Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Degradasi Lahan Diakibatkan Erosi Pada Areal Pertanian Di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar
Evaluasi Degradasi Lahan Diakibatkan Erosi Pada Areal Pertanian Di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar
ISSN 2302-013X
pp. 24- 39
16 Pages
Magister Konservasi Sumberdaya Lahan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Abstract: Land has a large potential in supporting human life activities. It can be used as
agricultural areas or settlements; however, by the time it changed functionally. This research was
aimed at finding out levels of agricultural land degradation treatment caused by erosion on
agricultural land and defining the proper conservation measupes for sustainable land utilization,
and especially analyzing levels of land degradation caused by erosion in agricultural land on
Lembah Seulawah, Aceh Besar District. Land mapping unit was developed based on land
utilization map, soil type map, and topografy map with scale 1 : 60.000, then overlaid to find out
Land Utilization Type (LUT), based on uniformity of land-forming variables. Results showed that
there were 4 classifications of erosion hazard levels, i.e. light hazard erosion level (L) found in
LUT 5,6,7 and 8, medium hazard erosion level (M) found in LUT 4, heavy hazard erosion level
(H) found in LUT 2 and 3, and very heavy hazard erosion level (VH) found in LUT 1. Land use
referrals in maintaining preservation actions are by applying vegetative and mechanical methods
of conservation. Selection and management of planting pattern, cover crop planting, and uses of
plant waste as mulch are recommended on the L and M levels. Development of tree crops (estate
and industrial crops) and no agricultural uses are recommended on H and VH levels,
respectively.
Keywords: Land degradation, erosion, erosion hazard, land, conservation.
Abstrak: Lahan memiliki potensi besar dalam menunjang aktivitas hidup manusia. Lahan
tersebut bisa dijadikan sebagai areal pertanian maupun pemukiman penduduk, sering kali dalam
perkembangannya terjadi perubahan fungsi-fungsi lahan dimaksud. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat degradasi lahan pertanian akibat erosi pada lahan pertaniandan
menentukan arahan korservasi yang tepat sehingga pemanfaatan lahan dapat berkelanjutan.Dan
bertujuan untuk menganalisis tingkat degradasi lahan pertanian akibat erosi pada lahan pertanian
di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar.Satuan peta lahan ditetapkan
berdasarkan peta penggunaan tanah, peta jenis tanah dan peta kelerengan dengan skala 1:60.000,
kemudian dioverlayuntuk mendapatkan peta Tipe Penggunaan Lahan (TPL) yang didasarkan
pada keseragaman peubah pembentuk lahan. Hasil penelitian terdapat 4 klasifikasi tingkat
bahaya erosi yaitu tingkat bahaya erosi ringan (R) masing-masing terdapat pada TPL 5, 6, 7 dan
8, erosi sedang (S) terdapat pada TPL 4, erosi berat (B) terdapat pada TPL 2 dan 3, sedangkan
klasifikasi tingkat bahaya erosi yang sangat berat (SB) terdapat pada TPL 1. Arahan penggunaan
lahan yang sesuai dalam menjaga kelestariannya adalah menerapkan tindakan konservasi metode
vegetatif dan metode mekanis. Pada lahan dengan tingkat bahaya erosi ringan (R) dan sedang
(S) pemilihan dan pengaturan pola tanam, penanaman penutup tanah, penggunaan sisa tanaman
sebagai mulsa, pada lahan tingkat bahaya erosi berat (B) dengan cara mengembangkan usaha
tani tanaman tahunan (tanaman perkebunan dan tanaman industri), sedangkan pada lahan dengan
tingkat bahaya erosi sangat berat (SB) tidak digunakan untuk lahan pertanian.
Kata Kunci:Pengawasan Internal, Bank Aceh dan Penyaluran Kredit
- 24
PENDAHULUAN
Peningkatan
keragaman
morfologi
perbukitan
dan
aktivitas
tanaman
pertanian
terkait
erat
dengan
dapat
menyebabkan
Penduduk
di
Kecamatan
Lembah
terjadinya
perbukitan.Cara
pemanfaatan
lahan
untuk
Lembah Seulawah.
