You are on page 1of 10

MODUL Forensik dan Medikolegal

OLEH :
Kelompok Tutorial XVIII
Fasilitator : dr.Lina Eka Dewi Sp.S
Ketua

: Hesty Wulandari

(10-179)

Sekretaris : Desfa Rahmi

(10-171)

Notulen

: Muhammad Zikri Muzaki

(10-180)

Anggota

: Reni Marlina

(10-174)

Marlina Tri Hastuti

(10-175)

Azzara Dwi Putri

(10-176)

Geby susanti

(10-177)

Silvi Apsari

(10-178)

Viola Inca Tri Wulandari

(10-172)

Wempi Augia

(10-173)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya yang telah diberikan, kami dapat menyelesaikan makalah Forensik dan Medikolegal
ini dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Makalah kulit dan jaringan ini dibuat berdasarkan sasaran pembelajaran yang telah kami
lakukan bersama sama dengan kelompok kami. makalah Forensik dan medikolegal ini
diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang hal-hal dasar mengenai
Tuberkulosis, khususnya dalam bidang kedokteran. Oleh karena itu, makalah forensik ini bisa
membantu mengembangkan atau memberi pemahaman baru mengenai meningitis tuberculosis
yang mengalami penurunan kesadaran, yang berkaitan profesi dokter dari segala aspek yang
ada, sehingga baik dan buruknya bisa terpikirkan dengan baik.
Kami berusaha menyajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
siapa saja yang membacanya, sekalipun orang itu adalah orang awam yang akan pengetahuan
tentang identifikasi, sehingga tujuan dari makalah ini akan tersampaikan dengan baik.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada orang orang yang membantu kami dalam
pembuatan makalah Neurologi ini. Kami menyadari bahwa makalah Forensik ini jauh dari
sempurna. Oleh karena

itu, kami bersedia menerima kritik dan saran yang positif dan

membangun dari rekan rekan pembaca.

Padang, Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar isi..........................................................................................................i
Judul TRIGGER 5..........................................................................................iii
Step I................................................................................................................1
Step II...............................................................................................................2
Step III.............................................................................................................3
Step IV..............................................................................................................4
Step V...............................................................................................................5
Step VI..............................................................................................................6
Step VII............................................................................................................7-17
Kesimpulan......................................................................................................18
Daftar pustaka.................................................................................................iv

TRIGGER 5 : Korban Gempa Bumi


Gempa bumi yang mengguncang Aceh pada tahun 204 menyebabkan banyaknya korban jiwa.
Pada saat kejadian telah dilakukan proses identifikasi untuk mengetahui identitas korban. Identifikasi
dilakukan di rumah sakit daerah setempat yang dilakukan oleh tim identifikasi. Dalam proses identifikasi
diperlukan informasi dari keluarga tentang cirri-ciri fisik anggota keluarganya yang hilang, guna
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan jenazah pada saat itu. Jika didapatkan salah satu dari primer yang
cocok antara data ante mortem dengan data post mortem maka korban dinyatakan teridentifikasi.
Lebih kurang 9 tahun setelah kejadian, ditemukan beberapa tulang manudsia didaerah pedesaan,
tulang tersebut dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Polisi meminta dokter untuk
menentukan jenis kelamin, ras, umur, dan tinggi badan dari tulang belulang yang ditemukan.
Pada saat pemeriksaab tengkorak di rumah sakit, petugas dari kepolisian terkejut melihat
pertengkaran antara dokter dengan keluarga pasien. Mereka membicarakan masalah tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap pasien, dimana keluarga menolak karena tidak punya cukup uang untuk
membayar tindakan tersebut.
Bagaimana saudara menjelaskan proses identifikasi diatas?

STEP I

Identifikasi
Proses pengenalan untuk mengetahui identitas yang telah meninggal
Data ante mortem
Data seseorang sebelum kematian
Data post mortem
Data seseorang setelah meninggal

STEP II
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pada siapa saja identifikasi dilakukan?


Siapa saja penanggung jawab identifikasi?
Kapan identifikasi dilakukan?
Apa syarat-syarat identifikasi?
Apa tujuan dari identifikasi?
Apa saja tahap-tahap identifikasi?

STEP III
1. Pada korban yang sudah meninggalm dan tidak dikenali
2. Penanggung jawab : polisi
Yang membantu identifikasi :

3.
4.

5.

6.

- Dokter forensic
- Dokter gigi forensic
- Ahli DNA
- Ahli sidik jari
Setelah kejadian atau bencana di TKP
Syarat :
a. Minimal 1 data primer
- Sidik jari
- Gigi
- DNA
b. Minimal 2 data sekunder
- Visual
- Pakaian
Tujuan :
- Pemastian kematian seseorang secara yuridis dan resmi
- Awal penyidikan suatu tindak pidana
- Kebutuhan etis kepada keluarga
Fase TKP :
- Fase post mortem
- Fase ante mortem
- Fase rekonsiliasi
- Fase debriefing

STEP IV
Korban Gempa
Bumi

Data Primer

Data Sekunder

Identifikasi

Penanggung
jawab/tim
identifikasi

Tujuan

STEP V
1. Identifikasi
a. Pengertian
b. Penanggungjawab
c. Tujuan
d. Prinsip
e. Metode
f. Fase-fase
g. Syarat
2. Identifikasi kerangka
a. Tujuan
b. Prinsip
- Penentuan Ras
- Penentuan Sex
- Penentuan Umur
- Penentuan Tinggi Badan

STEP VI

STEP VII
IDENTIFIKASI
1. Pengertian

Metode

Tahap

Prinsip

2.

3.

4.

5.

