You are on page 1of 21

PERATURAN TATA TERTIB

(RULE OF PROCEDURES)
MAJELIS UMUM
GLOBAL MODEL UNITED NATIONS
PERATURAN TATA TERTIB1

I. AGENDA

SESI REGULER

Agenda Sementara

Pasal 1

Agenda sementara untuk konferensi Global Model United Nations (GMUN) disusun
dan disiapkan oleh Sekertaris Jenderal GMUN dan dikomunikasikan ke seluruh
delegasi sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan sebelum konferensi dibuka.

Pasal 2

Agenda sementara Konferensi mencakup:

(a) Laporan mengenai tema-tema terpilih untuk masing-masing konferensi;


dan
(b) Semua butir acara yang dipandang benar-benar penting oleh Sekertaris
Jenderal GMUN untuk diajukan ke Majelis Umum GMUN.

Pengesahan Agenda

Pasal 3

Untuk masing-masing konferensi, agenda sementara harus diserahkan ke Majelis


Umum GMUN untuk disetujui selama sesi pembukaan.

II. DELEGASI
Komposisi

Pasal 4

Delegasi suatu anggota tidak boleh lebih dari 6 (enam) perwakilan.

III. PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Pemilihan
Pasal 5

Kecuali ditentukan lain oleh Majelis Umum GMUN, Majelis Umum GMUN memilih
seorang Presiden dan 5 (lima) wakil Presiden sekurang-kurangnya tiga bulan
sebelum pembukaan Konferensi yang harus dipimpinnya. Dalam pemilihan Presiden
Majelis Umum GMUN dan Wakil Presiden, hendaknya diambil pertimbangan untuk
mendistribusikan jabatan-jabatan ini sepanjang memungkinkan ke wilayah-wilayah
berikut untuk memastikan karakter keterwakilan Komite Umum GMUN: Afrika, Asia,

1
Peraturan Tata Tertib ini mengatur simulasi Sidang Pleno Majelis GMUN dan Panitia -Panitia
utamanya untuk konferensi Global Model United Nations (GMUN). Aturan-aturan ini diadaptasi dari Tata
Tertib Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk digunakan oleh Global Model United.
Eropa Timur, Amerika Latin dan Karibia, Eropa Barat dan Negara-negara lainnya.
Masa jabatan mulai berlaku sejak tanggal terpilih dan berakhir manakala pejabat
baru yang memimpin Majelis Umum GMUN dipilih untuk konferensi berikutnya.
Bilamana seorang anggota Panitia UmumGMUN berhenti sebelum masa jabatannya
berakhir, pemilihan sela hendaknya diselenggarakan secara terpisah untuk memilih
anggota baru untuk masa jabatan yang belum berakhir tersebut.

Pejabat Presiden

Pasal 6

Bila Presiden berpendapat bahwa yang bersangkutan perlu tidak hadir dalam suatu
rapat atau bagiannya, ia harus menunjuk salah satu Wakil Presiden untuk
menggantikan posisinya.

Pasal 7

Seorang wakil Presiden yang bertindak sebagai Presiden memiliki kewenangan dan
kewajiban yang sama dengan Presiden.

Kewenangan umum Presiden

Pasal 8

Selain melaksanakan kewenangan yang diberikan kepadanya sesuai aturan-aturan


ini, Presiden menyatakan membuka dan menutup rapat pleno masing-masing sesi,
memimpin diskusi dalam rapat pleno, memastikan bahwa aturan-aturan dipatuhi,
memberi hak berbicara, mengajukan pertanyaan dan mengumumkan keputusan.
Presiden wajib menjaga ketertiban, dan sesuai dengan aturan-aturan ini, memiliki
kendali penuh atas jalannya setiap persidangan dan atas terpeliharanya ketertiban.
Presiden boleh, seiring berjalannya diskusi suatu butir persoalan, mengusulkan ke
Majelis Umum GMUN mengenai batasan waktu yang dibolehkan bagi masing-
masing wakil untuk berbicara, menutup daftar pembicara atau menutup perdebatan.
Presiden juga boleh mengusulkan perskorsan atau penundaan rapat atau
perdebatan mengenai butir permasalahan yang sedang didiskusikan.

Pasal 9

Presiden, dalam melaksanakan fungsi / tugasnya, tetap berada di bawah otoritas


Majelis Umum GMUN.

Presiden dilarang memberikan suara


Pasal 10

Presiden atau wakil presiden yang bertindak sebagai presiden, tidak boleh
memberikan suaranya, namun menunjuk anggota delegasi yang lain untuk
memberikan suaranya.
IV. Panitia Umum GMUN

Susunan
Pasal 11

Panitia Umum GMUN terdiri dari Presiden Majelis Umum GMUN, yang menjadi
ketua umum dan lima (5) wakil presiden dan Ketua dari Komite-komite Utama (yaitu
Komite Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat). Tidak boleh ada dua anggota Panitia
Umum GMUN berasal dari satu delegasi yang sama, dan harus ditetapkan demikian
untuk memastikan ciri/ karakter keterwakilan. Ketua dari Komite-komite lain dimana
semua Anggota memiliki hak untuk diwakili dan yang ditetapkan oleh Majelis Umum
GMUN untuk bertemu selama konferensi berhak untuk menghadiri pertemuan/ rapat
Panitia Umum GMUN dan boleh berpartisipasi dalam pertemuan tersebut tanpa hak
suara dalam diskusi.

Anggota Pengganti

Pasal 12

Bila wakil Presiden Majelis Umum GMUN merasa perlu untuk absen/ tidak hadir
dalam suatu rapat Panitia Umum GMUN, yang bersangkutan dapat menunjuk
seorang anggota delegasi untuk menggantikan posisinya. Ketua Komite Utama
dalam hal ketidakhadirannya-- harus menunjuk wakil Ketua Komite untuk
menggantikan kedudukannya. Seorang wakil ketua komite tidak boleh memiliki hak
untuk memberikan suaranya bila yang bersangkutan berasal dari delegasi yang
sama dengan anggota Panitia Umum GMUN lainnya.

