You are on page 1of 24

LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF

OBSERVASI PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA DESA


BLONGKENG KECAMATAN NGLUWAR

Disusun oleh :
Sivi Budiananda Sholikhah
10711110 / 14712053

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016

LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF


OBSERVASI PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA DESA
BLONGKENG KECAMATAN NGLUWAR

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun oleh :
Sivi Budiananda Sholikhah, S.Ked
10711110 / 14712053

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing Fakultas

Dosen Pembimbing Lapangan

dr. Titik Kuntari, M.P.H

dr. Leli Puspitowati


NIP. 197512222006042016

BAB I
LATAR BELAKANG

Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) Lansia adalah suatu wadah pelayanan


kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia,
di mana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat
bersama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah
dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain. Kegiatan posyandu
lansia menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.
Di samping pelayanan kesehatan, posyandu lansia juga memberikan pelayanan
sosial, agama, pendidikan, keterampilam, olahraga, seni budaya, dan pelayanan
lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu, posyandu
lansia juga membantu lansia untuk dapat beraktivitas dan mengembangkan
potensi dirinya1.
Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola dan diselenggarakan
untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam
rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)2.
Secara garis besar, terdapat dua tujuan pembentukan posyandu lansia.
Pertama untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia. Tujuan kedua adalah untuk mendekatkan pelayanan dan
meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan di
samping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut3.
Beberapa kategori pada penyelenggara posyandu lansia antara lain
pelaksana kegiatan dan pengelola posyandu. Pelaksana kegiatan merupakan
anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat di bawah
bimbingan Puskesmas. Sementara pengelola posyandu merupakan pengurus yang
dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal
dan informal serta kader kesehatan di wilayah kesehatan tersebut2.
Bentuk pelayanan posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
sebagai deteksi dini penyakit yang diderita atau ancaman masalah ksehatan yang

dihadapi. Sedangkan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada lanjut usia
di posyandu lansia seperti pemeriksaan aktivitas sehari-hari meliputi kegiatan
dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik
turun tempat tidur, buang air besar/kecil, dan sebagainya3.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan di posyandu lansia sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olahraga
seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan posyandu lansia diperlukan sarana dan
prasarana yang menunjang, antara lain tempat kegiatan (gedung, ruangan atau
tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan
dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan
laboratorium sederhana, termometer, dan KMS Lansia3.
Desa Blongkeng merupakan bagian dari wilayah kecamatan Ngluwar yang
merupakan bagian dari wilayah kerja Puskesmas Ngluwar. Desa Blongkeng
sendiri baru memiliki tiga posyandu lansia di mana salah satunya baru berjalan
tiga bulan sehingga membutuhkan bimbingan yang lebih lanjut untuk pelaksanaan
posyandu lansia ke depannya. Selain itu cakupan lansia yang menerima pelayanan
kesehatan di desa Blongkeng sendiri masih di bawah desa lain. Berdasarkan latar
belakang di atas maka dilakukanlah kegiatan elektif yang bertujuan untuk
melakukan observasi terhadap pelaksanaan posyandu lansia di desa Blongkeng.

BAB II
METODE
2.1 Wawancara

Beberapa metode digunakan untuk mengumpulkan data dalam rangkan


mengetahui permasalahan yang ada terkait pelaksanaan posyandu lansia di desa
Blongkeng, salah satu di antaranya adalah metode wawancara. Metode wawancara
dilakukan kepada pihak-pihak terkait dengan program posyandu lansia di
puskesmas Ngluwar, di antaranya kepala bagian KIA sebagai bagian induk dari
posyandu lansia, serta beberapa staf penanggung jawab bagian lansia dan bidan
desa Blongkeng. Hasil wawancara akan diintegrasikan dengan mteode
pengambilan data lainnya untuk memperoleh masalah dan merumuskan rencana
intervensi yang akan dilakukan.
2.2 Observasi
Selain metode wawancara, dilakukan pula observasi atau pengamatan
langsung terhadap proses pelaksanaan posyandu lansia. Dalam metode ini dokter
muda mengikuti secara langsung kegiatan posyandu lansia di desa Blongkeng
bersama dengan bidan desa. Harapannya, dari metode ini diperoleh data hasil
observasi berupa gambaran proses pelaksanaan posyandu lansia di desa
Blongkeng.
2.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari staf bagian KIA berupa data sekunder
yaitu Standar Pelayanan Minimum bagian KIA yang mencakup di dalamnya
program untuk lansia. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
target dan cakupan apa saja dalam program lansia puskesmas Ngluwar. Data
selanjutnya akan diintegrasikan dengan hasil wawancara dan observasi untuk
merumuskan masalah yang ada serta rencana intervensi yang akan dilakukan.

BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA

3.1 Fakta Masalah yang Ditemukan


Setelah dilakukan beberapa metode pengumpulan data, berupa wawancara,
observasi, dan pengumpulan data sekunder, beberapa masalah yang dapat
disimpulkan pelaksanaan posyandu lansia desa Blongkeng secara umum :
1. Posyandu lansia di desa Blongkeng baru terlaksana di tiga dusun, yaitu
dusun Karangasem, dusun Caruban, dan dusun Karangrejo. Sementara
dusun lain belum melaksanakan posyandu lansia dikarenakan kader yang
tidak dapat digerakkan dan lansia yang minim kesadaran untuk
memeriksakan diri ke posyandu.
2. Dari SPM program lansia di puskesmas Ngluwar diperoleh data bahwa
cakupan lansia yang memperoleh pelayanan kesehatan masih minim,
belum mencapai target 70% dari seluruh lansia.
3. Dari segi pendanaan, untuk posyandu lansia selama ini dana yang ada
berasal dari desa, namun sifatnya diberikan secara bergilir per desa.
Sementara jika ingin menganggarkan untuk kegiatan posyandu lansia
dapat meminta anggaran dari kas desa, namun belum bisa diberikan secara
maksimal. Sehingga untuk kegiatan posyandu lansia selama ini
pendanaannya masih bersifat swadaya dusun atau kader setempat terutama
untuk pemberian makanan tambahan.
4. Antusiasme lansia untuk mengikuti posyandu lansia di desa Blongkeng
juga dapat dikatakan kurang maksimal. Hal ini dapat diketahui dengan
masih minimnya lansia yang datang ke posyandu lansia untuk
memeriksakan dirinya. Ditambah lagi dengan kegiatan posyandu lansia
yang masih bersifat monoton, belum adanya kegiatan lain selain
pemeriksaan kesehatan. Penyuluhan yang minim dan belum terlaksananya
secara rutin kegiatan senam lansia di posyandu lansia.
5. Dari segi administrasi, dapat dikatakan bahwa kelengkapan adminsitrasi
atau perbukuan di posyandu lansia desa Blongkeng sudah rapi namun
belum dapat rutin dijalankan notulensi untuk setiap kegiatan posyandu
lansia.
6. Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia belum diisi secara rutin oleh kader
atau petugas kesehatan, hal ini dikarenakan tidak tersedianya KMS untuk
masing-masing lansia yang ada di posyandu lansia. Ada pula yang
6

KMSnya sudah habis dan belum diberi lagi. Sementara ini dari puskesmas
menyediak Buku Pencatatan Kesehatan sekaligus berisi KMS Lansia
namun di lapangan hanya diberikan 1 buku untuk satu posyandu lansia,
dan selanjutnya diserahkan kepada posyandu lansia masing-masing untuk
diperbanyak secara mandiri.
7. Sistem 5 meja di posyandu lansia belum berjalan secara maksimal. Dari
ketiga posyandu lansia yang diikuti di desa Blongkeng semua masih
menggunakan sistem 1 meja, sehingga semua kegiatan posyandu
terkumpul pada 1 meja saja. Selain itu, pada pelaksanannya digabung
dengan posyandu balita sehingga tidak dapat fokus.
Selain permasalahan pelaksanaan posyandu lansia secara umum, terdapat
beberapa fakta masalah yang ditemukan di salah satu posyandu lansia di desa
Blongkeng yaitu posyandy lansia dusun Karangrejo, di mana posyandu lansia
tersebut baru berjalan selma tiga bulan, sehingga masih terdapat beberapa masalah
terkait pelaksanaannya. Fakta masalah yang ditemukan di antaranya sebagai
berikut :
1. Struktur kepengurusan posyandu lansia dusun Karangrejo belum
terbentuk, sehingga pembagian tugas kader selama pelaksanaan posyandu
lansia belum terlaksana secara maksimal, hal ini dikarenakan posyandu
lansia dusun Karangrejo yang baru berjalan selama tiga bulan.
2. Kader lansia dusun Karangrejo belum begitu sering mendapat pembinaan
dari puskesmas mengingat berdirinya posyandu lansia yang baru tiga
bulan, sehingga pengetahuan kader lansia mengenai pelaksanaan posyandu
lansia serta beberapa kelengkapannya masih perlu ditingkatkan lagi.
3. Administrasi atau kelengkapan pembukuan kegiatan posyandu lansia
dusun Karangrejo belum berjalan dengan baik, hanya ada satu buku bantu
atau buku catatan hasil pemeriksaan saja. Buku-buku dan kelengkapan
administrasi lain seperti halnya posyandu lansia dusun lain belum tersedia.
4. Kegiatan posyandu lansia dusun Karangrejo masih kurang bervariasi atau
masih monoton pada pemeriksaan kesehatan saja. Baik senam lansia atau
penyuluhan terhadap lansia belum pernah diadakan.
5. Partisipasi lansia untuk mengikuti posyandu lansia masih minim,
kesadaran dan antusiasme lansia terhadap adanya kegiatan posyandu lansia
7

