You are on page 1of 18

RMK PELAPORAN dan AKUNTANSI KEUANGAN

ASET / AKTIVA

OLEH :
KELOMPOK 1
Ni Made Indrasarini (14)
Vivi Sugiarti (10)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2010
PENDAHULUAN

Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan, dan
karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Lebih jauh lagi, penentuan
apakah suatu pengeluaran merupakan suatu aktiva atau beban dapat berpengaruh
signifikan pada hasil operasi yang dilaporkan perusahaan. Dalam menentukan
apakah suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu
perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa yang
akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal.

Alokasi biaya yang tepat harus dilakukan di antara berbagai pos aktiva dan beban (misalnya
dalam penetapan unsur harga perolehan properti, pabrik, dan peralatan atau biaya
pemeliharaan), karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode
akuntansi. Demikian pula, biaya umum (common cost) yang berkenaan dengan lebih dari
satu aktivitas harus didistribusikan dengan tepat menurut dasar pembebanan yang layak,
seperti faktor waktu atau faktor penggunaan.

Aktiva adalah sumber daya yang: (a) dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat
peristiwa masa lampau; dan (b) bagi perusahaan diharapkan akan menghasilkan manfaat
ekonomis di masa depan. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan
dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Pengakuan Aktiva tetap

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan
sebagai aktiva tetap bila:

(a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan
datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam

1|Page
perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Adanya kepastian yang cukup bahwa manfaat keekonomian masa yang akan
datang akan mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu kepastian bahwa
perusahaan akan menerima imbalan dan menerima risiko terkait. Kepastian ini
biasanya hanya tersedia jika risiko dan imbalan telah diterima perusahaan. Sebelum
hal ini terjadi, transaksi untuk memperoleh aktiva biasanya dapat dibatalkan tanpa
sanksi yang signifikan, dan Karenanya aktiva tidak diakui.

Dalam keadaan tertentu, adalah tepat untuk mengalokasikan pengeluaran total pada
suatu aktiva pada komponennya dan membukukan setiap komponen secara terpisah
apabila harga perolehan masing-masing komponen dapat diperoleh dari pemasok atau
pembuat. Hal ini adalah keadaan di mana komponen aktiva memiliki masa manfaat berbeda
atau menyediakan manfaat bagi perusahaan dengan pola berbeda dan karenanya
memerlukan penggunaan tarif dan metode penyusutan berbeda. Contohnya, suatu
pesawat terbang dan mesinnya harus diperlakukan sebagai aktiva yang terpisah jika -
memiliki masa manfaat berbeda.

Perolehan secara Gabungan

Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan
nilai wajar masing-masing aktiva yang bersangkutan.

Nilai Sisa

Nilai sisa suatu aktiva sering kali tidak signifikan dan dapat diabaikan dalam
penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Jika nilai sisa signifikan, nilai tersebut
diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannya revaluasi aktiva (hanya
mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah), berdasarkan nilai yang dapat
direalisasikan pada tanggal tersebut untuk aktiva yang sama yang telah mencapai akhir

2|Page
masa manfaatnya dan beroperasi dalam kondisi yang hampir sama dengan aktiva yang
akan digunakan. Nilai sisa kotor selalu dikurangi dengan harapan biaya penglepasan pada
akhir masa manfaat suatu aktiva.

Pertukaran Aktiva

Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk
suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur
pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh, yang mana yang lebih
andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan
dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer.

Aktiva Donasi

Pembebanan penyusutan aktiva yang dapat disusutkan dalam akuntansi adalah


penentuan jumlah yang dapat disusutkan, metode penyusutan dan penentuan masa
manfaat keekonomian. Menyangkut akuntansi penyusutan dan diterapkan untuk seluruh
aktiva yang dapat disusutkan, kecuali:
(a) hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui;
(b) pengeluaran eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam dan sumber daya
alam serupa yang tidak dapat diperbaharui;
(c) pengeluaran riset dan pengembangan;
(d) goodwill.

Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa
manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan
balk secara langsung maupun tidak langsung.

Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang:


(a) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi; dan
(b) memiliki suatu masa manfaat yang terbatas; dan

3|Page
(c) ditahan oleh suatu perusahaan digunakan dalam produksi atau memasok barang dan
jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

Masa manfaat adalah:


(a) periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan; atau
(b) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva
oleh perusahaan.

Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat
suatu aktiva setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan. Nilai wajar adalah suatu
jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's
length transaction).Jumlah tercatat (carrying amount) adalah nilai buku, yaitu biaya
perolehan suatu aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan,

Jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) adalah jumlah


yang diharapkan dapat diperoleh kembali dari penggunaan suatu aktiva di masa
yang akan datang, termasuk nilai sisanya atas pelepasan aktiva. Jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain
yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
Penghapusan aktiva adalah penghapusan nilai buku suatu aktiva yang dilakukan apabila
nilai buku yang tercantum tidak lagi menggambarkan manfaat dari aktiva yang
bersangkutan. Penghapusan aktiva berbeda dengan penyusutan.

Aktiva yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aktiva
perusahaan. Penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam
menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Pandangan pertama menyatakan bahwa jika nilai dari suatu aktiva telah meningkat
melampaui jumlah tercatat (carrying amount) dalam laporan keuangan, adalah tidak perlu
untuk membebankan penyusutan. Pandangan kedua menyatakan bahwa penyusutan harus

4|Page
dibebankan pada setiap periode akuntansi berdasarkan jumlah yang dapat disusutkan
tanpa memandang kenaikan nilai jual kembali aktiva.

Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan untuk suatu perusahaan
mungkin lebih pendek daripada usia fisiknya. Sebagai tambahan terhadap aus dan
kerusakan fisik (physical wearand tear) yang tergantung pada faktor operasional (seperti
frekuensi penggunaan aktiva, program perbaikan, dan pemeliharaan), faktor-faktor lain
juga perlu dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut termasuk keusangan yang timbul
dari perubahan teknologi atau perbaikan dalam produksi, keusangan yang timbul dari
perubahan dalam permintaan pasar terhadap output produk atau jasa dari aktiva, dan
pembatasan hukum seperti tanggal batas penggunaan.

Metode Penyusutan

Jumlah yang dapat disusutkan dialokasi ke setiap periode akuntansi selama masa
manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih,
konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat profitabilitas
perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil
operasi perusahaan dari periode ke periode.

Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan


menurut kriteria berikut:

(a) berdasarkan waktu:


(I) metode garis lurus (straight-line method)
(ii) metode pembebanan yang menurun:
( iii ) metode jumlah-angka-tahun (sum-of-the-years-digit method);
(iv) metode saldo menurun / saldo-menurun-ganda (declining/double- declining
balance method).

(b) berdasarkan penggunaan:

5|Page
( I ) metode jam-jasa (service-hours method);
( ii) metode jumlah unit produksi (productive-output method)

(c) berdasarkan kriteria lainnya:


(i) metode berdasarkan jenis dan kelompok (grup and composite method);
(ii) metode anuitas (annuity method);
(iii) sistem persediaan (inventory systems).

AKTIVA TANAH

Tanah biasanya memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan biasanya tidak
dianggap sebagai suatu aktiva yang dapat disusutkan. Namun, tanah yang memiliki masa
manfaat terbatas bagi perusahaan diperlakukan sebagai aktiva yang dapat disusutkan.

Pengungkapan

Pemilihan suatu metode alokasi dan estimasi masa manfaat suatu aktiva yang dapat
disusutkan adalah merupakan masalah pertimbangan. Pengungkapan
metode yang digunakan dan estimasi masa manfaat atau tingkat penyusutan
yang digunakan menyediakan bagi para pemakai laporan keuangan informasi yang
membuat mereka dapat menelaah kebijakan yang dipilih manajemen dan dapat
membuat perbandingan dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, adalah perlu
untuk mengungkapkan jumlah yang dapat disusutkan yang dialokasikan dalam suatu
periode clan akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.

