermutu atau yang memberikan jasa yang bermutu memerlukan perhatian dan komitmen setiap orang dalam organisasi adalah tanggung jawab karyawan yang melakukan pekerjaan, apakah ia receptionis menerima tamu, manajemen yang mengawasai Karyawan operator pabrik atau’ karyawan bagian pengiriman, ©. Macam ~macam Pengawasan EL Qadri, Supardi-mengemukakan bahwa pengawasan kualitas dari segi proses produksi dapat dikelompokkan dalam : 1. Pengawasan kualitas pada proses produksi intermittent (berdasarkan pesanan atau job) 2. Pengawasan kualitas pada proses produksi continuous yaitu “Flow Control” Secara umum pengawasan kualitas dari kedua macam proses produksi itu adalah sama ada mnentuan standar, ada proses pemeriksaaan, ada tujuan pemeriksaan kretifis. Hanya bedanya, karena yang satu berdasarkan pesanan, maka setiap waktu perlu penentuan standar untuk jenis pesanan tertentu, Sedangkan pengawasan “kualitas pada proses produksi continuous, dapat dilaksanakan dengan metode statistik. Teknik yang paling umum dilakukan dalam pengawasan kualitas, ialah dengan ‘menggunakan diagram control chart. d. Teknik Pengawasan Kualitas Untuk dapat mengetahui apakah kualitas bahan baku yang dibuat itu sudah sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan atau tidak, maka terlebih dahulu harus ditentukan batas-daerah 180 EK, Voll standar kualitas yaitu besarnyalletak garis U.C.L dan garis LCL. Garis UCL dan L.C.L dapat ditentukan besarnya/letaknya dengan menggunakan Teknik pengawasan kualitas diagram kontrol proporsi €. Prinsip — prinsip Pengawasan Prinsip tercapianya tujuan Prinsip-prinsip efisiensi pengawasan Prinsip tanggung jawab pengawasan Prinsip pengawasan terhadap masa yang akan datang 5. Prinsip pengawasan langsung 6. Prinsip refleksi perencanaan 7. Prinsip penyesuaian dengan organisasi 8. Prinsip kedirian pengawas 9. Prinsip standar 10, Prinsip pengawasan terhadap point strategis 11, Prinsip kekecualian 12, Prinsip daya seni pengawasan 13, Prinsip peninjauan kembali 14, Prinsip tindakan 2.3 Teknik Dasar Pengendatian Kualitas Teknik — dasar yang digunakan dalam. pengendalian Kualitas untuk mengambil keputusan adalah didasarkan untuk -mengambil _keputusan adalah didasarkan atas fakta yang terjadi di dalam lingkungan tempat kerja. Adapun teknik dasar yang Digunakan kecepatan sedang atau rendah seperti halnya di bandara, pelabuhan, industri semen. b. Untuk penumpang : Digunakan kx sedang, misalnya di toko serba ada, perkantoran. cc. Untuk industri : Digunakan kecepatan sedan; rendah —misalnya industri obat-oba pertekstilan, 2.3 Komponen Pendukung Belt Conveyor a. Motor Motor sebagai media _penggerak conveyor sangatlah berperanpenting dalam proses pengendalian kecepatan putaran conveyor, olch Karena itu pemilihan motor haruslah memperhatikan hhal-hal sebagai berikut 1. Karakteristik 2. Persyaratan mesin beban Motor diklasifikasikan secara umum dengan sumber daya dan prinsip kerjanya. Motor dapat pula dikelompokkan dengan —_karakteristik perputaran kopel yang diperlukan pemilihan motor. Seperti kita Ketahui ada banyak macam motor, bila diklasifikasikan dengan prinsip kerja, tapi untuk merancang conveyor maka digunakan motor tak serempak, dipilihnya motor tak serempak Karena Keistimewaan dari motor tersebut_antara_ lain Struktur yang sederhana, Mudah dioperasikan, Mudah diperbaiki, Kokoh dan bebas gangguan, dan Mempunyai karakteristik perputaran konstan b. Sabuk Sabuk merupakan salah satu komponen yang penting dalam menjalankan mesin