You are on page 1of 21

EXECUTIVE SUMMARY HASIL PENELITAN TAHUN 2007

No. Judul Penelitian dan Ringkasan


Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi

1. KAJIAN PEMBENAHAN Pelayanan Debarkasi 1. Implementasi Pelaksanakan 1. Komitmen pimpinan puncak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan terminal III
PELAYANAN pemulangan TKI di T-3 Undang-Undang Nomor. 39 terhadap penertiban, perbaikan, dan peningkatan citra terminal III
PEMULANGAN TKI DI masih belum memenuhi Tahun 2004, belum di tunjang 2. Penegakan hukum, disiplin, dan pemberian sanksi yang tegas kepada pihak-pihak
TERMINAL 3 BANDARA harapan oleh penerbitan Peraturan yang secara langsung melakukan tindakan tidak terpuji maupun pihak-pihak yang
SOEKARNO HATTA, Pemerintah yang mengatur bekerjasama dengan pihak yang merugikan TKI
tentang Tata Cara Pelaksanaan 3. Peningkatan efektivitas sistem pengawasan yang memungkinkan dapat memantau
Undang-undang sebagaimana dan memonitor segala bentuk penyalahgunaan wewenang
diatur dalam tata urutan aturan 4. Pembinaan dan peningkatan kesejahteraan pegawai yang berhubungan langsung
Perundang-undangan. dengan para mantan TKI, baik dengan pembinaan rutin maupun peningkatan
pendapatan TKI
2. UU No. 39 Tahun 2004, terutama 5. Sosialisasi dengan media yang mudah dipahami oleh mantan TKI dengan leaflet,
pasal 75, ayat 1 dan 2, pasal 77, brosur dan sejenisnya yang memuat tips bagi TKI selama di terminal III, dalam
ayat 1 dan 2, pasal 8 huruf (h) perjalanan dan hal teknis/ non teknis yang terkait dengan pemulangan.
pasal 7 huruf (e) dan Inpres
Nomor 6 Tahun 2006, huruf A
program no 3 dan huruf C
program nomor 1 dan 2 masih
belum optimal di jadikan rujukan/
pedoman dalam Kebijakan yang
dikeluarkan Menakertrans
mengenai pelayanan kepulangan
TKI-LN di Terminal II dan III.

3. Pelaksanaan Kepmenaker
tentang kepulangan TKI-LN
melalui Terminal III di tingkat
Dirjen hanya didasarkan atas
Skep Dirjen belum ada Juklak dan
Juknisnya.

2. IDENTIFIKASI MASALAH Beragam fenomena harapan Peran dan Fungsi Pemerintah 1. Terungkap masalah – masalah yang selama ini terjadi pada CTKW baik selama pra,
DAN HARAPAN masyarakat diwilayah 1. Pelayanan birokrasi terhadap masa dan purna penempatan, juga apa yang menjadi keinginan dan harapan dari
MASYARAKAT DI kantong TKI pengurusan dokumen 50 CTKW, sehingga pemerintah ataupun swasta dapat mengambil peran yang nyata
WILAYAH KANTONG TKI responden menyatakan bahwa 6% terutama dalam penentuan kebijakan dan tindakan yang akan diambil.
(STUDI KASUS DI menyatakan sangat baik, 54% 2. Pemerintah dapat memberikan informasi tentang keberadaan masalah dan
KABUPATEN SUKABUMI) menyatakan baik, 34 % penyebab masalah yang dialami CTKW selama pra, masa dan purna
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
menyatakan kurang baik dan 6 % penempatan sehingga dapat mengambil suatu tindakan untuk meminimalisir
menyatakan tidak baik. Terhadap keadaan tersebut.
penyampaian informasi dan 3. Pihak swasta yang menangani masalah ini, dapat memberikan informasi tentang
sosialisasi pengurusan dokumen masalah yang dihadapi CTKW serta keinginan dan harapan mereka sehingga
TKI, 20 % menyatakan ada dan dapat menyadari kelemahan dari kinerjanya dan segera melakukan perbaikan.
optimal, 66 % menyatakan ada 4. Masyarakat akademisi, dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi
dan kurang optimal dan 14 % penelitian selanjutnya agar diketahui faktor-faktor penyebab dan mencari solusi dari
menyatakan tidak ada. permasalahan yang ada secara lebih tuntas.

2. Informasi dan sosialisasi


Pengurusan Dokumen TKI
50 responden menyatakan bahwa
20 % menyatakan Ya dan
Optimal, 66 % Ya dan kurang
optimal, sedangkan 14 % lainnya
menyatakan tidak ada.

3. Pelatihan dan pembinaan


ketenagakerjaan terhadap CTKI
50 responden menyatakan bahwa
20% responden menyatakan ya
dan optimal, 58 % menyatakan ya
tapi kurang optimal sementara
22% meyatakan tidak ada.

4. Proses penyaluran dan


penyelesaian masalah TKI
50 responden, pemerintah daerah
menyatakan 30 % responden
merasa mendapat bantuan
sampai tuntas, 49 % menyatakan
dibantu tetapi tidak sampai tuntas
sementara 20% menyatakan tidak
pernah mendapatkan bantuan

5 .Jasa percaloan
50 responden menemukan data
bahwa 32% responden
mengatakan jasa percaloan dalam
pengurusan TKI masih di perlukan
dan 68% responden mengatakan
jasa percaloan tidak diperlukan

6. Sumber Informasi dan tatacara


No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
pengurusan TKI
50 responden di peroleh data
bahwa sumber informasi dan tata
cara pengurusan menjadi TKI di
peroleh 20% dari pemerintah, 6%
agen swasta yang formil, 40%
dari calo dan 34% dari
teman/tetangga.

7. Tanggapan TKI dan keluarga


TKI terhadap biaya
pengurusan TKI
50 responden mengungkap kan
bahwa 30% mengatakan
keberatan, 2% menyatakan
kurang memberatkan, 66%
wajar-wajar saja dan 2%
mengatakan tidak memberatkan.

8. Proses pemberangkatan TKI


50 responden terhadap proses
pemberangkatan TKI di sajikan
data sebanyak 2 % menyatakan
sangat mudah, 32% menyatakan
mudah, 30% menyatakan kurang
mudah, 36 % menyatakan
berbelit-belit

Peran Dan Fungsi Instansi Swasta


Dalam Pengurusan TKI

1. Pelayanan PPTKIS
50 responden terhadap pelayanan
yang diberikan oleh PPTKIS di
peroleh data sebanyak 20 %
menyatakan sangat baik, 2%
menyatakan baik, 78%
menyatakan kurang baik dan 0%
menyatakan tidak baik.

