Professional Documents
Culture Documents
PRESENTASI KASUS
SUBDIVISI BEDAH DIGESTIF
NOVEMBER 2015
HERNIA
DISUSUN OLEH :
Taufiq AL-Islam Asrul
C 111 07 205
SUPERVISOR :
dr. M. Ikhwan Kusuma, Sp.B-KBD
2015
HALAMAN PENGESAHAN
NIM
C111 07 205
Judul Jurnal
Hernia
BAB I
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESIS
Identitas :
Nama
: Tn M
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 72 tahun
Nomor RM
: 73 25 21
Tanggal masuk
: 10-11-2015
: Baik
Kesadaran
Status gizi
: Gizi Baik
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
Nafas
: 20x/menit, teratur
Suhu
: 36,5 C
Mata
: DBN
Thorax
: DBN
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
: DBN
Ekstremitas
Rectal Touche
: DBN
:
parenkim dalam batas normal, tidak tampak SOL, sistem vasculer dan
bilier tidak dilatasi.
Gallbladder
: Dinding tidak
Pankreas
Ginjal kiri
VU
: Hipertrophyprostat
RESUME
Pasien umur 72 tahun mengeluh benjolan di paha kiri dialami sejak 3
bulan sebelum masuk rumah sakit. Benjolan dapat keluar masuk sendiri.
Benjolan keluar apabila pasien batuk atau bersin. Masuk kembali pada saat
berkemih. Benjolan kadang terasa nyeri. Sifat nyeri hilang timbul. Tidak ada
keluhan mual dan muntah. Riwayat penyakit prostat ada. Riwayat demam
tidak ada.
Pada
pemeriksaan
fisik,
didapatkan
tampak
sakit
sedang,
RENCANA PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 TPM
Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
Ranitidin 50 mg/8 jam/IV
Rencana Hernioraphy Bilateral dan TUR Prostat
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
STRUKTUR DINDING ANTERIOR ABDOMEN
Lapisan-lapisan dinding abdomen terdiri dari (luar ke dalam):6
1. Kulit
Garis-garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan hampir horizontal di
sekitar tubuh. Secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis
lipatan ini akan sembuh dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi
yang menyilang garis-garis ini akan sembuh dengan jaringan parut yang
menonjol
2. Fascia superficialis
scarpae):
stratum
pubicum.
Ligamentum
inguinale
(Poupart)
merupakan
4. Fascia transversalis
Merupakan lapisan fascia tipis yang membatasi muskulus transversus
abdominis. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2
lapisan:Fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak
sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia
keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic
cord dan berikatan ke linea semulunaris. Ligamentum Cooper terletak
pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus pubis dan
fascia. Ligamentum Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam metode
perbaika laparoscopic sebagaimana pada titik McVay.5
5. Lemak extraperitoneal
Merupakan selapis tipis jaringan ikat yang mengandung lemak dalam
jumlah yang bervariasi dan terletak diantara fascia transversalis dan
peritoneum parietale.6
6. Peritoneum parietale
Merupakan membrana serosa tipis (pelapis dinding abdomen) dan
melanjutkan diri ke bawah dengan peritoneum parietale yang melapisi
rongga pelvis.6
CANALIS INGUINALIS6
Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang menembus bagian bawah
dinding anterior abdomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin. Pada lakilaki, saluran ini merupakan tempat lewatnya struktur-struktur yang berjalan
dari testis ke abdomen dan sebaliknya. Pada perempuan, saluran ini dilalui
oleh ligamentum teres uteri (rotundum) yang berjalan dari uterus ke labium
majus pudendi. Selain itu, saluran ini dilewati oleh nevus ilioinguinalis baik
laki-laki maupun perempuan.
Canalis inguinalis panjangnya sekitar 1.5 inci (4cm) pada orang
dewasa dan terbentang dari anulus inguinalis profundus (lubang berbentuk
oval terletak sekitar 1.3cm diatas ligamentum inguinale pada pertengahan
antara sias dan symphisis pubica) pada fascia transversalis, berjalan ke
bawah dan medial sampai anulus inguinalis superficialis (lubang berbentuk
segitiga) pada aponeurosis obliquus externus abdominis. Canalis inguinalis
terletak sejajar dan tepat diatas ligamentum inguinale.
Dinding canalis inguinalis, terdapat dinding anterior, dinding posterior,
dinding inferior/dasar, dan dinding superior/atap. Dinding anterior canalis
muskulus
obliquus
externus
abdominis
yang
disebut
CANALIS
INGUINALIS
TRIGONUM
HESSELBACH
Dasarnya
dibentuk
oleh
aponeurosis m.transversus
fascia
transversalis
abdominis.
