Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
usaha yang sehat. Seiring dengan peningkatan ekonomi khususnya di bidang industri
di Indonesia, maka perlindungan hukum terhadap HAKI sangatlah diperlukan. Hal itu
dapat dimengerti karena HAKI pada hakikatnya dapat memberikan manfaat ekonomi
kepada pencipta atau pemegang hak cipta dan juga negara.1 Macam-macam HAKI
Merek, Hak Cipta, Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), Rahasia Dagang, Desain
Dalam bidang HAKI, maksud dari Lisensi itu sendiri adalah untuk
memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan HAKI baik yang berupa
Paten, Merek, Hak Cipta, Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), Rahasia Dagang,
Desain Industri atau Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dari Pemegang/Pemilik HAKI
ciptaan dari suatu HAKI yang diberi perlindungan dalam jangka waktu dan syarat
tertentu.
1
Dr. Eddy Damian, SH., Hukum Hak Cipta Menurut Beberapa Konvensi Internasional, Undang-
undang Hak Cipta 1997 Dan Perlindungannya Terhadap Buku Serta Perjanjian Penerbitannya, hlm.2.
1
Lisensi diperlukan oleh mereka yang karena kebutuhannya akan teknologi
harus menggunakan ide atau hasil pemikiran orang lain dalam pelaksanaan
dalam negeri untuk mencapai tujuannya. Untuk pengalihan teknologi yang baik maka
diperlukan suatu Perjanjian Lisensi yang baik yang dengan jelas memberikan
kebebasan maupun batasan yang diperlukan oleh pemilik ide maupun teknologi atas
hal-hal apa saja yang dapat dan tidak dapat dilakukan sehubungan dengan alih
teknologi tersebut.
khususnya yang berkaitan dengan upaya untuk membangun kekuatan industri, faktor
yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan akan teknologi. Faktor ini penting, karena
pada dasarnya merupakan salah satu kunci yang sifatnya menentukan kehidupan
industri. Bahkan lebih dari itu teknologi adalah faktor penentu dalam pertumbuhan
dan perkembangan industri. Apakah teknologi itu berasal dari negara lain, ataukah
hasil penemuan dan pengembangan bangsa Indonesia sendiri, memiliki arti yang sama
pentingnya.2
perkembangan industri secara khusus dan peningkatan ekonomi secara umum, maka
Pemerintah RI telah mengatur hal-hal yang berkaitan dengan lisensi dan perjanjian
2
ternyata masih belum dapat membantu proses alih teknologi sebagaimana yang
diinginkan. Oleh karena itu, dapat dipahami jika saat ini ada tuntutan kebutuhan untuk
pengaturan perjanjian lisensi dalam rangka menciptakan peraturan hukum yang lebih
memadai.
yang selama ini dibuat dengan berlandaskan pada asas: konsensualisme, pacta sunt
servanda dan kebebasan berkontrak sebagai asas hukum perjanjian, selalu menjadi
ajang perebutan dominasi di antara para pihak dalam perjanjian tersebut, sehingga
sering menimbulkan perselisihan di antara mereka. Oleh karena itulah perlu dibuat
suatu pengaturan yang lebih baik lagi yang mengikutsertakan pihak di luar pemberi
dan penerima lisensi dalam menentukan hal-hal lainnya sehingga dengan adanya
pengaturan mengenai perjanjian lisensi ini, pembuatan perjanjian lisensi tidak hanya
tentang perjanjian lisensi yang melarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan
akibat merugikan perekonomian Indonesia atau perdagangan yang tidak sehat, perlu
disusun suatu pedoman yang dapat dijadikan tolok ukur bagi instansi yang terkait
untuk menilai perjanjian lisensi apakah sudah sesuai dengan ketentuan perundang-
2. Pokok Permasalahan
3
Dalam praktek ternyata belum ada kepastian mengenai apakah Perjanjian
Lisensi yang sudah diatur oleh ketentuan perundang-undangan di bidang Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) seperti Paten, Merek dan Hak Cipta sudah cukup
perindustrian.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Lisensi
izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Seperti misalnya di dalam undang-
undang tentang Merek mengatur bahwa pemilik merek terdaftar berhak memberikan
lisensi kepada pihak lain dengan perjanjian bahwa penerima lisensi akan
menggunakan merek tersebut untuk sebagian atau seluruh jenis barang atau jasa.3
HAKI diperoleh gambaran bahwa hakekat lisensi atau lisensi yang sebenarnya
adalah Pemberian izin oleh Pemegang HAKI baik yang berupa Paten, Merek, Hak
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu kepada pihak lain berdasarkan perjanjian
a. Paten
b. Merek
barang dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat
tertentu”.
