You are on page 1of 21

PT-PLA C 4.

1-2008

PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN PENGELOLAAN
IRIGASI PARTISIPATIF

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR


DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
DEPARTEMEN PERTANIAN
2008
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Perkumpulan
KATA PENGANTAR Petani Pemakai Air Tanah.
Untuk memberi arahan dan acuan dalam pelaksanaannya,
Pengelolaan irigasi dalam Reformasi Kebijakan maka diperlukan Pedoman Teknis “Pengembangan
Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi mempunyai prinsip Pengelolaan Irigasi Partisipatif”. Dengan adanya acuan atau
utama “pengelolaan irigasi yang melibatkan seluruh Pedoman Teknis ini diharapkan petugas dapat memahami
stakeholder (Pemerintah, petani, LSM dan lainnya) yang dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-
terkait mulai dari perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, baiknya.
monitoring dan evaluasi, dengan tujuan akhir untuk Dalam upaya penerapan yang lebih optimal di tingkat
mengoptimalkan penggunaan air irigasi, sehingga dapat lapangan agar Dinas Pertanian Propinsi menjabarkan
meningkatkan suatu hasil usahatani”. Pedoman Teknis ini dalam bentuk Petunjuk
Reformasi tersebut dituangkan didalam Undang-Undang Pelaksanaan dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan menjabarkan dalam bentuk Petunjuk Teknis dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi mempertimbangkan spesifikasi lokasi. Disamping itu, yang
yang didalamnya dengan jelas ditegaskan bahwa diperlukan cukup desain sederhana yang disusun bersama
pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan kelompok P3A bersama dengan Dinas Pertanian
tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air. Sebagai Kabupaten/Kota setempat.
tindaklanjutnya peranan perkumpulan petani pemakai air Semoga buku Pedoman Teknis ini dapat bermanfaat bagi
perlu dikedepankan melalui kegiatan Pengelolaan Irigasi para petugas pengelola irigasi dan kami sangat
Partisipatif. berterimakasih atas saran untuk penyempurnaan Pedoman
Disamping itu, di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Teknis ini di kemudian hari.
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan,
Jakarta, Januari 2008
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Direktur Pengelolaan Air
Pemerintahan Daerah Kabupatren/Kota disebutkan bahwa
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berkewajiban
Dr.Ir. Sumardjo Gatot Irianto
melakukan Bimbingan Pengembangan dan Pemberdayaan NIP. 080.085.357
Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 i Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 ii
DAFTAR ISI IV. MONEV DAN PELAPORAN ..........................................19
A. Monitoring dan Evaluasi............................................19
B. Pelaporan ..................................................................19
1. Laporan Perkembangan Bulanan........................20
KATA PENGANTAR.............................................................. i
2. Laporan Akhir ......................................................20
DAFTAR ISI........................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................. v
V. PENUTUP.......................................................................22
I. PENDAHULUAN............................................................. 1
LAMPIRAN
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................... 3
C. Sasaran ..................................................................... 3
D. Pengertian ................................................................. 4

II. PELAKSANAAN.............................................................. 9
A. Persyaratan Lokasi dan Petani ................................. 9
1. Persyaratan Lokasi.............................................. 9
2. Persyaratan Kelompok ........................................10
B. Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi ..............11
C. Penyusunan Rencana Kegiatan................................11
D. Partisipatif..................................................................13
E. Pelaksanaan Kegiatan Fisik......................................14
F. Pembiayaan ..............................................................15
G. Pengawasan..............................................................16

III. INDIKATOR KINERJA. ...................................................17


A. Keluaran ....................................................................17
B. Hasil ..........................................................................17
C. Manfaat .....................................................................17
D. Dampak .....................................................................18

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 iii Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 iv
DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

Lampiran 1. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan A. Latar Belakang


Pengembangan Pengelolaan Irigasi Melalui kebijakan pengelolaan irigasi yang selama ini
Partisipatif TA. 2008
hanya ditangani pemerintah pada awalnya dapat
Lampiran 2. Form Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan memberikan dampak yang cukup baik, hal ini dapat
Kegiatan Direktorat Pengelolaan Air dilihat dengan tercapainya swasembada pangan,
T.A. 2008
khususnya beras pada tahun 1984. Namun keberhasilan
Lampiran 3. Out Line Laporan Akhir tersebut tidak berkelanjutan mengingat dukungan
prasarana irigasi banyak yang menurun kuantitas,
Lampiran 4. Lokasi Kegiatan Pengembangan Pengelolaan
kualitas maupun fungsinya, apalagi setelah Indonesia
Irigasi Partisipatif TA. 2008
mengalami krisis moneter pada tahun 1997.

