Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1102005164
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Pembimbing :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun
tugas presentasi kasus yang berjudul Hepatocellular Carcinoma et causa Hepatitis B
Kronik. Penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penyajiaannya
sehingga diharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar
dikesempatan yang akan datang penulis dapat membuat yang lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hami Zulkifli
Abbas, Sp.PD, MH.Kes; Dr. Sianne A. Wahyudi, Sp.PD; dan Dr. Sunhadi serta berbagai
pihak yang telah membantu penyelesaian presentasi kasus ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Arjawinangun, 3-06-2010
Penyusun
2
BAB I
KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 30 Tahun
Alamat : Guwa Kidul Kab. Cirebon
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tgl. Masuk : 30-05-2010
Tgl. Keluar : 02-06-2010
II. Anamnesis
Keluhan Utama:
Nyeri perut kanan atas
3
tidak mengeluhkan gatal-gatal pada tubuhnya. Pasien mengaku suka mengkonsumsi
jamu sejak beberapa tahun belakangan dalam seminggu bisa mencapai 1-2 kali.
Pasien juga memiliki kebiasaan mengkonsumsi kacang-kacangan berupa kacang
tanah sejak 15 tahun belakangan. Pasien mengaku pernah dirawat sebelumnya karena
penyakit serupa ketika berumur 20 tahun tetapi pengobatannya tidak selesai. Riwayat
pengguna narkoba jarum suntik disangkal, riwayat transfusi darah disangkal, riwayat
perdarahan disangkal, riwayat kontak dengan penderita penyakit kuning disangkal,
riwayat pernah menggunakan tato disangkal.
4
- Tinggi Badan : 165 cm
- Berat badan : 48 Kg
KEPALA
- Bentuk : Normal, simetris
- Rambut : Hitam, tidak mudah tercabut
- Mata : Konjungtiva tidak anemis
sklera iktrerik
edema palpebra (-)
pupil isokor kanan = kiri,
Refleksi cahaya (+).
LEHER
Bentuk normal, deviasi trakhea (-), Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB ,
JVP tidak meningkat (5-2 cmH2O).
THORAKS
- Inspeksi : Bentuk dada kanan kiri simetris
pergerakan napas kanan = kiri.
Iktus kordis tidak tampak
Spider naevi (-)
- Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri
Iktus kordis teraba di sela iga V garis midclaviculla kiri
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Batas Jantung
Batas atas : sela iga III garis sternalis kanan
Batas kanan : sela iga IV garis parasternalis kanan
5
Batas kiri : sela iga V garis midklavikula kiri
Batas paru hati : sela iga IV garis midklavikula kanan
Peranjakan hati: negatif
- Auskultasi : Pernapasan vesikuler, rhonki -/- , wheezing -/-
bunyi jantung I-II murni, reguler
ABDOMEN
- Inspeksi : Perut sedikit membuncit simetris
vena kolateral (-)
caput Medussae (-)
umbilikus tidak menonjol
- Palpasi : Nyeri tekan abdomen (+)
hepar membesar 1 jari di bawah arcus costae 2 jari di
bawah proc. xiphoideus permukaan berbenjol
konsistensi keras sudut tumpul.
Lien tidak teraba
- Perkusi : Shifting dullnes (-), redup pada kuadran kanan atas
- Auskultasi : Bising usus (+) normal, bruits hepatic (-)
GENITALIA
♂ T.A.K
EKSTREMITAS
- Superior : Hangat
Eritema palmaris (-/-)
Sianosis (-/-)
Clubbing finger (-/-)
edema (-/-)
- Inferior : Hangat
edema (-/-)
Sianosis (-/-)
6
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin Tgl (30-05-2010)
Hemoglobin : 13,8 g/dl 11,0 – 17,0
Leukosit : 5,6 H 103/μl 4,0 – 10,0
Limfosit : 2,3 103/μl 1,0 – 5,0
Monosit : 2,1 103/μl 0,1 – 1,0
Granulosit : 1,2 H 103/μl 2,0 – 8,0
Hematokrit : 41 % 35,0 – 55,0
MCV : 93,7 μm3 80,0 – 100,0
MCH : 30,9 pg 26,0 – 34,0
MCHC : 33,0 g/dl 31,0 – 35,5
Trombosit : 160 103/μl 150 - 400
GDS : 82 mg/dl
Kimia klinik
Fungsi Ginjal
– Ureum : 23,9 mg/dl 10 -50
– Kreatinin : 0,88 mg/dl 0,6 – 1,38
– Uric Acid : 4,30 mg/dl 3,34 – 7,0
Fungsi Hati
- Protein total : 7,2 g/dl 7,0 – 9,0
- Albumin : 3,93 g/dl 3,5 – 5,0
- Globulin : 3,79 g/dl 1,5 – 3,0
- Bilirubin total : 6,16 mg/dl 0,1 – 1,2
- Bilirubin direk : 5,05 mg/dl 0,0 – 0,25
- Bilirubin indirek : 1,09 mg/dl - 0,75
- SGOT : 173 U/l 0 - 38
- SGPT : 231 U/l 0 - 41
- Alkali phospatase : 380 U/l 0 – 258
7
Elektrolit
- Natrium : 139 mmol/L 136 – 145
- Kalium : 3,1 mmol/L 3,5 – 5,1
- Clorida : 105 mmol/L 97 – 111
- Kalsium : 1,18 mmol/L 1,15 – 1,29
Sedimen
Leukosit : +3-4/LPB
Eritrosit : negative
Epitel : +1-3/LPB
Kristal : negatif
Bakteri : negatif
Silinder : negatif
8
USG Abdomen
Hepar
Membesar terutama lobus kiri,tepi tumpul, permukaan agak ireguler, tekstur parenkim,
mulai heterogen, kapsul tidak menebal, tampak bayangan massa hiperekhoik berukuran
70,5 x 110,4 x 79,5 mm pada lobus kiri hepar.
