Professional Documents
Culture Documents
About
Contact
Download
Report
Miku
Catatan Mahasiswa
Semua hal yang absurd yang di buat oleh seorang
mahasiswa ..
Back to Home
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak
pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya
dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu
golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan
gangguan muskuloskeletal terutama adalah reumatoid artritis. Kejadian penyakit
tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Menguntip pendapat Sjamsuhidajat (1997), artritis reumatoid merupakan
penyakit autoimun dari jaringan ikat terutama sinovial dan kausanya multifaktor.
Penyakit ini ditemukan pada semua sendi dan sarung sendi tendon, tetapi paling
sering di tangan. Selain menyerang sendi tangan, dapat pula menyerang sendi
siku, kaki, pergelangan kaki dan lutut. Artritis kronik yang terjadi pada anak yang
menyerang satu sendi atau lebih, dikenal dengan artitis reumatoid juvenil.
Biasanya reumatoid artritis timbul secara sistemik. Gejala yang timbul
berupa nodul subkutan yang terlihat pada 30% penderita. Nodul sering terdapat di
ekstremitas atas dan tampak sebagai vaskulitis reumatoid, yang merupakan
manisfestasi ekstraartikuler. Bila penyakit ini terjadi bukan pada sendi, seperti
bursa, sarung tendon, dan lokasi lainnya dinamakan reumatoid ektraarikuler.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu
sindrom dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma
reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap
sebagai keluhan atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama
pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan,
serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan
gangguan gerak. (Soenarto, 1982).
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia
lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Pucak dari reumatoid artritis
terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali
lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan
pada 70% pasien ). Untuk itu akan dibahas lebih lanjut pada makalah tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan reumatoid artritis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana konsep dasar reumatoid artritis dan asuhan keperawatan pada klien
dengan reumatoid artritis ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian reumatoid artritis.
2. Untuk mengetahui etiologi reumatoid artritis.
3. Untuk mengetahui manisfestasi klinis reumatoid artritis.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN REUMATOID ARTRITIS
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi (Gordon, 2002).
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris. Artritis reumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang
berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dan sekelompok penyakit
jaringan penyambung difus yang diperantai oleh imunitas dan tidak diketahui
sebab-sebabnya. Biasanya terjadi destrukti sendi progesif, walaupun episode
peradangan sendi dapat mengalami masa remisi.
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronik yang paling sering
ditemukan pada sendi. Insiden puncak adalah antara usia 40 hingga 60 tahun,
lebih sering pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3 : 1. Penyakit ini
menyerang sendi-sendi kecil pada tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi besar
dilutut, panggul serta pergelangan tangan. (Muttaqin, 2006)
Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik dengan gejala ekstra
artikuler. (Smeltzer, 2001).
Reumatoid Artritis (RA) adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang
menyebabkan degenerasi jaringan penyambung. Jaringan penyambung yang
biasanya mengalami kerusakan pertama kali adalah membran sinovial, yang
melapisi sendi. Pada RA, inflamasi tidak berkurang dan menyebar ke struktur
sendi disekitarnya, termasuk kartilago artikular dan kapsul sendi fibrosa.
Akhirnya, ligamen dan tendon mengalami. Inflamasi ditandai oleh akumulasi sel
darah putih, aktivasi komplemen, fagositosis ekstensif, dan pembentukan jaringan
1.
2.
3.
4.
Pada tendo terjadi tenosinovitis disertai dengan invasi kolagen yang dapat
menyebabkan ruptur tendo secara parsial atau total.
Kelainan artritis reumatoid juga dapat terjadi pada organ visera seperti jantung
dimana adanya demam reumatik kemungkinan akan menyebabkan gangguan pada
katub jantung. (Muttaqin, Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Muskuloskletal, 2006).
2.4 MANISFESTASI KLINIS REUMATOID ARTRITIS
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli artritis
rheumatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan,
pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku pergelangan kaki, sendi bahu serta
sendi panggul dan biasanya bersifat bilateral/simetris. Tetapi kadang-kadang
hanya terjadi pada satu sendi disebut artritis reumatoid mono-artikular.
