You are on page 1of 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu,
manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi
dan proteksi. Mereka menggunakan material-material yang tersedia di alam seperti
arang(karbon), darah, ssusu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna
yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti
yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu
orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah launnya yang
ditemukan.
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka
menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman
tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya.
Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil
untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. saat ini walaupun telah ditemukan
perekat atau resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resinresin natural hingga kini masih banyak dipakai.

1.2

SEJARAH DAN PERKEMBANGANYA

Cat telah digunakan sejak prasejarah. Bukti bertahan dalam lukisan gua awal dan cina
kuno dianggap telah membawa, memproduksi dan gunakan untuk kesempurnaan
keadaan puluhan ribu tahun yang lalu, dekorasi dicat dan hieroglif dari mesir kuno
kemudian menunjukkan contoh yang menakjubkan. Cat terdiri dari pigmen, sebuah
pengikat untuk terus bersama-sama dan pengencer yang tepat untuk membuatnya
mudah untuk diterapkan. Sebelum abad kesembilan belas cat disebut dengan kata
1

distemper. Sebuah alternative vernacular untuk rumah pertanian dan pondok adalah
kapur.
Kronologis sejarah cat dalam Umbers kuno, Ochers dan orang kulit hitam mudah
didapat. Untuk cerah biru, merah, kuning dan hijau, batu semi-mulia (lapis lazuli,
cinnabar, orpiment, dan perunggu) harus diperoleh. Warna baru juga ditemukan, yang
pertama adalah Mesir blue;napoli kuning dari sekitar 500 SM dan memimpin
merah ditemukan secara tidak sengaja pada sekitar 2500 SM. Memimpin putih terjadi
secara alami tetapi permintaan mendorong produksi versi buatan manusia. Virtuvirus
menjelaskan produksi timah putih sdan Verdigris.
Pada abad ke-2 Masehi. Renaissance pada abad ke-16 mereka menemukan cara-cara
mudah untuk mengekstrak biru hangat intens lapis lazuli (biru). Kaca kobalt biru yang
ditawarkan biru langit yang ce,erlang, meskipun ini harus tersebar pada cat basah atau
pernis untuk mendapatkan efek penuh. Pigmen seperti Belanda Pink dan Crismon
Danau berasal dari buah dan kulit pohon tertentu, ditemukan di Dunia Baru. Cochineal
juga ditemukan dan diproduksi oleh American Indian. Indigo itu diperoleh dari pekerja
pewarna. Sumber utama timah putih buatan manusia adalah Venesia.
Abad ke-17 pada tahun 1260 masa itu, Belanda sangat meningkatkan ketersediaan
timah putih dan menurukan biaya dengan proses Stack. Semua cat timah dimasukkan
kapur di undercoats, mareka selesai menyisakan timah putih sebagai mantel. Kemudian
pada abad ini Vermilion sejenis buatan manusia di cinnabar dikembangkan seperti
Kings kuning sejenis buatan manusia dari orpiment.
Abad ke-18 penemuan Blue Prusia disediakan biru yang sangat dibutuhkan dalam
intens, tersedia setelah 1724 SM. Masih belum ada pigmen menyerupai Spectrum
kuning dan karenanya tidak ada yang cemerlang hijau selain yang dihasilkan dari arsen.
Pada tahun 1778, hijau beracun apalagi diciptakan, Scheeles Green. Sebuah terobosan
dating pada tahun 1781 dengan turner paten kuning, meskipun ini masih dibutuhkan
pernis untuk menjaga warna.
Abad ke-19 ini DAS nyata dalam mencari kuning, kuat cahaya-cepat dating dengan
penemuan kuning Chrome kedap air pada tahun 1818. Pemanasan itu menghasilkan
2

Cina Merah dasr pilar kotak merah. Campuran dari prusia biru dan Chrome kuning
menghasilkan Brunswick Green. Sebuah aquamarine biru, dan gamelins biru biru
buatan manusia ditemukan antara 1821 dan 1840, seperti

Alzarin Crimson.

Menggunakan cat pabrik dan seng berbasis pigmen, industrialis menghasilkan cat putih
pertama kali dipasarkan sebagai Charlton putih di tahun 1870-an. Juga menghasilkan
emulsi berdasarkan rumus yang sama, dipasarkan sebagai minyak distemper terikat.
Pada tahun 1880 cat baru tersedia dalam bentik kalengan, dalam berbagai warna dan
datang untuk diekspor ke seluruh dunia, pengembangan cat berjalan paralel dengan
semen Portland, yang memungkinkan konstruksi rongga dan modern, rumah kedap air.
Tradisi pembuatan cat lama dijalankan sampai perang dunia kedua, khususnya pada
perkebunan di mana bangunan tua yang selamat dan nilai-nilai konservatif.
Pada tahun 1980-an, sebagian besar pengrajin, pelukis dari sekolah tua itu tidak lagi
bersama dan beberapa orang yang tersisa sering sulit menemukan dan tidak mungkin
mendapatkan bahan-bahan untuk membuat bahan tradisional. Karena metode produksi
modern, bahan telah menjadi prima, yang mereka temukan terlalu padat. Pada tahun
1985 pendiri perusahaan Paint real & Varnish mulai produksi dalam skala komersial.

1.3

TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ilmu tentang cat,
dari sejarah-sejarah serta perkembangannya yang dipaparkan, proses pembuatannya,
masalah seputaran cat serat solusinya, hingga pengaplikasian cat tersebuat ke dalam
konstruksi sipil. Sehingga denga adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan bisa di praktekkan langsung dilapangan.

1.4

MANFAAT PENULISAN

Adapaun manfaat-manfaat yang terkandung pada penulisan makalh ini adalah:

Dapat memberikan tambahan ilmu yang bersangkutan dengan cat


Memudahkan para pembaca mengenal alat-alat yang digunakan dalam mengecat

dengan melampirkan gambar-gambar alat tersebut.


Pembaca dapat mengerti permasalahan yang berhubungan dengan cat setelah

membaca makalah ini.


Membuat para pembaca mengerti bagaimana mengaplikasikan cat tersebut pada

konstruksi sipil.
Menjawab semua pertanyaan pembaca yang berhubungan dengan cat.

BAB II
4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

SPESIFIKASI DAN KLASIFIKASI CAT


Dalam setiap pekerjaan apabila dikerjakan dengan baik,maka spesifikasi adalah

mutlak. Sesifikasi dapat di sain oleh Owner , kontraktor atau pembuat cat namun
haruslah mendapat persetujuan sebelumnya. Dengan adanya spesifikasi, maka sebelum
dan sesudah pekerjaan berlansung para kontraktor dan pengawas masing-masing
menuju satu tujuan, yaitu untuk mendapatkan hasil pekerjan yang optimal,baik dan
memuaskan sesuai yang dikehendaki.
2.1.1

SPESIFIKASI
Dalam setiap pekerjaan apabila direncanakan dengan baik, maka spesifikasi

adalah mutlak. Spesifikasi dapat di disain oleh Owner, Kontraktor atau pembuat cat
namun haruslah mendapat persetujuan sebelumnya.
Dengan adanya spesifikasi, maka sebelum dan selama pekerjaan berlangsung para
Kontraktor dan pengawas masing-masing menuju satu tujuan, yaitu untuk mendapatkan
hasil pekerjaan yang optimal, baik dan memuaskan sesuai yang dikehendaki.