Fungsi

Pasal 13

Panitia Umum GMUN, sebelum konferensi, harus membahas agenda sementara dan
membuat rekomendasi ke Majelis Umum GMUN berkenaan dengan masing-masing
butir acara yang diusulkan.

Pasal 14

Komite Umum GMUN hendaknya membantu Presiden dan Majelis Umum GMUN
dalam mempersiapkan agenda untuk masing-masing rapat pleno, dalam
menentukan prioritas butir-butir agenda dan dalam mengoordinasikan hasil dari
Komite Majelis. Komite hendaknya membantu Presiden dalam penyelenggaraan
pekerjaan Majelis Umum GMUN secara umum yang menjadi kewenangan Presiden.
Panitia UmumGMUN, meskipun demikian, tidak boleh mengambil keputusan
mengenai persoalan yang bersifat politis.

Pasal 15

Panitia Umum GMUN hendaknya bertemu untuk menelaah kemajuan Majelis Umum
GMUN dan komite-komitenya dan membuat rekomendasi untuk menindaklanjuti
kemajuan tersebut. Komite juga hendaknya bertemu di waktu-waktu lain bilamana
di pandang perlu oleh Presiden atau atas permintaan anggota-anggotanya.
Pasal 16

Panitia Umum GMUN boleh merevisi resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum
GMUN, mengubah formatnya, namun tidak mengubah substansi dari resolusi
tersebut. Setiap perubahan hendaknya dilaporkan ke Majelis Umum GMUN untuk
dipertimbangkan.

V. SEKRETARIAT

Tugas Sekertaris Jenderal GUMN

Pasal 17

Sekertaris Jenderal GUMN hendaknya bertindak sesuai dengan kapasitasnya di


semua rapat Majelis Umum GUMN dan rapat-rapat komite. Sekertaris Jenderal
dapat menugaskan seorang anggota Sekretariat untuk bertindak atas namanya
dalam rapat-rapat ini.

Pasal 18

Sekertaris Jenderal GUMN hendaknya menyediakan dan memberi arahan kepada


staf yang diperlukan oleh Majelis Umum GUMN dan Komite Utamanya.

Pasal 19

Sekretariat menerima, menerjemahkan, mencetak dan mendistribusikan dokumen,


laporan dan resolusi Majelis Umum GMUN, Komite, dan Badan-badannya;
melakukan alih bahasa langsung pidato yang disampaikan dalam sidang,
mempersiapkan mencetak dan mengedarkan rekam persidangan; menjaga dan
menyimpan dokumen dalam arsip Majelis Umum GMUN, mendistribusikan semua
dokumen Sidang ke seluruh delegasi yang mewakili Negara Anggota dalam
konferensi dan, secara umum, melaksanakan semua tugas pekerjaan lain yang
mungkin dimintakan oleh Majelis.

Notifikasi sesuai Pasal 12 Piagam PBB

Pasal 20

Dalam kesempatan manakala Dewan Keamanan GUMN disimulasikan, Sekertaris


Jenderal GMUN, dengan seizin Dewan Keamanan GMUN, memberitahukan kepada
Majelis Umum GUMN berkenaan dengan hal-hal yang terkait dengan pemeliharaan
perdamaian dan keamanan yang tengah ditangani oleh Dewan Keamanan GMUN.
VI. BAHASA

Bahasa Resmi dan Bahasa yang Dipakai

Pasal 21

Bahasa Inggris dan Bahasa Prancis akan menjadi bahasa resmi dan bahasa kerja
Majelis Umum GMUN dan Komite-komitenya. Pasal ini dapat diubah tergantung
pada lokasi Konferensi.

Penerjemahan lisan
Pasal 22

Pidato yang disampaikan dalam satu dari bahasa resmi Majelis Umum GMUN harus
dialihbahasakan ke bahasa resmi lainnya selama rapat Majelis Umum dan Komite
Utama.

Bahasa dalam Journal of Global Model United Nations

Pasal 23

Selama sesi Majelis Umum GMUN, Journal of Global Model United Nations akan
diterbitkan dalam bahasa yang dipakai Majelis.

Bahasa yang digunakan dalam resolusi dan Dokumen lain

Pasal 24

Semua resolusi dan dokumen lain akan diterbitkan dalam bahasa yang dipakai oleh
Majelis Umum GMUN.

VII. DOKUMEN (RECORDS)


Pencatatan dalam Rapat

Pasal 25

Majelis Umum GMUN akan menetapkan bentuk pencatatan (record) rapat-rapat


Komite Utama.

Resolusi
Pasal 26

Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum GMUN harus dikomunikasikan oleh
Sekertaris Jenderal GMUN ke delegasi yang mewakili Negara Anggota dalam waktu
lima belas (15) hari setelah ditutupnya konferensi.
VIII. RAPAT TERBUKA DAN RAPAT TERTUTUP MAJELIS UMUM, KOMITE DAN
SUBKOMITE GMUN,

Prinsip-prinsip Umum
Pasal 27

Rapat Majelis Umum GMUN hendaknya dilakukan secara terbuka kecuali badan /
organ terkait memutuskan bahwa keadaan luar biasa mempersyaratkan bahwa rapat
hendaknya dilaksanakan secara tertutup.

Rapat Tertutup

Pasal 28

Semua keputusan Majelis Umum GMUN yang diambil dalam rapat tertutup akan
diumumkan pada rapat terbuka Majelis berikutnya. Pada setiap penutupan tertutup di
setiap Komite Utama, Ketua boleh menerbitkan suatu komunike melalui Sekertaris-
Jenderal GMUN.

