You are on page 1of 27

STANDARD OPERATION PROCEDURE

PLANT DEPARTMENT
1. PENGERTIAN
Plant adalah sebuah organisasi yang dibentuk dalam sebuah perusahaan yang bertanggungjawab
terhadap peralatan operational perusahaan, termasuk di dalamnya adalah maintenance, repair, cost
estimasi, dan equipment avaibility.
Maksud dan Tujuan
Plant mempunyai maksud memberikan dukungan terhadap operational sebuah perusahaan, dalam hal ini
memberikan kesiapan equipment untuk proses pekerjaan pertambangan yang dilakukan.
Tujuan yang diharapkan adalah dengan kesiapan equipment akan membuat proses produksi akan
berjalan dengan lancar sehingga target dari produksi akan tercapai. Melihat peran Plant di sini sangat
penting sehingga proses produksi tidak bisa berjalan tanpa dukungan dari kesiapan Plant dalam
memberikan dukungan yang sempurna.
Visi dan Misi Plant
Visi : High MA salah satu penentu mining operation dan Plant memandang perlunya kerjasama dengan
operation untuk mencapai high productivity.
Misi : High MA, Zero accident/incident, Lower cost dan high quality, High performance man power,
Full support operation, Strong team work, Zero redo job.
Plant man power
Plant terdiri dari kumpulan orang yang mengerti Technical dan Management equipment, yang mana
mempunyai sebuah Departemen Plant yang di pimpin seorang Plant Manager dan di support oleh
beberapa Plant Superintendent dan Maintenance Planner. Untuk mendukung semua tujuan di atas, Plant
di dukung beberapa technical supervisor, warehouse, admin plant dan mekanik yang mendukung proses
semua pekerjaan yang ada di plant.Plant mempunyai tanggung jawab report terhadap operation dan
produksi tentang kesiapan menyediakan equipment yang siap pakai.

2. PLANT PROCEDURE
Procedure atau tata cara pelaksanaan sebuah departement plant mempunyai berbagai pekerjaan dan
report yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan menciptakan equipment yang siap pakai.
Work Order ( WO )
Work Order dibuat untuk proses pekerjaan yang ada di plant department, WO disiapkan oleh Workshop
administrator / Maintenance Planner yang disetujui oleh Plant Superintendent dan diserahkan ke Plant
Supervisor/Foreman yang selanjutnya menandakan dimulainya proses job dan akan ditutup setelah
selesai oleh pengawas.

Material Requisition ( MOL)


Material requisition dibuat oleh buyer sesuai dari MR details yang dikeluarkan oleh mekanik yang di
ketahui oleh Supervisor/Foreman dan disetujui oleh Plant Superintendent.
Quotation
Quotation didapatkan dari dealer atau supplier sesuai dengan Material Requisition yang diajulan oleh
buyer, quotation yang ada minimal dari 3 supplier dan akan di laporkan ke head office untuk
dikeluarkannya Purchase Order.
Purchase Order ( PO )
Purchase Order dikeluarkan berdasarkan persetujuan Head Office sesuai dari Quotation yang ada. Dan
proses ini menandakan proses order ke dealer/supplier sehingga akan disuply part yang diinginkan.
Mechanical Avaibility ( MA ).

Membuat sebuah mechanical avaibility sangat diperlukan untuk melihat Key Performance Indicator
sebuah keberhasilan plant dalam menyiapkan equipment siap pakai. Sedangkan hal-hal yang
mempengaruhi MA adalah :
Jam Dunia yaitu 1 hari adalah 24 Jam
Total Breakdown unit yaitu jam dimana alat dikatakan tidak siap pakai, yang terdiri dari jam breakdown
schedule ( direncanakan ) atau unscheduled ( tidak direncanakan

Hours Meter Reading


Jam operasi sebuah alat harus selalu dimonitor setiap hari, hal ini untuk mendukung mendata jumlah
jam unit yang dipakai untuk operasi sehingga dapat diketahui Utility avaibility alat tersebut, life time
unit, dan menentukan program plant selanjutnya.
Downtime status
Pendataan alat yang mengalami downtime sangat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan maintenance
equipment dan menghitung MA. Hal ini untuk mengetahui status equipment setiap hari sehingga dapat
diketahui total breakdown equipment setiap bulannya.
Operators Daily Status

