Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Pendekatan Kontekstual
Ada kecenderungan dewasa ini untuk mengembangkan model-model
pembelajaran yang berlandaskan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik
jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak
‘ mengalami ‘ apa yang dipelajarinya, bukan sekedar ‘ mengetahui ‘-nya.
Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi ‘ mengingat ‘ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itulah, yang terjadi
di kelas-kelas sekolah kita.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL)
merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang telah dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari. CTL diharapkan menjadikan hasil
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa ‘bekerja’ dan ‘mengalami‘, bukan
merupakan transfer pengetahuan guru kepada siswa. Sebagaimana yang
dirumuskan oleh UNESCO tentang ‘Empat Pilar Pendidikan’ (The Four Pilars of
Education), dua pilar diantaranya sebagai berikut : (1) Belajar mengetahui
(Learning to know); (2) Belajar melakukan (Learning to do)
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti ‘apa makna belajar’, ‘apa
manfaatnya’ dan ‘bagaimana mencapainya’. Dengan begitu siswa akan sadar
bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna dalam hidupnya kelak. Sehingga
mereka termotivasi untuk mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan
berupaya untuk menggapainya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pengarah,
pembimbing atau sebagai fasilitator . Tugas guru sebagai fasilitator adalah
membantu siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Maksudnya, guru lebih
banyak berurusan dengan strategi mengajar dari pada memberi informasi. Lebih
Belajar Bermakna
Belajar dapat
Hafalan Bermakna
PengembanganHal Penguata
baru Pembelajaran : Quantum
Metodologi Teaching created by
Pahyono@2004
(Benda, Peristiwa,
Gagasan)
Pada mulanya mengingat Cocok sekali Mengerti
Ketidakseimbangan Keseimban
konsep yang telah dimiliki Assimilasi
Tidak
Cocok
Cocok gan
8
Adaptasi
Jalan buntu (Belajar)
( tidak mengerti )
transformasi
Akomodasi
E
F
L E GENERATOR
I K RESPONS
N T
G O
K R
U R
P
N
E
G R
E
A E G Coding MEMOR
N S N I
E I MEMORI JANGKA
P G JANGKA PANJAN
T S I PENDEK G
O T N
R O
D
R E
DUNIA
Caranya, dengan mengaitkan apa yang
KITA guru ajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran atau perasaan yang diperoleh
dari kehidupan di rumah, sosial, olah
raga, musik, seni, rekreasi atau aka-
demik mereka (siswa). Setelah kaitan
itu terbentuk, barulah dunia mereka
dibawa ke dunia kita, dan memberi
mereka pemahaman kita tentang isi
dunia. Pada fase ini mulai dikenal kosa-
DUNIA kosa kata baru (istilah) , model mental,
BARU rumus dan lain-lain. Setelah menjelajahi
MEREKA
kaitan dan berinteraksi, baik siswa
Dryden, Gordon & Vos, Jeannette, 2003, The Learning Revolution (Terjemahan)
Cetakan VII, Penerbit Kaifa, bandung
Porter, Bobbi de, et al, 2003, Quantum Learning, Terjemahan, Cetakan XVIII,
Kaifa, Bandung
Porter, Bobbi de, et al, 2003, Quantum Teaching, Terjemahan, Cetakan XIII, Kaifa,
Bandung
---------