Professional Documents
Culture Documents
Muhammadiyah Dan Islam
Muhammadiyah Dan Islam
Didi Rahmadi
Social Contributions of Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama
in Indonesia
Abstract
Islam in Indonesia is quite related to these two Islamic
organizations, which are Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama (NU).
This paper is particularly to seek the social contributions of both
Muhammadiyah and NU in perpetuating and coloring Islam in
Indonesia. A qualitative approach has been used to investigate the
role of the two organizations. Deep interview, observation, and
literature study are the depleted tools. The study discovered that
both Muhammadiyah and NU are actively and numerously
contributed to Muslim society of Indonesia. In the field of education
these two organizations has abundant schools, colleges, and
universities that located almost in each province in Indonesia. Also
on the other arena, in public health, Muhammadiyah and NU
provided clinics and hospitals, which placed roughly in big islands in
the country. All mentioned facilities as one of ways to deliver the
messages of Islam through their organizations character. The
limitation of this paper is only focus on social contributions of
Muhammadiyah and NU without taking any consideration for surely
several factors, which might significant to see the outstanding of
Islam in Indonesia.
Key words: Social Contributions, organizations, education, and
Public health
Orang yang miskin wawasan, baik wawasan pemikiran maupun
wawasan
kemanusiaan,
akan
miskin
dalam
membangun
peradabannya. Buya Syafiie
Pendahuluan
Sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di
Indonesia, Muhammadiyah1 telah menjadi bagian penting yang
banyak memberikan kontribusi besar terhadap bangsa ini sepanjang
sejarahnya.
Peran
dan
kontribusi
Muhammadiyah
dalam
transformasi sosial umat Islam pada khususnya dan bangsa
Indonesia pada umumnya sejak awal kelahirannya pada era
kebangkitan nasional hingga saat ini sungguh besar dan signifikan.
Oleh karena itu, sangat pas bila mengutip kalimat yang ditulis Tafsir
(2009:20) yang mengatakan tak mungkin melihat Indonesia, tanpa
1
melihat umat Islam dan tak mungkin melihat umat Islam tanpa
melihat Muhammadiyah.
Muhammadiyah dalam menapaki perjalanan sejarahnya, telah
memberikan andil dan peran yang luar biasa terhadap
pembangunan bangsa dan negara. Sehingga menjadikan organisasi
ini salah satu pioneer dalam perubahan sosial yang pernah
dilakukan oleh organisasi Islam (Tafsir, 2009:20). Banyak lembaga
pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai universitas, rumah
sakit, rumah jompo, panti asuhan, maupun lembaga ekonomi, yang
merupakan produk nyata Muhammadiyah memberikan kontribusi
dalam kehidupan beragama, memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Organisasi yang telah memasuki
usia lebih dari satu abad ini semakin memperteguh komitmennya
sebagai gerakan sosial dan kebudayaan yang menopang kekuatan
masyarakat sipil di Indonesia (Fajar, 2009:5).
Keberhasilan Muhammadiyah memberikan kontribusi yang berarti
bagi bangsa ini telah menjadi bukti terang bahwa Muhammadiyah
memiliki
semangat
zaman
untuk
menghadapi
berbagai
kompleksitas perubahan sosial tanpa kehilangan identitas sebagai
gerakan dakwah amar-makruf, nahi-mungkar. Muhammadiyah telah
mencontohkan bahwa keberagaman tidak cukup hanya melakukan
ibadah ritual, tetapi harus diwujudkan dalam amal nyata dengan
orientasi sikap peduli sosial yang bertujuan melakukan pencerahan
dan pemberdayaan masyarakat.
