Professional Documents
Culture Documents
1. KAJIAN PEMBENAHAN Pelayanan Debarkasi 1. Implementasi Pelaksanakan 1. Komitmen pimpinan puncak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan terminal III
PELAYANAN pemulangan TKI di T-3 Undang-Undang Nomor. 39 terhadap penertiban, perbaikan, dan peningkatan citra terminal III
PEMULANGAN TKI DI masih belum memenuhi Tahun 2004, belum di tunjang 2. Penegakan hukum, disiplin, dan pemberian sanksi yang tegas kepada pihak-pihak
TERMINAL 3 BANDARA harapan oleh penerbitan Peraturan yang secara langsung melakukan tindakan tidak terpuji maupun pihak-pihak yang
SOEKARNO HATTA, Pemerintah yang mengatur bekerjasama dengan pihak yang merugikan TKI
tentang Tata Cara Pelaksanaan 3. Peningkatan efektivitas sistem pengawasan yang memungkinkan dapat memantau
Undang-undang sebagaimana dan memonitor segala bentuk penyalahgunaan wewenang
diatur dalam tata urutan aturan 4. Pembinaan dan peningkatan kesejahteraan pegawai yang berhubungan langsung
Perundang-undangan. dengan para mantan TKI, baik dengan pembinaan rutin maupun peningkatan
pendapatan TKI
2. UU No. 39 Tahun 2004, terutama 5. Sosialisasi dengan media yang mudah dipahami oleh mantan TKI dengan leaflet,
pasal 75, ayat 1 dan 2, pasal 77, brosur dan sejenisnya yang memuat tips bagi TKI selama di terminal III, dalam
ayat 1 dan 2, pasal 8 huruf (h) perjalanan dan hal teknis/ non teknis yang terkait dengan pemulangan.
pasal 7 huruf (e) dan Inpres
Nomor 6 Tahun 2006, huruf A
program no 3 dan huruf C
program nomor 1 dan 2 masih
belum optimal di jadikan rujukan/
pedoman dalam Kebijakan yang
dikeluarkan Menakertrans
mengenai pelayanan kepulangan
TKI-LN di Terminal II dan III.
3. Pelaksanaan Kepmenaker
tentang kepulangan TKI-LN
melalui Terminal III di tingkat
Dirjen hanya didasarkan atas
Skep Dirjen belum ada Juklak dan
Juknisnya.
2. IDENTIFIKASI MASALAH Beragam fenomena harapan Peran dan Fungsi Pemerintah 1. Terungkap masalah – masalah yang selama ini terjadi pada CTKW baik selama pra,
DAN HARAPAN masyarakat diwilayah 1. Pelayanan birokrasi terhadap masa dan purna penempatan, juga apa yang menjadi keinginan dan harapan dari
MASYARAKAT DI kantong TKI pengurusan dokumen 50 CTKW, sehingga pemerintah ataupun swasta dapat mengambil peran yang nyata
WILAYAH KANTONG TKI responden menyatakan bahwa 6% terutama dalam penentuan kebijakan dan tindakan yang akan diambil.
(STUDI KASUS DI menyatakan sangat baik, 54% 2. Pemerintah dapat memberikan informasi tentang keberadaan masalah dan
KABUPATEN SUKABUMI) menyatakan baik, 34 % penyebab masalah yang dialami CTKW selama pra, masa dan purna
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
menyatakan kurang baik dan 6 % penempatan sehingga dapat mengambil suatu tindakan untuk meminimalisir
menyatakan tidak baik. Terhadap keadaan tersebut.
penyampaian informasi dan 3. Pihak swasta yang menangani masalah ini, dapat memberikan informasi tentang
sosialisasi pengurusan dokumen masalah yang dihadapi CTKW serta keinginan dan harapan mereka sehingga
TKI, 20 % menyatakan ada dan dapat menyadari kelemahan dari kinerjanya dan segera melakukan perbaikan.
optimal, 66 % menyatakan ada 4. Masyarakat akademisi, dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi
dan kurang optimal dan 14 % penelitian selanjutnya agar diketahui faktor-faktor penyebab dan mencari solusi dari
menyatakan tidak ada. permasalahan yang ada secara lebih tuntas.
