You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

Ketuban pecah dini (KPD) atau premature rupture of the membrane (PROM) adalah
pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya proses persalinan, yang dapat terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan atau kurang bulan. Ketuban pecah dini berhubungan dengan 30-40%
kelahiran preterm yang merupakan penyebab kematian serta kesakitan yang penting baik bagi
maternal maupun perinatal.
Selaput ketuban normalnya pecah secara spontan pada waktu proses persalinan yaitu
pada akhir kala I atau awal kala II, diakibatkan oleh kontraksi uterus yang berulang-ulang.
Ketuban yang pecah sebelum mulainya persalinan dengan usia kehamilan sebelum 37 minggu
disebut ketuban pecah dini preterm.
Insidens KPD ini didapatkan sebanyak 10% dari semua kehamilan, dimana sebagian
besar kasus terjadi pada umur kehamilan lebih dari 37 minggu.
Sampai saat ini masih banyak pertentangan mengenai penatalaksanaan ketuban pecah
dini yang bervariasi dari tidak melakukan apapun sampai pada tindakan yang berlebihan.

BAB II
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara auto-anammesis di kamar bersalin RSUD Karawang pada
tanggal 11 Agustus 2014 pukul 12.12 WIB
Identitas
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. ES
Usia
: 28 tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Alamat
: Dusun Karawang Tanjung Rt.03 Rw.01 Kelurahan
Tanggal masuk RS
Tanggal keluar RS
Dokter penanggung jawab
B. Identitas Suami
Nama
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
Suku

Gebangjaya, Kecamatan Cibuaya, Karawang


: 11 Agustus 2014
: 13 Agustus Juni 2014
: dr. Unggul, Sp.OG
: Tn. H
: 30 tahun
: SD
: Buruh
: Islam
: Dusun Karawang Tanjung Rt.03 Rw.01 Kelurahan
Gebangjaya, Kecamatan Cibuaya, Karawang
: Sunda

Keluhan utama
Pasien datang dirujuk oleh bidan dengan Ketuban Pecah Dini 6 jam dengan suspek
oligohidromnion.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G2P1A0 mengaku hamil 10 bulan, dengan HPHT 05-08-2013, taksiran partus 1205-2014, usia kehamilan 43 minggu. Mulas-mulas pertama kali dirasakan sejak 1 hari SMRS
(pukul 06.00), dirasa teratur, semakin lama semakin sering, semakin lama durasinya, dan
semakin kuat, namun pasien tidak segera ke RS ataupun bidan. Keesokan harinya, 05-06-2014
pukul 02.30 keluar air-air, jumlah cukup banyak, tidak berwarna dan tidak berbau. Air yang
keluar disertai dengan lendir, namun darah dan flek-flek coklat atau merah disangkal. Pasien
memanggil paraji, lalu dikatakan sudah ada bukaan, kemudian pasien ke bidan dan pukul 04.00
dikatakan bukaan 6. Pukul 09.00 dikatakan bidan bukaan lengkap, kemudian pasien dipimpin

meneran, namun bayi tidak lahir juga. Pasien mengaku, saat dibidan kekuatannya untuk meneran
tidak kuat. Pukul 11.00 pasien dibawa ke puskesmas, dipersiapkan untuk dirujuk namun pasien
baru dapat RS rujukan dan sampai di VK RSUD Karawang pukul 15.45. Keluhan pandangan
kabur, nyeri ulu hati, mual, muntah, demam, menggigil, nyeri saat buang air kecil disangkal oleh
pasien. Sampai saat tiba di RS, pasien mengaku gerakan janin masih ada namun dirasa semakin
berkurang. Selama kehamilan ini, pasien kontrol di bidan, teratur 2 minggu sekali sejak usia
kehamilan 4 bulan dikarenakan pasien tidak tahu sedang hamil karena menstruasinya yang tidak
teratur, imunisasi TT (-), riwayat USG kehamilan ini tidak ada, saat kontrol di bidan, kondisi
selalu baik, tensi darah tidak pernah tinggi dan tidak ada keluhanyang berarti.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat darah tinggi, kencing manis, asma, alergi, dan jantung disangkal pasien
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat darah tinggi, kencing manis, jantung, asma, dan alergi juga disangkal ada dalam
keluarga pasien.
Riwayat Menstruasi
Menarche pada usia 14 tahun. Menstruasi awalnya teratur sebulan sekali, namun sejak
melahirkan anak pertama dan menggunakan KB, menstruasi jadi tidak teratur, bisa 3 bulan
sekali, lamanya 3-5 hari, ganti pembalut rata-rata 2x/hari, nyeri haid (-) hanya dirasakan linu-linu
namun masih bisa beraktifitas seperti biasa.
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1x, diusia 20 tahun.
Riwayat Obstetri
I Perempuan, 10 tahun, lahir di bidan, normal, berat badan lahir bayi 2000 gr, panjang
badan lupa.
II Hamil ini.
Pernah menggunakan KB suntik 3 bulan sampai sebelum melahirkan.
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
BB/TB
: 68 kg / 158 cm
Tanda Vital
:
Tekanan darah
: 160/100mmHg
Nadi
: 80x/ menit
Suhu
: 36,8oC
Pernafasan
: 18x/ menit
Kepala
: Normocephali, deformitas (-)
Mata
: Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Leher
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Genitalia

