You are on page 1of 33

SEL PEMBAKARAN OKSIDA PADAT (SOFC)

SEBAGAI ALTERNATIF PENGHASIL ENERGI LISTRIK

OLEH:

PUTU RUSDI ARIAWAN


0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
ABSTRAKSI

Dewasa ini krisis energi telah melanda negara-negara di dunia.


Kebutuhan akan energi listrik lebih besar dibandingkan jumlah energi listrik
yang dihasilkan dari generator pembangkit. Oleh karena itu, manusia berusaha
untuk membuat pembangkit listrik alternatif yang dapat menunjang kebutuhan
akan energi listrik yang semakin meningkat.
Sel pembakaran merupakan salah satu pembangkit listrik alternatif.
Terdapat berbagai jenis sel pembakaran, salah satunya adalah sel pembakaran
oksida padat atau Solid Oxide Fuel Cell (SOFC). Penggunaan SOFC saat ini
masih cenderung terbatas pada dunia industri saja. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya pengetahuan akan SOFC.
Komponen utama penyusun SOFC terdiri atas Katode, Anode, dan
elektrolit. Keuntungan dari penggunaan SOFC adalah dapat digunakan pada
suhu yang tinggi (mencapai 1000 K) dan mampu menghasilkan output berupa
tegangan tinggi (hingga 1 kW).

PUTU RUSDI ARIAWAN i


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat Beliaulah paper yang berjudul “ANALISIS SISTEM SEL
PEMBAKARAN OKSIDA PADAT SEBAGAI ALTERNATIF PENGHASIL
ENERGI LISTRIK“ dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan moral maupun material sehingga paper ini dapat tersusun dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa paper yang telah terselesaikan ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi isi, teknis, maupun bahasa. Oleh karena itu, penyusun
terbuka untuk menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan
selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap semoga paper ini ada manfaatnya bagi
seluruh pihak

Denpasar, Agustus 2010

Penyusun

PUTU RUSDI ARIAWAN ii


DAFTAR ISI

Absraksi ............................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
Daftar Gambar................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................. 2
1.5 Ruang Lingkup.................................................................................. 2
1.6 Penjelasan Istilah............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sel Pembakaran (Fuel Cell) .............................................................. 4
2.2 Sel Pembakaran Oksida Padat (SOFC) ............................................. 5
2.3 Pilihan Komponen Struktural SOFC................................................. 6
2.4 Teori Keseimbangan Penunjang Termodinamika............................. 8

BAB III METODE PENULISAN


3.1 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 11
3.2 Prosedur Pengolahan Data .............................................................. 11
3.3 Aspek Yang Dikaji.......................................................................... 11
3.4 Prosedur Mengambil Simpulan....................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA


4.1 Komponen & Operasi Elektrokimia Pada SOFC........................... 12

PUTU RUSDI ARIAWAN iii


4.1.1 Komponen Elektrokimia SOFC ............................................. 12
4.1.2 Operasi SOFC : Oksidasi Elektrokimia Dari Hidrogen ......... 12

4.2 Karakteristik Arus Dan Tegangan Pada SOFC............................... 13


4.3 Daya Maksimum Pada SOFC ........................................................ 15
4.4 Efisiensi Pada SOFC ..................................................................... 19
4.4.1 Thermodynamic Efficiency (  T ) ........................................... 19
4.4.2 Voltage Efficiency (  V )......................................................... 19

4.4.3 Current Efficiency (  J ) ......................................................... 20


4.5 Potensial Gibbs Dan Nernst Pada SOFC ........................................ 21

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................ 24
5.2 Saran............................................................................................... 25

Daftar Pustaka ................................................................................................. 26

PUTU RUSDI ARIAWAN iv


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan sel pembakaran yang menunjukkan reaksi elektrokimia pada


elektroda dan elektron & arus ion……............………………...……......13
Gambar 2. Grafik Karakteristik SOFC I-V…………………………………..…......14
Gambar 3. Karakteristik Arus dan Tegangan daripada Substrat Pendukung SOFC
(1073 K , bahan bakar 97% H2 setelah Chan 2001)…………...………..15
Gambar 4. Sumber atas Rugi tegangan pada Substrat Pendukung SOFC (1073 K
Bahan bakar 97% H2 setelah Chan 2001)……………………...…...……15
Gambar 5. Proses aliran konstan diantara membran sel pembakaran……….…........16
Gambar 6. Potensial Nernst dan Gibbs dari H2 saat 1 bar…………………….....…..23
Gambar 7. Pengaruh tekanan terhadap Potensial Nernst saat oksidasi H2………......23

PUTU RUSDI ARIAWAN v


BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Dewasa ini krisis energi telah melanda negara-negara di dunia. Kebutuhan
akan energi listrik lebih besar dibandingkan jumlah energi listrik yang dihasilkan
dari generator pembangkit. Oleh karena itu, manusia berusaha untuk membuat
pembangkit listrik alternatif yang dapat menunjang kebutuhan akan energi listrik
yang semakin meningkat.
Salah satu dari penghasil energi listrik alternatif adalah sel pembakaran (Fuel
Cell). Salah satu sel pembakaran yang dapat digunakan sebagai pembangkit pada
tegangan yang tinggi dinamakan sel pembakaran oksida padat atau yang dikenal
dengan sebutan Solid Oxide Fuel Cell atau SOFC. SOFC merupakan pembangkit
listrik alternatif yang memiliki keuntungan lebih dibanding pembangkit listrik
alternatif lainnya. SOFC menggunakan teknologi bebas polusi serta memilki efisiensi
[4]
tinggi sehingga dapat bekerja pada suhu dan tegangan tinggi (1 kW atau lebih) .
Penggunan SOFC dewasa ini masih terbatas pada dunia industri saja, padahal SOFC
bisa digunakan pada lingkup yang lebih luas seperti APU pada pendingin truk.
Terbatasnya penggunaan SOFC pada lingkup yang lebih luas salah satunya
disebabkan minimnya pengetahuan tentang SOFC itu sendiri. Karena itulah penulis
mengangkat “SEL PEMBAKARAN OKSIDA PADAT (SOFC) SEBAGAI
ALTERNATIF PENGHASIL ENERGI LISTRIK“ menjadi paper untuk
memperkenalkan SOFC pada lingkup yang lebih luas.