Setiap operator equipment harus mengisi prestart inspection yang telah ditetapkan oleh production
department.
Operator harus menuliskan penjelasan tentang kondisi awal equipment saat akan dioperasikan. Beberapa
kerusakan harus diinformasikan ke Mine Supervisor/Foreman, yang selanjutnya akan diinformasikan ke
bagian maintenance untuk proses prebaikan.
Daily Fuel and Lubricating

Serviceman akan mendata setiap hari kebutuhan fuel dan lube setiap equipment. Jumlah keluar fuel dan
lube akan di laporkan ke workshop administration selanjutnya di laporkan ke Warehouse untuk selalu
dicheck stocknya dan mendata consumptionnya.
Hystorical Change Component
Pendataan hystorical penggantian component bertujuan untuk mengetahui data penggantian component
pada sebuah alat sehingga dapat diketahui kerusakan yang sering terjadi pada sebuah equipment. Hal ini
dapat membantu dalam perencanaan stock part untuk equipment tersebut.
Plan Schedule Service
Perencanaan schedule service sangat mutlak diperlukan dalam maintenance equipment dalam sebuah
perusahaan pertambangan. Perencanaan yang tepat menentukan umur sebuah equipment karena dengan
dilaksanakan service terhadap equipment secara berkala sesuai standard manufacture akan mencegah
lebih dini kerusakan sebuah equipment. Sehingga dapat menekan cost equipment dalam operasionalnya
dan tetap terjaga mechanical availabilitynya ( MA ).
Scheduled Oil Sample ( SOS )
Pengambilan oil sample secara terjadwal dilakukan setiap 250 jam operation untuk engine dan 500 jam
untuk component lainnya. Oil sample dapat di ambil sewaktu-waktu apabila terjadi potensi failure pada
sebuah component. Sample diambil oleh serviceman dan diserahkan ke Maintenance Planner untuk
dikirim ke laboratorium. Plant Superinendent selalu memonitor hasil dari oil sample ini dan semua
proposal untuk dilakukan mayor repair pada equipment harus didiskusikan dengan Project Manager.
Component Replacement
Setiap schedule penggantian component harus sesuai dengan standard component life time. Dalam
kejadian rusaknya component secara abnormal, Plant superintendent akan menganalisa sebab dari
kerusakan dan didiskusikan dengan Project Manager, Plant Manager dan Maintenance Planner untuk
proses penggantian component tsb. Selain itu untuk mengontrol inventorynya.
Stock Level Parts
Warehouse Supervissor akan membuat stock level parts sehingga dapat diketahui minimum dan
maksimum jumlah stock parts yang harus selalu termonitor keberadaannya di warehouse.
Cannibalism System

Setiap pelaksanaan kanibal part sebenarnya dalam plant system ini tidak di benarkan, tetapi hal ini bisa
kita lakukan dalam keadaan mendesak karena tidak adanya stock part yang mengalami kerusakan.
Proses ini dengan syarat semua data harus selalu di record di maintenance planner.
Flow dari proses kanibal :
Mekanik info ke pengawas part yang rusak
Pengawas/mekanik check stock warehouse
Stock ada - langsung issued, apabila tidak ada dan akan dilakukan kanibal dari unit lain, Mekanik
harus membuat check list part dahulu ( ditandatangani pengawas ).
Kemudian Check Outstanding order di W/H, Jika tidak ada, Buat MR dan report to warehouse untuk
proses order.
Buat Kanibal form yang ditandatangani oleh supervisor dan diketahui superintendent.
Report to Maint Planner
Proses kanibal bisa dilakukan.