beban, Karena penentuan ukuran dan jenis sabuk sangatlah berpengaruh terhadap proses kinerja mesin, Dalam hal penggerak sabuk, sebelum pemasangan motor, 189 harus ditetapkan bentuk sabuk (Sabuk datar, sabuk: V, sabuk bunder), bahan dari sabuk (kulit, Kain, karet), diameter dan lebar puli, arah perputaran Posisi motor dan seterusnya. Pemilihan sabuk ini sangatlah penting, Karena salah penentuan ukuran dan sabuk akan mempengaruhi putaran_ motor penggerak, ¢. Sensor Peneacah Sensor berfungsi menyediakan informasi umpan balik untuk pengendalian proses dengan mendeteksi keluaran sistem, Besaran yang dapat diketahui dengan sensor antara lain: posisi, temperatur, tekanan, regangan, kecepatan, debit aliran Menurut sinyal_keluarannya, sensor dibedakan menjadi 1. Sensor diskrit.. 2. Sensor digital, dan 3. Sensor analog, d. PLC (Programmable Logic Controller) PLC merupakan elemen unit kendali_ yang fungsi pengendatiannya dapat diprogram sesuai dengan keperluan. PLC mempuanyai jenis ‘masukan/ keluaran (/O) berupa sinyal-sinyal logika on-off (I dan 0). Sebelum digunakan, PLC harus terlebih dahuludiprogram agar proses pengedalian yang terjadi sesuai dengan apa yang kita inginkan Prinsip Kerja PLC sebenarnya sama dengan prinsip kerja relay yang berupa saklar on-off, tetapi PLC lebih menguntungkan daripada relay. Prinsip kerja dasar PLC PLC menerima sinyal input dari peralatan diskret (on/off) atau analog (sensor). Modul input ‘mengenali serta mengubah sinyal tersebut kedalam, bentuk tegangan yang sesuai dan mengirimnya ke CPU. Sinyal tersebut diolah kemudian dikirim ke ‘modul Keluaran berdasarkan program yang telah disimpan di CPU. Bentuk sinyal keluaran diubah ‘menjadi tegangan yang sesuai dan dipakai_ untuk menjalankan peralatan keluaran. Proses ke tem kendali dapat dilihat pada gambar di bawah ini Masukan referensi Kelwaran Motor 36 aa ¥ Belt Konveyor Sensor pencacah barang — ¢—_ Gambar 2.1 Diagram blok kendali belt konveyor der 3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksprimental, dalam hal ini incang instalasi belt konveyor dengan kendali Adapun tahapan- tahapan penelitian ini Pemilihan alat dan bahan uji Bahan material yang —digunakan pada peraneangan ini adalah rangka belt Konveyor dan sabuk penggerak 2 buah, Sedangkan alat yang digunakan yaitu 1. Komputer berfungsi untuk membuat dan memodifikasi program dan memonitoring kerja PLC. 2. Motor berfungsi sebagai tenaga penggerak Sabuk Konyeyor 3. Kabel RS232C berfungsi sebagai kabel data ‘yang terhubung dari serial port (com) komputer kke adaptor RS232C 4. PLC yaitu suatu alat yang dibuat khusus sebagai alat pengendali yang cerdas. 5. Sensor Infra Red Sebagai alat pendeteksi barang. 3.2 Komponen Pendukung Belt Konveyor a. Motor Penggerak Motor sebagai media penggerak utama belt Konveyor, oleh Karena itu pemilihan motor haruslah memperhatikan spesifikasinya. Adapun motor yang digunakan dalam penelitian ini motor induksi dengan spesifikasi sebag cut Data spesifikasi motor : Input Motor V = 220 Volt 100, Watt; 1 = 0,5 Ampere, Output Motor = 1/16 HP, Putaran nominal = 6000 rpm 1. Sabuk Penggerak Sabuk penggerak dalam Belt konveyor ini berfungsi sebagai penggerak motor, pemilihan sabuk harus disesuaikan dengan spesi sistem PLC kekuatan daya tarik motor terhadap beban. Jenis, sabuk yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari karet biasa Sensor Sensor merupakan perangkat tambahan yang digunakan dalam perancangan ini, sensor berfungsi sebagai media counter barang, menghitung setiap media/barang yang melintasi rel konveyor, hasil keluaran. tersebut akan dikirim dalam bentuk sinyal/pulsa ke PLC, sehingga PLC akan memeroses sinyal tersebut selanjutnya akan diproses sesuai signal yang diterimanya, Bentuk sinyal keluaran akan diubah dalam bentuk tegangan. Sensor yang digunakan disini adalah sensor infra red dengan panjang gelombang yang pendek. 