IX. MENGHENINGKAN CIPTA ATAU BERDOA

Undangan untuk mengheningkan cipta atau berdoa

Pasal 29

Segera setelah pembukaan rapat pleno pertama dan sesaat sebelum penutupan
rapat pleno terakhir dari masing-masing sesi Majelis Umum GMUN, Presiden
hendaknya meminta seluruh anggota perwakilan untuk mengheningkan cipta selama
satu menit untuk berdoa atau meditasi.

X. RAPAT PLENO

TATA LAKU DALAM RAPAT PLENO

Rujukan Komite
Pasal 30

Majelis Umum GMUN hendaknya tidak, kecuali ditentukan lain, membuat keputusan
akhir atas suatu butir dalam agenda sampai Majelis telah menerima laporan dari
suatu komite mengenai butir agenda tersebut.

Diskusi Pembahasan Laporan Komite Utama

Pasal 31

Pembahasan suatu laporan Komite Utama dalam rapat pleno Majelis Umum GMUN
harus berlangsung bila sekurang-kurangnya sepertiga anggota hadir dan
memberikan suara dalam rapat pleno menganggap bahwa pembahasan tersebut
penting untuk dilakukan, Setiap Usulan mengenai hal ini hendaknya tidak
diperdebatkan namun segera dilakukan Pemungutan Suara.
Kuorum
Pasal 32

Presiden boleh menyarankan bahwa suatu rapat dibuka dan mengizinkan


berlangsungnya debat ketika sekurang-kurangnya seperti dari jumlah anggota
Majelis Umum GMUN hadir. Kehadiran mayoritas anggota hendaknya
dipersyaratkan ketika dilakukan pengambilan keputusan. Anggota Majelis Umum
GMUN ditentukan dalam arti jumlah delegasi yang berpartisipasi dalam konferensi
GMUN yang mungkin pada suatu ketika kurang dari jumlah seluruh anggota penuh
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam hal demikian, jumlah yang dipersyaratkan
untuk tercapai kuorum dan mayoritas ditentukan oleh jumlah delegasi yang ambil
bagian.

Pidato
Pasal 33

Perwakilan tidak boleh menyampaikan pidato dalam Majelis Umum GMUN tanpa
mendapatkan izin dari Presiden terlebih dahulu. Presiden hendaknya
mempersilakan pembicara secara berurutan sesuai dengan urutan mereka
menyampaikan niat untuk berbicara. Presiden bisa memperingatkan pembicara bila
apa yang disampaikan tidak relevan dengan pokok permasalahan yang dibahas.

Preseden

Pasal 34

Ketua dan Pelapor Komite Utama GMUN boleh diberi preseden untuk keperluan
menjelaskan kesimpulan yang dicapai oleh komite yang dipimpinnya.

Pernyataan Sekertaris Jenderal


Pasal 35

Sekretaris-Jenderal GMUN, atau anggota Sekretariat yang ditugaskan untuk


mewakili, boleh membuat pernyataan lisan atau tertulis ke Majelis Umum GUMN
mengenai pertanyaan yang dibahas dalam Majelis.

Pengajuan Pertanyaan terkait tata tertib (Points of order)

Pasal 36

Selama pembahasan mengenai suatu hal, anggota delegasi bisa menanyakan


apakah (suatu hal) sesuai dengan peraturan atau tata tertib, dan pertanyaan
mengenai kesesuaian dengan tata tertib (points of order) diputuskan segera oleh
Presiden sesuai dengan peraturan tata tertib, Perwakilan delegasi bisa mengajukan
keberatan terhadap putusan presiden. Pengajuan keberatan hendaknya segera
diputuskan melalui Pemungutan Suara dan putusan presiden harus berlaku kecuali
ditolak oleh mayoritas anggota yang hadir dan memberikan suara. Seorang
perwakilan yang mengajukan pertanyaan terkait kesesuaian tata tertib tidak boleh
berbicara mengenai substansi pokok pembicaraan yang sedang dibahas.
Batas waktu berpidato

Pasal 37

Majelis Umum GMUN dapat membatasi waktu yang dibolehkan bagi masing-masing
pembicara untuk berbicara dan membatasi berapa kali masing-masing perwakilan
diizinkan berbicara atau mengajukan pertanyaan. Sebelum suatu keputusan diambil,
dua perwakilan boleh berbicara untuk menyatakan mendukung, dan dua perwakilan
lainnya menentang, atas suatu usulan mengenai penetapan pembatasan tersebut.
Ketika perdebatan dibahas dan perwakilan melewati batas waktu yang ditetapkan,
Presiden bisa mengingatkan mereka untuk mematuhi tata tertib dengan segera.

Memutuskan batas pembicara dan hak untuk menjawab

Pasal 38

Selama debat berlangsung, Presiden bisa mengumumkan daftar pembicara dan,


dengan seizin Majelis Umum GMUN, menyatakan bahwa daftar telah dinyatakan
cukup. Kendatipun demikian, presiden .bisa memberikan hal menjawab kepada
anggota bila suatu pidato yang disampaikan setelah presiden menyatakan daftar
telah dinyatakan cukup membuat hal ini menjadi perlu.

Penundaan Debat
Pasal 39

Selama pembahasan suatu agenda, perwakilan boleh melanjutkan penundaaan


debat mengenai butir masalah yang dibahas. Selain pihak yang mengajukan mosi,
dua perwakilan yang mendukung usulan dam dua perwakilan yang menentang mosi
boleh berbicara, dimana setelah itu modis harus dengan segera diputuskan dengan
Pemungutan Suara. Presiden boleh membatasi waktu yang diizinkan untuk berbicara
di bawah Pasal ini.

Penutupan Debat

Pasal 40

Perwakilan boleh mengusulkan penutupan debat mengenai butir agenda yang dalam
pembahasan, lepas apakah perwakilan yang lain telah menyatakan keinginannya
untuk berbicara atau tidak. Izin berbicara tentang penutupan debat hendaknya
diberikan hanya kepada dua pembicara yang menentang penutupan debat, dimana
setelah itu, Pemungutan Suara atas mosi tersebut segera diambil. Bila Majelis
Umum GMUN mendukung agar debat ditutup, Presiden harus menyatakan bahwa
perdebatan ditutup. Presiden bisa membatasi waktu yang diperbolehkan kepada
pembicara sesuai dengan tata tertib ini.