di dusun Karangrejo belum merata. Sehingga jumlah lansia yang tercatat


mengikuti posyandu lansia dan terdata dalam buku pemeriksaan kesehatan
masih kurang jika dibandingkan dengan total lansia yang ada di dusun
Karangrejo.
6. Sarana dan prasarana posyandu lansia di dusun Karangrejo belum tersedia
secara maksimal sebagaimana halnya posyandu lansia dusun lain (belum
memiliki tensimeter mandiri).
3.2 Rencana Intervensi
Berdasarkan fakta masalah yang ada di atas, maka rencana intervensi yang
akan dilaksanakan pada kegiatan elektif kali ini terdiri dari dua hal, yaitu
pembuatan buku Panduan Pelaksanaan Posyandu Lansia serta Pengisian KMS
dalam bentuk hardocpy dan pendampingan kader lansia di dusun Karangrejo
sekaligus pelaksanaan senam lansia di dusun Karangrejo. Kedua intervensi ini
dipilih atas pertimbangan sumber daya yang ada dalam hal ini kader lansia dan
kemampuan dokter muda dalam segi tenaga dan finansial.
3.2.1

Pembuatan buku Panduan Pelaksanaan Posyandu Lansia dan

Pengisian KMS
Mengingat masih minimnya pembinaan yang diberikan dari puskesmas
kepada kader lansia serta usia posyandu lansia dusun Karangrejo yang baru tiga
bulan, diharapkan dengan diberikannya buku ini dapat menambah pengetahuan
kader lansia di dusun Karangrejo khususnya mengenai gambaran pelaksanaan
kegiatan posyandu lansia, serta kelengkapan sarana dan prasarana yang harus ada
Serta diberikan panduan pengisian KMS agar pada saat pelaksanaan posyandu
lansia kader lansia juga mengetahui apa saja yang menajdi hal-hal penting dalam
kesehatan lansia sehingga kader lansia dan bidan desa dapat saling berkoordinasi
selama pelaksanaan posyandu lansia.
3.2.2

Pendampingan kader lansia dusun Karangrejo

Pendampingan kader lansia dusun Karangrejo merupakan salah satu bentuk


intervensi yang melibatkan kader lansia secara langsung untuk memberikan
beberapa perbaikan dalam pelaksanaan posyandu lansia dusun Karangrejo. Bentuk
kegiatan yang akan dilakukan antara lain :

1. Penyampaian buku Panduan Pelaksanaan Posyandu Lansia dan Pengisian


KMS Lansia
2. Penyusunan struktur kepengurusan posyandu lansia dusun Karangrejo
3. Pembuatan kelengkapan administrasi atau perbukuan posyandu Lansia dusun
Karangrejo
4. Pendampingan kader lansia dalam pelaksanaan senam lansia di dusun
Karangrejo

BAB IV
INTERVENSI DAN HASIL
4.1 Kegiatan yang Telah Dilakukan
Kegiatan intervensi yang telah dilakukan oleh dokter muda dalam rangka
proses penyelesaian masalah yang ada antara lain :
1. Penyampaian buku Panduan Pelaksanaan Posyandu Lansia dan Pengisian
KMS Lansia serta memberikan penjelasan dalam bentuk diskusi mengenai
buku tersebut dan aplikasinya.