2.1.2

KLASIFIKASI CAT

Cat mempunyai klasifikasi tertentu, karena dengan adanya klasifikasi maka akan
memberikan suatu gambaran atau hubungan pada cat tersebut, sehingga dapat
memahami sepenuhnya gambaran tentang cat tersebut. Adapun kalsifikasi cat tersebut
adalah sebagai berikut.

a. Cat air
Cat air mempunyai sifat-sifat dan keistimewaan tersendiri yang padanya tersimpan
potensi-potensi artistik. Akan tetapi seperti telah kita ketahui bersama, cat air juga telah
dilupakan oleh seniman-seniman. Dengan demikian makin berkurang hasil karya
5

lukisan cat air, dan seandainya ada maka terbatas pada karya sebagai studi dalam
lembaga pendidikan sebab dipandang lebih praktis, murah dan ekonomis.
Akan tetapi terjadinya karya seni bukan hanya melimpahnya material yang tersedia,
suatu karya seni dapat terjadi, jika seniman kreatif dalam penyampaian ide, kemampuan
teknik yang sempurna, ketajaman persepsi, kedalaman intuisi, imaji dan mampu
menggetarkan jiwa serta yang paling pokok adalah suara bathin seniman itu sendiri.
Memang cat air hanya material mati. Ia tak akan berarti jika seniman tidak mampu
mengolahnya sehingga karyanya yang jadi tak lebih hanya sekedar komposisi.
Sifat dan teknik cat air
secara singkat sifat-sifat cat air sebagai berikut :
1. Cat air mempunyai sifat harus dicampur dengan air.
2. Cat air mempunyai sifat lambat kering sehingga memungkinkan ekspresif
spontan.
3. Cat air mempunyai sifat tidak menutup, sehingga tidak dapat menghilangkan
warna dasar.
4. Cat air mempunyai sifat transparan.
5. Cat air mudah terpengaruh oleh suasana sekitar, baik mengenai kelembaban
udara, kekeringan ataupun air dan masih banyak sifat lainnya.

b. Cat basis solvent (solvent-based).


Untuk pengklasifikasian dari jenis binder/film formernya misalnya jika cat tersebut
memakai resin epoksi maka cat tersebut digolongkan dinamakan cat epoksi, jika
memakai binder alkyd dinamakan cat alkyd, jika memakai binder.

c. Cat tembok
Cat tembok adalah cat yang paling banyak penggunaannya, pengembangan
produk yang bisa dilakukan sejalan dengan produksi cat tembok yaitu cat anti bocor
6

(waterproofing), cat genteng, cat lukis, dan cat air (watercolor).Untuk


memproduksinya, dapat dilakukan mulai dari skala kecil sampai skala besar. Dalam
skala kecil pun dapat dihasilkan produk cat tembok yang berkualitas sama dengan cat
yang diproduksi di pabrik besar. Bahan baku untuk pembuatan cat tembok sangat
mudah didapat dalam jumlah eceran dan dengan harga yang murah. Dari peruntukannya
cat juga dapat diklasifikasi seperti cat mobil, cat tembok, cat genteng, cat kapal, cat
kolam, cat primer, cat kayu, cat lantai/flooring, dan sebagainya.

2.1.3

PROTEKSI CAT

Ada tiga prinsip dasar di mana cat dapat mencegah timbul nya korosi, antara lain ialah :
1. Menciptakan rintangan atau hambatan yang kuat untuk memisahkan
permukaan dengan air dan oksigen.Dasar prinsip ini di sebut barrier effect.
2. Memberi peluang kepada air untuk menembus rongga-rongga melarutkan
sebagian campuran.Anti karat pada permukaan cat dan akan bereaksi terhadap
korosi,dasar prinsip ini di sebut inhibitor effect.
3. Kontak langsung antara besi dengan logam yang lebih lemah (misal : seng ).
Hasil nya adalah perlindungan katoda pada logam itu sendiri,dasar prinsip ini
di sebut galvanic effect.

4.1 Barrier effect


Dengan cara melapisi cat yang kedap air dengan ketebalan 250-500
micron.Biasanya cat seperti ini terdiri dari bahan (tidak selalu) :
-

Bitumen

Coal tar epoxy

Vinyl tar

Epoxy

Untuk area-area terendam yang paling sering di gunakan sebagai lapis


pelindungnya adalah Barrier Effect.

4.2 Inhibitor Effect


Dengan dasar prinsir ini,yaitu dengan cara menambahkan anti karat pada cat primer
sebagai bagian dari bahan pewarna (pigments) untuk menahan laju korosi.Dari dasar
prinsip terdapat :
-

Zink chromatic

Zink phosphate

Zink metaborate

Red lead

Calcium plumbate

Bahan bahan inhibator haruslah sesuatu yang yang dapat dilarut kan dengan air. Agar
tidak luntur, maka cat lapis selanjutnya dibuat tanpa inhibitor untuk mencegah atau
menutupi permukaan dasar yang mengandung inhitor. Berhubung karena bahan
pewarna dapat dilarutkan dengan air ,maka primer jenis ini tidak dapat bertahan lama
apabila dipakai pada area yang terendam dan area area yang terbuka dimana dapat
menimbulkan blistering (gelembung2) dan akan mudah pecah. Kerusakan setempat
yang ditimbulkannya menjadi tidak terlindungi dan korosi akan timbul dibawah lapisan
cat .

4.3 Galvanic Effect


Perlindung besi dalam galvanic effect dapat di capai apabila cat itu mengandung
metallic zinc (seng).

Tipe dari pada jenis bahan ini adalah :


8

- Epoxy
- Ethyl silicate
- Alkali silicate

4.4

CAT ANTI JAMUR

Lapisan cat terutama yang berbentuk emulsi, dapat diserang oleh jamur bila dalam
kondisi panas dam lembab, yang umumnya terdapat didaerah tropis, atau dalam
industry makanan atau minuman. Cat anti jamur ini biasanya disusun berdasarkan
kondisi tersebut diatas. Dalam cat emulsi untuk mencegah tumbuhnya jamur itu,
dicampuri dengan garam phenyl mercury, atau barium metaborak dan N-ddhloromothyl
phtaliamide, yang kurang beracun bagi manusia. Untuk cat yang mengkilap,
penambahan oksida seng juga mengurangi tumbuhnya jamur, tetapi akan lebih baik bila
dicampuri sedikit fungisid. Bahan lain yang tidak terlalu beracun ialah mercury phenyl
atau senyawa Sn denga bahan organic.

4.5

CAT ANTI FOULING

Yang dimaksud dengan anti fouling ialah sifat tahan terhadap pengaruh binatang laut
Yang biasanya melekat pada lambung kapal. Melekatnya binatang ini mengeluarkan
sejenis asam yang dapat melepaskan lapisan cat. Untuk mencegah agar binatang ini
tidak menempel pada lambung kapal yang dicat itu maka catnya diberi semacam racun
bagi binatang ini. Cat masa lampau yang terbuat dari minyak nabati yang mengeras,
diberi racun dengan arsen (warangan). Tetapi Ansennecum ini juga beracun bagi
manusia, maka kini tak dipakai lagi. Cat-cat yang menggunakan bahan dasar damar
9

tiruan atau damar epoxy menggunakan campuran bahan lain, misalnya senyawa yang
mengandung mercury atau mengandung oksida tembaga, dicampurkan untuk itu,
sebagai bahan racunnya. Disamping itu dapat juga dicampurkan, senyawa organik dari
Sn, atau N trichloro methiophthalimide.

4.6

CAT TAHAN API

Sebenarnya tidak ada cat yang mutlak tahan api, tetapi yang dimaksud disini ialah
bahwa karena adanya nyala api, cat tersebut tidak mudah menyala. Cat yang umum
terbuat dari minyak mengeras atau damar tiruan, biasanya bila ada api (nyala api) akan
mudah terbakar dan menyala. Cat yang terbuat pada umumnya dari karet yang
dichlorinasi, tidak mudah menyala karena api. Maka cat ini dipakai sebagai jenis cat
anti nyala api, untuk mencat baja, asbes, atau beton. Jenis ini tak mencegah
merambatnya nyala api. Cat-cat yang kurang tahan terhadap nyala api, dapat juga diberi
tambahan bahan pengisi atau pigmen yang memiliki daya hantar panas yang rendah.