Part Order

Setiap proses order part harus sesuai dengan kerusakan part yang ada di unit, untuk order stock
warehouse harus diberikan catatan di Material Requisition yang dibuat.
Flow dari Proses Order :
Mekanik membuat Nota Pengambilan Barang ( diketahui oleh pengawas ) ke Warehouse
Apabila stock tidak ada Pengawas/mekanik meminta ke warehouse untuk check outstanding order,
hal ini untuk mencegah terjadi double order.
Mekanik membuat Material Requisition ( MR ) details ditandatangani oleh Pengawas apabila tidak ada
outstanding part yang diinginkan.
Buyer / Warehouse segera membuat permintaan quotation/penawaran ke Dealer/Supplier
Penawaran sudah ada, Buyer mengirim penawaran ke Head Office untuk dikeluarkan PO dan kirimkan
PO ke Dealer/ Supplier.
Buyer /Warehouse harus selalu monitor kedatangan part.
Job Pending Log Book
Proses pelimpahan / penyerahan status job antara 2 shift kerja harus jelas dan bisa dimengerti. Untuk itu
diperlukan suatu daftar job pending status yang bisa dibuat oleh para pengawas di dalam workshop. Job
pending ada dua cara yaitu dengan sebuah papan tulis ( white board ) atau dengan buku.
Preventive Maintenance dan backlog
Di dalam preventive maintenance yang harus diperhatikan adalah ketepatan waktu service dan item
pemeriksaan yang dilakukan.
Backlog adalah daftar hasil pengecekan kerusakan pada sebuah equipment yang proses perbaikannya
menunggu waktu yang tepat/saat dilakukan PM service atau saat terjadi change shift. Dalam Service
bisa dilakukan backlog yang ada pada equipment. Setiap proses service periodic, seorang serviceman
harus mengikuti item-item pengecekan yang ada dalam PM service sheet dan melihat backlog unit
apabila waktu memungkinkan untuk dikerjakan oleh mekanik.

Warranty Claim

Proses Warranty Claim akan sangat membantu mereduce cost perusahaan karena equipment mengalami
kerusakan. Hal ini kita berlakukan claim ada 2 macam :
Claim assurance : Claim yang ditujukan ke badan asuransi yang ditunjuk oleh perusahaan, claim in
diakibatkan karena unit accident / kecelakaan bukan dari bencana alam.
Claim Dealer / Supplier : Claim ini ditujukan ke dealer atau supplier yang berhubungan karena kita
membeli sebuah product dari dealer/supplier tsb, claim ini diakibatkan karena qualitas product yang
jelek selama masa warranty.

Warranty claim kerusakan alat karena non accident/incident dibuat formnya dan dikirim ke Plant head
office dalam 1 x 24 Jam. Proses order part & claim labour vendor dibuat MR warranty oleh project.
Claim proses akan difollow up Head office.
Maintenance and Job Process
Process adalah suatu susunan yang dibuat untuk mengontrol suatu pekerjaan dan untuk memastikan
performance kerja sesuai perencanaan dan mempertimbangkan cara yang efectif dan dapat diterima
semua pihak.
Process dari sebuah maintenance atau job description sangat tergantung dari kerjasama dan komunikasi
yang baik diantara yang berkepentingan di dalamnya.
Tidak siapnya suatu equipment bisa disebabkan karena schedule maintenance/repair ataupun
unscheduled repair.

Standard Procedure :
Un schedule
Kerusakan equipment yang termasuk un schedule adalah kerusakan yang diderita secara tiba-tiba yang
menyebabkan tidak berfungsinya suatu component pada equipment tsb.
Operator akan menginformasikan kerusakan alatnya ke Plant melewati dispatch
Plant supervisor akan mengevaluasi kerusakan dan melaporkan ke dispatch tentang jenis kerusakan,
hourmeter, lokasi, estimasi lama pekerjaan, dan efek safety.
Dispatch akan meminta Prod / Mine Supervisor untuk mengevaluasi kerusakan dan menanyakan ke
Maint planner untuk work order, backlog, dan part yang tersedia.
Selanjutnya kerusakan bisa dikerjakan setelah mendapat info dari Mine Supervisor tentang tempat
memungkinkan untuk pekerjaan tersebut.
Setelah pekerjaan selesai, Plant supervisor akan report ke Maint. Planner dan langsung menutup jam
breakdown ke dispatch.
Kerusakan yang langsung ditangani oleh Dealer akan diinformasikan oleh Plant Superintendent/Plant
Supervisor.
Schedule

