You are on page 1of 7

Apa yang perlu dilaksanakan untuk

reformasi parlemen?

Saat ini tentunya banyak sekali sorotan masyarakat terhadap


kinerja dari parlemen yang ada di indonesia. Ada yang berbicara
parlemen di indonesia sudah baik, ada yang menganggap biasa saja dan
tak sedikit pula yang kecewa atas kinerja dari parlemen di indonesia.
Namun harapan masyarakat tetap sama yaitu mengerucut pada satu
tujuan untuk terciptanya indonesia yang lebih baik, adil dan sejahtera di
segala bidang. Dalam hal ini parlemen yang merupakan sarana penyalur
aspirasi rakyat hendaknya lebih bisa bersikap sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab yang telah dibebankan kepada mereka.
Liat saja jalannnya pemilu 2009 nanti. Bila dilihat kasat mata dari
sekarang saja booming pemilu rasanya sudah terasa. Mulai dari
selebaran, spanduk dan baliho partai maupun caleg sudah terpampang
dengan manis menghiasi hampir seluruh pelosok negeri ini. Tapi satu hal
yang pasti diantara semua orang yang terpampang nama maupun
gambar dirinya tersebut menginginkan suatu kursi empuk, apalagi kalau
bukan kursi di parlemen. Nampaknya sekarang kursi parlemen terlihat
lebih bergengsi dan diminati oleh banyak pihak yang merasa dirinya
mampu untuk menjadi wakil rakyat.
Melihat kenyataan diatas miris rasanya bila setelah pemilu ini nanti
berlangsung perubahan tak kunjung terjadi pada bangsa ini. Dengan
dilihat dari semangat mereka yang berbondong – bondong ingin menuju
kursi empuk parlemen harusnya bisa menjadi tolak ukur bahwa suatu saat
nanti parlemen yang akan terbentuk ini mempunyai semangat kuat juga
dalam membangun bangsa ini seperti yang telah mereka perlihatkan juga
pada waktu musim kampanyenya. Namun ternyata selama hampir kurun
waktu 1 dekade ini perubahan nyatanya cukup sulit untuk direalisasikan.
Karena itulah diperlukan beberapa langkah untuk reformasi parlemen
yang ada di indonesia. Beberapa diantara perubahan tersebut antara lain
sebagai berikut.
A. Perombakan parlemen
Maksud dari perombakan parlemen disini adalah merombak total
segala hal yang terasa kurang baik dalam parlemen. Misalnya saja
dalam perombakan sistem pemilihan anggota parlemen yang kurang
baik dalam pemilu. Dengan cara ini aturan maupun UU pemilu yang
terasa janggal dan kurang logis dapat diganti menjadi sistem pemilihan
yang lebih baik lagi. Dengan cara ini pula kita dapat memblacklist para
politisi – politisi busuk yang ingin mementingkan dirinya saja untuk
tidak bisa masuk ke dalam parlemen. Karena sekali lagi parlemen ini
nantinya akan menjadi pusat dari aspirasi rakyat. Jangan sampai orang
-orang yang akan duduk di palemen hanya akan mengangkat
kepentingan dirinya saja bukan mengangkat aspirasi masyarakatnya.
Selain itu diperlukan juga aturan yang tegas, baku dan ketat
dalam mekanisme pemilihan orang – orang yang akan duduk di
parlemen sehingga nantinya akan muncul orang – orang yang benar –
benar pantas dan mampu untuk duduk di kursi parlemen bukan karena
dirinya terkenal dan terpandang, bukan karena dia kaya, bukan karena
dia wakil dari suatu partai yang elit, tapi lebih karena kemampuan dan
kesungguhan hatinya untuk membentuk suatu parlemen yang nantinya
akan menjadi sarana penyampaian aspirasi rakyat yang baik.
Perombakan ini nantinya tidak akan berhenti pada itu saja
tentunya. Bisa dilakukan dengan perombakan struktur yang ada dalam
parlemen. Misalkan perombakan komisi, perombakan sistem kerja
masing – masing lembaga yang ada di dalam parlemen dll.