2.2

MASALAH SEPUTAR CAT DAN SOLUSINYA


Pada cat hasil pengecatan sering sekali kita temukan berbagai macam masalah

yang membuat tampilan dinding sebuah bangunan terlihat buruk, sehingga tidak enak
dipandang mata. Berikut adalah beberapa masalah serta solusi yang berhubungan
dengan cat hasil pengecatan :

2.2.1

Blistering (menggelembung)

Penyebab :
Cat bermutu tinggi mempunyai lapisan cat yang rapat dan plastis, sehingga terdapa air
atau cairan lain yang bertahan dibawahnya yang dapat mengakibatkan berkurangnya
daya lekat lapisan cat, sehingga kemungkinan terjadinya gelembung-gelembung akan
lebih besar. Solvent dapat tertahan dibawah lapisan cat bila pengecatan dilakukan
10

sekaligus tebal

dan langsung terkena sinar matahari. Lapisan cat paling atas akan

mengering lebih cepat, sedangkan lapisan bawah masih banyak mengandung solvent
yang akan menguap. Uap solvent tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah
kering dan mendesak lapisan tersebut sehingga terjadi gelembung.

Pencegahan :
1. Permukaan yang baru dicuci dengan air atau kena air hujan
2. Interval antar lapisan diusahakan cukup lama untuk memberi kesempatan pada
lapisan sebelumnya kering sebelum diberi lapisanberikunya. Setiap lapisan cat
diusahakan setipis mungkin agar pengeringan lebih sempurna.
3. Hindarkan pengecatan waktu cuaca buruk (hujan, mendung atau matahari.
Perbaikan :
Jika terlalu banyak gelembung yang terbentuk, maka lapisan cat harusdikerok
seluruhnya. Bersihkan permukaan, kemudian berilah lapisan cat
diperlukan sebelum dilapisicat akhir. Bila gelembung

dasar bilamana

yang terjadi sedikit,maka

perbaikan hanya pada bagian yang menggelembung kilap .

2.2.2

Gloss Trouble (Kilap tak merata)

Penyebab :
1. Penggunaan pengencer yang tidak sesuai dengan cat yang dipakai.
2. Pada penggunaan alat penyemprot jarak penyemprot terlalu jauh.
Pencegahan :
1. Gunakan pengencer yang sesuai dengan cat yang dipakai.
2. Ukur jarak alat penyemprot dengan media yang di cat sesuai teknik penyemprotan
yang benar.

Perbaikan :

11

Biarkan permukaan cat hingga kering dan keras sempurna. Gosok permukaan dengan
kertas gosok halus hingga lapisan permukaan cat halus dan rata, selanjutnya ulangi
proses pengecatan kembali.

2.2.3

Pinhole (Lubang kecil-kecil pada permukaan)

Penyebab :
1. Tekankan cairan pada waktu penyemprotan terlalu tinggi.
2. Jarak penyemprotan yang terlalu dekat.
3. Menggunakan pengencer yang tidak sesuai.
Pencegahan :
1. Ukur tekanan cairan sesuai dengan penyemprotan yang benar.
2. Ukur jarak alat semprot dengan bahan yang di cat dengan benar.
3. Gunakan pengencer yang sesuai dengan jenis cat yang dipakai juga perhatikan
jumlahnya.
Perbaikan :
Biarkan permukaan yang di cat kering dan keras sempurna. Gosok permukaan dengan
kertas gosok halus sampai Lubang-lubang yang terbentuk hilang atau merata, kemudian
lakukan pengecatan ulang sesuai petunjuk yang benar.

2.2.4

Bittines (Berbintik)

Penyebab :
1. Debu atau kotoran dari udara, kuas atau alat penyemprot yang kurang bersih
melekat pada permukaan cat.
2. Teknik pengecatan dengan alat penyemprot yang tidak benar sehingga debu cat
yang kering menempel pada lapisan cat yang masih basah.
3. Waktu pengadukan cat dalamkaleng, lapisan kering pada permukaan cat tercampur.
Pencegahan :
1. Bersihhkan alat-alat pengecetan dengan baik sebelum dan sesudah dipakai.
2. Aduk cat dengan hati-hati dan bila perlu disaring terlebih dahulu setelah dilakukan
pengenceran.
12

Perbaikan ;
Biarkan lapisan cat mongering dan mengeras sempurna. Gosok permukaan yang
berbintik dengan kertas gosok halus. Setelah dibersihkan dari debu bekas gosokan
ulangi kembali proses pengecatan.

2.2.5

Brush marks (Garis-garis bekas kuas)

Penyebab :
Cat tidak mengalir raya saat dilapiskan, bisa dikarenakan teknik pengecatan yang tidak
benar seperti pelapisan cat yang kurang teliti sehingga menjadikan ketebalan yang tidak
merata, pengenceran yang kurang atau kuas dijalankan pada saat lapisan cat mulai
mongering, menggunakan kuasyang kotor atau bulu-bulu kuas yang tidak menggumpal.
Pencegahan :
1. Lakukan pengenceran yang benar dan gunakan pengencer yang sesuai.
2. Lapiskan cat dengan cepat tapi merata. Jangan melapisi ulang lapisan cat yang
mulai mongering.
3. Pakai kuas bermutu baik dan bersih.
Perbaikan :
Setelah cat kering sempurna, gosoklah denga kertas gosok kemudian ulangi
pengecatan.

2.2.6

Flaking (Cat mengelupas)

Penyebab :
1. Jenis cat yang dipergunakan bersifamakin keras, sehingga tidak dapat mengikuti
pergerakan permukaan yang di cat (misl :kayu).

13

2. Pengecatan dilakukan diatas lapisan cat lamayang sudah mengapur sehingga daya
lekat cat berkurang.
3. Pengecatan dilakukaan pada permukaan yang kotor atau berminyak.
4. Menggunakan dempul / plamir yang berkualitas rendah, sehingga pada waktu di
beri lapisan cat dempul /plamir tersebu terangkat.
5. Pengecatan dilakukan pada permukaan cat lama yang bermutu rendah dimana
daya lekatnya tidak baik, sehingga pada waktu di beri lapisan cat yang baru yang
bermutu tinggi lapisan cat lama tertarik dan terkelupas.
6. Penggunaan cat dasar yang tidak denga system pengecatan akhir.
Pencegahan :
1. Permukaan yang akan di cat harus bersih dan kering.
2. Kerok lapisan cat lama yang sudah rusak atau bermutu rendah.
3. Hindarkan pemakaian dempul /plamir yang terlalu tebal pada permukaan,terutama
untuk exterior.
4. Gunakan cat dasar yang dianjurkan untuk system pengecatan yang digunakan.
Perbaikan :
Lapisan cat yang terkelupas di kerok sampi dasar permukaan, kemudian bersihkan .
Bilamana dirasa perlu beri lapisan cat dasar Sebelum dilapisi cat akhir.

2.2.7

Floating (Warna tidak merata)

Penyebab :
Pengadukan cat yang kurang sempurna sehingga warna dasar cat kurang menyatu dan
mengambang.
Pencegahan :
Pastikan adukan cat betul-betul sempurna (menjadi satu warna yang homogen) sebelum
cat digunakan.

Perbaikan :
14

Biarkan cat mengering sempurna. Amplas bagian-bagian yang terlihat belang dan
kemudian lakukan pengecatan ulang.