Tampak tumor trombus pada vena porta berukuran 22,4 mm. Vena porta tidak melebar
dan vena hepatika tidak melebar
Kandung empedu
Besar normal, dinding menebal, tidak tampak batu / sludge.
Duktus bilier intra / ekstrahepatal : tidak melebar, tidak tampak bayangan hiperekhoik
dengan acoustic shaddow.
Lien
Membesar, tekstur parenkim homogen halus, tidak tampak massa. Vena lienalis tidak
melebar.
Kesan:
Tumor hati primer (hepatocellular carcinoma) di lobus kiri dengan awal perluasan ke
lobus kanan disertai pembentukan tumor trombus dan spleenomegali.
9
Resume:
Seorang Pria berusia 30 tahun datang ke RS dengan nyeri perut kanan atas sejak 3
minggu yang lalu disertai dengan perut yang bengkak dan berbenjol-benjol, anoreksia,
malaise, mual, dan diare. Penurunan berat badan dalam beberapa tahun terakhir diserat
mialgia. Urin bewarna gelap, pruritus (-). Riwayat minum jamu-jamuan dan makan
kacang-kacangan (+) dan riwayat penyakit hepatitis yang tidak selesai pengobatannya.
Pada pemeriksaan fisik terdapat sclera ikterik, nyeri tekan pada perut kanan atas
dan hepatomegali membesar 1 jari BAC dan 2 jari di bawah proc. xiphoideus dengan
permukaan tidak rata, konsistensi keras dan tepi tumpul. Pada pemeriksaan laboratorium
Bilirubin ↑, SGOT & SGPT ↑, HbsAg +. Hasil USG abdomen, kesan : hepatocell
carcinoma di lobus kiri dengan awal perluasan ke lobus kanan disertai pembentukan
thrombus dan spleenomegali
DIAGNOSIS KERJA
Hepatocellular Carcinoma e.c Hepatitis B Kronik
DIAGNOSIS BANDING
Hepatitis kronik
Sirosis hepatis
Fatty liver e.c alkoholik
Fatty liver e.c non-alkoholik
10
V. PENATALAKSANAAN
1. Istirahat
2. Diit : Tinggi kalori, tinggi protein.
3. Medikamentosa :
• D5% 20 tetes/ menit
• Cefotaxim 3 x 1 gram IV
• Untuk antinyeri : Ketorolac 3 x 1 amp IV
• Untuk mengatasi peningkatan asam lambung : Dexanta 3 x CI, Ranitidin
3x 1 amp
• Metoclopramid 3 x 10 mg IV
• Hepatoprotektor : Curcuma 3 x 1 tablet
FOLLOW UP
11
Keluhan - Nyeri perut kanan - Nyeri perut - Nyeri perut
atas (+) kanan atas (+) kanan atas
- Anoreksia (+) - Anoreksia berkurang
- Malaise (+) membaik - Anoreksia
- Malaise (-)
membaik - Malaise
membaik
Pemeriksaan fisik
- Kesadaran CM CM CM
- TD 130/90mmHg 120/80mmHg 100/80mmHg
Mata
- Sklera ikterik ( +) (+) (+)
Thorak
Cor pulmo Dlm batas normal Dalam batas Dalam batas normal
Abdomen normal
- Nyeri tekan (+) (+)
BAK Warna gelap teh botol Mencret (-) Warna gelap teh
Warna gelap teh botol
botol
Diagnosa Hepatoma e.c Hep B Hepatoma e.c Hep Hepatoma e.c Hep B
kronik B kronik kronik
12
Penatalaksanaan
Bed rest (+) (+) (+)
D5% 20 tetes/ menit (+) (+) (+)
Cefotaxim 3 x 1 gram IV (+) (+) (+)
Ketorolac 3 x 1 amp IV (+) (+) (+)
Dexanta 3 x CI, (+) (+) (+)
Ranitidin 3x 1 amp
Metoclopramid 3 x 10 mg (+) (+) (+)
IV (+) (+) (+)
Curcuma 3 x 1 tablet (+) (+) (+)
ANALISA KASUS
Saya mendiagnosis pasien ini dengan hepato cell carcinoma karena dari pemeriksaan
fisik ditemukan adanya:
1. Massa pada hipokondriaka kanan
2. Hepar teraba membesar sampai 1 jari BAC dan 2 jari di bawah proc xiphoideus
tepi hepar tumpul, dan hepar teraba berbenjol-benjol,konsistensi keras. tidak
terdengar bruit
3. Dari USG didapatkan kesan tumor hati primer (hepatocellular carcinoma) disertai
tumor trombus pada vena porta dan splenomegali.