5 .Jasa percaloan
50 responden menemukan data
bahwa 32% responden
mengatakan jasa percaloan dalam
pengurusan TKI masih di perlukan
dan 68% responden mengatakan
jasa percaloan tidak diperlukan
1. Pelayanan PPTKIS
50 responden terhadap pelayanan
yang diberikan oleh PPTKIS di
peroleh data sebanyak 20 %
menyatakan sangat baik, 2%
menyatakan baik, 78%
menyatakan kurang baik dan 0%
menyatakan tidak baik.
2. Pelayanan PJTKI/PPTKIS
Terhadap Calon TKI
50 responden terhadap pelayanan
dalam pengurusan dokumen oleh
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
PPTKIS di peroleh data sebanyak
16 % menyatakan sangat baik, 32%
menyatakan baik, 48% menyatakan
kurang baik dan 4% menyatakan
tidak baik.
Kondisi eksisting
2. Fungsi penghasilan
Produktivitas pemanfaatan uang
hasil kerja
50 responden menyatakan 24%
uang hasil kerja diluar negeri
selalu ditabungkan, 10% sering
ditabungkan, 40% kadang-kadang
ditabungkan, 26% tidak pernah
ditabungkan.
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
3. Prosentase tabungan
Kebiasaan menabung untuk
kepentingan jangka panjang, dari
50 responden menyatakan uang
hasil kerja selama menjadi TKI di
prosentasikan dinyatakan 2%
ditabung seluruhnya,12 %
ditabung sebagian besar,82%
ditabung sebagian kecil,45%
meyatakan sebanding dengan
pengeluaran,
4. Pemanfaatan keuangan
50 responden terhadap
pemanfaatan uang hasil kerja TKI
di temukan data sebagian besar
responden menyatakan di
pergunakan untuk memenuhi
keperluan rumah tangga, di
urutan kedua terbesar adalah
membeli asset berupa tanah, di
urutan ketiga terbesar untuk
menyekolahkan anak,
selanjutnya untuk modal usaha,
memperbaiki rumah, dan paling
sedikit di pergunakan untuk
pembelian kendaraan
5. Tanggapan masyarakat
50 responden mengenai
tanggapan masyarakat terhadap
TKI selama kembali berada dalam
lingkungan masyarakat dinyatakan
bahwa 78% menghargai, 22%
kurang menghargai, 0% tidak
menghargai.
3. INVENTARISASI Belum tersedia Inventarisasi Pertama, PK dan besaran upah yang Pertama, Dalam upaya menertibkan standar PK, agar PK tidak bersifat sepihak dan ada
BESARAN UPAH TKI besaran upah TKI menggambarkan adanya standar PK jaminan pada waktu membuatnya melibatkan TKI, maka direkomendasikan kepada
BERDASARKAN berdasarkan kontrak masih bermasalah, yaitu tidak BNP2TKI untuk mempersyaratkan secara tegas dalam pembuatan PK itu harus
KONTRAK PERJANJIAN perjanjian kerja dipenuhinya standar pembuatan PK melibatkan TKI yang bersangkutan, dan jika perlu harus dilakukan pendampingan oleh
KERJA yang mengharuskan PK dibuat dan perwakilan pemerintah bagi TKI yang membutuhkannya.
disetujui oleh kedua belah pihak.
Indikasi terlihat dari: Pendamping TKI sekaligus berfungsi sebagai pengawas atau saksi dalam PK tersebut.
¾ Kenyataannya PK lebih Jika persyaratan ini dilanggar, maka harus diberikan sanksi yang tegas berupa
ditentukan sepihak oleh pihak penindakan terhadap pihak yang melanggar tersebut. Sedangkan mengenai standar
majikan yang berkolaborasi besaran upah dalam PK yang masih belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka
dengan pihak agen dan PPTKIS. direkomendasikan kepada BNP2TKI untuk segera membentuk tim khusus
¾ PK yang pada umumnya masih pengawasan bersama di negara setempat. Untuk mengefektifkan pengawasan dalam
tergolong sangat rendah hal pembayaran upah TKI perlu dipersyaratkan kepada pihak majikan bahwa ia
dibandingkan living cost dan take harus membayar upah TKI setiap bulan dengan cara mentranfernya ke rekening
home pay yang diterima oleh TKI. bank milik TKI minimal 50 persen dan 50 persennya lagi bisa langsung diserahkan
secara cash kepada TKI.