Penurunan fungsi prasarana irigasi tersebut antara lain


disebabkan bahwa selama ini anggapan pengembangan
irigasi menjadi tanggung jawab pemerintah, sehingga
sebagian petani berpendapat bahwa mereka tidak turut
bertanggung jawab.

Dengan semakin kompleksnya permasalahan


pengelolaan irigasi, maka pemerintah mengeluarkan
kebijakan melalui Inpres Nomor 3 tahun 1999 tentang
Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI) yang
kemudian dilanjutkan dengan Reformasi Kebijakan
Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi yang akhirnya

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 v Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 1
dengan diterbitkannya Undang - Undang Nomor 7 waktu secara berkelanjutan. Dalam rangka
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagai pengganti mengimplementasikan kebijakan tersebut, kedepan
Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif
Pengairan dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun merupakan suatu kegiatan atau pola pembangunan
2006 tentang Irigasi sebagai pengganti Peraturan yang menjadi salah satu prioritas untuk dilaksanakan
Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001. yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Sejalan dengan pemberlakuan Undang – Undang Nomor


7 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 20
B. Tujuan
Tahun 2006, maka Kebijakan Pengelolaan Irigasi akan
dilakukan melalui pendekatan Pengelolaan Irigasi Tujuan pengelolaan irigasi partisipatif adalah :

Partisipatif, yang secara substansial sebenarnya sudah 1. Meningkatkan rasa kebersamaan, rasa memiliki dan
lama dikenal melalui pola swadaya atau gotong royong. rasa tanggung jawab dalam pengelolaan irigasi

Melalui kebijakan tersebut, pengembangan antara pemerintah; pemerintah daerah dan

(pembangunan/rehabilitasi) irigasi tidak hanya menjadi P3A/GP3A sejak dari pemikiran awal sampai dengan

wewenang dan tanggung jawab pemerintah maupun pengambilan keputusan.

pemerintah daerah, tetapi juga merupakan 2. Terpenuhinya pelayanan irigasi yang memenuhi
tanggungjawab petani. Pada dasarnya, pengelolaan harapan petani melalui upaya peningkatan efisiensi
irigasi partisipatif adalah suatu pendekatan strategis dan efektivitas pengelolaan irigasi yang
dalam pengelolaan infrastruktur irigasi melalui berkelanjutan.
keikutsertaan petani dalam semua aspek
penyelenggaraan irigasi, termasuk perencanaan, desain,
C. Sasaran
pelaksanaan, pengembangan (pembangunan /
rehabilitasi), pembiayaan, pelaksanaan operasi dan Sasaran Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif
pemeliharaan (O&P), pengawasan, pemantauan dan adalah wilayah kerja kelembagaan perkumpulan petani
evaluasi serta penyempurnaan sistem dari waktu ke pemakai air (P3A) atau Gabungan Perkumpulan Petani

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 2 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 3
Pemakai Air (GP3A) yang pengelolaan irigasinya (sistim Jaringan Irigasi : adalah saluran, bangunan, dan
irigasi) belum optimal, baik dari kondisi fisik jaringan, bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan
operasional, pemeliharaan dan pemanfaatan air yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
irigasinya di tingkat usaha tani. pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.

