Professional Documents
Culture Documents
MUKADDIMAH
Sudah lama kita mendengar ungkapan, “jadilah kamu berilmu yang
mengajarkan ilmunya ('aaliman), atau belajar (muta’alliman), atau
menjadi pendengar (mustami’an), dan jangan menjadi kelompok
keempat (rabi'an), yakni tidak tersentuh proses belajar mengajar dan
enggan pula untuk mendengar. Pendidikan dan menuntut ilmu adalah
satu kewajiban asasi anak manusia.
Bimbingan agama menyebutkan, “menuntut ilmu adalah wajib, bagi
setiap lelaki dan perempuan muslim” (Al-Hadist). Dan pesan Rasul SAW
juga mengingatkan, “siapa yang inginkan mendapat keberhasilan di
dunia, hanya didapat dengan ilmu, dan siapa yang inginkan akhirat juga
dengan ilmu, dan siapa yang inginkan keduanya juga dengan ilmu” (Al-
Hadist). Dengan ilmu, seseorang akan mengabdikan kehidupannya
H Mas’oed Abidin 1
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
dengan ikhlas, cerdas dan pintar, berilmu dan berakhlak, serta beramal
shaleh dengan ilmunya yang menjelmakan hasanah pada diri,
kerluarga, dan di tengah umat di kelilingnya.
H Mas’oed Abidin 2
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
H Mas’oed Abidin 3
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
Bahaya mengancam ketika lemahnya jati diri. Keadaan ini terjadi karena
kurang komitmen kepada nilai luhur, nilai agama (syarak), yang sejak
lama sesungguhnya telah menjadi anutan bangsa.5
Lemahnya jati diri dipertajam tindakan isolasi diri, dan tidak mampu
menguasai “bahasa dunia” dalam politik dan ekonomi, paham agama
dan tatanan social, serta budaya. Generasi bangsa mulai di jajah
budaya asing di negerinya sendiri. Tertutuplah peluang peran-serta
dalam kesejagatan.6 Hilangnya percaya diri, lebih banyak disebabkan
oleh,
a. Lemah penguasaan teknologi dasar penopang
perekonomian bangsa,
b. Lemah minat menuntut ilmu.
Kesenjangan sosial dan kemiskinan telah mempersempit
peluang pendidikan dan kesempatan mendapatkan pekerjaan secara
merata. Idealisme generasi muda tentang masa depan mulai kabur.
Berawal dari terseoknya perjalanan budaya (adat) dengan mengabaikan
nilai agama (syarak). Penyakit sosial yang kronis, mulai menggerogoti
sendi-sendi kehidupan, di antaranya kegemaran berkorupsi. Lemahnya
syarak (aqidah tauhid) di tengah mesyarakat menjadi cerminan perilaku
yang tidak Islami. Umat mulai senang melalaikan ibadah.
H Mas’oed Abidin 4
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
pembangunan bangsa.
2. Kekuatan mewujudkan kesejahteraan yang adil merata dalam
program-program pembangunan.
3. Sadar akan manfaat menjadi penggerak pembangunan
dengan jelas berkesinambungan, menggerakkan partisipasi
yang tumbuh dari bawah dan di payung dari atas. Setiap
individu di dorong untuk maju, rasa aman yang menjamin
kesejahteraan.8
4. Generasi penerus yang sadar dan taat hukum.
GENERASI PENYUMBANG
Membentuk generasi penyumbang (innovator) dalam bidang
pemikiran (aqliyah) harus menjadi sasaran utama.9 Keberhasilan
didapat dengan keunggulan institusi di bidang pendidikan. Pendidikan
ditujukan untuk membentuk generasi yang menguasai pengetahuan,
dengan kemampuan identifikasi masalah yang dihadapi, mengarah
kepada kaderisasi, dengan penswadayaan kesempatan-kesempatan
yang ada.10
Generasi baru mesti dibentuk melalui perguruan tinggi (ma’had al
‘aliy), dengan kemampuan mampu mencipta, sebagai syarat utama
keunggulan. Kekuatan budaya dalam masyarakat akan menyatukan
semua potensi yang ada. Generasi muda berilmu harus menjadi aktor
utama di pentas kesejagatan. Mereka mesti dibina dengan budaya kuat
yang berintikan "nilai-nilai dinamik" dan relevan dalam kemajuan di
masa ini. Mesti memiliki budaya luhur (tamaddun), bertauhid, kreatif
dan dinamik.