¾ Standar upah yang diberlakukan
oleh beberapa negara, terutama Adapun berkaitan dengan masalah rendahnya standar upah yang diberlakukan di
di Kawasan Timur Tengah dan masing-masing negara tempat TKI bekerja, BNP2TKI perlu segera mengambil langkah
Malaysia di Kawasan Asia Pasifik proaktif memperjuangkan terbentuknya tim yang merumuskan kembali standar
dinilai sangat rendah, bahkan besaran upah itu sehingga segera ada penyesuaian dan kenaikan upah TKI. Berikut
tergolong tidak manusiawi dalam kajian ini dirumuskan usulan kenaikan upah TKI berdasarkan nominal mata uang
dibandingkan beban kerja yang dari masing-masing negara, sebagai berikut.
sangat berat diterima oleh TKI.
¾ Besaran upah itu juga sangat USULAN BESARAN UPAH TKI
tidak logis apabila dilihat dari segi DI BEBERAPA NEGARA TUJUAN PENEMPATAN
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
waktu lamanya standar upah itu
telah diberlakukan, tanpa ada NO. NEGARA PENEMPAT JABATAN UPAH USULAN
perubahan, sedangkan kondisi AN PEKERJA LAMA UPAH BARU
kehidupan saat ini segalanya AN
telah berubah, termasuk 1. Singapura Domestic SIN $ 350 SIN$ 450-500
kemajuan ekonomi yang dicapai Helper X Rp6.289,- (Rp2.830.050—
oleh negara-negara yang (Rp2.201.150) 3.144.500)
bersangkutan. 2. Taiwan Caretaker NT $ 15.840 NT$ 18.000-
X Rp285,- 20.000
¾ Dari segi besaran upah yang (Rp4.514.400) (Rp5.130.000—
tertuang di dalam kontrak 5.700.000)
sekarang ini, pada umumnya 3. Malaysia Women RM 450 RM 650-750
dianggap cukup besar karena Worker X Rp 2.730,- (Rp1.774.500—
persoalan nilai kurs rupiah saat ini (Rp1.228.500) 2.047.500)
posisi baik. 4. Uni Emirat Women US$ 160 US$ 200-250
Arab Worker X Rp9.074,- (Rp1.814.800—
¾ Sebenarnya, gaji mereka hanya (Rp1.451.840) 2.268.500)
cukup untuk mereka yang masih 5. Saudi Arabia Women SAR 600 SAR 1.000-1.200
sendiri. Jika mereka bekerja Worker X Rp2.300,- (Rp2.300.000—
dengan membawa keluarga, gaji (Rp1.380.000) 2.760.000)
yang diterima tidak akan 6. Yordania Women US $200 US$ 225-250
mencukupi untuk menghidupi Worker X Rp9.074,- (Rp2.041.650--
seluruh keluarga. (Rp1.814.800) 2.268.500)
7. Oman Women US $150 US$ 200-250
Kedua, pemahaman TKI terhadap isi Worker X Rp9.074,- (Rp1.814.800—
PK, khususnya di sektor PL-RT yang (Rp1.361.100) 2.268.500)
menggambarkan masih rendahnya 8. Qatar Women US $200 US$ 225-250
tingkat pemahaman mereka terhadap Worker X Rp9.074,- (Rp2.041.650--
isi PK tersebut. (Rp1.814.800) 2.268.500)
Hal ini disebabkan: 9. Korea Selatan Pekerja WON 3.480/jam WON 3.600-
Pabrik X Rp8.5,- 4000/jam
¾ Latar belakang pendidikan TKI (Rp5.916.000/bln) (Rp 6.120.000—
yang pada umumnya masih di 6.800.000)/bln
bawah standar. 10. Kuwait Women DINAR 45 DINAR 75-100
¾ Persiapan mereka bekerja di luar Worker X Rp28.500,- (Rp2.137.500—
negeri yang sangat minim, (Rp1.282.500) 2.850.000)
termasuk persiapan dalam 11. Hongkong Women HK$ 3.480 HK$ 3.750-4000
penguasaan bahasa asing di Worker X Rp1.167,- (Rp4.376.250—
negara tujuan. (Rp4.061.160) 4.668.000)
¾ Untuk beberapa negara tujuan TKI
seperti Hongkong, Korea Selatan, Sumber: *) Perjanjian Kerja antara pengguna (users) dengan TKI yang telah diolah
dan Taiwan ternyata di dalam PK- dari berbagai sumber (data BP3TKI DKI Jakarta).
nya hanya menggunakan satu *) Kurs rupiah terhadap mata uang negara penempatan berdasarkan data 16
bahasa negara setempat yang November 2007.