Berdasarkan
kondisi
morfologis,
berupa
lahannya
jelek,
tercemar
deterjen
dan
amblesan
(subsidence).
Kecamatan
daerah
perbukitan
dimanfaatkan
dan
mayoritas
untuk
kegiatan
kegiatan
25 -
Lembah
manusia
dalam
usaha
produksi
aliran
penghacuran
pengangkutan
diperlukan.Untuk
tersebut
klasifikasi
dirumuskan
memperbaiki
penilaian
dalam
sistem
tanah
butir
tanah
dan
terhadap
oleh
aliran
tanah
secara
tanah
aliran
berkurang.
karena
dan
butiran
dan
lestari.Oleh
rusak
memperbaiki
dapat
yang
(b)
(3)
agar
tanah
tanah
permukaan,
dipergunakan
itu,
konservasi
atau
pencegahan
permukaan
dan
erosi
lahan
akan
Equation).
informasi
kepada
perencana
sebagai
- 26
METODE PENELITIAN
Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi pengumpulan data
sekunder
permukaan laut.
ditumpang
Penelitian
Desember
dilakukan
2011
sampai
berupa
peta
susunkan
administrasi,
(overlay)
peta
untuk
pada
bulan
dengan
Maret
Penelitian
dan
Tanah
dan
Tanaman
adalah;
peta
wilayah
ini
peta
lokasi
Kecamatan
penelitian,
Lembah
Seulawah
derjat
kemiringan
lahan,
GPS
ini
menggunakan
berdasarkan
observasi
metode
lapangan.
pada
setiap
TPL
yang
telah
analisis
sifat-sifat
fisika
tanah
organik
untuk
memperoleh
nilai
Prediksi Erosi
Prediksi jumlah tanah yang tererosi
pasir,
debu,
liat;
metode
pipet/
bahan
organik tanah
(metode
Pengamatan
Teknik
tanah
yang
diterapkan:
Teknologi
konservasi
dalam
usaha
pengawetan tanah
Data terhadap teknologi konservasi yang
digunakan dalam usaha pengawetan tanah dan
air diperoleh melalui pengamatan langsung
Alibasyah
(1996)
bentuk
- 28
pertimbangan
kondisi
tingkat
SP
L
TP
L
Keleren
gan
(%)
Jenis
Tanah
Penggun
aan
Lahan
Luas
(Ha)
Pengelol
aan
Lahan
48
Ultisol
kebun
pisang
45,0
3
TB
Aug-15
Ultisol
semak
belukar
658,
06
TTK
25-40
Ultisol
kebun
pisang
241,
94
TTK.
25-40
Incepti
sol
kacang
tanah
03-Aug
Ultisol
Jagung
29,1
3
779,
91
36,4
2
74,5
8
03-Aug
Ultisol
03-Aug
Ultisol
03-Aug
Ultisol
padi
sawah
padang
rumput
HASIL PEMBAHASAN
kebun
campura
n
753,
81
TB
B
T
TTK
TTK
Deskripsi
Hasil pengamatan lapangan bahwa di
Ultisol
dan
Inceptisol,
masing-masing
1)
seluas
1.865,07
dan
tanaman
kelerengan
48
%,
jenis
tanah
Ultisol,
29 -
kelerengan
Ultisol,
dengan
terrassering.
3-8
%,
jenis
tanah
kelerengan
3-8
%,
jenis
tanah
Ultisol,
3-8
%,
jenis
tanah
pembuatan
Ultisol
konservasi
Prediksi Erosi
tehnik
persamaan
(6)
diperoleh
Teknologi
Konservasi
dalam
Usaha
Pengawetan Tanah
Hasil pengamatan lapang menunjukkan
Tabel 2.