Investasi

• Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan


kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalti, dividen, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat

6|Page
lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan. Persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi.

• Investasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan
untuk dimiliki selama setahun atau kurang. lnvestasiJangka Panjang adalah
investasi selain investasi lancar. Investasi Properti adalah investasi pada tanah
atau bangunan yang tidak digunakan atau dioperasikan oleh perusahaan yang
berinvestasi atau perusahaan lain dalam grup yang sama dengan perusahaan yang
berinvestasi. Investasi Dagang adalah investasi yang ditujukan untuk
mempermudah atau mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan.

• Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai
dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham
(knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length
transaction). Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu
investasi dalam pasar yang aktif. Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar
yang aktif darimana suatu nilai pasar (atau beberapa indikator yang
memungkinkan nilai pasar dihitung) tersedia.

AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan
administratif.

Aktiva moneter adalah kas dan setara kas serta aktiva yang akan diterima dalam bentuk
kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Riset adalah penelitian orisinal dan
terencana yang dilaksanakan dengan harapan mempero%h pembaruan pengetahuan
dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Pengembanqan adalah penerapan temuan
riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku,

7|Page
alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan
yang substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Amortisasi adalah alokasi sistematis dari nilai aktiva tidak berwujud yang dapat
didepresiasi selama masa manfaat aktiva tersebut. Nilai yang dapat didepresiasi adalah
biaya pero%han suatu aktiva, atau nilai lain yang fungsinya menggantikan biaya perolehan
dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisa.

Pernyataan ini harus diterapkan oleh semua perusahaan dalam akuntansi aktiva tidak
berwujud, kecuali:

(a) aktiva tidak berwujud yang diatur oleh PSAK lainnya;


(b) aktiva keuangan (seperti saham, obligasi, dan derivatifnya);
(c) hak penambangan dan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka eksplorasi,
pengembangan dan penambangan mineral, min yak, gas alam (sebagaimana diatur
dalam PSAK 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi) dan sumber daya lainnya yang tidak
dapat diperbaharui; dan
(d) aktiva tidak berwujud yang terjadi dari kontrak dengan pemegang polis.

Jika PSAK lain telah mengatur jenis aktiva tidak berwujud tertentu, maka
perusahaan menerapkan PSAK tersebut, bukan menerapkan pernyataan ini. Misalnya,
pernyataan ini tidak berlaku bagi:

(a) aktiva tidak berwujud yang dimiliki untuk dijual perusahaan dalam kegiatan
usaha normal (PSAK 14: Persediaan clan PSAK
Akuntansi Kontrak Konstruksi);
(b) aktiva pajak tangguhan (PSAK 46 : Akuntansi Pajak Penghasilan);
(c) sewa guna usaha yang tercakup PSAK 30: Akuntansi Sewa Guna Usaha;
(d) muhibah (goodwill) yang timbul dan penggabungan usaha lihat PSAK 22: Akuntansi
Penggabungan Usaha);
(e) hak pengusahaan hutan (PSAK 32: Akuntansi Kehutanan);
(f) hak penyelenggaraan jalan tol (PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol;

8|Page
dan
(g) aktiva yang terjadi dari manfaat pensiun (PSAK 24: Akuntansi Biaya Manfaat
Pensiun).

Beberapa jenis aktiva tidak berwujud mungkin terkandung dalam bentuk fisik, seperti
dalam compact disk (yang memuat piranti lunak komputer), dokumentasi legal (yang
memuat lisensi atau paten), atau film. Dibutuhkan pertimbangan profesional untuk
menentukan apakah suatu aktiva yang memiliki atribut berwujud dan tidak berwujud
diperlakukan sesuai dengan PSAK 16: Aktiva Tetap dan Aktiva lain-lain atau sebagai
aktiva tidak berwujud sesuai dengan Pernyataan ini.