Penghentian atau Penundaan Rapat

Pasal 41

Selama pembahasan suatu butir agenda, seorang perwakilan dapat mengusulkan


penghentian atau penundaaan rapat. Mosi semacam itu hendaknya tidak
diperdebatkan namun dengan segara dilakukan Pemungutan Suara. Presiden bisa
membatasi waktu yang diizinkan kepada seorang pembicara yang mengajukan
penghentian atau penundaaan rapat.
Urutan Mosi secara prosedural

Pasal 42

Sesuai dengan Pasal 38, mosi yang sebagaimana di bawah ini, hendaknya memiliki
preseden dalam urutan berikut atas seluruh Usulan atau mosi sebelum rapat:

(a) Menghentikan rapat;


(b) Menunda rapat
(c) Menunda perdebatan mengenai butir agenda yang sedang dibahas.
(d) Menutup perdebatan mengenai butir masalah yang sedang dalam pembahasan.

Usulan dan amandemen

Pasal 43

Usulan atau amandemen biasanya diajukan secara tertulis ke Sekertaris Jenderal


GMUN yang akan mengedarkan salinannya kepada delegasi. Sebagai aturan umum,
tidak boleh ada satu pun Usulan dibahas atau dilakukan Pemungutan Suara dalam
rapat Majelis Umum GMUN kecuali salinannya telah diedarkan ke seluruh delegasi
selambat-lambatnya 12 jam sebelumnya. Kendatipun demikian, Presiden boleh
mengizinkan pembahasan dan pertimbangan amandemen atau mosi mengenai
prosedur, walaupun amandemen dan mosi semacam itu belum diedarkan atau baru
saja diedarkan pada hari yang sama

Menarik kembali Mosi

Pasal 44

Suatu mosi boleh ditarik kembali oleh pengusulnya kapan saja sebelum Pemungutan
Suara mengenai mosi tersebut dimulai, asalkan mosi tersebut belum diamandemen.
Suatu mosi yang ditarik kembali, oleh karena itu, dapat diajukan kembali oleh
anggota manapun.

PEMUNGUTAN SUARA

Hak Memberikan Suara

Pasal 45

Masing masing anggota Majelis Umum GMUN memiliki satu hak suara.

Mayoritas Dua Pertiga


Pasal 46

Keputusan Majelis Umum GMUN mengenai pertanyaan penting hendaknya dibuat


oleh dua pertiga mayoritas anggota yang hadir dan memberikan suara. Pertanyaan
ini hendaknya mencakup: rekomendasi yang berkenaan dengan pemeliharaan
keamanan dan perdamaian internasional, penghentian hak dan keistimewaan
keanggotaan, pengeluaran anggota dan pertanyaan terkait anggaran.
Pasal 47

Keputusan Majelis Umum GMUN mengenai amandemen usulan yang berkaitan


dengan pertanyaan penting, dan bagian dari Usulan yang Pemungutan Suaranya
dilakukan secara terpisah, hendaknya diambil dengan mayoritas dua pertiga anggota
yang hadir dan memberikan suaranya.
.
Mayoritas Sederhana

Pasal 48

Keputusan Majelis Umum GMUN mengenai pertanyaan selain yang ditetapkan


dalam Pasal 46, termasuk penentuan kategori tambahan pertanyaan untuk
diputuskan dengan mayoritas dua pertiga, hendaknya diambil dengan mayoritas dua
pertiga anggota yang hadir dan memberikan suaranya.

Arti dari frase anggota yang hadir dan memberikan suaranya

Pasal 49

Dalam peraturan tata tertib ini, yang dimaksud dengan frase anggota yang hadir dan
memberikan suara adalah bahwa anggota memberikan suara setuju atau tidak
setuju. Anggota yang abstain dalam Pemungutan Suara dianggap tidak memberikan
suaranya.

Metode Pemungutan Suara

Pasal 50
(a) Majelis Umum GMUN umumnya memberikan suara dengan mengangkat tangan
atau dengan berdiri, namun perwakilan dapat meminta suatu roll-call (memanggil
satu-satu untuk memberikan pernyataan). Roll-call dapat dilakukan menurut urutan
abjad bahasa Inggris dari nama anggota, mulai dengan anggota yang namanya
ditarik dari kumpulan daftar nama oleh Presiden. Nama masing-masing anggota
hendaknya dipanggil dan salah satu perwakilannya menjawab Ya, Tidak,
Abstain. Hasil dari pemungutan suara hendaknya dimasukkan dalam catatan
sesuai urutan alfabet dalam bahasa Inggris dari nama nama anggota.

(b) Manakala Majelis Umum GMUN melakukan pemungutan suara dengan


perangkat mekanis (mesin pemungutan suara), pemungutan suara yang non-rekam
akan menggantikan suatu pemungutan suara dengan mengacungkan tangan atau
berdiri dan pemungutan suara terekam hendaknya menggantikan pemungutan suara
roll-call. Perwakilan boleh mengajukan permintaan untuk melakukan pemungutan
suara terekam. Dalam hal pemungutan suara terekam,Majelis Umum GMUN
hendaknya, kecuali perwakilan mengajukan sebaliknya, mengesampingkan prosedur
pemungutan suara roll-call. Kendatipun demikian, hasil pemungutan suara
hendaknya dimasukkan dalam dokumen atau rekaman dengan cara tang sama
dengan pemungutan suara secara roll-call

Selama Pemungutan Suara

Pasal 51

Setelah Presiden mengumumkan dimulainya pemungutan suara, tidak boleh ada


perwakilan yang melakukan interupsi terhadap pemungutan suara, kecuali yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemungutan suara. Presiden boleh mengizinkan
anggota untuk menjelaskan suaranya, baik sebelum maupun sesudah pemungutan
suara, kecuali manakala pemungutan suara dilakukan secara rahasia. Presiden
boleh membatasi waktu yang diberikan untuk penjelasan semacam itu. Presiden
tidak boleh memberi izin kepada pengusul suatu Usulan atau amandemen untuk
menjelaskan suaranya tentang Usulan atau amandemen yang diusulkannya sendiri.