2. Pelayanan PJTKI/PPTKIS
Terhadap Calon TKI
50 responden terhadap pelayanan
dalam pengurusan dokumen oleh
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
PPTKIS di peroleh data sebanyak
16 % menyatakan sangat baik, 32%
menyatakan baik, 48% menyatakan
kurang baik dan 4% menyatakan
tidak baik.

3. Pelayanan dalam pengurusan


dokumen
50 responden terhadap pelayanan
dalam pengurusan dokumen oleh
PPTKIS di peroleh data sebanyak
16 % menyatakan sangat baik,
32% menyatakan baik, 48%
menyatakan kurang baik dan 4%
menyatakan tidak baik.

4. Keterbukaan pengurusan dokumen


dan pembiayaan
50 responden terhadap
keterbukaan pengurusan dokumen
dan pembiayaan yang dilakukan
serta pembinaan pelatihan kerja
oleh PPTKIS di peroleh dara
sebanyak 22 % menyatakan
sangat terbuka, 38 % kurang
terbuka/jujur, 40% tidak
terbuka/jujur dan sisanya 10%
mengatakan tidak puas.

5.Penempatan TKI Di Luar Negeri


50 responden menyatakan 22%
selalu bertanggungjawab, 0% serius
bertanggungjawab, 66% jarang
bertanggungjawab,12% tidakpernah
bertanggungjawab.

6.Pelatihan Keterampilan TKI


Sebelum di Berangkatkan
50 responden terhadap bentuk
pelatihan keterampilan yang
diberikan oleh PPTKIS sebelum TKI
di berangkatkan di peroleh data
sebanyak 32 % menyatakan ada,
58% menyatakan ada tapi kurang
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
maksimal, 10% menyatakan tidak
memadai.

7.Kepuasan Terhadap Bentuk


Pelayanan, Pengurusan Dokumen,
Pembinaan Dan Pelatihan Kerja.
50 responden terhadap bentuk
kepuasan dalam pelayanan,
pengurusan dokumen, serta
pembinaan pelatihan kerja di
sajikan data sebanyak 34 %
menyatakan puas, 56%
menyatakan kurang puas, dan
sisanya 10% mengatakan tidak
puas.

8.Kepuasan terhadap sarana dan


prasarana
50 responden terhadap bentuk
kepuasan dalam sarana dan
prasarana penyajian data sebanyak
34 % menyatakan puas, 42%
menyatakan kurang puas, dan
sisanya 24% mengatakan tidak
puas.

Kondisi eksisting

1. Peningkatan tarap hidup keluarga


50 responden, menemukan data
bahwa peningkatan tarap hidup
selama menjadi TKI dinyatakan
86% mengalami peningkatan dan
14% tidak mengalami peningkatan

2. Fungsi penghasilan
Produktivitas pemanfaatan uang
hasil kerja
50 responden menyatakan 24%
uang hasil kerja diluar negeri
selalu ditabungkan, 10% sering
ditabungkan, 40% kadang-kadang
ditabungkan, 26% tidak pernah
ditabungkan.
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi

3. Prosentase tabungan
Kebiasaan menabung untuk
kepentingan jangka panjang, dari
50 responden menyatakan uang
hasil kerja selama menjadi TKI di
prosentasikan dinyatakan 2%
ditabung seluruhnya,12 %
ditabung sebagian besar,82%
ditabung sebagian kecil,45%
meyatakan sebanding dengan
pengeluaran,

4. Pemanfaatan keuangan
50 responden terhadap
pemanfaatan uang hasil kerja TKI
di temukan data sebagian besar
responden menyatakan di
pergunakan untuk memenuhi
keperluan rumah tangga, di
urutan kedua terbesar adalah
membeli asset berupa tanah, di
urutan ketiga terbesar untuk
menyekolahkan anak,
selanjutnya untuk modal usaha,
memperbaiki rumah, dan paling
sedikit di pergunakan untuk
pembelian kendaraan

5. Tanggapan masyarakat
50 responden mengenai
tanggapan masyarakat terhadap
TKI selama kembali berada dalam
lingkungan masyarakat dinyatakan
bahwa 78% menghargai, 22%
kurang menghargai, 0% tidak
menghargai.

6. Pemenuhan pelayanan kesehatan


50 responden menyatakan 20%
mereka pergi ke dokter, 22% pergi
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
ke puskesmas, 56% membeli obat
ke warung, 2% lain-lain.

7. Pemenuhan 4 sehat 5 sempurna


50 responden menyatakan 20%
terpenuhi tiap hari, 30% terpenuhi
kadang-kadang, 50% tidak tentu.