190 EK, Voll b. Instalasi Rangka Konveyor nd n2 al Gambar 3.1 Instalasi rangka mesin konveyor Keterangan gambar nl = Puli motor penggerak tama, n2 = Puli penggerak luar 2 yang ditransmisikan dari motor penggerak utama n3 = Puli dalam penggerak 3 n4 = Puli penggerak luar 4 yang ditransmisikan, nS = Puli dalam penggerak 5, Sensor 33 Instalasi_ Raneangan Belt’ Konveyor dengan Kendali PLC Hasil rancangan Belt Konyeyor de PL( san kendali berupa simulasi dapat dilihat di bavwah ini Sambar 3.2 Instalasi rancangan belt konveyor kendali PLC 191 EK, Voll b.Metode analisis dengan Flow Chart ‘Merancang rangka belt konveyor ¥ Menentukan spesifikasi jenis komponen konveyor yang digunakan + Motor Induksi enggerak ‘Memasang Komponen-komponen pendukung Belt Konveyor ogram PL pada Belt Kom Gambar 3.3 Metode analisis dengan Flow Chart 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penentuan — instalasi — mesin— beban penggerak belt konveyor a. Untuk Instalasi motor penggerak Motor belt konyeyor — diperlukan untuk mempunyai karaktersitik berikut Karena sifat penerapannya # Kopel arus sebesar 230 sampai 250% dari opel nominal * Motor harus mampu cukup menahan beban dengan dari bebanringan sampai_beban berlebih + Motor harus dapat cukup menahan pengasutan yang seting © Momen lembam dari bagian berputar harus kecil * ising dan getaran harus kecil Anus asut harus relatif kei Penentuan tegangan nomiinal motor Batas dari penggunaan yang dijamin untuk suatu motor disebut kemampuan nominal nominal (ratings). Pada belt konveyor kemampuan nominal motor Output Motor = 1/16 HP Putaran nominal = 6000 rpm, ini artinya motor itu terjamin untuk penggunaan 1/16 HP pada putaran nominalnya. Berikut bentuk Karakteristik motor penggerak onveyor dalam berbagai macam tugas kemampuan, yang dihasilkan dalam waktu kerjanya 192 1. Tugas kontinu (malar) 2, Tugas waktu singkat 3. ‘Tugas kontinu dengan pembebanan waktu singkat y Lo 5 LN 4. Togas teeputus purus 5. Tugas—kontinu dengan ‘pembchanan terputus putus 6. ‘Tugas terputus putus dengan pembchanan berubah ubah Gambar 4.1 Karakteristik motor penggerak konveyor terhadap macam-macam tugas kerjanya, 4.1.2 Instalasi untuk penggerak sabuk Dalam hal penggerak sabuk, —sebelum pemasangan motor, harus ditetapkan bentuk sabuk bahan dari sabuk, diameter dan lebar puli, arah perputaran, dan posisi motor, Setelah itu ditetapkan, motor dipasang menurut prosedur a. Prosedur untuk instalasi penggerak sabuk Karena sabuk yang digunakan dalam konveyor ini adalah sabuk yang terbuat dari karet yang tahan lama, karet yang tahan terhadap kelembaban, dan dapat diperoleh dalam tipe-tipe yang tidak dipengaruhi asam atau alkali Penentuan ukuran dari puli dapat dilihat pada tabel berikut ini 193 ILTEK, Volume I, Nomor 2, April 2006 ‘Tabel 4.1 Diameter minimum dari spesifikasi puli (sisi motor) dan sabuk standar dengan sudut kontak 140°, rasio perputaran 2,04 Tkutub ; Beban defleksi Puli (mm) Sabuk Titik Sabuk (T(ke/sabuk) Keluaran Beban 5 4 Bila Bila kW) ‘ Sabuk Diakisar | Lebar] pentax | Jumah | my | memasang | mengatur (min) | (Max) sabuk