Hasil temuan fisik dan pemeriksaan penunjang memenuhi kriteria KHS (Kanker
hati Selular) PPHI (Perhimpuna Peneliti Hati Indonesia), yaitu ada dua kriteria dari lima
kriteria, yaitu:
1. Hati membesar berbenjol-benjol dengan/tanpa disertai bising arteri.
13
3. Ultrasonography (USG), Nuclear Medicine, Computed Tomography Scann
Gambaran USG keganasan primer pada hepar dapat dibagi menjadi nodular dan
difus. Pada jenis nodular terlihat kelainan yang berbatas tegas dari parenkim hepar
sekitarnya. Kelainan ekhostruktur pada jenis ini tergantung dari ukuran lesi. Lesi
berukuran kurang dari 2 cm sering kali berekhostruktur hipoekhoik. Dengan
bertambahnya diameter, ekhostruktur akan menjadi lebih hiperekhoik atau campuran,
serta dapat dijumpai adanya bagian yang nekrosis atau perdarahan didalamnya, seringkali
ditemukan pada yang berekhostruktur hiperekhoik atau campuran. Gambaran lainnya
dapat juga ditemui adanya trombus dalam vena porta atau vena hepatica atau cabangnya
yang tampak sebagai suatu struktur yang hiperekhoik tanpa bentuk tertentu, besarnya pun
tidak tentu dapat memenuhi lumen vena porta dan cabang-cabangnya atau sebagian saja.
Bentuk dfius memperlihatkan ekhostruktur di seluruh hepar. Pada pasien ini terdapat
gambaran tampak bayangan massa hiperekhoik, berukuran 70,5 x 110,4 x 79,5 mm
pada lobus kiri hepar. tampak tumor trombus pada vena porta berukuran 22,4 mm.
STADIUM PENYAKIT
Stadium I : Satu fokal tumor berdiametes < 3cm yang terbatas hanya pada
Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada
segement I atau multi-fokal terbatas pada lobus kanan/kiri
Stadium III : Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atas ke
lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan invasi
peripheral ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh
14
empedu (billiary duct) tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau
lobus kiri hati.
Stadium IV : Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan
lobus kiri hati.
• atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati
(intra hepaticvaskuler) ataupun pembuluh empedu (biliary
duct)
• atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati
(extra hepatic vessel) seperti pembuluh darah vena limpa
(vena lienalis)
• atau vena cava inferior
• atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic
metastase).
Hepar
Membesar terutama lobus kiri,tepi tumpul, permukaan agak ireguler, tekstur parenkim,
mulai heterogen, kapsul tidak menebal, tampak bayangan massa hiperekhoik berukuran
70,5 x 110,4 x 79,5 mm pada lobus kiri hepar.
Tampak tumor trombus pada vena porta berukuran 22,4 mm. Vena porta tidak
melebar dan vena hepatika tidak melebar
Lien
Membesar, tekstur parenkim homogen halus, tidak tampak massa. Vena lienalis tidak
melebar.
Kesan:
Tumor hati primer (hepatocellular carcinoma) di lobus kiri dengan awal perluasan
ke lobus kanan disertai pembentukan tumor trombus dan spleenomegali.
Gejala klinis Hepatocellular carcinoma
15
Pada permulaannya penyakit ini berjalan perlahan, dan banyak tanpa keluhan.
Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala khas. Ada penderita yang sudah ada
kanker yang besar sampai 10 cm pun tidak merasakan apa-apa. Keluhan utama yang
sering adalah keluhan sakit perut atau rasa penuh ataupun ada rasa bengkak di
perut kanan atas dan nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dan rasa
lemas. Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites (penimbunan cairan dalam
rongga perut), mual, tidak bisa tidur, nyeri otot, berak hitam, demam, bengkak kaki,
kuning, muntah, gatal, muntah darah, perdarahan dari dubur, dan lain-lain(6).
16
aktifitas protein spesifik HBV berinteraksi dengan Gen Hati. Koinsidensi infeksi HBV
dengan pajanan agen onkogenik lain seperti aflatoksin dapat menyebabkan terjadinya
HCC tanpa melalui sirosis hati (HCC pada hati non sirotik). Transaktifasi dari beberapa
promoter selular atau viral tertentu oleh gen x HBV (HBx) dapat mengakibatkan
terjadinya HCC, mungkin karena akumulasi protein yang disandi HBx mampu
menyebabkan akselerasi proliferasi hepatosit, dalam hal ini proliferasi berlebihan
hepatosit dari HBx melampaui mekanisme protektif dari apoptosis sel. Pada pasien ini
menunjukkan adanya hasil tes serologi yang positif untuk Hepatitis B yaitu : HbsAg
(+). Pasien juga suka mengkonsumsi kacang-kacngan tanah sejak 15 tahun yang
lalu.
Hepatokarsinogenesis akibat infeksi HCV diduga melalui aktifitas nekroinflamasi
kronik dan sirosis hati.
17
PEI (perutaneous Ethanol injection) pada kasus-kasus untuk menolak dibedah dan juga
menolak semua tindakan atau pasien yang tidak mampu untuk operasi. RFA
(Transarterial embolization) yaitu suatu tindakan memasukkan suatu zat yang dapat
sel-sel kanker. TAC (Transarterial Chemotherapy) bertujuan memaparkan racun pada sel
kanker. TAE yang digabung dengan TAC disebut TACE (Trans arterial
Chemoembolization).
18
BAB II
PEMBAHASAN
HEPATOCELLULER CARCINOMA
I. DEFINISI
dari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk
hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari
kanker-kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan
sel hati. Hepatoma merupakan kanker hati primer yang paling sering ditemukan.
Tumor ini merupakan tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel
parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya(5).
II. EPIDEMIOLOGI
Kanker hati adalah kanker kelima yang paling umum di dunia. Suatu
kanker yang mematikan, kanker hati akan membunuh hampir semua pasien-
pasien yang menderitanya dalam waktu satu tahun. Pada tahun 1990, organisasi
19
baru dari kanker hati diseluruh dunia, dan suatu jumlah yang serupa dari pasien-
pasien yang meninggal sebagai suatu akibat dari penyakit ini. Sekitar tiga per
empat kasus-kasus kanker hati ditemukan di Asia Tenggara (China, Hong Kong,
Taiwan, Korea, dan Japan). Kanker hati juga adalah sangat umum di Afrika Sub-
frekwensi kanker hati di Amerika Utara dan Eropa Barat adalah jauh lebih rendah,
kurang dari lima per 100,000 populasi. Bagaimanapun, frekwensi kanker hati
diantara pribumi Alaska sebanding dengan yang dapat ditemui pada Asia
Tenggara. Lebih jauh, data terakhir menunjukan bahwa frekwensi kanker hati di
oleh hepatitis C kronis, suatu infeksi hati yang menyebabkan kanker hati(4).
Di Amerika frekwensi kanker hati yang paling tinggi terjadi pada imigran-
imigran dari negara-negara Asia, dimana kanker hati adalah umum. Frekwensi
kanker hati diantara orang-orang kulit putih (Caucasians) adalah yang paling
Hispanics, ia ada diantaranya. Frekwensi kanker hati adalah tinggi diantara orang-
orang Asia karena kanker hati dihubungkan sangat dekat dengan infeksi hepatitis
B kronis. Ini terutama begitu pada individu-individu yang telah terinfeksi dengan
20
III. FAKTOR RISIKO
a. Infeksi Hepatitis B
yang kuat. Seperti dicatat lebih awal, frekwensi kanker hati berhubungan
pada risiko yang paling tinggi untuk kanker hati adalah pria-pria dengan
sirosis, virus hepatitis B dan riwayat kanker hati keluarga. Mungkin bukti
pegawai pemerintah pria yang berumur lebih dari 40 tahun. Pada studi-
21
mengacaukan/mengganggu material genetik yang normal dalam sel-sel
b. Infeksi Hepatitis C
dengan 75% dari kasus-kasus kanker hati. Seperti dengan virus hepatitis
hati pada pasien-pasien virus hepatitis C yang ber-sirosis berkisar dari 1.4
22
Amerika) virus hepatitis C mungkin adalah suatu faktor risiko, namun
menyebabkan sirosis hati, adalah suatu penyebab yang tidak langsung dari
kanker hati.