Dipilihnya sasaran P3A merupakan tindak lanjut dari


Jaringan Irigasi Tersier/Tingkat Usaha Tani (JITUT) :
diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007
adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang,
Daerah Kabupaten/Kota, selanjutnya diperlukan
boks tersier, boks kuarter serta bangunan pelengkapnya
implementasi di tingkat lapangan.
pada jaringan irigasi pemerintah. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang

D. Pengertian Irigasi, pembangunan dan pengelolaan JITUT menjadi


wewenang dan tanggungjawab petani pemakai air.
Pedoman Teknis : adalah acuan yang bersifat umum
yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat di Jaringan Irigasi Pemerintah : adalah jaringan irigasi
sesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah atau
setempat. jaringan irigasi yang dibangun oleh pemerintah tetapi
pengelolaannya telah diserahkan pada masyarakat tani.
Irigasi : adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
Jaringan Irigasi Desa (JIDES) : adalah jaringan irigasi
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
berskala kecil yang terdiri dari bangunan penangkap air
air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
(bendung, bangunan pengambilan), saluran dan
bangunan pelengkap lainnya. JIDES dibangun dan
Sistem Irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi,
dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa
manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi,
baik dengan atau tanpa bantuan pemerintah.
dan sumber daya manusia.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 4 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 5
meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan
Operasi Jaringan Irigasi : adalah upaya pengaturan air irigasi di daerah irigasi.
irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan
membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun Petani Pemakai Air : adalah semua petani yang
rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, mendapat nikmat dan manfaat secara langsung dari
menyusun rencana pembagian air, melaksanakan pengelolaan air dan jaringan irigasi yang meliputi
kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, pemilik sawah, pemilik penggarap sawah,
memantau dan mengevaluasi. penggarap/penyakap, yang mendapat air dari jaringan
irigasi/reklamasi rawa , dan pemakai air irigasi lainnya.
Pemeliharaan Jaringan Irigasi : adalah upaya menjaga
dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) : adalah
berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah
operasi dan mempertahankan kelestariannya. petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi
yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara
Pengembangan Jaringan Irigasi : adalah pembangunan demokratis, termasuk lembagaan lokal pengelola air
jaringan irigasi baru dan atau peningkatan jaringan irigasi.
irigasi yang sudah ada.
Dibeberapa daerah Kelembagaan P3A menggunakan
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES) / Tingkat nama atau istilah yang berbeda, seperti di Jawa Timur
Usaha Tani (JITUT) : adalah kegiatan perbaikan / dengan HIPPA, di Bali dengan Subak, di Jawa Barat
penyempurnaan jaringan irigasi desa / tingkat usaha dengan Mitra Cai dan sebagainya.
tani guna mengembalikan / meningkatkan fungsi dan
pelayanan irigasi seperti semula atau menambah luas Gabungan Petani Pemakai Air (GP3A): adalah
areal pelayanan. kelembagaan dari sejumlah P3A yang memanfaatkan
fasilitas irigasi/reklamasi rawa yang bersepakat
Pengelolaan Jaringan Irigasi : adalah kegiatan yang bekerjasama dalam pengelolaan suatu daerah pelayanan
Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 6 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 7
irigasi.
II. PELAKSANAAN
Partisipatif : adalah peran serta petani dan pemerintah
atas prinsip kesetaraan dalam setiap tahapan kegiatan Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif dengan memperhatikan kondisi setempat dan
sejak tahap perencanaan, pengawasan, pelaksanaan,
dilakukan secara bertahap, yaitu :
pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil
termasuk pembiayaan.
A. Persyaratan Lokasi dan Petani
Pengelolaan Irigasi Partisipatif : adalah penyelenggaraan
1. Persyaratan Lokasi
pengelolaan irigasi yang berbasis peran serta petani
dalam proses penyelenggaraan sejak pemikiran awal, Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan pada pemilihan dan penetapan calon lokasi antara lain
tahap perencanaan, rehabilitasi, pembangunan, sebagai berikut :
peningkatan, operasi, pemeliharaan, pengamanan dan • Lokasi kegiatan tidak berada dalam satu
konservasi. kecamatan dengan kegiatan lain yang dilakukan
melalui pola padat karya, seperti JITUT/JIDES.

• Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani/Jaringan


Irigasi Desa di lokasi yang akan dipilih pada
umumnya kurang berfungsi dengan baik.

• Jaringan irigasi tersier/desa belum terbangun


seluruhnya.

• Berdampak meningkatkan produktivitas, produksi


dan perluasan areal tanam.