2. Penyusunan struktur kepengurusan posyandu lansia dusun Karangrejo.


Dalam kegiatan ini, dipilihlah beberapa orang yang ke depannya akan
bertanggung jawab mengemban tugas sesuai dengan perannya masingmasing

dalam

pelaksanaan

posyandu

lansia.

Pemilihan

bersifat

musyawarah mufakat di antara kader lansia dan ibu dusun Karangrejo.


3. Pendampingan kader lansia dalam melengkapi administrasi atau
perbukuan posyandu Lansia dusun Karangrejo agar sesuai dengan
kelengkapan administrasi yang seharusnya ada dalam sebuah posyandu
lansia. Untuk pelaksanaan intervensi ini, dokter muda memberikan sampel
kelengkapan administrasi posyandu lansia dusun Karangasem agar dapat
dijadikan contoh dalam membuat kelengkapan administrasi untuk
posyandu lansia dusun Karangrejo.
4. Pelaksanaan kegiatan senam lansia di dusun Karangrejo bersama-sama
dengan kader lansia dusun Karangrejo dengan sasaran lansia yang ada di
dusun Karangrejo. Dalam kegiatan ini dokter muda juga memberikan CD
berisi panduan gerakan Senam Lansia agar dapat dipraktikkan secara
langsung oleh kader lansia setempat jika akan melaksanakan kegiatan
serupa ke depannya.
4.2 Respon Masyarakat
Respon yang diberikan masyarakat terkait dengan pelaksanaan kegiatan
intervensi yang diberikan dokter muda pada umumnya positif. Pada penyampaian
buku Panduan Pelaksanaan Posyandu Lansia dan Pengisian KMS Lansia, kader
lansia merasa sangat antusias dengan diberikannya buku panduan tersebut. Kader
lansia juga merasa memperoleh pengetahuan mengenai pelaksanaan posyandu
lansia dan pengisian KMS. Buku panduan memudahkan kader lansia untuk
melaksanakan posyandu lansia di masa yang akan datang.
Kader lansia dusun Karangrejo selama ini bekerja tanpa memperhatikan
pembagian kerja atau perannya, sehingga masih terdapat kerancuan pembagian
peran selama pelaksanaan posyandu lansia. Respon positif diberikan oleh seluruh
kader lansia serta ibu dusun terkait dengan penyusunan struktur kepengurusan

10

posyandu lansia. Kader lansia terlibat secara aktif dalam pemilihan orang-orang
yang masuk dalam struktur sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Selain itu, pada pendampingan kader lansia untuk kelengkapan pembukuan
atau administrasi posyandu lansia, perwakilan kader lansia juga memberikan
respon positif dan bersedia untuk melakukan proses pembukuan ddan melengkapi
administrasi posyandu lansia agar sesuai dengan posyandu lansia di dusun lain.
Ditambah lagi, untuk pelaksanaan senam lansia, respon antusias sangat
ditunjukkan kader lansia dusun Karangrejo, termasuk dengan lansia di dusun
Karangrejo sebagai peserta senam lansia, hal ini dapat terlihat dengan hadirnya
lansia pada senam lansia yang diadakan oleh dokter muda bekerja sama dengan
kader lansia.
4.3 Perubahan yang Terjadi
Setelah dilakukan beberapa intervensi oleh dokter muda, dapat terlihat
beberapa perubahan yang terjadi dan cukup siginifikan. Terbentuknya strukturisasi
posyandu lansia dusun Karangrejo serta pembagian tugas dan peran yang jelas
sesuai dengan posisinya merupakan salah satu bentuk perubahan yang terjadi pada
pelaksanaan posyandu lansia.
Buku panduan posyandu lansia dan pengisian KMS yang telah disusun
kemudian dicetak agar dapat dibaca oleh kader lansia sehingga dapat dijadikan
acuan dalam proses pelaksanaan posyandu lansia serta pengisian KMS pada saat
posyandu lansia. Kader lansia dapat lebih meningkatkan peran sertanya dalam
posyandu lansia termasuk berkoordinasi dengan bidan desa.
Adanya pembukuan juga memberikan bekal yang cukup signifikan terhadap
kemajuan pelaksanaan posyandu lansia dusun Karangrejo ke depannya, terutama
dalam hal kelengkapan administrasi, sehingga dapat menjadi bekal ketika kelak
diadakan lomba posyandu antar dusun. Ditambah lagi, dalam rangkaian agenda
untuk lansia dusun Karangrejo, yaitu dengan diadakannya senam lansia
memberikan dampak yang positif berupa meningkatnya semangat lansia untuk
menjaga kesehatan dirinya. Kader lansia di dusun Karang`rejo juga ikut berlatih

