Professional Documents
Culture Documents
z UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Pasal 27 ayat (2)
menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
permukiman meliputi upaya melalui perbaikan atau pemugaran, peremajaan serta
pengelolaan dan pemeliharaan yang berkelanjutan
z Keterbatasan dan kualitas dari sarana dan prasarana permukiman yang tidak
memadai untuk suatu kawasan permukiman menjadi salah satu permasalahan
mendasar yang terjadi di daerah Kumuh.
z Masukan teknis bagi Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie dalam bentuk
rincian penyelenggaraan, pengelolaan dan pemeliharaan dalam upaya penataan dan peningkatan
kualitas lingkungan permukiman kumuh dan pemberdayaan komunitas perumahan terutama
dalam penanganan kawasan kumuh.
z Masukan teknis bagi Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie dalam
mengarahkan peran seta pelaku pembangunan dalam mewujudkan lingkungan yang bebas
kumuh di Tahun 2011.
z Tersusunnya program investasi dan rencana tindak untuk lima tahun ke depan sebagai program
jangka menengah melalui matrik identifikasi kebutuhan dan sumber dana serta instansi
penanggung jawab kegiatan.
z Tesusunnya Laporan – laporan studi kegiatan Penyusunan Rencana Tindak Kawasan Kumuh
untuk Tahun 2011 Kab. Pidie sebagai arahan dan pegangan pelaksanaan peningkatan kualitas
permukiman di daerah tersebut.
C. Sasaran
z Tersusunnya masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi pemerintah kabupaten
Pidie dalam penanganan permukiman kumuh.
z Tersusunnya masukan teknis bagi pemerintah kabupaten Pidie dalam bentuk rincian
pengendalian penanganan permukiman kumuh.
z Tersusunnya masterplan penanganan permukiman di Kawasan Perencanaan
z Tersusunnya DED untuk lokasi fisik percontohan pada permukiman kumuh dimaksud, khususnya
Prasarana Lingkungan).
z Tersusunnya program investasi Lintas Sektoral penanganan kawasan selama lima tahun ke
depan dalam bentuk matriks identifikasi kebutuhan dana, sumber dana dan instansi penanggung
jawab kegiatan program jangka menengah ini
P e n d e k a ta n P e ra n S e rta
M a s ya ra k a t
A s p ira s i s ta k e h o ld e r m e w a k ili
W a w a n c a ra d e n g a n
k e lo m p o k -k e lo m p o k
s ta k e h o ld e r
m a s y a ra k a t A s p ira s i m a s y a ra k a t
te rid e n tifik a s i
A s p ira s i m a s y a ra k a t/ W a w a n c a ra la n g s u n g A s p ira s i m a s y a ra k a t m a s u k
p e n d u d u k s e k ita r k a w a s a n d e n g a n m a s y a ra k a t d a la m s u s u n a n p ro g ra m
P e ru m u s a n m a s a la h d a n
k o n s e p p ro g ra m s e s u a i
k e b u tu h a n ja n g k a p a n ja n g
A s p ira s i s e b a g ia n A n g k e t d a la m b e n tu k
kaw asan
m a s y a ra k a t s e c a ra sa m p lin g q u e s tio n e r
S k a la p rio rita s p e la k s a n a a n
a w a l d a p a t d ite n tu k a n s e s u a i
k e b u tu h a n ja n g k a p e n d e k
D ia lo g in te ra k tif s ta k e h o ld e r,
m a s y a ra k a t d a n p e m e rin ta h W o rk s h o p
k o ta L u b u k L in g g a u
PEMILIHAN LOKASI PRIORITAS RENCANA TINDAK KAWASAN KUMUH PERKOTAAN SIGLI KABUPATEN PIDIE
Development
Development
Development
Development
Development
Guided Land
Guided Land
Community
Community
Property
USULAN PENANGANAN
Based
Based
F. Analisis dan Tinjauan Karakter Prioritas Terpilih
(Kawasan Percontohan Gp. Blang Asan)
1. Analisis SWOT TABEL IV. 1
- Dijadikannya kawasan perencanaan Dalam RDTR Perkotaan Sigli Penguatan kawasan dengan adanya peremajaan kota dibeberapa Mengarahkan jenis peremajaan terutama pada kawasan-
sebagai bagian dari blok pengembangan pusat pelayanan regional blok pemukiman untuk meningkatkan fungsi dan peran sebagai kawasan/kantong kumuh perkotaan yang akan mengurangi nilai
kabupaten pusat pelayanan regional. estetika perkotaan
- Difungsikannya sarana dan prasarana yang telah ada guna
Kawasan perencanaan merupakan bagian dari kawasan pusat kota dan Membangun sarana dan prasarana lainnya agar fungsi pelayanan menciptakan efektivitas dan efisiensi untuk kepentingan umum dan
pemerintahan Kabupaten Pidie lebih optimal soialisasi, penyiapan masyarakat dalam penyediaan (ganti rugi)
lahan
- Perlu pengendalian di sekitar kawasan Mesjid Agung terutama dari
Terdapat sarana rekreasi rohani berupa Mesjid Agung Sigli yang Bangunan Mesjid Agung dapat dijadikan salahsatu Landmark Kota
kegiatan sektor informal kota yang akan mengurangi keindahan dan
merupakan Landmark Kota. Sigli
keleluasaan masyarakat untuk beribadah.