Perbaikan yang dikarenakan planning dari plant departement, harus diinformasikan ke produksi terlebh
dahulu.
Maint. Planner akan membuat rencana maintenance dan repair pada sebuah equipment dan dilaporkan
ke Plant Superintendent melalui Plant Supervisor.
Plant Superintendent akan menginformasikan ke Production Superintendent mengenai rencana tersebut.
Selanjutnya Production Superintendent memberikan wewenang ke Production Supervisor untuk
merencanakan penghentian operasi pada equipment yang masuk schedule plant.
Keputusan shutdown equipment diinfokan ke dispatch, yang selanjutnya menyampaikan ke mine
supervisor sebagai pelaksana penghentian equipment di tambang.
Pekerjaan schedule maintenance/repair bisa dilakukan.
Setelah process kerja selesai, Plant Supervisor akan report ke dispatch untuk menutup jam breakdown
dan selanjutnya di infokan ke Production Superintendent dan Maint. Planner.
Tyre Control
Keausan Tyre diperiksa setiap minggu oleh tyreman menggunakan a tread depth gauge dan di data pada
tyre record yang selanjutnya dimasukan ke tyre inspection data. Setiap pemeriksaan tyre, tyreman
menggunakan acuan pada tyre inpection programme. Ketidaknormalan tyre akan dilaporkan Tyre
supervisor/foreman ke plant superintendent dan selanjutnya di analisa kerusakannya.

Spesifikasi Dealer/Supplier
Setiap spesifikasi atau standard equipment yang diberikan dealer/supplier harus diterapkan pada
equipment, hal ini untuk menjamin masa warranty dan lebih baik untuk life time component yang ada di
dalamnya.
Apabila akan dilakukan suatu modifikasi atau perubahan spesifikasi terhadap equipment seperti
lubricating, kapasitas vessel, kapasitas bucket, electrical, tyre, dan lain-lain harus dikonsultasikan ke
dealer/supplier. Proses perubahan itu harus sepengetahuan Plant Superintendent dan disetujui oleh Plant
Manager.

FLOWCHART UNSCHEDULE WORK

Inform
Plant Spt

No

Inform
Plant Spv

No

Yes

No

FLOWCHART SCHEDULE WORK

No

Yes
Prod.Spv
No

Yes

Discuss

Yes
No

No

Yes

Closed

Reportto
Maint.Planner

FLOWCHART CANNIBAL PART

Issuedstock
Warehouse

No

No

Yes

FLOWCHART PARTS ORDER

Issued by warehouse

Yes

No

No

FLOWCHART CLAIM TO INSSURANCE

No

Repair to Dealer /
Supplier as Insurance
recommendation

Yes

FLOWCHART CLAIM TO DEALER/SUPPLIER

Yes

No

3. STANDARD OPERATIONAL
Standard Operational dapat di buat berdasarkan kebutuhan yang ada dalam plant departemen dan
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Apabila harus dibuat SOP yang berhubungan dengan pekerjaan,
harus diperhatikan kelengkapan alat, kondisi lapangan dan man powernya.
Standard operational juga dihubungkan dengan safety procedure. Untuk pembuatan standard operational
bisa didiskusikan dengan semua element yang ada di Job site.
4. FORM PLANT DEPARTMENT
Plant department mempunyai standard form sbb :
Work Order ( WO )
Form ini menandakan awal dari dimulai sebuah pekerjaan, di dalamnya memuat Job Discription, Total
Time, dan Replacement Parts. WO dibuat oleh maintenance planner dan diserahkan ke pengawas.
Setelah Job selesai di close oleh pengawas.
Materials Requisition ( MR )
Form ini menunjukan permintaan part untuk keperluan sebuah pekerjaan dan sebagai part stock
warehouse.