H Mas’oed Abidin 5
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
H Mas’oed Abidin 6
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
H Mas’oed Abidin 7
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
H Mas’oed Abidin 8
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
penyampaian.
c. Mengenali ciri, watak, kecenderungan masyarakat
Nagari
3.2. Sifat Kejiwaan,
a. emosi terkendali, optimis dalam hidup, harap kepada
Allah,
b. Percaya diri dan mempunyai kemauan yang kuat.
c. Lemah lembut dan baik dalam pergaulan dengan
masyarakat.
3.3. Sifat Fisik,
a. sehat tubuh,
b. berpembawaan menarik, bersih, rapi (kemas)
c. penampilan watak menyejukkan.
MENETAPKAN
ENETAPKAN LANGKAH KE DEPAN
Pembinaan generasi muda yang akan mewarisi pimpinan berkualitas
wajib mempunyai jati diri, padu dan lasak, integreted inovatif. Langkah
yang dapat dilakukan adalah mengasaskan agama dan akhlak mulia
sebagai dasar pembinaan.
H Mas’oed Abidin 9
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
KESIMPULANNYA ;
Ajaran tauhid mengajarkan, agar kita senantiasa
menguatkan hati dengan iman dan taqwa, serta berperilaku
dengan akhlak mulia. Ketahuilah, bahwa Allah selalu beserta
orang yang beriman.
Dengan bermodal keyakinan tauhid ini, generasi terpelajar mesti
bangkit dengan pasti dan sikap yang positif.
a. Menjadi sumber kekuatan dalam proses pembangunan
b. Menggerakkan integrasi aktif,
c. Menjadi subjek dan penggerak pembangunan nagari dan
daerahnya sendiri.14
Sebagai penutup, mari kita lihat perubahan di tengah arus
globalisasi ini sebagai satu ujian, yang mendorong kita untuk selalu
dapat berbuat lebih baik.
ى
َّ صل
ََ ل الله ُ ْسو َُ ل َر َ قَا:ت ْ ََ ى الل ُهَ ع َنْهََا قَال
َ ض ِ ة َر َ شَ ِ ن عَائ ْ ََع
م ََ
ْ َ ل و ِ دْ بَ ع ْ ال بُ َْ و ُ ُن ذ ت
َْ َ ر ُ كث َا ذِ إ :م
َ
َّ
َ َ َه عَلَي ْ َهِ و
سل َ ُ الل
ل ابْتَل َه ُ الله عََّز َو
ِ م
َ َن الع َ م
ِ فُره َا ِّ َ ما يُك
َ ه ُ َن لْ ُ يَك
(ه )رواه أحمد ِّ َ ن لِيُك ُ ْ ل بِالَّ ج
ُ ْ فَرهَا عَن ِ حْز َ
Jika dosa manusia sudah terlalu banyak, sementara tidak ada
lagi amal yang bisa menghapuskannya. Maka Allah SWT
menguji mereka dengan berbagai kesedihan, supaya dosa-dosa
mereka terhapus. (HR. Ahmad [24077]. 15
H Mas’oed Abidin 10
Arti Penting Pendidikan Tinggi Menurut Agama dan Budaya Minangkabau
Ketika bangsa ini sedang meniti cobaan demi cobaan, di tengah arus
kesejagatan yang melanda, mari tanamkan keyakinan kuat, bahwa di
balik itu semua, pasti ada tangan kekuasaan Allah SWT, yang sedang
merancang sesuatu yang lebih baik untuk kita, sesudahnya ……. , (inna
ma'al 'ushry yusraa).
Sebagai bangsa kita mesti sadar bahwa apapun yang terjadi di alam
ini adalah atas kehendak dan izin Allah Yang Maha Kuasa.
Maka sikap terbaik dalam menghadapi ujian demi ujian ini, adalah
sabar pada terpaan awal kejadian dengan ridha.16
Mari kita tingkatkan kekuatan iman dan taqwa.
Amalkan akhlak mulia sesuai adat istiadat bersendi syarak.