hepatitis C kronis yang menderita kanker hati tanpa sirosis. Jadi, telah
disarankan bahwa protein inti (pusat) dari virus hepatitis C adalah tertuduh
pada pengembangan kanker hati. Protein inti sendiri (suatu bagian dari
atau mengganggu fungsi dari suatu gen (gen p53) penekan tumor yang
normal. Akibat dari aksi-aksi ini adalah bahwa sel-sel hati terus berlanjut
c. Alkohol
23
Tatacara yang biasa adalah suatu individu dengan sirosis akhoholik
hati. Yang terjadi adalah bahwa ketika minum alkohol dihentikan, sel-sel
regenerasi yang aktif ini bahwa suatu perubahan genetik (mutasi) yang
dengan kanker dari penyakit hati alkoholik (contohnya gagal hati). Tentu
d. Aflatoxin B1
membentuk kanker hati. Ia adalah suatu produk dari suatu jamur yang
tersimpan dalam suatu lingkungan yang panas dan lembab. Jamur ini
24
ditemukan pada makanan seperti kacang-kacang tanah, beras, kacang-
f. Sirosis
25
tambahan pada kondisi-kondisi yang digambarkan diatas (hepatitis B,
keluhan. Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala khas. Ada penderita
yang sudah ada kanker yang besar sampai 10 cm pun tidak merasakan apa-apa.
Keluhan utama yang sering adalah keluhan sakit perut atau rasa penuh ataupun
ada rasa bengkak di perut kanan atas dan nafsu makan berkurang, berat badan
26
menurun, dan rasa lemas. Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), mual, tidak bisa tidur, nyeri otot, berak
hitam, demam, bengkak kaki, kuning, muntah, gatal, muntah darah, perdarahan
V. DIAGNOSIS
Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dan maju pesat, maka
berkembang pula cara-cara diagnosis dan terapi yang lebih menjanjikan dewasa
ini. Kanker hati selular yang kecil pun sudah bisa dideteksi lebih awal
Diagnosa KHS didapatkan bila ada dua atau lebih dari lima kriteria atau hanya
27
VI. STADIUM PENYAKIT
Stadium I : Satu fokal tumor berdiametes < 3cm yang terbatas hanya pada
Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada
segement I atau multi-fokal terbatas pada lobus kanan/kiri
Stadium III : Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atas ke
lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan invasi
peripheral ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh
empedu (billiary duct) tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau
lobus kiri hati.
Stadium IV : Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan
lobus kiri hati.
• atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati
(intra hepaticvaskuler) ataupun pembuluh empedu (biliary
duct)
• atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati
(extra hepatic vessel) seperti pembuluh darah vena limpa
(vena lienalis)
• atau vena cava inferior
• atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic
metastase).
a. Alphafetoprotein
70%, artinya hanya pada 60% – 70% saja dari penderita kanker hati ini
nilai AFP nya normal. Spesifitas AFP hanya berkisar 60% artinya bila ada
28
pasien yang diperiksa darahnya dijumpai AFP yang tinggi, belum bisa
dipastikan hanya mempunyai kanker hati ini sebab AFP juga dapat meninggi
pada keadaan bukan kanker hati seperti pada sirrhosis hati dan hepatitis
terutama ditujukan untuk menilai apakah suatu lesi yang ditemukan pada
pemeriksaan radiologi imaging dan laboratorium AFP itu benar pasti suatu
hepatoma. Tindakan biopsi aspirasi yang dilakukan oleh ahli patologi anatomi
diperoleh akurat. Cara melakukan biopsi dengan dituntun oleh USG ataupun
CT scann mudah, aman, dan dapat ditolerir oleh pasien dan tumor yang akan
dibiopsi dapat terlihat jelas pada layar televisi berikut dengan jarum biopsi
yang berjalan persis menuju tumor, sehingga jelaslah hasil yang diperoleh
mempunyai nilai diagnostik dan akurasi yang tinggi karena benar jaringan
tumor ini yang diambil oleh jarum biopsi itu dan bukanlah jaringan sehat di
sekitar tumor.