: Kelenjar getah bening tidak teraba membesar


Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
:
: Suara nafas vesikuler ( + / + ), ronkhi ( - / - ), wheezing ( - / - )
: S1-S2 reguler, mumur ( - ), gallop ( - )
: Membuncit sesuai dengan usia kehamilan
: Akral Hangat ( + / + ), Oedem ( - / - )
: Vulva edema ( - )

B. Status Obstetri
Leopold
Leopold I
Leopold II

: Bulat, tidak melenting (bokong)


: Teraba rata disebelah kiri ibu (punggung kiri)
Teraba bagian-bagian kecil disebelah kanan
Leopold III : Bulat, melenting (kepala)
Leopold IV : Masuk PAP 1/5
TFU
: 34 cm, punggung kiri, presentasi kepala
TBJ klinis
: 3720 gram
DJJ
: 140 bpm
His
: 3x /30 menit/ 10 detik
Genitalia
Inspeksi
: V/U tenang, perdarahan aktif (-)
Inspekulo
: Tidak dilakukan
VT
: Portio kenyal, posterior, tebal 3 cm, diameter 1 cm, selaput ketuban (-)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium 24-08-2014 08:37
Hb
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Masa perdarahan/BT
Masa pembekuan/CT
Golongan darah
Rhesus
Imunologi
HbSAg rapid
Kimia
GDS
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Protein urine

: 11.4 g/dL
: 14.740/mm3
: 287.000/mm3
: 32.8%
: 2
: 10
:B
:(+)
: Non reaktif
: 52 mg/dl
: 10,9
: 0,56
: 13,2
: 7,1
: (-)

B. USG
JPKTH
Placenta letak fundus
BPD : 92,7
AC
: 329
FL
: 75,6
EFW : 3340
ICA : 7

IV. DIAGNOSIS
PK II lama pada G2P1A0 hamil aterm , JPKTH
Syarat ekstraksi terpenuhi
V. PENATALAKSANAAN
Asuhan PK II Ibu dipimpin meneran, hiss tidak adekuat, bayi tidak lahir
Pukul 16.05, dengan ekstraksi vakum lahir bayi laki-laki dengan berat 3550 gram,
panjang 49 cm, Apgar Score 3/5, kelainan bawan ( - ), bayi tidak segera menangis, ketuban hijau
kental jumlah sedikit, caput succacedenum ( + ).
Ibu disuntik Oxcitocin 10 IU im dan drip Oxytocin 10 IU, tali pusat diklem dan dipotong.
Lahir plasenta lengkap, kontraksi uterus baik. Dilakukan eksplorasi dan didapat ruptur perineum
grade I dilakukan perineoraphy.
F. PROGNOSIS
Ad vitam
: Dubia ad bonam
Ad Fungsionam
: Ad bonam
Ad Sanationam
: Dubia ad bonam
VI. FOLLOW UP
STanggal: Os
tampak
(+), koass
sebelumnya
tidak ada riwayat demam. O : CM/TSS
5 Juni
2014lemas,
pukul demam
17.00, oleh
Obsgyn
TD : 140/90
S
: 39oC
N
: 84x/menit
RR
: 20x/menit
Status Generalis
Mata
: CA -/- ; SI -/Paru
: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/Jantung
: S1-S2 Reguler, murmur -, gallop
Abdomen
: Supel, nyeri tekan -, BU + normal
Ekstremitas : Akral hangat ( + / + ), Oedem ( - / - )
Status Obstetri
TFU
: setinggi umbilikus, kontraksi baik
Inspeksi V/P : Jahitan perineoraphy terjahit baik, perdarahan aktif (-), lochia rubra (+)