Sabuk baru | penegang sabuk dipakai 02, @ 20 x i 10 03-035, 0,.25-0.3 04 oF 20 A 1 10 | 0.45-055_ | 035-045 15 75 35 A 2 17.5 | 08-09 0.6-0.8 2.2 90 35 A 2 175 [09-11 0.7-0.9 37 90 30) A 3 35 10-12 0.81.0 55 100 50 A 3 25 3 75 125 50) A 3 25 12.5 Berikut ukuran defleksi sabuk dapat dilihat pada gambar dibawah ini | — | —> Gambar 4.2 Ukuran defleksi sabuk ‘Tabel 4.2 Ukuran puli dan sabuk dari pull beban di Puli yang dipasang pada motor adalah ukuran yang paling sesuai bagi motor itu, Karena itu ukuran’ tung berdasarkan pada ukuran puli motor, menurut persamaan berikut: Diameter puli mesin beban = Diameter puli motor x Kee, beban penuh motor Kec. dikchendaki mesin beban Keluaran Nominal Puli sabuk datar (mm) | Lebar sabuk A kutub 6kutub | Diameter Lebar, (mm) O2 = 50. 38, 20 od 5 75 65 45 (0.75 Om 75 65 45 15 0.75 100 5 65 22 15 125 75 65 7 2.2 140 100) 85 5 37 140 125 100 75 55 180 125 100) 1.0 75 180 150 130. 194 Mesin Pertegang sisi bawah Gambar 4.3 Instalasi sabuk penggerak konveyor >. Penentuan penegang yang sesuai dari sabuk F: Faktor koreksi dari sudut kontak (Pabel 4.3) penggerak. Hd : Daya kuda menurut perencanaan = Daya kuda Penegangan sabuk minimum —_(disebut sebenarnya x koelisien beban lebih (DK). penegangan awal) Ts (kg) diperfukan untuk Daya Kuda sebenarnya dihitung dari transmisi kopel dalam Keadaan normal, dihitung DK = 0,746 (kW). dati persamwan berikut Koetisien beban lebih kirackira 1,3 N- : Jumlah sabuk / ory 2 V_ : Kecepatan sabuk (an/). - wx Ts 0913752 } tid E «} PE J Neve f Tabel 4.3 Paktor koreksi untuk sudut kontak F Ded ‘Sudut kontakdari_ |, ae Paiste Faktor koreksi F 0.0 180, 7.00. 0. 174 0.99 0 169) 03 163 0.96 On 157 0.94 OS L x 0.6 145 091 O7 140) 0.89 D_ + Diameter kisar dari lebih besar d : Diameter kisar dari puli lebih kecil CC: Jarak poros 195 EK, Volume I, Nomor 2, April 2006 ¢. Penentuan defleksi beban dari sabuk penggerak konveyor Setelah penegangan awal Ts dari sabuk dihitung, defleksi beban Td (kg) dari sabuk dihitung Td = Gx Ts + ¥ (kg) 16 G : Koefisien ketegangan sabuk 1,3 ~ 1,5 bila sabuk baru dipakai 1,0 ~ 1,3 bla sabuk kendor direnggang kembali Y : Konstanta (kg) (tabel 4.4) Untuk nilai pendekatan Td lihat tabel 2 Tabel 4.4 Konstanta Y MacanTpenak | ¥ (ke) B Sabuk Bisa D E 3V Ssbuk sempit [—3V 8V 4d. Penentuan defleksi yang ditentukan dari sabuk penggerak Sabuk harus ditegangkan untuk memperoleh nilai tertentu dari sabuk (mm), bila defleksi Td tegak lurus pada sabuk di tengah-tengah bentang sabuk t (mm). Untuk mengatur defleksi 6, atur jarak poros C atau penegangan puli (lihat tabel 4.3) 8 dihitung dari persamaan berikut : 8 0,016 xt (mm) { dihitung dari persamaan berikut O~ 42 rm) dina abel Misalkan, bila t = 100 mm,, sabuk dapat dikencangkan dengan mengatur jarak poros atau dihitung Td dipasang tegak lurus di titik tengab, 500 mm dari ujung 3) 4.13 Menentukan daya yang diperlukan untuk beban konstan a. Untuk Pengangkatan Obyek Bila obyek dari W (Kg) diangkat_ melawan gravitasi untuk 1 (meter) simbol m pada Kecepatan Konstan, mengambil waktu t second (simbol_s), kakas F dan daya diperkirakan P adalah sebagai berikut fn P Wo 1 (kgm) wo W .1/t (kg. mis) Q Karena 1/1 adalah kecepatan V (ns), jadi : pe WY (kg. 5) cece 8) Apabila satuan gravitasi dinyatakan dalam kg.m divbah dalam nilai MKS, maka m= 90) mis) = 9.8 (Is) 9,8 Joule) 98 (W) ld Schingga persamaan (3) dapat diubah ke dalam unit MKS sebagai berikut : P = O8Wv(W) w Lebi lanjut, karena P adalah daya yang diperlukan untuk kerja, bila efisien meKanis tidak terhitung cfisiensi motor adalah 1 (%) keluaran Pm motor adalah sebagai berikut Pm = 98 W vx 100/n(w) 9,8 W vx 10°x 100/ 1 (KW) atau Wx100_ 100 1/98x10° 7 Ww 100 = aw) 5) 12" 7 6) b. Untuk menggerakkan obyek secara horisontal Bila suatu obyek digerakkan secara horisontal pada kecepatan motor V (m/s) dengan ‘memperhitungkan koefisien geser j, keluaran motor Pm dapat diperoleh dari persamaan__berikut berdasarkan persamaan (5) Pim = 98 w We x 10% x 100/HKW)... 