Pemisahan Usulan dan amandemen

Pasal 52

Perwakilan boleh meneruskan bagian dari suatu Usulan atau bagian dari suatu
amandemen yang harus dilakukan pemungutan suara secara terpisah. Bila
keberatan diajukan untuk permohonan pembagian, atas mosi untuk pemisahan
(division) hendaknya dilakukan pemungutan suara. Izin untuk berbicara berkenaan
dengan pemisahan tersebut hendaknya diberikan hanya kepada dua orang
pembicara yang mendukung dan dua orang pembicara yang menentang. Bila mosi
untuk pemisahan dilaksanakan, bagian-bagian dari usulan atau bagian dari
amandemen yang disetujui hendaknya dimasukkan menjadi satu kesatuan untuk
dilakukan pemungutan suara. Bila semua bagian yang berlaku dari Usulan atau
amandemen telah ditolak, Usulan atau amandemen hendaknya dianggap telah
ditolak secara keseluruhan.

Pemungutan Suara untuk Amandemen

Pasal 53

Ketika amandemen diajukan atas suatu usulan, terhadap amandemen tersebut


hendaknya dilakukan pemungutan suara terlebih dahulu. Ketika dua amandemen
atau lebih diajukan menjadi usulan, Majelis Umum GMUN hendaknya terlebih dahulu
melakukan pemungutan suara mengenai bagian amandemen yang dihapuskan
substansinya dari usulan asli dan kemudian pada amandemen lanjutan dihapus dari
amandemen tersebut, dan seterusnya sampai pemungutan suara dilakukan atas
seluruh amandemen. Kendatipun demikian, dimana pengadopsian satu amandemen
secara tak terhindarkan mengisyaratkan penolakan amandemen yang lain, untuk
amandemen yang belakangan hendaknya tidak dilakukan pemungutan suara. Bila
satu amandemen atau lebih diadopsi, untuk usulan yang diamandemen hendaknya
dilakukan pemungutan suara. Suatu mosi dianggap sebagai amandemen terhadap
suatu Usulan bila amandemen hanya menambahkan, menghilangkan, atau merevisi
bagian dari usulan. Semua amandemen hendaknya diserahkan kepada ketua secara
tertulis sebelum diumumkan di persidangan.

Pemungutan Suara untuk Usulan

Pasal 54

Bila dua usulan atau lebih terkait dengan pertanyaan yang sama, Majelis Umum
GMUN hendaknya, kecuali diputuskan sebaliknya, melakukan pemungutan suara
atas Usulan sesuai dengan urutan penyerahan Usulan tersebut. Majelis Umum
GMUN boleh, setelah masing-masing pemungutan terhadap Usulan dilakukan,
memutuskan apakah pemungutan suara untuk usulan berikutnya dilakukan. Semua
usulan hendaknya disampaikan kepada Ketua secara tertulis sebelum diumumkan
ke peserta sidang.
Pemilihan

Pasal 55

Seluruh pemilihan untuk memilih Panitia Umum GMUN dan Komite Utama
hendaknya dilakukan secara rahasia.

Pasal 56

Manakala dua posisi atau lebih dalam Panitia Umum GMUN yang harus diisi melalui
pemilihan pada saat bersamaan dan sesuai dengan persyaratan yang sama, calon-
calon hendaknya dipilih dari kandidat yang mendapatkan mayoritas yang diperlukan
dalam surat suara pertama. Bila jumlah calon yang mendapatkan mayoritas
semacam itu kurang dari jumlah orang atau anggota yang harus dipilih, maka
hendaknya ada surat suara tambahan untuk mengisi tempat/ posisi yang tersisa,
pemungutan suara dibatasi pada dua calon untuk setiap pemilihan dan calon yang
mendapatkan mayoritas kedua hendaknya dipilih.

Suara yang seimbang


Pasal 57

Bila pemungutan suara terbagi seimbang untuk hal-hal di luar pemilihan, Presiden
hendaknya memutuskan apakah pemilihan kedua hendaknya diambil dan beserta
waktu pemilihannya. Bila pemungutan suara kedua dilakukan dan hasil dari
pemungutan suara kedua juga hasilnya berimbang, usulan tersebut hendaknya
dianggap ditolak.

XI. KOMITE

PETUGAS DAN ORGANISASI KERJA

Kategori bidang
Pasal 58

Butir-butir agenda yang berkaitan dengan kategori bidang yang sama hendaknya
dirujuk ke Komite atau Komite-komite yang berurusan dengan kategori bidang
tersebut. Komite hendaknya tidak memasukkan butir agenda dalam prakarsanya
sendiri.