c. Gambaran Radiologi
29
baik di dalam ataupun di luar negeri sehingga dengan demikian
penyakit kanker hati ini dan membuktikan pula dirinya berperan sangat
penting untuk mendeteksi kanker hati. Kanker hepato selular ini bisa dijumpai
di dalam hati berupa benjolan berbentuk kebulatan (nodule) satu buah, dua
buah atau lebih atau bisa sangat banyak dan diffuse (merata) pada seluruh hati
atau berkelompok di dalam hati kanan atau kiri membentuk benjolan besar
pertanyaan seputar kanker ini antara lain berapa banyak nodule yang
kanker yang dilihat itu apakah sangat banyak (lebih ganas), apakah sedang
(tidak begitu ganas) atau hanya sedikit (kurang ganas), yang penting lagi
apakah ada sel tumor ganas ini yang sudah berada di dalam aliran darah vena
porta, apakah sudah ada sirrhosis hati, dan apakah kanker ini sudah berpindah
kanker hati stadium dini atau stadium lanjut dan juga menentukan tingkat
30
memang tak tertolong lagi dan tak dapat bertahan hidup lebih lama lagi dari 6
bulan.
menggunakan radio isotop. Pemilihan alat mana saja yang akan digunakan
apakah dengan satu alat sudah cukup atau memang perlu digunakan beberapa
alat yang dipilih dari sederetan alat-alat ini dapat disesuaikan dengan kondisi
penderita(10).
i. Ultrasonography (USG)
pasien bisa satu, dua atau lebih atau banyak sekali dan merata pada
seluruh hati, ataukah satu nodule yang besar dan berkapsul atau tidak
31
Rendahnya nilai akurasi ini disebabkan walaupun USG conventional
sudah ada alat USG yang lebih canggih dan lebih lengkap lagi yaitu
Color Doppler Flow Imaging (CDFI) yaitu USG yang selain mampu
memang ada tapi belum terlihat dengan teknik CDFI ini masih bisa
32
dilihat dengan cara diberikan suntikan zat kontras pada penderita
tumor thrombus di dalam vena porta ini karena thrombus ini dapat
telah dicernakan oleh usus akan dihantarkan ke hati oleh vena porta
ini. Bila vena ini tersumbat oleh tumor thrombus maka hati tidak
menerima nutrisi lagi dengan kata lain hati tak dapat makanan lagi
sehingga sel-sel hati akan mati (necrosis) secara perlahan tetapi pasti
sehingga menutup seluruh lumen vena porta, bisa kecil, dan hanya
menutup sebahagian lumen saja sehingga masih bisa ada aliran darah
di dalam vena porta ini. Dari hasil USG ini sudah bisa diarahkan
33
membuang sebahagian hati (reseksi hepatektomi partial) atau tidak,
thrombus di dalam vena porta dan sudah pula menyumbat vena ini,
ii. CT Scan
yang dapat menilai seluruh segmen hati dalam satu potongan gambar
yang dengan USG gambar hati itu hanya bisa dibuat sebagian-
scann sudah dapat membuat gambar kanker dalam tiga dimensi dan
iii. Angiografy
34
dilakukan untuk menyelamatkan penderita. Pada setiap pasien yang
diperkirakan kecil sesuai dengan ukuran pada USG bisa saja ukuran
untuk melihat pembuluh darah. Tanpa zat ini pembuluh darah tak
penderita yang ada risiko bahaya radiasi sinar X dan pada penderita
35
sudah pula mampu menampilkan dan membuat peta pembuluh darah
pertama.
VIII. PENGOBATAN
Pemilihan terapi kanker hati ini sangat tergantung pada hasil pemeriksaan
ukuran kanker, lokasi kanker di bahagian hati yang mana, apakah lesinya tunggal
(soliter) atau banyak (multiple), atau merupakan satu kanker yang sangat besar
36
berkapsul, atau kanker sudah merata pada seluruh hati, serta ada tidaknya
ada tumor thrombus di dalam vena porta dan apakah sudah ada sirrhosis hati(12).
Terapi yang paling ideal untuk kanker hati stadium dini adalah tindakan
bedah yaitu reseksi (pemotongan) bahagian hati yang terkena kanker dan juga
reseksi daerah sekitarnya. Pada prinsipnya dokter ahli bedah akan membuang
seluruh kanker dan tidak akan menyisakan lagi jaringan kanker pada penderita,
karena bila tersisa tentu kankernya akan tumbuh lagi jadi besar, untuk itu sebelum
menyayat kanker dokter ini harus tahu pasti batas antara kanker dan jaringan yang
sehat. Radiologilah satu-satunya cara untuk menentukan perkiraan pasti batas itu
dan jaringan sehat sehingga ahli bedah tahu menentukan di mana harus dibuat
dioperasi.
kanker sehingga jelas terlihat pembuluh darah mana yang bertanggung jawab
tumbuh subur. Sesudah itu barulah dilakukan tindakan radiologi Trans Arterial
Embolisasi (TAE) yaitu suatu tindakan memasukkan suatu zat yang dapat
37
menyumbat pembuluh darah (feeding artery) itu sehingga menyetop suplai
Chemotherapy (TAC) dengan tujuan sebelum ditutup feeding artery lebih dahulu
kena racun dan ditutup lagi suplai makanannya maka sel-sel kanker benar-benar
akan mati dan tak dapat berkembang lagi dan bila selsel ini nanti terlepas pun saat
operasi tak perlu dikhawatirkan, karena sudah tak mampu lagi bertumbuh.