6) Sebagaimana besar daya konveyor sabuk habis| sebagai rugi geser disebabkan oleh perputaran pull pembawa, jadi bila 196 BK, Volume I, Nomor 2, April 2006 Cl =Koefisien geser, ditentukan oleh pul pembawa, berat sabuk, pembawa bantalan puli per I'm panjang konveyor dalam keadaan tampa beban (hambatan perjalanan) (kg W/m) C2 = Koefisien yang memberikan hambatan’ perjalanan karena beban, Q = Kuantitas yang ditransportasikan (Uh), 1 = Panjang sibuk konveyor (m) V_ = Kecepatan sabuk (m/s). Maka dengan menarik kesimpulan dari persamaan (5) dalam hal konveyor horisontal, daya yang diperoleh dari formula empiris berikut : Civ +C2Q1 ¥100 102 _ Civ +C2Q Tool ~ 102 . a Nilai Cl dan C2 tergantung sedikit banyaknya pada keahlian pembuatan dan perawatan, bila bantalan bola/bantalan rol dipakai untuk pembatas nilai C1 dan C2 menjadi kira-kira 2 kali, Dan C2 sekitar 0,01 0015. Tabel 4.5 Nilai dari Cl Lebar 3 6 9 sabukim) | 93 | 04 | 05 | 06 | 08 | 09 Cl Gym) [0.48 [0.77 [124 | 1.47 | 2.06 [2.90 ¢. Penentuan daya yang diperlukan dengan beban fe. Cara rugi rata-rata berubah-ubah Dalam hal motor tak serempak dengan Untuk tugas kontinyu atau tugas waktu singkat Kemampuan waktu singkat rugi-rugi tembaga tidak pada beban Konstan, daya yang diperlukan dapat diperoleh dan suatu motor dengan keluaran nominal dari daya yang diperlukan dan kemampuan rating, Kontinyu atau kemampuan waktu singkat dapat dipergunakan, ‘Akan tetapi bila beban berubah-ubah secara rumit, atau beban dikerjakan terhenti-henti_ pada interval singkat, maka sulit untuk dihitung daya yang diperlukan, Dan suatu motor dengan keampuan waktu singkat atau kemampuan kontinyw menurat keperluan seperti halnya konveyor. Cara kuadrat rata-rata Dalam hal motor tak serempak, bila tegangan terminal konstan, fluks megnetik dan. kecepatan hampir konstan dan keluaran dari satu periode dari beban yang berulang kali, adalah sebanding, dengan arus beban sebab rugi tembaga dengan kuadrat arus beban, maka rugi panas Karena rugi tembaga, sebanding dengan kuadrat keluaran, Misalkan keluaran ckivalen Pa yang diperlukan untuk Kerja berulang kali dapat dihitung dengan persamaan : 197 banyak lebih besar dibandingkan dengan rugi besi, lau. motor tak serempak yang sering mengalami pengasutan, Untuk motor ini dipakai cara rugi rata- jimana Keluaran motor ditentukan dengan mempermisalkan rugi dalam motor selama satu periode terjadi secara merata, Maka rugi ekivalen (La) dalam satu periode dapat diperoleh sebagai berikut : Liv+L aA 2+ 144 + LSt5 t Jadi motor yang mempunyai jumlah rugi sama dengan (La) harus dipilib, 4.2 Pembahasan 4.2.1 Perbandingan transmisi Dengan perbandingan transmisi dimaksudkan perbandingan I antarajumlah perputara _poros, penggerak dan jumlah perputaran poros yang digerakkan, Apabila_jumlah perputaran _poros pertama ialah ni dan jumlah perputaran poros kedua 12 perputaran/menit, maka I = nl : n2 Tanpa kerugian gesekan, daya P pada poros penggerak akan seluruhnya dipindahkan keporos yang