Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel adalah miniatur kehidupan atau menyerupai kawasan industri yang amat
kecil, di dalamnya terdapat organel-organel yang mirip pabrik-pabrik kimia sel yang
masing organela mempunyai peran yang berbeda-beda dalam tubuh, tetapi antara organela
satu dengan organela yang lain masih saling berhubungan. Di dalam sitoplasma terdapat
organel membran lain yang bertindak sebagai dapur sel yaitu mitokondria. Nama
mitokondria diberikan oleh seorang pakar bernama Benda (1897-1898). Organela yang
bentuknya memanjang ini dijumpai pada hampir semua sel eukariotik. Mitokondria
dibatasi oleh membran rangkap, membran dalam mengadakan perluasan ke dalam matriks
disusun oleh lipoprotein, lebih tipis dari membran plasma. Walaupun mitokondria
dibungkus oleh membran, mitokondria bukanlah bagian dari sistem endomembran. Protein
membrannya tidak dibuat oleh RE, tetapi oleh ribosom bebas dalam sitosol dan oleh
ribosom yang dikandung dalam mitokondria itu sendiri. Organela ini tidak saja memiliki
ribosom, tetapi juga mengandung DNA dalam jumlah sedikit. DNA inilah yang
mempunyai fungsi dalam oksidasi, dehidrogenasi, fosforilasi oksidatif dan respirasi sel.
Struktur dan sistem enzimnya disesuaikan dengan keanekaragaman fungsinya. Dari uraian
diatas pemakalah tertarik untuk membahas mitokondria dan hal-hal yang berkenaan
dengan fungsinya.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
• Bagaimana struktur dan fungsi dari mitokondria?
• Bagaimana mekanisme respirasi sel dari mitokondria?
C. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah diatas adalah:
• Untuk mengetahui struktur dan fungsi dari mitokondria.
• Untuk mengetahui mekanisme respirasi sel
BAB II
PEMBAHASAN
Mitokondria berasal dari kata Yunani Mito yang berarti benang, dan chondrion
yang berarti seperti granul(butir-butiran), sehingga dapat diartikan sebagai organela dengan
Mitokondria adalah organel sel eukariot yang berfungsi sebagai organ respirasi
tiap sel tergantung jenis sel dan organisme. Mitokondria ditemukan dalam jumlah banyak
pada sel yang aktivitas metabolismenya tinggi yaitu sel-sel kontraktil seperti sperma pada
bagian ekornya, sel otot jantung, dan sel yang aktif membelah seperti epitelium, akar
Mitokondria diduga berasal dari bakteri serupa Rickettsia yang hidup bebas,
kemudian ditelan nenek-moyang sel eukariot dan membentuk endosimbiosis satu setengah
tersendiri yang disebut DNA mitokondria dengan sifat-sifat yang spesifik. DNA
mitokondria memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari ukuran, jumlah
Besar genom pada DNA mitokondria relatif kecil apabila dibandingkan dengan
genom DNA pada nukleus. Ukuran genom DNA mitokondria pada tiap-tiap organisme
sangatlah bervariasi. Pada manusia ukuran DNA mitokondria adalah 16,6 kb, sedangkan
pada Drosophila melanogaster kurang lebih 18,4 kb. Pada khamir, ukuran genom relatif
Sebagian besar mtDNA membawa gene yang berfungsi dalam proses respirasi sel.
Mitokondria merupakan organela yang berupa kantung yang diselaputi oleh dua membran,
yaitu membran dalam dan membran luar, sehingga mitokondria memiliki dua
kompartemen, yaitu ruang antar membran (intermembrane space) dan matriks (matrix)
Membran luar
membentuk saluran yang berukuran relatif lebih besar di lapisan ganda lipid membran luar;
sehingga membran luar dapat dianggap sebagai saringan yang memungkinkan lolosnya ion
maupun molekul kecil berukuran 5 kDa atau kurang, termasuk protein berukuran kecil.
Molekul-molekul tersebut bebas memasuki ruang antar membran, namun sebagian besar
tidak melewati membran dalam yang bersifat imper-meabel. Ini berarti bahwa dalam hal
kandungan molekul kecil di ruang antar membran bersifat ekuivalen dengan sitosol
sedangkan di ruang matriks berbeda. Protein yang terletak pada membran luar meliputi
berbagai enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid mitokondria dan enzim-enzim yang
mengubah substrat lipid menjadi bentuk lain untuk selanjutnya dimetabolisme di matriks
mitokondria.
