Professional Documents
Culture Documents
Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam menentukan judul penelitian:
Pertama, judul harus sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari
Syarat yang pertama ini adalah mutlak berlaku bagi semua bidang keilmuan. Judul harus sesuai
dengan kajian ilmu yang bidangi. Syarat ini cukup jelas dan tidak perlu contoh.
Kedua, judul dapat mendeskripsikan metode penelitian
Syarat yang kedua ini perlu pengkajian lebih khusus, tetapi pada umumnya syarat ini banyak
diabaikan karena memang tidak sedikit yang tahu mengenai perbedaan metode penelitian antara
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Perbedaan kedua penelitian ini sangat sulit terutama bagi
peneliti yang baru pertama melakukan penelitian.
Untuk mempermudahnya perhatikan contoh judul dibawah ini:
Judul pertama:
"Hubungan Karakteristik Ibu Balita terhadap Pengetahuan tentang ASI Eksklusif di Desa X
Kecamatan X tahun XXXX"
Judul kedua:
"Hubungan Bayi Asfiksia dengan Kejadian BBLR di RS X Kabupaten X tahun XXXX"
Dari kedua judul diatas, kita dapat membedakan metode penelitian yang akan digunakan. Judul
yang pertama sudah pasti menggunakan Penelitian Kuantitatif sedangkan yang kedua Penelitian
Kualitatif.
Secara sederhana, penelitian kuantitatif menggunakan alat instrumen seperti kuesioner sehingga
penelitian ini juga disebut penelitian data primer. Sedangkan penelitian kualitatif menggunakan
data atau hasil laporan sehingga penelitian ini juga disebut penelitian data sekunder.
Ketiga, tempat penelitian merupakan bagian rumusan masalah
Syarat ketiga ini yang sering diabaikan oleh para peneliti, padahal sangat menentukan penelitian
yang dilakukan layak atau tidak. Salah satu faktor kelemahan dari peneliti adalah malas
mengumpulkan atau mencari informasi data yang up to date, sehingga tempat penelitian yang
dipilih berdasarkan keinginan dari peneliti itu sendiri. Seringkali pada akhirnya yaitu pada saat
sidang proposal, judul harus diganti karena tempat penelitian tidak mendukung. Jika penelitian
dilakukan pada tahun 2010, maka peneliti harus memiliki data dari tempat penelitian 1 atau 2
tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 secara luas dan mengidentifikasi bahwa tempat penelitian itu
adalah tempat yang memiliki nilai terendah atau tertinggi sehingga layak dilakukan penelitian.
Contoh Penelitian Primer (objek terendah):
Jika judul penelitiannya adalah "Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan KB di Desa
Wonorejo Kecamanan Wonobakti Kabupaten Wonogiri periode Januari-Maret tahun 2010"
Maka judul tersebut menggambarkan rumusan masalah bahwa :
"Pada tahun 2009, Desa Wonorejo adalah desa dengan penggunaan KB paling rendah di
Kecamatan Wonobakti dan Kecamatan Wonobakti sendiri adalah kecamatan dengan penggunaan
KB paling rendah di Kabupaten Wonogiri."
Catatan: Untuk penelitian primer, data yang menjadi rumusan masalah atau diuraikan pada bagian latar belakang adalah data 1-2 tahun sebelum
penelitian dilaksanakan
Dengan demikian, menentukan tempat penelitian adalah dengan cara melihat data 1-2 tahun
kebelakang yang up to date dan dari dinas yang berkepentingan ambilah objek (tempat
penelitian) dengan angka yang terendah atau sebaliknya angka yang tertinggi. Pada umumnya,
jika penelitian kuantitatif maka objek penelitiannya terendah, sedangkan penelitian kualitatif
maka objek penelitiannya tertinggi. Jangan sekali-kali menentukan tempat penelitian karena
alasan ingin dekat dengan peneliti atau lain sebagainya.
"PERHATIAN"
SEBELUM MENENTUKAN JUDUL, CARILAH DATA TERBARU (1 TAHUN SEBELUM PENELITIAN)
DI OBJEK PENELITIAN MULAI TINGKAT KABUPATEN, KECAMATAN, DAN DESA.
BAB I
PENDAHULUAN
Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya pengaturan kelahiran dalam rangka
peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, namun dalam perkembangannya program KB dituntut
untuk dapat menciptakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS), sehingga pelaksanaan program KB yang berkembang saat ini dilaksanakan secara
terpadu dengan program-program pembangunan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sangat
diperlukan suatu pengetahuan dari seorang ibu, dimana pada waktu pemakaian alat kontrasepsi
kadang dijumpai masalah mengenai keluhan pada alat kontrasepsi yang dipakai seorang ibu.
Pengetahuan diperoleh dari berbagai sumber, seperti dengan tingkat pendidikan, karena
pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Pengetahuan mengenai
gangguan menstruasi bagi seorang ibu berkenaan dengan penggunaan alat kontrasepsi
diharapkan dapat meminimalisir kecemasan yang terjadi pada seorang pemakai. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang KB dengan tingkat
kecemasan menghadapi gangguan menstruasi di Kelurahan Pablengan Kabupaten Karanganyar.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan rancangan cross sectional.
Sampel penelitian adalah seluruh populasi yang ada, yaitu ibu yang tahap awal menggunakan
kontrasepsi metode hormonal yang tinggal di Kelurahan Pablengan sebanyak 40 orang
responden. Oleh karena itu teknik sampel yang diambil adalah teknik total sampel. Pengujian
hipotesis menggunakan uji Chi Square dimana dicari hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
keluarga berencana hormonal dengan tingkat kecemasan menghadapi gangguan menstruasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden mayoritas pada usia 31-40 tahun dengan
tingkat pendidikan adalah SMA, jenis pekerjaan responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga
(IRT), tingkat pengetahuan responden mayoritas kategori baik. Adanya hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang KB Hormonal dengan tingkat kecemasan menghadapi gangguan
menstruasi di Kelurahan Pablengan Kabupaten Karanganyar dengan tingkat hubungan yang
rendah.