(Chairuddin, 2003).
Kriteria dm American Rheumatism Association (ARA) yang di revisi 1987,
adalah:
1. Kaku pada pagi hari (morning stiffness). Pasien merasa kaku pada persendian dan
di sekitarnya sejak bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 1 jam sebelum
perbaikan maksimal.
2.
pada
kedua
sisi
secara
serentak
(symmetrical
polyartritis
simultaneously).
5. Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan
ektensor atau daerah jukstaartikular dalam observasi seorang dokter.
6. Faktor rheumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktor rheumatoid serum
yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5%
kelompok control.
7.
tangan
posteroanterior
atau
pergelangan
tangan,
yang
harus
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirheumatoid drugs, DMRAD) yang menjadi penyebab mordibitas dan
mortalitas utama pada artitis reumatoid.
Komplikasi syaraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan verterbra servikal dan neuropati iskemik
akibat vaskulitis. (Mansjoer, 2001). Vaskulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat
menyebabkan trombosis dan infark.
Nodulus reumatoid ekstrasinovial dapat terbentuk pada katup jantung atau pada
paru, mata, atau limpa. Fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu.
Glaukoma dapat terjadi apabila nodulus yang menyumbat aliran keluar cairan
okular terbentuk pada mata.
Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari , depresi,
dan stres keluarga dapat menyertai eksaserbasi penyakit. (Corwin, 2009).
Osteoporosis.
Nekrosis sendi panggul.
Deformitaas sendi.
Kontraktur jaringan lunak.
Sindrom Sjogren (Bilotta, 2011).
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG REUMATOID ARTRITIS
4.
Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet
yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.
Mengkonsumsi makanan seperti tahu untuk pengganti daging, memakan buah beri
untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi inflamasi.
Hindari makanan yang banyak mengandung purin seperti bir dari minuman
beralkohol, ikan anchovy, sarden, herring, ragi, jerohan, kacang-kacangan, ekstrak
daging, jamur, bayam, asparagus, dan kembangkol karena dapat menyebabkan
penimbunan asam urat dipersendian.
5.
Banyak minum air untuk membantu mengencerkan asam urat yang terdapat
dalam darah sehingga tidak tertimbun di sendi. (NANDA, 2013).
6. Gizi
Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal serta mengurangi peradangan pada
sendi. Adapun syaratsyarat diet atritis rheumatoid adalah protein cukup, lemak
sedang, cukup vitamin dan mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang
dikeluarkan setiap hari. Ratarata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 2
L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65 75% dari kebutuhan
energi total.
7.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir.
Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi,
arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi.
Tanda
: Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit;
kontraktur/kelainan pada sendi dan otot.
b. Kardiovaskuler
Gejala
: Fenomena Raynaud jari tangan/kaki, misal pucat intermitten,
sianotik, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
c. Integritas Ego
Gejala
: Faktor-faktor stress akut/kronis, misal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan sosial. Keputusasaan dan ketidak
d.
e.
f.
g.
h.
i.
berdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri misal
ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh.
Makanan/Cairan
Gejala
: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/mengkonsumsi makan/cairan
adekuat; mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda
: Penurunan berat badan, dan membran mukosa kering.
Hiegiene
Gejala
: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri. Ketergantungan pada orang lain.
Neurosensori
Gejala
: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda
: Pembengkakan sendi simetris.
Nyeri/kenyamanan
Gejala
: Fase akut dari nyeri (disertai/tidak disertai pembengkakan jaringan
lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari).
Keamanan
Gejala
: Kulit mengilat, tegang; nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki,
kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan
menetap, kekeringan pada mata, dan membran mukosa.
Interaksi sosial
Gejala
: Kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran,
isolasi.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada yang dapat ditemukan pada klien rumatoid arthritis
(Doengoes, 2000) adalah sebagai berikut :
1) Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,
nyeri/ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan
otot.
3) Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.
4) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak atau depresi.
5) Risiko tinggi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan
dengan proses penyakit degeneratif jangka panjang, sistem pendukung tidak
adekuat.