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 8 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 9
• Peruntukan lahannya adalah lahan untuk B. Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi
pertanian tanaman pangan dan tidak ada
Penentuan Calon Petani dan Calon Lokasi mengacu
rencana perubahan peruntukan.lahan tersebut.
terhadap persyaratan yang telah ditentukan
• Air tersedia secara berkelanjutan sebagaimana dijelaskan pada butir A diatas. Sebelum
ditetapkan calon lokasi dan calon petani ada baiknya
2. Persyaratan Kelompok dipilih beberapa calon alternatif. Setelah ditentukan
lokasi dan kelompok, maka dilakukan sosialisasi baik
• Organisasi kelembagaan petani pemakai air (P3A)
terhadap aparat setempat maupun calon penerima
telah terbentuk minimal 2 (dua) tahun
manfaat. Kemudian dilakukan penetapan calon
• Petani mau berpartisipasi secara aktif dalam
kelompok yang dipilih dari beberapa alternatif yang
pengelolaan irigasi melalui kelembagaan petani
selanjutnya dikukuhkan melalui Surat Keputusan Kepala
pemakai air (P3A).
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
• Petani mau dan mampu mengoperasikan,
Lokasi yang telah ditetapkan agar dicatat koordinat
memelihara jaringan irigasi secara kelompok dan
geografisnya yang meliputi lintang, bujur dan ketinggian
menanggung biaya operasional dan pemeliharaan
lokasi dari permukaan laut (dpl) dengan menggunakan
(O & P) yang dinyatakan dengan surat
alat Global Positioning System (GPS) atau dengan
pernyataan kesanggupan petani
ekstrapolasi peta topografi yang tersedia.
• Anggota kelompok aktif berpartisipasi dalam
pelaksanaan kegiatan antara lain penyediaan
material, tenaga kerja, material dan lainnya
C. Penyusunan Rencana Usaha Kegiatan Kelompok

untuk keberhasilan kegiatan dalam bentuk Rencana Usaha Kegiatan Kelompok (RUKK) disusun oleh
sharing. kelompok P3A dengan bimbingan petugas dari Dinas
• Kelompok telah mempunyai rencana usaha Pertanian Kabupaten setempat. Rencana kegiatan
kegiatan kelompok. memuat secara rinci tentang lokasi, jenis dan volume

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 10 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 11
kegiatan, rancangan teknis dan jadwal pelaksanaan 3. Jadwal Pelaksanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan baik kegiatan fisik
Jadwal pelaksanaan disusun secara lengkap dan
maupun kegiatan non fisik, rencana anggaran biaya dan
jelas sejak dari tahap persiapan, penyusunan
sumber pembiayaan.
rencana, pengesahan rencana kegiatan, penyusunan
1. Jenis dan volume kegiatan. desain sederhana penyediaan bahan bangunan,
pelaksanaan konstruksi, pengawasan, monitoring
Dalam menyusun rencana kegiatan, memuat secara
dan evaluasi serta pelaporan.
jelas rincian, jenis dan volume kegiatan yang akan
Untuk lengkapnya jadwal pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan baik fisik maupun non fisik misalnya
mulai dari persiapan sampai dengan pelaporan akhir
kegiatan pengembangan jaringan irigasi tingkat
sebagaimana pada Lampiran 1.
usaha tani atau jaringan irigasi desa, bagian yang
akan diperbaiki dan volumenya dan sebagainya. 4. Rencana Anggaran Biaya dan Sumber Pembiayaan
Disamping itu juga diuraikan secara singkat dan
jelas tahap pelaksanaan dan penanggungjawabnya. D. Partisipatif
2. Rancangan Teknis (Desain Sederhana). Kegiatan ini melibatkan peran serta petani dan
Karena kegiatan sifatnya sederhana dan pada kelompok P3A sejak persiapan awal sampai dengan
umumnya dalam bentuk perbaikan jaringan di pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan.
tingkat usahatani atau jaringan irigasi desa Keterlibatan tersebut tercermin dari mulai penyusunan
(JITUT/JIDES), maka sebagai acuan pelaksanaan di rencana usaha kegiatan kelompok (RUKK), penyusunan
lapangan hanya diperlukan desain sederhana saja, rencana anggaran biaya, pembagian kewajiban dalam
dan desain sederhana dimaksud disusun Dinas pembiayaan (sharing), pengesahan rencana usaha
Pertanian Kabupaten/Kota bersama kelompok kegiatan kelompok/proposal, dan pelaksanaan kegiatan
P3A. fisik di lapangan, pemantauan serta pengawasan.