3. INVENTARISASI Belum tersedia Inventarisasi Pertama, PK dan besaran upah yang Pertama, Dalam upaya menertibkan standar PK, agar PK tidak bersifat sepihak dan ada
BESARAN UPAH TKI besaran upah TKI menggambarkan adanya standar PK jaminan pada waktu membuatnya melibatkan TKI, maka direkomendasikan kepada
BERDASARKAN berdasarkan kontrak masih bermasalah, yaitu tidak BNP2TKI untuk mempersyaratkan secara tegas dalam pembuatan PK itu harus
KONTRAK PERJANJIAN perjanjian kerja dipenuhinya standar pembuatan PK melibatkan TKI yang bersangkutan, dan jika perlu harus dilakukan pendampingan oleh
KERJA yang mengharuskan PK dibuat dan perwakilan pemerintah bagi TKI yang membutuhkannya.
disetujui oleh kedua belah pihak.
Indikasi terlihat dari: Pendamping TKI sekaligus berfungsi sebagai pengawas atau saksi dalam PK tersebut.
¾ Kenyataannya PK lebih Jika persyaratan ini dilanggar, maka harus diberikan sanksi yang tegas berupa
ditentukan sepihak oleh pihak penindakan terhadap pihak yang melanggar tersebut. Sedangkan mengenai standar
majikan yang berkolaborasi besaran upah dalam PK yang masih belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka
dengan pihak agen dan PPTKIS. direkomendasikan kepada BNP2TKI untuk segera membentuk tim khusus
¾ PK yang pada umumnya masih pengawasan bersama di negara setempat. Untuk mengefektifkan pengawasan dalam
tergolong sangat rendah hal pembayaran upah TKI perlu dipersyaratkan kepada pihak majikan bahwa ia
dibandingkan living cost dan take harus membayar upah TKI setiap bulan dengan cara mentranfernya ke rekening
home pay yang diterima oleh TKI. bank milik TKI minimal 50 persen dan 50 persennya lagi bisa langsung diserahkan
secara cash kepada TKI.
¾ Standar upah yang diberlakukan
oleh beberapa negara, terutama Adapun berkaitan dengan masalah rendahnya standar upah yang diberlakukan di
di Kawasan Timur Tengah dan masing-masing negara tempat TKI bekerja, BNP2TKI perlu segera mengambil langkah
Malaysia di Kawasan Asia Pasifik proaktif memperjuangkan terbentuknya tim yang merumuskan kembali standar
dinilai sangat rendah, bahkan besaran upah itu sehingga segera ada penyesuaian dan kenaikan upah TKI. Berikut
tergolong tidak manusiawi dalam kajian ini dirumuskan usulan kenaikan upah TKI berdasarkan nominal mata uang
dibandingkan beban kerja yang dari masing-masing negara, sebagai berikut.
sangat berat diterima oleh TKI.
¾ Besaran upah itu juga sangat USULAN BESARAN UPAH TKI
tidak logis apabila dilihat dari segi DI BEBERAPA NEGARA TUJUAN PENEMPATAN
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
waktu lamanya standar upah itu
telah diberlakukan, tanpa ada NO. NEGARA PENEMPAT JABATAN UPAH USULAN
perubahan, sedangkan kondisi AN PEKERJA LAMA UPAH BARU
kehidupan saat ini segalanya AN
telah berubah, termasuk 1. Singapura Domestic SIN $ 350 SIN$ 450-500
kemajuan ekonomi yang dicapai Helper X Rp6.289,- (Rp2.830.050—
oleh negara-negara yang (Rp2.201.150) 3.144.500)
bersangkutan. 2. Taiwan Caretaker NT $ 15.840 NT$ 18.000-
X Rp285,- 20.000
¾ Dari segi besaran upah yang (Rp4.514.400) (Rp5.130.000—
tertuang di dalam kontrak 5.700.000)
sekarang ini, pada umumnya 3. Malaysia Women RM 450 RM 650-750
dianggap cukup besar karena Worker X Rp 2.730,- (Rp1.774.500—
persoalan nilai kurs rupiah saat ini (Rp1.228.500) 2.047.500)
posisi baik. 4. Uni Emirat Women US$ 160 US$ 200-250
Arab Worker X Rp9.074,- (Rp1.814.800—
¾ Sebenarnya, gaji mereka hanya (Rp1.451.840) 2.268.500)
cukup untuk mereka yang masih 5. Saudi Arabia Women SAR 600 SAR 1.000-1.200
sendiri. Jika mereka bekerja Worker X Rp2.300,- (Rp2.300.000—
dengan membawa keluarga, gaji (Rp1.380.000) 2.760.000)
yang diterima tidak akan 6. Yordania Women US $200 US$ 225-250
mencukupi untuk menghidupi Worker X Rp9.074,- (Rp2.041.650--
seluruh keluarga. (Rp1.814.800) 2.268.500)
7. Oman Women US $150 US$ 200-250
Kedua, pemahaman TKI terhadap isi Worker X Rp9.074,- (Rp1.814.800—
PK, khususnya di sektor PL-RT yang (Rp1.361.100) 2.268.500)
menggambarkan masih rendahnya 8. Qatar Women US $200 US$ 225-250
tingkat pemahaman mereka terhadap Worker X Rp9.074,- (Rp2.041.650--
isi PK tersebut. (Rp1.814.800) 2.268.500)
Hal ini disebabkan: 9. Korea Selatan Pekerja WON 3.480/jam WON 3.600-
Pabrik X Rp8.5,- 4000/jam
¾ Latar belakang pendidikan TKI (Rp5.916.000/bln) (Rp 6.120.000—
yang pada umumnya masih di 6.800.000)/bln
bawah standar. 10. Kuwait Women DINAR 45 DINAR 75-100
¾ Persiapan mereka bekerja di luar Worker X Rp28.500,- (Rp2.137.500—
negeri yang sangat minim, (Rp1.282.500) 2.850.000)
termasuk persiapan dalam 11. Hongkong Women HK$ 3.480 HK$ 3.750-4000
penguasaan bahasa asing di Worker X Rp1.167,- (Rp4.376.250—
negara tujuan. (Rp4.061.160) 4.668.000)
¾ Untuk beberapa negara tujuan TKI
seperti Hongkong, Korea Selatan, Sumber: *) Perjanjian Kerja antara pengguna (users) dengan TKI yang telah diolah
dan Taiwan ternyata di dalam PK- dari berbagai sumber (data BP3TKI DKI Jakarta).
nya hanya menggunakan satu *) Kurs rupiah terhadap mata uang negara penempatan berdasarkan data 16
bahasa negara setempat yang November 2007.
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
kebanyakan tidak dipahami oleh Catatan: Usulan kenaikan upah tersebut memang seharusnya mempertimbangkan pula
TKI. kenaikan rata-rata GDP (gross domestic bruto), pendapatan per kapita, inflasi,
dan rata-rata pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, mengenai kasus-kasus yang
berkaitan dengan PK, seperti Kedua, dalam upaya meningkatkan pemahaman TKI terhadap isi PK dan meningkatkan
terjadinya pelanggaran hukum dan daya tawar dan daya saingnya bekerja di luar negeri, BNP2TKI perlu menguatkan
HAM yang serius karena tidak persyaratan pendidikan untuk pengiriman TKI dan mempersiapkannya secara matang,
diserahkannya dokumen PK kepada terutama dalam penguasaan bahasa asing setempat. Khusus yang terkait dengan
TKI. penggunaan bahasa di dalam PK, agar dapat dengan mudah dipahami oleh para TKI,
PK diharuskan mencantumkan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Hal ini banyak menimpa para TKI,
terutama di Kawasan Asia Pasifik, Ketiga, dalam merespon pemasalahan serius berkaitan dengan tidak diserahkannya
seperti Malaysia, Taiwan dan dokumen PK kepada TKI oleh pihak agen luar negeri yang dapat dikategorikan sebagai
Singapura. Dokumen PK biasanya pelanggaran hukum dan HAM itu, maka BNP2TKI perlu segera mengambil langkah-
dikuasai dan ditahan begitu saja oleh langkah tegas untuk menindak para oknum itu bekerja sama dengan pemerintah negara
pihak agen luar negeri sehingga setempat. Sebagai upaya antisipasi ke depan, maka BNP2TKI harus lebih tegas
dalam banyak kasus TKI menjadi mempersyaratkan agar setiap PK yang dibuat itu, wajib diberitahukan dan salinannya
tidak berdaya menuntut haknya, harus diserahkan kepada BNP2TKI dan kepada perwakilan Indonesia (KBRI/Konjen RI)
termasuk hak upah sebagaimana di negara setempat.
telah dituangkan di dalam PK. Hak
upah TKI yang sering dilanggar oleh Keempat, berdasarkan hasil kajian singkat ini, mengingat sangat luas dan kompleksnya
para majikan (users) yaitu hak upah cakupan kajian yang terkait dengan inventarisasi besaran upah TKI dan terbatasnya
bulanan yang tidak dibayar atau waktu dan dana yang diberikan kepada pihak konsultan, untuk lebih memperdalam dan
dibayar tetapi di bawah standar mempertajam kajian ini, kepada BNP2TKI direkomendasikan untuk
(under paid) dan upah lembur atau menindaklanjutinya dengan kajian atau penelitian yang akan diadakan kemudian.
kompensasi kelebihan jam kerja (over Secara khusus ada beberapa masalah yang belum sepenuhnya atau sama sekali tidak
time) yang tidak dibayarkan sesuai terjawab dalam kajian ini, seperti perhitungan beban kerja yang disesuaikan dengan
dengan PK. upah TKI dan perbandingan besaran upah TKI dengan tenaga kerja dari beberapa
negara lainnya. Berkaitan dengan hal itu, PT Alfriz Auliatama mengajukan kesediaannya
jika kembali diberi tugas untuk melaksanakan penelitian lanjutan tersebut. ****