11

sehingga diharapkan ke depannya dapat memiliki bekal dan kemampuan untuk


mengadakan senam lansia di kemudian hari.
4.4 Harapan Masyarakat
Harapan masyarakat dusun Karangrejo pada khususnya dan masyarakat
desa Blongkeng pada umumnya adalah adanya perbaikan dalam pelayanan
kesehatan bagi lansia yang sifatnya konsisten dan semakin baik dari hari ke hari.
Dalam hal ini pelaksanaanposyandu lansia maupun kegiatan lain sebagai
penyertanya, seperti dilaksanakannya senam lansia secara rutin. Dengan demikian
harapannya dapat terwujud masyarakat desa yang sehat secara merata.

BAB V
PEMBAHASAN
Kegiatan elektif yang dilakukan oleh dokter muda kali ini merupakan
sebuah bentuk observasi terhadap pelaksanaan posyandu lansia dusun Karangrejo,
desa Blongkeng. Setelah mengumpulkan beberapa fakta masalah dari metode
wawancara, observasi langsung, serta pengumpulan data, dokter muda berupaya
menyusun sebuah intervensi yang diharapkan dapat menjadi penyelesaian dari
masalah yang telah ditemukan.

12

Intervensi yang dilakukan berupa pembuatan kemudian dilanjutkan


penyampaian buku Panduan Pelaksanaan Posyandu Lansia dan Pengisian KMS
Lansia, penyusunan struktur kepengurusan posyandu lansia dusun Karangrejo,
pembuatan kelengkapan administrasi atau perbukuan posyandu Lansia dusun
Karangrejo, dan yang terakhir berupa pendampingan kader lansia dalam
pelaksanaan senam lansia di dusun Karangrejo.
Semua intervensi telah dilakukan dan didapatkan respon masyarakat yang
pada umumnya positif. Beberapa perubahan pada posyandu lansia juga dapat
ditemukan setelah dilakukannya pelaksanaan intervensi. Hal inilah yang
diharapakan di masa depan dapat bertahan demi meningkatnya mutu kesehatan
lansia khususnya di dusun Karangrejo.
Seperti yang telah diketahui, organisasi posyandu lansia merupakan sebuah
organisasi kemasyarakatan nonstruktural yang berdasarkan azas gotong royong
untuk sehat dan sejahtera, yang diorganisir oleh seorang koordinator atau ketua,
dibantu sekretaris, bendahara, serta beberapa orang kader4.
Mekanisme

pelayanan

posyandu

lansia

sendiri disusun mengikuti

mekanisme pelaksaan kegiatan posyandu pada umumnya, dengan lima tahap


kegiatan/lima meja. Penyusunan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang prima bagi lansia. Lima tahap kegiatan itu antara lain :
1. Pendaftaran anggota kelompok lansia sebelum pelaksanaan pelayanan
yang dilakukan oleh kader.
2. Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia, serta penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan. Pada tahap ini dilaksanakan
oleh kader dan dibantu petugas kesehatan.
3. Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status
mental yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
4. Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)
5. Pemberian penyuluhan dan konseling4.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
setempat, antara lain pemberian makanan tambahan (PMT), hal ini diharapkan
sebagai upaya memberikan contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lansia, serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari

13

daerah tersebut. Selain itu dapat dilaksanakan kegiatan olahraga berupa senam
lansia, gerak jalan santai bersama lansia, dan lain sebagainya untuk meningkatkan
kesehatan dan kebugaran lansia5.
Posyandu lansia dusun Karangrejo yang baru terlaksana dalam tiga bulan
belum memiliki susunan pengurus sama halnya dengan posyandu lansia dusun
lainnya. Sehingga dalam pelaksaannya belum terdapat pembagian tugas maupun
peran yang jelas di natara kader lansia selama melaksanakan posyandu lansia.
Proses intervensi yang dilakukan dengan membentuk struktur kepengurusan
posyandu lansia dusun Karangrejo secara musyawarah mufakat yang melibatkan
seluruh kader lansia di dusun Karangrejo serta didampingi oleh ibu dusun.
Selain daripada belum terbentuknya kepengurusan yang permanen,
pelaksanaan posyandu lansia dusun Karangrejo masih belum memiliki panduan
yang jelas, kader lansia belum memiliki cukup bekal mengenai pelaksanaan
posyandu lansia serta tahapan-tahapannya, macam atau jenis kegiatan apa saja
yang dapat dilaksanakan serta beberapa kelengkapan administrasi yang harus ada.
Di sinilah upaya intervensi dokter muda dilakukan. Setelah penyusunan struktur
kepengurusan dilakukan penyampaian buku panduan pelaksanaan posyandu lansia
dan pengisian KMS lansia, dimana hal ini diikuti oleh seluruh kader lansia dusun
Karangrejo. Harapannya dengan diberikan buku panduan ini dapat terjadi
perbaikan dalam pelaksanaan posyandu lansia, meskipun masih dengan fasilitas
serta sarana dan prasarana yang belum memadai.
Kegiatan yang selama ini dilaksanakan di posyandu lansia dusun Karangrejo
sifatnya masih monoton dan kurang bervariasi. Salah satu variasi kegiatan yang
sudah terlaksana adalah pemberian makanan tambahan. Ke depannya,
pelaksanaan pemberian makanan tambahan di posyandu lansia dusun Karangrejo
diharapkan dapat berjalan lebih optimal lagi sesuai dengan kebutuhan gizi
seimbang bagi usia lanjut.
Selain itu, untuk kegiatan senam lansia belum pernah terlaksana sekalipun
di dusun Karangrejo. Intervensi dokter muda dalam hal ini berupaya menginisiasi
kegiatan senam lansia di dusun Karangrejo dan bekerjasama dengan kader lansia
setempat. Kegiatan ini diupayakan salah satunya dengan berlatih bersama kader

14

lansia serta memberikan CD berupa panduan gerakan senam lansia. Setelah itu
dilaksanakan kegiatan senam lansia sebagai tahap awal pelaksanaan program
tambahan posyandu lansia. Ke depannya, diharapkan lansia dapat memiliki
kesadaran yang maksimal akan kesehatan dan kebugaran dirinya.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
mengumpulkan data sekunder dalam kegiatan elektif ini didapatkan kesimpulan
bahwa pelaksanaan posyandu lansia desa Blongkeng belum dapat dikatakan
maksimal. Ditemukan beberapa permasalahan yang ditemui, dan dokter muda
berupaya melakukan observasi kemudian intervensi dalam pelaksanaan posyandu
lansia. Dari hasil intervensi diperoleh respon yang positif dari masyarakat dan
terjadi beberapa perubahan dalam pelaksanaan posyandu lansia.

15

6.2 Saran
Permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan posyandu lansia selama
proses elektif dokter muda belum dapat sepenuhnya terselesaikan. Harapan ke
depan, terdapat perhatian dari pihak puskesmas atau bidan desa setempat dalam
perbaikan pelaksanaan posyandu lansia di desa Blongkeng. Selain itu, adanya
konsistensi dalam perbaikan yang telah terjadi diharapkan akan tetap ada sehingga
pelaksanaan posyandu lansia semakin lebih baik ke depannya.
.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI, 2014. Infodatin Situasi dan Analisis Lanjut Usia.
Pusat Data dan Informasi Republik Indonesia.
2. Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta. EGC.
3. Depkes RI. 2006. Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi
petugas kesehatan. Direktorat Kesehatan Keluarga. Jakarta
4. Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut
Usia.
5. Departemen Kesehatan RI, 2003.

Pedoman Pengelolaan Kesehatan di

Kelompok Usia Lanjut. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI. Jakarta

16

LAMPIRAN
DIARY KEGIATAN ELEKTIF
HARI
Senin, 11

JAM
07.15-07.30

KEGIATAN
Tiba di puskesmas Ngluwar dan mengikuti apel.

Januari 2016

07.30-08.50

Mengikuti kegiatan di puskesmas bagian KIA

09.00-11.00

Mengikuti posyandu lansia dusun Karangasem

11.00-12.00

Wawancara dengan kader lansia dusun


Karangasem dan Bidan Desa Blongkeng

12.00-14.00

Mengikuti kegiatan di puskesmas bagian KIA

17.00-18.00

Wawancara tahap awal dengan salah satu kader


lansia dusun Karangrejo

Hasil yang didapat :

17

Dusun yang saat ini mengadakan posyandu lansia di desa Blongkeng baru
ada 3 dusun : dusun Karangrejo, dusun Karangasem, dan dusun Caruban.
Dimana posyandu lansia dusun Karangrejo merupakan posyandu yang
masih baru terbentuk 3 bulan. Salah satu dusun sudah pernah
mengadakan posyandu lansia, adalah dusun Dawang, namun karena tidak
konsisten, saat ini pelaksanaan posyandu lansia sudah berhenti.
Sementara, dusun lain tidak memiliki kader yang maksimal bekerja
ditambah lansia yang tidak memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri,

sehingga posyandu lansia tidak dapat dijalankan.


