Professional Documents
Culture Documents
Pergaulan masa mudanya amat luas, dan saling harga menghargai satu
sama lainnya, seperti layaknya satu penghidupan di dalam dongeng, saling
membantu dan saling menjaga rahasia. Kehidupan anak muda masa itu
dibumbui dengan berjudi, menyabung ayam, namun mereka ahli dalam
pencak dan silat.
1 H Mas’oed Abidin
Mengenang 100 Tahun Surau Inyik Djambek
Ilmu Falak
Namun, dari semua ilmu yang pernah didalami yang pada akhirnya yang
membuat Syekh Muhammad Djamil Djambek terkenal adalah tentang ilmu
falak. Di akhir masa studinya di Makkah, beliau sempat mengajarkan ilmu
falak, yang menjadi bidang spesialisasi beliau. Keahlian Muhammad Djamil
Djambek di bidang ilmu falak mendapat pengakuan luas di Mekkah. Oleh
sebab itu, ketika masih berada di tanah suci Ketika pembelajaran di Mekkah
(1896-1903), Muhammad Djamil mengajarkan ilmunya itu kepada para
penuntut ilmu dari Minangkabau yang belajar di Mekkah. Seperti, Ibrahim
2 H Mas’oed Abidin
Mengenang 100 Tahun Surau Inyik Djambek
Secara langsung
3 H Mas’oed Abidin
Mengenang 100 Tahun Surau Inyik Djambek
Tabligh
4 H Mas’oed Abidin
Mengenang 100 Tahun Surau Inyik Djambek
5 H Mas’oed Abidin
Mengenang 100 Tahun Surau Inyik Djambek
Organisasi
6 H Mas’oed Abidin
Mengenang 100 Tahun Surau Inyik Djambek
Selain itu, dia juga turut menghadiri kongres pertama Majelis Tinggi
Kerapatan Adat Alam Minangkabau tahun 1939. Yang tak kalah pentingnya
dalam perjalanan dakwahnya, pada masa pendudukan Jepang, Syekh
Muhammad Djambek mendirikan Majelis Islam Tinggi (MIT) berpusat di
Bukittinggi.
Wafat
Pada 30 Desember 1947 (18 Shafar 1366 H), Inyik Djambek wafat,
meninggalkan pusaka besar, wirid tsulasa (setiap hari Selasa), yang tetap
7 H Mas’oed Abidin
Mengenang 100 Tahun Surau Inyik Djambek
Beberapa bulan setelah itu, 26 Januari 1948 (14 Rabi’ul awal 1366
H), teman akrab Inyik Djambek dalam berdakwah, yakni Inyik Syekh Daud
Rasyidy, yang terkenal dengan panggilan Inyik Daud, ayah dari Buya HMD
Datuk Palimo Kayo, meninggal dunia di Surau Inyik Djambek di Tangah
Sawah ini, ketika beliau mengimami shalat maghrib, dan besoknya
dikuburkan di samping makamnya Inyik Djambek. Itulah sebabnya sampai
sekarang ini, kita dapati makam kembar di samping surau Inyik Djambek
ini.**
8 H Mas’oed Abidin