No
Tahun
HH
CH (mm)
CH
Maks
2002
159
1.709,90
4,70
1.675,06
- 30
2003
161
1.548,40
4,30
1.401,22
2004
164
1.908,80
5,30
1.999,23
2005
157
1.528,80
4,20
1.386,80
2006
159
1.083,70
3,00
757,53
2007
154
1.247,00
3,50
981,73
2008
165
1.666,00
4,60
1.573,31
2009
147
1.376,30
3,80
1.191,35
2010
150
1.318,30
3,70
1.094,91
10
2011
149
1.563,90
4,30
1.522,51
1.556
14.951,10
41,53
13.583,60
Jumlah
Rata-rata
13,00
155,60
4,15
SPL
Nilai K
0,319
Sedang
0,397
Agak tinggi
0,282
Sedang
0,444
Tinggi
0,416
Tinggi
0,520
Tinggi
0,553
Sangat tinggi
0,414
Tinggi
1.358,36
Indrapuri)
dan
Hasil
2
Perhitungan (2012)
Tabel
menunjukkan
bahwa
nilai
TPL
2)+2.5(c-3)]
Dimana :
K =Faktor erodibilitas tanah
pasir (Sinukaban,1989)
energi hujan.
Penelitian Wischmeier dan Mannering
(1969), Morgan (1979), menunjukkan bahwa
pasir halus dan debu merupakan partikel-
31 -
48
122
30,40
12,50
152
4,30
14
300
17,67
14
76
4,05
274
0,55
274
0,55
152
0,76
152
0,76
(LS)
Nilai faktor panjang dan kemiringan
lereng
(LS)
pada
masing-masing
TPL
LS
2007).
Hasil pengamatan lapangan terhadap nilai
LS yang dihitung berdasarkan rumus diperoleh
nilai LS tertinggi terdapat pada TPL 1 dengan
kemiringan 40% maka nilai LS yaitu sebesar
30,4. Sedangkan nilai LS terendah dijumpai
pada TPL 5 dan 6 dengan kemiringan lereng
sebesar 0-3 %, sehingga faktor LS adalah 0,55.
Nilai faktor panjang dan kemiringan lereng
maupun
tanaman
tahunan
sebagian
telah
barisan
(tanaman
terrassering
pada
pengelolaan
tanaman
campuran)
tanaman
(C)
padi.
dan
dan
Nilai
tindakan
Tabel 4.
Tabel 4.
SPL
1
Kelerengan
SPL
TPL
S (%)
Nilai LS
TPL
1
2
3
4
5
Macam Penggunaan
Kebun pisang
Semak belukar
kebun pisang
Kacang Tanah
Jagung
Nilai faktor C
0.6
0,30
0.6
0,20
0,70
- 32
Padi
Semak belukar
Kebun campuran
0,56
0,30
0,20
aktual
diperoleh
dengan
TPL
1
2
3
4
5
6
7
8
Nilai
Faktor P
Tindakan Khusus
Teras
bangku
dengan
kontruksi kurang baik
Tanpa Tindakan Konservasi
Tanpa Tindakan Konservasi
Teras
bangku
dengan
kontruksi kurang baik
Tanpa Tindakan Konservasi
Terrassering
Tanpa Tindakan Konservasi
Tanpa Tindakan Konservasi
0.35
1,00
1,00
0.35
1,00
0,04
1,00
1,00
Nilai Erosi Aktual dan Potensial yang Terjadi di Lokasi Penelitian pada Masing-masing Tipe
Penggunaan Lahan (TPL)
SPL
TPL
L.S
CP
Erosi Aktual
ton/ha/th
1.358,36
0,31
30,40
0,21
2.766,29
13.172,83
1.358,36
0,39
4,30
0,30
695,65
2.318,86
1.358,36
0,28
17,67
0,60
4.061,17
6.768,63
1.358,36
0,44
4,05
0,07
170,98
2.442,60
1.358,36
0,41
0,55
0,70
217,55
310,79
1.358,36
0,52
0,55
0,02
8,71
388,49
1.358,36
0,55
0,76
0,30
171,26
570,89
1.358,36
0,41
0,76
0,20
85,47
427,39
faktor
yang
lebih
dominan
dalam
pisang
yang
tidak
menerapkan
kaidah
pada
lahan
yang
mempunyai
pengamatan ini
yaitu 46%.