Tindakan TAE digabung dengan tindakan TAC yang dilakukan oleh dokter
Selain itu TAE ini juga untuk tujuan supportif yaitu mengurangi perdarahan pada
saat operasi dan juga untuk mengecilkan ukuran kanker dengan demikian
memudahkan dokter ahli bedah. Setelah kanker disayat, seluruh jaringan kanker
itu harus diperiksakan pada dokter ahli patologi yaitu satu-satunya dokter yang
berkompentensi dan yang dapat menentukan dan memberikan kata pasti apakah
benar pinggir sayatan sudah bebas kanker. Bila benar pinggir sayatan bebas
kanker artinya sudahlah pasti tidak ada lagi jaringan kanker yang masih tertinggal
bertujuan meracuni sel-sel kanker agar tak mampu lagi tumbuh berkembang biak.
38
mitomycine C 10 mg. Dengan cara pengobatan seperti ini usia harapan hidup
Pada prinsipnya sel yang hidup membutuhkan makanan dan oksigen yang
datangnya bersama aliran darah yang menyuplai sel tersebut. Pada kanker timbul
banyak sel-sel baru sehingga diperlukan banyak makanan dan oksigen, dengan
cabang-cabang dari pembuluh darah yang sudah ada disebut pembuluh darah
pemberi makanan (feeding artery) Tindakan TAE ini menyumbat feeding artery.
yang seterusnya masuk ke pembuluh nadi besar di perut (aorta abdominalis) dan
masuk ke dalam feeding artery. Lalu feeding artery ini disumbat (diembolisasi)
dengan suatu bahan seperti gel foam sehingga aliran darah ke kanker dihentikan
dan dengan demikian suplai makanan dan oksigen ke selsel kanker akan terhenti
dan sel-sel kanker ini akan mati. Apalagi sebelum dilakukan embolisasi dilakukan
feeding artery itu maka sel-sel kanker jadi diracuni dengan obat yang mematikan.
39
Bila kedua cara ini digabung maka sel-sel kanker benar-benar terjamin mati dan
dikembangkan dan nampaknya memberi harapan yang lebih cerah pada penderita
yang terancam maut ini. Angka harapan hidup penderita dengan cara ini per lima
tahunnya bisa mencapai sampai 70% dan per sepuluh tahunnya bisa mencapai
50%.
Menurut literatur 70% nutrisi dan oksigenasi sel-sel hati yang normal
berasal dari vena porta dan 30% dari arteri hepatika, sehingga sel-sel ganas
mendapat nutrisi dan oksigenasi terutama dari sistem arteri hepatika. Bila Vena
porta tertutup oleh tumor maka makanan dan oksigen ke sel-sel hati normal akan
terhenti dan sel-sel tersebut akan mati. Dapatlah dimengerti kenapa pasien cepat
cabang besar tertutup oleh sel-sel tumor di dalamnya dan pada pasien tidak dapat
dilakukan tindakan transplantasi hati oleh karena ketiadaan donor, atau karena
dengan adriblastina 10-20 Mg dicampur dengan NaCl (saline) 100 – 200 cc. Atau
dapat juga cisplatin dan 5FU (5 Fluoro Uracil). Metoda ballon occluded intra
yang dipakai adalah double lumen ballon catheter yang di-insert (dimasukkan) ke
40
dalam arteri hepatika. Setelah ballon dikembangkan terjadi sumbatan aliran darah,
tujuannya adalah memperlama kontak sitostatika dengan tumor. Dengan cara ini
maka harapan hidup pasien per lima tahunnya menjadi 40% dan per sepuluh
tahunnya 30% dibandingkan dengan tanpa pengobatan adalah 20% dan 10%.
Pada kasus-kasus yang menolak untuk dibedah dan juga menolak semua
tindakan atau pasien tidak mampu membiayai pembedahan dan tak mampu
membiayai tindakan lainnya maka tindakan PEI-lah yang menjadi pilihan satu-
satunya. Tindakan injeksi etanol perkutan ini mudah dikerjakan, aman, efek
samping ringan, biaya murah, dan hasilnya pun cukup memberikan harapan. PEI
hanya dikerjakan pada pasien stadium dini saja dan tidak pada stadium lanjut.
