You are on page 1of 13

Harapannya semua orang berada dalam kondisi sehat.

Sehat (Arab  "Al-shihah"), dalam Islam bukan


hanya merupakan sesuatu yang berhubungan dengan masalah fisik (jasmani), melainkan juga secara
psikis (jiwa). Karena itulah Islam memperkenalkan konseps al-Shihhah wa al-afiyat (lazim diucapkan
sehat wal'afiat). Maksud dari konsep itu yakni suatu kondisi sehat di mana seseorang mengalami
kesehatan yang paripurna, jasmani, dan rohani atau fisik dan psikis.

Jika ada individu yang sehat, tentu ada pula individu yang sakit. Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah
orang yang hina. Mereka justru memiliki kedudukan yang sangat mulia.

"Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan
dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon
menggugurkan daunnya."
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Psikologi kesehatan juga mencoba memahami keterkaitan antara kondisi sehat dan sakit, tidak hanya
secara fisik tapi juga secara psikis. Dengan menjaga kesehatan dan kesucian jiwa kita, Insya Allah dapat
membantu meningkatkan kesehatan dan kekuatan fisik kita.

What makes a healthy person stay healthy?


What happens when a healthy person is then diagnosed with chronic illness?
What emotional setbacks occur to people with chronic illness?

Ketiga perilaku diatas dipelajari dalam psikologi kesehatan.

Psikologi kesehatan bertujuan untuk memahami dinamika psikologis individu yang tetap menjaga
kesehatannya, dinamika psikologis individu yang sehat namun kemudian mendapat diagnosa penyakit
kronis serta dinamika psikologis individu saat merespon keadaan sakit kronis  yang sedang dialami.

Kita pasti pernah bertemu dengan orang yang tampak selalu sehat dan jarang sakit. Terbersit dalam
benak kita, apa yang dilakukan orang tersebut sehingga kesehatannya terjaga? How does he or she
maintain his or her health? Dinamika psikologis apa yang tercermin pada individu yang berhasil menjaga
kesehatannya?

Kita pernah pula berjumpa dengan orang yang sehat, namun setelah orang tersebut mendapat diagnosa
penyakit tertentu, muncul banyak perubahan pada dirinya. Perubahan fisik dan juga perubahan
emosional. Orang tersebut menjadi lebih sensitif perasaannya-lebih emosional, menjadi kurang
semangat dalam berkarya-malas, bahkan mungkin memperlihatkan perubahan perilaku yang sangat
berbeda dalam kesehariannya.  Dinamika psikologis apa yang terlihat pada individu yang demikian?

Kita mungkin juga pernah bertemu dengan orang yang tengah berjuang dalam menghadapi penyakit
kronis yang dideritanya. Kita seolah dapat membaca cerminan jiwanya, antara yakin dan tidak yakin
bahwa dirinya bisa terbebas dari penyakit yang dideritanya. Terkadang kita melihat orang itu tampak
bersemangat dan akan melakukan apapun demi kesembuhannya, namun di saat lain kita meyaksikan
orang tersebut berada pada puncak keputusasaannya. Sehingga apapun yang kita katakan atau kita
lakukan seolah tidak terlalu bermakna bagi dirinya. Dinamika psikologis apa yang ada pada individu yang
demikian?

Dinamika psikologis individu yang sehat ?

Individu ini menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang teramat penting. Bentuk kesadaran ini
tercermin dalam perilaku sehat (health behaviour). Perilaku sehat adalah perilaku seseorang dalam
mempertahankan status kesehatannya. Olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
adalah contoh perilaku sehat.

Individu selalu belajar (learn) dari kisah kesehatan orang lain. Proses ini adalah bagian dari dinamika
psikologis orang yang sehat. Karena ia mendapatkan pemahaman (insight) bagaimana menjaga
kesehatannya dan bagaimana terhindar dari penyakit yang dialami oleh orang lain. Sehingga jika ada
keinginan untuk melakukan perilaku yang tidak sehat (poor health behavior) - misal merokok - akan
selalu ada yang inform otaknya untuk tidak meneruskan keinginan berperilaku tidak sehat.

Dinamika psikologis individu yang sehat kemudian sakit ?

