You are on page 1of 33

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA PROVINSI ACEH
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERBATASAN
Jl. Pemancar No.5 Sp III Telp. (0651)-42882 - 41130 Fax (0651)-41130 Banda Aceh
A. Latar Belakang
z Lahan berkembang cepat menjadi hunian sementara yang kumuh dan seringkali
bukan pada peruntukan perumahan dalam RTRW/RDTR.

z UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Pasal 27 ayat (2)
menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
permukiman meliputi upaya melalui perbaikan atau pemugaran, peremajaan serta
pengelolaan dan pemeliharaan yang berkelanjutan

z Keterbatasan dan kualitas dari sarana dan prasarana permukiman yang tidak
memadai untuk suatu kawasan permukiman menjadi salah satu permasalahan
mendasar yang terjadi di daerah Kumuh.

z Program – program rencana tindak dan strategi penangannya mulai disusun


melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan pengelolaan
penanganan permukiman kumuh dengan keyakinan dasar bahwa suatu
permukiman yang responsive dapat secara langsung mendukung pengembangan
jatidiri, produktifitas dan kemandirian masyarakat penghuninya
B. Maksud dan Tujuan
z Masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten Pidiendalam penanganan permukiman kumuh.

z Masukan teknis bagi Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie dalam bentuk
rincian penyelenggaraan, pengelolaan dan pemeliharaan dalam upaya penataan dan peningkatan
kualitas lingkungan permukiman kumuh dan pemberdayaan komunitas perumahan terutama
dalam penanganan kawasan kumuh.

z Masukan teknis bagi Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten Pidie dalam
mengarahkan peran seta pelaku pembangunan dalam mewujudkan lingkungan yang bebas
kumuh di Tahun 2011.

z Tersusunnya program investasi dan rencana tindak untuk lima tahun ke depan sebagai program
jangka menengah melalui matrik identifikasi kebutuhan dan sumber dana serta instansi
penanggung jawab kegiatan.

z Tesusunnya Laporan – laporan studi kegiatan Penyusunan Rencana Tindak Kawasan Kumuh
untuk Tahun 2011 Kab. Pidie sebagai arahan dan pegangan pelaksanaan peningkatan kualitas
permukiman di daerah tersebut.
C. Sasaran
z Tersusunnya masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi pemerintah kabupaten
Pidie dalam penanganan permukiman kumuh.
z Tersusunnya masukan teknis bagi pemerintah kabupaten Pidie dalam bentuk rincian
pengendalian penanganan permukiman kumuh.
z Tersusunnya masterplan penanganan permukiman di Kawasan Perencanaan
z Tersusunnya DED untuk lokasi fisik percontohan pada permukiman kumuh dimaksud, khususnya
Prasarana Lingkungan).
z Tersusunnya program investasi Lintas Sektoral penanganan kawasan selama lima tahun ke
depan dalam bentuk matriks identifikasi kebutuhan dana, sumber dana dan instansi penanggung
jawab kegiatan program jangka menengah ini

D. Pemahaman Rencana Tindak


z Program peran masyarakat dalam penyusunan rencana tindak
z Rencana umum desain
z Panduan pengembangan detail rencana
z Program pembiayaan
z Panduan administrasi rencana, program dan kelembagaan
z Panduan pengendalian pelaksanaan
z Program DED Kawasan Percontohan
Gambar. Peran Serta Masyarakat dalam Rencana Tindak

P e n d e k a ta n P e ra n S e rta
M a s ya ra k a t
A s p ira s i s ta k e h o ld e r m e w a k ili
W a w a n c a ra d e n g a n
k e lo m p o k -k e lo m p o k
s ta k e h o ld e r
m a s y a ra k a t A s p ira s i m a s y a ra k a t
te rid e n tifik a s i

A s p ira s i m a s y a ra k a t/ W a w a n c a ra la n g s u n g A s p ira s i m a s y a ra k a t m a s u k
p e n d u d u k s e k ita r k a w a s a n d e n g a n m a s y a ra k a t d a la m s u s u n a n p ro g ra m

P e ru m u s a n m a s a la h d a n
k o n s e p p ro g ra m s e s u a i
k e b u tu h a n ja n g k a p a n ja n g
A s p ira s i s e b a g ia n A n g k e t d a la m b e n tu k
kaw asan
m a s y a ra k a t s e c a ra sa m p lin g q u e s tio n e r
S k a la p rio rita s p e la k s a n a a n
a w a l d a p a t d ite n tu k a n s e s u a i
k e b u tu h a n ja n g k a p e n d e k
D ia lo g in te ra k tif s ta k e h o ld e r,
m a s y a ra k a t d a n p e m e rin ta h W o rk s h o p
k o ta L u b u k L in g g a u

Permasalahan umum bidang perumahan dan permukiman di Indonesia :


z Belum terlembaganya sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman
z Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau
z Menurunnya kualitas lingkungan permukiman
z Meningkatnya luas kawasan permukiman kumuh
z Rendahnya kemampuan sebagian besar masyarakat
z Fasilitasi pemerintah masih kurang
Ciri-Ciri Permukiman Kumuh
Ciri-Ciri Permukiman Kumuh (Supardi Suparlan) :
z Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai
z Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruang-ruangnya mencerminkan
penghuninya yang kurang mampu atau miskin
z Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-ruang yang
ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemerawutan tata ruang
z Ketidakberdayaan ekonomi penghuninya
Sedangkan ciri-ciri kawasan kumuh menurut kriteria Dep. PU adalah:
Lingkungan tidak terawat/kotor, Umur kawasan kadangkala telah mencapai lebih dari 50 tahun dan
kondisinya semakin menurun, Dibangun spontan sebagai hunian, Tidak
ada kejelasan hak milik (liar/Squatter), Bahan bangunan rumah diperoleh dari
bahan-bahan seadanya, bangunan bersifat semi permanen, Warganya merupakan migran
urbanisasi yang bermigrasi dari desa ke kota, Warga slum yang bekerja kebanyakan
adalah pekerja pasar dan serabutan, Banyak dihuni oleh pengangguran, Tingkat
kejahatan/kriminalitas tinggi, Demoralisasi tinggi, Emosi warga tidak stabil, Miskin
dan berpendapatan rendah, Daya beli rendah, Sarana prasarana publik sangat
tidak memadai