6) Kurang pengetahuan / kebutuhan belajar mengenai penyakit, prognosis, dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat, kesalahan
interpretasi informasi.
teria Hasil
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
3. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana asuhan keperawatan pada klien artritis reumatoid di bawah ini, disusun
berdasarkan diagnosis keperawatan , tindakan keperawatan, dan rasionalasis (
Doenges, 2000).
1) Diagnosis keperawatan
: Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi
jaringan akibat akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi.
Tujuan
: Nyeri berkurang, hilang atau teradaptasi.
:
- klien melaporkan penurunan nyeri.
- menunjukkan perilaku yang lebih relaks.
memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang dipelajari dengan peningkatan
keberhasilan.
- Skala nyeri 0-1 atau teradaptasi.
No INTERVENSI
RASIONAL
1.
Mandiri
Kaji keluhan nyeri, skala nyeri, serta Membantu dalam menentukan kebutuhan
catat lokasi dan intensitas, faktor - faktor manajemen
nyeri
dan
efektivitas
sakit nonverbal.
Berikan matras/kasur keras, bantal kecil. Matras yang empuk/lembut, bantal yang
Tinggikan
tempat
tidur
sesuai besar
kebutuhan.
akan
kesejajaran
menjaga
tubuh
pemeliharaan
yang
tepat,
4.
membatasi nyeri/cedera.
sesuai indikasi.
Tempatkan/ pantau penggunaan bantal, Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit
karung pasir, gulungan trokanter , bebat dan
atau brace.
mempertahankan
posisi
netral.
5.
gerakan/rasa
sakit
pada
relaksasi
otot
dan
Sediakan waslap hangat untuk kompres mobilitas, menurunkan rasa sakit, dan
sendi yang sakit. Pantau suhu air menghilangkan kekakuan pada pagi hari.
kompres, air mandi, dan sebagainya.
7.
8.
tegangan otot.
Dorong penggunaan teknik manajemen Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa
stres, misal relaksasi progresif, sentuhan kontrol nyeri, dan dapat meningkatkan
terapeutik,
biofeedback,
pengendalian napas.
Libatkan dalam aktivitas hiburan sesuai Memfokuskan
dengan jadwal aktivitas klien.
10.
kembali
perhatian,
yang
direncanakan
11.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai petunjuk:
Asetilsalisilat (Aspirin).
ringan
dalam
mengurangi
mengindikasikan
bahwa
ASA
NSAID
(motrin),
lainnya,
misal
naproksen,
ibuprofen
sulindak,
leukopenia,
anemia
meminimalkan
iritasi/ketidaknymanan lambung.
Antasida.
diperlukan
selama
periode
Produk kodein.
12.
Bantu klien dengan terapi fisik, misal Memberikan dukungan hangat/ panas
sarung
tangan
parafin,
bak
13.
14.
15.
sensasi nyeri.
Siapkan intervensi pembedahan, misal Pengangkatan sinovium yang meradang
sinovektomi
2)
Diagnosa Keperawatan
: Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
deformitas skeletal, nyeri/ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau
penurunan kekuatan otot.
Tujuan
: Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai
dengan kemampuannya.
Kriteria Hasil
:
Klien dapat ikut serta dalam program latihan.
Tidak terjadi kontraktur sendi.
Bertambahnya kekukatan otot.
Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas, mempertahankan
koordinasi mobilitas sesuai tingkat optimal.
No
1.
INTERVENSI
Mandiri
Evaluasi/
RASIONAL
lanjutan
sendi.
inflamasi.
Pertahankan istirahat tirah baring/ Istirahat sistemik dianjurkan selama
duduk jika diperlukan. Buat jadwal eksaserbasi akut dan seluruh fase
aktivitas
yang
sesuai
dengan penyakit
yang
penting,
kelelahan,
untuk
dan
malam
hari
yang
tidak
terganggu.
Bantu klien latihan rentang gerak Mempertahankan/
meningkatkan
pasif/ aktif, demikian juga latihan fungsi sendi, kekuatan otot, dan
resistif
dan
isometrik
memungkinkan.
adekuat
dapat
menimbulkan
berlebihan
sendi.