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 12 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 13
Partisipasi kelompok P3A dapat diwujudkan dalam di lapangan tidak untuk dikontrakkan kepada pihak
bentuk penyediaan bahan material/bangunan, tenaga lain, tetapi pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh
kerja, dalam bentuk dana dan sebagainya. kelompok P3A secara swakelola.
Partisipasi kelompok tersebut dapat dikonversikan ke
dalam rupiah, sehingga dapat dilihat berapa besar nilai
F. Pembiayaan
partisipasi (sharing) dari kelompok dalam penyelesaian
kegiatan dan berapa besar dana pemerintah yang Dana yang disediakan untuk kegiatan Pengelolaan
disediakan. Irigasi Partisipatif pada dana tugas pembantuan yang
dialokasikan pada Mata Anggaran Kegiatan (MAK)
E. Pelaksanaan Kegiatan Fisik 573119 dengan Jenis Belanja Bantuan Sosial lainnya,
dengan jumlah dana sebesar Rp. 50.000.000,- ( lima
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan swakelola dan
puluh juta rupiah ) per unit. Disamping itu sumber
sebagai acuan pedoman pelaksanaan kegiatan fisik di
pembiayaan lainnya berasal dari partisipasi P3A. Biaya
lapangan adalah dengan menggunakan Ketentuan
belanja lembaga sosial lainnya diberikan kepada
Teknis pada lampiran Pedoman Teknis Rehabilitasi kelompok P3A, setelah P3A menyerahkan rencana usaha
Jaringan Irigasi Desa (JIDES) / Jaringan Irigasi Tingkat
kegiatan kelompok/proposal kepada Dinas Pertanian
Usaha Tani (JITUT) yang diterbitkan Direktorat Jenderal
Kabupaten/Kota. RUKK/proposal tersebut harus
Pengelolaan Lahan dan Air Cq. Direktorat Pengelolaan
mendapat persetujuan dari Kepala Desa dan Kepala
Air Tahun 2008. Untuk itu pelaksanaan kegiatan PIP
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
hanya digunakan untuk Pembangunan/Rehabilitasi
Pencairan dana ke kelompok P3A langsung ditransfer ke
JITUT/JIDES. Pada pelaksanaannya, untuk Rehab
rekening kelompok P3A. Prosedur pelaksanaanya
JITUT/JIDES dengan cara lining saluran
sebagaimana diatur dalam Pedoman Umum yang
direkomendasikan untuk menggunakan Ferrosemen.
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaaan Lahan
Pengadaan bahan atau material dilakukan langsung oleh
dan Air Tahun 2008 baik Pedoman Teknis Bantuan
kelompok P3A, dan pelaksana kegiatan konstruksi
Sosial dan pedoman lainnya yang berhubungan dengan
Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 14 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 15
penggunaan serta pencairan dana. Bila rekening
kelompok P3A belum ada, agar segera dibuka di Bank
III. INDIKATOR KINERJA.
terdekat.

Dana tersebut tidak dibenarkan digunakan untuk Indikator kinerja digunakan sebagai salah satu ukuran

gaji/upah/honor, perjalanan/pembinaan, tetapi hanya untuk menilai kinerja kegiatan Pengembangan Pengelolaan

digunakan untuk pembelian/pengadaan bahan atau Irigasi Partisipatif, indikator dimaksud adalah sebagai

material bangunan (semen, pasir, batu, kerikil, besi berikut :

beton dan lain-lain).


A. Keluaran
• Meningkatnya rasa kebersamaan, rasa memiliki dan
G. Pengawasan rasa tanggung jawab dalam pengelolaan irigasi dari
kelompok petani pengelola air (P3A)
Pengawasan dilakukan mulai dari tahap pemikiran awal,
• Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani
penyusunan rencana kegiatan sampai dengan
pelaksanaan fisik di lapangan secara bersama-sama oleh B. Hasil
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Kelompok P3A, Aparat • Terehabilitasinya jaringan irigasi tingkat usahatani
Desa serta masyarakat setempat dan dimungkinkan juga (JITUT)/ jaringan irigasi desa (JIDES)
LSM setempat.
C. Manfaat
• Meningkatnya fungsi layanan JIDES/JITUT

• Meningkatnya produktivitas dan produksi

• Meningkatnya IP dan perluasan areal tanam (PAT)

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 16 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 17
D. Dampak
• Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani
IV. MONEV DAN PELAPORAN
dengan dilaksanakannya Kegiatan Pengelolaan
Irigasi Partisipatif A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Dinas Pertanian


Propinsi dan Kabupaten/Kota. Evaluasi dilakukan pada
tahap proses konstruksi dan pada akhir tahun 2008,
yang dievaluasi adalah dengan membandingkan antara
rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan.

Didalam evaluasi diuraikan permasalahan yang dihadapi


dan upaya pemecahan masalah, serta tindak lanjut
kedepan. Demikian halnya dampak kegiatan, keluaran,
hasil, manfaat dan dampak.

B. Pelaporan

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota selaku pelaksana


kegiatan diharuskan menyusun dan mengirimkan
laporan secara berkala ke Dinas Pertanian Propinsi dan
Pusat. Laporan yang dimaksud adalah laporan
perkembangan bulanan dan laporan akhir.

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 18 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 19
1. Laporan Perkembangan Bulanan
Laporan perkembangan bulanan dan laporan akhir
Laporan perkembangan bulanan berisikan
dikirimkan ke propinsi dan pusat.
perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan yang
Pengiriman ke pusat dengan alamat :
telah dilaksanakan berdasarkan tahapan pelaksanaan
Direktorat Pengelolaan Air
kegiatan. Laporan dimaksud secara rutin dikirimkan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air
melalui pos atau melalui faxsimile ke Dinas Pertanian
Jl. Taman Margasatwa Nomor 3
Propinsi dengan tembusan ke Pusat. Format laporan
Ragunan – Pasar Minggu
perkembangan bulanan disesuaikan dengan format
JAKARTA SELATAN 12550
realisasi fisik dan keuangan kegiatan Direktorat
Telp : 021 – 7805268
Pengelolaan Air, seperti disajikan pada lampiran 2.
021 – 7823975
Fax : 021 – 7823975
2. Laporan Akhir

Laporan akhir diperlukan untuk mengetahui secara


lengkap rencana yang telah disiapkan, pelaksanaan
di lapangan, permasalahan dan pemecahan masalah
yang telah dilakukan serta tindak lanjutnya, dan
yang paling penting adalah apa hasil dan manfaat
kegiatan tersebut.

Dalam laporan akhir diuraikan secara sistematis dan


dilengkapi dengan foto dokumentasi mulai sebelum
pelaksanaan fisik dilakukan ( 0% ), tahap
pelaksanaan ( 50% ) dan selesai pelaksanaan
kegiatan ( 100% ). Out line laporan sebagaimana
pada Lampiran 3.

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 20 Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 21
Lampiran - 1
Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Irigasi
V. PENUTUP Partisipatif TA. 2008
No Tahap Pelaksanaan Bulan

Pedoman Teknis kegiatan Pengembangan Pengelolaan Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Irigasi Partisipatif disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan 1. Petunjuk Pelaksanaan oleh
Dinas Pertanian Propinsi
kegiatan di lapangan.
2. Petunjuk Teknis oleh Dinas
Pertanian Kab/Kota

3. Penyusunan Kerangka Acuan


Diharapkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Kerja/TOR

Pengelolaan Irigasi Partisipatif dilapangan dapat terlaksana 4. Penentuan Calon Petani dan
Calon Lokasi
dengan baik. Selanjutnya untuk lebih optimalnya
5. Sosialisasi :
pelaksanaan di tingkat lapang agar Dinas Pertanian a. Aparat lapangan/petugas
b. Kelompok Penerima Manfaat
Propinsi menjabarkan Pedoman Teknis ini dalam 6. Penyusunan rencana/proposal
a. Penetapan CP/CL
bentuk Petunjuk Pelaksanaan dan Dinas Pertanian b. Rencana Kegiatan dan RAB
c. Desain Sederhana
Kabupaten/Kota menjabarkan lebih lanjut menjadi d. Pengesahan Rencana
Kegiatan / Proposal
Petunjuk Teknis dengan mempertimbangkan faktor teknis e. Penyiapan Administrasi untuk
transfer dana ke rekening
dan spesifik lokasi. kelompok P3A
f. Pembukaan Rekening
Kelompok P3A
g. Transfer Dana ke Rekening
Kelompok untuk belanja
lembaga sosial lainnya

