Professional Documents
Culture Documents
E-mail: salehasungkar@yahoo.com
Abstrak
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten
sehingga perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD. Agar PSN tepat sasaran warga perlu dibekali
pengetahuan dengan penyuluhan mengenai PSN. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efek penyuluhan terhadap
tingkat pengetahuan warga serta kepadatan vektor DBD. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan
intervensi penyuluhan. Pre-test dilakukan pada bulan Agustus 2009 terhadap 106 warga desa Bayah dan post-test pada
bulan Oktober 2009. Data dikumpulkan dengan wawancara dilanjutkan survei entomologi dengan single larval method
lalu diidentifikasi secara mikroskopis. Data dianalisis dengan marginal homogeneity test. Hasil pre-test menunjukkan,
64,2% warga berpengetahuan kurang hanya 11,3% yang baik; sesuai dengan tingkat pendidikan yang rendah dan
ekonomi yang kurang. Setelah penyuluhan 14% warga berpengetahuan baik dan 54% kurang yang secara statistik
bermakna (p = 0,001). Dari survei entomologi diperoleh container index (CI) 18% dan house index (HI) 52% yang
menunjukkan tingginya kepadatan dan penyebaran vektor. Setelah penyuluhan CI menjadi 16% dan HI 42% tetapi
penurunan tersebut tidak berbeda bermakna (CI, p = 0,523; HI, p = 0,174) dan masih di atas index WHO. Disimpulkan
penyuluhan meningkatkan tingkat pengetahuan warga mengenai PSN tetapi tidak menurunkan kepadatan vektor
sehingga Bayah masih tetap berisiko tinggi DBD.
Abstract
The Effect of Health Education to Community Knowledge and Aedes aegypti Density in Bayah Subdistrict,
Banten Province. Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a public health problem in Bayah, Banten Province thus,
control of mosquitoes breeding sites (CMBS) and health education is necessary. This study aimed to evaluate the effect
of health education on peoples level of knowledge on CMBS and the density of Ae. aegypti. This study involved 106
villagers from Bayah in August (pretest) and October (postest) 2009. Data was collected through questionnaires,
followed by observation of containers available in the house using single larval method and identified microscopically.
Data was analyzed using marginal homogeneity test. The result showed, 64.2% and 1.3% villagers had poor and good
knowledge on CMBS. This finding was in accordance to their education level and socio-economic status. After
education, there were 14% had good and 54% poor knowledge (p = 0,001). Container index (CI) and house index (HI)
were 18% and 52% respectively, suggesting high density of Ae. aegypti in that area. Following health education, CI and
HI became 16% and 42% which were still above WHO level of indicator; which gave no significant difference in CI
(p = 0,523) and HI (p = 0,174). In conclusion, the level of knowledge increased after health education which was not
followed by significant decrease in vector density, suggesting Bayah is still categorized as highly transmitted area of
DHF.
Keywords: Aedes aegypti, container index, dengue haemorrhagic fever, house index, Bayah
Pendahuluan
81
82
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain eksperimental
dengan intervensi berupa penyuluhan mengenai PSN.
Penelitian dilakukan di Desa Bayah, Kecamatan Bayah.
Pretest dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 dengan
melakukan survei mengenai tingkat pengetahuan warga
tentang PSN dan survei entomologi untuk mengetahui
kepadatan dan penyebaran populasi Ae. aegypti.
X 100%
Sesudah
dan
Tingkat Pengetahuan
Baik
Cukup Kurang Uji kemaknaan
12
26
68
(11,3%) (24,5%) (64,2%) p = 0,001
14
38
54
(13,2%) (35,8%) (50,9%)
Jenis
Container
Bak mandi
Bak WC
Drum
Tempayan
Ember
TPA lain
Kaleng bekas
Ban bekas
Botol bekas
Vas bunga
Kolam
Total
Sebelum
penyuluhan
Positif Negatif
20
74
3
4
11
23
4
18
24
188
9
27
1
2
0
1
2
3
1
0
0
4
75
344
Sesudah
penyuluhan
Positif Negatif
28
66
2
5
8
26
4
18
21
191
2
34
1
2
0
1
0
5
0
1
0
4
66
353
Indikator
Sebelum
Sesudah
Container
index
18%
16%
House
index
52%
42%
dan
Breteau
index
75
66
83
84
Simpulan
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan warga mengenai PSN meningkat setelah
diberikan penyuluhan. Meskipun demikian, peningkatan
pengetahuan tidak diikuti dengan penurunan kepadatan
dan penyebaran Ae. aegypti yang berarti penyuluhan
saja tidak cukup menghasilkan perubahan perilaku.
Oleh karena itu untuk memberantas Ae. aegypti
diperlukan upaya tambahan yaitu memberikan temefos
atau ikan pemakan jentik ditempat penampungan air.
Daftar Acuan
1. Kusriastuti R. Kebijaksanaan Penanggulangan
Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta:
Depkes RI, 2005.
2. Kwatrin E. Profil Puskesmas Bayah Tahun 2008.
Banten: Dinkes, 2008.
3. Al Huraybi S. Hubungan Jenis Permukaan
Kontainer dengan Keberadaan Larva Aedes sp. di
Desa Bayah Tugu, Kecamatan Bayah, Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten. Skripsi Sarjana.
Universitas Indonesia, Indonesia, 2008.
4. World Health Organization. Trend dengue in
Indonesia. Geneva: World Health Organization, 2007.
5. Fathi KS, Wahyuni CU. Peran faktor lingkungan
dan perilaku terhadap penularan demam berdarah
dengue di Kota Mataram. J. Kesehatan Lingkungan
2005; 21(2):1-10.
6. Sungkar S, Widodo AD, Suartanu N. Evaluasi
program pemberantasan demam berdarah dengue di
85