Sehubungan dengan itu, keputusan ditentukan dengan mempertimbangkan atribut yang


lebih dominan di antara kedua atribut tersebut. Misalnya, piranti lunak komputer pada suatu
perkakas mesin yang dikendalikan komputer yang tidak dapat beroperasi tanpa piranti
lunak tersebut merupakan bagian integral (tidak terpisahkan) dari piranti kerasnya
sehingga diperlakukan sebagai bagian dari aktiva tetap.

Pernyataan ini berlaku untuk, antara lain, pengeluaran kegiatan Man, pelatihan,
perintisan usaha, penelitian, dan pengembangan. Kegiatan penelitian dan pengembangan
ditujukan pada pengembangan pengetahuan yang dapat
menghasilkan produk dengan atribut fisik (contohnya, prototipe mesin atau pesawat).
Dalam hal demikian, atribut fisik dari aktiva tersebut kalah penting jika
dibandingkan dengan atribut tidak berwujudnya, yaitu pengetahuan yang
terkandung di dalam aktiva yang bersangkutan.

Dalam sewa guna usaha, aktiva yang menjadi obyek sewa guna dapat merupakan aktiva
berwujud atau aktiva tidak berwujud. Sesudah pengakuan awal, lessee
memperlakukan aktiva tersebut sebagai aktiva tidak berwujud sewa guna usaha
pembiayaan menurut Pernyataan ini. Hak yang timbul dari perjanjian lisensi untuk hal-
hal seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip (karya tulis), paten dan hak
cipta tidak termasuk dalam lingkup PSAK 30: Akuntansi Sewa Guna Usaha, tetapi

9|Page
termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.

Suatu transaksi atau aktivitas dapat dikecualikan dari ruang lingkup suatu PSAK jika
transaksi atau aktivitas tersebut bersifat sedemikian khususnya sehingga menimbulkan
masalah akuntansi yang perlu diselesaikan dengan cara yang berbeda. Contoh: (a)
pengeluaran untuk eksplorasi, pengembangan dan penambangan (ekstraksi)
kandungan minyak, gas clan mineral dalam industri pertambangan; dan (b) pengeluaran
yang dilakukan sehubungan dengan kontrak antara perusahaan asuransi dan pemegang
polisnya.

Masa manfaat adalah:


(a) periode waktu aktiva diperkirakan akan dimanfaatkan o%h perusahaan; atau
(b) jumlah unit produksi atau sejenisnya yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan
dari aktiva tersebut.

Biaya perolehan adalah jumlah uang kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva pada saat pero%han
atau saat diproduksi. Nilai sisa adalah jumlah bersih yang diperkirakan akan diperoleh
perusahaan dari pelepasan aktiva pada akhir masa manfaatnya, setelah dikurangi
perkiraan biaya pelepasan.

Nilai wajar suatu aktiva adalah jumlah yang digunakan untuk mengukur aktiva yang
dapat dipertukarkan atau utang yang dise%saikan melalui suatu transaksi yang wajar
(arm's length transaction) yang melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan yang memadai. Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisi
berikut : (a) produk/jasa yang diperdagangkan dalam pasar tersebut adalah homogen; (b)
pembeli dan penjual yang berminat dapat ditemukan setiap saat; dan (c) harga tersedia
bagi masyarakat.

Ruqi penurunan nilai adalah jumlah yang diturunkan dari nilai tercatat hingga menjadi
sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva (recoverable amount). Nilai

10 | P a g e
tercatat aktiva adalah nilai aktiva yang disajikan dalam neraca sesudah dikurangi dengan
akumulasi depresiasi atau amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Penqeluaran
setelah perolehan adalah pengeluaran yang dilakukan setelah aktiva tidak berwujud
diperoleh atau diakui.