7. Pelaksanaan Konstruksi /
Kegiatan Fisik :
a. Pengadaan bahan/material
b. Pekerjaan konstruksi/fisik
lapangan

8. Monitoring dan Evaluasi

9. Penyusunan Laporan Bulanan

10. Pelaporan Akhir

Pedoman Teknis PIP Tahun 2008 22


Lampiran – 2

FORM LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR T.A. 2008
Dinas : ……………………..
Kabupaten/Kota : ……………………..
Provinsi : ……………………..
Subsektor : ……………………..
Program : ……………………..
Bulan : ……………………..

Lokasi Kegiatan Target Realisasi


Fisik Keuangan
No. Aspek Kegiatan Fisik Selesai Dalam Proses Keterangan
Kecamatan / Desa Nama Kelompok Koordinat Keuangan (Rp)
(Ha/Unit) Konstruksi Konstruksi (Rp) (%)
(Ha/Unit) (Ha/Unit)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A. Pengelolaan Air 1. Rehab JITUT


2. Rehab JIDES
3. TAM
4. Embung
5. Sumur Resapan
6. Dam Parit
7. Irigasi Tnh Dangkal
8. Irigasi Tnh Dalam
9. Air Permukaan
10. Irigasi Sprinkler
11. Irigasi Tetes
12. SID Pompa Hidram
13. Pompa Hydram
14. PIP
15. Balai Subak
16. dst………..

Cara Pengisian Form Lampiran :


1. Kolom 4 - 6 = Kegiatan yang lebih dari satu lokasi, agar dirinci berdasarkan satuan wilayah administrasi sampai dengan tingkat desa beserta dengan volume (Ha/Unit)
2. Kolom 9. = Selesai konstruksi adalah kegiatan yang secara fisik telah selrsai 100% dengan satuan (Ha/Unit)
3. Kolom 10. = Kegiatan yang masih dalam tahap pelaksanaan/penyelesaian dengan satuan Ha/Unit
4. Kolom 13. = Tambahan penjelasan dari kolom 1 - 12 …………………, …………………2008

Penanggung Jawab Kegiatan


Lampiran - 3 Lampiran - 4

LOKASI KEGIATAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF


OUT LINE LAPORAN AKHIR
TAHUN ANGGARAN 2008

I. PENDAHULUAN Dinas Pertanian Rencana TA. 2008


No. Sub Sektor
A. Latar Belakang Propinsi/Kabupaten (Unit) (Rp x juta)
B. Tujuan dan Sasaran 1 2 3 4 5

C. Kondisi Pertanian Kelompok


1. Propinsi Jawa Barat 5 250
D. Permasalahan yang Dihadapi
1. Kab. Cianjur TP 1 50
II. RENCANA KEGIATAN 2. Kab. Indramayu TP 1 50
Rencana kegiatan yang ditetapkan bersama 3. Kab. Subang TP 1 50
III. PELAKSANAAN KEGIATAN 4. Kab. Tasikmalaya TP 1 50
A. Rencana Dibandingkan dengan Realisasi 5. Kab. Garut TP 1 50

B. Permasalahan
2. Propinsi Jawa Tengah 7 350
C. Pemecahan Masalah
1. Kab. Kebumen TP 1 50
D. Tindak Lanjut
2. Kab. Boyolali TP 1 50
IV. HASIL
3. Kab. Blora TP 1 50
V. MANFAAT 4. Kab. Cilacap TP 1 50
VI. DAMPAK 5. Kab. Pemalang TP 1 50
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 6. Kab. Klaten TP 1 50
LAMPIRAN 7. Kab. Sukoharjo TP 1 50

• Foto Dokumentasi Pembangunan Fisik di Lapangan


3. Propinsi Jawa Timur 9 450
dan Dokumen Lainnya
1. Kab. Gresik TP 1 50
2. Kab. Kediri TP 1 50
3. Kab. Lamongan TP 1 50
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4. Kab. Magetan TP 1 50 7. Propinsi Riau 3 150


