Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Nasional dan Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentyang Kesehatan, SKN telah
berperan
berperan
besar
sebagai
acuan
dalam
penyusunan
Rencana
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
NO.
dan
enam
Kepala
Bagian/Bidang
serta
lima
belas
subbagian/subbidang
Mengacu PERGUB nomor 061/76 tahun 2008 maka mulai Januari 2009.
RSUD KELET menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Pemerintah
Provinsi
Jawa
Tengah
dalam
mewujudkan
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Umum Daerah Kelet pada awal berdirinya bernama Rumah Sakit
Kusta Kelet/Donorojo. Rumah Sakit Kusta Donorojo dibangun sekitar tahun 1916
oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Zending. Tujuan pembangunan
Rumah Sakit Kusta Donorojo waktu itu adalah untuk pengobatan dan rehabilitasi
pasien kusta. Rumah Sakit Kusta Donorojo berlokasi di Desa Banyumanis,
Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan seluas 1.791.740 m 2,
termasuk lahan di kampung rehabilitasi yang dihuni oleh 155 KK.
Rumah Sakit Kusta Kelet dibangun pada tahun 1915 dan Pada awalnya RS
Kusta Kelet adalah Rumah Sakit Umum yang dikelola oleh Zending dengan
direkturnya dr. H. Bervoets dibantu dr. Durachim. Lokasi RS Kelet berada di Desa
Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan seluas 258.600 m 2.
Pada tahun 1950-an karena pihak Zending tidak bisa lagi membiayai
operasional RS Kelet dan RS Donorojo maka pengelolaan kedua Rumah Sakit
tersebut diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sejak itu kedua RS
tersebut menjadi Rumah Sakit Kusta dan Pengelolaannya lebih bersifat leproseri.
Sejak tahun 1978 sampai 1998 tidak ada tenaga medis/dokter yang secara full time
yang mengelola Rumah Sakit, tidak adanya dokter yang mengelola secara purna
waktu membuat mutu pelayanan dan kemungkinan pengembangan Rumah Sakit
tidak mendapat pendampingan yang memadai. Sehingga fungsi Rumah Sakit tidak
dapat dilakukan secara baik, meskipun ada kunjungan tenaga medis/dokter
seminggu sekali dari RS Kusta Tugurejo Semarang.
Oleh karena hal-hal tersebut diatas maka sejak tahun 1999 mulai dirintis
langkah-langkah menata ulang fungsi pelayanan di RS Kusta Kelet/Donorojo dan
kemungkinan optimalisasi sarana untuk pelayanan masyarakat umum. Karena
struktur komposisi SDM yang kurang dan terjadi perubahan budaya kerja dilakukan
langkah perbaikan secara gradual yang meliputi Fase Inisiasi, Fase Transformasi
dan Fase Integrasi agar langkah yang diambil oleh managemen betul-betul
dipahami dan didukung seluruh karyawan.
Jumlah penduduk kabupaten Jepara dan Pati pada tahun 2012 adalah
1.144.916 jiwa dan 1.219.993 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk
wanita sedikit lebih besar dibandingkan dengan penduduk pria. Dilihat dari
penyebarannya,
sebagian
penduduk
bermukim
di
daerah
pedesaan.
Kecamatan Keling
Kecamatan Donorojo
Kecamatan Kembang
Kecamatan Bangsri
Kecamatan Cluwak
Kecamatan Gunungwungkal
Kecamatan Dukuhseti
Kecamatan Tayu
BAB III
VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN RS
Dalam rangka mencapai visi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 2018
Menuju Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari dan misi keenam yaitu
Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat sehingga program unggulan rakyat sehat dapat terwujud maka RSUD
Kelet mendukung dengan visi Profesional Dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan Rujukan.
Dari rumusan visi tersebut dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud
Profesional adalah orang yang menyandang jabatan atau pekerjaan yang
dilakukan dengan keahlian atau ketrampilan yang tinggi. Sedangkan yang
dimaksud dengan Rujukan adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan setelah
pelayanan dasar yang dilaksanakan oleh pemberi pelayanan kesehatan tingkat
dasar.
Misi RSUD Kelet merupakan upaya untuk mencapai visi, yaitu:
1. Membangun dan mengembangkan SDM yang kompeten dan berkarakter unggul.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu.
3. Mengupayakan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit kelas B.
4. Mengembangkan sistem manajemen rumah sakit yang berkualitas.
RSUD Kelet memiliki niali-nilai yang diambil dari K-E-L-E-T akronim dari:
Komitmen
Etika
Loyalitas
Empati
Tulus
2. Sasaran
1. Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul.
2. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rujukan.
3. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai standar
rumah sakit kelas C.
4. Meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara produktif.
5. Meningkatnya kepuasan pelanggan.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS
j.
Adapun bagan Organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut:
menyusun
pelaksanaan,
membina
pelaksanaan,
DIREKTU
R
KABID
PELAYANAN &
KEPERAWATAN
UMUM
KASI
KEPERAWATAN
UMUM
KEPALA
INSTALASI
SUPERVISOR
KEPALA RUANG
PERAWAT
PELAKSANA
PERAWAT
PELAKSANA
BAB V
VISI, MISI INSTALASI RAWAT INAP
PERAWAT
PELAKSANA
2. Instalasi rawat inap adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh
seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
medik. Keperawatan dan atau pelayanan penunjang medik, pendidikan,
pelatihan dan penelitian kesehatan di rumah sakit.