Ciri-ciri fisik lingkungan kawasan kumuh adalah :


z Kepadatan bangunan tinggi
z Bangunan bersifat semi permanen
z Struktur pemukiman kurang tertata
z Biasanya berdekatan dengan sarana pendukung (air, tempat pembuangan, dll)
z Sirkulasi antar bangunan sempit dan tidak dapat dilalui mobil
E. Analisis Kawasan Kumuh
z Area Kawasan Analisis : Gp. Pante Tengoh, Blang Paseh, Keramat Luar, Asan dan Blang Asan
z Kriteria Penilaian :
- - Vitalitas Non Ekonomi : Pemanfaatan sesuai Tata Ruang, Kondisi Bangunan, Kondisi
- Kependudukan
- - Vitalitas Ekonomi : Tingkat Strategis Kawasan, Jarak Jangkau, Fungsi Sekitar Kawasan
- - Status Tanah : Status sertifikat tanah, Status kepemilikan
- - Kondisi Sarana dan Prasana : Jalan, Drainase, Air Bersih, Air Limbah, Persampahan
- Komitmen Pemerintah : Keinginan pemerintah Kota/Kabupaten, Upaya penanganan,
z Hasil Penilaian :
1.Hasil Peringkat Kumuh Prioritas Penanganan

Nama Desa/ Prioritas


Tingkat Kekumuhan Arahan Rencana Tata Ruang
No. Gampong/Kelurahan Penanganan
Sumber: Hasil Analisis.

Koridor Campuran dan


1 Blang Asan Kumuh Sedang Peringkat 1 Perumahan

Kawasan Perdagangan dan Jasa


2 Kramat Luar Kumuh Sedang Peringkat 2 Komersial, Perumahan
TABEL III.13

PEMILIHAN LOKASI PRIORITAS RENCANA TINDAK KAWASAN KUMUH PERKOTAAN SIGLI KABUPATEN PIDIE

BOBOT LOKASI IDENTIFIKASI


KRITERIA VARIABEL PARAMETER
PENILAIAN
P. Teungoh B. Paseh K. Luar Asan B. Asan
- Sesuai 25% 50 50
Pemanfaatan Sesuai Tata Ruang - Sesuai 25% - 50% 30 30 30
- Sesuai 50% 20 20 20
A. Pertambahan Bangunan Liar
- Pertambahan bangunan liar rendah 20 20 20 20
- Pertambahan bangunan liar tinggi 30 30 30
- Pertambahan bangunan liar sangat tinggi 50
B. Tingkat Kepadatan Bangunan
- Normal antara 60 - 80 rmh/ha. 20 20 20 20 20 20
- Kumuh antara 80 -100 rmh/ha 30
- Sangat kumuh antara >100 rmh/ha 50
C. Kondisi Bangunan Temporer
- Normal < 25% 20 20 20 20
Kondisi Fisik Bangunan
- Kumuh antara 25 – 50% 30 30 30
- Sangat kumuh >100% 50
VITALITAS NON EKONOMI D. Building Coverage
- Normal < 50% 20 20 20
- Kumuh antara 50 – 70% 30 30
- Sangat kumuh > 7% 50 50 50
E. Jarak Antar Bangunan
- Normal < 3 m 20
- Kumuh antara 1,5 – 3 m 30 30 30 30 30
- Sangat kumuh < 1,5 m 50 50
A. Tingkat Kepadatan Penduduk
- Rendah < 400 jiwa/ha 20 20 20 20 20 20
- Tinggi antara 400 - 500 jiwa/ha 30
- Sangat tinggi > 500 jiwa/ha 50
Kondisi Kependudukan
B. Tingkat Pertumbuhan Penduduk
- Rendah < 1,7% 20
- Tinggi antara 1,7 - 2,1% 30
- Sangat tinggi > 2,1% 50 50 50 50 50 50
Nilai Score Sub Total VITALITAS NON EKONOMI 210 200 250 220 300
BOBOT LOKASI IDENTIFIKASI
KRITERIA VARIABEL PARAMETER
PENILAIAN
P. Teungoh B. Paseh K. Luar Asan B. Asan
Lanjutan 1 Tabel III.13
-Kurang strategis 20 20 20
Tingkat Strategis Kawasan -Strategis 30 30
-Sangat strategis 50 50 50
-Jauh (10 Km) 20
VITALITAS EKONOMI Jarak Jangkau Ke Tempat Bekerja -Dekat (1 – 10 Km) 30 30 30
-Sangat dekat (< 1 Km) 50 50 50 50
-Industri dan fungsi lain 20 20 20
Fungsi Sekitar Kawasan -Perdagangan 30 30 30 30
-Pelabuhan 50
Nilai Score Sub Total VITALITAS EKONOMI 100 90 110 80 130
- SHM 20 20 20 20
Status Sertifikat Tanah - HGB 30 30 30
- Belum Bersertifikat 50
STATUS TANAH
- Tanah Sengketa 20
Status Kepemilikan - Tanah Adat 30 30 30 30
- Tanah Negara 50 50 50
Baik < 50% dari total jalan Nilai Score Sub Total STATUS TANAH 50 50 50 80 80
- Buruk > 70% dari total jalan 50 50
Kondisi Jalan - Sedang antara 50% - 70% dari total jalan 30 30 30 30
- Baik < 50% dari total jalan 20 20
- Genangan > 50% 50 50 50
Kondisi Drainase - Genangan 25 - 50% 30 30 30
- Genangan < 25% 20 20
- Tingkat pelayanan < 30% 50
KONDISI SARANA DAN
Kondisi Air Bersih - Tingkat pelayanan 30 - 60% 30 30 30 30 30 30
PRASARANA
- Tingkat pelayanan > 60% 20
- Tingkat pelayanan < 30% 50
Kondisi Air Limbah - Tingkat pelayanan 30 - 60% 30
- Tingkat pelayanan >60% 20 20 20 20 20 20
- Tingkat pelayanan < 50% 50
Kondisi Persampahan - Tingkat pelayanan 50 - 70% 30 30 30 30
- Tingkat pelayanan > 70% 20 20 20
Nilai Score Sub Total KONDISI SARANA DAN PRASARANA 140 180 150 120 130
BOBOT LOKASI IDENTIFIKASI
KRITERIA VARIABEL PARAMETER
PENILAIAN
P. Teungoh B. Paseh K. Luar Asan B. Asan
Lanjutan 2 Tabel III.13
A. Pembiayaan (ketersediaan dokumen rencana program
pembiayaan yang sudah disetujui pemerintah kota/kab)
- Belum ada 20
- Dalam proses 30 30 30 30 30 30
Keinginan Pemerintah Kota/Kab - Sudah ada 50
B. Kelembagaan
- Belum ada 20 20 20 20 20 20
- Dalam proses 30
- Sudah ada 50
A. Rencana pengaturan kawasan (adanya RTRW, RTBL,
master plan kawasan
KOMITMEN PEMERINTAH
- Belum ada 20
- Dalam proses 30
- Sudah ada 50 50 50 50 50 50
B. Pembenahan fisik
Upaya Penanganan - Belum ada 20
- Dalam proses 30 30 30 30 30 30
- Sudah ada 50
C. Penanganan kawasan
- Belum ada 20 20 20 20 20 20
- Dalam proses 30
- Sudah ada 50
Nilai Score Sub Total KOMITMEN PEMERINTAH 150 150 150 150 150
Total 650 670 710 650 790
Nilai bobot pada interval 460 ‐ 689 Tidak Kumuh (TK) TK TK KS TK KS
PENILAIAN VARIABEL Nilai bobot pada interval 690 ‐ 919 Kumuh Sedang (KS)
Nilai bobot pada interval 920 ‐ 1150 Sangat Kumuh (SK)
- > 30 menit 20
Dekat dengan Pusat Kota - 15 - 30 menit 30 30 30
- < 15 menit 50 50 50 50
PRIORITAS PENANGANAN
- > 15 menit 20 20 20 20 20
Dekat dengan Kawasan yang menjadi
- 5 - 15 menit 30
Pusat pertumbuhan Bagian Wilayah Kota
- < 5 menit 50 50
Nilai Score Sub Total PRIORITAS PENANGANAN 70 50 70 50 100
Sangat Tinggi 50 50 50 50 50 50
APRESIASI DAN
Tinggi 30
PARTISIPASI MASYARAKAT
Rendah 20
Sangat Tinggi 50 50 50 50
POTENSI PENANGANAN
Tinggi 30 30 30
KAWASAN
Rendah 20
Sangat Tinggi 50 50 50 50
KENDALA PENANGANAN
Tinggi 30 30 30
KAWASAN
Rendah 20
Sangat Tinggi 50 50 50 50
APRESIASI DAN KESIAPAN
Tinggi 30 30 30
PEMERINTAH DAERAH
Rendah 20
Nilai Score Sub Total 160 180 180 160 200
Total 880 900 960 860 1090
Tingkat Prioritas Penanganan 4 3 2 5 1