Komite Utama

Pasal 59

Komite Utama dalam Majelis Umum GMUN Global Model UN adalah sebagai
berikut:

(a) Komite Pelucutan Senjata dan Keamanan Internasional (Komite Pertama)


(b) Komite Politik Khusus dan Dekolonisasi (Komite Keempat)
(c) Komite Ekonomi dan Keuangan (Komite Kedua);
(d) Komite Sosial, Kemanusiaan dan Kebudayaan (Komisi Ketiga).
Pemulihan petugas dan organisasi kerja

Pasal 60

(a) Seluruh Komite Utama hendaknya, dalam waktu selambat-lambatnya tiga bulan
sebelum pembukaan sesi, memilih Ketua, Wakil ketua dan seorang pelapor. Petugas
petugas ini hendaknya dipilih berdasarkan kompetensi pribadi, pengalaman dan
penyebaran geografis yang adil. Selain itu, setiap upaya hendaknya dilakukan untuk
memastikan bahwa petugas secara gender seimbang. Masa jabaran petugas akan
mulai berlaku pada tanggal mereka terpilih dan akan berakhir petugas baru terpilih
untuk konferensi berikutnya. Bila seorang anggota dalam suatu komite berhenti
sebelum masa jabatannya habis, calon yang mendapatkan suara kedua tertinggi
akan ditunjuk untuk mengisi posisi itu.
(b). Masing-masing Komite Utama hendaknya mengadopsi prioritas masing-masing
dan bertemu kapan saja dipandang perlu untuk menyelesaikan pembahasan butir-
butir agenda yang dirujuk kepada komisi tersebut.

Keterwakilan Anggota

Pasal 61

Masing-masing anggota bisa diwakili oleh satu orang pada masing-masing Komite
Utama.

Ketua Komite Utama hendaknya tidak memberikan suara

Pasal 62
Ketua Komite hendaknya tidak memberikan suara, namun anggota delegasi yang
lain boleh memberikan suara dalam posisinya.

Absennya Staf

Pasal 63
Bila ketua merasa perlu untuk absen/ tidak hadir dalam suatu rapat atau di sebagian
waktu rapat, ia hendaknya menugaskan Wakil Ketua untuk menggantikan
kedudukannya. Wakil ketua yang bertindak sebagai ketua hendaknya memiliki tugas
dan kewenangan yang sama sebagai Ketua. Bila tidak ada satu pun staf dalam
komite Yang dapat melaksanakan fungsinya, seorang petugas baru hendaknya
dipilih selama masa konferensi.

Fungsi Ketua

Pasal 64

Ketua membuka dan menutup masing-masing rapat komite, memimpin diskusi/


pembahasan, memastikan bahwa aturan-aturan dipatuhi, memberi hak berbicara,
mengajukan pertanyaan dan mengumumkan keputusan. Ketua wajib menjaga
ketertiban, dan sesuai dengan aturan-aturan ini, memiliki kendali penuh atas
jalannya setiap persidangan dan atas terpeliharanya ketertiban. Ketua boleh, seiring
berjalannya diskusi suatu butir agenda, mengusulkan ke komite mengenai batasan
waktu yang dibolehkan bagi masing-masing wakil untuk berbicara, menutup daftar
pembicara atau menutup perdebatan. Ketua juga boleh mengusulkan perskorsan
rapat atau perdebatan mengenai butir permasalahan yang sedang didiskusikan.
Pasal 65

Ketua, dalam melaksanakan tugas/ fungsinya, tetap berada di bawah otoritas


Komite.

T ATA LAKU DALAM PLENO

Kuorum

Pasal 66

Ketua boleh menyatakan suatu rapat dibuka dan mengizinkan perdebatan untuk
berlangsung ketika sekurang-kurangnya seperempat anggota komite telah hadir.
Kehadiran mayoritas anggota hendaknya dijadikan syarat untuk setiap keputusan
yang diambil.

Pidato

Pasal 67

Perwakilan tidak boleh menyampaikan pidato dalam komite tanpa mendapatkan izin
dari Ketua terlebih dahulu. Ketua hendaknya mempersilakan pembicara secara
berurutan sesuai dengan urutan mereka menyampaikan niat untuk berbicara. Ketua
bisa memperingatkan pembicara bila apa yang disampaikan tidak relevan dengan
pokok permasalahan yang dibahas.

Preseden

Pasal 68

Ketua dan Pelapor Komite bisa diberi preseden untuk keperluan menjelaskan
kesimpulan yang dicapai oleh komite yang dipimpinnya.

Pernyataan Sekertaris Jenderal


Pasal 69

Sekretaris-Jenderal GMUN, atau anggota Sekretariat yang ditugaskan untuk


mewakili, boleh membuat pernyataan lisan atau tertulis ke komite mengenai
pertanyaan yang dibahas dalam komite tersebut.

Pengajuan Pertanyaan terkait tata tertib (Points of order)

Pasal 70

Selama pembahasan mengenai suatu hal, anggota delegasi bisa menanyakan


apakah (suatu hal) sesuai dengan peraturan atau tata tertib, dan pertanyaan
mengenai kesesuaian dengan tata tertib (points of order) diputuskan segera oleh
ketua sesuai dengan peraturan tata tertib, Perwakilan delegasi bisa mengajukan
keberatan terhadap putusan presiden. Pengajuan keberatan hendaknya segera
diputuskan melalui Pemungutan Suara dan putusan ketua harus berlaku kecuali
ditolak oleh mayoritas anggota yang hadir dan memberikan suara. Seorang
perwakilan yang mengajukan pertanyaan terkait kesesuaian tata tertib tidak boleh
berbicara mengenai substansi pokok pembicaraan yang sedang dibahas.

Batas waktu berpidato

Pasal 71

Komite dapat membatasi waktu yang dibolehkan bagi masing-masing pembicara


untuk berbicara dan membatasi berapa kali masing-masing perwakilan diizinkan
berbicara atau mengajukan pertanyaan. Sebelum suatu keputusan diambil, dua
perwakilan boleh berbicara untuk menyatakan mendukung, dan dua perwakilan
lainnya menentang, atas suatu usulan mengenai penetapan pembatasan tersebut.
Ketika perdebatan dibatasi dan perwakilan melewati batas waktu yang ditetapkan,
Ketua bisa mengingatkan mereka untuk mematuhi tata tertib dengan segera.

Memutuskan batas pembicara dan hak untuk menjawab

Pasal 72

Selama debat berlangsung, Ketua boleh mengumumkan daftar pembicara dan,


dengan seizin Komite, menyatakan bahwa daftar telah dinyatakan cukup. Kendatipun
demikian, ketua boleh memberikan hal menjawab kepada anggota bila suatu pidato
yang disampaikan setelah presiden menyatakan daftar telah dinyatakan cukup
membuat hal ini menjadi perlu.