2.2.8

Sagging (Lapisan cat menurun pada beberapa tempat)

Pencegahan :
1. Pergunakan cat dengan mutu standar yang baik.
2. Encerkan cat sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan.
3. Lakukan pengecatan dengan ketebalan yang merata dan selang waktu antar lapisan
cukup (lapisan sebelumnya telah kering). Sebaiknya pengecatan tidak dilakukan secara
langsung tebal, usahakan setiap lapis tipis-tipis saja.
Perbaikan :
Biarkan lapisan cat mongering sempurna. Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan
kertas gosok, kemudian lakukan pengecatan ulang.

2.2.9

Stainning (bercak-bercak seperti pulau)

Penyebab :
Biasanya terjadi pada permukaan cat tembok untuk media kayu yang berasal dari kayu,
terjadi karena kayu atau media itu masih mengandung getah yang belum tuntas keluar
pada persiapan bahan. Getah yang keluar terjebak di bawah lapisan cat dan membentuk
bercak seperti pulau-pulau.
Pencegahan :
Pilihlah bahan berjenis kayu akan di cat memakai caqt tembok yang benar-benar sudah
tidak bergetah lagi.

Perbaikan :

15

Bersihkan bagian yang bercak dengan menggunakan ampals untuk memudahkan getah
kayu keluar keluar dan biarkan untuk beberapa saat sampai getah keluar tuntas
kemudian beri lapisan cat kembali.

2.2.10 Chalking (pengapuran)


Penyebab :
Lapisan film cat rusak karena pengaruh serangan garam-garaman alkali (umumnya
terjadi pada pengecatan tembok baru) atau pengaruh sinar matahari (terjadi pada
tembok luar ruangan). Pengenceran cat yang terlalu encer sehingga film cat tidak dapat
terbentuk dengan sempurna.
Pencegahan :
Untuk tembok baru pastikan bahwa tembok telah kering sempurna sehingga derajat
alkali sudah memenuhi standar pengecatan. Untuk tembok luar ruangan pakailah cat
yang memang direkomendasikan untuk eksterior. Encerkan cat sesuai petunjuk yang
dianjurkan (yang tertera pada data teknis).
Perbaikan :
Jika pengapuran hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu (karena pengaruh serangan
garam alkali). Ampals bagian itu saja kemudian bersihkan dan beri lapisan cat kembali.
Jika pengapiran terdapat pada seluruh permukaan tembok rontokkan semua cat,
kemudian bersihkan. Dan jika tembok belum benar-benar kering, tunggu beberapa saat
sampai tembok kering dan ulangi pengecatan dari awal. Untuk tembok luar ruangan
pakailah cat yang dianjurkan.

2.2.11 Water spot (bercak-bercak seperti basah)


16

Penyebab :
Penggunaan plamir yang belum kering sempurna dan kemudian diberi lapisan cat,
maka sisa-sisa air dari plamir tersebut terjebak diantara dua lapisan plamir dan cat
sehingga menyebabkan timbulnya bercak-bercak seperti basah.
Pencegahan :

Sama seperti kasus Blistering


Tidak dianjurkan memakai plamir untuk meratakan permukaan tembok atau pakai
bahan pelapis dasar yang dianjurkan dan sesuai.

Perbaikan :
Ampals permukaan lapisan cat agar lebih porous sehingga air dapat keluar dengan
mudah. Bila jamur telah tumbuh pada bagian-bagian yang basah tersebut, cuci dengan
kaporit dan kemudian lap dengan kain basah untuk menghilangkan sisa-sisa kaporit.
Biarkan mongering sempurna sebelum dilakukan pengecatan ulang. Bila dirasa perlu
beri lapisan Wall Sealer yang sesuai.

2.2.12 Efflorescence (pengkristalan)


Penyebab :
Efflorescence terjadi pada permukaan dari plasteran semen, beton ata batu-bata di mana
garam-garaman yang bersifat alkali terbawa kepermukaan, bila Kristal-kristal tersebut
muncul dibawah lapisan cat dan disertai kelembaban tembok akan menyebabkan
lapisan cat rusak.

Pencegahan :
Pengecatan dilakukan setelah tembok atau plasteran atau beton kering sempurna di
mana kadar alkali dan kadar air dari permukaan tersebut telah memenuhi syarat yang
ditentukan. Permukaan yang mengandung kristal dari garam-garaman harus dibersihkan
terlebih dahulu da dibiarkan sampai tidak keluar lagi.
Perbaikan :
17

Bila pengkristalan belum merusak lapisan cat, bersihkan dengan kain basah dan
keringkan. Amplas permukaan cat agar lebih porous (pori-pori terbuka) sehingga air
dan garam-garaman mudah keluar. Setelah pengkristalan tidak terjadi lagi lakukan
pengecatan ulang. Bila pengkristalan telah merusakkan lapisan cat maka harus
dilakukan pengerokan sampai dasar, bersihkan permukaan sampai pengkristalan tidak
terjadi lagi dan lakukan pengecatan ulang.

2.2.13 Saponification (penyabunan)


Penyebab :
Serangan alkali pada lapisan cat yang berbahan perekat mengandung minyak seperti
alkyd gloss. Alkali dan minyak akan beraksi secara kimiawi yang disebut penyabnan di
mana member hasil akhir seperti sabun dan menyebabkan lapisan cat menjadi lunak
dan terbentuk gumpalan yang lengket.
Pencegahan :
Permukaan yang akan di cat harus bebas alkali. Tidak dainjurkan tembok dari plasteran
semen atau beton yang masih baru dicat dengan cat dasar alkyd, tetapi sebaiknya
dengan cat acrylic dasar air atau jenis yang tidak mengandung minyak.
Perbaikan :
Kerok seluruh lapisan cat dan kemudian bersihkan permukaan secara sempurna.
Selanjutnya beri lapisan cat lain yangh sesuai dengan media yang akan di cat.

2.2.14 Drying trouble (susah mengering)


Penyebab :
1. Pengecatan yang dilakukan dalam cuaca yang kurang baik seperti suhu rendah,
berkabut dan lembab.
2. Pengecatan yang dilakukan diatas permukaan yang mengandung lilin seperti bahan
untuk poles, minyak atau debu.

18

3. Pengecatan dengan jenis cat alkyd enamel pada permukaan kayu yang pernah
diberi lapisan POLITUR dari bahan shellac.
4. Penggunaan pengencer yang tidak sesuai dengan jenis cat yang dipakai.
Pencegahan :
1.
2.
3.
4.

Lakukan pengecatan pada waktu ada sinar matahari atau cuaca kering.
Permukaan yang kan di cat pastikan telah bebas dari segala kotoran.
Pergunakan pengencer yang sesuai denga jenis cat.
Kayu yang telah pernah diberi lapisan POLITUR dari bahan shellac harus
dibersihkan dari lapisan tersebut.

Perbaikan :
Lapisan cat harus dikerok sampai bersih kemudian ulangi pengecetan dari awal.

2.2.15 Discoloration (perubahan warna)


Penyebab :
Bahan perekat dari lapisan cat yang dirusak oleh garam-garam atau bahan kimia lain
yang berasal dari dalam permukaan atau dari udara. Demikian pula pigment (pewarna)
dapat diserang oleh bahan-bahan kimia atau sinar matahari.
Pencegahan :
Pemilihan cat dan juga warna disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan.
Perbaikan :
Bila penyebab warna telah diketahui, maka dapat dilakukan pengecatan ulang dengan
jenis cat yang sesuai.
2.2.16 Wrinklink (permukaan berkerut)
Penyebab :
Pengulangan lapisan diatas lapisan sebelumnya yang belum kering sehingga terjadi
penarikan dan permukaan akan berkerut atau adanya perbedaan jenis cat antara lapisan
bawah dan lapisan atas.
Pencegahan :
19

Usahakan pemberian lapisan berikutnya setelah lapisan sebelumnya kering sempurna


dan cat antar lapisan adalah cat yang sejenis.
Perbaikan :
Untuk kasus ini sebaiknya lapisan cat di keruk seluruhnya dan dilakukan pengecatan
ulang.