Development

Development

Development

Development

Development
Guided Land

Guided Land
Community

Community

Property
USULAN PENANGANAN
Based

Based
F. Analisis dan Tinjauan Karakter Prioritas Terpilih
(Kawasan Percontohan Gp. Blang Asan)
1. Analisis SWOT TABEL IV. 1

HASIL ANALISIS SWOT KAWASAN

STRENGTHS STRATEGI S-O STRATEGI S-T

- Dijadikannya kawasan perencanaan Dalam RDTR Perkotaan Sigli Penguatan kawasan dengan adanya peremajaan kota dibeberapa Mengarahkan jenis peremajaan terutama pada kawasan-
sebagai bagian dari blok pengembangan pusat pelayanan regional blok pemukiman untuk meningkatkan fungsi dan peran sebagai kawasan/kantong kumuh perkotaan yang akan mengurangi nilai
kabupaten pusat pelayanan regional. estetika perkotaan
- Difungsikannya sarana dan prasarana yang telah ada guna
Kawasan perencanaan merupakan bagian dari kawasan pusat kota dan Membangun sarana dan prasarana lainnya agar fungsi pelayanan menciptakan efektivitas dan efisiensi untuk kepentingan umum dan
pemerintahan Kabupaten Pidie lebih optimal soialisasi, penyiapan masyarakat dalam penyediaan (ganti rugi)
lahan
- Perlu pengendalian di sekitar kawasan Mesjid Agung terutama dari
Terdapat sarana rekreasi rohani berupa Mesjid Agung Sigli yang Bangunan Mesjid Agung dapat dijadikan salahsatu Landmark Kota
kegiatan sektor informal kota yang akan mengurangi keindahan dan
merupakan Landmark Kota. Sigli
keleluasaan masyarakat untuk beribadah.
- Terdapat sarana perdagangan skala kota yaitu pertokoan sepanjang Dilengkapi dengan jalur pesestrian dan area parkir on street yang
Perlu adanya penataan bangunan di sepanjang koridor perdagangan
koridor utama jalan Banda Aceh-Medan tidak menimbulkan kemacetan
- Terdapat sarana pelayanan perkantoran pemerintah skala pelayanan Perlu adanya penataan bangunan kawasan khusus bangunan Dilengkapi dengan adanya RTH dan RT Non Hijau yang berfungsi
regional di koridor utama jalan Banda Aceh-Medan perkantoran yang mencirikan kekhasan Perkotaan Sigli sebagai area parkir off street
- Pengembangan sarana akomodasi lainnya untuk memudahkan
Terdapat sarana akomodasi hotel, penginapan seta resto cafe yang Dilengkapi dengan areal terbuka (RTH) mengingat kawasan berada
alternatif (pilihan) bagi masyarakat yang lainnya yang berjenjang
berada di koridor Jl. Tgk Cik Ditiro di dataran rendah untuk antisipasi genangan
mulai dari Hotel, Hostel, Wisma
- Dilengkapi dengan saluran drainase kawasan yang memadai untuk
Adanya kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas jariangan jalan Perlu ditambahnya pendukung prasarana jalan tersebut yaitu dengan
mengantisipasi terjadinya genangan apabila hujan dan banjir
yang akan memperlancar aksesibilitas keluar-masuk kawasan perkotaan ditambahnya sarana angkutan umum penumpang dalam kota yang
supaya cepat surut, soialisasi, penyiapan masyarakat dalam
Sigli melayani tiap ruas jalan minimal sampai jalan lokal primer
penyediaan (ganti rugi) lahan
- Adanya fasilitas Gedung Perwakilan Rakyat yang merupakan sarana Penataan gedung rakyat tersebut untuk menambah citra sebagai Didukung dengan area parkir dan ruang terbuka hijau untuk resapan
penyaluran aspirasi masyarakat Kabupaten Pidie salah satu Node Kawasan Perkotaan Sigli air.
WEAKS STRATEGI W-O STRATEGI W-T
- Kepadatan bangunan dan penduduk dikawasan perencanaan mempunyai
Penataan bangunan ke arah vertikal dan kerapatan bangunansupaya
kecenderungan cukup tinggi Mengendalikan pemanfaatan lahan yang telah terbangun
antisipasi dari kemungkinan kebakaran yang meluas