A
P

: P2A0 post partus maturus dengan ekstraksi vakum + perineoraphy atas indikasi PK II
lama NH-0
: Cek DPL post partum
Observasi tanda vital, kontraksi, perdarahan, suhu
Cefadroxil 2 x 500 mg
Asam Mefenamat 3x 500 mg
Hemobion 1 x 1 caps
Paracetamol 500 mg selama demam ( + )
Mobilisasi bertahap
Folley catheter 1 x 24 jam

STanggal
: Pasien
merasa
nyeri06.00,
pada perut
( + ), Obsgyn
lemas ( + ), demam ( - ). Pasien mengaku kemarin
6 Juni 2014
pukul
oleh koass
setelah minum sanmol 1x demam langsung turun, menggigil ( - ). Mobilisasi ( - ), buang air
kecil melalui selang kencing, BAB ( - ), ASI belum keluar karena belum dirangsang dan belum
memegang bayinya.
O
: CM/TSS
TD : 130/70
N
: 104x / menit
Status Generalis
Mata
Paru
Jantung
Abdomen

S
RR

: 37.1oC
: 16 x/menit

: CA -/- ; SI -/: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/: S1-S2 Reguler, murmur -, gallop
: Supel, nyeri tekan positif pada region epigastrium, umbilical, dan
hipogastrium, bising usus ( + ) normal.
: Akral hangat ( + / + ), Oedem ( - / - )

Ekstremitas
Status Obstetri
TFU
: 1 jari dibawah pusat, kontraksi baik
Inspeksi V/U : tenang, perdarahan aktif ( - ), lochia rubra ( + ), OUE terpasang cath urin,
urin jernih kekuningan, jumlah cukup.
A
P

: P2A0 post partus maturus dengan ekstraksi vakum + perineoraphy atas indikasi PK II
lama NH-1
: Observasi tanda vital, kontraksi, perdarahan, tanda-tanda infeksi
Cek DPL post partum
Cefadroxil 2 x 500 mg
Asam Mefenamat 3x 500 mg
Hemobion 1 x 1 caps
Mobilisasi bertahap
Aff folley catheter

Tanggal 7 Juni 2014 pukul 06.30, oleh koass Obsgyn


S
: Nyeri perut ( - ), ASI ( + ), mobilisasi ( + ) pasien sudah jalan ke kamar mandi, buang
air kecil ( + ) tidak ada rasa panas atau nyeri saat buang air kecil, urin warna
kekungingan, darah dari jalan lahir hanya tinggal flek, buang air besar ( - ), demam ( - ).
: CM/TSS
TD : 120/80 mmHg
S
: 36.7oC
N
: 92x / menit
RR
: 16 x/menit
Status Generalis
Mata
: CA -/- ; SI -/Paru
: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/Jantung
: S1-S2 Reguler, murmur -, gallop
Abdomen
: Supel, nyeri tekan positif pada region epigastrium, umbilical, dan
O

hipogastrium, bising usus ( + ) normal.


: Akral hangat ( + / + ), Oedem ( - / - )

Ekstremitas
Status Obstetri
TFU
: 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik
Inspeksi V/U : tenang, perdarahan aktif ( - ), lochia rubra ( + ), jahitan perineoraphy
tampak baik.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah 07-06-2014
Hb
: 11.8 gr/dl
Leukosit
: 15.670/mm3
A
P

: P2A0 post partus maturus dengan ekstraksi vakum + perineoraphy atas indikasi PK II
lama NH-2
: Observasi tanda vital, kontraksi, perdarahan, tanda-tanda infeksi
Cek DPL post partum
Cefadroxil 2 x 500 mg
Asam Mefenamat 3x 500 mg
Hemobion 1 x 1 caps
Mobilisasi aktif
Boleh pulang
Motivasi ASI
Edukasi hygiene perineoraphy

BAB III
ANALISA KASUS

Berdasarkan hasil
anamnesis

KASUS
Pasien G2P1A0 dengan

ANALISIS KASUS
Dengan riwayat persalinan

riwayat persalinan sebelumnya

sebelumnya, kemungkinan

5 tahun yang lalu dengan

distosia akibat faktor passage

persalinan normal, berat badan

dapat disingkirkan.

lahir bayi 3500 gr.