20

BAB III
PROSES PEMBUATAN CAT

3.1 BAHAN-BAHAN PEMBUATAN CAT


Cat adalah suatu bahan cairan. Terdiri dari hantaran medium (vehicle) yang
merupakan bahan cair dari bagian cat itu sendiri. Bahan pewarna dan bahan penunjang
(partikel yang kecil dan tidak larut dengan hantaran medium), ditambah dengan
beberapa bahan tambahan dalam jumlah tertentu.
Pencampuran berbagai jenis bahan baku dengan jumlah dan proporsi tertentu agar
menjadi satu kesatuan sehingga menghasilkan produk cat. Demikianlah cara
pembuatannya, namun tidaklah sederhana, sebab harusalah melalui tahapan-tahapan
tertentu.
Sekitar 500 jenis bahan baku diperlukan untuk membuat cat yang diproduksi Hempel,
dengan tingkat dan jenis cat yang berbeda-beda. Sebagai pandangan kepada para
pemakai, bahan baku tersebut dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
fungsinya masing-masing pada kandungan cat.

3.1.1

Bahan pewarna (pigments)

Bahan pewarna pada cat akan memberikan warna dan pengaburan (kekuatan
tersembunyi) misal: menutupi permukaan yang ada dibawahnya, dalam bentuk partikel
padat dan kering pada lapisan.
Bagian keuntungan dari penggunaan bahan pewarna dapat mencegah atau
memperlambat laju korosi dan biokimia aktif yang dikandung bahan pewarna dipakai
pula pada jenis cat anti fouling.
21

3.1.2

Bahan penunjang (pengisi)

Bahan ini tidak saja untuk mengurangi biaya pembuatan cat, tetapi dengan pemilihan
yang sangat tepat dapat membantu penambahan daya keras mekanis pada lapisan cat
dapat pula meningkatkan prasarana aplikasi sebagai bagian dari cat itu sendiri. Bahan
penunjang (pengisi) ditambahkan pada bagian bahan cat yang tidak menguap atau
statis.
3.1.3

Bahan pengikat (Binders)

Bahan pengikat atau bubukan serbuak dan tidak menguap dari bagian hantaran
menengah sebagai adhesi atau retakan pada permukaan dan kohesi di dalam lapisan cat.
Formasi lapisan, suatu cara di mana bahan pengikat yang di cairkan berubah menjadi
bahan kental. Keberadaan bahan pengikat ini menjadi prasarana mutlak utama di dalam
membuat cat.
3.1.4

Bahan pelarut (solvent)

Pelarut diperlukan untuk mencairkan bahan pengikat (binders) pada saat produksi dan
pada pelaksanaan aplikasi. Pelarut berbentuk cairan tidak tetap pada hantaran
menengah dan akan menguap selama aplikasi dan pada saat pembentukan lapisan
(bahan pelarut ini dapat juga disebut sebagai bahan pengencer). Pemilihan jenis pelarut
atau pengencer berfungsi sebagai prasarana aplikasi dan lamanya proses pengeringan
dapat berpengaruh satu sama lain. Hal mana disebut sebagai Flash point atau
percepatan titik nyala.
3.1.5

Bahan tambahan (Additives)

Berbagai kelas dan jenis bahan tambahan menjadi tumpuan produsen cat saat ini.
Beberapa diantaranya diperlukan untuk pecapaian hasil yang lebih baik dan sebagai
pengaman produksi, selain itu lamanya cat itu bertahan cat itu bertahan mengurangi
22

lama pengeringan, pencegahan running atau sagging dan beberapa kegunaan lainnya
terdapat dalam bahan ini.
3.2 PROSES PEMBUATAN CAT
Cat berkualitas diproduksi secara seksama sesuai kelengkapannya, setelah lulus uji dan
pembuktian formulasi atau resep yang tepat. Dalam hubungannya dengan formulasi,
bahan-bahan baku yang akan diolah sebelumnya diberi batchn(nomor identifikasi)
untuk tiap-tiap bahan baku. Untuk memproduksi satu jenis cat, dibuat tidak kurang dari
sepuluh sampai duapuluh jenis bahan baku yang berbeda.

3.2.1

Pencampuran Awal (Premix)

Untuk memulai suatu produksi bagian dari bahan pengikat, dan bahan pelarut
(pengencer), bahan-bahan pewarna, bahan-bahan penunjang (pengisi) dan kemungkinan
sejumlah bahan tambahan dicampur terlebih dahulu dalam satu wadah (istilah pabrik
disebut millbase). Pencampuran yang optimal didalam wadah ini adalah kunci utama
dalam efisiensi produksi.

3.2.2

Penyerakan (Penggilingan)

Dalam wadah pertama dapat disebut sebagai cairan menengah dari bahan pengikat dan
pelarut yaitu bahan ditambah dengan bubuk yang tidak melarut, pewarna dan bahan
penunjang. Kedua bahan ini menjadi partikel utama saling melapisi satu sama lain
berbentuk agglomerates.
Kemudian bahan-bahan yang telah bercampur akan membentuk beberapa tumpukan
(kelompok-kelompok) dan dari tumpukan itu terjadi pula pengelompokan lain sehingga
sangat banyak sekali jumlahnya menjadi suatu partikel yang sangat kecil.
Penyerakan/penggilingan adalah proses yang sangat penting dalam pembuatan cat.
Bahan baku yang disuplai oleh suppiler juga sangat penting sekali, dimana kualitas
bahan baku tersebut haruslah baik, dan lulus uji. Bahan baku yang kualitasnya buruk,
akan menghasilkan produk yang kurang baik pula.
23

3.2.3

Pencampuran Akhir (Penyelesaian)

Pada akhir pencampuran, adalah penambahan bahan pengikat dan bahan tambahan,
viskositas disesuaikan dengan bahan pengencer, dan warna disama kan dengan standard
kartu warna, atau sesuai dengan warna yang dikehendaki pemesan.

3.3 ALAT PEMBUAT CAT


Ada beberapa alat yang digunakan dalam pembuatan cat, akan tetapi tidak dipaparkan
keseluruhan. Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.3.1

Alat Pengadukan Pengecatan

Sangat cepat, namun belum menghaluskan. Bekerjanya sama seperti blender yang ada
dirumah, namun ukuran saja yang berbeda.

3.3.2

Ball Mill

Berbentuk seperti silinder posisi tegak atau datar, terbuat dari besi khusus, atau
keramik, dan separuhnya diisi dengan butiran-butiran yang kecil dari material tertentu
(khusus) dengan cara berputar secara terus menerus, mencampur bahan-bahan sampai
halus menjadi suatu campuran yang banyak digunakan lagi sat ini.

3.3.2

Pearl Mill

Tidak diragukan bahwa dengan menggunakan alat seperti ini, sangatlah efesien, baik
yang bentuknya tegak lurus atau mendatar. Alat khusus pearl mill yang umum dipakai
adalah yang mendatar (horizontal) dan disebut Dyno Mill.

24

3.4 TENAGA KERJA


Keperdulian, kehati-hatian sangat diperlukan selama pengecatan dimana cat telah
dibentuk menjadi lapisan yang lekat berkohesi dari lapis kesatu kelapisan selanjutnya.
Ukuran tip, tekanan atomisasi, haruslah disesuaikan dengan jenis cat yang dipakai.
Untuk menghindari lapisan agar tidak berbentuk seperti kulit jeruk (orange peel),
meleleh (sags, rungs) dan ketebalan yang tidak merata (sebagian tipis, sebagian tebal).
Petunjuk berapa besar tekanan dan ukuran tip biasanya tertera pada data teknis produk
cat.
Lebarnya daya sebar dari semprotan haruslah disesuaikan dengan area yang dikerjakan
dengan konfigurasinya untuk pencegahan overspray dan untuk mengurangi cat terbuang
percuma dan yang terakhir dapat mempengaruhi luasan area (kapasitas produksi ).
Filters, saringan pada pompa dan pada alat semprot agar sering dibersihkan untuk
pencegahan kerusakan pada alat yang dapat memperlambat atau menghambat jalannya
pekerjaan. Jarak yang tepat selama pengecatan berlangsung yakni antara ujung pistol
dengan permukaan adalah kira-kira 30 cm jangan sampai melebihi 45 cm. Hal ini akan
dapat mengoptimalkan penetrasi cat dan agar terbebas dari dry spray.

