Professional Documents
Culture Documents
Tugas Ke 4 Softskill Bahasa Indonesia
Tugas Ke 4 Softskill Bahasa Indonesia
Nama
Kelas
: 3EA32
NPM
: 15213282
Dosen
Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut
penelitian verikatif. Keraguan terhadap suatu teori, muncul jika teori yang
bersangkut tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi.
Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan
hasilnya bisa menolak atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.
2.2
Manfaat Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah
praktis. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga
pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan
menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam
organisasi mereka.
2.3
3.1
Judul Penelitian
Judul penelitian adalah nama topik penelitian dalam sebuah struktur kalimat
tunggal yang substansial, singkat, padat dan jelas inti isi pokok masalah, dan
kalau perlu menyebut tempat dan waktu penelitian.
3.2
3.3
Perumusan masalah.
Mengungkap resume diskusi pada latar belakang, resume dipertajam, diakhiri
dengan formulasi pertanyaan penelitian.
3.4
Tujuan penelitian.
Memuat tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian yaitu : mengetahui,
memahami, menjelaskan, membedakan, menghubungkan dan menganalisis yang
dikaji dalam penelitian.
3.5
Manfaat penelitian.
Manfaat teoritis yaitu mengembangkan ilmu yang bersangkutan. Manfaat praktis
yaitu untuk rekomendasi terapan kebijakan.
3.6
Hipotesis.
Dalam suatu penelitian, hipotesa tidak harus selalu ada, tetapi apabila oleh
peneliti dirasakan perlu ada ( jenis eksplanatif ), maka hipotesis ini tidak lain
adalah jawaban teoritis, dugaan dengan berdasar teori dan atau pemikiranpemikiran tertentu sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian terutama
masalah yang telah dirumuskan. Sudah pasti hipotesa ini nantinya akan
diadu/diuji dengan data empirik yang merupakan bukti temuan lapangan. Tidak
menjadi persoalan apakah hipotesa ini diterima ( diperkuat dengan bukti/data
lapangan ) ataukah ditolak ( tidak memperoleh penguatan/bukti data lapangan ),
yang lebih dipentingkan dalam hubungan ini adalah kejelasan tentang tingkat
signifikasi dari penerimaan/penolakan tersebut serta keterangan atau catatan
peneliti walau agak bersifat spekulatif tentang alasan kenapa hipotesa tersebut
diterima atau ditolak.
3.8
variabel antara peneliti dan pembaca proposal penelitian. Rumusan variabel ini
hendaknya yang telah umum di pakai dengan menunjuk pada kamus, ensikopedi,
atau penelitian-penelitian yang telah terdahulu.
Contoh, definisi konsepsional untuk variabel status sosial ekonomi adalah suatu
kedudukan yang diatur secara sosial menempatkan seseorang pada posisi tertentu
di dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan
seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh pembawa status.
Definisi operasional merupakan cara penulisan taktis agar konsep bisa
berhubungan dengan praktek, dengan kenyataan, atau dengan fakta, sesuai dengan
namanya, tulisan definisi ini menyatakan kesiapan untuk dioperasikan
(operasionalisasi).
Contoh definisi operasional untuk variabel status sosial ekonomi di atas adalah
suatu kedudukan seseorang dalam struktur masyarakat yang dilihat dari
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilannya.
3.9
Metodologi.
Terdapat dua format metodologi, yang pertama format metodologi dengan
pendekatan penelitian kuantitatif yang kedua format metodologi dengan
pendekatan penelitian kualitatif.
A.
Metodologi ( Kuantitatif )
a. Metode penelitian
Sasaran penelitian, menunjukan unit analisis atau responden yang dipakai dalam
pelaksanaan penelitian.
Variabel yang akan diteliti, memuat uraian mengenai macam dan jumlah variabel
yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.
Sumber data, menjelaskan dari mana data penelitian tersebut diperoleh dan jenis
data apa yang digunakan.
b. Metode analisis, memuat rumus-rumus, model-model analisis yang akan
digunakan dalam penelitian, cara pengujian hipotesis dan kriteria
penerimaan hipotesis.
B.
Metodologi ( kualitatif )
Jelaskan model penelitian kualitatif yang akan diterapkan. secara garis
besar model penelitian kualitatif meliputi :
( wilayah ).
Model ini terbagi dalam dua model utama dengan dua variasi. Dikenal
model studi kasus tunggal (bilamana kasusnya hanya satu ) dan kasus ganda ( bila
kasusnya lebih dari satu ). Kedua model kasus tersebut masih dibedakan lagi
dalam dua variasi, yaitu bentuk holistik dan pendekatan terpancang. Dengan
demikian, secara lengkap bisa dikatakan :
patton, 1980 ). Disamping itu masih terdapat beberapa cara lain guna
meningkatkan validitas data. Antara lain, informant check.
Model analysis penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Analysis biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data,
atau dilakukan dilapangan. Model analysis yang biasanya digunakan
meliputi :
a.
b.
dengan
proses
pengumpulan
data,
dan
bila
I. Pendahuluan
Perajin sering dipandang memiliki status sosial lebih tinggi daripada petani. Hal
ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja didalam
rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman.
Sebaliknya, Petani harus bekerja disawah, dibawah sengatan sinar matahari dan kadang
harus bergemul dengan kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak
berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan menganggap bahwa pekerjaan perajin
lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan
skala usaha yang masih terbatas.
Lapangan pekerjaan disektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan
terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun Sebenarnya mereka
belum memiliki keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka
sebagian besar (73%) masih berpendidikan SD kebawah. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh amsih rendah.
Berkaitan dengan hal diatas, perlu dilaksanakan penelitian yang seksama
mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek
penelitiannya adalah masyarakat pedesaan disekitar Surakarta, Jawa Tengah.
neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh karena
itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang mereka tanamkan lebih mengarah pada
sektor industri.
4. Tingkat pendidikan yang rendah
Rendahnya tingkat pedidikan mereka dan keahlian yang belum memadai,
membuat mereka tidak meminliki sistem kontrol diri yang kuat. Konsep diri yang lemah
ini membuat mereka mudah terbawah arus jaman.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan para petani melakukan mobilita sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu
program penyadaran baik dari pemerintah maupun masayarakat setempat, dapat dipastikan asil
produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar
negeri. Akhirnya, diharapkan penelitia ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan
dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak berwenang memberikan kebajikan.
Sumber :
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet. ke-2, Januari. Jakarta :
Rineka Cipta. 2002.