digerakkan. Kalau momen yang bekerja dalam, roses penggerak disebut MI dan momen dalam, poros yang digerakkan M2, maka: (rendeman) transmisi (<1). Jadi Ms menjadi nM Dengan : 4.2.2 Menentukan perbandingan transmisi ©; =4m,/30 dan @; = x ny/30 rad detik Pada semua roda gigi dan roda- rantai ddan karena nl Z2 sin =o! 2 ak Kalau Z1 dan 22 menunjukkan jumiah git maka juga masing-masing pada roda penggerak chin pada roda . yang digerakkan, ine: Mi/Mz ‘Apabila terdapat dua buah roda-gesek atau puli-sabuk dengan garis tengah dl dan d2 dan seterusnya, maka dapat diambil sebagai patokan bahwa kecepatan-Keliling V roda itu sama (jadi dengan mengabaikan slip), maka Dari sini didapat bahwa transmisi itu. tidak hanya dapat diterapkan untuk memperkecil jumfah putaran (transmisi perlambatan, 1 > 1), meiainkan juga untuk memperbesar momen (misalnya pada mesin konveyor), maka M2 menjadi =i. M1 Sebenarya memang ada kerugian, Karena itu daya poros yang digerakkan P2 akan lebih kecil daripada daya poros penggerak PI. Dapat dimisalkan P; = 1. P,, dimana y menunjukkan kalau 60V= mdlnt:nd2. n2 4.2.3 Analisa Data Hasil Perhitungan a. Konstruksi Mesin belt Konveyor Gambar 4.4 Konstruksi mesin belt konveyor Data spesifikasi motor : 4. Hasil perhitungan untuk konversi perputaran Input Motor V = 220 Volt 100 Watt, (pm) I = 0,5 Ampere Dimana kecepatan nominal motor pada saat Output Motor 1/16 HP belum terbebani : 4.600 rpm. Putaran nominal = 6000 1pm Jumlah puli pada Konveyor sebanyak 6 buah Diameter puli motor : dl = Tem Diameter puli mesin beban d2 =9 em Diameter puli mesin beban d3. = 2 em Diemeter puli mesin beban d = 6 em 4600 = siiirpm Diameter puli mesin beban dS = 1,7 em 46009 9 Diameter puli mesin beban d6 = 1,7 em 198 EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 Dimana putaran n2. dengan n3 itu sama karena satu poros :n2 = n3 a4 LL nga pm=170,3 ng gg M3 tpm=1703epm Dimana putaran nd dengan nS itu sama Karena berada dalam satu poros :n2= n3 D. Hasil perhitungan untuk konversi kect (anidtk) Rumus pa (avdetik) Jadi hasil perhitungan di atas- menunjukkan adanya perbedaansetelah dikonversi dan ditransmisikan tiap puli, hal ini disebabkan adanya perbedaan diameter antara puli. Dengan demikian konversi kecepatan putaran motor dapat kita atur dengan merubah diameter puli_ motor. Hasil perhitungan di atas dapat kita tabelkan sebag berikut Tabel 4.6 Nilai Konversi kecepatan motor konveyor Diameter puli_ | Konversi Kecepatan (m) (nvldetik) 0.01 2.4073 0,09 2.4072 (0.02 0.5349 0,06 17.107 17.10 0.1515 Out > PLC In Lo PSA Sensor 1 Sensor 2 © Gambar 4.5 Rangkaian pengawatan sistem pengepakan barang pada belt konveyor dengan basis PLC a. Prinsip kerja dasar rangkaian pengawatan sistem barang pada belt Konveyor berbasis PLC 1, Rangkaian catu daya memperoleh tegangan AC dari jala- jala PLN’ yang kemudian mengubahnya menjadi tegangan DC dan diteruskan kerangkaian, 199 2. Rangkaian atu daya ini merupakan rangkaian penyuplai tegangan untuk mengoperasikan PC dan PLC serta beban (motor) », EK, Voll me I, Nomor 2, April 2006 3. Bahasa lader dimasukkan pada PC yang merupakan input program untuk mengaktifkan PLC. 4. Pada PLC memilih saluran input dan yaitu berupa saklar- saklar otomatis yang akan beketja apabila ada masuk dari sensor pencacah yang kemudian mengirimnya berupa sinyal dan ditersukan ke PLC. 5. setelah PLC menerima input program dari PC maka akan mengontrol outputnya yaitu beban (motor). Analisa rangkaian daya Adapun analisa rangkaian