25

BAB IV
APLIKASI

Permukaan yang telah disiapkan haruslah segera dicat untuk menghindari tercemarnya
kembali permukaan yang telah disiapkan dengan baik. Pemilihan dari alat pengecatan
tergantung dari jenis cat yang diguakan, bentuk dari pemukaan yang dicat dan
ketebalan lapisan cat yang dikehendaki, jenis permukaan yang di cat.

4.1

PENGGUNAAN CAT PADA KONSTRIKSI SIPIL

4.1.1

Penggunaan Kuas

Kuas adalah cara yang paling tua dan masih banyak digunakan. Jenis dan lebar kuas
yang sesuai harus dipilih menurut jenis subtrat dan cat yang digunakan. Pengecatan
dengan kuas adalah cara yang paling lambat dibandingi cara lain dan digunakan hanya
pada area yang kecil, sudut dan tepi dari suatu permukaan. Oleh karena itu kuas tidak
dianjurkan pada pengecatan permukaan yang luas dan tinggi.

4.1.2

Penggunaan Roller

Roller cat adalah alat yang paling sesuai untuk mengecat permukaan yang luas dan
datar, serta dapat mengambil cat lebih banyak dibanding kuas. Tetapi cara ini juga
sangat sulit untuk mendapatkan hasil pengecatan dengan ketebalan film yang merata,
diperlukan perhatian yang khusus bila mengecat pada permukaan yang kasar atau tidak
terlalu rata.

4.1.3

Air Spray ( Semprotan)


26

Semprotan adalah alat yang paling populer untuk mengecat area yang luas. Hasil
film yang optimal dapat dihasilkan dengan mengontrol volume udara, tekanan udara
dan kecepatan keluarnya cairan cat. Dengan cara ini, biasanya cat digunakan akan lebih
boros dibanding cara lain dan uap / embun cat yang dihasilkan oleh atomisasi udara
harus disalurkan keluar bila pengecatan dilakukan dalam ruang tertutup. Kekentalan cat
yang diperlukan biasanya 15 25 detik dengan menggunakan ford cup no 4 dan secara
umum film yang lebih tipis dapat dihasilkan. Walau bagimanapun, semprotan adalah
cara yang paling cepat untuk mengecat area yang sangat luas dan menghasilkan film
yang paling halus dan paling rata.

4.1.4

Airless Spray ( semprotan tanpa angin )

Airless spray mengandalkan tekanan hidrolik dibanding atomisasi udara untuk


menghasilkan semprotan. Atomisasi dari cat dihasilkan dengan melewatkan cat pada
lubang kecil dengan tekanan tinggi. Tekanan cairan dan sudut penyemprotan yang
direkomendasikan minimal 150 kg/cm2 dan 65 80 derajat.
Airless spray adalah cara pengecatan yang tepat, lebih ekonomis dari air spray biasa
dan sangat sesuai untuk cat marine dan heavy duty. Lubang dari semprotan dapat
dipilih dari 0.009 sampai 0.04 inch, ketebalan film dapat dihasilkan dengan memilih
lubang semprotan yang lebih besar.

4.2

PELAKSANAAN PENGECETAN

Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik tergantung pada 5 faktor :


-

Perencanaan yang baik

Pelaksanaan dengan kondisi pekerjaan yang baik

Keadaan cuaca yang memungkinkan

Pemilihan metode/alat pengecatan yang sesuai

Tenaga kerja yang mahir

27

4.2.1

Perencanaan yang baik

Berpegang pada spesifikasi, skedul dan rencana pekerjaan, kapan pembersihan


dan pengecatan itu dapat terlaksana dengan baik.

4.2.2

Pelaksanaan dengan kondisi pekerjaan yang baik

Semua area yang akan dikerjakan hendaklah mudah terjangkau, dengan


penerangan yang cukup. Dalam lokasi tertutup, pengaturan udara atau ventelasi
haruslah dipersiapkan termasuk keselamatan umum (misal: resiko kebakaran atau
ledakan) dan prasarana pengeringan cat. Pengeringan dini yang dipaksakan dapat
mengakibatkan sagging atau running secara cepat dapat pula bahan larutan menjadi
terperangkap didalam lapisan (solvent entrapment). Hal ini akan dapat mempengaruhi
anti karat yang dikandungnya dan mengurangi kekuatan cat itu sendiri. Ventelasi yang
kurang baik dapat juga memperlambat proses pengeringan dan akan memperpanjang
tenggang waktu pengecatan.

4.2.3

Keadaan cuaca yang memungkinkan

Kondisi cuaca yang memungkinkan dimaksudkan dimana lokasi pengecatan akan


dilaksanakan saat cat diaplikasikan pada permukaan. Temperatur permukaan,
menghindari terjadinya kondensasi pada permukaan yang dapat berakibat buruk.
Temperatur permukaan haruslah diatas titik embun, (minimal 3 C diatas dew point).
Pada daerah yang bertemperatur dari 0 C atau dibawah 0 derajat, es akan menutupi
permukaan.
-

Titik embun, Yang dimaksud dengan titik embun adalah dimana kelembaban udara
dapat menjadi uap air, dan berbentuk bintik-bintik air pada permukaan.

28

Ambient temperatur, cat yang pengeringannya oleh reaksi kimia atau dispersion
memerlukan temperatur tertentu untuk menciptakan pengeringan atau perekatan.
Selama aplikasi temperatur minimum dapat berfariasi sesuai dengan jenis cat (Ambient
temperatur = temperatur lingkungan sekitar).

Kelembaban Udara, Dengan sedikit pengecualian, cat dapat terbentuk dengan sangat
baik apabila diaplikasi dibawah 85% dari kelembaban udara. Beberapa jenis
polyurethane memerlukan kelembaban yang lebih rendah selama aplikasi dan
pengeringan, agar dapat menghasilkan bentuk sesuai dengan desain.

Temperatur dari pada cat. Batasan periode cat setelah pencampuran pada cat jenis dua
komponen ditentukan oleh temperatur dari pada cat itu sendiri, bukan oleh temperatur
udara.
Termasuk viskositas dan kemudahan aplikasi berpengaruh besar dari temperatur dari
pada cat.

4.2.4

Metode Aplikasi/Pengecatan

Pemilihan metode/alat aplikasi sangatlah berpengaruh bukan saja pada kapasitas


produksi namun juga kwalitas hasil pengecatan itu sendiri. Beberapa keuntungan dan
kerugian didalam memilih metode pengecatan :
-

Kuas
Keuntungan :

Sangat Sederhana, harganya murah, dapat berpenetrasi pada areaarea yang sulit, kisi-kisi dan rongga-rongga kecil, alur-alur
pengelasan yang kasar, dan area-area yang sangat kompleks dimana
dengan semprotan tidak dapat menjangkau sasaran.

Kerugian

: Sangat lamban, memerlukan jam kerja dan personil yang banyak.