Purchase Order ( PO )
Order pembelian akan dibuat dalam form ini, dan dikirim ke supplier/dealer setelah mendapatkan
quotation/penawaran yang telah disetujui.
Warranty Claim Form
Form ini sebagai data pengajuan claim kerusakan equipment yang masih dalam masa warranty
supplier/dealer. Project mengirim form ini ke Plant Head office dan segera membuat MR warranty untuk
meminta dealer menyelesaikan problem pada unitnya. Form di setujui plant manager dan ditujukan ke
supplier/dealer untuk diberikan persetujuan warranty.
Daily Machine Down Status
Form ini dijadikan sebagai monitor breakdowm equipment setiap hari dalam sebuah project, dilaporkan
oleh maintenance planner.
Daily Hours Meter Reading
Form ini berfungsi sebagai monitor hourmeter equipment dalam bulan berjalan.
Backlog Unit
Form ini sebagai data backlog atau daftar kerusakan yang ada dalam sebuah equipment yang bisa
dijadikan sebagai daftar perencanaan pekerjaan sebuah equipment saat dilakukan maintenance schedule.
Cannibal Parts
Form ini sebagai persetujuan dilakukannya sebuah proses cannibal terhadap equipment dikarenakan
stock part yang masih back order.
Cannibal Parts Summary
Form ini sebagai daftar equipment yang dilakukan cannibal dan memonitor status kelengkapan
equipment tersebut.
4.10. Tyre Record
Form ini sebagai data penggantian tyre pada sebuah equipment untuk mengetahui life time tyre pada
equipment tersebut.
4.11.Tyre Field Inspection Data
Form ini sebagai daftar equipment yang dilakukan penggantian tyre dan menunjukan kondisi tyre
tersebut.
4.12. Tyre Inspection Programme
Form ini sebagai hasil dari pemeriksaan tyre secara periodic, dan dapat digunakan untuk melihat
performance tyre serta mendata proses rotating tyre.
4.13. PM Service Sheet
Form ini adalah laporan dari proses pekerjaan periodic service / preventive maintenance ( PM ) sebuah
equipment.
4.14. Machine Inspection Programme
Form ini adalah laporan dari kondisi equipment yang telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh
yang akan diketahui backlog kerusakan yang ada di equipment tersebut.
4.15. Technical Analysis Report
Form ini adalah laporan dari analisa technical penyebab kerusakan equipment yang disebabkan oleh
mismaintenance, mis product, umur, misoperation, accident/incident. Untuk kerusakan karena
misoperation dan accident/incident bisa di laporkan ke safety dan produksi, serta di kirim ke Plant Head
office.
Apabila ada perkembangan dari model dan type equipment PT.KTC COAL MINING & ENERGY Plant
department akan membuat standard form equipment sesuai model/type yang baru.
5.

MONTHLY REPORT
Plant Departement akan membuat monthly report yang berisi laporan program plant selama 1 bulan
termasuk penghitungan actual availability equipment. Monthly Report akan di buat oleh Maintenance
Planner setiap akhir bulan yang akan dilaporkan ke Plant Superintendent, Project Manager dan
tembusan ke Plant Manager dan Managing Director.

5.1. Forecast Availability ( Planning )


Forecast dibuat oleh maintenance planner atas persetujuan superintendent/supervisor project untuk
mengetahui target MA yang ditawarkan ke produksi pada setiap equipment selama 1 bulan.
Forecast di serahkan ke engineering, PM dan plant HO paling lambat tgl 20 bulan sebelumnya.
Penghitungan Forecast mempunyai standard sbb :
-

Plan Maintenance

Yaitu jumlah total jam maintenance schedule untuk sebuah equipment selama 1 bulan, bisa diketahui
dari planning service yang sudah dibuat schedulenya. Sehingga rencana jam total yang dibutuhkan
sebuah equipment dapat kita hitung per unit selama 1 bulan.
a. Greasing dan Daily Maintenance :
- HD, DT, Dozer, Grader, Compactor : 5 jam/bulan
- Excavator : 15 jam/bulan
- Lighting Tower/ Light vehicle/Pump/genset/welding machine : 3 jam/bulan
b. Plan Service :
-

Service 250/750 hrs : 2 jam


Service 500 hrs : 3 jam
Service 1000 hrs : 4 jam
Service 2000 hrs : 5 jam

c.