KMS lansia belum jalan, dari puskesmas diberikan Buku Pencatatan
Kesehatan Lansia dan KMS namun hanya satu per posyandu dan diminta

untuk diperbanyak sendiri sesuai jumlah lansia


Posyandu lansia dusun Karangasem berdiri sejak tahun 2013 dengan

jumlah lansia 50 orang yang terdaftar.


Jumlah lansia yang hadir di posyandu lansia dusun Karangasem sedikit
dikarenakan antuasisme lansia untuk memeriksakan diri ke posyandu

lansia masih minim


Dana untuk kegiatan posyandu lansia termasuk pemberian makanan

tambahan tidak ada anggaran khusus, sehingga sifatnya swadaya


Kader lansia dusun Karangasem yang hadir pada posyandu lansia sedikit,

dari 5 orang yang hadir hanya 2 orang.


Notulensi kegiatan posyandu lansia belum secara rutin dilakukan
Kegiatan posyandu lansia masih monoton (belum ada senam lansia rutin)
dan pelaksanaan sistem 5 meja belum terlaksana

Selasa, 12

07.15-07.30

Tiba di puskesmas Ngluwar dan mengikuti apel

Januari 2016

07.30-09.00

Mengikuti kegiatan di puskesmas Ngluwar

09.00-12.00

bagian KIA

12.00-13.00

Mengikuti kegiatan posyandu lansia dusun


Caruban

13.00-14.30

Wawancara dengan ibu Nunung wakil kader


lansia dusun Caruban
Mengikuti klasiber IKM di skype

Hasil yang didapat :

18

Posyandu lansia dusun Caruban merupakan posyandu lansia pertama di

desa Blongkeng, yang berdiri sejak tahun 2007


Kesadaran lansia untuk memeriksakan diri ke posyandu lansia masih

minim
Kegiatan posyandu lansia masih monoton, kegiatan senam lansia belum

rutin diadakan
Pengisian KMS lansia sudah pernah dilaksanakan, dan sudah penuh

namun belum dilanjutkan kembali


Karena pelaksanaan posyandu lansia bersamaan dengan posyandu balita

sehingga tidak dapat fokus mengurus posyandu lansia secara tersendiri


Buku pencatatatan kesehatan lansia dan KMS yang diberikan puskesmas

belum diperbanyak
Pendataan lansia dusun Caruban masih minim
Dana untuk posyandu lansia masih bersifat swadaya dari pihak dusun
atau kader lansia

Rabu, 13

07.15-07.30

Tiba di puskesmas Ngluwar dan mengikuti apel

Januari 2016

07.30-09.00

Mengikuti kegiatan di puskesmas bagian KIA

09.00-11.30

Mengikuti posyandu lansia di dusun Karangrejo

11.30-12.00

Wawancara tahap kedua dengan kader lansia


dusun Karangrejo

12.00-14.00

Wawancara dengan Bu Lasmi selaku kepala


bagian KIA puskesmas Ngluwar

Hasil yang didapat :


Wawancara dengan kader lansia dusun Karangrejo :
-

Posyandu lansia dusun Karangrejo baru terlaksana sejak Oktober 2015


Awal mula berdirinya atas inisiatif kader sendiri
Alat-alat dan inventaris belum direkap serta sarana masih terbatas
Buku kegiatan posyandu lansia seperti dusun Karangasem dan Caruban

belum tersedia
Pengurus posyandu lansia dusun Karangrejo belum terbentuk
Buku pencatatan kesehatan lansia dari puskesmas sudah diperbanyak oleh
ibu dusun

Wawancara dengan Bu Lasmi :