B.Instrokpesi diri parlemen


Instrokpesi parlemen adalah adanya kesadaran diri pada seluruh
anggota parlemen terhadap tugas dan tanggungjawab mereka. Selama
ini anggota parlemen sering disinggung tentang tugas dan tanggung
jawabnya yang sering terlalaikan. Misalnya saja dengan adanya tugas
kunjungan ke luar negeri yang menghabiskan dana rakyat. Memang
mereka melaksanakan tugasnya keluar negeri tapi di sisi lain mereka
juga menggunakan tugas tersebut sebagai ajang sekalian refresing bagi
keluarga maupun dirinya saja. Ini tentun akan mengganggu tugas
mereka baik secara langsung maupun tidak kangsung. Jangan – jangan
mereka hanya memikirkan untuk liburannya saja. Sangat disayangkan
jika orang – orang parlemen nantinya akan seperti ini. Harusnya setelah
melaksanakan tugas mereka harus secepatnya kembali ke tanah air
karena memang di tanah air kita ini masih banyak masalah – masalah
yang belum terselesaikan. Belum lagi munculnya masalah - masalah
baru, dan ini merupakan tugas dan dan tanggung jawab mereka
nantinya.
Selain masalah diatas ada juga masalah kenaikan gaji para
anggota parlemen dengan segala fasilitas yang serba dimewahkan.
Tidak seharusnya dan tak sepantasnya anggota parlemen membesar –
besarkan masalah ini melihat masih banyaknya masyarakat indonesia
yang berada dalam garis kemiskinan. Memang tugas parlemen berat.
Tapi pernahkah mereka membayangkan tugas dan tanggung jawab
yang lebih berat lagi selain mereka. Contohlah saja beberapa kisah
nyata di masyarakat mulai dari seorang guru yang mengajar di pulau –
pulau terpencil di pulau paling timur indonesia yang harus hidup
seadanya meski statusnya PNS dengan gaji yang belum tentu
terbayarkan selama mungkin kurun waktu 4 bulan sekali gaji itu baru
bisa keluar. Untuk ke sekolah dan datang tepat waktupun dia harus
menyeberangi sungai, melewati bukit terjal menembus kabut pagi
berjalan kiloan meter sama dengan murid – muridnya. Memang dia
merasa sengsara tapi tak pernah mengeluh tentang tugas dan
tanggung jawabnya sebagai guru yang harus mendidik murid –
muridnya meskipun hidupnya juga serba susah. Itu karena dia
mempunyai tekad hati yang kuat terhadap tugas dan tanggung
jawabnya. Tentunya hal ini bisa menjadi contoh bagi anggota parlemen
bahwa tugas dan tanggung jawabnya sangat berat namun saat ini
masih untung karena fasilitas yang mereka terima lebih baik dari
contoh guru tadi. Harusnya mereka lebih semangat dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat.
Perlu instrokpesi diri juga terhadap sikap anggota parlemen dalam
masyarakat. Terlebih ketika kita melihat di media ketika berberapa
anggota parlemen terlibat kasus suap, tindakan kriminal maupun yang
baru – baru ini mencul adalah adanya anggota parlemen yang bertindak
mesum. Ini tentunya sangat memalukan dan mencoreng parlemen
sendiri meskipun yang melakukan hanya segelintir orang saja.
Bagaimana nasib rakyat bila parlemennya saja seperti ini? Tentunya
instrokpesi diri parlemen diperlukan untuk membentuk sebuah
parlemen yang punya citra positif di mata masyarakat.

C.Sinergisitas kesatuan visi dan misi dalam palemen


Indonesia adalah negara multikultural yang terdiri atas berbagai
etnis maupun suku, budaya dan agama yang berbeda – beda. Namun
tentunya itu semua bukan menjadi halangan bagi kitta untuk
menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Sama dengan suatu
parlemen yang juga terdiri dan berasal dari berbagai macam partai,
golongan dan kepentingan. Namun sekarang ini rupanya hal tersebut
masih sulit dilakukan karena banyaknya anggota parlemen yang
cenderung hanya mementingkan suatu golongan, agama, dan
kepentingannya masing – masing. Bagaimana bisa berjalan dengan
baik kalau parlemen saja terpecah – pecah menjadi beberapa
kepentingan?
Inilah yang harus diperbaiki dalam sisi internal parlemen. Memang
mereka semua berasal dari berbagai golongan, agama maupun
kepentingan yang berbeda – beda. Namun setidaknya perlu adanya
sinergisitas kesatuan visi dan misi yang ada dalam parlemen, dalam hal
ini adanya penyampain aspirasi dan pelayanan terhadap masyarakat
dengan baik. Maka dengan adanya sinergisitas kesatuan visi dan misi
itulah parlemen bisa menyatu dan akan lebih mudah dalam
menjalankan kerjanya.