5. Kab. Probolinggo TP 1 50 1. Kab. Probolinggo TP 1 50
6. Kab. Blitar TP 1 50 2. Kab. Blitar TP 2 100
7. Kab. Madiun TP 1 50
8. Kab. Mojokerto TP 1 50 8. Propinsi Jambi 2 100
9. Kab. Tulung Agung TP 1 50 1. Kab. Tanjab Timur TP 1 50
2. Kab. Tebo TP 1 50
4. Propinsi DIY 12 600
1. Kab. Sleman TP 4 200 9. Propinsi Sumsel 5 250
2. Kab. Bantul TP 4 200 1. Kab. Musi Rawas TP 1 50
3. Kab. Kulon Progo TP 4 200 2. Kab. OKU Timur TP 4 200

5. Propinsi Sumut 6 300 10. Propinsi Lampung 3 150


1. Kab. Asahan TP 1 50 1. Kab. Lampung Selatan TP 1 50
2. Kab. Dairi TP 1 50 2. Kab. Lampung Timur TP 1 50
3. Kab. Deli Serdang TP 1 50 3. Kab. Tanggamus TP 1 50
4. Kab. Simalungun TP 1 50
5. Kab. Pakpak Barat TP 2 100 11. Propinsi Kalteng 3 150
1. Kota Waringin Barat TP 1 50
6. Propinsi Sumbar 16 800 2. Kota Waringin Timur TP 1 50
1. Kab. Pasaman TP 4 200 3. Kab. Barito Timur TP 1 50
2. Kab. Solok TP 4 200
3. Kab. Lima Puluh Kota TP 4 200 12. Propinsi Kalsel 2 100
4. Kab. Pesisir Selatan TP 2 100 1. Kab. Banjar TP 1 50
5. Kab. Pasaman Barat TP 2 100 2. Kab. Hulu Sungai Selatan TP 1 50
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

13. Propinsi Kaltim 3 150 18. Propinsi Bali 18 900


1. Kab. Bulungan TP 1 50 1. Kab. Bangli TP 2 100
2. Kab. Pasir TP 1 50 2. Kab. Buleleng TP 2 100
3. Kab. Penajam Paser Utara TP 1 50 3. Kab. Gianyar TP 3 150
4. Kab. Klungkung TP 4 200
14. Propinsi Sulut 3 150 5. Kab. Karangasem TP 4 200
1. Kab. Bolaang Mangodow TP 1 50 6. Kab. Tabanan NAK 3 150
2. Kab. Minahasa TP 1 50
3. Kab. Minahasa Selatan TP 1 50 19. Propinsi NTT 4 200
1. Kab. Kupang TP 1 50
15. Propinsi Sulteng 3 150 2. Kab. Manggarai Barat TP 1 50
1. Kab. Donggala TP 2 100 3. Kab. Flores Timur TP 1 50
2. Kab. Toli-toli TP 1 50 3. Kab. Nagekeo TP 1 50

16. Propinsi Sulsel 5 250 20. Propinsi Banten 4 200


1. Kab. Jeneponto TP 1 50 1. Kab. Lebak TP 1 50
2. Kab. Maros TP 1 50 2. Kab. Pandeglang TP 2 100
3. Kab. Pinrang TP 1 50 3. Kab. Serang TP 1 50
4. Kab. Sinjai TP 1 50
5. Kab. Soppeng TP 1 50 21. Propinsi Gorontalo 4 200
1. Kab. Pahowato TP 1 50
17. Propinsi Sultra 6 300 2. Kab. Bone Bolango TP 1 50
1. Kab. Konawe Selatan TP 1 50 3. Kab. Gorontalo TP 1 50
2. Kota Kendari TP 3 150 4. Kab. Boalemo TP 1 50
3. Kab. Konawe TP 1 50
4. Kab. Bombana TP 1 50
1 2 3 4 5

22. Propinsi Bengkulu 4 200


1. Kab. Bengkulu Utara TP 1 50
2. Kab. Rejang Lebong TP 1 50
3. Kab. Seluma TP 2 100

Total 127 6.350

You might also like