-

Belum ada SPM khusus di KIA untuk program kesehatan lansia di


kecamatan Ngluwar atau dengan kata lain posyandu lansia belum menjadi
19

priorirtas dalam SPM KIA


Buku pedoman pelaksanaan posyandu lansia sudah ada namun tidak

diketahui keberadaannya
Pendanaan untuk posyandu lansia dari pemerintah sifatnya bergilir per

desa
Desa dengan pelaksanaan posyandu lansia paling maksimal adalah desa

Bligo
Buku KMS sudah tersedia namun distribusinya belum merata dan luas.
Mendapatkan data SPM total KIA, termasuk di dalamnya cakupan
posyandu lansia

Kamis, 14

07.15-07.30

Tiba di puskesmas Ngluwar dan mengikuti apel

Januari 2016

07.30-11.00

pagi

11.00-12.15

Mengikuti kegiatan di puskesmas Ngluwar


bagian KIA

12.30-14.00

Wawancara dengan bu Tutik selaku penanggung


jawab bagian lansia di puskesmas Ngluwar
Melalukan diskusi perencanaan intervensi
dengan kader lansia dusun Karangrejo

Hasil yang didapat :


Wawancara dengan bu Tutik :
-

Pembinaan kader posyandu lansia terakhir dilaksanakan pada bulan


Desember 2016. Pada agenda tersebut hadir wakil kader lansia di
kecamatan Ngluwar. Pembinaan berisi tentang pelaksanaan posyandu

lansia dan penekanan pada pentingnya penyuluhan lansia.


Kelengkapan perbukuan atau administrasi posyandu lansia tidak harus 9
buku, namun minimal terdiri dari : buku struktur kepengurusan, buku
register/daftar lansia, daftar hadir kader, buku kegiatan/notulensi

posyandu lansia, dan buku bantu/pencatatan hasil pemeriksaan lansia.


Anggaran untuk posyandu lansia dari daerah memang belum ada secara
khusus, masih bergigilir per desa. Namun selama ini dapat dianggarkan

dari anggaran desa setempat.


Pelaksanaan posyandu lansia di kecamatan Ngluwar masih belum
mencapai target, karena masih kurang dari 70% lansia di lapangan yang

20

mendapatkan pelayanan kesehatan


Diskusi perencanaan intervensi dengan wakil kader lansia dusun Karangrejo :
-

Menentukan jadwal pelaksanaan intervensi dengan kader lansia dusun

Karangrejo
Intervensi termasuk mengadakan pembenahan pembukuan/administrasi
posyandu lansia dusun Karangrejo dan pemberian buku panduan
pelaksanaan posyandu lansia

Jumat, 15

07.15-07.30

Januari 2016

Tiba di puskesmas Ngluwar dan mengikuti apel


pagi

07.30-12.00

Mengikuti kegiatan di puskesmas Ngluwar


bagian KIA

13.00-15.00

Melakukan intervensi berupa pertemuan dengan


kader lansia dusun Karangrejo

15.30-16.30

Melakukan persiapan intervensi senam lansia


bersama dengan kader lansia (latihan bersama
dan persiapan doorprize)

Hasil yang didapat :


-

Respon dari kader lansia positif terhadap intervensi yang diberikan


Terbentuk kepengurusan posyandu lansia dusun Karangrejo dengan
pelindung ibu dusun Karangrejo dan ketua, sekretaris, bendahara dan

anggota dari kader lansia dusun Karangrejo


Perencanaan perapihan pembukuan posyandu lansia berdasarkan contoh

dari dusun Karangasem


Penyampaian buku panduan pelaksanaan posyandu lansia dan pengisian

KMS lansia
Persiapan pelaksanaan kegiatan bersama lansia dusun Karangrejo berupa

senam lansia
Sabtu, 16
16 Jan 2016
Januari 2016

07.15-07.30

Tiba di puskesmas Ngluwar dan mengikuti apel

07.30-08.50

Mengikuti kegiatan di puskesmas Ngluwar


bagian KIA

09.00-11.00

Melakukan intervensi senam lansia di dusun


Karangrejo
21

11.30-14.00

Mengikuti kembali kegiatan di puskesmas


Ngluwar bagian KIA

Hasil yang didapat :


-

Senam lansia diikuti oleh belasan lansia dusun Karangrejo dengan


antusias, namun sayangnya hanya lansia putri yang mau menghadiri

FOTO KEGIATAN

22

Foto saat penyerahan buku Panduan Pelaksanaan Posyandu Lansia dan Pengisian
KMS Lansia

Foto pada saat diskusi dan pembentukan pengurus posyandu lansia

23

Foto pada saat melaksanakan intervensi senam lansia

24

You might also like