4. PENELITIAN JALUR Disinyalir TKI illegal marak 1. Minimnya lapangan kerja, ledakan 1. Pembenahan pada tahap pengadaan / prosedur Rekruitment TKI.
PEMBERANGKATAN TKI melalui jalur pemberangkat penduduk,dan masalah 2. Penertiban Calo-calo dan PPTKIS di Kota Pontianak dan Entikong dan diikuti
ILEGAL MELAUI RUTE an rute Entikong Kal-Bar kemiskinan. penegakan Hukum.
ENTIKONG (KALBAR) KE 2. Lemahnya pengawasan mulai 3. Proses penempatan yang fair dan transparan.
SERAWAK (MALAYSIA proses recruit, pengurusan 4. Penertiban dan pengawasan ketat oleh BP3TKI Kalimantan Barat.
TIMUR) dokumen dan penempatan. 5. Percepatan pendirian kantor BP3TKI Kal-Bar di Entikong.
3. Implementasi kebijakan yang 6. Koordinasi pemangku kepentingan dan instansi terkait di Kalbar.
masih tersendat ditingkat 7. Pelaksanaan program sosialisasi daerah perbatasan.
pelaksanaan.
4. Perbedaan persepsi antara
Indonesia dan Malaysia
menyangkut TKI, Indonesia
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
berpandangan TKI melalui
pendekatan perburuhan
sedangkan Malaysia
menggunakan pendekatan
keimigrasiaan.

5. USAHA Menggali manfaat kerjasama Pertama; penguatan kerjasama


Dua strategi dasar bagi BNP2TKI yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan
MEMANFAATKAN Regional Timur Tengah bilateral dan multilateral antara
kualitas penempatan TKI, yaitu : penataan ke dalam (inward looking) dan penataan ke
KERJASAMA REGIONAL kaitannya dengan peningkat pemerintah Indonesia dengan
luar (outward looking). Penataan ke dalam meliputi serangkaian program yang fokusnya
TIMUR TENGAH DALAM an kualitas penempatan negara-negara tujuan TKI.
adalah:
RANGKA
MENINGKATKAN Mandatory access on Consular Pertama, melibatkan instansi dan departemen terkait dalam meningkatkan kualitas
KUALITAS Notification atau MCN, perjanjian penempatan TKI. Para stake holders berkewajiban memikirkan bersama dan secara
PENEMPATAN MCN diatur masalah terus menerus berupaya menangani secara baik, cermat dan terencana keseluruhan
pemindahan/transfer jenazah, korban pelayanan bagi upaya peningkatan kualitas penempatan TKI, dimana BNP2TKI
kekerasan, dan lain-lain. Hingga saat bertindak sebagai decision maker.
ini telah dilakukan pembicaraan
mengenai MCN dengan beberapa Kedua, penguatan lembaga penempatan TKI ke luar negeri. Dalam hal ini Perusahaan
negara, yaitu Australia, Malaysia, Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) bertindak sebagai lembaga yang
bertanggung jawab dalam hal penempatan dan pelayanan TKI. Jumlah PPTKIS
Amerika Serikat, Belanda, Yunani dan
Jepang. pemegang SIUP/SIPPTKI saat ini cukup banyak, yaitu lebih dari 477 perusahaan.
Namun dari jumlah itu, yang tergolong baik masih rendah.
Untuk negara-negara di kawasan
Timur Tengah hal ini belum terlihat, Untuk memperbaiki citra pelayanan dan penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia
terkecuali dengan Kuwait yang telah (CTKI), BNP2TKI perlu melakukan evaluasi bagi PPTKIS berbasis kinerja dengan
mengutamakan prinsip Balance Score Card. Hasil evaluasi tersebut bisa ditingkatkan
mengindikasikan kesediaannya untuk
membuat perjanjian MCN dengan menjadi rating bagi PPTKIS yang berkategori baik, sedang, maupun buruk dalam
Indonesia. hal pelayanan dan penempatan CTKI ke luar negeri.