Individu yang sehat dapat melakukan banyak aktivitas secara mandiri. Ketika kemudian ia terdiagnosa
dengan penyakit kronis tertentu akan muncul ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan
performansinya. Kecemasan ini merupakan masalah tersendiri, bukan karena mendatangkan stres bagi
individu namun mempengaruhi kemampuan individu dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari.
Ketika suatu penyakit terjadi pada seseorang, seluruh aspek kehidupannya akan terpengaruh. Dinamika
psikologis dan emosional yang muncul seringkali berupa pertanyaan seperti "siapa yang akan merawat
mereka ketika mereka telah sembuh? Jika pada akhirnya mereka tidak dapat bekerja lagi, bagaimana
mereka dapat membayar/menangani masalah keuangan? Jika selama ini individu tersebut merasa
mampu melakukan semua hal sendiri secara mandiri, dapatkah mereka kemudian menerima keadaan
baru mereka (jadi tergantung pada orang lain). Bagaimana jika individu ini tidak dapat lagi melakukan
hobi lama?

Dinamika psikologis individu yang sedang menderita penyakit kronis?

Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang dideritanya.

1. Penolakan (Denial)

Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, stroke dan kanker.
Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita
tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan
menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek
(menolak untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total dan
menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body
image).

2. Cemas

Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang umum terjadi.
Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan
membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu yang telah menjalani  operasi
jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah dada, akan memberikan reaksi emosional tersendiri.
Perubahan fisik yang terjadi dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu dengan penyakit
kanker.

3. Depresi

Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang lebih
sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung mengalami depresi.

Untuk dapat memahami respon yang terjadi atas perubahan yang ada pada penderita penyakit kronis,
perlu pemahaman yang mendalam tentang diri individu (self) itu sendiri. Self merupakan salah satu
konsep utama dalam ilmu psikologi. Para psikolog mengacu pada self concept sebagai keyakinan atas
kualitas dan penilaian yang dimiliki seseorang.

Penyakit kronis dapat menghasilkan perubahan yang drastis pada self concept dan self esteem. Beberapa
perubahan yang ada bisa bersifat sementara, walaupun ada juga yang bersifat permanen. Self concept
itu sendiri merupakan bagian dari self evaluation termasuk didalamnya beberapa aspek seperti body
image, prestasi, fungsi sosial dan the private self.

1. The Physical Self

Body image merupakan penilaian dan evaluasi atas fungsi dan penampilan fisik seseorang. Body image
yang rendah berhubungan dengan harga diri yang rendah diikuti dengan terjadinya peningkatan depresi
serta kecemasan.

2. The Achieving Self

Jika keadaan penyakit kronis menjauhkan individu dari aktivitas ini, konsep diri individu yang
bersangkutan bisa terkoyak dan rusak. Namun jika pekerjaan dan hobi sama sekali tidak terpengaruh
oleh keadaan sakit dan sebagainya, individu dapat  memperoleh kepuasan tersendiri dan meningkatkan
harga dirinya.

3. The Social Self


Sebagaimana yang telah diketahui bersama, menciptakan kembali kehidupan sosial pasien penderita
penyakit kronis merupakan aspek yang penting. Bentuk  sumber daya sosial yang dapat membantu
individu yang menderita penyakit kronis misalnya dengan pemberian informasi, bantuan dan dukungan
emosional. Partisipasi keluarga dalam proses rehabilitasi merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan.
Memberikan informasi pada anggota keluarga lain (bahkan anak-anak) yang akurat dan cukup mengenai
keadaan individu yangs akit (misalnya gangguan/penyakit yang dialaminya, proses/treatment yang akan
dijalaninya bahka perubahan emosional yang terlihat) merupakan sesuatu yang penting untuk
dilaksanakan agar terhindar dari kebingungan dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi antara
individu yang sakit dengan pihak keluarga.

Dengan demikian, setiap individu memiliki dinamika psikologisnya  tersendiri bilamana dikaitkan dengan
status kesehatannya. Antara individu yang sehat, individu yang sehat kemudian sakit dan individu yang
telah terkena penyakit kronis memiliki dinamika psikologis dan emosional yang harus dipahami.
Psikologi kesehatan mencoba memahami aspek kejiwaan (psikologis dan emosional) individu yang
berada pada salah satu situasi diatas (terlebih pada individu yang sakit).

Psikologi kesehatan ternyata dapat ditinjau dari sudut pandang religi.


Di dalam banyak ayat dalam Alquran, Allah mengisyaratkan betapa pentingnya kita memelihara
kebersihan hati dan jiwa itu.

"Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk hatinya" (Q.S Al-
Tagabun 64:11).

