Professional Documents
Culture Documents
I.
TUJUAN
1. mengetahui flora mikroba tanah
2. menentukan jumlah bakteri dan jamur dalam sample tanah
II.
PRINSIP PERCOBAAN
Tanah mengandung banyak jenis mikroorganisme seperti bakteri,
jamur, protozoa, alga, dan virus. Mikroba pada suatu sampel tanah
ditentukan oleh beberapa faktor seperti kelembapan, pH,
temperatur, kandungan gas oksigen, dan komposisi organik
maupun anorganik tanah. Pada percobaan kali ini akan dilakukan
pengenceran dan digunakan tiga jenis medium yang mendukung
pertumbuhan jenis mikroba tertentu, agar yeast glycerol untuk
actinomycetes, agar Sabouraud untuk isolasi jamur dan agar nutrisi
untuk bakteri. Selain nutrisi agar, kedua jenis medium yang lain
ditambahkan 10 g Aureomycin (klortetrasiklin) per mililiter medium
untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
III.
TEORI DASAR
Pengertian tanah
Tanah subur mengandung lebih dari 100 juta mikroorganisme per gram tanah.
Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung ppada aktivitas mikroorganisme
tersebut.Sebagian besar mikroorganisme memiliki peranan yang menguntungkan bagi
pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organic, recycling hara
tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, meransang pertumbuhan,
biokontrol pathogen dan membantu penyerapan unsure hara.Bioteknologi berbasis
mikroorganisme
dikembangkan
dengan
memanfaatkan
peran-peran
penting
umumnya
ada
yang
bersifat
baik
maupun
buruk.
menyesuaikan diri terhadap polusi dan tergantung pada kondisi lingkungan tempat
tinggal organisme tersebut tumbuh. Ketahanan mikroorganisme terhadap logam berat
bervariasi dalam kelompok mikroorganisme, genus maupun spesies. Pengaruh logam
terhadap mikroorganisme tersebut terlihat pada beberapa daur kehidupannya. Pada
fungi pengaruh pengaruh tersebut terlihat dalam pembentukan miselium, maupun
perkecambahan spora. Pada khamir berupa peningkatan kegiatan lipolitik,
respirasi(penghambatan sistein). Pada bakteri terlihat pada penurunan dan
perpanjangan laju. Pertumbuhan, penundaan perkembangbiakan dan sebagainya.
Berikut kandungan bakteri pada tanah :
Tanah pasir
320 500 ribu sel bakteri/gr tanah
Tanah lempung
360 600 ribu sel bakteri/gr tanah
Tanah subur
2 200 juta sel bakteri/gr tanah
Mycorhiza /jamur akar, adalah asosiasi simbiosis mycelia fungi dengan akar tanaman
tertentu. Membantu tanaman induk menyerap unsur hara tertentu.
Actinomycetes
Actinobacteria atau Actinomyces adalah kelompok bakteri Gram positif dengan
nisbah G/C yang tinggi. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur, Mycota)
karena ada anggotanya yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta menghasilkan
antibiotik. Ketika diketahui memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya kecil dan dapat
diserang virus bakteriofag), kelompok ini pernah dianggap bukan fungi maupun
bakteri. Baru setelah pengujian DNA dimungkinkan, kelompok ini diketahui sebagai
bakteri. Kebanyakan Actinobacteria ditemukan di tanah. Sebagian yang lain tinggal di
dalam tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa patogen seberti Mycobacterium.
Jadi, secara taksonomi dan morfologi dapat digolongkan sebagai fungi ataupun
bakteri, tetapi akhir-akhir ini diklasifikasikan sebagai bakteri. Fungsi utamanya yaitu
dalam dekomposisi bahan organik terutama selulosa dan bahan organik lain yang
resisten. Keadaan yang baik untuk perkembangan actinomycetes yaitu banyak tersedia
bahan organik segar, pH tanah netral sampai agak masam, tanah lembab, tetapi lebih
tahan kekeringan daripada fungi.
Mereka memainkan peranan yang penting dalam dekomposisi materi organik
seperti selulosa dan kitin. Aktivitas ini menambah cadangan hara di dalam tanah dan
merupakan bagian penting dari pembentukan humus. Kemampuan Actinobacteria
untuk hidup di lingkungan bernutrisi rendah dan untuk mengonsumsi lognoselulosa
(lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya sukar dicerna kebanyakan
bakteri tanah) menyebabkan Actinobacteria mendominasi kawasan bebatuan karst.
Pemberian pupuk kandang yang kaya selulosa akan meningkatkan populasi
Aktinobakteri di tanah. Pemupukan amonium atau nitrat yang terus-menerus menekan
populasi karena Aktinobakteri tidak suka pH di bawah 6; sebaliknya, pengapuran
untuk menaikkan pH juga menaikkan populasinya.
