You are on page 1of 23

PRIMUM NON NOCERE

FOLLOW THE SIGNs


Teknik pemeriksaan:
Bladder sebaiknya tidak dalam keadaan penuh.
Pasien berbaring/supine.
Posisi lengan di sisi badan atau dilipat di dada
Pertanyaan sebelum palpasi,”Daerah mana yg sakit?”
Daerah yg nyeri dipalpasi paling belakangan .
Pemeriksaan sambil memonitor wajah pasien, adakah mimik
pertanda rasa tidak nyaman.
Inspeksi ; perhatikan :

Status nutrisi.
Kulit : Scar, striae, dilated veins (venectase), ruam ,lesi.

Umbilicus : bagaimana kontur & lokasinya, tanda hernia atau


inflamasi (+/-)? Sister Mary Joseph’s nodule  curiga keganasan
abdominal.
Liver stigmata.

Kontur abdomen :
Apakah flat, scaphoid, protuberant, rounded?
Apakah ada penonjolan? Survey juga area inguinal & femoral
Apakah abdomen simetris?
Apakah tampak organ atau massa? Liver yang membesar
atau spleen.

Peristalsis.

Pulsasi. Sering pulsasi aorta terlihat di epigastrium . (normal)


Liver stigmata:
Umum dijumpai pada Sirosis Hati Alkoholik (Laennec’s ).
Kadang-kadang dijumpai pada Sirosis lainnya.
Spider nevi
Palmar erythema
Ginekomastia
Caput medusae
Dupuytren’s contracture
Pembesaran kelenjar parotid
Atrofi testis
Jika dij.
Virchouw’s Node
Keganasan abdominal ?
Sister Mary Joseph’s Node
Auskultasi
!!! Auskultasi dilakukan sebelum palpasi & perkusi ( bisa
menyebabkan perubahan frekwensi suara usus), gunakan
diafragma stethoscope.

Suara usus :
Normal frek :  5 – 34 per menit.
Kadang-kadang borborygmi (+)
Auskultasi pd satu tempat , mis RLQ, biasanya sdh
cukup.
Bruit
Jk TD tinggi suara vaskuler mirip murmur jantung
dij. pd epigastrium , RUQ& LUQ.

Perubahan suara usus


diare, obstruksi intestinal, ileus paralitik, peritonitis.

Bruit dgn komponen sistolik & diastolik


kesan kuat stenosis a.renalis sebagai penyebab
hipertensi.
Light Palpation

Deep Palpation
Light Palpation
Jk terasa ada resistensi , cobalah bedakan voluntary guarding
dari involuntary muscular spasm , tekniknya sbb:
Usahakan dgn segala cara agar pasien bisa relax
Rasakan relaksasi otot abdomen pada saat exhalation
Anjurkan pasien bernafas melalui mulut dgn rahang bawah
terbuka.

Involuntary rigidity (muscular spasm) secara khas tetap ada


walaupun dgn maneuvre di atas  mengindikasikan inflamasi
peritoneal (+)
Deep Palpation

Untuk pemeriksaan massa abdomen

Massa abdomen dikategorikan atas:


Fisiologis : uterus gravida
Inflamasi : diverticulitis colon
Vaskuler : aneurisma aorta abdominalis
Neoplasma : karsinoma colon
Obstruktif : distensi bladder , dilatasi usus.
Palpasi dengan kedua telapak tangan jk deep palpation sukar
dilakukan, atau karena obesitas,
.
Pemeriksaan inflamasi peritoneal:
Sebelum palpasi, pasien disuruh batuk “apakah batuk
menimbulkan nyeri ?”
Rebound tenderness: Press fingers firmly & slowly , quickly
withdraw. Perhatikan reaksi pasien.
Tanyakan:” mana yang lebih sakit, apakah saat ditekan
atau dilepaskan? Lokasinya?”

Rebound tendernesss=(+) :
jk nyeri diinduksi / meningkat pd saat tekanan dilepaskan
(timbul akibat pergerakan cepat peritoneum yg mengalami
inflamasi)
Organ hepar sebahagian besar dilindungi oleh costae 
sukar memeriksanya Ukuran & bentuknya bisa di
perkirakan dgn cara perkusi & palpasi.