1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka penulis
mendapatkan rumusan masalah:
1. Apa saja komponen dan operasi dalam SOFC ?
2. Bagaimanakah karakteristik arus dan tegangan dalam SOFC ?

PUTU RUSDI ARIAWAN 1


3. Berapakah perumusan daya maksimum yang dapat dicapai pada SOFC ?
4. Bagaimanakah perumusan efesiensi yang berlaku pada SOFC ?
5. Bagaimanakah perumusan potensial Gibbs dan Nernst pada SOFC ?

1. 3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan daripada penulisan paper ini adalah :
1. Tujuan Umum
Memberikan tambahan pengetahuan mengenai Solid Oxide Fuel Cell (SOFC)
atau Sel Pembakaran Oksida Padat.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui komponen dan operasi yang berlaku dalam SOFC.
2. Untuk mengetahui kerakteristik arus dan tegangan dalam SOFC.
3. Untuk mengetahui perumusan daya maksimum yang dapat dicapai pada
SOFC.
4. Untuk mengetahui perumusan efesiensi yang berlaku pada SOFC.
5. Untuk mengetahui perumusan potensial Gibbs dan Nernst padam SOFC.

1. 4 Manfaat Penulisan
1. Mengenalkan kepada masyarakat tentang apa yang disebut dengan sel
pembakaran oksida padat serta teori-teori penunjang daripada sistem dalam
sel itu sehingga dapat beroperasi.
2. Memberikan solusi kepada masyarakat, mengenai penggunaan sumber energi
listrik alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di era
krisis ini.
3. Menambah pengetahuan penulis mengenai teknologi penghasil energi listrik
alternatif, khususnya sel pembakaran oksida padat.

1. 5 Ruang Lingkup
Pada paper ini, penulis hanya membahas mengenai analisa teori tentang
sistem pada sel pembakaran oksida padat (Solid Oxide Fuel Cell / SOFC) yang mana

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


pembahasan hanya terbatas pada analisa tentang komponen SOFC, karakteristik arus
dan tegangan pada SOFC, daya maksimum dari SOFC, efisiensi SOFC, serta
Potensial Gibbs dan Nernst pada SOFC.

1. 6 Penjelasan Istilah
Analisa : Penyelidikan suatu peristiwa untuk mengetahui apa sebab-
sebabnya , bagaimana duduk perkaranya , dsb.
Sistem : Cara atau metode yang tertatar untuk melakukan sesuatu.
Sel : Petak pada baterai yang berisi bahan-bahan untuk mengadakan
listrik.
Pembakaran : Hal (cara, pembuatan, dsb) membakar.
Oksida : Persenyawaan asam unsur lain.
Alternatif : Satu pilihan diantara dua kemungkinan.
Energi : Daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan
berbagai kegiatan.
Listrik : Daya atau kekuatan yang ditimbulkan karena adanya
pergesekan atau dapat terjadi melalui proses kimia.

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Sel Pembakaran (Fuel Cell).


Sel Pembakaran (Fuel Cell) merupakan alat ektrokimia yang serupa dengan
baterai, tetapi perbedaannya adalah sel pembakaran ini dirancang untuk dapat diisi
kembali secara berkesinambungan setelah reaktan didalamnya habis. Misalnya
menghasilkan energi listrik dari pemasukan bahan bakar secara eksternal, kebalikan
dari baterai yang hanya memiliki penyimpanan energi internal yang terbatas.
Komponen khusus reaktan yang digunakan dalam sel pembakaran adalah
hidrogen pada Anode dan oksigen pada Katode (sel hidrogen). Perbedaannya, baterai
konvensional memakai bahan komponen reaktan padat, dan jika suatu ketika
komponen reaktan ini habis, harus dibuang, atau diisi kembali dengan cara disetrum
dengan energi listrik, untuk menjalankan kembali reaksi kimianya, atau seperti teori,
dengan mengganti elektrodanya. Tetapi dalam sel pembakaran, reaktan mengalir ke
dalam dan hasil reaksi mengalir keluar, dan reaksi ini akan terus berlanjut selama sel
ini tetap dirawat/diisi ulang.
Sel pembakaran juga menarik karena dalam beberapa aplikasi memiliki
efisiensi tinggi dan polusi yang rendah. Satu-satunya hasil sampingan suatu reaksi
dalam sel pembakaran hidrogen yang berupa uap air.
Beberapa aplikasi daripada sel pembakaran yang telah ada saat ini meliputi:
1. Baseload pada pembangkit listrik
2. Penyedia listrik dalam keadaan darurat
3. Tempat penyimpan energi pada jaringan tertutup
4. Barang elektronik portabel
5. Kendaraan bertenaga listrik
6. Sumber energi pada telepon seluler