Dari lubuk hati yang bersih serta akal yang sehat, seseorang akan memperoleh kesehatan yang
sempurna. Bukankah banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan disebabkan oleh faktor tidak
sehatnya kedua hal tersebut?

Selain itu individu seringkali mudah terkena penyakit karena ketidakmampuannya memelihara
keteraturan hidup. Tidak memiliki disiplin diri terhadap makan, tidur, istirahat, bekerja dan berolahraga.
Serta kecenderungan untuk memeriksakan kesehatannya pada waktu sakit.

Padahal Islam menerapkan suatu perinsip al-wiqayat khayr mi al-ilaj (pencegahan lebih baik dari
mengobati). Kiranya dapat kita pahami bahwa secara umum Allah SWT telah menyatakan bahwa semua
penyakit ada obatnya.

Seperti tersurat melalui pernyataan Nabi Ibrahim as. bahwa,


"Apabila aku (Ibrahim as) sakit, Dialah yang menyembuhkan aku"
(Alquran surah As-Syu'ara ayat 80).

Orang yang selalu tawakal, berpikiran positif, dan selalu menjaga kesucian hatinya, Insya Allah
pikirannya akan tenang, aliran darahnya lancar, dan jantungnya berdetak dengan normal. Jadi jelas
bahwa kesehatan jiwalah yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Dengan menjaga kesehatan
dan kesucian jiwa kita, Insya Allah dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kekuatan fisik kita.

Metta Rahmadiana, MSi., Psi


Fak. Psikologi
Universitas YARSI

Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu

Psiko : jiwa

Logos : ilmu

Psikologi yaitu ilmu tentang jiwa

Ilmu yang mempelajari tingkah laku atau prilaku manusia

Menurut :

1. Branca : Ilmu tentang tingkah laku dan pengalaman manusia


2. Williams James : Ilmu pengetahuan yang menerangkan atau menyelidiki dan
membedakan mengenai hal-hal yang disadari.
3. De Crates : Ilmu tentang kesadaran
4. Sigmund Freud : Ilmu tentang ketidaksadaran alirannya psiko analisis (bapak psikologi)
5. Thorn Dike : Ilmu tentang prilaku manusia dimana prilaku itu terbentuk dari proses
belajar yang baik yaitu proses belajar yang trdiri dari kesiapan latihan dan hadiah.

Psikologi yaitu ilmu tentang prilaku manusia atau aktifitas-aktifitas manusia yang merupakan
manifestasi dari kehidupan jiwanya

Jiwa yaitu suatu kekuatan yang menyebabkan manusia itu hidup yang kemudian menyebabkan
manusia itu dapat berfikir, berprasaan dan berprilaku.
Diposkan oleh Renny Apriliyani di 8/27/2007 12:50:00 PM
Label: MATA KULIAH

SARANA PENDUKUNG

1. Laboratorium Psikologi Eksperimen


Latar Belakang

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia memiliki kajian yang sulit untuk diteliti secara
langsung. Oleh karena itu banyak ahli mencoba mendalaminya dengan melakukan penelitian baik secara
eksperimental maupun di lapangan.

Psikologi eksperimen berusaha mempelajari dasar-dasar eksperimen maupun teori-teorinya dengan


mengacu pada penelitian yang dilakukan sebelumnya maupun pengembangannya. Diharapkan
mahasiswa psikologi dapat menerapkan ilmu yang diterima di ruang kuliah dalam laboratorium secara
sederhana.

Tujuan

1. Memberikan gambaran-gambaran melalui contoh-contoh eksperimen yang telah


dilakukan oleh para ahli.
2. Memberi dasar teori ekperimen dalam psikologi
3. Mahasiswa dapat melakukan eksperimen di laboratorium secara sederhana.

Jenis Kegiatan

1. Pemberian kuliah di kelas


2. Praktikum dalam laboratorium

Penilaian

Nilai praktikum Psikologi eksperimen menyumbang sebesar 30 % terhadap nilai kuliah psikologi
eksperimen. Komponen nilai praktikum ini adalah nilai laporan, nilai responsi, nilai keaktifan, nilai
penguasaan materi dan nilai kedisiplinan.

2. Laboratorium Psikodiagnostika
Latar Belakang

Dalam rangka mendidik calon psikolog yang handal, maka lembaga pendidikan yang baik adalah
lembaga yang mampu membekali mahasiswanya dengan teori-teori yang memadai dan juga memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk melatih/ mempraktekan ilmunya, khususnya untuk mendiagnosis/
menentukan kondisi mental atau psikis seorang individu. Sehubungan dengan hal tersebut maka
Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata mendirikan Laboratorium Psikodiagnostika.