Pasien merasa mulas-mulas

Tanda-tanda persalinan (+) pada

sejak 1 hari SMRS dirasa

pasien berupa hiss (+) yang

teratur, semakin lama semakin

secara fisiologis timbul pada

sering, semakin lama

beberapa jam terakhir kehamilan

durasinya, dan semakin kuat,

berupa kontraksi uterus yang

namun pasien tidak segera ke

menyebabkan penipisan, dilatasi

RS ataupun bidan.

serviks lalu pengeluaran janin


melalui jalan lahir. Kontraksi
yang teratur, dapat merupakan

13 jam SMRS, keluar air-air,


cukup banyak, tidak berwarna,
tidak berbau, lendir (+), darah
(-), 1.5 jam setelahnya pasien
ke bidan.

tanda awitan persalinan kala I


laten.1
Keluarnya air-air dan lendir
menggambarkan pecahnya
ketuban yang fisiologis disertai
dengan pembukaan cerviks.
Kemungkinan pasien sedang
dalam kala I persalinan, namun
dikarenakan saat itu juga tidak
dilakukan pemeriksaan dalam
untuk menentukan bukaan
cervix, masih ada kemungkinan

pasien mengalami ketuban


12.5 jam SMRS pasien ke

pecah dini
Kemungkinan ketuban pecah

bidan, dikatakan bukaan 6.

dini disini dapat disingkirkan,


karena 0.5 jam setelah ketuban
pecah pasien masuk pada PK I

7.5 jam SMRS dikatakan


bukaan lengkap.

aktif.
PK I pada pasien belum dapat
dipastikan mengalami
pemanjangan, karena tidak tahu
secara pasti kapan PK I tepatnya
dimulai. Apabila diasumsikan
sejak timbulnya hiss, maka PK I

Pasien dipimpin meneran,

pasien memanjang, yakni

namun hingga 2 jam kemudian, selama 27 jam. Fisiologis pada


bayi belum lahir.

multigravida, PK I berlangsung
selama 12 jam .
Fisiologis PK II pada multipara
adalah 1 jam, jadi pasien

Di VK RSUD Karawang

mengalami PK II memanjang.
Kriteria persalinan lama telah

pasien kembali dipimpin

terpenuhi, sehingga dilakukan

meneran, namun hiss tidak

tatalaksana pertolongan

adekuat, 20 menit kemudian

persalinan pervaginam dengan

dilakukan vakum ekstraksi,

vakum ekstraksi, dkarenakan

lahir bayi.

hiss ibu (+), masih dapat


meneran, namun kekuatannya

Lahir bayi laki-laki BBL

kurang.
Berat badan bayi tidak

3500gr, ketuban hijau kental,

makrosomia, faktor passanger

sedikit, bayi tidak langsung

sebagai penyebab distosia dapat

menangis.

disingkirkan.
Ketuban hijau kental

menggambarkan adanya
mekonium pada ketuban, yang
dapat terjadi akibat keadaan
janin yang kurang baik seperti
hipoksia janin, kemungkinan
terjadinya infeksi intra uterin
juga dapat terjadi pada pasien
dikarenakan lamanya proses
sejak ketuban pecah sampai bayi
Sampai saat tiba di RS, pasien

dilahirkan.
Kemungkinan kondisi janin

mengaku gerakan janin masih

tidak baik (fetal distress).

ada namun dirasa semakin


berkurang.
Riwayat penyakit dahulu dan

Menyingkirkan kemungkinan

keluarga tidak ada diabetes

faktor passanger pada distosia ec

mellitus.
TD : 160/100 mmHg

makrosomia.
Tingginya TD pada pasien
dikarenakan dilakukan
pengukuran sesaat setelah pasien
dipimpin meneran.
Kemungkinan HDK atau
preeklamsi tidak terpenuhi dari

Tatalaksana

Dilakukan ekstraksi vakum

riwayat ANC.
Pada kondisi Kala II

setelah dinyatakan criteria VE

memanjang, perlu segera

terpenuhi.

dilakukan upaya janin.


1 ) Induksi : Oksitosin
2) Upaya pengeluaran janin :
Ekstraksi vakum , forsep

You might also like