ANJAK PIUTANG

adalah jenis pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan yang berasal dari transaksi usaha. Klien adalah
perusahaan yang menjual dan atau mengalihkan piutang. Factor adalah lembaga
pembiayaan atau lembaga lain yang membeli dan atau menerima pengalihan piutang.
Nasabah adalah perusahaan yang mempunyai kewajiban kepada klien. Retensi adalah
bagian dana dari anjak piutang yang ditahan olel-i factor untuk menutup kemungkinan
terjadinya penyesuaian jumiah piutang sebelum jatuh tempo (misalnya, potongan dan
pengembalian penjualan). Recourse adalah hak factor untuk menerima pembayaran dari
klien apabila piutang yang dialihkan tidak dapat dibayar oleh nasabah pada saat piutang
tersebut jatuh tempo.

Jenis Anjak Piutang

Kegiatan anjak piutang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jasa non-pembiayaan dan jasa
pembiayaan. Jasa non pembiayaan meliputi jasa penatausahaan penjualan secara kredit
dan penagihan piutang klien, seperti: investigasi kredit (credit investigation);
administrasi penjualan (sales ledger administration); penagihan (credit control
and collection); dan proteksi terhadap risiko kredit (protection againts credit risk).
Atas pemberian jasa tersebut, factor memperoleh fee dari klien (service fee dan atau
handling fee).

Jasa pembiayaan merupakan jasa pembelian dan atau pengalihan piutang jangka
pendek dari kegiatan usaha, termasuk transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
Anjak piutang pembiayaan ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: anjak piutang

11 | P a g e
tanpa recourse dan anjak piutang dengan recourse. Atas anjak piutang pembiayaan IN,
factor memperoleh bunga atau diskonto.

Anjak piutang tanpa recourse merupakan penjualan piutang atas dasar notifikasi. Klien
menjual piutangnya kepada factor dan factor menanggung secara penuh risiko
penagihan tanpa hak menerima pembayaran dari klien apabila terjadi kerugian atas piutang
alihan yang Oak tertagih. Nasabah melakukan pembayaran atas piutang alihan langsung
kepada factor.

Dalam anjak piutang dengan recourse, klien mempunyai kewajiban membayar seluruh
(full recourse) atau sebagian (limited recourse) dana yang diperoleh dari piutang alihan, atau
membeli kembali piutang alihan, dalam hal nasabah tidak memba yar piutang alihan tersebut
kepada factor pada saat jatuh tempo.

Anjak piutang dengan recourse diperlakukan sebagai penjualan piutang apabila


memenuhi semua kriteria berikut:

(a) Klien tidak lagi memiliki manfaat ekonomi masa depan dan tidak menanggung risiko
kolektibilitas yang terkandung dalam piutang
(b) Kewajiban klien dalan perjanjian recourse dapat diestimasi secara andal; dan
(c) Klien tidak memiliki kewajiban atau opsi untuk membeli kembali piutang tersebut.
AKTIVA TANAH

PSAK ini mengatur akuntansi tanah sebagai aktiva tetap dan Beban Tangguhan untuk
pengurusan legal hak atas tanah, sehingga tidak berkaitan dengan:

(a) Tanah sebagai barang dagangan;


(b) Tanah sebagai bahan baku produksi,
(c) Tanah sebagai investasi properti (dalam pos investasi);
(d) Tanah sebagai aktiva lain-lain; dan
(e) Aktiva tetap tanah - Hak Sewa Guna Usaha.

12 | P a g e
Pernyataan ini merupakan pelengkap PSAK 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva lain-lain
umumnya, Beban Tangguhan khususnya, sehingga seluruh bagian PSAK 16 yang tidak
bertentangan dengan PSAK ini berlaku bagi akuntansi aktiva tetap tanah dan
BebanTangguhan - Hak A tas Tanah.

Biaya perolehan Aktiva Tetap Tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh
biaya perolehan dan pengembangan tanah, berupa biaya pematangan tanah, di luar Beban
Tangguhan akibat biaya legal pengurusan hak.