Membran dalam dan krista
Membran dalam dan matriks mitokondria terkait erat dengan aktivitas utama
mitokondria yaitu terlibat dalam siklus asam trikarboksilat, oksidasi asam lemak dan
pembentukan energi. Rantai respirasi terdapat dalam membran dalam ini. Membran dalam
dari selimut mitokondria sangat berbelit-belit meruak ke bagian dalam matrik dengan pola
seperti tabung atau dengan pola lir lembaran di berbagai tempat. Satu belitan disebut krista.
Pada sebagian besar mitokondria tumbuhan krista tabung lebar terbentuk denga
sempurna tapi beragam menurut jenis sel, umur, dan tingkat perkembangan. Satu krista
intermembran lir-kantung yang bersambungan antar mereka. Pada sel lainnya, tetap terjadi
modifikasi lain. Apapun bentuknya, krista mengandung sebagian besar enzim yang
mengkatalisis langkah pada sistem pengangkutan elektron setelah daur krebs sehingga
Ruang antar membran adalah ruang yang berada di antara membran luar dan
membran dalam mitokondria. Ruang ini mengandung sekitar 6% dari total protein
mitokondria dan beberapa enzim yang bekerja menggunakan ATP (adenosine
triphosphate) yang tengah melewati ruang tersebut untuk memfosforilasi nukleotida lain.
Matriks
Sebagian besar (sekitar 67%) protein mitokondria dijumpai pada bagian matriks.
Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk proses oksidasi piruvat, asam lemak dan untuk
molekul ATP yang akan dipergunakan sel-sel tubuh. Bila komponen kunci rantai respirasi
dalam mitokondria hilang atau rusak maka akan terjadi proses berkelanjutan yang tidak
tingkat molekuler yang dapat berupa mutasi dan delesi dari DNA mitokondria.
B. Proses Respirasi
Rantai Respirasi
Rantai respirasi dan inhibitornya dapat dilihat sebagai ringkasan jalur metabolik
mitokondria pada semua kompleks yang berada di membran dalam dan dapat dicapai oleh
substrat baik yang berada pada membran maupun pada matriks. Telah diketahui pula
berbagai inhibitor rantai respirasi dan efek klinik lainnya yang dapat dianggap sebagai
pengetahuan awal dari mitochondrial medicine. Untuk memudahkan proses respirasi sel
1. Glikolisis
2. Siklus Krebs
3. Transport Elektron
Glikolisis
memerlukan oksigen. Proses ini dinamakan glikolisis. Pada proses ini, molekul gula 6-C
menjadi tidak stabil, melalui penambahan phospat dan secara cepat dipecah menjadi dua
molekul 3-C. Produk akhir glikolisis dinamakan piruvat. Selama proses perubahan glukosa
menjadi piruvat, beberapa energi dari ikatan pada struktur dari molekul glukosa digunakan
untuk membentuk ATP dari ADP + P. Energi dari ikatan ATP kemudian dapat digunakan
Pada proses tersebut , molekul 3-C sebagian dioksidasi. Secara khusus dua
elektron (dan dua proton ) dipindahkan dari setiap molekul 3-C atau empat elektron
dipindahkan dari molekul glukosa mula-mula. Dalam proses, elektron dan (proton)
kedua NADH harus dioksidasi, karena itu elektron dan proton yang dikandungnya harus
dibebaskan. Bila oksigen tersedia dalam sel, elektron dan proton dapat digunakan untuk
menghasilkan ATP yang lebih banyak. Bila oksigen tidak tersedia dalam sel, sel akan
mendapatkan elektron dan akan membentuk kembali NAD melalui jalan yang lain. Kedua
jalan tersebut dinamakan fermentasi. Fermentasi ada empat macam antara lain : fermentasi
anaerob; fermentasi alkohol; dan fermentasi asam laktat. Fermentasi alkohol menghasilkan
CO2 dan alkohol, sedangkan fermentasi asam laktat menghasilkan asam laktat.
Pada jalan anaerob yang kedua, piruvat yang dihasilkan selama proses glikolisis
diubah menjadi laktat. Fermentasi laktat dapat dilihat pada banyak mikroorganisme dan
selama latihan (olahraga) yang berat, pada jaringan otot kita. Umumnya metabolisme
anaerob berhubungan dengan bentuk kehidupan yang lebih sederhana, tetapi kenyataannya
adalah bahwa selama kegiatan yang berat, otot kita mengandalkan mendapatkan ATP
selama glikolisis dan berturut-turut membangun sejumlah laktat yang cukup besar dalam
tubuh kita sendiri. Walaupun kita mengambil oksigen dan otot kita dapat menggunakan
lebih banyak produk ATP melalui proses respirasi oksidatif selama kegiatan ringan,
penyediaan oksigen tidak memadai untuk memelihara kebutuhan ATP yang banyak.