- Terdapat sarana perdagangan skala kota yaitu pertokoan sepanjang Dilengkapi dengan jalur pesestrian dan area parkir on street yang
Perlu adanya penataan bangunan di sepanjang koridor perdagangan
koridor utama jalan Banda Aceh-Medan tidak menimbulkan kemacetan
- Terdapat sarana pelayanan perkantoran pemerintah skala pelayanan Perlu adanya penataan bangunan kawasan khusus bangunan Dilengkapi dengan adanya RTH dan RT Non Hijau yang berfungsi
regional di koridor utama jalan Banda Aceh-Medan perkantoran yang mencirikan kekhasan Perkotaan Sigli sebagai area parkir off street
- Pengembangan sarana akomodasi lainnya untuk memudahkan
Terdapat sarana akomodasi hotel, penginapan seta resto cafe yang Dilengkapi dengan areal terbuka (RTH) mengingat kawasan berada
alternatif (pilihan) bagi masyarakat yang lainnya yang berjenjang
berada di koridor Jl. Tgk Cik Ditiro di dataran rendah untuk antisipasi genangan
mulai dari Hotel, Hostel, Wisma
- Dilengkapi dengan saluran drainase kawasan yang memadai untuk
Adanya kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas jariangan jalan Perlu ditambahnya pendukung prasarana jalan tersebut yaitu dengan
mengantisipasi terjadinya genangan apabila hujan dan banjir
yang akan memperlancar aksesibilitas keluar-masuk kawasan perkotaan ditambahnya sarana angkutan umum penumpang dalam kota yang
supaya cepat surut, soialisasi, penyiapan masyarakat dalam
Sigli melayani tiap ruas jalan minimal sampai jalan lokal primer
penyediaan (ganti rugi) lahan
- Adanya fasilitas Gedung Perwakilan Rakyat yang merupakan sarana Penataan gedung rakyat tersebut untuk menambah citra sebagai Didukung dengan area parkir dan ruang terbuka hijau untuk resapan
penyaluran aspirasi masyarakat Kabupaten Pidie salah satu Node Kawasan Perkotaan Sigli air.