-1
-1
Tabel 8.
adanya
pengaruh
dari
faktor
Potensial
(A)
TLS
TBE
(ton ha-1
th-1)
13.172,83
9,60
1.372,17
2.318,86
9,60
241.55
6.768,63
30,00
225,62
2.442,60
14,40
169,63
310,79
14,40
21,58
388,49
14,40
16,19
570,89
9,60
59,47
427,39
14,40
29,68
SPL
TPL
tanaman
berpengaruh
baik
terhadap
dan
terhadap
daya
resistensi/daya
perusak
tahan
tanah
butir-butir
hujan
(detachment).
- 34
(ton ha
-1
-1
tidak
semakin
besar,
terutama
fakor
erosi
Widiatmaka
Hardjowigeno
dan
Penelitian
masing
Type
pada
Masing-
Penggunaan
Lahan
(TPL)
Tanah hilang
SPL
TPL
Kelas
Kategori
-1
(ton th )
dianggap
1.372,17
Sangat berat
241.55
Berat
225,62
Berat
169,63
Sedang
21,58
Ringan
16,19
Ringan
59,47
Ringan
29,68
Ringan
kritis.
Sedangkan
untuk
kacang
tanah
pengelolaan
tanaman
dan
tindakan
kelompok TPL.
penggunaan
tanaman/sisa
tanaman
oleh Dariah
konservasi
metode
dilakukan
dan
sudah
dan CP.
adalah
menggunakan
penanaman
Penggunaan
tumpang
pelapukan
mempunyai
permukaan,
konservasi
penanaman
aliran
tahunan
sebagai
mengalami
kebun
campuran
lahan
sari
pada
TPL
meningkatkan
permukaan
infiltrasi
semakin
dan
infiltrasi
mengakhiri
meningkat
dan
proses
dengan
sebanyak 3,44
dengan
tanah,
kandungan
sebanyak 3,44
bahan
organik
(BO)
penggunaan
tanaman/sisa
tanaman
- 36
menutupi
merupakan
sudah
mempunyai
permukaan,
permukaan
mengalami
tanah,
pelapukan
meningkatkan
infiltrasi
dan
hal
dihancurkan. Walaupun
industri),
ini
selaras
seperti
yang
permukaan
infiltrasi
semakin
dan
mengakhiri
meningkat
proses
dengan
bahaya
erosi
sangat
berat
pertanian,
37 -
hal
ini
selaras
seperti
yang
KESIMPULAN
Dari
hasil
penelitian
di
kawasan
penanaman
tanaman
penutup
tanah,
maupun
TPL 4 pemilihan
tanam,
baik
pada
tanaman
semusim
masing-masing 2.442,60
1
dan
penanaman
pengaturan
penutup
pola
tanah,
tingkat bahaya erosi ringan (R) masingmasing terdapat pada TPL 5, 6, 7 dan 8,
tingkat bahaya erosi sedang (S) pada TPL 4,
tingkat bahaya erosi berat (B) (TPL 2 dan 3)
dan kategori tingkat bahaya erosi sangat
berat (SB) terdapat pada TPL 1.
3. Lahan yang kelas tingkat bahaya erosinya
ringan (R), maka arahan penggunaan lahan
dapat dilakukan dengan pemilihan dan
pengaturan pola tanam, penanaman penutup
tanah, penggunaan tanaman/sisa tanaman
Anonimous,
2010.Laporan
Tahunan.
Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh
Besar
Anonimous,
2012.Peningkatan
Kemampuan
Pengamat Stasiun Meteorologi Pertanian
Khusus (SMPK).
Alibasyah, R.,1996. Pengolahan Tanah Konservasi
untuk
Menunjang
Pertanian
Berkelanjutan pada Lahan Kritis.Topik
Khusus dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi S-3. Bandung: Fakultas
Pascasarjana. Universitas Padjajaran.
Arsyad, S., 2010. Konservasi Tanah dan Air.Bogor:
IPB Press.
Asdak, C., 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai.Yogyakarta Gajah Mada
- 38
39 -