Hernia
yang
yang
diperkuat
melewati
serat
trigonum
HESSELBACH
TRIGONUM
B. PATOFISIOLOGI
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan
adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang
lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di
berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen
pada umumnya daerah inguinal.7Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu
Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan Hernia Ingunalis Medialis. Hernia
inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya
keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek
nama yang lain adalah hernia oblique yang artinya kanal yang berjalan
miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri
mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral vasa epigastrica
inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital
meskipun ada yang didapat.8. Hernia inguinalis medialis (HIM) atau hernia
direk hampir selalu disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdomen
kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach.
Pada bulan ke 8 dari kehamilan, terjadinya desensus testikulorum
melalui kanal. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah
scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri
turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka prosesus vaginalis yang kanan
lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, prosesus yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus tidak berobliterasi maka akan
timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut,
karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan
bertambahnya
umur,
organ
dan
jaringan
tubuh
mengalami
proses
degenerasi. Pada orang tua prosesus tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
14,15,16
PATOFISIOLOGI HERNIA
C. KLASIFIKASI
1. Menurut waktu
a. Hernia kongenital
b. Hernia akuisita/didapat
2. Menurut lokasi/letaknya
a. Hernia inguinalis
b. Hernia femoralis
c. Hernia umbilikalis
3. Secara klinis
a. Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk. Keluar saat
berdiri atau mengedan, masuk ketika berbaring atau bila
didorong masuk perut
b. Hernia ireponibilis: bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali
ke dalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh pelekatan
isi kantong kepada peritoneum kantong hernia.
c. Hernia strangulasi: hernia ireponibel yang disertai gangguan
vaskularisasi
d. Hernia inkarserata: hernia ireponibel yang disertai gangguan
pasasse
D. ETIOLOGI
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat.
Hernia dapat dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki
daripada
perempuan.
Berbagai
faktor
penyebab
berperan
pada
badan
Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau
Partus
HERNIA MEDIALIS
E.
GAMBARAN KLINIS
Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau para umbilical
sewaktu segmen usus halus masuk ke kantong hernia
Hernia ireponibel terdapat benjolan dilipat paha yag muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan tidak menghilang saat berbaring
FINGER
TEST
ZIEMAN TEST
THUMB TEST
G. DIAGNOSA BANDING
o Hidrokel1
Tidak dapat dimasukkan kembali. Testis pada pasien hidrokel tidak
dapat diraba. Pada hidrokel, pemeriksaan transiluminasi akan
memberi hasil positif. Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi,
tetapi sering kambuh kembali. Pada pungsi didapatkan cairan jernih
o Varikokel1
Peninggian tekanan di dalam pleksus pampiniformis dapat diraba
sebagai struktur yang terdiri atas varises pleksus pampiniformis
yang memberikan kesan raba seperti kumpulan cacing. Permukaan
testis normal licin tanpa tonjolan dengan konsistensi elastis.
H. KOMPLIKASI
o Hernia inkarserasi :
Isi hernia yang tercekik oleh cincin hernia yang menimbulkan gejala
obstruksi usus yang sederhana, menyebabkan gangguan dari pasase
usus, mual, dan muntah. Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri
dan tegang. Pada hernia inkarserasi, hernia tidak dapat direposisi.
o Hernia strangulasi :
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi
hernia. Pada permulaan, terjadi bendungan vena sehingga terjadi
oedem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam
kantong hernia. Timbulnya oedem menyebabkan jepitan pada cincin
hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi
transudat berupa cairan serosanguinus.
I. PENATALAKSANAAN
- Konservatif :
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan
tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi
-
Reposisi
spontan
pada
anak
menidurkan
anak
dengan
posisi
Operatif:
Prinsip
dasar
operasi
hernia
terdiri
dari
herniotomi
dan
lehernya,
kantong
dibuka
dan
isi
hernia
dibebaskan
kalau
ada
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2010;
hal. 619-29
2. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.
17th Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-217.
3. Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery
Basic Science and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
4. Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman. Alih bahasa: Joko Suyono.
Edisi ke-7. Jakarta: EGC, 2000; hal. 304-9
5. Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery.
New York. WB Saunders Company. 795-801
6. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran; alih
bahasa: Liliana Sugiharto, edisi ke-6. Jakarta:EGC, 2006, hal. 148-65,
189-90
7. Manthey,
David.
Hernias
.2007.on
14
June
athttp://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm
2012
Available
Kerry
V.
Cooke.incarcerated
hernia.2005.on
13
June
2012
Available athttp://www.webmed.com
11.
Inguinal
hernia.Accesed
on
13
June
2012
Available
at
http://www.healthsystem.virginia.edu/toplevel/home/
12.
by step approach).
H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal
348-56
17.
II. 2005.