Professional Documents
Culture Documents
c c
a c
a b
a I C
Tetragonal C
a a
F a Monoklinik
a c
a a b a
R F
Rhombohedral
a
a a c
aa a
a
I b
c
c P
b Triklinik
Kubus
I
P
Heksagonal Orthorombic
Unsur grup VII. Atom Cl [Ne] 3s2 3p5, Br [Ar] 4s2 4p5, J [Kr] 4d10 5s2 5p5, memuat
7 elektron di kulit terluarnya (tingkat energi terluar). Oleh karena itu pada umumnya
mereka berikatan dengan hanya 1 atom dari elemen yang sama membentuk molekul
diatomik (Cl2, Br2, J2); dengan ikatan ini masing-masing atom akan memiliki
konfigurasi gas mulia, delapan elektron di kulit terluar. Molekul-molekul diatomik
tersebut berikatan satu dengan yang lain melalui ikatan sekunder yang lemah,
membentuk kristal. Karena ikatan antar molekul yang lemah ini maka titik-leleh
mereka rendah.
Unsur Grup V. Atom P [Ne] 3s2 3p3, As [Ar] 3d10 4s2 4p3, Sb [Kr] 4d10 5s2 5p3, dan
Bi [Xe] 4f 14 5d10 6s2 6p3 memiliki 5 elektron di kulit
terluarnya dan setiap atom akan berikatan dengan tiga
atom lain dengan sudut ikatan tertentu. Atom-atom
berikatan membentuk lapisan bergelombang dan
lapisan-lapisan ini berikatan satu dengan lainnya Gb.7.4. Salah satu lapisan
melalui ikatan yang lemah. Contoh salah satu lapisan kristal As.
dari kristal As diperlihatkan pada Gb.7.4.
Unsur Grup IV. Pada Grup IV hanya unsur ringan yang membentuk krital dimana
semua ikatan yang menyatukan kristal adalah kovalen. Ikatan ini merupakan hasil
dari orbital hibrida sp3 tetrahedral yang saling terkait dan
membentuk kristal kubik pada C (intan), Si, Ge, Sn. (lihat
tentang hibridisasi). Sebagian dari unsusr grup ini dapat pula
membentuk struktur dengan ikatan kristal tidak kovalen,
seperti pada grafit. Atom-atom pada grafit terikat secara
kovalen heksagonal membentuk bidang datar yang terikat
dengan bidang yang lain melalui ikatan yang lemah. (Gb.7.5.).
Dalam hal ini ikatan kovalen terjadi antar orbital sp2
sedangkan ikatan antar bidang lebih bersifat ikatan metal. Oleh
karena itu grafit lebih mudah mengalirkan arus listrik dan
Gb.7.5. Kristal grafit
panas pada arah sejajar dengan bidang ini dibandingkan
dengan arah tegak lurus.
pengotoran substitusi
pengotoran interstitial
kekosongan kation
Gb.7.8. Ketidak-sempurnaan titik pada kristal ionik.
Dalam kristal ionik, kation dapat meninggalkan tempat di mana seharusnya ia
berada dan masuk ke tempat di antara anion; tempat kosong yang ditinggalkan
dan kation yang meninggalkannya disebut ketidak-sempurnaan Frenkel. Jika
kekosongan kation berpasangan dengan kekosongan anion, pasangan ini disebut
ketidak-sempurnaan Schottky. Ketidak-sempurnaan Schottky lebih umum terjadi
dibandingkan dengan ketidak-sempurnaan Frenkel. Ketidak-sempurnaan kristal
Dislokasi. Kita hanya akan melihat secara geometris mengenai dislokasi ini.
Dislokasi merupakan ketidak-sempurnaan kristal karena penempatan atom yang
tidak pada tempat yang semestinya. Gb.7.9. memperlihatkan dua macam
dislokasi.
Dislokasi tipe (a) disebut dislokasi sisi (edge dislocation) yang memperlihatkan
satu bidang susunan atom yang terputus di satu sisi, yang “terselip” di antara
dua bidang yang lain. Dislokasi tipe (b) disebut dislokasi puntiran (screw
dislocation).
Dislokasi dinyatakan dengan vektor Burger yang menggambarkan baik besar
maupun arah dislokasi. Suatu untaian atom ke atom mengelilingi sumbu
dislokasi akan terputus oleh vektor Burger. Hal ini diperlihatkan pada Gb.7.9
namun kita tidak mempelajarinya lebih jauh.
vector
Burger
⊥
(a) (b)
Gb.7.9. Dislokasi.[8].
Jika gugus cabang tersebut kecil, seperti misalnya pada polyvinyl alkohol di mana
X = OH, dan rantaian linier, maka polimer ini dengan mudah membentuk kristal.
Akan tetapi jika gugus cabang ini besar, polimer akan berbentuk non-kristal seperti
pada poyvinyl chloride, di mana X = Cl; juga pada polystyrene, di mana X =
benzena yang secara acak terdistribusi sepanjang rantaian (atactic). Polimer isotactic
dan syndiotactic biasanya membentuk kristal, bahkan jika cabang cukup besar.
Kopolimerisasi atau pembentukan kopolimer, selalu menyebabkan ketidak-teraturan
dan oleh karena itu mendorong terbentuknya struktur non-kristal. Berikut ini
beberapa cara tersusunnya kopolimer.
(a) dua macam polimer tersusun secara acak sepanjang rantai seperti gambar berikut.
(Bola-bola menunjukkan unit polimer dan bukan mewakili atom tertentu)
(d) salah satu macam polimer menjadi cabang rantaian macam polimer yang lain.