Pengakuan Awal Aktiva Tetap Tanah

Tanah pada awalnya diukur berdasar biaya perolehan. Pengeluaran untuk


memperoleh tanah diakui secara terpisah dari pengeluaran legal hak atas tanah. Apabila
tanah diperoleh cuma-cuma, pengakuan awal terdiri dari harga wajar sesuai paragraf
13 Standar ini, ditambah unsur biaya legal saja.

Komponen Biaya

Biaya perolehan tanah antara lain meliputi:


(a) Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana, bangunan
diatasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan. Bila tidak dimusnahkan,
menggunakan paragraf. Harga tanah berasal dari sumbangan diatur pada
paragraf.
(b) Biaya konstruksi/pembuatan tanah, bila lahan tanah diciptakan.
(c) Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi.
(d) Biaya pembelian tanah lain sebagai pengganti. (e) Biaya komisi perantara jual bell
tanah.
(f) Biaya pinjaman terkapitalisasi kedalam tanah. (g) Biaya pematangan tanah.

Beban Tangguhan untuk pengurusan legal Hak Atas Tanah antara lain meliputi:

13 | P a g e
(a) Biaya legal audit seperti pemeriksaan keaslian sertifikat tanah, rencana tata kota.
(b) Biaya pengukuran-pematokan- pemetaan ulang.
(c) Biaya notaris, biaya jual beli & PPAT
(d) Pajak terkait pada jual - beli tanah.
(e) Biaya resmi yang harus dibayar ke Kas Negara, untuk perolehan hak, perpanjangan
atau pembaharuan Hak baik status maupun peruntukkan.
P E N U R U N AN N I L AI AK T I V A

Suatu aktiva turun nilainya jika nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat
diperoleh kembali. Penurunan nilai aktiva tersebut diakui sebagai kerugian dalam laporan
keuangan. Indikasi kemungkinan terjadinya kerugian penurunan nilai aktiva,
perusahaan harus menentukan taksiran nilai yang dapat diperoleh kembali. Jika tidak
terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, risiko terjadinya kerugian penurunan nilai adalah
kecil, sehingga perusahaan tidak perlu menentukan taksiran nilai yang dapat diperoleh
kembali.

Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, perusahaan
harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Dalam
mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai aktiva, paling tidak
perusahaan harus mempertimbangkan hal berikut ini:

In formasi dari luar perusahaan

(a) selama periode tertentu, nilai pasar aktiva telah turun secara signifikan melebihi
penurunan akibat proses normal depresiasi (amortisasi);
(b) telah terjadi dalam periode tertentu atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan
memburuk yang signdlkan dalam tekno%gi, pasar, kondisi ekonomi atau hukum tempat
perusahaan beroperasi, atau dalam pasar produk atau jasa yang dihasilkan dari aktiva
tersebut;

14 | P a g e
(c) selama periode tertentu, tarif diskonto pasar atau tingkat kembalian investasi pasar
telah meningkat, dan peningkatan ini cenderung akan menurunkan nilai aktiva yang
dapat dipero%h kembali secara material;

Informasi dari dalam perusahaan

(d) terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aktiva;


(e) telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang bersifat
merugikan sehubungan dengan cara penggunaan aktiva;
(f) terdapat bukti dari pelaporan internal yang menunjukkan bahwa kinerja ekonomi
aktiva tidak memenuhi harapan atau akan lebih buruk dari yang diharapkan; dan
Aktiva yang pada tahun terakhir sebelumnya disajikan sebesar nilai pakainya;
(g) aliran kas sesungguhnya secara material lebih kecil dad aliran kas taksiran, sebelum
diperhitungkan diskonto.