Kerjasama bilateral maupun


multilateral berbasis kawasan Pengorganisasian PPTKIS didasarkan pada segmentasi pasar kerja regional ketimbang
tampaknya perlu secara terus segmentasi profesi. Akibat yang ditimbulkan adalah munculnya konsorsium PPTKIS
menerus dilakukan oleh BNP2TKI Timur Tengah, Asia Timur, Asia Tenggara, Eropa, Amerika dan sebagainya. Untuk itu,
BNP2TKI perlu mempertimbangkan perubahan pola karakteristik PPTKIS, dari
dengan cara memperluas mitra
negara kerjasamanya. Pemanfaatan PPTKIS kawasan menjadi PPTKIS profesi.
kerjasama secara multilateral melalui
Pengorganisasian PPTKIS atas dasar profesi, memudahkan mereka bekerja sama
organisasi-organisasi internasional
perlu dilakukan secara maksimal oleh dengan lembaga diklat dan lembaga sertifikasi yang juga diorganisir berdasarkan
pemerintah Indonesia terkait dengan profesi. Hal ini juga akan memudahkan mereka menembus pasar kerja mana yang
ditangani pemerintah dan mana yang ditangani swasta.
penempatan TKI di negara-negara
kawasan Timur Tengah, mengingat
peluang untuk menjalin kerjasama Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah sebaiknya menangani segmen pasar
kerja yang daya tawarnya rendahnya, seperti TKI tidak terampil (low skill). Sedang
regional itu sangat terbuka lebar,
misalnya kerjasama antara PPTKIS menangani segmen tenaga kerja yang daya tawarnya tinggi, seperti TKI
terampil (high skill) dan berkeahlian. Selanjutnya, untuk dapat menangani
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
pemerintah Indonesia dengan OKI penempatan TKI ke luar negeri secara langsung, BNP2TKI perlu mempertimbangkan
(Organisasi Konfresi Islam), dimana atau mendorong pembentukan PPTKIS-BUMD. PPTKIS-BUMD ini sendiri diharapkan
Indonesia adalah salah satu anggota dapat memberikan manfaat, seperti: rekrutmen dengan pemanfaatan jalur birokrasi
di dalamnya. sampai ke tingkat desa, sehingga dapat memotong jalur percaloan; finansial yang
didukung dengan dana bank pembangunan daerah, sehingga rasa memiliki dan rasa
Organisasi internasional seperti OKI tanggung jawab pemerintah daerah akan lebih besar dan pengawasan akan lebih efektif
tidak harus dipandang dalam karena melibatkan pemda serta DPRD untuk keperluan pasar.
perspektif politik dan ideologi saja,
karena OKI juga mempunyai divisi Ketiga, adalah dengan memanfaatkan sejumlah lembaga perbankan agar dapat
kerjasama fungsional, seperti menyalurkan kredit lunak bagi TKI. Pemberian kredit lunak oleh lembaga perbankan
peningkatan kerjasama ekonomi kepada para calon TKI ini perlu dilakukan mengingat besarnya jumlah permintaan TKI
sesama negara-negara Islam. Melalui dari negara-negara di kawasan Timur Tengah, sementara kemampuan finansial calon
fungsi kerjasama ekonomi inilah TKI masih terbatas. Dalam konteks ini BNP2TKI sudah sepatutnya meningkatkan
BNP2TKI dapat mengambil perannya. pemberian kredit lunak terhadap sejumlah calon TKI yang dinilai potensial melalui
kerjasama dengan lembaga perbankan.
Divisi-divisi OKI yang dinilai potensial
Keempat, adalah dengan meningkatkan keterampilan calon TKI, terutama bagi mereka
dalam menjalin kerjasama untuk
yang bekerja pada sektor formal. Kualitas TKI harus ditingkatkan agar mampu bersaing
meningkatkan kualitas penempatan
dan dapat mengakses kesempatan kerja yang ada, baik di daerahnya maupun di luar
TKI adalah Komite Tetap Untuk
negeri. Rendahnya kualitas TKI menjadikan mereka tidak punya daya tawar, mudah
Ekonomi dan Kerjasama
ditipu, kurang mampu melaksanakan tugas pekerjaannya dengan baik, kurang mandiri,
Perdagangan (The Standing
dan sebagainya.
Committee for Economic and
Commercial Cooperation/COMCEC)
serta Kamar Dagang, Industri dan
Komoditi Islam (Islamic Chamber of
Commerce, Industry and Commodity
Exchange–ICCICE).

Kedua; adalah memperluas sistem


pelayanan TKI di luar negeri dengan
menciptakan kantor-kantor perwakilan
setingkat konsulat di negara-negara
tempat tujuan TKI. Dengan strategi
dasar seperti ini, maka upaya
peningkatkan kualitas penempatan
TKI harus diparalelkan dengan
kegiatan perlindungan TKI di luar
negeri.
Strategi yang digunakan adalah
dengan secara terus menerus
menjalin dan memperluas kerjasama
guna menghasilkan memorandum
kesepakatan mengenai EPS-
Employment Permit System,
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
sebagaimana yang sudah terjalin
dengan Korea Selatan, kerjasama
mengenai perlindungan pekerja
migran dengan Pemerintah Malaysia
dan Jordania. Pengalaman Indonesia
di tingkat ASEAN ketika berhasil
mencetuskan pembentukan
Declaration on the Protection of the
Rights of Migrant Workers adalah
penting untuk diterapkan di beberapa
negara yang menjadi tempat tujuan
TKI, khususnya di negara-negara
kawasan Timur Tengah.
Ketiga; adalah dengan meningkatkan
program sosialisasi dan promosi ke
luar negeri, khususnya negara-negara
di kawasan Timur Tengah.
Memperkuat program sosialisasi dan
promosi ke luar negeri adalah strategi
dasar yang dinilai penting untuk
diterapkan oleh BNP2TKI dalam
rangka mendorong meningkatnya
kualitas penempatan TKI ke luar
negeri.
Mempromosikan tipologi dan
karakteristik sumberdaya manusia
Indonesia yang akan bekerja di
negara-negara tempat tujuan.
Promosi tersebut dapat dilakukan
dalam bentuk pameran Indonesia
migrant workers atau sejenisnya
dengan tujuan memperkenalkan
ketersediaan sumberdaya manusia
sekaligus skill yang dimilikinya ke
negara-negara tujuan TKI.
Menggunakan pola market intelegent.
Dalam konteks sosialisasi dan
promosi ini, BNP2TKI dan
departemen teknis terkait seyogianya
memprioritaskan tenaga kerja yang
berbasis kompetensi, terutama
mereka yang bekerja dalam bidang
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
industri dan jasa.
Keempat; adalah dengan
memperkuat kerjasama non-state
actors melalui diplomasi publik.
Strategi ini dapat dilakukan dengan
melibatkan segenap unsur
stakeholders, baik pemerintah
maupun swasta. BNP2TKI dapat
mengambil peran dengan
memfasilitasi adanya pertemuan rutin
antar pihak swasta perusahaan
penempatan tenaga kerja di
Indonesia dengan pihak sejenis di
negara-negara tempat tujuan TKI.
Jika memungkinkan, pihak swasta di
Indonesia bahkan harus dapat
berperan lebih aktif terkait dengan
peluang bekerja di luar negeri bagi
TKI dengan dukungan fasilitas dari
BNP2TKI sebagai unit pelayanan
yang mengakomodir kepentingan dan
pelayanan TKI.