Tujuan

1. Meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam menggunakan alat-alat


psikodiagnostika.
2. Melatih mahasiswa untuk melakukan diagnosis mental/ psikis
3. Meningkatkan minat pada mahasiswa untuk mengembangkan alat-alat diagnosis
yang baru.

Jenis Kegiatan

1. Diagnosis Intelegensi
2. Diagnosis Bakat dan Minat
3. Diagnosis Kepribadian

      Mekanisme Kerja

Pada dasarnya mahasiswa yang menghubungi pengurus laboratorium psikodiagnostika mempunyai


maksud sama yaitu untuk menggunakan fasilitas laboratorium. Adapun tujuannya:

1.  Praktikum, dalam kaitannya dengan kuliah tertentu


Praktikum di Fakultas : mahasiswa mendaftarkan diri ke laboratorium bisa atas nama individu ataupun
kelompok. Setelah itu pengurus laboratorium akan membagi mahasiswa tersebut dalam kelompok-
kelompok serta menentukan jadwal praktikum masing-masing kelompok. Setiap kelompok praktikum
biasanya terdiri dari 10 orang mahasiswa dan berada di bawah bimbingan langsung seorang asisten
mahasiswa.

Praktikum di luar Fakultas : yang bertanggung jawab atas peminjaman alat adalah asisten mahasiswa
(senior). Asisten yang bersangkutan akan meminjam alat tes yang diperlukan di laboratorium setelah
mengisi blangko peminjaman alat tes dengan rekomendasi dosen mata kuliah yang bersangkutan. Satu
orang asisten mahasiswa biasanya bertanggung jawab atas 10 orang mahasiswa.

2. Penelitian skripsi
Mahasiswa-mahasiswa yang berkepentingan, biasanya atas nama pribadi akan menghubungi pengurus
laboratorium untuk meminta blangko peminjaman alat tes dan mengisinya dengan rekomendasi dosen
pembimbing skripsinya.

3. Studi kasus
Pengajuan peminjaman alat tes sama dengan pada saat seorang/  kelompok mahasiswa yang sedang
melakukan penelitian.

<< kembali

3. Lembaga Psikologi Terapan


Latar Belakang
Lembaga Psikologi Terapan (LPT) Soegijapranata bermula dari Balai Konsultasi Psikologi didirikan pada
tahun 1989 sebagai salah satu unit kerja pada Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata. Adapun tujuan
didirikan LPT ini adalah sebagai wahana pelayanan jasa psikologi kepada masyarakat, pengembangan
psikologi terapan dan praktek calon psikolog. Guna mendukung lembaga tersebut dalam mencapai
tujuannya maka disusun pembagian bidang layanan sebagai berikut :

a. Klinik Psikologi
Merupakan bidang layanan psikologis dalam bentuk konsultasi dan pemeriksaan psikologis (tes
psikologis). Masalah psikologis yang dapat ditangani meliputi :

 Perkembangan anak dan remaja


 Keluarga/ perkawinan
 Masalah sosial dan masalah kerja
 Pemeriksaan psikologis

b. Seminar dan Pelatihan


Bidang ini merupakan bidang layanan psikologis yang menyangkut pelatihan, seminar dan melayani
kebutuhan masyarakat organisasi dalam bidang pengetahuan atau ketrampilan psikologis praktis,
meliputi :

 Dunia Industri
 Pendidikan
 Keluarga
 Kepribadian
 Sosial

c. Pengembangan dan Penelitian


Sebagai wahana pengembangan psikologi terapan maka bidang ini merngembangkan alat ukur
psikologis dan melayani jasa penelitian psikologis, meliputi:

 Organisasi/ perusahaan/ industri dalam bentuk survey kepuasan kerja,


analisis jabatan dan lain-lain
 Pendidikan : kesukaran belajar, efektivitas seleksi
 Sosial : kemandirian, keeratan anggota kelompok dan lain-lain

Pengelola

Lembaga Psikologi Terapan Soegijapranata ditangani oleh psikologi terapan dan juga peneliti yang
tergabung dalam Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata

Waktu Layanan

1. Senin s.d Jumat   Pagi   : 08.00 – 14.00

                            Sore : 16.00 – 18.00

2. Hari Libur Tutup (insidental sesuai dengan perjanjian)


Cara Memperoleh Jasa LPT - Hubungi LPT Soegijapranata Jl. Imam Bonjol 186 A Telp. 024 3543566
Semarang Atau Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Dhuwur
Semarang. Telp. 024   8316142 – 8441555 (hunting)