Tidak semua cat dapat diaplikasikan dengan kuas (jenis Hi build dan
atau jenis cat dengan ketebalan diatas 80 micron per lapisan).
29

Dengan alat kuas ini membutuhkan tenaga yang sangat terampil


melebihi dari tenaga yang menggunakan alat lainnya.
- Semprotan biasa / air spray
Semua jenis peralatan dengan semprotan biasa berdasarkan atomisasi cat yang
terkandung didalamnya (berpencar dan terbagi dalam beberapa saat barulah
menyatu). Pada alat semprot biasa, tekanan udara hanya berkisar antara 3 bar/45 psi
saja untuk mengatomisasi cairan cat.

Keuntungan : Dengan tekanan udara rendah menghasilkan permukaan yang


sangat halus, beratomisasi dengan baik dan merata, namun hanya
cocok pada pengecatan cat akhir (superior finish) seperti pengecatan
pada kendaraan.

Kerugian

: Karena atomisasinya yang halus dan tekanan yang rendah sehingga


beresiko, cat kehilangan seperti berdebu, dan adanya debu cat diatas
permukaan, cat tidak berpenetrasi dengan baik.
Pada jenis cat yang viskositasnya rendah (misal: jenis Hi Build) alat
ini tidak dapat mencapai hasil dengan baik, dalam sekali pengecatan.

- Airless Spray / Penyemprotan tanpa udara


Penyemprotan dengan alat ini, dapat menghasilkan atomisasi yang sangat baik,
dimana cat ditekan keluar dengan tekanan udara yang sangat tinggi dari pompa
hidrolik sehingga pada waktu cat keluar dari ujung pistol tanpa udara.

Keuntungan : Menghasilkan kapasitas produksi yang besar, sangat memadai pada


pengecatan dengan jenis Hi Bild, berpenetrasi sangat baik dan sangat
cocok untuk pengecatan dasar (cat primer).
30

Kerugian

: Karena tekanan yang sangat besar, diperlukan tenaga yang mahir dan
hati-hati sebab pada ujung pistol tekanan yang tinggi dapat mencapai
300 bar/4500 psi.
Dengan tekanan tinggi, sering terjadi jarak pengecatan terlalu jauh
akibatnya sering terjadi cat kelihatan berdebu, ketebalannya menjadi
tipis, formasi cat tidak baik, banyak cat yang terbuang, yang
akhirnya dapat mengurangi proteksi.

4.3

PEMBERSIHAN PERMUKAAN

Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang terbaik samgat terngantung kepada tingkat
kebersihan permukaan dimana cat itu akan di aplikasi. Pengalaman menunjukkan
bahwa 85% dari kegagalan pengecatan di akibatkan oleh ketidaksempurnaan
pembersihan permukaan.
Pokok pokok dari pembersihan permukaan adalah:

Membersihkan permukaan dari semua jenis kotoran (kontaminasi) yang melekat,


agar cat dapat melekat dan berfungsi dengan baik,khususnya: kulit besi, kasar,

kandungan garam, debu, minyak, dan gemuk.


Kekasaran pemukaan: menciptakan kekasan pada pemukaan sehingga cat dapat
melekat dengan baiknya.

4.3.1

Kontaminasi
Kulit besi. Permukaan beroksidasi terjadi pada saat pembatuan logam itu
saat tuangan berinteraksi denag udara sekitar. Bentuknya tipis, berwarna
kebiru-biruan, dalam waktu tertentu akan retak, dan pecah secara langsung
akan merusak lapisan cat yang ada diatasnya.
Karat. Karat itu berpori-pori dengan mudah rusak secara mekanis, dan
sangat lemah untuk menahan lapisan cat diatasnya. Rongga-rongga pada
karat ini memungkinkan masuknya kontaminasi lain, dan pada karat yang
31

sudah akut biasanya telah mengandung garam (asam dan basa). Cat yang
biasa diaplikasi biatas karat, akan cepat rusak.
Garam. Selama cat tidak dapat melekat diatas air dan larutan garam. Apabila
pemukaan ada kandungan air atau garam maka cat tersebut akan
menggelembung karena adanya dorongan dari dalam, akibatnya daya letak
tidak ada, cat akan terkupas, dan pada akhirnya akan menimbulkan korosi.
Minyak atau gemuk. Biasanya bertolak belakang dengan cat. Minyak atau
gemuk dapat menarik atau melunakkan cat. Apabila permukaan ada
kandungan minyak aatau gemuk dan diaplikasi, maka cat tersebut tidak akan
melekat pada akhirnya adalah kegagalan pengecatan itu.
Dust. Sebagai kebalikan dari pada minyak dan gemuk, kebanyakan dari
banyak cat, car dapat menempelkan dengan baik diatas debu. Sedangkan
debu tidak menempel baik diatas permukaan akibat kedua-duanya akan
terlepas (terkupas) kemudian.
Sistim cat lama. Permukaan yang sudah di cat namun sudah lama dimana
adesi dan kohesinya sudah berkurang dan berkurang dan perlu untuk
dipebaiki atau dirubah sistimya, dan atau penyesuaian dengan kondisi yang
ada.

4.3.2

Proses Pembersihan
Untuk membersihkan struktual logam, pembersihan permukaan dilakukan

dengan cara mekanis brasive blasting, dan dengan alat bantu sederhana adalah umum
dilaksanakan. Pembersihan secara mekanis tidak akan menghilangkan minyak, gemuk,
dan garam. Proses pembersihan haruslah mutlak. Itulah sebab proses pembersihan
permukaan haruslah beryahap, sebagai berikut:
Pencucian untuk menghilangkan kontaminasi minyak dan gemuk yang paling
efektif adalah dengan menggunakan bahan pencuci kemudian dibilas dengan air
tawar.
32

Pembersihan dengan kain lap yang dicelupkan dengan bahan solvent atau thinner
akan cenderung memperluas atau menyebarkan minyak dan gemuk.
Menghilangkan larutan garam. Pembersihan dapat dilakukan dengan penyeprotan
air tawar bertekanan atau tanpa tekanan sambil menyikat permukaan denga rata.
Debu biasa dapat dibuang dengan menyemprotkan udara kering dan bersih, cara
terbaik adalah dengan menggunakan vacuum cleaner.
Menghilangkan karat, kulit besi dan cat lama. Apabila permukaannya cukup luas
biasanya pembersihannya dilakukan secara mekanis, yang tercepat dan efektif
adalah dengan cara abrasive blasting.
Abrasive blasting. Cara pembersihan dengan abrasive blasting umumnya denga
cara menyemprotkan bahan abrasive dangan tekana tinggi diarahkan langsung pada
permukaan yang akan di bersihkan. Blasting otomatis berdasarkan pada jumlah
perputaran propuler secara otomatis menyemprotkan bahan abrasive secara
langsung pada permukaan diletakan pada conveyor. Kapasitas produksi sangat
besar, kelembaban temperatur udara sangat diperisa dengan mudah. Dengan
menggunakan blasting otomatis biasanya berfungsi gnda termasuk pengecatan
shop primer secara otomatis pula.
4.3.3

Abrasive
Dengan menggunakan abrasive, dapat menghasilkan kekasaran permukaan,

namun untuk mendapatkan hasil kekasaran permukaan tertentu, tergantung pada


beberapa hal:
Ukuran partikel abrasive
Kekasaran bahan abrasive
Karakteristik ketahanan abrasive
Jenis dan bentuk abrasive
Yang paling menguntungkan didalam pemilihan ukuran abrasive agar mendapatkan
hasil yang baik adalah ukuran antara 0,2-1.8 mm.
Kekerasan bahan abrasive. Abrasive yang keras akan masuk lebih dalam dan lebih
cepat dari pada menggunakan bahan lunak atau kasar. Bahan abrasive nya haruslah
lebih keras dari pada bahan yang akan di blasting.

33

Karakteristik ketahanan abrasiv e. Pada pembangunan blasting otomatis abrasive


dipakai
berulang-ulang. Apabila bahan abrasivenya tidak cukup kuat, mudah pecah, maka
debunya juga akan lebih banyak, akhirnya akan memerlukan pekerjaan tambahan
untuk menghilangkan debu dan masa pemakaiannya akan singkat.

Jenis dan bentuk abrasive.

Jenis dan bentuk partikel dari abrasive akan menghasilkan permukaan. Shot adalah
bulat dan lonjong, dan akan menghasilkan kekasaran yang tajam yang mana sangat
dibutuhkan kebanyakan jenis cat. Pasir dan slang adalah sedang antara tajam dan tidak
tajam, memberikan kekasaran permukaan antara hasil grit dan shot.

4.3.4 Pembersihan Dengan Cara Manual (Alat Bantu)


Wire brushing, yaitu dengan cara menyikat baik dengan sikat kawat atau yang
digerakkan dengan tenaga listrik, sikat kawat berputar , biasanya tidak dapat
menghilangkan kerak besi, weld spatter,dan karat. Kemungkinan dapat
dihilangkan adalah kawat ringan atau kontaminasiringan saja ; namun apabila
tidak dikerjakandengan hati-hati, maka hasil pembersihan kemungkinan hanya
memperlicin area permukaan.
Disc sanding, yaitu dengan menggunakan mesin amplas, lebih afektif dari pada
menggunakan sikat kawat, sangat baik menumpulkan permukaan yang runcing.
Mesin gurinda,dengan ukuran batu gurindan yang sesuai sangat efektif untuk
menumpulkan ujung-ujung yang lancip ,membersihkan area-area yang
berlubang ,memperhalus hasill pengelasan ynga kasar,meng hiking jan bercakbercak las,dan permukaan-prmukjaan yang menonjol.

4.3.5

Standarisasi Kebersihan Permukaan

34

Standar harus mengetahui standar kebersihan permukaan dan kekasaran permukaan


pada umumnya da[at di ketahui sbb:

Kebersihan berdasarkan perbandingan secara visual antara standard kebersihan


dengan abrasive blasting dan pembersihan dengan mekanis ,kesemuanya dari
kondisi besar karat yang sesungguhnya pada prmukaan longam dengan inisial berat
A,B,C dan,D
Standard kebersihan lainnya yang dikenalsecara umum adalah british standard BS
4232 (1967) dari inggris dan amerika adalah U,S,steel stuktures painting council sp
standard (1952,dan kemudian di revesi)

Comparatosrs alat pembanding kekerasan kekerasan dan besarnya penampang biasanya


terdapat pada :

4.4

ISO surface profile reverence comperator 8503,(A,S)


Rugotest no.3 (asal swedia)
Keane tator surface profile comperator ,(A,S)

BEBERAPA JENIS CAT, MENURUT PEMAKAIANNYA

Berikut ini adalah beberapa jenis cat yang di gunakan sesuai dengan pemakaiannya,
adapun jenis-jenis cat tersebut adalah sebagai berikut.
4.3.1

Cat dasar

Cat dasar yang dipakai terutama untuk tujuan :

35

Agar menutup bagian yabg dicat lebih merata, diamana dengan adanya

cat dasar ini lubang kecil, retak atau pori, tertutup rata, serta memperkecil
daya serap permukaan dari cat penutupnya,
o
Agar lapisan penutup cat, dapat melekat lebih baik, dan berwarna lebih
merata.

Untuk jenis permukaan tertentu, sebelum dicat tutup sebaiknya dipakai cat dasar, dan
sifat sifat cat dasar ini harus cocok dengan permukaan yang akan di cat serta dari cat
penutupnya.

Cat dasar untuk cat kayu


Harus bersifat dapat menyerap kedalam kayu, dan bersifat tetap lentur (flexible).
Biasanya terbuat dari bahan minyak lena atau campuran minyak dan dammar, diberi
dasar yang murah, serta bahan pengisi.
Cat dasar yang tahan alkali
Biasanya dibuat dari minyak tuang dan dammar phenol atau karet yang di klorinasi,
dipakai untuk mencat plasteran semen yang masih basah.
Cat dasar yang mudah kering diudara untuk logam, dicampur denga bahan
penahan korosi (karat) misalnya Oksida Pb, Kromat seng, Kalsium plumbat atau
Cyamid Pb, dan abu seng. Sebagai bahan perekatnya dipakai minyak alky rantai
pendek, alky styrene atau ester epoxy. Bila akan dibuat cat dasar yang lebih tahan
kimia, dipakai karet diklorinasi atau epoxy yang mengeras pada suhu rendah.
Cat dasar untuk tembok yang mengering cepat diudara, dipakai cat dasar akrilat.
Ini juga dapat dipakai untuk mencat kayu atau papan serat kayu, dan plsteran.
Cat dasar yang mengeras dengan pemanasan biasanya untuk cat kendaraan
dipakai spoxy ester, atau campuran minyak rantai pendek dengan damar alkyd
phenol. Pigmennya dipakai meni besi atau kromat seng. Cat ini dipakai untuk
proses celup, semprot atau electro despotition.
36

4.3.2

Dempul atau bahan pengisi

Dempul atau mastic yang biasanya dipakai untuk memperbaiki kerataan permukaan dan
atau mengisi celah atau lubang biasanya terdiri dari 87% bahan pengisi atau pemutih,
+13% minyak yang mengeras (biasanya dipakai minyak lena). Sebagai bahan pengisi
yang lebih murah daripada mastic yang di buat dari minyak lena, dapat dipakai karet
butyl yang diplastikkan. Disamping itu terdapat juga dempul atau mastic bahan damar
acrilat.
4.5 PEMBERSIH CAT
Ada dua jenis yang utama yaitu yang berbentik cairan dan bahan kimia. yang berbentuk
seperti cairan pelarut, terutama terdiri dari bahan pelatur, biasanya methylen chloride,
methanol, activator dan bahan penguap. Susunan dari pembersih cat tergantung
daripada susunan cat yang akan dibersihkan. Cat dengan bahan dasar alkyd dapat
dibersihkan dengan cairan faktan untuk mempercepat pembersihan dan mengemulsikan
lapisan cat. Sebagai activator dipakai amina asam acetat.

BAB V
SIMPULAN
Cat merupakan suatu pekerjaan finishing pada sebuah bangunan, dalam mengecat
haruslah menegrti terlebih dahulu syarat-syarat atau ketentuannya. Agar tidak terjadi
kesalahan dan akan menghasilkan hasil yang bagus dan indah. Seperti memerhatikan
jenis cat yang akan di gunakan, mengecat sesuai kondisi alam yang baik dan
memerhatikan alat-alat yang digunakan saat pengecatan. yang sangat penting sekali
37

adalah memperhatikan alat bantu pengecatan seperti peranca dsb, hal yang satu ini
wajib diperhatikan karena sangat menyangkut dengan keselamatan pekerja dan hal itu
menyangkut dengan nyawa seseorang. Dengan demikian dapatlah hasil cat yang bagus,
indah dan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
www.cat.co.id
www.cat blogspot.co.id
www.wikipedia.com
PT.HEMPELINDO terjemahan L.Silalahi
Anonim, 2007b. Proses Teknologi Pembuatan Cat. http://pengecatan.blogspot.com
38

Susyanto, Heri. 2009c. Jenis Cat. http://www.geocities.com


Longman Jirl De Bussy
Materials and Technology. 1972
Printed by the Bussy Ellemen Harms Amsterdam

LAMPIRAN

39

GAMBAR : ALAT PEMBUAT CAT BESERTA PROSESNYA

GAMBAR : PELAKSANAAN PENGECATAN DI LAPANGAN

GAMBAR : BAHAN PEMBUAT CAT


40

GAMBAR : LINGKAR WARNA

41

You might also like