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


Beberapa jenis dari sel pembakaran (fuel cell) antara lain:
- Photon-exchange Fuel Cell / Polymer Elektrolit Membrane Fuel Cell (PEM /
PEMFC) / Sel pembakaran pertukaran proton
- Reversible Fuel Cell (RFC) / Sel pembakaran bolak-balik
- Direct-methanol Fuel Cell (DMFC) / Sel pembakaran methanol langsung
- Direct Borohydride Fuel Cell / Sel pembakaran Borohidrid Langsung
- Solid-Oxide Fuel Cell (SOFC) / Sel pembakaran Oksida Padat
- Molten-carbonate Fuel Cell (MCFC) / Sel pembakaran Karbonat Larut
- Phosphoric-acid Fuel Cell (PAFC) / Sel pembakaran Asam Fosfor
- Alkaline fuel cell (AFC) / Sel pembakaran Alkaline

2. 2 Sel Pembakaran Oksida Padat (SOFC).


SOFC atau Solid Oxide Fuel Cell (sel pembakaran oksida padat)
dimaksudkan sebagian besar untuk aplikasi keperluan dengan suatu keluaran 1 kW
[2]
atau lebih besar ( pada pembangkit tenaga listrik) . SOFC bekerja pada temperatur
sangat tinggi (beberapa pada 1000ºC), dan gas keluarannya dapat digunakan untuk
menembak suatu turbin gas sekunder untuk meningkatkan randemen elektris.
Efisiensi bisa menjangkau sebanyak 70% di dalam sistem bastar ini. Di dalam sel ini,
ion oksigen ditransfer melalui suatu elektrolit material oksida padat pada temperatur
tinggi untuk bereaksi dengan hidrogen pada sisi anode. Dalam kaitan dengan
operasinya pada temperatur yang tinggi, SOFC tidak memerlukan penggunaan
katalisator mahal, seperti yang digunakan pada Proton-Exchange Fuel Cell (platina).
SOFC tidak dapat dicemari oleh karbon monoksida dan ini membuatnya sebagai
bahan bakar yang fleksibel. Sel pembakaran oksida padat yang sampai saat ini sudah
sudah dioperasikan antara lain metana, propana, butana, gas hasil fermentasi, gas
biomassa dan uap cat. Bagaimanapun, komponen belerang yang terdapat di dalam
bahan bakar harus dipisahkan sebelum mencemari sel, tetapi hal ini dapat dengan
dengan mudah dilaksanakan di dalam lapisan batubara aktif atau oleh suatu penyerap
yang terbuat dari seng.

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


Sejak SOFC dibuat dari material keramik , menjadikannya cenderung untuk
menjadi lebih rapuh sehingga tidak sesuai untuk ditempatkan pada komponen
kendaraan. Lagipula, pemuaian suhu memerlukan ketetapan serta ketahanan terhadap
proses pemanasan saat menghidupkan / startup, hal itu akan menyebabkan startup
akan memakan waktu yang cukup lama, mungkin akan diperlukan 8 jam atau lebih,
walaupun ukuran micro-tubular dapat memberikan selang waktu startup yang lebih
lama. Riset yang sedang berlangsung sekarang menunjukkan bahwa temperatur
terendah SOFC (600oC) akan dapat menurunkan harga kebutuhan material, yang
mana akan memungkinkan penggunaan material dari metal dengan sifat mekanis dan
penghantar suhu lebih baik. Riset juga berlangsung untuk dapat mengurangi waktu
startup yang akan diterapkan pada komponen kendaraan yang menggunakan SOFC.
Dalam kaitan dengan fleksibilitas bahan bakar, akan dapat secara bertahap
menggantikan diesel, dan hal ini akan menjadikan SOFC begitu penting seperti
penggunaannya sebagai Auxiliary Power Unit (APU) pada pendingin truck [2].
Berbeda dengan hampir semua jenis sel pembakaran, SOFC mempunyai
berbagai bentuk dan ukuran. Bentuk planar memiliki lapisan khusus dalam berbagai
jenis ukuran yang digunakan oleh sebagaian besar jenis sel pembakaran, dimana
lapisan elektrolit di antara elektroda. SOFC juga dapat dibuat dalam bentuk pipa
(tabung) dimana setiap udara atau bahan bakar akan mengalir di dalam tabung dan
gas lainnya melewati bagian luar dari tabung. Bentuk tabung menguntungkan karena
lebih mudah untuk membatasi dan memisahkan bahan bakar dari udara dibandingkan
dengan bentuk planar. Kualitas dari yang berbentuk planar lebih menguntungkan
daripada yang berbentuk tabung, karena yang berbentuk planar memiliki resistansi
yang lebih rendah dibandingkan dengan yang berbentuk tabung.