Karena itu kita harus mengandalkan glikolisis yang tidak membutuhkan oksigen , seperti
pada NADH yang dioksidasi, dan seperti pada fermentasi alkohol, ini digunakan untuk
membentuk produk akhir yang dalam hal ini adalah laktat NAD yang bebas digunakan lagi
pada glikolisis. Laktat harus dibersihkan dari otot agar pulih kembali. Pada tubuh laktat
dibawa melalui aliran darah ke hati, dimana diubah menjadi piruvat. Beberapa piruvat
sering dapat menembus versi jalan balik dari glikolisis dan dengan penyimpanan ATP dari
jalan oksidatif diubah kembali menjadi glukosa. Glukosa kemudian disimpan dalam hati
atau pada otot dalam bentuk glikogen. Apabila piruvat masuk pada jalan dimana oksigen
digunakan maka disinilah sebagian besar energi bebas yang besar dari glukosa akhirnya
Siklus Krebs
Dsini piruvat dari glikolisis secara lengkap dioksidasi menjadi CO. Walaupun
tidak banyak ATP yang terbentuk hanya dua molekul. Langkah awal daur krebs
menyangkut oksidasi dan hilangnya CO2 dari piruvat dan penggabungan sisa unit asetat 2
karbon dengan senyawa yang mengandung belerang yakni ko-enzim membentuk asetil
CoA ini dan peran lainnya didaur krebs merupakan alasan penting mengapa belerang
Fungsi utama dari siklus krebs adalah menyediakan elektron untuk ditransport
melalui sistem transport elektron yang akan digunakan energinya untuk mendapatkan
proton memulai perjalanannya, sementara disimpan pada dua molekul penerima, NAD+
dan FAD, mereduksi molekul ini menjadi NADH+ + H+ dan FADH2. Daur krebs
melakukan pengambilan beberapa elektron dari asam organik dan mengangkut elektron
tersebut ke NAD. Dalam daur krebs tidak ada enzim dehidrogenase, dari daur ini yang
menggunakan NADP sebagai penerima elektron. Bahkan NADP biasanya hampir tak
terdeteksi dalam mitokondria tumbuhan keadaan yang berlawanan dengan kloroplas yang
dalamnya NADP sangat berlimpah, sedangkan NAD lebih sedikit. Tidak hanya NADH dan
ubikuinol yang merupakan produk penting dari daur krebs, tapi 1 molekul ATP dibentuk
Proses ini dimulai ketika piruvat kehilangan sebuah atom yang dibebaskan
sebagai CO2 yang lebih penting, piruvat dioksidasi. Karena itu, sepasang elektron yang lain
dipindahkan. Dalam proses NAD+ direduksi menjadi NADH dan sebuah hidrogen
dibebaskan. Molekul piruvat sekarang molekul 2-C yang bersama-sama dengan koenzim
(Ko-A) membentuk asetil Ko-A. Molekul 2-C ini kemudian bergabung dengan molekul 4-
C (oksaloasetat) yang dihasilkan pada siklus itu sendiri. Ko-A dibebaskan untuk menyertai
piruvat yang lain masuk ke dalam siklus. Karena itu sekarang dapat dilihat produk
glikolisis masuk ke dalam siklus sebagai bagian dari molekul asam sitrat.
Siklus Krebs
Transport Elektron
berasal dari 3 proses utama ; daur krebs, glikolisis dan di daur oksidasi glisin yang
dihasilkan selama fotorespirasi. Bila NADH dioksidasi akan dihasilkan ATP. Dengan cara
serupa ubikuinol dihasilakan oleh asam suksinat dehidrogenase dalam daur krebs juga
dan pembentuka H2O baik NADH ataupun ubikuinol tidak bergabung secara langsung
dengan O2 untuk membentuk H2O. Yang terjadi, elektronnya ditransfer melalui beberapa
senyawa antara sebelum H2O terbentuk. Pembawa elektron ini merupakan sistem
oleh enzim daur krebs. Kedua elektron dan kedua H+ menuju flavoprotein yang
mengandung FMN, lalu membawa elektron ke protein Fe-s. Besi dalam Fe-s ini dapat
menerima hanya satu elektron pada satu saat dan tidak menerima H+; kedua H+ ditransfer
ke dalam ruang antar membran. Fe-s tereduksi akan memindahkan elektron ke ubikuinon
(UQ), dengan 2H+ yang diambil dari matriks akan tereduksi menjadi ubikuinol (UQH2).