Adalah penentuan atau pemastian identitas berdasarkan khas yang terdapat pada seseorang yang
telah mati
Penanggung jawab : polisi
Yang membantu identifikasi :
- Dokter forensic
- Dokter gigi forensic
- Ahli DNA
- Ahli sidik jari
Tujuan
a. Kebutuhan etis dan kemanusiaan terhadap keluarganya. Hal ini terkait dengan penerbitan
surat keterangan kematian. Jika korban tersebut belum teridentifikasi, maka surat keterangan
kematian tidak bisa dikeluarkan. Penerbitan surat keterangan kematian ini terkait dengan klim
asuransi
b. Pemastian kematian seseorang secara yuridis dan resmi
c. Klaim dalam kasus public dan pendata
d. Awal penyelidikan
Prinsip
Dilakukan dengan komparasi (membandingkan) cirri identitas pada data post mortem dengan data
ante mortem
Metode
a. Visual
Metode ini tidak ilmiah, karena jika kondisi mayat rusak/membusuk, maka visual tidak dapat
dilakukan
b. Pakaian
Metode ini tidak bisa memastikan suatu identifikasi karena ada kemungkinan pakaian korban
diganti sesaat sebelum kematian. Namun, jika korban menggunakan pakaian seragam, maka
akan sangat membantu proses identifikasi
c. Property
Seperti dompet dan jam tangan
d. Fisik
Tanda-tanda cacat fisik atau tato
e. Medic
Ada bekas operasi (rusaknya pemasangan pen pada tulang)
f. Serologi
Pemeriksaan golongan darah, namun hanya bisa menyingkirkan tidak memastikan
g. Odonthologi
Keadaan gigi
h. Sidik jari
i. DNA

6. Fase identifikasi
a. Fase TKP
Jika terjadi suatu bencana, maka tim DVI akan segera menuju tiap tugas tim TKP
1. Menggunakan BB biologis
2. Mengamankan BB property
3. Jika TKP terbatas, pasang police line
4. Pemeriksaan Hexamater
5. Membawa korban mati ke kamar jenazah dengan menggunakan kantong mayat berlabel
b. Fase Post Mortem

1. Tim post mortem


- Dokter forensic
- Dokter gigi forensic
- Alhi DNA
- Ahli sidik jari
- Fotografer
2. Lokasinya harus berdekatan dengan TKP
3. Data-data PM dimasukkan ke system
4. Menggunakan pink form
c. Fase Ante Mortem
1. Tim fase Am bertugas menerima data-data yang dibawa keluarga korban
2. Petugas pada fase AM harus cakap berkomunikasi
3. Biasanya berada ditempat umum
4. Satu orang korban bisa saja dilaporkan oleh beberapa pelapor
d. Fase rekonsiliasi
1. Pada fase ini, dilakukan pencocokan/pembandingan data AM dan PM
2. Hanya dilakukan satu kali sehari
3. Yang memimpin fase rekonsiliasi adalah ketua DVI
4. Jika data Ap dan PM cocok, korban teridentifikasi, laporkan ke keluarga korban, lihat
jenazah
5. Penyerahan sertifikan identifikasi dan surat keterangan kematian ke keluarga korban
e. Fase The Briefing
Evaluasi
7.syarat identifikasi
a.

Minimal 1 data primer

- Sidik jari
- Gigi
- DNA
c. Minimal 2 data sekunder
- Visual
- Pakaian

Identifikasi kerangka
1. Tujuan
a. Menentukan kerangka tersebut adalah kerangka manusia atau bukan
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Umur
e. Identifikasi khusus
f. Serologi/DNA
2. Penentuan Ras
a. Tulang tengkorak (paling akurat)
Ras
Caucasoid

Tulang Hidung
Nasal Silk ( tulang hidung

Zygomaticum
Retraksi kedalam

Tonjolan Mulut
Tidak khas

tinggi)
Negroid

Nasal guthering (tulang hidung


pesek)

Tidak khas

Menonjol kedepan

Mongoloid

Tidalk khas

Menonjol kedepan

Tidak khas

b. Lengkung gigi
- Mongoloid : elips
- Negroid
: berbentuk huruf U
- Caucasoid : berbentuk parabola
c. Gigi
- Caucasoid
Permukaan lingual merata pada gigi seri
Gigi sering crawded
Lengkung rahang sempit
M1 lebih panjang
- Mongoloid
Gigi secop pada incisivus
Molar berbentuk segi empat dominan
- Negroid
PM mempunyai tiga akar
Monyong
Mempunyai M4
Molar berbentuk segi empat
Penentuan SEX
Tonjolan supraorbita
Lobang mata
Os palatum
Gigi geligi
Dagu
Fosa pyriformis nasal
Tengkorak
Mastoid
Sinus frontal
<simpisis pubis
Tulang occipital
Ramus ichiopubis
PAP
Sacrum

Laki-laki
>>
Kotak
U
Lebih besar
Kotak
Kotak
Besar, kasar, keras
Besar dan kasar
>>
<90
>>
Tajam
Sempit, lonjong
kecil

Perempuan
<<
Bundar
V
Lebih kecil
Lengkung
Segitiga
Kecil,halus, lunak
Halus dan kecil
<<
>90
<<
Lebar
Lebar
Besar

Tinggi Badan
Diukur panjang tulang-tulang panjang ekstermitas. Tulang tersebut dalamkeadaan utuh
Semua panjang tulang dikali dengan faktor multiplikasi (FM)

TB = FM x T
Hasilnya diurutkan, range TB dari yang paling kecil sampai paling besar
Umur
Dapat ditentukan dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Garis sutura
Gambaran permukaan iga dalam
Gambar permukaan dalam tulang kemaluan
Gigi geligi (Jika gigi ke 8 tumbuh,perkiraan umur 18-19 thn / lebih
Pusat penulangan
DNA

You might also like