2. 3 Pilihan Komponen Struktural SOFC


2. 3. 1 Pilihan Rancangan
Suatu cara untuk mengambil keputusan dalam mendesain proses
pengembangan SOFC adalah metode pilihan struktural pendukungnya. Tiga tipe yang
secara khusus diuraikan dalam literatur yaitu, Anode Supported, Cathode Supported,

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


dan Electrolyte Supported, artinya bahwa ketebalan lapisan yang ditingkatkan
sedemikian rupa, yang akan menyediakan suatu struktur yang kuat pada lapisan
lainnya yang terikat. Ada suatu desain yang lain, yang disebut Substrate Supported,
dimana suatu modul yang kuat dihasilkan dari suatu substrat aktif yang bersifat non
elektrokimia, ke dalam suatu lapisan tipis dari komponen elektrokimia
[2]
(electrochemical membrane) yang diletakkan . Sedikit agak membingungkan, pada
literatur desain jenis ini dikenal sebagai Anode atau Cathode Support (tergantung
oleh elektroda mana yang berhubungan dengan substrat). Dalam hal ini substrat
dikenal sebagai Anode / Katode dan bagian substrat Anode / Katode dari membran
elektrokimia dikenal sebagai lapisan aktif Anode / Katode.
Rancangan Electrolyte Support sangat baik hanya pada suhu operasi yang
tinggi (1273 K) berdasarkan tingginya Hambatan-Ohm dari material elektrolit yang
tinggi pada suhu yang lebih rendah [3].
Seperti halnya Hambatan-Ohm yang rendah, rancangan Electrode Supported
diharapkan mempunyai manfaat yang ditambahkan pada aktivasi polarisasi yang
lebih rendah, terutama saat gabungan elektroda yang dibentuk dibiarkan untuk
dipadatkan pada daerah reaksi. Masalah yang dihadapi oleh perancang elektroda
pendukung SOFC, adalah konsentrasi polarisasi yang tinggi sebagai perlawanan dari
perpindahan gas melalui penyerapan elektroda yang berlebihan. Ini ditunjukkan
dengan nilai perembesan dari elektroda yang berlebihan, contohnya dimana suatu
perembesan substrat yang tinggi dan penyerapan lapisan aktif anode yang rendah
pada rancangan Rolls-Royce.

2. 3. 2 Desain Yang Dipilih.


Westinghouse SOFC adalah rancangan Cathode Supported, dimana integritas
mekanismenya disediakan pada ketebalan 2 mm dari sisi udara elektroda. Rolls-Royce
SOFC adalah Anode-Side Substrate Supported, dengan struktur pendukung yang
disediakan pada modul substrat keramik dimana anode terikat [3].

PUTU RUSDI ARIAWAN 7


2. 4 Teori Keseimbangan Penunjang Termodinamika.
Analisis reaksi elektrokimia yang berlangsung di dalam SOFC pada keadaan
seimbang memberikan penentuan potensial listrik antara anode dan katode pada
[3]
tahapan gas yang secara langsung dari kondisi sel dan wujud komponen reaktan .
Keadaan itu mengungkapkan untuk memperoleh potensi adalah serupa untuk
memperoleh dengan mempertimbangkan ‘ Aliran stasioner’ operasi SOFC di bawah
kondisi ideal. Persetujuan ini diharapkan berlaku ketika operasi ideal SOFC
mengasumsikan quasi-equilibrium (adalah suatu aliran stasioner, tetapi orang
menganggap untuk dapat mengabaikan bahwa berawal dari keadan seimbang).
Keuntungan dari analisis unsur adalah bahwa itu dapat memperluas pengetahuan
untuk mempertimbangkan karakteristik yang tidak seimbang yang dinamakan
pengaktifan polarisasi.
Sebelum mempertimbangkan perhitungan SOFC perumusan berikut dapat
digunakan untuk memperjelas perumusan dan teori yang mana nantinya digunakan di
dalam analisis elektrokimia. Perhitungan suatu reaksi kimia umum dalam keadaan
seimbang:
aA + bB +… kK + lL +… (1)
Di mana, semua jenis diasumsikan untuk tidak mempengaruhi. Gunakan konsep
potensi kimia [3] reaksi ini dapat diwakili seperti berikut:

v M
i
i i 0 (2)

Di mana, vi menjadi koefisien stoikiometri, nilai positif untuk RHS dan yang negatif
untuk LHS (suatu konvensi bebas) dan Mi massa dari komponen reaktan dan produk.
Teori Thermodynamic menunjukkan bahwa kondisi untuk keseimbangan dari
reaksi ini adalah:

v 
i
i i =0 (3)

Di mana, µi menjadi potensial kimia per mole dari jenis i. Sekarang, jika sebagian
dari jenis bernilai, kondisi keseimbangan diubah dan itu dapat ditunjukkan menjadi:

 v (
i
i i  z i F )  0 (4)

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


Dimana F adalah ketetapan Faraday (berharga elektronik * kode Avogadro), z i
merupakan kode dari harga dari setiap jenis dan  merupakan potensial listrik dalam
setiap fase dimana setiap jenisnya berada. Massa  = (  i  z i F ) merupakan
potensial elektro kimia per mol ( notasinya sangat bervariasi ).
Untuk gas ideal, potensial kimianya didapat dengan rumusan:

 (T , p)   0 (T )  RT ln p p  (5)
 0

dengan ketentuan p 0 = 1 bar. Karenanya  0 (T ) merupakan potensial kimia per mol


dari sebuah gas ideal pada tekanan 1 bar. Perumusan fungsi itu hanya jika
dipengaruhi oleh suhu.
Di dalam campuran gas ideal, potensial kimia dari tiap jenis adalah tetap dan
pengaruh tekanannya yang diatur oleh sebagian tekanannya, adalah:

dimana adalah tekanan pada campuran; xi adalah fraksi mol dari komponen
I; dan adalah potensial kimia per mol dari berat bersih komponen i pada tekanan
1 bar.
Penerapan pada SOFC saat kondisi seimbang, tidak ada arus yang mengalir
melewati elektrolit karenanya:
1. Fraksi mol O2 gas adalah tetap melalui katode
2. Konsentrasi ion O2 adalah tetap melalui elektrolit
3. Fraksi mol gas H2 dan H2O adalah tetap melalui anode
Elektrolit katoda menghubungkan separuh reaksi:

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


karena seimbang, maka:

penggabungannya memberikan:

Pada elektrolit anode yang menggabungkan separuh reaksi:

saat seimbang, maka:

dan penggabungannya menghasilkan:

Perbedaan potensial elektrik antara anode dan katode dapat dinyatakan sebagai
berikut [4]:

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


BAB III
METODE PENULISAN

3. 1 Prosedur Pengumpulan Data


Data yang digunakan penulis pada penyusunan ini dikumpulkan dengan cara
studi kepustakaan. Dengan menggunakan sumber dari buku, encyclopedia, internet,
serta sumber-sumber lainnya yang mendukung judul paper ini sehingga data yang
tersusun sesuai dengan fakta yang didapatkan dari sumber tersebut.

3. 2 Prosedur Pengolahan Data


Tahap-tahap pengolahan data meliputi:
1. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan topik penelitian dari berbagai
sumber literatur.
2. Menyunting data sesuai dengan judul penulisan untuk mengurangi kesalahan.
3. Menyusun data yang telah terseleksi secara sistematika .
4. Mengambil simpulan atas jawaban rumusan masalah.

3. 3 Aspek Yang Dikaji


Menganalisa tentang sistem yang bekerja pada Sel Pembakaran Oksida Padat
secara teoritis, antara lain: komponen & operasi elektrokimia, karakteristik arus &
tegangan, efesiensi, dan Potensial Gibbs & Nernst pada sel tersebut.

3. 4 Prosedur Mengambil Simpulan


Simpulan yang diambil tidak terlalu luas, jelas, dan merupakan jawaban dari
permasalahan serta tidak menyimpang dari rumusan masalah.

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

4. 1 Komponen & Operasi Elektrokimia Pada SOFC


4. 1. 1 Komponen Elektrokimia SOFC
Solid Oxide Full Cell (Sel Pembakaran Oksida Padat) mempunyai tiga prinsip
komponen elektrokimia :
1. Katode : Pada sisi udara pada Elektroda, di mana oksigen dari udara berpisah
secara elektrokimia untuk menghasilkan ion oksigen.
2. Anode : Elektroda pada sisi bahan bakar, di mana ion oksigen dari katode
secara elektrokimia dikombinasikan dengan hidrogen dari bahan bakar untuk
membentuk air.
3. Elektrolit : Koduktor terpilih yang mana berfungsi sebagai suatu penghalang
pada pengangkutan gas tetapi mengkonduksi ion oksigen. Pada elektrolit di
elektrode akan membatasi reaksi elektrokimia yang berlangsung.

Elektrolitnya berupa zat padat yang tidak mengandung metal oksida fosfor,
biasanya Yttria (Y2O3) yang lebih stabil daripada Zirconia (ZrO2). Sel dapat beroprasi
pada suhu 6500C hingga 10000 C, dimana efesiensi konduksi saat reaksi anoda
dengan ion oksigen sedang berlangsung. Biasanya anode terbuat dari cermet (Co-
ZrO2) atau Ni-ZrO2 dan katode terbuat dari Sr- LaMnO3.

4. 1. 2 Operasi SOFC : Oksidasi Elektrokimia Dari Hidrogen


Reaksi elektrokimia berlangsung hanya pada alat penghubung antara
elektroda dan elektrolit (lapisan penghubung ini dapat dipadatkan dengan pengolahan
yang sesuai). Disediakan untuk sebuah sel pembakaran dengan metana, tiga reaksi
yang mungkin: oksidasi langsung metana, oksidasi karbon monoksida dan oksidasi
hidrogen. Kebanyaan sel pembakaran dirancang untuk oksidasi hidrogen, karena
reaksi hidrogen mempunyai energi kinetik yang lebih. Karenanya tingkat dari reaksi

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


lain akan lebih kecil dan pada perkiraan awalnya dapat meleset. Selama reaksi
oksidasi hidrogen, ion oksigen dari arus oksidiser dibebaskan antara penghubung
elektrode dan elektrolit. Ketika melewati elektrolit menuju penghubung antara anode
dan elektrolit yang mana akan direaksikan dengan ion hidrogen dan akan dibebaskan
dalam bentuk air.
Gambar 1 adalah bagan penampakan suatu sel reaksi elektrokimia yang
konstituen, penempatan mereka dan arus ion dan elektron
Keseluruhan reaksi adalah:

Gambar 1. Bagan sel pembakaran yang menunjukkan reaksi elektrokimia pada elektroda
dan elektron & arus ion.

4. 2 Karakteristik Arus Dan Tegangan Pada SOFC


Kombinasi persamaan untuk masing-masing dari gejala yang dilibatkan di
dalam potensi sel menimbulkan karakteristik SOFC I-V . Suatu format umum, kunci
utama gejala ditunjukkan pada gambar 2.