- Sanitasi lingkungan di sebelah utara kawasan perencanaan kurang baik Memperbaiki sanitasi lingkungan yang memadai dan operasional Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya dengan
(air bersih, cuci, kakus), drainase cara sosialisasi dari penggerak lingkungan
- Sebagian besar rumah kurang-tidak layak huni dibangun diatas tanah Kerjasama yang sinergi antara pemilik tanah wakaf dan penghuni Dengan cara memperbaiki dan menata bangunan sendiri untuk
wakaf dan bukan tanah milik pribadi rumah tersebut dari segi peningkatan/perubahan status meningkatkan kualitas bangunan dan lingkungan setempat
- Belum adanya peraturan Bangunan dan Lingkungan di perkotaan Sigli Perlu tindak lanjut dari RDTR yang sudah ada kedalam rincian Sosialisasi tentang pentingnya program perencanaan yang lebih rinci
perencanaan yang lebih teknis dan operasional yaitu RTBL kepada masyarakat dan stake holder untuk antisipasi berbagai
Kawasan/Rencana Teknik Kawasan permasalahan kawasan
- Kurangnya sarana parkir Perlunya dibangun ruang (area) parkir terpadu pada pusat-pusat Perlu pembatasan yang tegas dalam memfungsikan parkir agar tidak
kegiatan terjadi kemacetan
- Kurangnya RTH terutama di kawasan perencanaan Perlu dibangunnya ruang-ruang terbuka hijau pada unit-unit Mendukung terhadap ketentuan RTH 30% kawasan perkotaan
lingkungan dan pedestrian
- Tidak tertatanya bangunan pemukiman dan cenderung kumuh di Perlu penataan lingkungan dengan cara peremajaan (urban renewal) Penataan sesuai dengan karakteristik potensi dan permasalahan
sebagian kawasan dibeberapa blok kawasan masing-masing blok kawasan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010
2. Analisis Penetapan Kawasan Perencanaan
Pertimbangan untuk penetapan kawasan perencanaan :
z Kesamaan permasalahan yang menyangkut pola rencana penanganan
z Kesesuaian penanganan yang menyangkut pola pelaksanaan yang terpadu
dengan rencana lain yang ada di kawasan
Kawasan Perencanaan
Untuk kawasan penataan di Gampong Blang Asan di bagi kedalam 7 (tujuh) blok yang
terdapat di 4 (empat) lingkungan yaitu :
Lingkungan Rukun (terdiri dari 116 blok persil)
Lingkungan Bengga (terdiri dari 121 blok persil)
Lingkungan Perdamaian (terdiri dari 119 blok persil)
Lingkungan Jeumpa (terdiri dari 66 blok persil)
P e m b a g ia n B lo k K a w a s a n P e n a t a a n
B lo k Luas Lo kasi
B lo k 0 1 ƒ L u a s 1 ,1 4 H a ƒ S e b a g ia n B e n g g a d e n g a n in t i p e n a a t a n r u m a h
k u r a n g d a n t id a k la y a k h u n i
B lo k 0 2 ƒ L u a s 2 ,7 1 H a ƒ S e b a g ia n B e n g g a d e n g a n in t i p e n a t a a n R T H d a n
K u b u ra n
B lo k 0 3 ƒ Luas 5 ,9 8 H a ƒ S e b a g ia n J e u m p a , s e b a g ia n P e r d a m a ia n , d e n g a n
in t i p e n a t a a n ja r in g a n ja la n lin g k u n g a n , s a lu r a n
d r a in a s e d a n J e m b a t a n
B lo k 0 4 ƒ L u a s 7 ,9 1 H a ƒ S e b a g ia n J e u m p a , s e b a g ia n P e r d a m a ia n in t i
p e n a t a a n j a la n lin g k u n g a n d a n s a lu r a n d r a in a s e
B lo k 0 5 ƒ L u a s 8 ,7 8 H a ƒ S e b a g ia n P e r d a m a ia n dan S e b a g ia n Bengga
d e n g a n in t i p e n a t a a n ja r in g a n j a la n lin g k u n g a n ,
s a lu r a n d r a in a s e , r u m a h k u r a n g la y a k h u n i.
B lo k 0 6 ƒ L u a s 1 2 ,7 8 H a ƒ S e b a g ia n r u k u n d e n g a n in t i p e n a t a a n s a n it a s i
lin g k u n g a n (b e k a s la h a n t a m b a k )
B lo k 0 7 ƒ L u a s 9 ,7 0 H a ƒ S e b a g ia n r u k u n d e n g a n in t i p e n a t a a n s a n it a s i
lin g k u n g a n (b e k a s la h a n t a m b a k )
S u m b e r : H a s il A n a lis is 2 0 1 0
Peta Kawasan Perencanaan dan Penataan
Pembagian Blok Berdasarkan Karakter Dominasi
BLOK TIPOLOGI KUMUH
Blok 01 ƒ Permukiman Kumuh Pinggir Krueng Baro.
Blok 02 ƒ Permukiman Kumuh Pinggir sekitar kawasan Tempat Pemakaman Bengga.
Blok 03 ƒ Permukiman dengan pola perumahan dominan lebih tertata, namun
prasarana jalan lingkungan dan jembatan penghubung antar wilayah yang
tidak layak/rusak/membahayakan dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan
roda dua.
Blok 04 ƒ koridor perkantoran pelayanan umum dan pemukiman organic yang relative
tertata
Blok 05 ƒ koridor perdagangan dan jasa serta perkantoran dan pemukiman organic
yang relative tertata
Blok 06 ƒ kawasan campuran dan penggunaan lahan bekas tambak
Blok 07 ƒ kawasan campuran (pemukikan dan perdagangan jasa) berbatasan dengan
lahan bekas tambak.
Sumber: Hasil Analisis 2010
3. Analisis Kawasan Perencanaan
a. Fisik Dasar
Berada pada kemiringan 0-5% dengan ketinggian antara 2-5 m dpl, berada pada
kawasan berdekatan dengan pesisir laut dan kawasan sungai (krueng Baro),
termasuk kawasan rawan banjir Krueng Baro, dengan jenis tanah alluvium dan
Podsolik Merah Kuning, termasuk iklim tipe C, curah hujan 1500-3000 mm dengan
curah hujan 8,8 hari/bulan.
b. Penggunaan Lahan c. Sosial
Jumlah penduduk Gampong Blang
Asan pada tahun 2008 adalah 2.069
jiwa. Jumlah penduduk di kelurahan
ini merupakan 11,21 % dari jumlah
penduduk di Kecamatan Kota Sigli
dan merupakan 5,80 % dari jumlah
peduduk Perkotaan Sigli.
Perbandingan jumah penduduk
dengan lahan yang tersedia Gampong
Blang Asan merupakan Kelurahan
Terpadat kedua setelah Gampong
Keramat dalam di Kecamatan Kota
Sigli yaitu 46 jiwa/Ha, namun diatas.
Angka ini jauh melampaui angka
kepadatan penduduk Kecamatan Kota
Sigli 28 jiwa/ha dan kepadatan
Perkotaan Sigli yaitu 26 jiwa/ha.
d. Prasarana dan Sarana
z Parasarana Jalan dan Jembatan

Jembatan yang dikategorikan sebagai salah


satu prasarana lingkungan penunjang
pergerakan barang dan manusia yang
melalui jalur darat. Terdapat dua jenis
jembatan di Gampong Blang Asan, yaitu
jaringan jalan di Gampong Blang jembatan besar (yang melintasi sungai besar
Asan terdiri dari jaringan jalan utama Jl. Tgk. Cik Di Tiro sebagai batas antara
aspal 1.925 m (jalan koridor utama Gampong Blang Asan dengan Gampong
kawasan) dan jalan lingkungan Kramat Luar) dengan panjang + 30 meter
dengan total panjang 6.508,62 m dan lebar 10 meter, dan jembatan gantung di
bagian timur kawasan menuju utara yang
berbatasan dengan gampong Lampoh
Krueng mempunyai bentangan + 30 meter
dan lebar 2 meter.
z Jalan Lingkungan Kondisi jalan lingkungan utama di
kawasan perencanaan sebagian
besar kategori baik (baik dari
konstruksi maupun permukaan
jalannya), namun ada beberapa ruas
jalan utama tersebut masih
dalam konstruksi perkerasan
batu dan tanah

z Jalan Gang
Jalan gang dengan konstruksi tanah dengan
kondisi cukup baik yang menghubungkan antar
unit rumah yang saling berhimpitan maupun
jalan gang yang menuju ke lahan terbuka
(kebun). Lokasi jalan gang ini lebih banyak di
bagian utara dan barat kawasan letaknya berada
dilingkungan padat penduduk dengan garis
muka antar bangunan antara 0,5-1 meter.
z Jalan Setapak
Jalan setapak ini merupakan jalan sambungan sepanjang pinggir Krueng
Baro yang dimulai dari Jembatan Krueng Baro melewati Lingkungan
Bengga dengan konstruksi tembok mempunyai panjang + 250 m dan
lebar 1,5-2 meter sampai batas menuju kuburan. Kondisi jalan baik dan
konstruksinya masih berupa tanah, aksesi jalan setapak tersebut menjadi
kurang bila terjadi hujan berbahaya terkait jalan setapak yang berada di
sepanjang pinggir Krueng Baro. Jalan tersebut selain berfungsi sebagai
jalan pintas menuju kebun, antar lingkungan dan kawasan, juga
dipergunakan sebagai jalan akses menuju sungai yang digunakan oleh
sebagian masyarakat sebagai tempat kakus.
z Drainase

Saluran drainase utama (alam) berupa sungai yaitu


Krueng Baro yang berada di utara kawasan sekaligus
sebagai batas kawasan perencanaan bagian utara.
Saluran drainase terbuka dengan perkerasan; umumnya
disediakan untuk menampung air kelebihan (air hujan)
yang terdapat di pinggir jalan dan di depan bangunan di
kawasan permukiman, perumahan, perdagangan,
perkantoran dan pemanfaatan bangunan lainnya. Saluran
jenis ini mendominasi di wilayah Gampong Blang Asan.
Saluran drainase tertutup dengan perkerasan; umumnya
disediakan untuk menampung air kelebihan yang terdapat
di bawah air tanah dan ditutup dengan bangunan/beton.
Umumnya saluran jenis ini terdapat dititik-titik tertentu
seperti persimpangan jalan yang menyebabkan terjadi
perpotongan antara saluran dengan badan jalan.
Kondisi Drainase yang masih sangat minim dibeberapa
tempat dapat menjadi prioritas penanganan.
Sistem dan pola jaringan drainase di Gampong Blang
Asan adalah mengikuti jaringan jalan dan bermuara pada
Kreung Baro.
z Air Bersih

Saat ini sudah terdaftar sebanyak 378 unit atau 85,33 %


sedangkan sisanya memanfaatkan potensi sumur gali dan
sumur pompa 6,99 % dan memanfaatkan air permukaan
(mandi, cuci) sebesar 7,67%.

Hidran umum yang tersedia di Meunasah Lingkungan


Beungga yang dipakai masyarakat untuk mandi, cuci, kakus
serta kebutuhan air minum

Sumur gali yang berada diluar (depan rumah) yang


tersedia di beberapa rumah warga yang dipakai
masyarakat untuk mandi, cuci, serta kebutuhan air minum

Air permukaan (sungai Krueng Baro) yang dipakai


masyarakat untuk mandi, cuci, serta kakus
z Persampahan
Pengelolaan persampahan di Gampong Blang
Asan dilaksanakan di bawah koordinasi Dinas
Kebersihan Perkotaan Sigli. Volume sampah
diperkirakan sekitar 4,13 m3/hari. Tingkat
pelayanan pengelolaan sampah dengan
persentase 70 % sampah terangkut.
Kurangnya Fasilitas TPS Kawasan, membuat
masyarakat cenderung membuang sampah
pada lahan kosong yang semestinya dapt
berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.

z Listrik
Seluruh Gampong Blang Asan telah memiliki sambangunan listrik, jadi
seluruh penduduk di Gampong Blang Asan dapat mengakses listrik untuk
kebutuhan sehari-hari.

z Telepon
Prasarana telekomunikasi di Gampong Blang Asan secara umum telah
tersedia dan tersebar di seluruh wilayah. Prasarana meliputi warung
telekomunikasi (Wartel), telepon umum serta sambungan telepon pribadi,
dan yang paling utama adalah adanya telepon seluler yang dimiliki oleh
hampir seluruh warga terutama golongan usia produktif 15-54 tahun,
sementara warnet belum tersedia di gampong ini.
Peta Sebaran Sarana
4. Potensi Kawasan

z Cukup besarnya proporsi distribusi penduduk Gampong Blang Asan


terhadap Kawasan Perkotaan Sigli setelah Gampong Keramat dan Gajah
Ayee, yaitu sebesar ± 5,8 % atau 2.069 jiwa dari total jumlah penduduk
Kawasan Perkotaan Sigli sebesar 35.685 jiwa, dapat menjadi potensi bagi
pembangunan lokal di wilayah Gampong. Namun demikian perlu di kelola
dengan baik agar tidak menjadi faktor yang menghambat perkembangan
kawasan,
z Adanya rencana pengembangan perumahan perkotaan
z Adanya rencana pengembangan rencana kawasan campuran di koridor
jalan utama Banda Aceh (Jl Tgk. Cik Ditiro)-Medan (Jl. Prof A. Madjid
Ibrahim)
z Posisi strategis kawasan yang berada di pusat kota bisa dijangkau dari
berbagai arah
z Kecenderungan jadi pusat inti kegiatan diantara 2 kutub pertumbuhan
kawasan perkotaan Hierarki I (Pelayanan Kabupaten) dan Hierarki II
(Pelayanan Skala Perkotaan).
z Masih cukup banyak lahan non terbangun di Gampong Blang Asan, dapat
menjadi potensi bagi pengembangan dan peremajaan kawasan.
5. Permasalahan Kawasan
1. Permasalahan Fisik dan Tata Ruang
z Adanya kecenderungan semakin meluasnya kawasan permukiman kumuh di sekitar
daerah aliran sungai Kreung Baro perlu ditindaklanjuti dengan upaya perencanaan yang
tepat dan upaya pengendalian yang ketat.
z Pola pemanfaatan ruang yang tidak seiimbang berkembang tidak terkendali dan
cenderung kurang optimal di pinggiran Gampong Blang Asan membutuhkan pola
penanganan yang tepat agar kegiatan masyarakat sekitar dapat berjalan dengan
semestinya.
2. Permasalahan Prasarana dan Sarana
z Buruk dan sempitnya jalan lingkungan yang ada terutama untuk lingkungan padat
bangunan perumahan yang cukup menghambat aktifitas warga.
z Saluran drainase yang kurang memadai dapat mengurangi keseimbangan lingkungan.
z Belum adanya Tempat Pembuangan Sampah Sementara baik yang bersifat Arm Roll
Truck maupun bangunan TPS diperkirakan sangat dibutuhkan untuk menampung volume
timbulan sampah.
3. Permasalahan Lingkungan
z Bila terjadi gelombang pasang yang besar dari laut akan mempengaruhi tinggi muka air
Kreung Baro, sehingga tingkat kecemasan akan mempengaruhi juga terhadap penduduk
yang berada di sekitar Krueng Baro tersebut. Selain itu berdasarkan data dan pengamatan
lapangan kawasan ini berpotensi terjadinya banjir tahunan.
z Pemanfaatan beberapa titik (spot) tepian sungai Kreung Baro oleh masyarakat sekitar
yang dipakai untuk Kakus Umum, tanpa adanya pengendalian dapat mengurangi kualitas
lingkungan sungai Kreung Baro.
z Terdapat beberapa lokasi yang dijadikan tempat penimbunan sampah oleh warga, seperti
sempadan sungai atau tanah kosong
z Tingkat kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah masih kurang
Peta Kondisi Potensi dan Permasalahan Kawasan
G. KONSEP PENANGANAN KAWASAN
Rencana Penanganan dibagi dalam 7 (tujuh) Blok Penanganan
1. Permasalahan Utama
Blok 1 :
z Pelayanan sarana lingkungan yang belum memadai terutama air bersih dan
persampahan.
z Bangunan yang berada di sekitar sempadan sungai cenderung memilki kondisi buruk
z Kondisi bangunan yang tidak layak huni dengan sistem pencahayaan dan penghawaan
yang tidak memadai Blok 1
z Sanitasi lingkungan yang kurang terutama adanya WC terapung yang terlihat langsung
dari Koridor utama jalan Kota Sigli kearah Krueng Baro sehingga menimbulkan kesan
estetika kota yang buruk.

Blok 2:

z Beberapa bangunan rumah tidak layak huni dengan akses terhadap sarana dan
prasarana yang terbatas serta sistem pencahayaan dan penghawaan yang tidak
memadai
z Berupa permukiman kumuh yang mempunyai kepadatan penduduk dan rumah tinggi
serta tidak mempunyai pola struktur yang teratur karena terbangun tanpa perencanaan. Blok 2
z Sanitasi lingkungan yang kurang terutama adanya WC terapung dengan konstruksi yang
membahayakan bagi sipemakai.
z Ekonomi individu rendah karena pemukim kebanyakan bekerja pada sector informal
pendukung aktivitas kota
Blok 3:
z Bangunan rumah tepi sungai (sempadan) tidak layak huni dengan akses terhadap
sarana dan prasarana yang terbatas serta sistem pencahayaan dan penghawaan
yang tidak memadai
z Pola permukiman dan pola struktur yang tidak teratur karena terbangun tanpa Blok 3
perencanaan
z Bangunan jembatan yang tidak memadai untuk penghubung antar wilayah/kawasan
sehingga tingkat aksesibilitas khususnya lingkungan jeumpa dan umumnya Gampong
Blang Asan dengan Gampong Lampoh Krueng jadi terhambat.
z Kondisi jalan lingkungan utama yang menghubungkan blok ini dengan jalan utama
(protocol kota) dengan konstruksi yang belum memadai.

Blok 4:
z Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan.
z Kepadatan bangunan yang cukup tinggi, dengan konsrtruksi semi permanent dan
Blok 4
permanent dengan tingkat pelayanan sanitasi lingkungan terutama persampahan dan
air bersih yang belum optimal.

Blok 5:
z Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan.
z Kepadatan bangunan yang cukup tinggi terutama yang berbatasan langsung dengan
blok 01, dan beberapa bangunan dengan kualitas pencahayaan dan penghawaan Blok 5
yang tidak memadai.
z Sebagian pemukiman tidak mendapat pelayanan air bersih (PAM) dengan
memnafaatkan sumur gali dengan kualitas yang kurang memadai (payau).
Blok 6:
z Permukiman yang telah tertata dan terpola dengan tingkat pemenuhan prasarana dan
sarana yang mamadai cukup membuat kesenjangan yang tinggi dengan lingkungan
sekitar kawasan.
Blok 5
z Adanya pemanfaatan lahan yang tidak produktif lagi pada blok peruntukan ini menjadi
masalah utama selain membuat penurunan nilai estetika lingkungan juga kualitas
sanitasi lingkungan (adanya lahan bekas tambak)

Blok 6
Blok 7:
z Adanya pemanfaatan lahan yang tidak produktif lagi pada blok peruntukan ini menjadi
masalah utama selain membuat penurunan nilai estetika lingkungan juga kualitas
sanitasi lingkungan (adanya lahan bekas tambak).
z Mulai adanya koridor perdagangan yang berbatasan dengan bekas lahan tambak
yang kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan.