Sebagian besar peneliti melakukan pengobatan dengan cara ini untuk kanker
perkutan pada kasus kanker ini dengan jumlah lesi tidak lebih dari 3 buah nodule,
meskipun dilaporkan bahwa lesi tunggal merupakan kasus yang paling optimal
dalam pengobatan. Walaupun kelihatannya cara ini mugkin dapat menolong tetapi
41
Terapi non-bedah lainnya saat ini sudah dikembangkan dan hanya
dilakukan bila terapi bedah reseksi dan Trans Arterial Embolisasi (TAE) ataupun
Bila kanker hati ini ditemukan pada pasien yang sudah ada sirrhosis hati
dan ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati
terkena kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke vena porta (thrombus
vena porta) maka tidak ada jalan terapi yang lebih baik lagi dari transplantasi hati.
Transplantasi hati adalah tindakan pemasangan organ hati dari orang lain ke
dalam tubuh seseorang. Langkah ini ditempuh bila langkah lain seperti operasi
dan tindakan radiologi seperti yang disebut di atas tidak mampu lagi menolong
pasien (13).
42
BAB III
GAMBARAN RADIOLOGIS
parenkim hati lebih jelas. Keuntungan hal ini menyebabkan kualitas struktur eko
jaringan hati lebih mudah dipelajari sehingga identifikasi lesi-lesi lebih jelas, baik
43
Gambaran USG KHS; tampak nodul gema bulat dengan densitas gema rendah.
44
USG karsinoma hepatoseluler, tampak nodul hipoecoic dengan diameter 2,3cm
45
Color doppler US pada KHS, tampak aliran darah ke tumordi antero-inferior
B. Gambaran CT-Scan
seluruh segmen hati dalam satu potongan gambar yang dengan USG gambar hati
itu hanya bisa dibuat sebagian-sebagian saja. CT scann yang saat ini teknologinya
berkembang pesat telah pula menunjukkan akurasi yang tinggi apalagi dengan
irisan yang sangat halus sehingga kanker yang paling kecil pun tidak terlewatkan.
karsinoma hepatoselular.
46
CT-scan dengan kontras memperlihatkan masa pada karsinoma hepatoselular.
C. Angiografi
Pada setiap pasien yang akan menjalani operasi reseksi hati harus dilakukan
pemeriksaan angiografi. Dengan angiografi ini dapat dilihat berapa luas kanker
yang sebenarnya. Kanker yang kita lihat dengan USG yang diperkirakan kecil
sesuai dengan ukuran pada USG bisa saja ukuran sebenarnya dua atau tiga kali
47
Celiac angiogram menunjukkan pembuluh darah hepar dengan multipel
D. Gambaran MRI
Pemeriksaan dengan MRI ini langsung dipilih sebagai alternatif bila ada
gambaran CT scann yang meragukan atau pada penderita yang ada risiko bahaya
radiasi sinar X dan pada penderita yang ada kontraindikasi (risiko bahaya)
48
pemberian zat contrast sehingga pemeriksaan CT angiography tak
Pada gambaran MRI diatas terlihat multipel hipervaskular kecil pada karsinoma
hepatoselular.
49
Gambaran MRI pada karsinoma hepatoselular, tampak lesi dengan diamer 2,5cm
b. MRI dengan T1-weightened pada hepatobiliar fase, 20 menit setelah injek GD-
EOB-DTPA, tampak gambaran hipointens yang dpat dibedakan dengan soft tissue
normal lainnya.
E. Gambaran PET
dalam stadium dini. Caranya, pasien disuntik dengan glukosa radioaktif untuk
50
bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan respons terhadap sel-sel yang
terkena kanker.
51
Tampak FGD mengelilingi tumor, kemudian divalidasi dengan US Color Dopler dan
histologi
52
BAB IV
KESIMPULAN
1. Karsinoma hepatoseluler (KHS) atau hepatoma adalah suatu tumor ganas primer
3. Gejala klinis KHS adalah sakit perut, rasa penuh, bengkak di perut kanan, nafsu
4. Diagnosis KHS ditegakkan bila ditemui dua atau lebih dari lima kriteria atau
53
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Hepatologi. Dalam: Buku saku diagnosis dan terapi. Hayes PC, Mackay
TW (editor). 2002. Jakarta : EGC
2. Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.
3. Anonim. Hepatocellular carcinoma. 2009. http// Wikipedia.com
4. Fauci,AS. Harrison manual of medicine New York. McGraw Hill medical.2009
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Pelayanan
Medik. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.
6. Richard L. Baron, M.D. and Mark S. Peterson M.D. Screening the Cirrhotic Liver
for Hepatocellular Carcinoma with CT and MR Imaging: Opportunities and
Pitfalls. RSNA 2001 Volume 21: 117 – 132.
7. Rasad S., 2005. Radiologi Diagnostik. FKUI; Jakarta.
54