1. PALPASI
Evaluasi permukaan, konsistensi,nyeri tekan hepar.
Teknik palpasi!
Teknik palpasi
Press in & up, gently.
Pasien disuruh inspirasi dalam.
Rasakan tepi hepar sewaktu hepar turun menyentuh ujung-
ujung jari.
kmdn. tekanan jari dikurangi agar hepar bisa diraba 
permukaan anterior hepar

Saat inspirasi  hepar dpt dipalpasi sekitar 4 cm inferior


tepi costa dextra pd L. midclavicularis
Abnormalitas hepar kesan(+)
jk.hepar teraba keras atau padat
tepi tumpul atau membulat (rounding)
kontur irreguler.
Hooking technique
Teknik pemeriksaan hepar jika pasien obese.
Pd saat pemeriksaan  perintahkan pasien inspirasi dalam .
“Bernafas dengan abdomen” , pd saat inspirasi  hepar,-
maupun spleen dan ginjal-, akan terdorong ke posisi yg dapat
dipalpasi.
2. PERKUSI
1.
Mulai perkusi dari area timpani abdomen-pd L.midclavicularis
dextra  teruskan/naik ke arah hepar . Tentukan batas daerah
beda pd linea midclavicularis

2
Batas atas hepar :
diperkusi dimulai pada area sonor thorax (di atasnya) pada
L midclavicularis.
Liver span :
Pada L midsternalis : 4- 8 cm
Pada L midclavicularis dextra : 6-12 cm
Salah interpretasi liver span :
Efusi pleura dextra
Paru konsolidasi yang berdekatan dengan
pekak hati
Perkusi  bisa memberikan kesan/sangkaan kemungkinan ada pembesaran spleen.

Perkusi dapat mengkonfirmasi pembesaran spleen, kecuali jk pembesaran spleen


tidak mencapai daerah di bawah kosta.
1.Perkusi Traube’s space
Perkusi dinding anterior kiri bawah , di antara daerah resonan
paru (batas atasnya) dengan tepi kosta (batas bawahnya) 
Traube’s space.
Perkusi Traube’s space dimulai dari L. axillaris anterior
sinistra sd L.midaxillaris sinistra, biasanya daerah ini timpani
(prominen).
Jika semakin ke arah lateral suara timpani tetap
prominen kesan: splenomegali (-).
Dullness Traube’s spacekemungkinan splenomegali?
cairan/makanan solid di dlm lambung atau kolon.
2. Splenic percussion sign
Splenic percussion sign (+):
Perkusi ICS terbawah pd L axillaris anterior sinistra:
perubahan suara perkusi, dari timpani prominen inspirasi
dalam dull kesan :
Pembesaran spleen
Bisa juga pd spleen normal.
Jika perkusi tetap timpaniukuran spleen masih
normal.
Palpasi Spleen:
Catatan:
Dewasa normal  sebahagian kecil populasi : tepi spleen
teraba, ok:
Diafragma letak rendah dan rata (COPD)
Deep inspiratory descent diafragma.

Teknik Palpasi:
1.Posisi Supine.
Palpasi dengan tangan kanan, dimulai di bawah tepi kosta
sinistra.
Tangan kanan mengangkat rib cage sinistra ke anterior.
Anjurkan pasien inspirasi dalam.
2. Posisi dekubitus, paha & lutut difleksikan. Ulangi perasat
sda.
Tentukan batas area Shifting dullness
beda/pekak dgn area dijumpai jk pasien dimiringkan ke
timpani salah satu sisi

Test for a fluid wave (undulasi cairan).


Berbagai hal lain yang dapat ditemukan pada physical
diagnostic abdomen:

Asites + Jaundice curigai adanya sirosis atau keganasan


dengan metastase peritoneal.

Rebound tenderness
Disebabkan oleh inflamasi peritoneal, mis. Apendisitis akut.

• Rovsing’s sign.
– Nyeri di RLQ sewaktu dilakukan penekanan pada sisi siri
abdomen .
– Nyeri RLQ jika tangan palpasi di angkat tiba-tiba (referred
rebound tenderness)
Murphy’s sign.
ialah nyeri tajam pada RUQ disertai berhenti inspirasi tiba-
tiba(respiratory arrest on inspiration).
Teknik pemeriksaan: ibu jari kiri atau jari-jari tangan kanan
ditekukkan di bawah tepi kosta pada posisi sisi lateral m.
rectus berpotongan dengan tepi kosta. Jik pembesaran
hepar (+) jari-jari ataupun ibu jari tangan ditekukkan di
bawah tepi hepar.Perintahkan pasien respirasi dalam,
perhatikan pernafasan pasien serta tingkat rasa nyerinya.
Murphy’s sign (+) pd:
kholesistitis akut
hepar yg nyeri tekan (nyerinya kurang terlokalisir).
Fokus saat assessment abdomen:
Ukuran dan konsistensi hepar
Apakah spleen teraba/membesar?
Apakah ada asites?

Sirosis Hati.
Bisa dijumpai pembesaran Left Liver Lobe (LLL) di bawah
processus xyphideus.
Bisa dijumpai pembesaran spleen.

Curigai keganasan jika dijumpai:


Hepar membesar, noduler
Massa abdominal yang nyata

You might also like