PUTU RUSDI ARIAWAN 13


Gambar 2. Grafik Karakteristik SOFC I-V

Penggambaran keadaan yang jelas ditunjukkan di dalam Gambar 2 adalah biasanya


tidak terlihat pada data percobaan, itu tergantung atas magnetudo relatif dari disain
sel dan parameter operasional. Sebagai contoh, di dalam SOFC temperatur operasi
yang tinggi berarti efek pengaktifan itu kecil.
[3]
Survei Lapangan Chan et al sampai saat ini sudah memproduksi suatu
lengkap model polarisasi dari suatu SOFC dan menyediakan data relevan untuk
keduanya, yakni mengenai elektrolit dan anode yang mendukung suatu sel. Di dalam
penelitian pada SOFC I-V kurva selalu linier, tidak satupun menunjukkan mengenai
karakteristik .
[3]
Kim et al sudah melaksanakan berkali-kali analisis efek polarisasi secara
mendalam, termasuk percobaan dan pemastian model teoritis data percobaan. Di
dalam penelitiannya karakteristik dari kurva Gambar 2 adalah nyata, bagaimanapun
penjelasan tidaklah sesederhana seperti tersebut di atas untuk diikuti. Hasil penelitian
diperlihatkan pada Gambar 3 & 4. Tampilan ini memperlihatkan suatu substrat yang
mendukung sel (elektroda tipis & elektrolit) pada 1273 K dengan 50% H2 sebagai
bahan bakar tanpa pengaktifan maupun efek konsentrasi polarisasi.

PUTU RUSDI ARIAWAN 14


Gambar 3. Karakteristik Arus dan Tegangan daripada Substrat Pendukung SOFC
(1073 K , bahan bakar 97% H2 setelah Chan 2001).

Gambar 4. Sumber atas Rugi tegangan pada Substrat Pendukung SOFC


(1073 K Bahan bakar 97% H2 setelah Chan 2001)

4. 3 Daya Maksimum Pada SOFC


Dimana analisis dari SOFC mengikuti suatu analisis oksidasi hidrogen, ion
oksigen yang terkonduksi dalam membran elektrokimia sel pembakaran, yang mana
menentukan daya elektrokimia maksimum yang dapat digambarkan dari sel.
Penerapan membran elektrokimia di dalam operasi yang berlangsung secara terus-
menerus (Gambar 5). Penerapan hukum termodinamika yang pertama atas ketetapan

PUTU RUSDI ARIAWAN 15


Steady Flow Energy Equation (SFEE) dan mengeluarkan hukum yang kedua dalam
wujud Dalil Daya Maksimal yang mengijinkan keluaran daya maksimum agar dapat
ditentukan.

Gambar 5. Proses aliran konstan diantara membran sel pembakaran.

Pada Gambar 5, aliran molar keseluruhan dari suatu reaksi elektrokimia


menghasilkan komposisi timbal balik yang tetap diantara membran.
Berikut adalah reaksi yang memenuhi:

Fluks molar (per mol H2) semestinya:

Gas lain (seperti N2 pada udara dan CO2) pada bahan bakar mungkin dapat
digunakan, tetapi diantaranya tidak dilibatkan dalam reaksi elektrokimia dan tidak
dapat menembus untuk memasuki membran. Gas-gas tersebut tidak dapat dilibatkan
dalam SFEE, sehingga SFEE:

dimana Q dan W adalah tranfer panas dalam volume kontrol dan tranfer daya diluar
volume kontrol, berturut-turut. Dan h adalah lambang (molar) entalpi dari reaktan dan
produk.

PUTU RUSDI ARIAWAN 16


Jika proses berlangsung terbalik sehingga W = Wmax (teorema daya
maksimum) maka perumusan untuk hukum kedua adalah:

dimana T merupakan temperatur disaat panas ditransfer menuju sistem dan s adalah
lambang (molar) entropi dari reaktan dan produk.
Penggabungan daripada perumusan 2 dan 3 menghasilkan:

perlakuan ini haruslah merupakan perlakuan elektrokimia, dimana tidak ada


perlakuan yang mungkin di dalam aliran yang tetap terhadap lingkungan pada
temperatur T. Sehingga dianggap semua gas tidak stabil. Daya elektrokimia yang
maksimum per mol H2 dijelaskan pada rumusan (5) berikut:

dianggap semua gas adalah tidak stabil sehingga:

Rumusan (5) menjelaskan output daya maksimum. Berikutnya adalah sedikit


langkah-langkah perhitungan tambahan untuk memberi hasil dalam kaitan dengan
jumlah yang ada. Dimana pantas mempertimbangkan keuntungan di dalam
menggunakan persamaan yang dapat menghentikan dampak pada daya maksimum
dalam bahan bakar dan komposisi oksida dimana dilambangkan dengan variabel.
Pemisahan entropi suhu ke dalam tekanan standar (p0 = 1 bar) dan suhu sistem
tekanan (persamaan 6):

PUTU RUSDI ARIAWAN 17


Sekarang menggunakan persamaan tersebut dalam mengubah entropi pada
persamaan gas ideal ( yang diperoleh dari persamaan hubungan gas ideal ).

dimana adalah pengganti fungsi Gibbs untuk 1 mol H2 pada temperatur T


ketika semua reaktan dam produk memasuki dan melewati p0 = 1 bar, R adalah
konstanta gas universal.
Penggabungan menggunakan hukum Log:

Pernyataan pertama berisi daya maksimum untuk sebuah hipotesis reaksi dimana
tekanan parsial diantara reaktan dan produk adalah 1 bar, seperti yang hanya bisa
dicapai jika H2O dipindahkan sepanjang tempat pada membran dan tidak ada dilutent
gas yang mencampuri dan istilah yang kedua meliputi entropy perubahan dalam
kaitan dengan pencampuran air produk dengan komponen reaktan hidrogen (istilah
ini juga menunjukkan efek tambahan dilutents gas).
Analisis yang sama untuk persoalan karbon monoksida (9) dan oksidasi
metana (10), menghasilkan:

PUTU RUSDI ARIAWAN 18


4. 4 Efisiensi Pada SOFC
Efisiensi SOFC dapat dibagi menjadi tiga macam: Thermodynamic Efficiency
(sifat intrinsik bahan bakar), Voltage Efficiency (kemampuan untuk menyediakan
voltase yang ideal) dan Current Efficiency (kemampuan untuk menggunakan bahan
bakar yang disediakan).
 SOFC   T   V   I

4. 4. 1 Thermodynamic Efficiency (  T )
Efisiensi maksimum ditentukan oleh sifat intrinsik bahan bakar. Ditunjukkan
dengan kemampuan pengoksidasian secara elektrokimia suatu bahan bakar dan pada
beberapa bahan bakar pengoksidasian secara elektrokimianya dapat lebih
menguntungkan daripada yang lain. Thermodynamic Efficiency dirumuskan sebagai:
G T S
T   1 (15)
H H
Dimana H adalah entalpi reaksi; S adalah perubahan entropi reaksi; dan
G adalah perubahan fungsi Gibbs pada reaksi. Jika H dijadikan H 0 (pada 298K),
ini merupakan Hukum Pertama Efisiensi Konvensional. Gambar 1 menunjukkan
untuk penggunaan bahan bakar secara umum, seperti Hidrogen dan Karbon
Monoksida ( H negatif dan S negatif), efisiensi thermodinamik <1, tetapi untuk
bahan bakar lainnya seperti metana, efisiensi termodinamiknya >1 secara teori
memungkinkan.

4. 4. 2 Voltage Efficiency (  V )
Voltase operasi dari suatu sel selalu kurang dari nilai maksimum menurut
teori, dengan demikian voltage efficiency dituliskan sebagai:
E
v  (1)
Er
Dimana, E adalah tegangan operasi sel dan Er adalah voltase reversible. Dengan
catatan bahwa Er biasanya lebih besar dibandingkan tegangan sirkuit terbuka

PUTU RUSDI ARIAWAN 19


sebagaimana yang telah terukur. tegangannya dapat diperoleh setelah diketahui
kerugian yang disebabkan oleh kebocoran gas, reaksi samping, dan lainnya.
Perbedaan antara tegangan operasi (yang meliputi reaksi kinetik) dan voltase
reversible (yang merupakan suatu kwantitas thermodynamik murni) termasuk
polarisasi, tegangan berlebih, atau potensial berlebih dan ditulis sebagai , dimana:

  ER  E (2)
Total Polarisasi dari sel dapat dibagi menjadi empat komponen, antara lain:
perpindahan muatan, atau aktivasi polarisasi ( A ), difusi atau konsentrasi polarisasi

( D ), reaksi polarisasi (  R ), dan hambatan atau Ohmic Polarisation (   ), dimana:

   A   D   R   (3)
Suatu kurva IV secara teoritis ditunjukkan dalam Gambar 2. Pada kenyataannya,
meskipun tidak satupun pengaruh ini dapat dihilangkan, semua dapat diminimalisasi
dengan material pilihan yang sesuai ukuran dan kondisi-kondisi lainnya.

4. 4. 3 Current Efficiency (  J )
Efisiensi berkurang jika tidak semua komponen reaktan dikonversi menjadi
hasil reaksi, atau jika beberapa elektron dilibatkan dalam reaksi lain, seperti
terjadinya karat. Untuk konversi 100% dari sel jF, dijelaskan pada Hukum Faraday:
df
j R  zF
dt
Dimana f adalah jumlah bahan bakar yang tersedia (mol), z adalah jumlah elektron
yang dipindahkan per molekul bahan bakar, dan F adalah konstanta Faraday yaitu
muatan yang dipindahkan per mol elektron. Untuk konversi yang tidak sempurna
yang dihasilkan oleh kerapatan arus sel, dirumuskan sebagai:
 df 
j  zF  
 dt  consumed
Dengan demikian, Current Efficiency dituliskan sebagai:
j
j 
jF

PUTU RUSDI ARIAWAN 20


Pada sel pembakaran, unsur utama dari current efficiency adalah penghematan
bahan bakarnya. Semenjak penghematan bahan bakar tingkat tinggi pada sel
pembakaran biasa dan SOFC khususnya, mengakibatkan konsentrasi polarisasi yang
sangat tinggi, bahan bakarnya dapat bebas dioperasikan dengan penghematan yang
kurang dari 100%. Hal yang berkaitan tentang efisiensi saat ini timbul karena adanya
kebocoran gas, dan konduktivitas listrik dari suatu elektrolit.

4. 5 Potensial Gibbs Dan Nernst Pada SOFC


Potensial Gibbs dan Nernst adalah perumusan tegangan sel yang berasal dari
hubungan kebalikan hukum termodinamik, yaitu tidak mempertimbangkan reaksi
kinetik. Setelah yang ditentukan keluaran nilai daya maksimum dari suatu SOFC,
potensi Gibbs dan Nernst dapat ditentukan dengan menghitung arus yang tersedia dan
menyamakan daya elektrokimia maksimum yang dilakukan oleh sel untuk
menghasilkan energi menuju circuit eksternal.
Berikut merupakan reaksi pada anode dimana elektron dibawa menuju circuit
eksternal:

Kemudian 2 elektron bereaksi melepaskan molekul H2, menghasilkan:


Muatan total per mol H2 = 2 x Na x qe = 2 x F (10)
Dimana:
NA adalah bilangan Avogadro (satuannya molekul/mol)
qe adalah muatan elektron (Coulomb)
F adalah konstanta Faraday (Coulomb/mol)
Persamaan elektrokimia maksimum yang bekerja pada daya listrik (W), hasil
perkalian tegangan (Joules/Coulomb) dengan arus (Coulombs/second)

menghasilkan:

PUTU RUSDI ARIAWAN 21


dimana:
I adalah arus pada membran per mol hidrogen (A)
E adalah tegangan pada membran (V)
Di dalam literatur, tegangan membran pada perumusan (12) disebut dengan
Potensial Nernst (EN), dan perkalian tegangan membran hanya dipengaruhi oleh
perhitungan pada persamaan (12), sedangkan yang mengabaikan perhitungan
tegangan parsial dinamakan Potensial Gibbs (EG).
Jika diinginkan, persamaan (12) dapat ditulis ke dalam bentuk persamaan
fraksi mol:

Catatan untuk perumusan (12):


1. Gambar (6) dan (7) menerangkan tentang komposisi dan pengaruh tekanan
pada potensial Nernst saat oksidasi terhadap H2.
2. Potensial Gibbs merupakan potensial membran pada perumusan sel, dimana
tekanan parsial produk dan reaktan adalah 1 bar.
3. Perumusan Nernst dapat bernilai positif ataupun negatif. Selain itu, Potensial
Gibbs bukalah potensial maksimum sel.
4. Dalam kaitannya dengan stokiometri dari reaksi dan penghasilan produk
berupa air pada sisi bahan bakar, equimolar H2-H2O (baik itu 50-50 atau lebih
sedikit jika ada dilutens) dengan O2 murni sebagai hasil oksidan akan
mendapatkan nilai nol pada perhitungan Nernst. Ini dapat diterangkan dengan
mempertimbangkan daya yang diperlukan untuk membuat tekanan H2
menjadi 1 bar dalam mengimbangi penghasilan daya dengan mengubah
pemuaian dari H2O.
5. Pernyataan yang serupa menjelaskan besar atau kecilnya Potensial Nernst
saat besar dan kecilnya fraksi H2.
6. Pernyataan untuk potensial Gibbs dan Nernst pada CO dan CH4 dapat yang
diperoleh pada cara diperkenalkan di sini menggunakan pernyataan yang
sesuai untuk Wmax menghasilkan Analisis Daya Maksimum dari SOFC.

PUTU RUSDI ARIAWAN 22


Gambar 6. Potensial Nernst dan Gibbs dari H2 saat 1 bar.

Gambar 7. Pengaruh tekanan terhadap Potensial Nernst saat oksidasi H2.

PUTU RUSDI ARIAWAN 23


BAB V
PENUTUP

5. 1 Simpulan
1. SOFC tersusun atas komponen anoda, katoda, dan elektrolit yang berupa
elektrolit padat yang tidak mengandung metal oksida fosfor. Operasi yang
terjadi pada SOFC adalah reaksi oksidasi hidrogen.
2. Jika SOFC beroperasi pada temperatur yang tinggi maka akan memperkecil
efek pengaktifan. Efek pengaktifan akan meningkat saat tegangan meningkat
dan kuat arus yang rendah.
3. Daya maksimum yang dihasilkan dari setiap reaksi per mol H2 pada SOFC
dapat dirumuskan:

4. Efisiensi SOFC dapat dibagi menjadi tiga macam:


Thermodynamic Efficiency (sifat intrinsik bahan bakar) dirumuskan:
G T S
T   1
H H
Voltage Efficiency (kemampuan untuk menyediakan tegangan yang ideal),
dirumuskan:
E
v 
Er
Current Efficiency (kemampuan untuk menggunakan bahan bakar yang
disediakan), dirumuskan:
j
j 
jF

PUTU RUSDI ARIAWAN 24


5. Potensial Gibbs dan Nernst pada SOFC dirumuskan :

Perumusan di atas disebut dengan Potensial Nernst ( EN ), sedangkan yang


mengabaikan perhitungan tegangan parsial dinamakan Potensial Gibbs ( EG ).

5. 2 Saran
1. Agar penggunaan SOFC lebih dikembangkan dan disebarluaskan pada
masyarakat sebagai penghasil energi listrik alternatif.
2. Diharapkan pemerintah bersedia ikut serta dalam pengembangan teknologi
SOFC di Indonesia.
3. Diupayakan agar pengembangan SOFC dilakukan secara besar-besaran
sehingga akan mampu mengatasi masalah krisis energi listrik.

PUTU RUSDI ARIAWAN 25


DAFTAR PUSTAKA

[1] Mukaimin. 1991. “Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik”. Hal 96. Jakarta:
Pradnya Paramitha.
[2] Microsoft Encharta Encyclopedia 2004. “Solid Oxide Fuel Cells (SOFC's)”.
Accesed: 25 Juli 2006.
[3] Ben Todd, Cambridge, UK. “Research & Analysis Fuel Cells”. http://www.
fuelcellknowledge.org/. Accesed: 22 Oktober 2003.
[4] GNU Free Documentation License. ”Fuel Cell”. http://id.wikipedia.org/wiki/
Fuel_Cell. Accesed: 31 Mei 2006.
[5] Hardy, Syam. 2004. “Sel Pembakaran Sebagai Penghasil Energi Listrik”.
http://www.Energi.LIPI.go.id/. Accesed : 14 Juli 2006.

PUTU RUSDI ARIAWAN 26


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN 27

You might also like