3. Instalasi rawat inap membawahi ruang-ruang perawatan yang meliputi ruang
bedah, ruang penyakit dalam, ruang anak, ruang kebidanan, ruang isolasi.
4. struktur organisasi Instalasi rawat Inap sebagai berikut:
BAB VII
URAIAN JABATAN
pelaksanaan,
pengkoordinasian,
pengendalian
dan
Melaporkan
dan
mempertanggungjawabkan
pelaksanan
tugas
2. SEKRETARIS
A. TUGAS POKOK
Membantu kepala instalasi dalam urusan administratif
B. URAIAN TUGAS
1.
2.
3.
Membuat
dan
mencatat
agenda
kerja
instalasi
4.
5.
Mengumpulkan
laporan
dari
ruang-ruang
7.
3. KEPALA RUANG
A. TUGAS POKOK
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
diruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
B. URAIAN TUGAS
1. Melaksanakan fungsi perencanaan:
a.
b.
c.
seluruh
kegiatan
c.
a)
b)
c)
d.
e.
f.
g.
h.
i.
sekelompok
tenaga
keperawatan
dalam
kooperatif,
kolaboratif
dan
secara
teknis
administratif
B. URAIAN TUGAS
1. Membuat rencana asuhan keperawatan bulanan, mingguan dan
harian bersama kepala ruang.
2. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan
kepaLa ruang.
3. Melakukan pengkajian, menyusun diagnose dan perencanaan
tindakan bersama anggota timnya.
4. Melakukan pengharahan kepada perawat pelaksanaan tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Melakukan kerjasama dengan tim perawatan lain dan kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan
asuhan keperawatan secara berkesinambungan
6. Melakukan evalusi dan audit internal asuhan keperawatan yang
menjadi tanggungjawab timnya.
7. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan
8. Menerima laporan dari anggota timnya tentang asuhan keperwatan
yang menjadi tanggungjawab timnya.
9. Membuat
laporan
pelaksanaan
asuhan
keperawatan
yang
8. Melaksanakan
program
orientasi
kepada
pasien
tentang
serta
dengan
anggota
tim
kesehatan
dalam
pengetahuan
dan
ketrampilan
di
bidang
perawatan
21. Melaksanakan sistem dan pelaporan
22. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan
dirumah
23. Memberi penyulughankesehatan kepada pasien dan keluarga
sesuai keadaan pasien dan kebutuhan pasien.
24. Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan
maupun tertulis
25. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
Instalasi Penunjang
Non Diagnostik
Instalasi
Perawatan
Lain
Instalasi
Penunjang
Diagnostik
IRN
A
Instalasi
Rekam Medik
Instalasi
PDE
RS Lain
HUBUNGAN INTERN
Instalasi
rawat
inap
memberikan
pelayanan
yang
BAB IX
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Instalasi rawat inap (IRNA) berkoordinasi dengan bidang pelayanan dalam
pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalsi. Adapun pola ketenagaan dan
kualifikasi personil rawat ianp sebagi berikut:
Pola Ketenagaan da Kualifikasi Personil
1. Berdasarkan jenis Jabatan
Uraian
kualifikasi
Jabatan
Pendidikan
Jumlah
Sertifikat
Kebutuhan
Keterangan
yang Ada
pelatiahan
Kepala
Instalasi
Kepala
Ruang
Penaggung
jawab shiff
Perawat
Pelaksana
kebutuhan
Tenaga
Keperawatan
(Direktorat
pelayanan
Jenis/Kategori
Rata-rata
Rata-rata
jam Jml
jam
pasien/hari
prwt/pasien/hari perawat/hari
1
2
3
4
3,5
4
4,5
2,5
Ket ;
Jadi jml tenaga perawat yang diperlukan adalah =
Rata2 jml pasien/hari x rata2 jam/perawat/pasien/hari
Jam kerja efektif/shiff
= jml perawat
Kualifikasi
Pendidikan Sertifikat
Jumlah
yang Ada
Kebutuhan
Kekuranga
n
Pelatihan
Bugenville
Teratai
Anggrek
Anyelir
Jasmine
Edelweis
JUMLAH
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI
Untuk Instalasi Rawat Inap kegiatan orientasi yang dilakukan kepada
perawat baru sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada tempat/ unit kerja baru
dalam rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan/ jabatan dengan situasi baru yang
berbeda dan asing.
Kegiatan orientasi mempunyai tujuan antara lain:
1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja
2. Memahami tujuan, falsafah, dan peraturan-peraturan di lingkungan
rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit
3. Memahami prosedur-prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit
kerja
4. Memahami teknik-teknik mengerjakan basic life support dalam
keadaan darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf
keperawatan.
Materi orientasi meliputi:
1. Materi Umum
a) Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan
b) Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan
c) Falsafah/ sarana yang tersedia dan cara penggunaannya
d) Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit/ pelayanan
keperawatan
e) Metode pemberian asuhan keperawatan
f) Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan
BAB XII
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan
dan
pelaporan
merupakan
dokumentasi
kegiatan
BAB XIII
PENUTUP
Peran
meningkatkan
Rumah
Sakit
Umum
derajat
kesehatan
Daerah
masyarakat,
Kelet
sangat
sehingga
penting
perlu
dalam
ditingkatkan
5. Rapat insidentil