Ubah posisi klien setiap dua jam Menghilangkan
dengan
bantuan
personel
cukup.
Demonstrasikan/
merusak
tekanan
pada
dapat
pemindahan
klien.
yang
Teknik
tepat
dapat
kantung
pasir,
gulung (mengurangi
risiko
cedera)
dan
6.
7.
leher.
Dorong
klien
mempertahankan Memaksimalkan
fungsi
sendi,
berjalan.
Berikan lingkungan yang aman, Menghindari
misal
menaikkan
kursi/
pancuran
dan
toilet,
kursi roda.
Kolaborasi
cedera
akibat
program
latihan/
berdasarkan
aktivitas
pada
kebutuhan
dan
dalam
individual
mengidentifikasi
10. Berikan
matras
yang
alat/
bantuan
mobilitas.
busa/pengubah Menurunkan tekanan pada jaringan
tekanan.
yang
mudah
pecah
untuk
dekubitus.
Obat-obatan :
rebound
bila
terjadi
Mungkin
dibutuhkan
untuk
Steroid .
Intervensi bedah:
Perbaikan
pada
kelemahan
Prosedur
pelepasan
tunnel,
jaringan
penyambung,
3) Diagnosa Keperawatan
: Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran
berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas
umum, peningkatan penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.
Tujuan
: Klien mampu mengimplementasikan pola koping
yang baru dan mengungkapkan serta menunjukkan terhadap penampilan.
Kriteria Hasil
:
Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk
menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan
keterbatasan.
- Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
- Klien menerima perunbahan citra tubuh.
Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam pengambilan
keputusan tentang perawatan.
No
1.
INTERVENSI
Mandiri
Dorong
RASIONAL
klien
perasaannya
mengungkapkan Memberikan
mengenai
kesempatan
untuk
proses mengidentifikasi
rasa
masalah
secara
langsung.
2.
pada
terdekat.
Pastikan
pendangan
pribadi
klien/
bagaimana
dalam menentukan
kebutuhan
terhadap
verbal/nonverbal
orang
sendiri.
Akui dan terima perasaan berduka, Nyeri konstan akan melelahkan,
perasaan marah, dan bermusuhan
umum terjadi.
Observasi perilaku klien terhadap Dapat menunjukkan emosional atau
kemungkinan
menarik
menyangkal
atau
diri, metode
Susun
batasan
maladaftif.
pada
Bantu
mengidentifikasi
koping
terlalu membutuhkan
6.
memengaruhi
dapat
maladaftif,
intervensi
lebih
lanjut/dukungan psikologis.
perilaku Membantu
klien
untuk
klien
perilaku
dalam Meningkatkan
perawatan
perasaan
kemandirian,
dan
mendorong
8.
9.
diperlukan klien
dapat meningkatkan citra diri.
Berikan respons/pujian positif bila Memungkinkan klien untuk merasa
perlu.
sendiri.
pada
konselig
psikiatri, Klien/orang
Berikan
obat-obatan
terdekat
dukungan
mungkin
selama
panjang/ketidakmampuan.
sesuai Mungkin dibutuhkan pada
saat
peningkat
perasaan.
alam klien
mampu
kemampuan
mengembangkan
koping
yang
lebih
efektif.
4. Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak atau
depresi.
Tujuan
: Klien dapat melakukan perawatan diri sesuai
kemampuannya.
Kriteria Hasil
:
Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan
kemampuan individual.
Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
No.
1.
INTERVENSI
Mandiri
RASIONAL
umum
yang
diperlukan
2.
3.
perawatan
Identifikasi/buat
4.
rencana
pada
kemandirian
untuk
modifikasi lingkungan.
Kolaborasi
Konsultasi
okupasi.
dengan
ahli
missal
memasang
sepatu,
pgangan
atau
untuk
5.
mandi pancuran.
Mengatur evaluasi kesehatan di Mengidentifikasi masalah-masalah
rumah
sebelum
dan
pemulangan.
tingkat
ketidakmampuan
Memberikan
keberhasilan
lebih
usaha
actual.
banyak
tim
dengan
missal
okupasi.