<< kembali

4. Pusat Pelayanan Gangguan Perkembangan Anak  (P2GPA)   


“Renanning Siwi”
P2GPA adalah lembaga pelayanan bagi anak yang mengalami hambatan/ gangguan di dalam
perkembangannya. Bentuk pelayanan yang diberikan meliputi pemeriksaan terpadu untuk menentukan
diagnosis, konsultasi pemecahan masalah serta upaya pengembangan potensi anak.

P2GPA didirikan oleh Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata di dukung oleh Fakultas Psikologi
Universitas Gent Belgia. Di dalam prakteknya, lembaga ini melakukan pelayanan kepada masyarakat
umum tanpa memandang lapisan maupun golongan

Layanan

P2GPA Renanning Siwi dapat memberikan pelayanan pada anak yang mengalami salah satu atau
beberapa gejala seperti : kesulitan belajar, sukar konsentrasi, sulit bergaul, sukar baca/ tulis, hiperaktif,
gagap, agresif, cemas/ geliasah, kurang terampil/ cekatan, sulit diatur, terlambat bicara.

Konsultan

Konsultan P2GPA adalah tim yang terdiri dari dokter dan psikolog

<< kembali

5. Center of Giftedness
Center of Giftedness didirikan pada tahun 2002 oleh Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata didukung
oleh Center for Study of Giftedness Universitas Nijmegen, Belanda.

Pusat layanan ini memberikan layanan kepada anak-anak berbakat, antara lain berupa: identifikasi
keberbakatan, pemeriksaan psikologis, konseling bagi orang tua dan guru, pengembangan potensi,
pelatihan, enrichment program, seminar dan lain-lain.

Center for Giftedness beralamat di Jl. Imam Bonjol 186A, Semarang Telp. (024_ 3580055, Fax (024)
8354566. Layaran diberikan setiap hari Senin s.d Jumat pukul 09.00 – 16.00 WIB.

6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Psikologi Kesehatan


Latar Belakang

Psikologi Kesehatan diakui oleh APA (American psychological Association) pada tahun 1978.
Keberadaan subdisiplin ini menunjukkan berkembangannya minat para ahli psikologi pada bidang
kesehatan, khususnya hubungan kesehatan dengan tingkah laku manusia.
Pada tahun 1991 Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang bekerjasama dengan beberapa
ahli mengorganisir seminar sehari tentang Kesehatan dan Psikologi. Berdasarkan hasil seminar sehari
tersebut Unika memutuskan untuk memperdalam dan mengembangkan Psikologi Kesehatan. Psikologi
Kesehatan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan Psikologi bagi mahasiswa strata satu (S-1).

Pada tahun 1993 resmi didirikan Unit Psikologi Kesehatan sebagai bagian dari Fakultas Psikologi.
Keberadaan unit ini membuka peluang untuk penelitian, pendidikan dan pelayanan masyarakat dalam
bidang psikologi berkaitan dengan kesehatan.

Pada tahun 1996, berdasarkan pertimbangan bahwa psikologi kesehatan merupakan suatu kajian
psikologi secara terpadu terhadap kesehatan, bukan merupakan bagian terpisah dari bagian-bagian
psikologi, maka Unit Psikologi Kesehatan diganti menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Psikologi
Kesehatan.

Tujuan

 Mempromosikan dan mengembangkan psikologi kesehatan sebagai bidang


kajian ilmiah psikologi.
 Ikuti mengembangkan kesehatan masyarakat melalui promosi kesehatan dan
pengembangan tingkah laku sehat.
 Mempelajari hubungan antara kesehatan atau penyakit dan tingkah laku,
khususnya untuk masalah-masalah kesehatan yang relevan di Jawa Tengah.
 Mempromosikan kerjasama dengan disiplin lain yang berkaitan dengan
kesehatan.

Kegiatan

Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) psikologi kesehatan mencakup 3 (tiga)
bidang yang sesuai dengan tugas sebuah universitas, yaitu pengembangan akademis, penelitian dan
pengabdian masyarakat.