daya dari sistem pengontrolan ini berdasarkan Gambar tersebut 1. Motor, alat ini berfungsi sebagai media Utama untuk menggerakkan belt konveyor setelah menerima input (masukan) dari PL 2, Sensor, dimana rangkaian ini terdiri dati ua buah dan berfungsi seba (mencacah) benda yang akan lewat diatas rel belt konveyor kemudian hasil tersebut di kirim berupa signal dan diteruskan ke PLC. 3. Relay, —berfungsi sebagai saklar penghubung, apabila ada masukan dari sensor pencacah dan kemudian-mengirim dalam bentuk signal ke PLC. 4. Belt konveyor, berfungsi sebagai_media pengangkutan barang yang digerakkan oleh motor apabila ada perintah dari PLC. 5. PLC, ini terdiri dari terminal input dan output, dimana sistem ini akan bekerja apabila ada masukan dari terminal inputnya dan akan memerintahkan relay _serta komponen-komponen output untuk beker 6. Interface, berfungsi sebagai jembatan penghubung antara CPU/Program console dengan PLC sehingga PLC akan membaca setiap program yang kita buat 7. Komputer, berfungsi sebagai sarana pembuat rancangan sistem yang dikirim ke PLC sehingga sistem akan dikontrol melalui perantara PLC. 8. Push Button, berfungsi sebagai pemiew dan input dari PLC yang bekerja sesuai program ‘yang kita buat. Analisa rangkaian sistem 1. Jika push button star (00) ditekan, maka ‘rus akan mengalir melalui NC CNT O11 dan CNT 012 sehingga output 200.00 (relay bayangan) bekerja dan seluruh NO 200.00 berubah menjadi NC (mengunci sehingga menyebabkan aru -mengalir ke ‘counter 6 10, output 01004 dan tampa indikator 1 menyala bersama dengan itu motor 1 akan bekerja, Pada saat output 01004 bekerja_ maka terminal input akan terhubung (menjadi NC) sehingga NO 000.07 terpicu berubah menjadi NC menyebabkan arus akan mengalir ke NC 01005 dan NC ‘TIM27 sehingga CNT O11 CJP- bekerja dan menghitung sesuai dengan reset yang kita tentukan. Sesuai reset waktu yang kita tentukan maka CNT O11 CIP akan berubah menjadi NO sehingga aliran daya menjadi terputus, Jika output 1004 bekerja, NC CNT O11 ‘masih mengunci dan sesuai dengan setting waktu yang ditentukan maka TIMO2 akan mengunci schingga arus mengalir ke output 01005 sehingga lampu indikator 2 menyala bersama dengan itu motor 2 bekerja. Pada saat output 01005 bekerja dan motor 2 jalan arus akan mengalir ke NC 01004 dan NO 0008 (S-2) mengunci sehingga CNT 012 tereset dan menghitung. Sesuai dengan setting waktu yang diber maka TIM 09 akan terputus seh Kontak ke output 01005 terputus sehin motor 2 akan berhenti bekerja. Bersama dengan itu NO 01004 (M1) ‘mengunei dan output motor 1 bekerja Jika output 2001 mengunci maka arus menglir ke CNT 013 CK-1 sehingga NO CNT 013 akan mengunci dan menghitung (mencacah). Setelah_mencapai_ setting waktu TIM 08 maka NO TIM 08 akan mengunci dan CNT 013 schingga arus mengalir ke output 200.01 Setelah_mencapai_waktu setting TIM 08 maka CNT O13 akan membuka sehin output 200.01 terputus bersamaan dengan ita NO TIM 03 akan mengunci sehingga aus akan mengalir ke NC TIM 005, Pada saat setting TIM 004 mencapai waktunya maka NO CNT akan mengunci bersamaan dengan itu output 1000 akan bekerja dan lampu -1 akan menyala, Bila jumlah produk barang kurang dari 2 dari jumlah produk yang tereset pada CNT O14 maka sesuai dengan waktu setting yang dlitentukan pada ‘TIM 25 maka NO TIM 25 ‘mengunci menyebabkan arus akan mengalit ke output 20002, 200 EK, Voll 13, Sesuai dengan waktu setting dari TIM 04 NO TIM 004 akan mengunci sehingga NO CNT 014 mengunei dan arus akan mengalir ke output 01001 dan lampu menyala, 14, Jika jumlah produk kurang dari 3. maka CNT’ O15 CK -3 akan bekerja, sesuai dengan waktu setting dari NO TIM 022 akan mengunei dan arus mengalir ke output 2008. 