WEAKS STRATEGI W-O STRATEGI W-T
- Kepadatan bangunan dan penduduk dikawasan perencanaan mempunyai
Penataan bangunan ke arah vertikal dan kerapatan bangunansupaya
kecenderungan cukup tinggi Mengendalikan pemanfaatan lahan yang telah terbangun
antisipasi dari kemungkinan kebakaran yang meluas
- Sanitasi lingkungan di sebelah utara kawasan perencanaan kurang baik Memperbaiki sanitasi lingkungan yang memadai dan operasional Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya dengan
(air bersih, cuci, kakus), drainase cara sosialisasi dari penggerak lingkungan
- Sebagian besar rumah kurang-tidak layak huni dibangun diatas tanah Kerjasama yang sinergi antara pemilik tanah wakaf dan penghuni Dengan cara memperbaiki dan menata bangunan sendiri untuk
wakaf dan bukan tanah milik pribadi rumah tersebut dari segi peningkatan/perubahan status meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan setempat
- Belum adanya peraturan Bangunan dan Lingkungan di perkotaan Sigli Perlu tindak lanjut dari RDTR yang sudah ada kedalam rincian Sosialisasi tentang pentingnya program perencanaan yang lebih rinci
perencanaan yang lebih teknis dan operasional yaitu RTBL kepada masyarakat dan stake holder untuk antisipasi berbagai
Kawasan/Rencana Teknik Kawasan permasalahan kawasan
- Kurangnya sarana parkir Perlunya dibangun ruang (area) parkir terpadu pada pusat-pusat Perlu pembatasan yang tegas dalam memfungsikan parkir agar tidak
kegiatan terjadi kemacetan
- Kurangnya RTH terutama di kawasan perencanaan Perlu dibangunnya ruang-ruang terbuka hijau pada unit-unit Mendukung terhadap ketentuan RTH 30% kawasan perkotaan
lingkungan dan pedestrian
- Tidak tertatanya bangunan pemukiman dan cenderung kumuh di Perlu penataan lingkungan dengan cara peremajaan (urban renewal) Penataan sesuai dengan karakteristik potensi dan permasalahan
sebagian kawasan dibeberapa blok kawasan masing-masing blok kawasan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010
2. Analisis Penetapan Kawasan Perencanaan
Pertimbangan untuk penetapan kawasan perencanaan :
z Kesamaan permasalahan yang menyangkut pola rencana penanganan
z Kesesuaian penanganan yang menyangkut pola pelaksanaan yang terpadu
dengan rencana lain yang ada di kawasan
Kawasan Perencanaan
Untuk kawasan penataan di Gampong Blang Asan di bagi kedalam 7 (tujuh) blok yang
terdapat di 4 (empat) lingkungan yaitu :
Lingkungan Rukun (terdiri dari 116 blok persil)
Lingkungan Bengga (terdiri dari 121 blok persil)
Lingkungan Perdamaian (terdiri dari 119 blok persil)
Lingkungan Jeumpa (terdiri dari 66 blok persil)
P e m b a g ia n B lo k K a w a s a n P e n a t a a n
B lo k Luas Lo kasi
B lo k 0 1 L u a s 1 ,1 4 H a S e b a g ia n B e n g g a d e n g a n in t i p e n a a t a n r u m a h
k u r a n g d a n t id a k la y a k h u n i
B lo k 0 2 L u a s 2 ,7 1 H a S e b a g ia n B e n g g a d e n g a n in t i p e n a t a a n R T H d a n
K u b u ra n
B lo k 0 3 Luas 5 ,9 8 H a S e b a g ia n J e u m p a , s e b a g ia n P e r d a m a ia n , d e n g a n
in t i p e n a t a a n ja r in g a n ja la n lin g k u n g a n , s a lu r a n
d r a in a s e d a n J e m b a t a n
B lo k 0 4 L u a s 7 ,9 1 H a S e b a g ia n J e u m p a , s e b a g ia n P e r d a m a ia n in t i
p e n a t a a n j a la n lin g k u n g a n d a n s a lu r a n d r a in a s e
B lo k 0 5 L u a s 8 ,7 8 H a S e b a g ia n P e r d a m a ia n dan S e b a g ia n Bengga
d e n g a n in t i p e n a t a a n ja r in g a n j a la n lin g k u n g a n ,
s a lu r a n d r a in a s e , r u m a h k u r a n g la y a k h u n i.
B lo k 0 6 L u a s 1 2 ,7 8 H a S e b a g ia n r u k u n d e n g a n in t i p e n a t a a n s a n it a s i
lin g k u n g a n (b e k a s la h a n t a m b a k )
B lo k 0 7 L u a s 9 ,7 0 H a S e b a g ia n r u k u n d e n g a n in t i p e n a t a a n s a n it a s i
lin g k u n g a n (b e k a s la h a n t a m b a k )
S u m b e r : H a s il A n a lis is 2 0 1 0
Peta Kawasan Perencanaan dan Penataan
Pembagian Blok Berdasarkan Karakter Dominasi
BLOK TIPOLOGI KUMUH
Blok 01 Permukiman Kumuh Pinggir Krueng Baro.