Penghitungan Jumlah Mikroorganisme
Setelah masa inkubasi, diamati koloni yang tumbuh pada masing-masing cawan
petri dan dilakukan penghitungan pada masing-masing pengenceran. Penghitungan
dilakukan berdasarkan jumlah koloni (Plate count), pada penghitungan dengan cara
ini diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi,
yakni :
1. Jumlah koloni tiap cawan petri antara 30-300 koloni, jika tidak ada yang
memenuhi syarat maka dipilih koloi yang jumlahnya mendekati 300.
2. Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas cawan petri,
koloni tersebut dikenal dengan spreader.
3. Perbandingan jumlah bakteri dari hasil pengenceran yang berturut-turut antara
pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran sebelumnya, jika sama atau lebih
kecil dari 2 hasilnya dirata-rata, tetapi jika lebih besar dari 2 maka yang dipakai
adalah jumlah mikroorganisme dari hasil pengenceran sebelumnya.
4. Dari jumlah koloni tiap cawan petri, jumlah bakteri tiap cc atau gram bahan
ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni dengan kebalikan pengencerannya
(Jutono, et al., 1972).
IV.
ALAT DAN
BAHAN
Alat:
1. Cawan Petri
2. Erlenmeyer
3. Pembakar Bunsen
4. Jarum inokulasi
5. Colony couter
6. Pipet steril 1 mL
7. Pipet Mekanik
8. Batang Gelas berbentuk L
9. Beaker glass
Bahan:
1. Sampel Tanah subur
2. Agar Nutrisi
3. Agar Yeast Glycerol
4. Agar Sobouraud
5. Aquades
6. Alkohol 95%
I. HASIL PENGAMATAN
No
.
Pengamatan
Keterangan
Pengenceran 10-3
Jumlah koloni: 219
Media biakan: Agar Yeast Glycerol
Waktu inkubasi: 4-7 hari
Jumlah sel actinomycetes: 219.000/ml
sample
Pengenceran: 10-4
Jumlah koloni: 135
Media biakan: Agar Yeast Glycerol
Jumlah sel actinomycetes: 1.350.000/ml
sample
Waktu inkubasi: 4-7 hari
Pengenceran: 10-5
Jumlah koloni: 8
Media biakan: Agar Yeast Glycerol
Jumlah sel actinomycetes: 800.000/ml
sample
Waktu inkubasi: 4-7 hari
Pengenceran: 10-6
Jumlah koloni: 2
Media biakan: Agar Yeast Glycerol
Jumlah sel actinomycetes: 2.000.000/ml
sample
Waktu inkubasi: 4-7 hari
10
11
12
II. ANALISIS
Pada percobaan kali ini digunakan beberapa medium diantaranya agar yeast
glycerol untuk media pertumbuhan actinomycetes, agar Sabouroud untuk isolasi
jamur dan agar nutrisi untuk bakteri.
Agar nutrisi
Adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk
pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan
untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien adar
adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L.
Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121C
selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Agar Sabourad
Agar Sabouraud adalah jenis agar yang mengandung peptones. peptone adalah
produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein,
lactalbumin, gelatin dan kedelai. Agar Sabouraud ini digunakan untuk menumbuhkan
dermatofit dan jenis-jenis jamur.
besar berubah menjadi koloni koloni yang lebih kecil karena adanya air yang
memisahkan koloni mikroorganisme tersebut. Dengan adanya pengenceran membuat
mikroorganisme lebih mudah diteliti karena selain jumlahnya sedikit, juga biasanya
tidak berkoloni besar. Selain itu pada percobaan kali ini dilakukan beberapa
pengenceran yang menyebabkan
III.
KESIMPULAN
1. Tanah terbukti mengandung flora mikroba tanah diantaranya adalah Jamur,
actinomycetes dan bakteri.
2. Berikut jumlah jamur, actinomycetes, dan bakteri yang terdapat pada sampel
tanah subur.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Pelczar, MJ dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
A. Isolasi Rhizobium
GAMBAR
KETERANGAN
Kelompok 4
Kelompok 11
Kelompok 9
Kelompok 5
I.
ANALISIS
Pada isolasi Rhizobium, pengamatan langsung diamati dibawah
mikroskop. Sebelum itu nodul akar yang ada diremukkan pada kaca
preparat yang telah disterilisasi, kemudian difiksasi untuk
menghindari bakteri kontaminan. Lalu diberikan metilen biru pada
apusan tersebut dan dibiarkan selama 1 menit. Hal ini dilakukan
agar metilen biru tersebut meresap dan mewarnai apusan ketika di
amati dibawah mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak
terdapat
Rhizobium pada apusan yang telah dibuat. Terbukti
karena bakteri yang terlihat bersifat gram positive karena bakteri
yang teramati berwarna biru. Sedangkan Rhizobium bersifat gram
negative. Hal ini dapat terjadi karena kemungkinan pada sampel
nodul akar yang dibuat untuk apusan tersebut memang tidak
memiliki Rhizobium. Selain itu hal ini juga dapat terjadi karena kaca
preparat yang digunakan belum benar benar steril atau pada saat
proses fiksasi tidak dilakukan dengan benar. Sehingga bakteri
kontaminan dapat masuk dan mengganggu hasil pengamatan.