Penundaan Debat
Pasal 73

Selama pembahasan suatu agenda, perwakilan boleh melanjutkan penundaaan


debat mengenai butir masalah yang dibahas. Selain pihak yang mengajukan mosi,
dua perwakilan yang mendukung usulan dam dua perwakilan yang menentang mosi
boleh berbicara, dimana setelah itu modis harus dengan segera diputuskan dengan
Pemungutan Suara. ketua boleh membatasi waktu yang diizinkan untuk berbicara di
bawah Pasal ini.

Penutupan Debat

Pasal 74

Perwakilan boleh mengusulkan penutupan debat mengenai butir agenda yang dalam
pembahasan, lepas apakah perwakilan yang lain telah menyatakan keinginannya
untuk berbicara atau tidak. Izin berbicara tentang penutupan debat hendaknya
diberikan hanya kepada dua pembicara yang menentang penutupan debat , dimana
setelah itu, Pemungutan Suara atas mosi tersebut segera diambil. Bila Komite
mendukung agar debat ditutup, Ketua harus menyatakan bahwa perdebatan ditutup.
Komite bisa membatasi waktu yang diperbolehkan kepada pembicara sesuai dengan
tata tertib ini,

Penghentian atau Penundaan Rapat

Pasal 75
Selama pembahasan suatu butir agenda, seorang perwakilan dapat mengusulkan
penghentian atau penundaaan rapat. Mosi semacam itu hendaknya tidak
diperdebatkan namun dengan segara dilakukan Pemungutan Suara. Ketua boleh
membatasi waktu yang diizinkan kepada seorang pembicara yang mengajukan
penghentian atau penundaaan rapat.

Urutan Mosi secara prosedural

Pasal 76

Mosi yang sebagaimana di bawah ini hendaknya memiliki preseden dalam urutan
berikut atas seluruh Usulan atau mosi sebelum rapat:

(a) Menghentikan rapat;


(b) Menunda rapat
(c) Menunda perdebatan mengenai butir agenda yang sedang dibahas.
(d) Menutup perdebatan mengenai butir masalah yang sedang dalam pembahasan.

Usulan dan amandemen

Pasal 77

Usulan atau amandemen biasanya diajukan secara tertulis ke Sekertaris Jenderal


GMUN yang akan mengedarkan salinannya kepada delegasi. Sebagai aturan umum,
tidak boleh ada satu pun Usulan dibahas atau dilakukan Pemungutan Suara dalam
rapat Komite kecuali salinannya telah diedarkan ke seluruh delegasi selambat-
lambatnya satu jam sebelum hal tersebut dibahas atau dilakukan pemungutan suara.
Kendatipun demikian, Ketua boleh mengizinkan pembahasan dan pertimbangan
amandemen atau mosi mengenai prosedur, walaupun amandemen dan mosi
semacam itu belum diedarkan atau baru saja diedarkan pada hari yang sama

Menarik kembali Mosi

Pasal 78

Suatu mosi boleh ditarik kembali oleh pengusulnya kapan saja sebelum Pemungutan
Suara mengenai mosi tersebut dimulai, asalkan mosi tersebut belum diamandemen,
Suatu mosi yang ditarik kembali, oleh karena itu, dapat diajukan kembali oleh
anggota manapun.

PEMUNGUTAN SUARA

Hak Memberikan Suara

Pasal 79

Masing masing anggota komite memiliki satu hak suara.

Mayoritas yang diperlukan


Pasal 80

Keputusan Komite hendaknya dibuat berdasar mayoritas anggota yang hadir dan
memberikan suara.

Arti dari frase anggota yang hadir dan memberikan suaranya


Pasal 81

Dalam peraturan tata tertib ini, yang dimaksud dengan frase anggota yang hadir dan
memberikan suara adalah bahwa anggota memberikan suara setuju atau tidak
setuju. Anggota yang abstain dalam Pemungutan Suara dianggap tidak memberikan
suaranya.

Metode Pemungutan Suara

Pasal 82

(a) Komite umumnya memberikan suara dengan mengangkat tangan atau dengan
berdiri, namun perwakilan dapat meminta dilakukan roll-call (memanggil satu-
satu untuk memberikan pernyataan). Roll-call dapat dilakukan menurut urutan
abjad bahasa Inggris dari nama anggota, mulai dengan anggota yang namanya
ditarik dari kumpulan daftar nama oleh Ketua. Nama masing-masing anggota
hendaknya dipanggil dan salah satu perwakilannya menjawab Ya, Tidak,
Abstain. Hasil dari pemungutan suara hendaknya dimasukkan dalam catatan
sesuai urutan alfabet dalam bahasa Inggris dari nama nama anggota.
(b) Manakala komite melakukan pemungutan suara dengan perangkat mekanis
(mesin pemungutan suara), pemungutan suara yang non-rekam akan
menggantikan suatu pemungutan suara dengan mengacungkan tangan atau
berdiri dan pemungutan suara terekam hendaknya menggantikan pemungutan
suara roll-call. Perwakilan boleh mengajukan permintaan untuk melakukan
pemungutan suara terekam. Dalam hal pemungutan suara terekam, komite
hendaknya, kecuali perwakilan mengajukan sebaliknya, mengesampingkan
prosedur pemungutan suara roll-call. Kendatipun demikian, hasil pemungutan
suara hendaknya dimasukkan dalam dokumen atau rekaman dengan cara tang
sama dengan pemungutan suara secara roll-call

Tata tertib Selama Pemungutan Suara

Pasal 83

Setelah ketua mengumumkan dimulainya pemungutan suara, tidak boleh ada


perwakilan yang melakukan interupsi terhadap pemungutan suara, kecuali yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemungutan suara yang sebenarnya. Ketua
boleh menjelaskan anggota untuk menjelaskan suaranya, baik sebelum maupun
sesudah pemungutan suara, kecuali manakala pemungutan suara dilakukan secara
rahasia. Ketua boleh membatasi waktu yang diberikan untuk penjelasan semacam
itu. Ketua tidak boleh memberi izin kepada pengusul suatu Usulan atau amandemen
untuk menjelaskan suaranya tentang Usulan atau amandemen yang diusulkannya
sendiri.

Pemisahan Usulan dan amandemen

Pasal 84

Perwakilan boleh meneruskan bagian dari suatu Usulan atau bagian dari suatu
amandemen yang harus dilakukan pemungutan suara secara terpisah. Bila
keberatan diajukan untuk permohonan pembagian, atas mosi untuk pemisahan
(division) hendaknya dilakukan pemungutan suara. Izin untuk berbicara berkenaan
dengan pemisahan tersebut hendaknya diberikan hanya kepada dua orang
pembicara yang mendukung dan dua orang pembicara yang menentang. Bila mosi
untuk pemisahan dilaksanakan, bagian-bagian dari usulan atau bagian dari
amandemen yang disetujui hendaknya dimasukkan menjadi satu kesatuan untuk
dilakukan pemungutan suara. Bila semua bagian yang berlaku dari Usulan atau
amandemen telah ditolak, Usulan atau amandemen hendaknya dianggap telah
ditolak secara keseluruhan.

Pemungutan Suara untuk Amandemen

Pasal 85

Ketika amandemen diajukan atas suatu usulan, terhadap amandemen tersebut


hendaknya dilakukan pemungutan suara terlebih dahulu. Ketika dua amandemen
atau lebih diajukan menjadi usulan, Komite hendaknya terlebih dahulu melakukan
pemungutan suara mengenai bagian amandemen yang dihapuskan substansinya
dari usulan asli dan kemudian pada amandemen lanjutan dihapus dari amandemen
tersebut, dan seterusnya sampai pemungutan suara dilakukan atas seluruh
amandemen. Kendatipun demikian, dimana pengadopsian satu amandemen secara
tak terhindarkan mengisyaratkan penolakan amandemen yang lain, untuk
amandemen yang belakangan hendaknya tidak dilakukan pemungutan suara. Bila
satu amandemen atau lebih diadopsi, untuk usulan yang diamandemen hendaknya
dilakukan pemungutan suara. Suatu mosi dianggap sebagai amandemen terhadap
suatu Usulan bila amandemen hanya menambahkan, menghilangkan, atau merevisi
bagian dari Usulan / usulan.

Pemungutan Suara untuk Usulan

Pasal 86

Bila dua usulan atau lebih terkait dengan pertanyaan yang sama, Komite hendaknya,
kecuali diputuskan sebaliknya, melakukan pemungutan suara atas Usulan sesuai
dengan urutan penyerahan Usulan tersebut. Komite boleh, setelah masing-masing
pemungutan terhadap Usulan dilakukan, memutuskan apakah pemungutan suara
untuk usulan berikutnya dilakukan.

Pemilihan

Pasal 87

Bila suatu pemungutan suara mengenai hal-hal lain di luar pemilihan menghasilkan
suara yang seimbang, usulan hendaknya dianggap ditolak.

SEKRETARIS-JENDERAL GMUN

Penunjukan Sekertaris Jenderal GMUN

Pasal 88

Sekretaris-Jenderal GUMN hendaknya ditunjuk oleh Komite Eksekutif Global UN


setelah proses bersaing yang berdasarkan pada penyebaran geografis yang
seimbang, kompetensi pribadi, dan pengalaman dan kepemimpinan Model UN.
XII. MENGENAI ANGGARAN DAN ADMINISTRASI

KETENTUAN UMUM

Implikasi finansial resolusi

Pasal 89

Resolusi yang berkenaan dengan pengeluaran mana yang diantisipasi oleh


Sekertaris Jenderal GMUN tidak boleh dilakukan pemungutan suara oleh Majelis
Umum GMUN sampai Komite Penasihat mengenai Administrasi dan Anggaran
sebagaimana dideskripsikan dalam pasal 91-93 memiliki peluang menyatakan efek
usulan pada perkiraan anggaran Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 90

Sekertaris Jenderal GMUN hendaknya senantiasa memberi informasi kepada semua


komite berkenaan dengan rincian perkiraan biasa untuk resolusi yang telah
direkomendasikan oleh Komite untuk disetujui untuk mendapatkan persetujuan
Majelis Umum GMUN.

KOMITE PENGAWAS MENGENAI ADMINISTRASI DAN ANGGARAN

Penunjukan

Pasal 91

Majelis Umum GMUN hendaknya menunjuk Komite Pengawas Mengenai


Administrasi dan Anggaran yang beranggotakan lima (5) orang.

Susunan

Pasal 92

Tidak boleh ada dua orang yang Kebangsaannya sama boleh dipilih berdasarkan
representasi geografis yang luas, kualifikasi perorangan dan pengalaman untuk
menjadi Anggota Komite Pengawas Keuangan dan Administrasi. Majelis Umum
GMUN hendaknya menunjuk anggota Komite Pengawas pada hari pertama
konferensi.

Tugas/ Fungsi

Pasal 93

Komite Pengawas Mengenai Administrasi dan Anggaran hendaknya bertanggung


jawab untuk memeriksa implikasi biaya yang terkait dengan resolusi yang diusulkan
dan akan membuat rekomendasi mengenai kelayakan finansial dari usulan tersebut.
XIII. AMANDEMEN PERATURAN TATA TERTIP

Metode Amandemen

Pasal 94

Peraturan tata tertib ini boleh diamandemen dengan keputusan Komite Eksekutif
GMUN.

COPYRIGHT OF UNIC JAKARTA


APRIL 2010

You might also like