Pengembangan Akademis

 Mengembangkan mata kuliah : Psikologi Kesehatan, Psikologi Kesehatan


Terapan, Pendidikan Seksualitas
 Seminar dan Diskusi Ilmiah
 Bimbingan penulisan ilmiah bagi mahasiswa
 Pelayanan jasa perpustakaan

Penelitian

Penelitian-penelitian yang sudah dan sedang dilakukan oleh Puslitbang Psikologi Kesehatan mencakup
topik-topik sebagai berikut :

 Pengetahuan, sikap, self efficacy, dan perilaku yang berkaitan dengan HIV/ AIDS
 Perilaku merokok
 Perilaku kesehatan remaja
 Perilaku makan remaja (Konsumsi Narkoba/ NAZA)
 Seksualitas remaja
 Stres anak di rumah sakit
Pengabdian Masyarakat

 Promosi anti merokok


 Pemasyarakatan masalah narkoba/ NAZA, seksualitas dan kesehatan reproduksi
HIV/ AIDS

Kerjasama

Puslitbang Psikologi Kesehatan sebagai lembaga maupun para anggotanya sebagai pribadi terlibat
dalam kerjasama dan networking dengan beberapa pihak :

 Jaringan Epidemiologi Nasional (JEN)


 APNET (Asia-Pasific Network of Health Social Sciences)
 Asosiasi ilmu-ilmi Sosial Kesehatan Indonesia (AISKI)
 Lembaga-lembaga Swadawa Masyarakat maupun pemerintah yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi dan HIV/ AIDS maupun kesehatan pada
umumnya.

<< kembali

lmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia [1]. Segi-
segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya[2].

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan


berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang
bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika
membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit.
Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya
matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi
perawat.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Etimologi
 2 Syarat-syarat ilmu
 3 Pemodelan, teori, dan hukum
 4 Matematika dan metode ilmiah
 5 Bidang-bidang keilmuan
o 5.1 Ilmu alam
o 5.2 Ilmu sosial
o 5.3 Ilmu terapan
 6 Tema terkait
 7 Lihat pula
 8 Referensi
 9 Pranala luar
o 9.1 Sumberdaya

[sunting] Etimologi
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm"[3] yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam
kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan
ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.

[sunting] Syarat-syarat ilmu


Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang
mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut
sebagai ilmu[4]. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu
alam yang telah ada lebih dahulu.

1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji
objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan
karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau
subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah
harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari
kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

[sunting] Pemodelan, teori, dan hukum


Artikel utama: metode ilmiah

Istilah "model", "hipotesis", "teori", dan "hukum" mengandung arti yang berbeda dalam
keilmuan dari pemahaman umum. Para ilmuwan menggunakan istilah model untuk menjelaskan
sesuatu, secara khusus yang bisa digunakan untuk membuat dugaan yang bisa diuji oleh
percobaan/eksperimen atau pengamatan. Suatu hipotesis adalah dugaan-dugaan yang belum
didukung atau dibuktikan oleh percobaan, dan Hukum fisika atau hukum alam adalah generalisasi
ilmiah berdasarkan pengamatan empiris.

[sunting] Matematika dan metode ilmiah


Matematika sangat penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang dimainkannya dalam
mengekspresikan model ilmiah. Mengamati dan mengumpulkan hasil-hasil pengukuran,
sebagaimana membuat hipotesis dan dugaan, pasti membutuhkan model dan eksploitasi
matematis. Cabang matematika yang sering dipakai dalam keilmuan di antaranya kalkulus dan
statistika, meskipun sebenarnya semua cabang matematika mempunyai penerapannya, bahkan
bidang "murni" seperti teori bilangan dan topologi.

Beberapa orang pemikir memandang matematikawan sebagai ilmuwan, dengan anggapan bahwa
pembuktian-pembuktian matematis setara dengan percobaan. Sebagian yang lainnya tidak
menganggap matematika sebagai ilmu, sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada teori
dan hipotesisnya. Namun, dibalik kedua anggapan itu, kenyataan pentingnya matematika sebagai
alat yang sangat berguna untuk menggambarkan/menjelaskan alam semesta telah menjadi isu
utama bagi filsafat matematika.

Lihat Eugene Wigner, The Unreasonable Effectiveness of Mathematics.

Richard Feynman berkata, "Matematika itu tidak nyata, tapi terasa nyata. Di manakah tempatnya
berada?", sedangkan Bertrand Russell sangat senang mendefinisikan matematika sebagai "subjek
yang kita tidak pernah tahu apa yang sedang kita bicarakan, dan kita tidak tahu pula
kebenarannya." -->

You might also like