Blok 02 Permukiman Kumuh Pinggir sekitar kawasan Tempat Pemakaman Bengga.
Blok 03 Permukiman dengan pola perumahan dominan lebih tertata, namun
prasarana jalan lingkungan dan jembatan penghubung antar wilayah yang
tidak layak/rusak/membahayakan dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan
roda dua.
Blok 04 koridor perkantoran pelayanan umum dan pemukiman organic yang relative
tertata
Blok 05 koridor perdagangan dan jasa serta perkantoran dan pemukiman organic
yang relative tertata
Blok 06 kawasan campuran dan penggunaan lahan bekas tambak
Blok 07 kawasan campuran (pemukikan dan perdagangan jasa) berbatasan dengan
lahan bekas tambak.
Sumber: Hasil Analisis 2010
3. Analisis Kawasan Perencanaan
a. Fisik Dasar
Berada pada kemiringan 0-5% dengan ketinggian antara 2-5 m dpl, berada pada
kawasan berdekatan dengan pesisir laut dan kawasan sungai (krueng Baro),
termasuk kawasan rawan banjir Krueng Baro, dengan jenis tanah alluvium dan
Podsolik Merah Kuning, termasuk iklim tipe C, curah hujan 1500-3000 mm dengan
curah hujan 8,8 hari/bulan.
b. Penggunaan Lahan c. Sosial
Jumlah penduduk Gampong Blang
Asan pada tahun 2008 adalah 2.069
jiwa. Jumlah penduduk di kelurahan
ini merupakan 11,21 % dari jumlah
penduduk di Kecamatan Kota Sigli
dan merupakan 5,80 % dari jumlah
peduduk Perkotaan Sigli.
Perbandingan jumah penduduk
dengan lahan yang tersedia Gampong
Blang Asan merupakan Kelurahan
Terpadat kedua setelah Gampong
Keramat dalam di Kecamatan Kota
Sigli yaitu 46 jiwa/Ha, namun diatas.
Angka ini jauh melampaui angka
kepadatan penduduk Kecamatan Kota
Sigli 28 jiwa/ha dan kepadatan
Perkotaan Sigli yaitu 26 jiwa/ha.
d. Prasarana dan Sarana
z Parasarana Jalan dan Jembatan
z Jalan Gang
Jalan gang dengan konstruksi tanah dengan
kondisi cukup baik yang menghubungkan antar
unit rumah yang saling berhimpitan maupun
jalan gang yang menuju ke lahan terbuka
(kebun). Lokasi jalan gang ini lebih banyak di
bagian utara dan barat kawasan letaknya berada
dilingkungan padat penduduk dengan garis
muka antar bangunan antara 0,5-1 meter.
z Jalan Setapak
Jalan setapak ini merupakan jalan sambungan sepanjang pinggir Krueng
Baro yang dimulai dari Jembatan Krueng Baro melewati Lingkungan
Bengga dengan konstruksi tembok mempunyai panjang + 250 m dan
lebar 1,5-2 meter sampai batas menuju kuburan. Kondisi jalan baik dan
konstruksinya masih berupa tanah, aksesi jalan setapak tersebut menjadi
kurang bila terjadi hujan berbahaya terkait jalan setapak yang berada di
sepanjang pinggir Krueng Baro. Jalan tersebut selain berfungsi sebagai
jalan pintas menuju kebun, antar lingkungan dan kawasan, juga
dipergunakan sebagai jalan akses menuju sungai yang digunakan oleh
sebagian masyarakat sebagai tempat kakus.
z Drainase
z Listrik
Seluruh Gampong Blang Asan telah memiliki sambangunan listrik, jadi
seluruh penduduk di Gampong Blang Asan dapat mengakses listrik untuk
kebutuhan sehari-hari.
z Telepon
Prasarana telekomunikasi di Gampong Blang Asan secara umum telah
tersedia dan tersebar di seluruh wilayah. Prasarana meliputi warung
telekomunikasi (Wartel), telepon umum serta sambungan telepon pribadi,
dan yang paling utama adalah adanya telepon seluler yang dimiliki oleh
hampir seluruh warga terutama golongan usia produktif 15-54 tahun,
sementara warnet belum tersedia di gampong ini.