D. Perubahan mekanisme pengambilan keputusan


Selama ini dalam masyarakat ada kecenderungan bahwa
keputusan yang telah dibuat oleh anggota parlemen sering salah arah
dan sulit untuk diterima oleh hampir semua aspek dalam masyarakat.
Ini dikarenakan mungkin mereka kurang melihat kelapangan. Butuh
investigasi khusus sebelum mereka mengambil suatu keputusan.
Contohlah saja seperti seorang yang melakukan penelitian dengan
cermat sebelum membuat suatu laporan skripsi, tesis, maupun
disertasi. Bila penelitian tersebut dilakukan dengan hati – hati dan
cermat maka kemungkinan hasil penelitian tadi bisa diterima oleh
dosen pembimbing. Namun bila tidak maka bukan tidak mungkin
laporan tersebut akan direvisi atau mungkin ditolak.
Sama dengan mekanisme pengambilan keputusan. Harusnya
parlemen bisa lebih reaktif untuk turun kelapangan melihat bagaimana
situasi dan kondisi yang ada dilapangan bukan melihat secara kasat
mata ataupun melihat dari media – media informasi. Dengan lebih
mendekatkan diri pada rakyat mereka akan lebih mengetahui kondisi
masyarakat dalam suatu wilayah. Hal inipun bisa dipadukan dengan
sinergisitas antara parlemen, LSM, tokoh, maupun lembaga terkait yang
tahu tentang kondisi masyarakat disekitarnya. Hal ini akan menjadikan
segala keputusan baik berupa UU maupun aturan lain yang berlaku bisa
diterima oleh masyarakat luas.

E. Adanya disiplin tegas terhadap parlemen


Ada banyak sekali pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan oleh
anggota parlemen. Dengan adanya pelanggaran tersebut image
parlemen indonesia bisa buruk. Karena itulah diperlukan aturan tegas
yang mengatur kedisiplinan para anggota parlemen. Misalnya saja
ketika ada rapat paripurna namun banyak anggota yang tidak bisa
hadir karena berbagai alasan yang sulit diterima maka ini bisa diaggap
tindakan yang indisipliner yang akan berbuah sanksi merujuk pada
aturan yang telah disepakati bersama. Percuma saja mereka digaji
besar tapi pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya tidak maksimal.
Bila dikemudian hari anggota DPR melakukan tindakan yang melanggar
hukum seperti tidak kriminal maka tidak ada jalan lain lagi untuk
menendang oknum tersebut dari kursi parlemen. Intinya adalah bahwa
dengan adanya aturan yang tegas maka kinerja anggota parlemen
dapat dimaksimalkan.

F. Pengawasan umum terhadap kinerja parlemen


Dalam hal ini adalah perlunya peningkatan pengawasan terhadap
kinerja parlemen. Pembentukan badan pengawas internal parlemen
yang tidak memihak tentunya akan lebih baik untuk dijalankan. Badan
ini nantinya juga akan mengawasi kinerja perseorangan anggota
parlemen untuk kemudian dievaluasi dan dibawa kedalam suatu rapat
resmi parlemen untuk penyampaian hasil pengawasan.
Dengan adanya badan tersebut anggota DPR yang terbukti
melakukan penyimpangan tugas bisa dituntut dalam rapat internal
parlemen yang sanksinya tentunya disesuaikan dengan aturan yang
telah berlaku. Namun adanya badan seperti ini juga perlu
dipertimbangkan dan dikaji lebih matang sehingga bisa lebih
profesional dalam menjalankan tugasnya. Mungkin saja nantinya bisa
timbul bahaya KKN dalam organisasi ini mengingat posisinya sebagai
badan pengawas parlemen.

G. Penempatan ruang lingkup kerja yang terarah


Penempatan ruang lingkup kerja yang terarah dalam hal ini bisa
diartikan yaitu job yang jelas. Nantinya dalam suatu parlemen tentunya
akan banyak komisi – komisi yang mengatur berbagai masalah. Misal
seorang ahli ekonomi dimasukkan dalam suatu komisi X yang
membawahi bidang Agraria. Tentunya sulit untuk dipahami
penempatan posisi yang seperti ini. Harusnya lebih baik seorang ahli
ekonomi bisa dioptimalkan untuk masuk kedalam suatu komisi yang
membawahi bidang ekonomi juga karena dalam menjalankan tugasnya
akan lebih mudah bila dia masuk dalam komisi yang sesuai dengan
bidang yang dikuasainya. Selama ini pembagian komisi di indonesia
lebih dilihat dari penyamarataan jumlah wakil dari suatu parpol ke
dalam komisi – komisi.

You might also like