Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Pada suatu hari seorang guru fisika disebuah sekolah menengah menerangkan
kepada para siswanya bahwa hidup manusia tidak lain adalah proses
pembakaran. Mendengar keterangan sang guru itu, seorang siswa secara spontan
melontarkan suatu pertanyaan tajam yang bernada menggugat,”kalau begitu,
lalu apa artinya hidup manusia didunia ini?” (Frankl, dalam Koeswara, 1992).
1. Sikap masa bodoh terhadap hidup, yaitu suatu sikap yang menunjukkan
pesimisme dalam menghadapi masa depan hidupnya.
3. Pemikiran konformis dan kolektivis. Yaitu cenderung melebur dalam masa dan
melakukan aktivitas atas nama kelompok.
Pada intinya pemikiran inimencoba membuat asosiasi antara satu emosi dan yang
lain, emosi dan gejala tubuh, emosi dan lingkungan sekitar. Kelebihan cara
berfikir asosiatif adalah bahwa ia dapat berinteraksi dengan pengalaman dan
dapat terus berkembang melalui pengalaman atau eksperimen. Ia dapat
mempelajari cara-cara baru melalui pengalaman yang belum pernah dilakukan
sebelumnya, merupakan jenis pemikiran yang dapat mengenali nuansa
ambiguitas. Kelemahan dari otak EQ adalah variasinya sangat individual dan tidak
ada dua orang yang memiliki kehidupan emosional yang sama. Hal ini tampak
dari pernyataan “saya dapat mengenali emosi anda, saya dapat berempati
terhadapnya, tetapi saya tidak dapat memiliki emosi anda”.
Referensi: