You are on page 1of 5

ASKEP PADA BAYI DENGAN HIPERBILLIRUBIN

A. PENGERTIAN :
Hiperbillirubinemia adalah keadaaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir,yang
dimaksud dengan ukterus yang terjadi pada bayi baru lahir adalah meningginya kadar
bilirubin di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga terjadi perubahan warna menjadi
kuning pada kulit , kunjungtiva, mukosa dan tubuh dan peningkatan konsentrasi bilirubin
tak terkonjugasi yang tujukan dengan ikterik……
B. ETIOLOGI :
Beberapa penyebab hiperbillirubin pada bayi BBL adalah :
a. Faktor fisiologik / prematuritas
b. Berhubungan dengan air susu ibi
c. Miningkatnya produksi bilirubin / hemolitik
d. Ketidak mampuan hepar liver untuk mensekresi bilirubin conjugate / deficiensi
enzim dan obstruksi duktus biliariS
C. MANISFESTASI KLINIS :
a. Kulit berwarna kuning sampai jingga
b. Klien tampak lemah
c. Nafsu makan berkurang
d. Urine pekat
e. Perut buncit
f. Reflex hisap berkurang
g. Pembesarran lien dan hati
h. Gangguan neurologic
i. Feses seperti dumpul
j. Kadar bilirubin totasl mencapai 29 mg/dl
k. Terdapat ikterus pada sclera,kuku/kulit dan membrane
l. Jaundice yang tampak 24 jam pertama di sebabkan penyakit hemolitik pada
bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetk atau infeksi
m. Jaundice yang tampak pada hari ke 2atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke
3-4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisio
D. PATHOFISIKOLOGI :
Bilirubin adalah produk pemecahan hemoglobim yang berasal dari pengrusakan sel
darah merah / RBCs. Ketika RBCs rusak maka produknya akan masuk sirkulasi, dimana
hemoglobin pecah menjadi heme dan globin. Gloobin (protein) digunakan kembali oleh
tubuh sedangkan heme akan di rubah menjadi bilirubin unkonjugata dan berikatan
dengan albumin.
E. PATHWAY :
 Ikterus prehepatik
disebabkan oleh produk bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis sel darah merah.
Kemampuan hati untuk melaksanakan konjugasi terbatas terutama pada disfungsi
hati sehingga menyebabkan kenaikan bilirubin yang tidak terkonjugasi.
 Ikterus hepatic
disebabkan karena adanya kerusakan sel parenkim hati. Akibat kerusakan hati maka
terjadi gangguan bilirubin tidak terkonjugasi masuk kedalam hati serta ganguan
akibat konjugasi bilirubin yang tidak sempurna di keluarkan kedalam duktus
hepatikus karena terjadi retensi dan regurgitasi.
 Ikterus kolestatik
disebabkan karena bendungan dalam saluran empedu sehingga empedu sehingga
empedu dan bilirubin terkonjugasi tidak dapat di alirkan kedalam usus halus.
Akibatnya adalah peningkatan bilirubin terkonjugasi serum dan bilirubin dalam
urine, tetapi tidak di dapatkan urobilirubin didalam urine dan tinja.
 Ikterus neonates fisiologi
terjadi pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir dan akan sembuh pada hari ke-7
 Ikterus neonates patologis
terjadi karena factor penyakit atau infeksi. Biasanya disertai suhu badan yang tinggi
dan berat baea tidak bertambah.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan bilirubin serum
- pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara 2-4 hari
setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak fisiolos.
- pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7 hari
setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidaj fiologis.
 Pemeriksaan radiology
diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan diafrahma
kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma.
 Ultrasonografi
digunakan untuk membedakan antara kolestatik intra hepatic dengan ekstra
hepatic.
 Biopsy hati
di gunakan untuk memastikan diagnose terutama pada kasus yang sukar seperti
untuk membedakan obstruksi ekstra chepatic selain itu juga memastikan keadaan
seperti hepatis, serosis hati,hepatoma.
 Peritoneoskopi
dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk
perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.
 Laparatomy
dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk
perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.
G. PENCEGAHAN
ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan :
 Pengawasan antenatal yang baik.
 Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi dan masa kehamilan
dan masa kelahiran contoh : sulfaforazol,novobiosin,oksitosin.
 Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatis.
 Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus.
 Imunisasi yang baik pada bayi yang baru lahir.
 Peberian makanan yang dini.
 Pencegahan infeksi.
H. KOMPLIKASI
 Retardasi mental-kerusakan neurologis.
 Gangguan pendengaran dan penglihatan.
 Kematian.
 Kernikterus.
I. PENATALAKSANAAN
 Tindak umum
-memeriksa golongan darah ibu (Rh,ABO) pada waktu hamil.
-mencegah trauma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang
dapatmenimbulkan ikterus,infeksi dan dehidrasi.
-pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan
kebutuhan bayi baru lahir.
-imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
 Tindakan khusus
-fototerapi
Dilakukan apa bila telalah ditegakkan hiperbilirubin apatologis yang berrfungsi
untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi
foto.
-pemberian fenobarbital
mempercepat kunjungtiva dan mempermudah ekskresi. Namun pemberian ini tidak
efektif karena dapat menyebabkan gangguan metabolic dan pernafasan baik pada
ibu dan bayi.
-memberi subtract yang kurang untuk transportasi/kunjungtiva
misalnya pemberian albumin karena akan mempercepat keluarnya billirubin dari
ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin mudah di keluarkandengan transfuse
tukar.
-melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi
untuk mencegah efek cahaya yang berlebihan dari sinar yang ditimbulkan dan
dikwatirakan akan merusdak retina. Terapi ini juga digunakan untuk menurunkan
kadar bilirubin serum pada neonatus dengan hiperbilirubin jinak hingga moderat.
-terapi transfuse
digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi.
-terapi obat-obatan
misalnya obat Phenobarbital/luminal untuk meningkatkan bilirubin di sel yang
menyebabkan sifat inderect menjadi deret,selain itu juga berguna untuk
mmengurangi timbulnya bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hati.
-menyusui bayi dengan ASI
-terapi sinar matahari
 Tindak lanjut
tindak lanjut untuk setip bayi yang menderita hiperbilirubin dengan evluasi berkala
terhadap pertumbuhan,perkembangan dan pendengaran serta fisioterapi dengan
rehabilitas terhadap gejalah sisa.

J. Intervensi
 Anjurkan pasien/klien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
 Hindari kerutan pada tempat tidur.
 Jaga kebersihan kulit agr tetap bersih dan kering.
 Mobilisasi klien setiap 2 jam sekali.
 Monitor kulit akan adanya kemerahan.
 Oleskan lotion / minyak /baby oil pada daerah yang tertekan.
 Mandikan klien dengan sabun dan air hangat.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,L.J.2000.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8, Jakarta : EGC.

Doengoes,M.E.1999. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian


Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Http://www.medicastore.com

Http://www.google.com

Jhonson,Marion,dkk. 1997. Iowa Outcomes Project Nursing Classifikation (NOC)


Edisi 2. St. Louis,Missouuri;Mosby

Markum, H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI

Mc Closkey, Joanner. 1996. Iowa Intervention Project Nursing Intervention


Classifikation (NOC) Edisi 2. Westline Industrial Drive, st. Louis : Mosby

Santosa,Budi. Diagnosa Keperawtan NANDA. Jakarta : Prima Medica


Staf Pengajar Ilmu keperawatan Anak. 1985. Buku Kulia Kesehatan Anak.Jakarta :
FKU

You might also like