15 | P a g e
Contoh Kasus

Pada tanggal 18 April 2008, PT. ROYAL BALI CEMERLANG menjual salah satu
mesin produksinya seharga Rp 15,000,000. Dahulunya dibeli pada tanggal 22
February 2005 dengan harga perolehan sebesar Rp 25,000,000. PT. Royal
Bali Cemerlang menggunakan metode garis lurus untuk menghitung
penyusutan aktiva tetapnya, tanpa “Salvage Value (nilai residu)”, umur
ekonomis (life time) mesin diperkirakan 8 Tahun. Posisi Aktiva Tetap Mesin
PT. Royal Bali Cemerlang per 31 Des 2007 adalah sebagai berikut:

Perolehan = Rp 25,000,000
Accum Deprec = (Rp 8,854,167)
----------------------------------------
Nilai Buku = Rp 16,145,833

Prosedur dan Perlakuan-nya:

1. Penyusutan 01 January – 18 Maret 2008 :


Karena mesin dijual pada tanggal 18 April 2008, dimana tanggal 18 sudah
melewati tengah bulan, oleh karenanya untuk bulan April dianggap mesin
telah dipergunakan selama satu bulan penuh (jika dibawah tanggal 15 maka
dianggap belum dipergunakan),

Penyusutan 01 Jan – 18 Apr 2008:

4/12 x (25,000,000/8) = Rp 1,041,667

[-]. Bebankan Penyusutan dengan jurnal:

[Debit]. Depreciation = Rp 1,041,667


[Credit]. Accum Deprec = Rp 1,041,667

Catatan: Jurnal di atas akan menambah "Depreciation Cost" dan menambah


"Accum Deprec" mesin sebesar Rp 1,041,667

Sehingga "Accum Deprec Mesin" per tanggal 18 April 2008 adalah:

Accum Deprec per 31 Dec 2007 = Rp 8,854,167


Accum Deprec 01 Jan-18 Apr 2008 = Rp 1,041,667
-------------------------------------------------------------
Accum Deprec per 18 April 2008 = Rp 9.895,833
Dan nilai "Buku Aktiva Tetap Mesin" per 18 April 2008 adalah:

Rp 25,000,000 – Rp 9,895,833 = Rp 15,104,167


2. Penghapusan Aktiva Tetap Mesin

Aktiva Tetap Mesin dihapus dengan jurnal:


[Debit]. Kas/Piutang = Rp 15,000,000,-
[Debit]. Accum Deprec Mesin = Rp 9,895,833
[Debit]. Rugi Penjualan Aktiva = Rp 104,167
[Credit]. Aktiva Tetap Mesin = Rp 25,000,000

Catatan:
Jurnal di atas akan:
• Menghapus Aktiva Tetap Mesin dan Akumulasi penyusutannya.
Penghapusan terjadi karena posting Aktiva Tetap Mesin di masukkan
di credit (berlawanan dengan perolehan aktiva tetap mesin yang
berada di debit) dan Deprec Accum di masukkan ke sisi Debit
(berlawanan dengan saldonya yang berada di sisi credit).
• Mencatat Kas masuk atau mengakui piutang sebesar nilai penjualan
• Mengakui Rugi Penjualan Aktiva Tetap sebesar selisih antara harga
perolehan dengan (Kas+ Accum Deprec), dengan kata lain selisih
antara nilai buku aktiva tetap setelah di-update dengan nilai
penjualan.

3. Pelaporan Laba/Rugi Penjualan Aktiva Tetap

Laba atau Rugi Penjualan Aktiva Tetap di laporkan pada “Laporan


Laba/Rugi” masuk dalam kelompok “Pendapatan Lain-Lain” bernilai positif
jika untung, dan bernilai negative jika rugi.

Laba/Rugi Penjualan Aktiva Tetap Pada Laporan Laba/Rugi Fiskal

Laba/Rugi atas PENJUALAN AKTIVA TETAP adalah Obyek pajak PPh Badan,
sehingga dalam Laporan Laba/Rugi Fiskal, Laba/Rugi Penjualan Aktiva Tetap
juga masuk ke dalam pendapatan lain-lain, bernilai positif jika untung, dan
bernilai negative jika rugi. Sedangkan pada SPT PPh Badan (Pasal 29),
Laba/Rugi atas PENJUALAN AKTIVA TETAP di masukkan pada kelompok
“Laba/Rugi Penjualan Aktiva".

You might also like