Dari UQH2 elektron akan pindah satu per satu menuju ke berbagai sitokrom b, kedua H+
dari UQH2 ditransfer keluar ke ruang antar membran. Protein Fe-s lainnya akan menerima
dan mentransfer elektron ke Fe3+ di sitokrom c1 dengan pengeluaran ketiga dari sepasang
H+. Dari sitokrom c1, elektron diterima oleh sitokrom c, kemudian ditransfer ke O2
oleh kecenderungan O2 secara termodinamika untuk tereduksi, dan proses ini disebut
sintesis ATP.
Sintesis ATP mitokondria ini mempunyai tangkai dan pentul seperti pada sintesis
tilakoid, dan meruak melintasi membran dalam. Pentulnya menghadap dan meruak ke
matriks, sedangkan tangkainya meruak keluar menuju ruang antar membran dalam dan
membran luar. ATP dibentuk pada pentul di dalam matriks, kemudian diangkut menuju
sitosol oleh transport balasan dengan ADP berikutnya. ATP kemudian dipindah dengan
segera melintasi membran luar yang jauh lebih permeable mkenuju sitosol, tempat ATP
mengalirkan molekul dengan bobot molekul kurang dari sekitar 5 kDa, sehingga
nukleotida dan berbagai metabolit lainnya dapat melewati membran itu dengan mudah.
Setelah NAD+ dan FAD direduksi pada siklus krebs, kejadian akhir dari respirasi
dapat dimulai dengan NADH melintas matriks dari kompartemen dalam mitokondria untuk
mereduksi pembawa pertama dari membran dalam. FADH2 mempunyai kekuatan reduksi
yang lebih kecil dari NADH, karena dapat mereduksi suatu pembawa selanjutnya
antar membran, sehingga bila hal ini terjadi berturut-turut akan berakibat terbentuknya
chemiostic differential dan energi bebas akibat perbedaan potensial ini digunakan untuk
membentuk ATP, tetapi sebelum elektron mencapai senyawa pembawa terakhir, elektron
melewati pembawa elektron dari sistem transport elektron yang pada akhirnya penerima
elektron adalah oksigen. Elektron bergabung dengan oksigen dan bersama dengan proton
Kemiosmotik fosforilasi
Fosforilasi oksidasi pada mitokondria menghasilkan ATP jauh lebih besar dari
pada respirasi anaerob (glikolisis). Pada glikolisis hanya dihasilkan 2 ATP setiap molekul
mendapatkan tenaga melalui mitokondria menghasilakan energi bebas yang lebih banyak.
Kemiosmotik terjadi bila proton melintas melewati partikel F1. Energi transfer
terjadi bila 2 proton (ion hidrogen) bertemu 2 ion hidroksil membentuk air. Perbedaan
energi bebas antara ion-ion dan air cukup untuk memproduksi ikatan energi tinggi yang
baru antaraADP dan P bila ditangkap pada reaksi couple. NADH + H+ yang dihasilkan
pada proses glikolisis tidak dapat masuk dalam mitokondria. Oleh karena itu harus ada
diangkut ke mitokondria.
Selnya harus mempunyai suatu cara yang memungkinkan secara tidak langsung reoksidasi
dari tambahan mitokondria NADH oleh rantai respirasi, sebab kita mengetahui dari efek
Pasteur bahwa pengumpulan laktat akan berhenti apabila oksigen mulai tersedia bagi suatu
anaerob fakultatif. Reoksidasi NADH sitoplasma dilakukan oleh sistem ulang alik
(shuttle). Terdapat dua sistem shuttle primer yang bekerja, yaitu : shuttle gliserol fosfat dan
shuttle malat.
sistem shuttle dan pernafasan, terdapat bukti bahwa NADH dapat direoksiodasi menjadi
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan perkembangan IPTEK seperti sekarang ini, kita harus mengetahui bahwa
perkembangan ilmu Biologi Sel juga semakin luas, maka dari itu sebaiknya kita juga harus
selangkah lebih maju untuk mengetahui serta mengembangkan perkembangan ilmu
Biologi Sel.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chemistry.wustl.edu//Cytochromes/cytrochromes.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria
http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/CellulerRespiration
http://www.a3243g.com/a3243g_images/mitochondria.gif
http://micro.magnet.fsu.edu/cells/mitochondria/mitochondria.html
DISUSUN OLEH
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Biologi Sel
dengan judul : “Mitokondria“ tanpa ada halangan yang berarti.
Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen pembimbing mata kuliah Biologi Sel.
2. Semua pihak yang telah membantu terselesaikanya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini tentu masih belum sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.