Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Latar Belakang
1
dari pelabuhan khusus yang di kelola oleh Departemen
Kehakiman R.I. yaitu dari Pelabuhan Sodong menyebrang ke
Cilacap, Jawa Tengah selama kurang-lebih lima menit dan
bersandar di Pelabuhan feri Wijayapura di Cilacap. Feri
penyebrangan khusus ini juga di nakhodai dan di awaki oleh
Petugas Pemasyarakatan (pegawai LP), bukan dari Departemen
Perhubungan, khusus untuk kepentingan transportasi
pemindahan narapidana dan juga melayani kebutuhan
tranportasi pegawai LP itu sendiri beserta keluarganya.
2
6.460 hektare (ha), pada 2000 hanya tinggal 1.200 ha, dan kini
tersisa 600 ha.
3
kawunganten, Nusawungu, Binangun, Patimuan, Jeruklegi, dan
Kesugihan.
4
garis pantai ke arah daratan dan jarak tertentu ke arah lautan.
Definisi ini tergantung dari issue yang diangkat dan faktor
geografis yang relevan dengan karakteristik bentang alam pantai
(Hildebrand and Norrena, 1992 dalam Kay,1999). Pengelolaan
wilayah pesisir menyangkut pengelolaan yang terus menerus
mengenai penggunaan wilayah pesisir dan sumberdaya
didalamnya dari area yang telah ditentukan, dimana batas-batas
secara politik biasanya dihasilkan melalui keputusan legislatif
atau eksekutif (Jones and Westmacott, 1993 dalam Kay 1999).
5
mengeluarkan kalsium karbonat (Nybakken, dalam Dahuri 2001).
Ekosistem terumbu karang memiliki produktivitas organik yang
tinggi dan kaya akan keragaman spesies penghuninya seperti
ikan karang. Terumbu karang merupakan ekosistem pesisir yang
memiliki nilai estetika alam yang sangat tinggi. Terumbu karang
juga berfungsi sebagai pelindung ekosistem pesisir dan laut dari
tekanan gelombang. Keberadaan terumbu karang sangat
ditentukan oleh kondisi kecerahan perairan, temperatur,
salinitas, kecepatan arus air, sirkulasi dan sedimentasi.
6
Robert Kay (1999). Pokok permasalahan dalam pengelolaan
wilayah pesisir menurutnya adalah sebagai berikut :
pertumbuhan penduduk khususnya di negara miskin dan
berkembang,
7
2. Mangrove; suatu ekosistem yang merujuk pada beberapa jenis
pohon yang dapat hidup di daerah dengan tanah bersalinitas
dan berair asin. Selain pemanfaatan kayu dari batang, akar
dan hasil madunya, ekosistem ini merupakan habitat berbagai
jenis kerang-kerangan, kepiting, udang, ikan-ikan kecil dan
menyediakan nutrisi bagi berbagai jenis ikan yang bernilai
tinggi.
8
Perlu juga dipahami ada fungsi-fungsi ruang yang tidak terbatas
pada salah satu ekosistem tertentu, seperti:
2. Kerang-kerangan
9
3. Udang (bisa hasil tangkapan dan budidaya)
5. Garam
10
1.5.4. Paradigma Pembangunan Berkelanjutan
11
BAB II
GAMBARAN UMUM
12
Kondisi wilayah Kawasan Segara Anakan termasuk didalamnya
Kecamatan Kampung Laut merupakan wilayah pengembangan
Sungai Citanduy bagian hilir berada diantara Pantai Selatan Jawa
Tengah bagian barat dengan Pulau Nusakambangan. Segara
Anakan merupakan perairan payau karena percampuran air
tawar yang mengalir dari Sungai Citanduy, Cibeureum, Donan
dan Sungai Cikonde / Cimeneng serta beberapa sungai kecil lain
yang bermuara langsung di Segara Anakan dan bercampur
dengan air laut dari Samudera Indonesia. Laguna Segara Anakan
merupakan daerah penangkapan ikan, udang dan kepiting serta
sebagai daerah asuhan bagi larva udang dan ikan serta sebagai
tempat berkembangbiaknya biota perairan tersebut. Fenomena
pendangkalan Segara Anakan yang merupakan sumber
penghidupan biota laut maupun masyarakat dapat
mengakibatkan berkurangnya pendapatan penduduk terutama
karena sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.