Membuat jadwal konsul dengan Klien
mungkin
tim
terapi
membutuhkan
INTERVENSI
Mandiri
RASIONAL
Menidentifikasi
tungkat
klien.
Evaluasi lingkungan sekitar untuk Menentukan kemungkinan susunan
mengkaji kemampuan klien dalam yang ada/perubahan susunan rumah
melakukan perawatan diri sendiri.
3.
Identifikasi
system
4.
Identifikasi
diperlukan
peralatan
untuk
yang Memberikan
mendukung mendapatkan
kesempatan
peralatan
untuk
sebelum
klien di rumah.
peralatan,
cara-cara
untuk
mempertahankan kemandirian.
sumber-sumber Memberikan kemudahan berpindah
Identifikasi
komunitas,
missal
INTERVENSI
Mandiri
RASIONAL
klien
dapat
berdasarkan
2.
membuat
pilihan
informasi
yang
disampaikan.
Diskusikan kebiasaan klien dalam Tujuan control penyakit adalh untuk
penatalaksanaan proses sakit melalui menekan inflamasi sendi/jaringan
diet, obat-obatan, serta program diet lain guna mempertahankan fungsi
3.
aktivitas
yang
5.
manajemen farmakoteraupeutik.
tergantung ketepatan dosis.
Rekomendasikan
penggunaan Preparat bersalut/dibufer di cerna
aspiran bersalut/dibuper enteric atau dengan makanan, meminimalkan
salisilat
6.
(anthorpan)
atai
7.
atau antasida.
Identifikasi efek
obatan
yang
tinnitus,
gastrointestinal,
produk
dan
lambung, mengakibatkan
ruam purpurik.
Tekankan pentingnya
label
obat- Memperpanjang
merugikan,
intoleransi
perdarahan
8.
samping
lajak
dann (overdosis).
membaca Banyak
dan
takar
produk
mengandung
Tinjau
pentingnya
diet
mengandung
vitamin,
berat
badan
berat
badan
akan
missal
bermain
barang- menggunakan
paksaan
untuk
sendi
dan
piring-piring
13.
14.
istirahat
maupun
missal
menjaga
saat
sendi
3.1 KESIMPULAN
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi
secara simetris. Artritis reumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang
berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dan sekelompok penyakit
jaringan penyambung difus yang diperantai oleh imunitas dan tidak diketahui
sebab-sebabnya. Biasanya terjadi destrukti sendi progesif, walaupun episode
peradangan sendi dapat mengalami masa remisi.
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronik yang paling sering
ditemukan pada sendi. Insiden puncak adalah antara usia 40 hingga 60 tahun,
lebih sering pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3 : 1. Penyakit ini
menyerang sendi-sendi kecil pada tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi besar
dilutut, panggul serta pergelangan tangan. (Muttaqin, 2006).
Tujuan pengobatan adalah menghasilkan dan mempertahankan remisi atau
sedapat mungkin berusaha menekan aktivitas penyakit tersebut.Tujuan utama dari
program terapi adalah meringankan rasa nyeri dan peradangan, mempertahankan
fungsi sendi dan mencegah dan/atau memeperbaiki deformitas.
DAFTAR PUSTAKA
Bilotta, Kimberly A.J. 2011. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Doenges, E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda N. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2 2013. Yogyakarta: Media hardy.
Lukman dan Nurna Ningsih. 2009.
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskletal. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, arif. Dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media aesculapius.
Muttaqin, arif. 2005. Ringkasan Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Banjarmasin: Unpublished.
Muttaqin, arif. 2006. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Banjarmasin: Unpublished.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8. Jakarta: EGC.
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Rheumatoidarthritis
Share This
Popular Posts
SAP ANC
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Topik
Pentingnya Antenatal Care (ANC) Sub topik
:
:
...
Blog Archive
2015
2014
o Desember
o Juli
o Juni
o Mei
Contact Lens
Kepribadian ISTP
o April
o Maret
o Januari
r heldayani
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section.
Edit " About "
Followers
- Copyright 2016 Catatan Mahasiswa - Hatsune Miku - Powered by Blogger Designed by Johanes Djogan - Published by Responsive blogger Templates-