Peta Sebaran Sarana
4. Potensi Kawasan
Blok 2:
z Beberapa bangunan rumah tidak layak huni dengan akses terhadap sarana dan
prasarana yang terbatas serta sistem pencahayaan dan penghawaan yang tidak
memadai
z Berupa permukiman kumuh yang mempunyai kepadatan penduduk dan rumah tinggi
serta tidak mempunyai pola struktur yang teratur karena terbangun tanpa perencanaan. Blok 2
z Sanitasi lingkungan yang kurang terutama adanya WC terapung dengan konstruksi yang
membahayakan bagi sipemakai.
z Ekonomi individu rendah karena pemukim kebanyakan bekerja pada sector informal
pendukung aktivitas kota
Blok 3:
z Bangunan rumah tepi sungai (sempadan) tidak layak huni dengan akses terhadap
sarana dan prasarana yang terbatas serta sistem pencahayaan dan penghawaan
yang tidak memadai
z Pola permukiman dan pola struktur yang tidak teratur karena terbangun tanpa Blok 3
perencanaan
z Bangunan jembatan yang tidak memadai untuk penghubung antar wilayah/kawasan
sehingga tingkat aksesibilitas khususnya lingkungan jeumpa dan umumnya Gampong
Blang Asan dengan Gampong Lampoh Krueng jadi terhambat.
z Kondisi jalan lingkungan utama yang menghubungkan blok ini dengan jalan utama
(protocol kota) dengan konstruksi yang belum memadai.
Blok 4:
z Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan.
z Kepadatan bangunan yang cukup tinggi, dengan konsrtruksi semi permanent dan
Blok 4
permanent dengan tingkat pelayanan sanitasi lingkungan terutama persampahan dan
air bersih yang belum optimal.
Blok 5:
z Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan.
z Kepadatan bangunan yang cukup tinggi terutama yang berbatasan langsung dengan
blok 01, dan beberapa bangunan dengan kualitas pencahayaan dan penghawaan Blok 5
yang tidak memadai.
z Sebagian pemukiman tidak mendapat pelayanan air bersih (PAM) dengan
memnafaatkan sumur gali dengan kualitas yang kurang memadai (payau).
Blok 6:
z Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan.
Blok 5
z Adanya pemanfaatan lahan yang tidak produktif lagi pada blok peruntukan ini menjadi
masalah utama selain membuat penurunan nilai estetika lingkungan juga kualitas
sanitasi lingkungan (adanya lahan bekas tambak)
Blok 6
Blok 7:
z Adanya pemanfaatan lahan yang tidak produktif lagi pada blok peruntukan ini menjadi
masalah utama selain membuat penurunan nilai estetika lingkungan juga kualitas
sanitasi lingkungan (adanya lahan bekas tambak).
z Mulai adanya koridor perdagangan yang berbatasan dengan bekas lahan tambak
yang kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan.
Blok 7
2. Karakter kawasan
Blok 01
z Dekat dengan pusat kegiatan perkotaan dan perdagangan
z Lahan yang ditempati sebagian besar adalah bibir sungai Krueng Baro yang ada jalan inspeksi.
z Lahan yang ditempati pada dasarnya merupakan milik masyarakat atau tanah wakaf.
Blok 02
z Lahan sebagian besar lahan terbuka, kuburan dan pemukiman.
z Berbatasan langsung dengan sungai Kreung Baro yang belum ada pembatas berupa kirmir/tanggul dan jalan
inspeksi
z Lahan yang ditempati pada dasarnya merupakan milik masyarakat atau tanah wakaf
Blok 03
z Adanya kantong-kantong lahan pemukiman yang tepat berada di pinggir sungai Krueng baro
z Lahan yang ditempati pada dasarnya merupakan milik masyarakat
Blok 04
z Lahan yang ditempati sebagian besar tanah milik pribadi dan pemerintah
z Lahan berupa perumahan dan banguna perkantoran pemerintah
Blok 05
z Lahan yang ditempati sebagian besar tanah milik pribadi dan pemerintah
z Lahan berupa perumahan dan banguna perkantoran pemerintah, swasta dan perdagangan
z Merupakan salah satu blok yang termasuk pusat kegiatan kota yang berada di titik persimpangan antara Medan-
Banda Aceh-Medan.