6. KAJIAN UMUM DAN Kebutuhan data 1. Kondisi makro pasar tenaga kerja 1. Kajian/penelitian yang lebih mendetail dan mendalam untuk mendapatkan sebuah
INVENTARISASI inventarisasi potensi menggambarkan supply model BLK ideal yang kedepannya dapat bersinergis melakukan kerjasama dengan
POTENSI BLK / LLK BLK/LLK milik instansi lintas (penawaran) Tenaga Kerja di stakeholders lainnya dalam peningkatan kualitas TKI.
MILIK INSTANSI LINTAS sector dan BUMN Indonesia. Dari sini terlihat bahwa
SEKTOR DAN BUMN tingkat pengangguran di dalam 2. Pengembangan Kemitraan Strategis
negeri masih sangat tinggi. Pada a. Pengembangan Kemitraan Strategis disini termasuk juga program kegiatan
bulan Februari 2007, tingkat untuk mengembangkan BLK daerah dengn melibatkan pihak terkait khususnya
pengangguran sebesar 9,75 pemerintah daerah sendiri.
persen. b. Penyusunan Konsep Kemitraan Strategis.
c. Sosialisasi dan Desiminasi Program.
2. Peningkatan kualitas TKI melalui d. Perancangan MoU Implementasi Program.
program pendidikan dan pelatihan,
sehingga mereka mampu 3. Pengembangan ICT
berkompetisi untuk bekerja pada a. Pengumpulan Data Sarana dan Prasarana Ketenagakerjaan.
sektor formal. b. Pembangunan Sistem Aplikasi Database.
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
c. Pelatihan dan Intalasi ICT.
3. Permintaan pasar kerja dalam d. Koordinasi Implementasi Kebijakan.
negeri sendiri. Penyerapan tenaga e. Pendanaan.
kerja menjadi hal yang sangat
strategis dalam pembangunan.
Keanekaragaman lapangan
pekerjaan utama di Indonesia yang
dapat menyerap tenaga kerja
ternyata sangat fluktuatif dalam
setiap aspek pada lapangan
pekerjaan utama.

4. Pasar kerja lain selain di dalam


negeri yang cukup potensial,
dimaksud adalah job order yang
berasal dari luar negeri yang
ditujukan untuk para pencari kerja
dari Indonesia. Pada bulan
September 2007, ada kurang lebih
582.272 job order yang berasal
dari berbagai kawasan serta untuk
beranekaragam jenis
pekerjaannya. Dari sejumlah job
order tersebut, yang sudah
mendapatkan SIP (Surat Ijin
Pengerahan ) ada kurang lebih
sebesar 64.799.
5. Hal ini merupakan potensi jika
diimbangi oleh aksesibilitas info
yang mudah sekaligus kemitraan
strategis yang seyogyanya
dibangun diantara stakeholders
yang berkepentingan dalam
peningkatan kualitas TKI.

6. Peningkatan kualitas TKI dapat


dikatakan berkorelasi dengan
pendidikan serta pelatihan (diklat)
yang seharusnya didapatkan oleh
mereka sebelum proses
pemberangkatan. Program diklat
dalam hal ini dilakukan oleh BLK.
Dalam kajian ini yang dijadikan
sebagai BLK permodelan adalah
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
BLK di daerah (UPTD – BLK
Garut) yang memiliki visi
terciptanya tenaga kerja yang
terampil, ahli, produktif,
kompeten, berkualitas kerja
tinggi dan mampu bersaing di
pasar kerja regional, nasional
dan internasional.

7. Tenaga pelatihan (SDM), Sarana


dan prasarana, program kegiatan
serta kurikulum pendidikan yang
dimiliki oleh BLK daerah dinilai
cukup representatif untuk
mendukung program-program
pelatihan bagi calon tenaga kerja.
Selain itu, dalam penelitian inipun
dilihat dari lingkungan strategisnya,
yaitu dilihat dari berbagai
fenomena lingkungan yang terjadi
di luar BLK antara lain dari aspek
dinamika sosial masyarakat. Dari
aspek ini terlihat bahwa tingkat
pengangguran di daerah
perdesaan (daerah) masih cukup
tinggi.

8. Dukungan pemerintah yang


melakukan alokasi penganggaran
program pendidikan dan pelatihan
terhadap tenaga kerja tidak
sebesar seperti dalam program
pembangunan infrastruktur
pendidikan formal (sekolah)
maupun infrastruktur kesehatan.
Dari sisi peluang, potensi
ketersediaan (penawaran) Tenaga
Kerja di dalam negeri serta
permintaan pasar kerja khususnya
yang berasal dari job order luar
negeri menjadi faktor yang dinilai
positif terhadap peningkatan
kualitas BLK lebih jauhnya
terhadap peningkatan kualitas TKI.
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi

9. Internal BLK adalah program


kegiatannya, kurikulum pelatihan
maupun sarana serta prasarana
yang dimilikinya. Sementara
kelemahan dari BLK yang berhasil
disurvey antara lain dari sisi usia
para trainers (widyaiswara) yang
sudah tua dan menjelang pensiun.