Perjalanan Muhammadiyah terekam lewat catatan Prof. Kuntowijoyo,
Sebagai organisasi sosial keagamaan, selama ini Muhammadiyah
telah menyelenggarakan pelbagai kegiatan yang bermanfaat untuk
pembinaan individual maupun sosial masyarakat Islam di Indonesia,
cita-cita pembentukan pribadi muslim dengan kualifikasi moral dan
etika Islam, terasa amat karakteristik. Gerakan untuk membentuk
keluarga sakinah, jamaah, qaryah thayyibah, dan pada akhirnya
membentuk ummah, juga mendominasi cita-cita gerakan sosial
Muhammadiyah.
Pelbagai
bentuk
kegiatan
amal
usaha
Muhammadiyah jelas membuktikan hal itu. Sehingga gerakan
Muhammadiyah mampu menjadi uswah (teladan) di tengah
dinamika perubahan di masyarakat (Pakkana & Achmad, 2005: xi)
Memahami Kepribadian Muhammadiyah
Di dalam tulisan Hamdan Hambali tentang Ideologi dan Strategi
Muhammadiyah dijelaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah
adalah rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah,
serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan
perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Kepribadian Muhammadiyah ini berfungsi sebagai landasan,
pedoman dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-
Tabel 1
Perbandingan Strategi Perjuangan Umat Islam
Kultural dan Struktural
Indikator
Ciri pokok
Sifat
Arah/Tujuan/
Sasaran
Metode
Sarana
Perbedaan Strategi
Struktural
Formalistik/Skriptualistik/Ideologi
s
Horisontal-kemasyarakatan
Vertikal-elitis
Mempengaruhi
perilaku Mempengaruhi/mengubah
sosial/cara
berpikir struktur (eksekutif, legislatif)
masyarakat
Penyadaran dan moral force
Pemberdayaan dan aliansi
Simposium, seminar, diskusi, Sarana politik/struktur teknis
Kultural
Substansialis/Inklusif
ceramah,
dakwah,
lobi,
penerbitan, media massa,
lembaga
kesehatan,
lembaga pendidikan
Jangkauan
individu
jangka
berupa
birokrasi,
lembagalembaga negara, partai-partai,
dan
semua
usaha
yang
mempengaruhi
pada
pengambilan keputusan politik
Mobilisasi
kolektifitas
untuk
keperluan jangka pendek
Dr. H. Abd. Fattah Wibisono, MA., Model dan Strategi Dakwah Muhammadiyah
dalam Pembinaan Ummat di tengah Dinamika Masyarakat Saat ini.
9
Pada masa periode kepemimpinan KH. Hisyam (1883-1945), Muhammadiyah
melaju sebagai organisasi Islam modern yang memiliki pengelolaan organisasi
secara professional. Di samping itu, KH. Hisyam dianggap sebagai orang yang
berjasa dalam membangun sistem pendidikan Islam modern di Muhammadiyah.
Berkat perkembangan pendidikan Muhammadiyah yang pesat pada periode KH.
Hisyam, maka pada akhir tahun 1932, Muhammadiyah sudah memiliki 103
Volkschool, 47 Standaardschool, 69 Hollands Inlandse School (HIS), dan 25
Schakelschool, yaitu sekolah lima tahun yang akan menyambung ke MULO (Mer
Uitgebreid Lager Onderwijs yang setingkat SMP saat ini). Hery Sucipto dan
Nadjamudin Ramly, Tadjid Muhammadiyah, Grafindo, 2005, hal. 65.
10
Mengutip pendapat Prof. Muhammad Amien Rais yang diambil dari buku
Muhammad Azhar, Posmodernisme Muhammadiyah, 2005, hal. 88, dakwah yang
dinamis
adalah
dakwah
yang
berwatak
social-reconstruction
yang
multidimensional. Bukan hanya dakwah dalam arti sempit seperti dakwah bil-hal
atau bil-lisan saja, tetapi turut aktif menjadi aktor dari amar maruf nahi munkar.
4.623
71
2.604
1.772
1.143
67
10.280
Jumlah
172
Muhammadiyah
Jumlah
457
Rincian
318
Rumah Jompo
Rehabilitas Cacat
Sekolah Luar Biasa
Total
54
82
71
525