Schedule Repair :

Midlife/overhoul
Pekerjaan backlog
Modifikasi internal/external

Breakdown time estimate

Dalam penghitungan forecast,PT.KTC COAL MINING & ENERGY menetapkan standard


unscheduled down :
- Unit HM 0 2,000 hrs = 2 % per bulan
- Unit HM 2,000 6,000 = 4 % per bulan
- Unit HM 6,000 12,000 = 6 % per bulan
- Unit HM 12,000 up = 8 % per bulan
- Unit setelah general overhoul = 4 % per bulan
Total Possible Working per month

Yaitu jumlah jam dalam 1 bulan ( 24 jam x jumlah hari dalam bulan tsb )
Total Down
Total down adalah jumlah jam rencana maintenance ditambah jumlah jam rencana breakdown time
estimate

Mechanical Availability ( MA )
PT.KTC COAL MINING & ENERGY menetapkan rumusan forecast untuk MA :

MA =

Total Possible Working per Month Total Down


___________________________________________ x 100 %

Total Possible Working per Month

- Utility Availability ( UA )
PT.KTC COAL MINING & ENERGY menetapkan forecast untuk UA :

UA =

85 % x MA

Available Working Hours per month


Jam kerja available yang direncanakan selama 1 bulan akan diketahui dengan rumusan :

AWH = ( Total Possible Working per month Total down ) x MA

5.2. Actual MA dan UA

6.

Setelah Maintenance Planner membuat sebuah forecast / target MA dan UA pada seluruh equipment,
Kita bisa menghitung actual Mechanical Availability dan Utility Availability setiap bulannya.
MA dan UA actual dapat dihitung dengan persyaratan selalu mendata :
Hour meter reading operation equipment harus terus di monitor setiap hari.
Down time unscheduled equipment setiap hari
Down time scheduled equipment setiap hari
Untuk rumusan MA sama dengan menghitung MA forecast.
Untuk rumusan UA actual sbb :

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANISASI


Di dalam susunan organisasi plant departement, masing-masing bagian mempunai tugas dan fungsi yang
saling mendukung untuk menerapkan tujuan memberikan pelayanan terhadap sarana produksi untuk
meningkatkan hasil produksi.
Plant Manager

Plant Manager adalah berfungsi sebagai pemegang pimpinan dalam departemen yang mengorganisir,
pengambil keputusan/decision dan bertanggung jawab di dalam proses kemajuan departemen.
Bekerjasama dengan operation untuk menyeleksi dan memilih equipment yang akan digunakan.
Bertanggung jawab semua operasional plant department.
Menyiapkan budget tahunan.
Menyetujui budget untuk maintenance equipment
Melihat dan menyetujui maintenance plan seluruh project.
Memonitor dan advise tentang brakdown equipment
Bertanggung jawab terhadap kesiapan equipment untuk produksi.

Plant Secretary

Plant Secretary adalah berfungsi sebagai pendukung administrasi, pendata proses kerja, dan menyiapkan
rencana pekerjaan seorang pimpinan.
Plant Superintendent

Plant Superintendent adalah berfungsi sebagai support dari plant manager yang memimpin langsung
semua pekerjaan yang ada di lapangan dan bertanggung jawab terhadap proses maintenance dan
perbaikan equipment, jalannya program-program plant yang telah ditetapkan, dan sebagai seorang
technical advisor yang memberikan keputusan menyelesaikan masalah di lapangan.
Menjamin safety pada semua personel maintenance di project.
Mengatur managerial workshop dan fasilitasnya.
Bertanggung jawab terhadap equipment availability
Menjamin maintenance program terlaksana dengan sempurna.
Analisa penyebab kerusakan equipment.
Rekomendasi out-site repair.
Menjamin qualitas semua job maintenance personel.
Menjaga man power availability dan efektifitas bekerja.
Menyetujui Material Requisition untuk pekerjaan maintenance.
Membuat claim report untuk kerusakan equipment ke dealer/supplier.
Menjamin efektifitas dan penggunaan budged untuk maintenance cost.
dan memberi saran mekanik dalam penyelesaian pekerjaan.
Maintc Planner