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
kebanyakan tidak dipahami oleh Catatan: Usulan kenaikan upah tersebut memang seharusnya mempertimbangkan pula
TKI. kenaikan rata-rata GDP (gross domestic bruto), pendapatan per kapita, inflasi,
dan rata-rata pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, mengenai kasus-kasus yang
berkaitan dengan PK, seperti Kedua, dalam upaya meningkatkan pemahaman TKI terhadap isi PK dan meningkatkan
terjadinya pelanggaran hukum dan daya tawar dan daya saingnya bekerja di luar negeri, BNP2TKI perlu menguatkan
HAM yang serius karena tidak persyaratan pendidikan untuk pengiriman TKI dan mempersiapkannya secara matang,
diserahkannya dokumen PK kepada terutama dalam penguasaan bahasa asing setempat. Khusus yang terkait dengan
TKI. penggunaan bahasa di dalam PK, agar dapat dengan mudah dipahami oleh para TKI,
PK diharuskan mencantumkan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Hal ini banyak menimpa para TKI,
terutama di Kawasan Asia Pasifik, Ketiga, dalam merespon pemasalahan serius berkaitan dengan tidak diserahkannya
seperti Malaysia, Taiwan dan dokumen PK kepada TKI oleh pihak agen luar negeri yang dapat dikategorikan sebagai
Singapura. Dokumen PK biasanya pelanggaran hukum dan HAM itu, maka BNP2TKI perlu segera mengambil langkah-
dikuasai dan ditahan begitu saja oleh langkah tegas untuk menindak para oknum itu bekerja sama dengan pemerintah negara
pihak agen luar negeri sehingga setempat. Sebagai upaya antisipasi ke depan, maka BNP2TKI harus lebih tegas
dalam banyak kasus TKI menjadi mempersyaratkan agar setiap PK yang dibuat itu, wajib diberitahukan dan salinannya
tidak berdaya menuntut haknya, harus diserahkan kepada BNP2TKI dan kepada perwakilan Indonesia (KBRI/Konjen RI)
termasuk hak upah sebagaimana di negara setempat.
telah dituangkan di dalam PK. Hak
upah TKI yang sering dilanggar oleh Keempat, berdasarkan hasil kajian singkat ini, mengingat sangat luas dan kompleksnya
para majikan (users) yaitu hak upah cakupan kajian yang terkait dengan inventarisasi besaran upah TKI dan terbatasnya
bulanan yang tidak dibayar atau waktu dan dana yang diberikan kepada pihak konsultan, untuk lebih memperdalam dan
dibayar tetapi di bawah standar mempertajam kajian ini, kepada BNP2TKI direkomendasikan untuk
(under paid) dan upah lembur atau menindaklanjutinya dengan kajian atau penelitian yang akan diadakan kemudian.
kompensasi kelebihan jam kerja (over Secara khusus ada beberapa masalah yang belum sepenuhnya atau sama sekali tidak
time) yang tidak dibayarkan sesuai terjawab dalam kajian ini, seperti perhitungan beban kerja yang disesuaikan dengan
dengan PK. upah TKI dan perbandingan besaran upah TKI dengan tenaga kerja dari beberapa
negara lainnya. Berkaitan dengan hal itu, PT Alfriz Auliatama mengajukan kesediaannya
jika kembali diberi tugas untuk melaksanakan penelitian lanjutan tersebut. ****
4. PENELITIAN JALUR Disinyalir TKI illegal marak 1. Minimnya lapangan kerja, ledakan 1. Pembenahan pada tahap pengadaan / prosedur Rekruitment TKI.
PEMBERANGKATAN TKI melalui jalur pemberangkat penduduk,dan masalah 2. Penertiban Calo-calo dan PPTKIS di Kota Pontianak dan Entikong dan diikuti
ILEGAL MELAUI RUTE an rute Entikong Kal-Bar kemiskinan. penegakan Hukum.
ENTIKONG (KALBAR) KE 2. Lemahnya pengawasan mulai 3. Proses penempatan yang fair dan transparan.