13
Kabupaten Cilacap yang terletak di pesisir pantai selatan Pulau
Jawa merupakan pangkalan perikanan yang terbesar. Daerah
tangkapannya meliputi perairan laut Teluk Pangandaran (Jawa
Barat) disebelah barat, Teluk Penyu (Cilacap) dan sampai ke
Yogyakarta di sebelah timur. Daerah tersebut mempunyai
hubungan dengan Segara Anakan yang banyak dipengaruhi oleh
aliran sungai yang bermuara di daerah tersebut, namun
kehidupan para nelayan dari tahun ke tahun semakin sulit dan
mereka beralih profesi dari nelayan menjadi petani tambak /
sawah, mengingat hasil produksi ikan semakin menurun
berkaitan dengan semakin dangkal dan menyempitnya laguna
Segara Anakan.
14
Belanda. Sebagai sebuah ekosistem pulau kecil, Pulau
Nusakambangan memiliki peranan yang sangat penting sebagai
pengatur tata lingkungan kawasan Segara Anakan. Di samping
itu keberadaan hutan hujan dataran rendah di Pulau
Nusakambangan memiliki kekayaan habitat berbagai jenis satwa,
seperti macan kumbang (Panthera pardus), landak (Hystrix
brahyura), trenggiling (Manis javania), ular sanca (Python sp) dan
berbagai jenis burung seperti rangkong (Buceros sp) dan burung-
burung merandai (Suwelo IS, 2003).
15
laut ini merupakan area penangkapan hasil sumberdaya laut
berbagai jenis ikan dan udang bagi nelayan-nelayan Kabupaten
Cilacap. Salah satu keunggulan dari wilayah perairan adalah
perairan berbentuk teluk yang relatif tenang karena keberadaan
Pulau Nusakambangan dan pegunungan karts Logending di
Kabupaten Kebumen yang menjorok ke arah laut.
16
1. Belum termanfaatkannya potensi sumberdaya pesisir
secara optimal dalam mendukung otonomi daerah, baik
digunakan untuk pariwisata maupun budidaya perikanan
laut
6. Keterbatasan dana
17
pengelolaan Segara Anakan antara Pemerintah kabupaten
Cilacap dan Pemerintah Kabupaten Ciamis.
18
BAB III
ANALISA
19
memiliki nilai estetika alam yang sangat tinggi. Terumbu karang
juga berfungsi sebagai pelindung ekosistem pesisir dan laut dari
tekanan gelombang. Keberadaan terumbu karang sangat
ditentukan oleh kondisi kecerahan perairan, temperatur,
salinitas, kecepatan arus air, sirkulasi dan sedimentasi.
20
Kawasan pertanian
Kawasan pertanian
Kawasan
permukiman
Hutan Mangrove
Kawasan pertanian
21
3.2 Analisa Pendangkalan Segara Anakan
22
Grafik Kecenderungan Penurunan Luas Permukaan Segara
Anakan
23
BAB IV
KESIMPULAN
24
ini menyebabkan secara langsung menyebabkan adanya
angkutan sedimen. Sebagian sedimen yang dibawa aliran air
sungai akan tersuspensi pada dasar perairan yang kemudian
terakumulasi menjadi endapan. Akibat adanya endapan dapat
menyebabkan pendangkalan pada laguna, menyempitnya badan
sungai dan luas perairan serta adanya tanah timbul.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
Daftar Isi
BAB I...................................................................................................1
Pendahuluan.......................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................1
BAB II................................................................................................ 12
GAMBARAN UMUM............................................................................12
BAB III...............................................................................................19
ANALISA............................................................................................19
BAB IV...............................................................................................24
KESIMPULAN......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................26
Daftar Isi...........................................................................................27
27