15, Pada saat timer O04 bekerja dan mengunci dan CNT O15 mengunci arus akan mengalit kke output 01006 menyebabkan lampu 3 menyala, 16, Bila jumlah produk yang tercacah dari CIP itu terhitung semuanya maka CNT O11 CIP bekerja dan semua NO CNY O11 CIP mengunci dan sesuai dengan reset counter maka output motor 1 akan terputus dan motor 2 akan bekerja 17, Bila Push Button Stop (01) ditentukan maka NC 01 akan membuka dan semua sistem akan terputus. .5. Implementasi PLC Prosedur perancangan adalah sebagi berikut 1. Membuat tabel perencanaan alamat dari internal VO PLC beserta peralatan yang terhubung dengannya Membuat diagram rangkaian lengkap Merancang ladder diagram Menterjemahkan ke kode mnemonic Memasukkan kode mnemonic ke PLC dengan programming console (atau menggunakan komputer) vhen 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil desain belt konveyor ini yang dikendalikan ofeh PLC dapat disimpulkan sebagai berikut I. Sistem pengontrolan berbasis PLC pada belt onveyor san; ektif dalam hal pengoperasiannya, di samping itu juga sistem pengawatannya jauh lebih” sederhana dibandingkan dengan sistem kontrol manual 2. Kemampuan sistem pengontrolan belt konveyor berbasis PLC dalam hal ketepatan dan keakuratan kerja jauh lebih baik dibandingkan dengan Kontrol manual dan sistem pelacakan gangguan lebih mudah teratasi, hal ini dikarenakan PLC unit kendali yang pintar dan cetdas. 201 3. Dipilihnya motor induksi sebagai media penggerak belt konveyor disebabkan motor induksi_mampu_menahan beban dari beban ringan sampai beban berlebih dan motor induksi ini dapat menahan pengasutan yang sering 4. Dari analisis hasil perhitungan_disimpulkan, bbahwa semakin besar diameter puli suatt mesin penggerak — konveyor akan mengurangi Kecepatan putaran motor penggerak hal ini dapat dilihat dengan persamaan 5.2 Saran 1. Alat ini hanyalah simulasi dari sekian banyaknya aplikasi penggunaan PLC dan kami berharap —rancangan ini dapat lebih disempurakan dimasa yang akan datang, 2. Motor yang digunakan sebaiknya motor dengan apasitas Kerja yang besar supaya karakteristik kerja beban dapat lebih baik. 3. Desain ini dapat digunakan dalam industri industri yang menggunakan media konveyor, untuk lebih sempurnanya —penelitian — ini perusahaan diharapkan —kerjasama dalam. penerapan program aplikasi ini, DAFTAR PUSTAKA Bintoro J, 1998, Komputer sebagai Media Pemrograman PLC, ‘esis Program Studi Teknik Elektro Pasea Sarjana UGM, Yogyakarta Budiyanto M, dkk, 2003, Pengenalan Dasar-Dasar Programmable Logie Controller, Gava Media, Yogyakarta iid, A.B, Electrical Machinery, Me-Graw- Hill, 4" edition Fitzgerald A.B, dkk, 1997, Mesin-mesin Listrik Erlangga, Jakarta Gunterus F, 1977, Falsafah Dasar; Sistem PengendalianProses, Elex Media Komputindo, Jakarta Klafter D.R, dkk, 1989, Robotic Enginering an Integrated Approach, Hall International Edition, U.S.A. Lee C. Samuel, 1994, Rangkaian Digital dan Rangkaian Logika, Erlangga, Jakarta Ogata K, 1984, Modern Control Engineering, Cetakan 9, Prentice Hall of India, New Delhi Operation Manual, 1990, Ladder Support Software Pakpahan S. 1994. Kontrol Otomotik ‘Teori dan Penerapan, Erlangga, Jakarta Pascasarjana, 2001, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, Unhas, Makassar

You might also like