SERAWAK (MALAYSIA proses recruit, pengurusan 4. Penertiban dan pengawasan ketat oleh BP3TKI Kalimantan Barat.
TIMUR) dokumen dan penempatan. 5. Percepatan pendirian kantor BP3TKI Kal-Bar di Entikong.
3. Implementasi kebijakan yang 6. Koordinasi pemangku kepentingan dan instansi terkait di Kalbar.
masih tersendat ditingkat 7. Pelaksanaan program sosialisasi daerah perbatasan.
pelaksanaan.
4. Perbedaan persepsi antara
Indonesia dan Malaysia
menyangkut TKI, Indonesia
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
berpandangan TKI melalui
pendekatan perburuhan
sedangkan Malaysia
menggunakan pendekatan
keimigrasiaan.
6. KAJIAN UMUM DAN Kebutuhan data 1. Kondisi makro pasar tenaga kerja 1. Kajian/penelitian yang lebih mendetail dan mendalam untuk mendapatkan sebuah
INVENTARISASI inventarisasi potensi menggambarkan supply model BLK ideal yang kedepannya dapat bersinergis melakukan kerjasama dengan
POTENSI BLK / LLK BLK/LLK milik instansi lintas (penawaran) Tenaga Kerja di stakeholders lainnya dalam peningkatan kualitas TKI.
MILIK INSTANSI LINTAS sector dan BUMN Indonesia. Dari sini terlihat bahwa
SEKTOR DAN BUMN tingkat pengangguran di dalam 2. Pengembangan Kemitraan Strategis
negeri masih sangat tinggi. Pada a. Pengembangan Kemitraan Strategis disini termasuk juga program kegiatan
bulan Februari 2007, tingkat untuk mengembangkan BLK daerah dengn melibatkan pihak terkait khususnya
pengangguran sebesar 9,75 pemerintah daerah sendiri.
persen. b. Penyusunan Konsep Kemitraan Strategis.
c. Sosialisasi dan Desiminasi Program.
2. Peningkatan kualitas TKI melalui d. Perancangan MoU Implementasi Program.
program pendidikan dan pelatihan,
sehingga mereka mampu 3. Pengembangan ICT
berkompetisi untuk bekerja pada a. Pengumpulan Data Sarana dan Prasarana Ketenagakerjaan.
sektor formal. b. Pembangunan Sistem Aplikasi Database.
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
c. Pelatihan dan Intalasi ICT.
3. Permintaan pasar kerja dalam d. Koordinasi Implementasi Kebijakan.
negeri sendiri. Penyerapan tenaga e. Pendanaan.
kerja menjadi hal yang sangat
strategis dalam pembangunan.
Keanekaragaman lapangan
pekerjaan utama di Indonesia yang
dapat menyerap tenaga kerja
ternyata sangat fluktuatif dalam
setiap aspek pada lapangan
pekerjaan utama.
.
7. SIKAP MASYARAKAT Perspektif sikap masyarakat 1. Proposisi ”Responden dengan 1. Perbaikan pengetahuan publik tentang penempatan dan perlindungan TKI, sudah
TERHADAP korelasinya dengan tingkat kepercayaan dan mendesak untuk dilakukan penyebarluasan informasi (information dissemination)
PENEMPATAN DAN penempatan dan pengetahuan yang tinggi terhadap secara sistematis.
PERLINDUNGAN perlindungan TKI di luar objek penyikapan akan cenderung
TENAGA KERJA negeri. memiliki perasaan dan 2. Informasi yang disampaikan kepada publik harus memuat peluang pekerjaan di luar
INDONESIA DI LUAR kecenderungan tingkah laku yang negeri, syarat dan prosedur untuk menjadi TKI, biaya dan kelengkapan dokumen,
NEGERI SUATU KAJIAN positif terhadap objek penyikapan serta hak-hak dan kewajiban TKI.
MENGENAI ASPEK (favorable). Sebaliknya, responden
KOGNITIF, AFEKTIF DAN dengan tingkat kepercayaan dan 3. Penyebarluasan informasi dapat dilakukan melalui berbagai konteks komunikasi,
KONATIF pengetahuan yang rendah dimulai dengan komunikasi massa (surat kabar lokal, radio lokal), lalu diikuti dengan
terhadap objek penyikapan akan kelompok (ceramah, diskusi), dan akhirnya komunikasi tatap muka yang melibatkan
cenderung memiliki perasaan dan para tokoh masyarakat.
kecenderungan tingkah laku yang
negatif terhadap objek penyikapan 4. Kemudahan dan kenyamanan bagi para CTKI dalam mengurus dokumen
(unfavorable)” kelengkapan harus menjadi prioritas perbaikan. Untuk mendekatkan jarak antara
tempat pelayanan penempatan dan perlindungan TKI dengan publik.