Blok 7
2. Karakter kawasan
Blok 01
z Dekat dengan pusat kegiatan perkotaan dan perdagangan
z Lahan yang ditempati sebagian besar adalah bibir sungai Krueng Baro yang ada jalan inspeksi.
z Lahan yang ditempati pada dasarnya merupakan milik masyarakat atau tanah wakaf.
Blok 02
z Lahan sebagian besar lahan terbuka, kuburan dan pemukiman.
z Berbatasan langsung dengan sungai Kreung Baro yang belum ada pembatas berupa kirmir/tanggul dan jalan
inspeksi
z Lahan yang ditempati pada dasarnya merupakan milik masyarakat atau tanah wakaf
Blok 03
z Adanya kantong-kantong lahan pemukiman yang tepat berada di pinggir sungai Krueng baro
z Lahan yang ditempati pada dasarnya merupakan milik masyarakat
Blok 04
z Lahan yang ditempati sebagian besar tanah milik pribadi dan pemerintah
z Lahan berupa perumahan dan banguna perkantoran pemerintah
Blok 05
z Lahan yang ditempati sebagian besar tanah milik pribadi dan pemerintah
z Lahan berupa perumahan dan banguna perkantoran pemerintah, swasta dan perdagangan
z Merupakan salah satu blok yang termasuk pusat kegiatan kota yang berada di titik persimpangan antara Medan-
Banda Aceh-Medan.
Blok 06
z Lahan kegiatan campuran (pemukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran) yang berbatasan langsung dengan
koridor jalan utama kawasan perkotaan Sigli.
z Lahan tambak yang tidak berfungsi lagi cenderung berpotensi untuk beralih fungsi.
Blok 07
z Lahan kegiatan campuran (pemukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran) yang berbatasan langsung dengan
koridor jalan utama kawasan perkotaan Sigli.
z Lahan tambak yang tidak berfungsi lagi cenderung berpotensi untuk beralih fungsi.
z Merupakan salah blok yang termasuk pusat kegiatan kota yang berada di titik persimpangan antara Medan-Banda
Aceh-Medan
3. Potensi Penataan
Blok 01
z Pemenuhan sarana kawasan (Mandi Cuci Kakus), air bersih, persampahan
z Jalan lingkungan (inspeksi) sebagai jalan akses sudah ada dengan konstruksi tembok
z Kemampuan ekonomi individu rendah sehingga terbatas kemampuan untuk membangun rumah layak huni secara
mandiri
Blok 02
z Kemampuan ekonomi individu rendah sehingga terbatas kemampuan untuk membangun rumah layak huni secara
mandiri.
z Peningkatan kualitas lingkungan berupa pembangunan prasarana baru dan peningkatan prasarana yang ada
guna menaikan nilai aksesibilitas kawasan
z Pemenuhan sarana kawasan
z Adanya lahan terbuka yang berpotensi untuk dijadikan RTH sebagai identitas pengikat lingkungan
Blok 03
z Sudah ada jalur jalan setapak sebagai penguhubung menuju jembatan gantung, untuk ditingkatkan menjadi jalan
penguhubung (poros) menuju kawasan lain.
z Sudah ada konstruksi jembatan gantung dengan kondisi yang tidak layak untuk dipakai bagi pengguna kendaraan
bermotor.
Blok 04
z Ketersediaan lahan di kawasan yang berpotensi untuk pengembangan perumahan sesuai dengan arahan RDTR
Kota Sigli.
z Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
Blok 05
z Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
z Penataan pintu gerbang masuk kawasan inti pentaan bagian utara yang berdampingan dengan Krueng Baro.
Blok 06
z Perubahan fungsi atau menghidupkan kembali lahan tambak tersebut dengan wajah baru yang lebih menarik
sebagai lahan tujuan wisata memancing dan kuliner ditempat itu juga sehingga akan mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi dan mempunyai multifier effect bagi masyarakatnya.
z Pengembangan jalur hijau di lokasi tertentu sebagai sabuk pengaman dan batas antara permukiman dengan
lahan tambak
Blok 07
z Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana lingkungan
z Pengembangan jalur hijau di lokasi tertentu sebagai sabuk pengaman dan batas antara permukiman dengan
lahan tambak
4. Konsep Pengembangan Fisik Kawasan
Konsep perencanaan fisik kawasan yang direncanakan merupakan bagian dari
rencana keseluruhan program penataan kawasan. Konsep perencanaan fisik ini
kemudian dibagi menjadi beberapa konsep detail kawasan yang secara
keseluruhan akan menjadi acuan dalam pengembangan kawasan ini dalam kurun
waktu lima tahun mendatang.
z Pembangunan pusat lingkungan kawasan
Di kawasan ini, terdapat area TPU (Taman Pemakaman Umum) yang salah satu
batas yang berhubungan dengan tepi sungai. Untuk penataan kawasan TPU ini,
agar menjadi salah satu ruang terbuka sebagai tempat berkumpul masyarakat,
maka pada batas tepi sungai direncanakanlah ruang terbuka hijau yang dilengkapi
dengan sarana olahraga dan rekreasi. Dalam perencanaan penataan RTH ini, yang
menjadi pusat adalah daerah tepi sungai yang menjadi salah satu tempat
beraktivitas dan berinteraksi sosial serta relaksasi.

z Pembangunan Jembatan Penghubung antar kawasan


Jembatan penguhubung ini sangat diperlukan sekali oleh masyarakat yang saat ini
kondisinya sangat memprihatinkan dan membahayakan bagi pengguna yang
melewatinya. Jembatan tersebut sangat membantu dalam mempersingkat dan
mempercepat aksesibilitas antar kawasan ke titik-titik pusat pertumbuhan antar
kawasan dan mengurangi beban jaringan jalan utama (arteri) menuju pusat kota
Sigli.
z Pembangunan Jalan Baru (inspeksi) tepi Krueng Baro
dengan panjang + 325 meter
Pembangunan jalan baru (inspeksi) sangat dibutuhkan selain
untuk mempermudah tingkat aksesibilitas kawasan bagian
menuju timur (titik awal jembatan besar kota/eksisting) menuju
barat kawasan (jembatan gantung/eksisting) dan sebaliknya,
juga berfunsgi sebagai penahan bibir/tepi Krueng Baro yang
dilengkapi dengan pembangunan kirmir (point 1 diatas) dari
gerusan air bila volume air sungai naik bahkan banjir.

z Pembangunan Kirmir tepian sungai dengan panjang + 325


meter
Dikarenakan terdapat beberapa kawasan ini rawan longsor
tepi/bibir sungai akibat luapan air banjir, serta adanya upaya
peningkatan kualitas tepi sungai yang mengakibatkan perlu
adanya pembangunan pengaman tepi sungai yaitu Kirmir
bersambung dari bangunan kirmir sebelumnya.
z Pembangunan pusat ekonomi lokal
Pada Gampong Blang Asan terdapat lokasi lahan
tambak yang tidak produktif lagi dan dekat dengan
permukiman penduduk. Mengingat bahwa pada
saat ini bahaya penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk yang mematikan (DBD), maka diharapkan
lahan tersebut difungsikan lagi seperti semula
dengan penataan wajah baru lahan tambak yang
lebih menarik dengan cara penataan sekitar lahan
tambak tersebut yang lebih berkualitas baik segi
lingkungan maupun dari segi hasil yang mempunyai
nilai ekonomis (adanya pemancingan dan wisata
kuliner yang sifatnya on site).

z Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman


Dengan kegiatan antara lain peningkatan kualitas
jalan lingkungan, peningkatan kualitas rumah
hunian yang berangkat dan diselaraskan dengan
program penanganan Rumah Tidak layak Huni
(RTLH) yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Pidie, perbaikan drainase serta perbaikan dan
peningkatan kualitas prasarana lain yang
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing blok.

You might also like