.
7. SIKAP MASYARAKAT Perspektif sikap masyarakat 1. Proposisi ”Responden dengan 1. Perbaikan pengetahuan publik tentang penempatan dan perlindungan TKI, sudah
TERHADAP korelasinya dengan tingkat kepercayaan dan mendesak untuk dilakukan penyebarluasan informasi (information dissemination)
PENEMPATAN DAN penempatan dan pengetahuan yang tinggi terhadap secara sistematis.
PERLINDUNGAN perlindungan TKI di luar objek penyikapan akan cenderung
TENAGA KERJA negeri. memiliki perasaan dan 2. Informasi yang disampaikan kepada publik harus memuat peluang pekerjaan di luar
INDONESIA DI LUAR kecenderungan tingkah laku yang negeri, syarat dan prosedur untuk menjadi TKI, biaya dan kelengkapan dokumen,
NEGERI SUATU KAJIAN positif terhadap objek penyikapan serta hak-hak dan kewajiban TKI.
MENGENAI ASPEK (favorable). Sebaliknya, responden
KOGNITIF, AFEKTIF DAN dengan tingkat kepercayaan dan 3. Penyebarluasan informasi dapat dilakukan melalui berbagai konteks komunikasi,
KONATIF pengetahuan yang rendah dimulai dengan komunikasi massa (surat kabar lokal, radio lokal), lalu diikuti dengan
terhadap objek penyikapan akan kelompok (ceramah, diskusi), dan akhirnya komunikasi tatap muka yang melibatkan
cenderung memiliki perasaan dan para tokoh masyarakat.
kecenderungan tingkah laku yang
negatif terhadap objek penyikapan 4. Kemudahan dan kenyamanan bagi para CTKI dalam mengurus dokumen
(unfavorable)” kelengkapan harus menjadi prioritas perbaikan. Untuk mendekatkan jarak antara
tempat pelayanan penempatan dan perlindungan TKI dengan publik.
2. Temuan utama bahwa responden
memiliki kepercayaan dan 5. Idealnya, di tiap kecamatan terdapat desk pelayanan yang memudahkan pengurusan
pengetahuan yang cukup tinggi penempatan TKI. Jika hal ini belum memungkinkan, prioritas bisa ditempatkan pada
terhadap objek penyikapan wilayah-wilayah kantong TKI, atau wilayah-wilayah dengan tingkat pengangguran
(penempatan TKI), namun yang tinggi, atau wilayah-wilayah dengan akses transportasi dan komunikasi yang
responden cenderung memiliki terbatas.
perasaan dan kecenderungan
tingkah laku yang negatif terhadap 6. Perbaikan pelayanan penempatan TKI adalah kesederhanaan dan kepastian
objek penyikapan. Temuan ini prosedur. Dalam hal ini, perlu ada standarisasi terhadap prosedur yang harus
dapat menunjukkan terdapatnya ditempuh oleh CTKI dan standarisasi terhadap waktu tempuh prosedur tersebut.
kesenjangan antara objek Batas waktu maksimal masa tunggu di tempat penampungan juga perlu ditetapkan
penyikapan dan ekspektasi untuk memberikan kepastian pada CTKI dan menghindarkan penyimpangan-
responden. penyimpangan yang mungkin terjadi.

3. Tingkat pengetahuan dan 7. Salah satu upaya pembiayaan penempatan TKI ke luar negeri yang dapat dilakukan
kepercayaan responden terhadap adalah melalui jasa perbankan untuk memberikan pinjaman kepada CTKI. Terkait
penempatan TKI cukup tinggi, dengan mediasi perbankan dalam pembiayaan penempatan TKI ke luar negeri, perlu
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
namun pengetahuan responden dilakukan kajian kelayakan mengenai biaya yang dkeluarkan dan keuntungan yang
tersebut tidak sepenuhnya valid akan diperoleh. Dengan kajian kelayakan ini, masing-masing pihak (CTKI, kreditor,
dan akurat. Kebanyakan dan PPTKIS) dapat mengetahui secara jelas estimasi keuntungan yang akan
responden memperoleh informasi diperoleh dari penempatan tersebut. Upaya semacam ini perlu didorong dengan
dari teman/tetangga/saudara yang standarisasi dan transparansi struktur biaya penempatan TKI.
pernah bekerja di luar negeri dan
sponsor/ calo. 8. Langkah-langkah promosi peluang pekerjaan sektor formal di luar negeri bagi tenaga
kerja terdidik dan terlatih harus lebih didorong. Upaya ini bisa dilakukan dengan
4. Informasi yang diperoleh menghimpun peluang-peluang jabatan pekerjaan sektor formal yang tersedia di luar
cenderung parsial, kurang akurat, negeri. Selanjutnya, peluang-peluang jabatan tersebut tersebut ditawarkan kepada
dan bahkan seringkali pasar tenaga kerja terdidik di Indonesia melalui bursa-bursa kerja yang dilakukan
menyesatkan. secara berkala. Penawaran peluang-peluang tersebut bisa juga diikutsertakan melalui
bursa-bursa kerja yang sudah ada, yang diadakan oleh penyelenggara bursa kerja
5. Tingkat keaktifan dan kemauan (event organizer) swasta.
calon TKI untuk mencari informasi,
baik kepada instansi
ketenagakerjaan maupun pada
PJTKI, cenderung rendah. Kondisi
ini dimanfaatkan oleh para calo/
sponsor yang beroperasi dengan
mobilitas tinggi untuk melakukan
persuasi kepada para calon TKI
(CTKI) dengan agresif.

6. Perasaan dan kecenderungan


responden yang negatif terhadap
penempatan TKI di luar negeri
turut didorong oleh anggapan
responden bahwa prosedur dan
proses penempatan TKI ke luar
negeri adalah rumit, lama, dan
mahal. Alasan utama lainnya
adalah tingginya biaya yang
diperlukan untuk penempatan TKI
ke luar negeri.

7. Pilihan jabatan pekerjaan yang


diminati oleh responden masih
terbatas pada jabatan pekerjaan
tradisional. Kelompok jabatan
pekerjaan yang paling diminati
oleh responden laki-laki adalah
pekerja pabrik (28%), sedangkan
kelompok jabatan pekerjaan yang
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
paling diminati oleh responden
perempuan adalah
penatalaksana rumah tangga
(30%). Hal ini mengindikasikan
bahwa minat untuk bekerja di luar
negeri masih terbatas pada tenaga
kerja dengan tingkat pendidikan
yang relatif rendah.

8. Ekspresi kepercayaan terhadap


BNP2TKI untuk dapat
memperbaiki operasionalisasi
penempatan dan perlindungan TKI
cenderung tinggi.

8. Untuk dapat menghasilkan


analisis yang lebih mendalam
dan akurat, dalam penelitian
selanjutnya responden bisa
diklasifikasikan secara
sistematis ke dalam kategori-
kategori tertentu.
Pengklasifikasian ini dapat
membuka peluang analisis
mengenai hubungan antara
variabel karakteristik
responden (sebagai variabel
independen) dengan variabel-
variabel dependen. Dengan
skema seperti ini dapat
diketahui, hubungan antara
tingkat pendidikan responden
dan minat bakat untuk
menjadi TKI.