2. Temuan utama bahwa responden
memiliki kepercayaan dan 5. Idealnya, di tiap kecamatan terdapat desk pelayanan yang memudahkan pengurusan
pengetahuan yang cukup tinggi penempatan TKI. Jika hal ini belum memungkinkan, prioritas bisa ditempatkan pada
terhadap objek penyikapan wilayah-wilayah kantong TKI, atau wilayah-wilayah dengan tingkat pengangguran
(penempatan TKI), namun yang tinggi, atau wilayah-wilayah dengan akses transportasi dan komunikasi yang
responden cenderung memiliki terbatas.
perasaan dan kecenderungan
tingkah laku yang negatif terhadap 6. Perbaikan pelayanan penempatan TKI adalah kesederhanaan dan kepastian
objek penyikapan. Temuan ini prosedur. Dalam hal ini, perlu ada standarisasi terhadap prosedur yang harus
dapat menunjukkan terdapatnya ditempuh oleh CTKI dan standarisasi terhadap waktu tempuh prosedur tersebut.
kesenjangan antara objek Batas waktu maksimal masa tunggu di tempat penampungan juga perlu ditetapkan
penyikapan dan ekspektasi untuk memberikan kepastian pada CTKI dan menghindarkan penyimpangan-
responden. penyimpangan yang mungkin terjadi.
3. Tingkat pengetahuan dan 7. Salah satu upaya pembiayaan penempatan TKI ke luar negeri yang dapat dilakukan
kepercayaan responden terhadap adalah melalui jasa perbankan untuk memberikan pinjaman kepada CTKI. Terkait
penempatan TKI cukup tinggi, dengan mediasi perbankan dalam pembiayaan penempatan TKI ke luar negeri, perlu
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
namun pengetahuan responden dilakukan kajian kelayakan mengenai biaya yang dkeluarkan dan keuntungan yang
tersebut tidak sepenuhnya valid akan diperoleh. Dengan kajian kelayakan ini, masing-masing pihak (CTKI, kreditor,
dan akurat. Kebanyakan dan PPTKIS) dapat mengetahui secara jelas estimasi keuntungan yang akan
responden memperoleh informasi diperoleh dari penempatan tersebut. Upaya semacam ini perlu didorong dengan
dari teman/tetangga/saudara yang standarisasi dan transparansi struktur biaya penempatan TKI.
pernah bekerja di luar negeri dan
sponsor/ calo. 8. Langkah-langkah promosi peluang pekerjaan sektor formal di luar negeri bagi tenaga
kerja terdidik dan terlatih harus lebih didorong. Upaya ini bisa dilakukan dengan
4. Informasi yang diperoleh menghimpun peluang-peluang jabatan pekerjaan sektor formal yang tersedia di luar
cenderung parsial, kurang akurat, negeri. Selanjutnya, peluang-peluang jabatan tersebut tersebut ditawarkan kepada
dan bahkan seringkali pasar tenaga kerja terdidik di Indonesia melalui bursa-bursa kerja yang dilakukan
menyesatkan. secara berkala. Penawaran peluang-peluang tersebut bisa juga diikutsertakan melalui
bursa-bursa kerja yang sudah ada, yang diadakan oleh penyelenggara bursa kerja
5. Tingkat keaktifan dan kemauan (event organizer) swasta.
calon TKI untuk mencari informasi,
baik kepada instansi
ketenagakerjaan maupun pada
PJTKI, cenderung rendah. Kondisi
ini dimanfaatkan oleh para calo/
sponsor yang beroperasi dengan
mobilitas tinggi untuk melakukan
persuasi kepada para calon TKI
(CTKI) dengan agresif.