3
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual, hlm. 46.
5
c. Hak Cipta
Tanaman”.
e. Rahasia Dagang
f. Desain Industri
syarat tertentu”.
perjanjian. Sebagai perjanjian menurut hukum Indonesia maka ia harus tunduk pada
ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1320 jo. Pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum
berlandaskan pada asas pacta sunt servanda yaitu bahwa tiap-tiap perjanjian mengikat
6
Di samping berlandaskan pada asas pacta sunt servanda, tiap-tiap perjanjian
juga berlandaskan pada asas kebebasan berkontrak. Asas kebebasan berkontrak adalah
salah satu asas yang sangat penting dalam Hukum Perjanjian. Kebebasan ini adalah
perwujudan dari kehendak bebas, pancaran hak asasi manusia. 4 Ini berarti terdapat
kebebasan penuh untuk mengatur apa yang menjadi isi dari perjanjian sejauh
Oleh karena itu dapat dimengerti mengapa untuk Perjanjian Lisensi, undang-
pada umumnya dan yang berkaitan dengan Invensi yang diberi Paten
7
c. Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta:
Sirkuit Terpadu:
3. Kekosongan Hukum
8
Ketentuan mengenai Lisensi dan Perjanjian Lisensi di Indonesia diatur dalam
Tanaman;
Terpadu.
lainnya dalam Keputusan Presiden. Pengaturan lebih lanjut tersebut dapat dilihat
Pasal 73:
Peraturan Pemerintah”.
Pasal 49:
9
“Syarat dan tata cara permohonan pencatatan Perjanjian Lisensi dan
Tanaman;
Peraturan Pemerintah”.
Keputusan Presiden”.
Keputusan Presiden”.
Terpadu;
Keputusan Presiden”.
10
Mengingat singkatnya pengaturan mengenai Perjanjian Lisensi dalam masing-
ditindaklanjuti dengan pengaturan lainnya sehingga akan lebih jelas lagi ketentuan di
bidang Perjanjian Lisensi ini. Akan tetapi ternyata dalam prakteknya tidak semua UU
tersebut telah ada peraturan pelaksanaannya. Dari semua undang-undang yang ada,
sudah memiliki pengaturan lebih lanjut dari undang-undang tersebut yaitu Peraturan
Pemerintah No. 14 Tahun 2004 Tentang Syarat dan Tata Cara Pengalihan
Pemerintah.
Berkontrak yaitu:
11
umumnya dan yang berkaitan dengan Invensi yang diberi Paten
berlaku”.
berlaku”.
12
“Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat
berlaku”.
Terpadu;
berlaku”.
memuat ketentuan, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat menimbulkan
akibat kerugian pada perekonomian Indonesia ataupun memuat pembatasan baik yang
umumnya.
memerintahkan untuk pengaturan lebih lanjut tentang batasan-batasan apa yang dapat
13
teknologi, sehingga menimbulkan ketidakjelasan di dalam aturan hukum mengenai
Perjanjian Lisensi tersebut. Bahkan aturan yang ada tersebut dapat dijadikan dalih
pihak. Sebaliknya, ketidakjelasan tersebut juga dapat menjadi semacam tabir yang
Dengan tidak adanya pengaturan lebih lanjut mengenai hal-hal apa yang
suatu Perjanjian Lisensi itu telah melanggar peraturan-peraturan yang ada atau tidak.
14
BAB III
Sesuai dengan uraian tersebut di atas maka penulis melihat tidak adanya
mengenai lisensi yang terdapat dalam undang-undang di bidang HAKI. Disamping itu
masih terdapat kekosongan yang rawan yang dapat mengurangi keberanian dalam
memasuki perjanjian lisensi dan yang pada gilirannya dapat merugikan kepentingan
HAKI.
Peraturan Pemerintah yang bersifat khusus yang akan menampung segala hal
15
Bahan Bacaan
Prof. Dr. Mariam Darus Badrulzaman, SH, dkk, Kompilasi Hukum Perikatan,
Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 2001.
Dr. Eddy Damian, SH., Hukum Hak Cipta Menurut Beberapa Konvensi
Internasional, Undang-undang Hak Cipta 1997 Dan Perlindungannya
Terhadap Buku Serta Perjanjian Penerbitannya, Bandung, Alumni, 1999.
Drs. C.S.T. Kansil, SH., Hak Milik Intelektual (Hak Milik Perindustrian dan Hak
Cipta), Jakarta, Sinar Grafika, 1997.
Maulana, Insan Budi, Lisensi Paten, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1996.
Widjaja, Gunawan, Lisensi atau Waralaba: Suatu Panduan Praktis, Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 2002.
Republik Indonesia. Undang-undang No. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu.
16