Jaga ibadah dengan teratur, dan menguatkan diri sambil berdoa ;
Semoga Allah memberi kekuatan memelihara amanah bangsa ini dan senantiasa
mendapatkan redha-Nya.
A m i n.
H Mas’oed Abidin 11
1
Catatan Akhir
“Karatau madang di ulu, babuah babungo balun, marantaulah buyuang dahulu, dek di rumah
paguno balun.” Dan pelajaran yang berisi, “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian,
bersakit-sakit dahulu, bersenang kemudian”, telah mulai hilang, sehingga generasi sekarang
tumbuh menjadi generasi instant yang malas. Satu kekayaan merantau, di bawah tahun 1970-
an, umumnya generasi Minang merantau untuk menuntut ilmu dengan kerja sambilan
berdagang, agar terbentuk peribadi mandiri yang tidak memberati orang lain. Sekarang, kondisi
seperti itu, menurun tajam.
2
Pepatah Arab meyebutkan ل تنه عن خلق وتأتي مثله عار عليك اذا فعلت عظيمartinya, Jangan lakukan
perbuatan yang anda tegah, karena perbuatan demikian aibnya amatlah parah.
3
Lihat QS.3:145 dan 148, lihat juga QS.4:134, dan bandingkan QS.28:80.
4
Lihat QS.30:41
5
Melemahnya jati diri tersebab lupa kepada Allah atau hilangnya aqidah tauhid, lihat
QS.9:67, lihat juga QS:59:19.
6
Lihat QS.9:122, supaya mendalami ilmu pengetahuan dan menyampaikan peringatan
kepada umat supaya dapat menjaga diri (antisipatif).
7
Lihat QS.66:6 bandingkan dengan QS.5:105.
8
Lihat QS.4:58, selanjutnya dasar equiti (keadilan) adalah bukti ketaqwaan (QS.5:8)
9
QS.3:139 menyiratkan optimisme besar untuk penguasaan masa depan. Masa depan – al
akhirah – ditentukan oleh aktifitas amaliyah (QS.6:135) bandingkan dengan QS.11:93 dan
QS.11:121, bahwa kemuliaan (darjah) sesuai dengan sumbangan hasil usaha.
10
Lihat QS.9:105, amaliyah khairiyah akan menjadi bukti ditengah kehidupan manusia (dunia).
11
Lihat QS.4:9, mengingatkan penanaman budaya taqwa dan perkataan (perbuatan) benar.
12
Syakhshiyah didifinisikan sebagai organisasi dinamik sesuatu sistem psyikofisikal di dalam diri
seorang yang menentukan tingkah laku dan fikirannya yang khusus. Sistem psyikofisikal
merangkum segala unsur-unsur psikologi seperti tabiat, sikap, nilai, kepercayaan dan emosi,
bersama dengan unsur-unsur fisikal seperti bentuk tubuh, saraf, kelenjar, wajah dan gerak gerik
seseorang (G.W Allport, dalam ”Pattern and Growth in Personality”, lihat juga, Mok Soon Sang,
1994:1).
13
Syakhshiyah mempunyai tiga ciri keunikan dengan arti kebolehan atau kemampuan
untuk berubah dan di ubah; sebagai hasil pembelajaran atau pengalaman dan organisasi. Maka
syakhshiyah bukan sekadar himpunan tingkahlaku, tetapi melibatkan corak tindakan dan
operasi yang bersifat konsisten.
14
“wa man yattaqillaha yaj’allahuu makhrajan”(QS.65:2-3) Lihat pula QS.3:160, dan QS.47:7.
15
Berkata Imam al-Mundziri, rawi-rawinya terpercaya, lihat Kanzul Ummal Imam al-Hindi, nomor:
6787, Faidhul Qadir Imam al-Manawi nomor hadits: 838)
16
Dalam riwayat Imam Ahmad dilaporkan, bahwa ridha terhadap qadha’, tawakkal setelah
berusaha, syukur menghadapi nikmat, dan sabar atas bala’ (mushibah) adalah tuntunan
para Nabi (Syara’a man qablana) yang tetap dipelihara oleh Islam dan selalu ditekankan oleh
Rasulullah SAW dalam setiap tindakan keseharian.