8. IDENTIFIKASI Kebutuhan Pemetaan 1. Latar belakang pendidikan dan 1. Berdasarkan survey lapangan, kami tidak menemukan data TKI dari kecamatan,
PEMETAAN penyaluran TKI Di Kab. keterampilan TKI yang masih Disnaker Provinsi dan Kabupaten. Maka BNP2TKI harus segera melakukan
PENYALURAN TKI DI Cianjur Jawa Barat rendah membuat daya saing dan koordinasi untuk mendorong pemerintahan daerah dan lembaga terkait agar
KABUPATEN CIANJUR potensi TKI dalam merebut pasar melakukan pemutakhiran data TKI didaerahnya.
kerja luar negeri juga rendah dan
hanya bisa mengisi pasar kerja 2. BNP2TKI harus lebih sering melakukan kegaiatan ke kantung-kantung TKI
informal. mengingat sebagian besar responden tidak mengetahui keberadaan BNP2TKI, salah
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
satu cara yang strategis adalah dengan memasukkan kurikulum muatan lokal
2. Adanya permasalahan yang tentang pelayanan, penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.
dihadapi calon TKI, diantaranya
proses (waktu) pengajuan yang 3. Mayoritas TKI yang dipekerjakan diluar negeri adalah perempuan dengan jenis
relatif lama sekitar 6 bulan dan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, maka perlu adanya pelatihan kerja bagi
biaya yang relatif besar antara 1-3 calon TKI yang meliputi pelatihan keterampilan sesuai dengan bidang pekerjaan,
juta serta perlindungan dan pelatihan keterampilan bahasa sesuai negara penempatan dan juga pemberian
penempatan TKI yang kurang pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
diperhatikan.
4. Calon TKI harus mengikuti Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) yang
3. TKI di Kabupaten Cianjur sebagian dilaksanakan oleh BPN2TKI bekerjasama dengan instansi terkait.
besar adalah calon TKI yang
sudah pernah menjadi TKI,
sehingga secara spesifik calon TKI
sudah relatif memahami kondisi
daerah tujuannya.
2. Penempatan
Program penempatan merupakan
program yang memanfaatkan
jejaring BUMN di luar negeri.
Program ini dimaksudkan untuk
memperluas jaringan pasar TKI
formal di luar negeri sehingga
dapat meningkatkan kuantitas
penempatan TKI formal di luar
negeri.
10. EVALUASI BALAI Informasi proses pelatihan 1. Dari 260 BLK-LN, 181(70%) 1. Hasil rating 95 Klasifikasi (sangat baik, baik, cukup) direkomendasi dapat
LATIHAN KERJA LUAR BLK-LN dibawah standar dapat disurvey dan 79 (30%) tidak melaksanakan pelatihan.
NEGERI TAHUN 2007 dapat disurvey.
(Studi Tentang 2. BLK-LN sebanyak 69 , direkomendasikan dapat melaksanakan pelatihan setelah
Pemeringkatan / Rating) 2. Dari 181 BLK-LN yang dapat melakukan pembenahan dalam batas waktu 3 bulan, apabila dalam batas waktu
disurvey, peringkat BLK-LN tersebut tidak melakukan pembenahan maka BLK-LN tersebut akan dikeluarkan dari
sebagai berikut: daftar BLK-LN yang direkomendasikan dapat melaksanakan pelatihan TKI-LN.(
a. 16 BLK-LN, predikat Sangat Terhitung tanggal 15 januari 2008 s/d 15 April 2008), untuk BLK-LN katagori kurang
Baik (SB) akan tidak diperkenankan melakukan pelatihan baru sebelum dilakukan pembenahan
b. 42 BLK-LN, Baik dan rating ulang.
(B)
c. 37 BLK-LN, Cukup 3. BLK-LN sebanyak 17 klasifikasi buruk , direkomendasi dapat melaksanakan
(C) pelatihan setelah melakukan pembenahan dalam batas waktu 6 bulan, apabila
d. 69 BLK-LN, Kurang dalam batas waktu tersebut tidak melakukan pembenahan maka BLK-LN tersebut
No. Judul Penelitian dan Ringkasan
Pelaksana Masalah Analisis Rekomendasi
(K) akan dikeluarkan dari daftar BLK-LN yang direkomendasikan dapat melaksanakan
e. 17 BLK-LN, Buruk pelatihan TKI-LN.( Terhitung tanggal 15 januari 2008 s/d 15 Juli 2008).
(BR) BLK-LN katagori buruk tidak diperkenankan melakukan pelatihan baru sebelum
dilakukan pembenahan dan rating ulang.