8. IDENTIFIKASI Kebutuhan Pemetaan 1. Latar belakang pendidikan dan 1. Berdasarkan survey lapangan, kami tidak menemukan data TKI dari kecamatan,
PEMETAAN penyaluran TKI Di Kab. keterampilan TKI yang masih Disnaker Provinsi dan Kabupaten. Maka BNP2TKI harus segera melakukan
PENYALURAN TKI DI Cianjur Jawa Barat rendah membuat daya saing dan koordinasi untuk mendorong pemerintahan daerah dan lembaga terkait agar
KABUPATEN CIANJUR potensi TKI dalam merebut pasar melakukan pemutakhiran data TKI didaerahnya.
kerja luar negeri juga rendah dan
hanya bisa mengisi pasar kerja 2. BNP2TKI harus lebih sering melakukan kegaiatan ke kantung-kantung TKI
informal. mengingat sebagian besar responden tidak mengetahui keberadaan BNP2TKI, salah
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
satu cara yang strategis adalah dengan memasukkan kurikulum muatan lokal
2. Adanya permasalahan yang tentang pelayanan, penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.
dihadapi calon TKI, diantaranya
proses (waktu) pengajuan yang 3. Mayoritas TKI yang dipekerjakan diluar negeri adalah perempuan dengan jenis
relatif lama sekitar 6 bulan dan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, maka perlu adanya pelatihan kerja bagi
biaya yang relatif besar antara 1-3 calon TKI yang meliputi pelatihan keterampilan sesuai dengan bidang pekerjaan,
juta serta perlindungan dan pelatihan keterampilan bahasa sesuai negara penempatan dan juga pemberian
penempatan TKI yang kurang pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
diperhatikan.
4. Calon TKI harus mengikuti Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) yang
3. TKI di Kabupaten Cianjur sebagian dilaksanakan oleh BPN2TKI bekerjasama dengan instansi terkait.
besar adalah calon TKI yang
sudah pernah menjadi TKI,
sehingga secara spesifik calon TKI
sudah relatif memahami kondisi
daerah tujuannya.

4. Minimnya lapangan pekerjaan dan


rendahnya pendapatan untuk
pemenuhan kebutuhan membuat
motivasi CTKI

9. UPAYA PENINGKATAN Terobosan peningkatan TKI Pemberian dana kemitraan;


TKI FORMAL MELALUI melalui kerjasama BUMN 1. Dana Kemitraan merupakan 1. BUMN bersama dengan BNP2TKI akan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) yang
KERJASAMA BUMN pinjaman bergulir yang diberikan akan merumuskan petunjuk pelaksanaan (Juklak) program. Juklak ini akan menjadi
(KAJIAN PEMANFAATAN kepada TKI formal. Dana patokan yang digunakan oleh BNP2TKI dalam implementasi program. BNP2TKI
CSR) Kemitraan ini akan digunakan kemudian akan merinci juklak tersebut dalam bentuk petunjuk teknis (Juknis).
untuk membiayai pendidikan dan
pelatihan TKI formal. 2. BNP2TKI akan mengusulkan alokasi anggaran ke BUMN dan juga mengorganisir
Pengalokasian dana kemitraan ini TKI yang akan mengikuti program magang di beberapa BUMN. BNP2TKI juga akan
akan dilakukan atas usulan dari merekomendasikan beberapa PPTKIS yang akan dilibatkan dalam skema Joint
BNP2TKI. Sedangkan untuk Program kepada BUMN.
penyalurannya dilakukan oleh
masing-masing BUMN. 3. PPTKIS akan melaksanakan menyiapkan TKI formal yang akan bekerja di luar
negeri melalui proses rekruitmen, seleksi, dan pelatihan. Calon TKI formal yang
2. Capacity building disiapkan harus sesuai dengan kualifikasi dan persyaratan yang diminta oleh
Program capacity building dapat employer luar negeri. Dalam proses ini, PPTKIS harus berkoordinasi dan
berupa program pemagangan TKI berkonsultasi dengan BNP2TKI sebagai pihak yang mengetahui kualifikasi yang
formal di BUMN-BUMN yang diminta oleh employer di luar negeri.
bergerak pada bidang yang
memiliki permintaan tenaga kerja
terbanyak atau pengiriman calon
TKI formal ke lembaga
pendidikan dan pelatihan
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
keahlian atas biaya dari BUMN.
Calon TKI formal yang akan
mengikuti program ini akan
diorganisir oleh BNP2TKI.
Program ini dimaksudkan untuk
membekali calon TKI formal
dengan keterampilan atau
pengetahuan yang dianggap
masih harus dimiliki seperti
penguasaan bahasa asing.
Melalui program capacity building
ini diharapkan dapat lebih
meningkatkan kapabilitas TKI
formal agar sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan oleh
pemberi kerja (employer) di luar
negeri.

2. Penempatan
Program penempatan merupakan
program yang memanfaatkan
jejaring BUMN di luar negeri.
Program ini dimaksudkan untuk
memperluas jaringan pasar TKI
formal di luar negeri sehingga
dapat meningkatkan kuantitas
penempatan TKI formal di luar
negeri.

10. EVALUASI BALAI Informasi proses pelatihan 1. Dari 260 BLK-LN, 181(70%) 1. Hasil rating 95 Klasifikasi (sangat baik, baik, cukup) direkomendasi dapat
LATIHAN KERJA LUAR BLK-LN dibawah standar dapat disurvey dan 79 (30%) tidak melaksanakan pelatihan.
NEGERI TAHUN 2007 dapat disurvey.
(Studi Tentang 2. BLK-LN sebanyak 69 , direkomendasikan dapat melaksanakan pelatihan setelah
Pemeringkatan / Rating) 2. Dari 181 BLK-LN yang dapat melakukan pembenahan dalam batas waktu 3 bulan, apabila dalam batas waktu
disurvey, peringkat BLK-LN tersebut tidak melakukan pembenahan maka BLK-LN tersebut akan dikeluarkan dari
sebagai berikut: daftar BLK-LN yang direkomendasikan dapat melaksanakan pelatihan TKI-LN.(
a. 16 BLK-LN, predikat Sangat Terhitung tanggal 15 januari 2008 s/d 15 April 2008), untuk BLK-LN katagori kurang
Baik (SB) akan tidak diperkenankan melakukan pelatihan baru sebelum dilakukan pembenahan
b. 42 BLK-LN, Baik dan rating ulang.
(B)
c. 37 BLK-LN, Cukup 3. BLK-LN sebanyak 17 klasifikasi buruk , direkomendasi dapat melaksanakan
(C) pelatihan setelah melakukan pembenahan dalam batas waktu 6 bulan, apabila
d. 69 BLK-LN, Kurang dalam batas waktu tersebut tidak melakukan pembenahan maka BLK-LN tersebut
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
(K) akan dikeluarkan dari daftar BLK-LN yang direkomendasikan dapat melaksanakan
e. 17 BLK-LN, Buruk pelatihan TKI-LN.( Terhitung tanggal 15 januari 2008 s/d 15 Juli 2008).
(BR) BLK-LN katagori buruk tidak diperkenankan melakukan pelatihan baru sebelum
dilakukan pembenahan dan rating ulang.

You might also like