Blok 06
z Lahan kegiatan campuran (pemukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran) yang berbatasan langsung dengan
koridor jalan utama kawasan perkotaan Sigli.
z Lahan tambak yang tidak berfungsi lagi cenderung berpotensi untuk beralih fungsi.
Blok 07
z Lahan kegiatan campuran (pemukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran) yang berbatasan langsung dengan
koridor jalan utama kawasan perkotaan Sigli.
z Lahan tambak yang tidak berfungsi lagi cenderung berpotensi untuk beralih fungsi.
z Merupakan salah blok yang termasuk pusat kegiatan kota yang berada di titik persimpangan antara Medan-Banda
Aceh-Medan
3. Potensi Penataan
Blok 01
z Pemenuhan sarana kawasan (Mandi Cuci Kakus), air bersih, persampahan
z Jalan lingkungan (inspeksi) sebagai jalan akses sudah ada dengan konstruksi tembok
z Kemampuan ekonomi individu rendah sehingga terbatas kemampuan untuk membangun rumah layak huni secara
mandiri
Blok 02
z Kemampuan ekonomi individu rendah sehingga terbatas kemampuan untuk membangun rumah layak huni secara
mandiri.
z Peningkatan kualitas lingkungan berupa pembangunan prasarana baru dan peningkatan prasarana yang ada
guna menaikan nilai aksesibilitas kawasan
z Pemenuhan sarana kawasan
z Adanya lahan terbuka yang berpotensi untuk dijadikan RTH sebagai identitas pengikat lingkungan
Blok 03
z Sudah ada jalur jalan setapak sebagai penguhubung menuju jembatan gantung, untuk ditingkatkan menjadi jalan
penguhubung (poros) menuju kawasan lain.
z Sudah ada konstruksi jembatan gantung dengan kondisi yang tidak layak untuk dipakai bagi pengguna kendaraan
bermotor.
Blok 04
z Ketersediaan lahan di kawasan yang berpotensi untuk pengembangan perumahan sesuai dengan arahan RDTR
Kota Sigli.
z Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
Blok 05
z Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
z Penataan pintu gerbang masuk kawasan inti pentaan bagian utara yang berdampingan dengan Krueng Baro.
Blok 06
z Perubahan fungsi atau menghidupkan kembali lahan tambak tersebut dengan wajah baru yang lebih menarik
sebagai lahan tujuan wisata memancing dan kuliner ditempat itu juga sehingga akan mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi dan mempunyai multifier effect bagi masyarakatnya.
z Pengembangan jalur hijau di lokasi tertentu sebagai sabuk pengaman dan batas antara permukiman dengan
lahan tambak
Blok 07
z Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
z Pengembangan jalur hijau di lokasi tertentu sebagai sabuk pengaman dan batas antara permukiman dengan
lahan tambak
4. Konsep Pengembangan Fisik Kawasan
Konsep perencanaan fisik kawasan yang direncanakan merupakan bagian dari
rencana keseluruhan program penataan kawasan. Konsep perencanaan fisik ini
kemudian dibagi menjadi beberapa konsep detail kawasan yang secara
keseluruhan akan menjadi acuan dalam pengembangan kawasan ini dalam kurun
waktu lima tahun mendatang.
z Pembangunan pusat lingkungan kawasan
Di kawasan ini, terdapat area TPU (Taman Pemakaman Umum) yang salah satu
batas yang berhubungan dengan tepi sungai. Untuk penataan kawasan TPU ini,
agar menjadi salah satu ruang terbuka sebagai tempat berkumpul masyarakat,
maka pada batas tepi sungai direncanakanlah ruang terbuka hijau yang dilengkapi
dengan sarana olahraga dan rekreasi. Dalam perencanaan penataan RTH ini, yang
menjadi pusat adalah daerah tepi sungai yang menjadi salah satu tempat
beraktivitas dan berinteraksi sosial serta relaksasi.