Maintenance Planner adalah berfungsi sebagai perencana proses atau program plant yang membantu
berjalannya proses pekerjaan. Planner membuat sebuah perencanaan untuk proses maintenance dan
repair equipment, mendata semua masalah equipment, menghitung rencana dan actual availability
equipment.
Perencanaan semua maintenance schedule.
Membuat analisa forecast ( target ) MA.
Memonitor dan mendata semua backlog equipment.
Mendata maintenance equipment down time record.
Membuat monthly report untuk mechanical availability.
Mendata semua hystorical failure dan parts yang digunakan untuk proses repair.
Plant Supervisor

Plant Supervisor adalah berfungsi sebagai penyelia/pengawas lapangan yang bertanggung jawab
mengawasi dan memberi keputusan pekerjaan. Supervisor memimpin langsung di dalam proses
pekerjaan yang membutuhkan supervisi/pengarahan tentang cara dan susunan pekerjaan yang cepat dan
tepat.
Menjalankan dan mengimplementasikan maintenance program.
Koordinasi mekanik untuk prose pekerjaan.
Memonitor proses pekerjaan maintenance.
Menjamin safety dan kualitas pekerjaan.
Mengorganisir parts dan labour maintenance.
Rekomendasi maintenance improvement.
Menyiapkan dan mendata backlog job.

Warehouse and Purchasing Supervisor

Warehouse and Purchasing Supervisor adalah berfungsi sebagai penanggung jawab pengadaan spare
part yang dibutuhkan departemen, perencana part stock dan mendata proses order part
Memonitor stock level part
Cost control part equipment.
Control fuel dan oil inventory.
Mendata semua transaksi part untuk pekerjaan maintenance.

Memonitor proses order ke dealer/supplier.


Plant Foreman

Plant Foreman adalah berfungsi sebagai leader di dalam pekerjaan yang bertanggung jawab langsung
terhadap proses pekerjaan dan memberi pengarahan langsung dalam technical analisa suatu pekerjaan.
Buyer

Buyer/Pembeli adalah berfungsi sebagai penghubung dalam pengadaan barang/part yang dibutuhkan di
dalam mendukung pekerjaan. Buyer akan mendata semua proses pembelian mulai dari terbitnya
Material Request sampai pada Purchase Order, serta memonitoring datangnya part dari dealer/supplier.
Planner Clerk

Planner Clerk adalah berfungsi membantu proses perencanaan maintenance yang dibuat oleh
Maintenance Planner dengan memasukan data-data pendukung dalam perencanaan proses pekerjaan.
Mechanic

Mechanic adalah berfungsi sebagai pelaksana proses pekerjaan mechanical yang mempunyai
kemampuan analisa problem, urutan proses pekerjaan dan bekerja secara team work dan aman.
Electrician

Electrician adalah berfungsi sebagai pelaksana proses pekerjaan electrical yang mempunyai kemampuan
analisa problem, urutan proses pekerjaan dan bekerja secara team work dan aman.
Serviceman

Serviceman adalah berfungsi sebagai pelaksana proses pekerjaan service equipment dan melaporkan
kebutuhan consumable sebuah equipment setelah melaksanakan proses service.
Tyre man

Tyreman adalah berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan tyre yang mempunyai kemampuan analisa
problem, urutan proses pekerjaan dan bekerja secara team work dan aman
Welder

Welder adalah berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan pengelasan yang mempunyai kemampuan urutan
proses pekerjaan dan bekerja secara team work dan aman.
Fuel man

Fuel man adalah berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan melayani kebutuhan bahan bakar equipment
yang mendata jumlah bahan bakar yang digunakan dalam proses pekerjaan.

Tools Keeper

Tools Keeper adalah berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan melayani kebutuhan tools yang akan
digunakan dalam proses pekerjaan dan mendata tools yang di ambil dan digunakan dalam tools room.
Store man

Store man adalah berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan melayani kebutuhan spare part yang akan
diambil dan digunakan dalam proses pekerjaan di dalam warehouse.
Warehouse Clerk

Warehouse adalah berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan pendataan part yang masuk dan keluar yang
ada di warehouse dan membantu dalam memonitor part yang harus disiapkan dalam proses pekerjaan.

salam,
Laurents Pardosi

You might also like